Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MAKANAN KHUSUS
HIDANGAN UNTUK KESEMPATAN KHUSUS
ACARA ADAT ISTIADAT
PERTEMUAN 3 DAN 4
KELAS XII JB2

OLEH:
SUWANDI, S.Pd
5173442011

PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 10 Medan


Mata Pelajaran : Hidangan Untuk Kesempatan Khusus dan Fusion Food
Program Keahlian : Tata Boga
Kompetensi Keahlian : Jasa Boga
Kelas/Semester/TP : XII/ Ganjil / 2017-2018
Materi Pokok : Hidangan Untuk Kesempatan Khusus Untuk Acara
Adat Istiadat
Alokasi Waktu : Pertemuan ke 3x 6 JP (@40 Menit)
Pertemuan ke 4 x 2 JP
A. Kompetensi Inti (KI)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
5. Kompetensi Dasar
3.3. Mendeskripsikan hidangan pada kesempatan khusus acara adat istiadat
3.3.4 Menguraikan alat hidangan kesempatan khusus adat istiadat
3.3.5 Menguraikan bahan hidangan kesempatan khusus adat istiadat
3.3.6 Mendeskripsikan cara membuat hidangan kesempatan khusus acara adat
istiadat
3.3.7 Mendeskripsikan cara menyajikan hidangan kesempatan khusus acara adat
istiadat
4.3. Membuat hidangan kesempatan khusus untuk acara adat istiadat
4.3.1 Membuat hidangan kesempatan khusus untuk acara adat istiadat berupa nasi
tumpeng lengkap
Melalui mengamati, mengumpulkan data, berdiskusi dan Tanya jawab peserta didik
mampu:
 Menguraikan alat dan bahan hidangan kesempatan khusus acara adat istiadat
berupa tumpeng
 Menguraikan bahan hidangan kesempatan khusus acara adat istiadat berupa
tumpeng
B. MATERI PEMBELAJARAN

1. Alat hidangan kesempatan khusus tumpeng


2. Bahan hidangan kesempatan khusus tumpeng

C. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE

pertemuan 3 dan 4
Pendekatan : Saintific Learning
Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah,diskusi dan tanya jawab

D. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Media :
 Gambar/ Foto
 power point
 video
2. Alat/Bahan :
a. Spidol
b. Papan Tulis
c. infokus
d. laptop
3. Sumber bahan ajar :
 Yitnaningsih, Tri.2011. PENGOLAHAN ANEKA HIDANGAN UNTUK
KESEMPATAN KHUSUS. Semarang: Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5.

 Miharti, Tantri. 2013. HIDANGAN UNTUK KESEMPATAN KHUSUS DAN


FUSSION FOOD 1.Jakarta:Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke 1 ( 6 jam x @40 menit )
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahul Orientasi 30 menit
uan  Guru mengucapkan salam pada
peserta didik.
 Guru meminta pada peserta didik
untuk mengecek kebersihan kelas.
 Guru meminta salah satu dari peserta
didik untuk memimpin doa sesuai
dengan agama dan keyakinan
masing-masing.
 Guru mengabsen kehadiran peserta
didik.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
 Guru menanyakan sekilas materi
pembelajaran sebelumnya yaitu
tentang pengertian, fungsi dan jenis
jenis acara khusus adat istiadat
 Guru menanyakan secara singkat
tentang pengetahuan peserta didik
secara umum tentang tumpeng
sebagai gambaran materi yang akan
dipelajari

Motivasi
 Memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk membangkitkan
minat belajar peserta didik
Pemberian Acuan
 Guru menjelaskan secara singkat
tentang pelajaran yang akan
dipelajari tentang pengertian, fungsi
hidangan kesempatan khusus acara
adat istiadat
 Membagi peserta didik
berkelompok, 1 kelompok
beranggotakan 8 orang
Kegiatan Member Mengamati 15 menit
Inti i  Guru meminta peserta didik untuk
rangsan melihat tayangan video/gambar
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
gan video tumpeng ( sejarah )

Identifik Menanya/menyusun hipotesis 15 menit


asi  Peserta didik bertanya mengenai
masalah media yang mereka amati
(mengenai tumpeng)

Pengum Mengumpulkan informasi 45 menit


pulan  Secara berkelompok
data peserta didik diminta
mengumpulkan informasi mengenai
Tumpeng (Peserta didik dinilai
kemampuan dan keterampilan
aktivitas dalam kelompok berdiskusi
dengan menggunakan lembar
observasi.)

