Pengaruh Media Tanam Dan Frekuensi Pemberian Ab-Mix
Pengaruh Media Tanam Dan Frekuensi Pemberian Ab-Mix
Oleh:
Euis Nurhalimah
NIM A1L012076
1
USULAN PENELITIAN
Oleh:
Euis Nurhalimah
NIM A1L012076
2
USULAN PENELITIAN
Oleh:
Euis Nurhalimah
NIM A1L012076
Mengetahui:
Wakil Dekan Bidang Akademik,
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang buncis merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan
yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat dalam
berbagai macam penyakit. Gum dan pektin yang terkandung dapat menurunkan
kadar gula darah, sedangkan lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar
dan kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat berguna untuk
(Cahyono, B., 2007). Zat-zat gizi yang terdapat di dalam buncis dalam 100 g
Secara umum terdapat dua tipe buncis, yaitu tipe merambat (climbing
bean/pole) dan tipe tidak merambat atau dikenal dengan tipe tegak (dwarf bean).
4
Oleh karena itu, buncis memiliki beberapa nama dalam Bahasa Inggris,
seperti “bean”, “snap bean”, “reen bean”, “kidney bean”, “haricot bean”, dan
masyarakat Indonesia adalah buncis. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Indonesia, terutama sayuran buncis yang berorientasi ekspor dan sekitar 95%
dihasilkan dari lahan kering dataran tinggi (Nainggolan, 2001). Produksi sayuran
buncis tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat sebesar 45.643 ton/tahun
(Bangun dkk., 2001). Permintaan ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan
intensifikas. Salah satu cara mengatasi permasalahan luas lahan adalah dengan
5
Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman yang menggunakan media
tumbuh selain tanah, dengan kata lain dapat juga diartikan sebagai budidaya tanpa
tanah (soiless culture) (Untung, 2000). Menurut Resh (1981) dalam Cheriany
dan serangan hama penyakit, kemudahan hal penyiraman, kualitas produk bagus,
Media tanam merupakan salah satu faktor penting dalam lingkungan hidup
tanaman yaitu tempat melekatnya akar tanaman dan juga tempat akar tanaman
tanam yang sesuai, baik media tanam tunggal maupun campuran, sangat
dan unsur hara serta menyangga