Pembukt Menganalisis data/mengasosiasi 45 menit


ian  Peserta didik menganalisis hasil
bacaan dan merangkum kedalam
laporan
 Peserta didik menyimpulkan makna
tumpeng dan alat pembuatan
tumpeng

Menari 70 menit
k Mengomunikasikan
kesimpul  Semua ketua kelompok mengambil
an nomor presentase tampil.
 Guru memanggil satu kelompok
untuk mempresentasekan hasil
diskusi dengan cara mengambil
undian nomor
 kelompok yang lainnya
memperhatikan dan mencatat hasil
diskusi.
 Kelompok presentase memberikan
pertanyaan apakah jawaban yang
ditemukan memiliki kesamaan atau
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
ada jawaban yang lain sehingga
dapat didiskusikan bersama
 Kelompok yang lain mengangkat
tangan dan mengemukakan
jawaban menurut pendapat
kelompoknya.
 Jika tidak ada kelompok yang
presentase menutup presentasenya
kemudian dilanjutkan dengan
pengundian nomor presentase
(Guru menilai kemampuan peserta
didik mengolah
informasi/pengetahuan.)
Penutup  Guru bersama dengan peserta 20 menit
didik merangkumkan materi yg
baru saja dipelajari
 Guru memberikan penguatan,
koreksi dan refleksi.
 Peserta didik diarahkan kepada
tindak lanjut pembelajaran.
 Guru memberi informasi megenai
materi selanjutnya yaitu bahan –
bahan tumpeng
 Peserta didik menutup pelajaran
dengan berdoa dan mengucap
salam
Jumlah 240 Menit
Pertemuan 2 2 JP @ 40 menit
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahul Orientasi 10 menit
uan  Guru mengucapkan salam pada
peserta didik.
 Guru meminta pada peserta didik
untuk mengecek kebersihan kelas.
 Guru meminta salah satu dari peserta
didik untuk memimpin doa sesuai
dengan agama dan keyakinan
masing-masing.
 Guru mengabsen kehadiran peserta
didik.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi
 Merefleksikan pembelajaran dengan
cara mengingatkan materi sebelumnya
yaitu makna tumpeng dan alat alat
pembuatan tumpeng

Motivasi
 Memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk membangkitkan
minat belajar peserta didik
Pemberian Acuan
 Guru meminta peserta didik tentang
pelajaran yang akan dipelajari

Kegiatan Member Mengamati 5 menit


Inti i  Peserta didik mengamati video
rangsan gambar tayangan acuan dari guru
gan tentang bahan - bahan tumpeng dan
penyajiannya

Identifik 5 menit
Menanya/menyusun hipotesis
asi
 Peserta didik bertanya mengenai
masalah
media yang mereka amati
(mengenai bahan bahan
tumpengdan penyajiannya)
Pengum 20 menit
pulan
Mengumpulkan informasi
data
 Secara berkelompok peserta didik
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
diminta mengumpulkan informasi
mengenai jenis – jenis tumpeng
(Peserta didik dinilai
kemampuan dan keterampilan
aktivitas dalam kelompok berdiskusi
dengan menggunakan lembar
observasi.)

Pembukt Menganalisis data/mengasosiasi 10 menit


ian  Peserta didik menganalisis hasil
bacaan dan merangkum kedalam
laporan
 Peserta didik menyimpulkan jenis
jenis acara tumpeng dan
penyajiannya

Menari Mengomunikasikan 20 menit


k  Semua ketua kelompok mengambil
kesimpul nomor presentase tampil.
an  Guru memanggil satu kelompok
untuk mempresentasekan hasil
diskusi dengan cara mengambil
undian nomor
 kelompok yang lainnya
memperhatikan dan mencatat hasil
diskusi.
 Kelompok presentase memberikan
pertanyaan apakah jawaban yang
ditemukan memiliki kesamaan atau
ada jawaban yang lain sehingga
dapat didiskusikan bersama
 Kelompok yang lain mengangkat
tangan dan mengemukakan
jawaban menurut pendapat
kelompoknya.
 Jika tidak ada kelompok yang
presentase menutup presentasenya
kemudian dilanjutkan dengan
pengundian nomor presentase
 Guru memberikan penguatan,
Langkah Sintak Deskripsi Pembelajaran Alokasi Waktu
koreksi dan refleksi hasil diskusi
(Guru menilai kemampuan peserta didik
mengolah informasi/pengetahuan.)
Penutup  Guru bersama dengan peserta didik 10 menit
merangkumkan materi yg baru saja
dipelajari
 Peserta didik diarahkan kepada
tindak lanjut pembelajaran.
 Guru memberi informasi megenai
materi selanjutnya yaitu nasi
daharan
 Peserta didik menutup pelajaran
dengan berdoa dan mengucap salam
80 Menit

F. PENILAIAN
1. Penilaian Pengetahuan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Jenis
Indikator Soal
Kompetensi soal
3.1. Mendeskripsikan 3.3.4 Menguraikan alat Peserta didik dapat: Pilihan
hidangan pada hidangan 1. 1.Menguraikan ganda
kesempatan kesempatan makna tumpeng dan
khusus khusus adat alat pembuatan
istiadat tumpeng
3.3.5 Menguraikan 2. Menguraikan bahan
bahan hidangan pembuatan tumpeng
kesempatan
khusus adat
istiadat
SOAL PILIHAN GANDA TES FORMATIF

NAMA SISWA :
KD/ MATERI POKOK :
KELAS
Post Test
1. Nasi yang dibentuk kerucut dan disajikan bersama lauk pauknya disebut...
A. Nasi Daharan
B. Nasi Nasi Brokohan
C. Nasi Tumpeng
D. Nasi Liwet
E. Nasi rames
2. Tumpeng biasanya disajikan dalam sebuah alat saji dari anyaman bambu yang disebut...
A. Kukusan
B. Bakul
C. Caping
D. Tampah
E. Keranjang
3. Dalam sajian tumpeng lauk pauk menyimbolkan...
A. Diri sendiri
B. Alam
C. Jiwa
D. Raga
E. Roh
4. Ditinjau dari bentuk tumpeng menyimbolkan...
A. Bukit
B. Gunung
C. Kayangang
D. Langit
E. Bumi
5. Nasi yang menjulang keatas merupakan harapan untuk...
A. Kehidupan yang cerah
B. Kehidupan yang selalu meningkat
C. Kehidupan yang damai
D. Kehidupan yang tentram
E. Kehidupan yang selalu bahagia
6. Dalam Konteks agama islam tumpeng menggambarkan...
A. Keberkahan
B. Kesucian
C. kezuhudan
D. kemuliaan
E. ketauhidan
7. Kesatuan butir butir nasi juga diartikan sebagai kesatuan kehendak masyarakat untuk
memohon keselamatan pada Tuhan. Konsep inilah yang melahirkan istilah...
A. Brokohan
B. Kenduri
C. Midodareni
D. Slametan
E. Sesajen
8. Kelapa parut yang dibumbui dan dikukus lalu dimakan bersama sayuran yang disajikan
dalam sajian tumpeng disebut dengan bumbu...
A. srundeng
B. Megono
C. Unti
D. Seruit
E. Anyang
9. Gunung yang dianggap dalam masa hindu budha sebagai tempat bersemayam dewa
adalah...
A. Gunung Bromo
B. Gunung merapi
C. Gunung Lawu
D. Gunung Semeru
E. Gunung Mahameru
10. Olahan kacang kacangan yang sering disajikan mengkuti tumpeng adalah....
A. Tempe mendoan
B. Tahu isi
C. Tempe bacem
D. Oncom
E. Gandasturi

Kunci jawaban

1.c 2.d 3.b 4.b 5.b 6.e 7.d 8.b 9.e 10.c
NILAI PENGETAHUAN SISWA
No.
NILAI
1. Nama
1 1 2 3 4
1 Absah Aripka Br
Sembiring
2 Agum Nurhidayat
3 Agusti Putri SyalSyabillah
4 Andhinta Nadhillah
5 Annisa Nurdiana
6 Cyndy Sabila Siregar
7 Dhea Anggy Carerina
Napitupulu
8 Ditya Tazali
9 Dyan Ramadhan
10 Empin Donta Tarigan
11 Fanny Novriani Siregar
12 Glorya Rosmaida
Hutauruk
13 Inne Meutia Harun
Afriando
14 Kholillah Holik Pulungan
15 M Rizky Pahlevi Nasution
16 Mega Dwi Cahya
17 Muhammad Ibrahim
18 Nadia Puspa Aprilla
19 Namira Melati Puti
Nasution
20 Nur Laila Hasana Lubis
21 Putri Adelia
22 Raysa Aurora
23 Rina Putri
24 Ruth Chiara Angelika
Siregar
25 Scindy Febiola
26 Siti Hutami Mega Septia
27 Tarisya Syafitriana
28 Thania Nabilla Yudar
29 Verentino Baskita P
30 Wahyuni
31 Winna Meilina Lintang
32 Zerry Syahfitri
Penghitungan nilai menggunakan rumus :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍𝑺𝒌𝒐𝒓𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝒙 𝟒 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊𝑺𝒌𝒐𝒓𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

Interval skor, predikat dan nilai kompetensi afektif


Interval Skor Predikat Keterangan
3,51  x  4,00 A Sangat Baik
2,51  x  3,50 B Baik
1,51  x  2,50 C Cukup
1,00  x  1,50 D Kurang

PENILAIAN LEMBAR PESERTA DIDIK

Kompetensi :
Tanggal :
Kelas :
Nama Anggota :1…………………..
2………………….
3………………….
4………………….
5………………….
NO DISKRIPSI SKOR
ASPEK
1 2 3 4
1 Aktifitas 
Peserta didik sangat aktif mengikuti
presentasi
 Peserta didik aktif mengikuti presentasi
 Peserta didik cukup aktif mengikuti
presentasi
 Peserta didik kurang aktif mengikuti
prensetase
2 Kerjasama  Peserta didik sangat bisa bekerja sama
 Peserta didik bisa bekerja sama
 Peserta didik cukup bisa bekerja sama
 Peserta didik kurang bisa bekerja sama
3 Kebenaran  Materi presentasi yang disampaikan
materi sangat benar
 Materi presentasi yang disampaikan
benar
 Materi presentasi yang dilakukan cukup
 Materi presentasi yang disampaikan
kurang benar
4 Penyajian  Presentasi kelompok yang dilakukan
Presentasi sangat baik
 Presentasi kelompok yang dilakukan baik
 Presentasi yang dilakukan cukup baik
 Presentasi yang dilakukan kurang baik.

Medan, September 2017


Mengetahui
Guru Pamong Mahasiswa PPG

Dra. Nurpida Marlinang Limbong Suwandi,S.Pd


NIP. 19670905 199403 2 007 5173442011
Lampiran Materi
A. Tumpeng
Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut; karena
itu disebut pula 'nasi tumpeng'. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning,
meskipun kerap juga digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas
Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau
perayaan suatu kejadian penting. Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah bundar
tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang. Bahkan sekarang ini tumpeng
dibuat berwarna warni seperti oranye, merah, hijau dan lain lain. Pewarnaan ini sebenarnya
dapat merubah makna dan arti yang terkandung dalam tumpeng. Dahulu tumpeng dibuat
dengan alat berbentuk kerucut yang dibuat dari anyaman bambu yang disebut “kukusan”,
tetapi sekarang ini telah ada cetakan yang terbuat dari logam untuk memudahkan membentuk
tumpeng. Disekeliling tumpeng diberi aneka macam lauk pauk yang jenisnya tergantung dari
jenis nama tumpengnya.
Tumpeng beserta lauk pauknya merupakan satu kesatuan yang mempunyai arti
mendalam. Tumpeng merupakan simbol ekosistem kehidupan alam. Tumpeng berbentuk
kerucut mengandung harapan agar kualitas kehidupan selalu meningkat. Kerucut
melambangkan gunungan, sifat awal dan akhir, yang melambangkan sifat alam manusia,
yakni berawal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan pula. Kerucut nasi yang
menjulang dapat juga melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam dan
isinya. Sedangkan lauk pauk merupakan simbol dari alam ini.
Selain bentuknya mengandung makna khusus, tumpeng beserta kelengkapannya
merupakan sarana dari manusia untuk memohon perlindungan, keselamatan, kesejahteraan,
maupun menyampaikan maksud kepada lingkungannya. Harapan atau keinginan pemangku
hajat disampaikan atau diungkapkan dengan simbol – simbol yang terdapat pada tumpeng
dan kelengkapannya. Setiap hajat atau upacara tertentu menggunakan tumpeng dan
kelengkapan yang berbeda disesuaikan dengan tujuan atau harapan yang hendak dicapai
pemangku hajat. Kelengkapan tumpeng sangat bervariasi. Kelengkapan tumpeng dapat
berupa bahan pangan dan makanan seperti sayuran ( segar atau diolah ), buah ( muda, ranum
atau diolah ), telur ( ayam atau itik), daging ( ayam, sapi, kambing yang diolah menjadi
berbagai macam masakan ), bijian-bijian dan umbi, aneka macam olahan beras dan ketan (
bubur, jadah ) aneka kudapan, dan lauk pauk.
Selain itu kelengkapan tumpeng dapat juga berupa benda-benda khusus seperti abon-
abon kembang setaman, sirih pinang, bedak dingin, batok bolu, dan kemenyan. Pada
lingkungan masyarakat tertentu ada pula kelengkapan tumpeng yang berupa benda atau barng
sesuai dengan kegiatan pokok masyarakat setempat, seperti alat-alat untuk menangkap ikan (
pancing, jaring, tumbak, jenu atau racun ikan ) pada masyarakat nelayan. Macam – macam
tumpeng dan kelengkapannya beserta makna-makna simbolik yang terkandung didalamnya.
Nasi, seperti halnya tumpeng, juga sering disajikan dalam upacara-upacara lingkungan
masyarakat.
Makna tumpeng dalam kehidupan sudah dituliskan dalam naskah kuno bahwa nsai
diolah dan dibentuk menjadi bermacam-macam hasil olahan maupun bentuk, antara lain
adalah tumpeng. Selain diketahui pula bahwa tumpeng telah disebutkan dalam naskah sastra
ramayana. Dalam naskah berikutnya, yakni naskah sastra arjuna wiwaha dan kidung harsa
wijaya dikemukakan bahwa tumpeng selalu menjadi hidangan dalam berbagai pesta,
demikian pula dalam serat centini disebutkan pula bahwa tumoeng dikenal dalam berbagai
peristiwa makan.
Tumpeng mndapat tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Mempunyai
keperluan penting yang umumnya bersifat ritual. Tradisi menyajikan tumpeng dalam
berbagai acara yang terkait dengan kehidupan manusia antara lain untuk mensyukuri nikmat
Tuhan, memohon perlindungan dan keselamatan, memperingati peristiwa – peristiwa penting
serta untuk menyampaikan keinginan tetentu agar terkabul.
Tumpeng merupakan kependekan dari “Tumapaking panguripan-tumindak lempeng
temuju pangeran”, yang artinya berkiblatlah kepada pemikiran bahwa manusia itu harus
hidup menuju jalan Allah. Masyarakat tradisional mempunyai kepercayaan bahwa ada
kekuatan ghaib di luar diri manusia yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Oleh
karena itu mereka merasa perlu memelihara hubungan dengan kekuatan tersebut agar terjadi
keseimbangan dalam kehidupan mereka. Untuk itu dalam memohon perlindungan,
keselamatan, kesejahteraan dan ridho Tuhan Yang Maha Esa juga terdapat dalam upacara-
upacara dalam rangka menyelaraskan kekuatan ghaib dengan kehidupan manusia. Secara
umumhal tersebut dinamakan dengan selamatan yaitu upaya membina keseimbangan
manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan yang kasat mata maupun yang tidak kasat
mata atau ghaib. Selamatan sering dilakukan dengan cara kenduri, pemangku hajat
menyatakan keinginannya secara terbuka, dilanjutkan dengan berdoa untuk memohon rahmat
Tuhan Yang Maha Esa atau ditutup dengan ungkapan rasa syukur atas karunia tuhan selama
ini.
Kenduri yang didalamnya mengandung harapan untuk memperoleh keselamatan selalu
menghidangkan tumpeng yang dikelilingi lauk pauk beraneka macam jenisnya dan
kelengkapan lain sesuai dengan hajat yang bersangkutan. Lauk pauk dan kelengkapan yang
menyertai tumpeng selalu dipilih dari bahan-bahan yang berkaitan dengan upaya
mengusahakan keselamatan sipemangku hajat.
Penempatan tumpeng dan lauk pauknya menyimbolkan gunung dan tanah yang subur
disekeliling gunung. Nasi tumpeng yang berbentuk kerucut dikaitkan dengan gunung, yang
berarti tempat yang memiliki nilai sakral oleh masyarakat. Karena kaitan yang erat dengan
langit dan surga. Nasi yang menjulang keatas ini merupakan harapan agar kehidupan kita
meningkat. Sementara tanah disekeliling gunung disimbolkan dengan lauk pauk yang
bervariasi menjadikan kesejahteraan yang hakiki
Bentuk kerucut tumpeng merupakan cerminan kepercayaan masyarakat lama masa
hindu-budha yang menganggap gunung mahameru sebagai tempat suci dan keramat karena
disana bersemayam para dewa dan arwah nenek moyangnya. Bentuk kerucut pada tumpeng
merupakan simbol kesucian dan kekeramatan sebagai sarana keberhasilan permohonan
mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tumpeng yang tinggi dan runcing melambangkan
pula hubungan antara manusia dengan tuhan, yaitu dengan menempatkan Tuhan pada posisi
puncak kerucut yang membawahi ( menguasai ) seluruh alam yang diwujudkan dengan
badan kerucut yang berakhir dengan lingkaran dasar kerucut yang berisi nasi yang
dipadatkan. Kesatuan butir butir nasi juga diartikan sebagai kesatuan kehendak masyarakat
untuk memohon keselamatan pada Tuhan. Konsep inilah yang melahirkan istilah “Slametan”
Selain itu berkembang pula pendapat bahwa bentuk kerucut melambangkan tingkat
kesulitan manusia dalam mencapai kesempurnaan, yaitu makin tinggi kesempurnaan makin
sedikt orang yang mampu dan memenuhi persyaratan. Dalam konteks agama islam, tumpeng
menggambarkan ketauhidan. Tumpeng dibuat lancip menjulang, artinya mengarah keatas,
kearah Tuhan. Selain itu tumpeng juga bermakna sedekah kepada sesama.
Tumpeng mempunyai makna kebersamaan hal ini terbukti bahwa orang menyajikan
tupeng jika ada suatu upacara atau acara yang disertai makan bersama. Makan bersama untuk
memohon keselamatan dapat dilakukan dalam berbagai keperluan, seperti :
a. Menyongsong kehidupan, misalnya : ebor-ebor, janganan, punaran, tumpangan,
tingkeban, bulus angrem, dan procotan
b. Menyambut berbagai peristiwa kehidupan misalnya : brokohan, sepasaran, puputan,
selapanan, tedhak siten, sunatan, tetesan, pangur, tindhik, tarapan, siraman,
midodareni, akad nikah, dan daup
c. Memperingati meninggalnya orang yang telah meninggal dunia, misalnya : sur tanah,
nelung dina, mitung dina, matang puluh dina, nyatus dina, mendhak sepisan, mendhak
pindo, nyewu, dan kol-kolan
d. Memulai kegiatan bersama, misalnya : bersih desa, nyadran, tandhur, labuh,
ngalangi/nangkap ikan, dan nggarap siti
e. Mengadakan kegiatan tertentu, misalnya sedekah raja/ hajat dalam, siraman pusaka,
mendirikan rumah, menggali sumur, boyongan, memuliakan para nabi dan wali.
Muludan, serta keperluan pribadi yang lainnya.
Pada acara kenduri/slamatan selalu dihidangkan tumpeng dengan kelengkapannya
yang dapat menciptakan nuansa tersendiri pada masing masing acara. Dalam acara ritual
selalu dilakukan pemotongan tumpeng oleh tokoh dalam pertemuan/selamatan/kenduri,
dan pemotongan selalu dilakukan dibagian atas tumpeng. Hal ini mempunyai makna agar
maksud pemangku hajat akan tercapai dengan hasil yang paling baik yang dilambangkan
dengan bagian paling atas. Potongan tumpeng biasanya diberikan pada seseorang yang
dianggap paling istimewa atau dihormati sebagai ungkapan rasa hormat dan sayang.
Namun memotong tumpeng dapat mempunyai konotasi negatif. Memotong tumpeng
dapat diartikan memotong hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena itu, agar tidak
bermakna negatif, memotong tumpeng diganti dengan mengepung tumpeng yang berarti
bersama-sama mengambil sebagian dari tumpeng itu untuk dinikmati bersama.
Sebaiknya, mengambil bagian tumpeng dilakukan dengan lengkap dari tumpeng hingga
seluruh pelengkap tumpeng yaitu sayuran dan lauknya. Dengan demikian, seluruh cita
rasa dari tumpeng dapat dirasakan sekaligus.

B. Peralatan Pengolahan Nasi Tumpeng


Peralatan pengolahan nasi tumpeng dapat biasanya terdiri dari peralatan tradisional
dan moderen
Kukusan Bambu
Cetakan Tumpeng

Tampah

C. Bahan pangan dan Makanan sebagai unsur kelengkapan Tumpeng

Tumpeng digunakan untuk mengekspresikan bermacam-macam tujuan, keinginan,


dan harapan sehingga lauk pauk dan kelengkapannya yang digunakan juga sangat
beragam, lauk pauk dan kelengkapan tumpeng dapat dikelompokan menjadi bahan
pangan dan makanan serta bahan yang tidak dimakan.

1. Sayuran
Sayuran yang dipakai pada umumnya adalah sayuran yang dibudidayakan oleh
petani, seperti kacang panjang, taoge, bayam, kangkung, dan kol. Sayuran ini
biasanya dimakan bersama dengan bumbu megono ( kelapa parut yang dikukus
dengan dibungkus daun pisang). Sayuran lain yang biasa digunakan sebagai
masakan adalah daun bawang, seledri, sawi, wortel, dan bunga kol yang bersama
udang dan daging ayam dibuat untuk capcai. Kapri digunakan sebagai pelengkap
sambal goreng daging
2. Buah
Buah-buahan yang biasa digunakan adalah buah muda sebagai rujakan maupun
buah yang ranum. Buah buahna digunakan sebagai kelengkapan jajan pasar. Buah
muda digunakan untuk rujakan antara lain mentimun, nanas, pepaya, bangkuang,
kedondong, mangga muda, jambu air dan belimbing. Buah ranum yang
digunakan hanya pisang raja dan pisang raja pulut

3. Kacang –kacangan, umbi dan ubi serta lain lain


Kacang-kacangan yang biasa digunakan adalah kacang tanah, kedelai ( hitam dan
kuning), kacang tolo, atau produk olahannya seperti tahu atau tempe. Ubi
biasanya digunakan sebagai kelengkapantumpeng adalah ubi jalar, ubi kayu.
Selain itu juga digunakan empon-empon. Empon-empon adalah rimpang akar
yang biasa digunakan untuk bahan jamu seperti kencur, jahe, kunyit, temu lawak,
temu ireng, temu giring, dan lain-lain

4. Bahan hewani
Bahan asal Hewani berupa telur ayam, telur itik, daging ayam, daging sapi,
daging kambing, serta ikan asin. Telur dimasak sebagai telur rebus, telur pindang,
telur dadar, dan telur ceplok. Daging ayam untuk opor, digoreng dibacem.
Sedangkan daging sapi dimasak sebagai empal, dendeng age, sate, terik semur
dan sambal goreng atau asren. Begitu pula dengan daging kambing untuk sate ,
gule, dan tongseng

5. Lauk pauk
Lauk Pauk yang menyertai menu tumpeng sangat beragam sesuai dengan
tumpeng yang hendak dibuat. Lauk pauk dapat dikelompokkan menjadi lima
macam menurut cara pengolahannya, yaitu :
1 Digoreng Telur dadar, telur ceplok, telur rebus yang
digoreng, empal, ayam goreng, kedelai hitam
goreng, entho – entho, Gebhingan, Perkedel,
Ceriping Kentang. Jerohan Ayam goreng, ikan asin
goreng ( Gereh Pethek ), Asren, Krecek, Krupuk
sambal gepeng
2 Direbus Sayuran Kangkung, Kacang panjang, bayam,
Kubis, taoge), telur ayam, Telur itik
3 Masakan Tanpa Santan : Bakmi, Capcai, Sambal Pencok, Sambal Kering
Tempe, sambal pecel, bubuk kedelai, pecel itik,
jangan menir, semur ( ayam atau daging sapi)
4 Masakan dengan santan/kelapa : jangan kothok, pindang kluwih
Sambal Goreng, pelas, ayung – ayung, bongko,
lemberan ( opor ayam), terik daging, bumbu
megono, bumbu asrep, ingkung.
5 Bahan Segar Lalapan : Kubis, Mentimun, Kemangi, Taoge,
jengkol.
Rujakan : belimbing, Kedondong, jambu,
bengkuang, mentimun, pepaya.
Buah Segar : Pisang raja, Pisang Pulut.

6. Kudapan
Kudapan atau makanan kecil yang digunakan antara lain :
1. Bahan dasar dari beras : Serabi, Apem, Kupat Luar, Kupat Lepet, Kupat Bucu
lima, Jenang Katul, Jenang Abang, Jenang Putih, Jenang Pliringan ( jenang
separuh bagian putih, separuh bagian merah), Jenang baro-baro ( jenang abang
diberi parutan kelapa dan gula jawa yang disisir).
2. Bahan dasar non beras : tape singkong, jadah, jongkong, inthil, kolak, uler-
uleran.
D. Makna Penggunaan Bahan Bahan Pada Tumpeng

1. Ayam
Ayam mewakili hewan darat. Biasanya dalam tumpeng kuning, ayam diolah menjadi
masakan ayam goreng kuning. Dalam tumpeng nasi putih, ayam diolah menjadi ayam
ingkung ( ayam utuh ) yang melambangkan keikhlasan berkurban. Sekarang ayam
dimasak bervariasi sesuai keinginan pemangku hajat. Misalnya ayam goreng bisa
diganti dengan isi, rollade ayam, atau rendang ayam. Dapat juga hanya hati ayam saja
yang digunakan, yakni dengan dibuat sambal goreng hati. Hewan darat yang
digunakan selain ayam adalah sapi, misalnya dibuat sambal goreng kreni.

2. Ikan
Ikan mewakili hewan air. Ikan yang biasa digunakan sebagai lauk untuk
kelengkapan tumpeng adalah ikan lele. Ikan lele melambangkang kerendahan hati
sesuai dengan kebiasaan hidup ikan lele yang selalu berenang didasar sungai/kolam.
Kebiasaan hidup lele juga diharapkan akan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari kita, agar tidak segan segan untuk meniti karier dari bawah. Ikan lele
sering diganti dengan ikan bandeng dengan harapan rejeki selalu bertambah seperti
duri ikan bandeng yang banyak.
3. Ikan Teri
Kadang hewan air hanya diwakili ikan teri dalam bentuk rempeyek atau ikan
pethek yang digoreng dalam balutan tepung. Keduanya melambangkan kerukunan
karena ikan ini selalu bergerombol

4. Telur
Telur biasanya dibuat telur dadar atau telur pindang, sebenarnya telur dalam
tumpeng harus hadir dalam bentuk utuh bersama kulitnya karena kulit telur, putih
telur, dan kuning telur melambangkan tindakan yang harus kita lakukan dalam
kehidupan yakni menyusun rencana dengan baik, bekerja sesuai rencana, dan
mengevaluasi hasilnya.
5. Gudhangan
Gudhangan/Urap Sayuran mewakili tumbuhan darat. Jenis sayuran yang digunakan
tidak boleh sembarangan karena tiap sayuran mengandung perlambang tertentu.
Sayuran yang harus ada antara lain :
a. Kangkung
Kangkung dapat tumbuh didarat dan di air, begitu juga yang diharapkan bahwa
manusia harus sanggup hidup dalam kondisi apa saja

b. Bayam
Bayam melambangkan kehidupan yang ayem tentrem ( Aman dan Damai )

c. Taoge
Dalam sayuran kecil ini terkandung makna kreatifitas yang tinggi. Hanya
seseorang yang memiliki kreatifitas yang tinggi yang dapat berhasil dalam
hidupnya. Taoge juga melambangkan kesuburan dan kemudahan hidup.
d. Kacang Panjang
Dalam tumpeng kacang panjang harus hadir utuh , tidak dipotong. Maknanya agar
manusia selalu berpikir panjang sebelum bertindak. Kacang panjang juga
mengandung harapan agar diberi umur panjang. Kacang Panjang utuh umunya
tidak dibuat sebagai hidangan, namun sebagai hiasan yang mengelilingi tumpeng
atau ditempelkan pada badan tumpeng.

e. Kluwih
Kluwih biasanya dibuat lodeh. Harapannya agar rejeki selalu berlebih atau luwih.
Klueih juga melambangkan kepandaian yaitu agar bisa selalu unggul dibanding
orang lain dimanapun kita berada

6.Lain- lain
Lauk pauk lain yang digunakan dalam tumpeng antara lain perkedel, Tahu, dan
tempe bacem, serta sambal kering ( kering tempe, kering kentang, atau kering
dendeng).

Unsur Kelengkapan Tumpeng Bukan Makanan


Unsur kelengkapan tumpeng bukan bahan pangan atau makanan dapat berupa :
1. Bunga-bungaan
Bunga bungaan pelengkap tumpeng dikenal dengan kembang setaman dan kembang
sunduk. Kembang setaman terdiri dari bunga mawar, bunga melati, kenanga, dan
kantil. Kembang setaman biasanya dimasukkan dalam wadah yang berisi air.
Kembang sunduk juga terdiri dari bermacam-macam bunga seperti kembang
setaman, yaitu bunga mawar. Kenanga kantil dan melati. Bedanya kembang sunduk
dibungkus daun pisang (tempelangan) yang diatasnya ditusuk dengan lidi, ujungnya
dipasang makanan bewarna merah jambu ( kelak keling )

2. Abon – Abon
Abon- abon adalah kelompok barang-barang kecil seperti cermin, benang. Abon-
abon digunakan sebagai pelengkap sebagai pelengkap tumpeng ropoh.

3. Sirih
Sirih terdiri dari daun sirih, gambir, kapur sirih, dan susur (tembakau). Gantal adalah
daun sirih yang digulung dan didalamnya diberi tembakau.

4. Bathok Bolu
Bathok tempurung kelapa berukuran 10 cm berbentuk bulat yang diberi 3 lubang
5.Panjang Lang
Panjang lang adalah wadah dan rangkaian daun kelapa muda/ janur untuk membawa
makanan atau sesaji
6.Daun-daunan
Daun-daunan terdiri dari daun pace (mengkudu), turi, pare, dan pulutan

7. Alat untuk menangkap ikan


Seperti gebuk, kail, jala, dan tombak

8. Kembang Boreh
Ramuan dari umbi-umbian seperti kunyit, bengle, serai, kemuning, pandan wangi,
dan atal

Anda mungkin juga menyukai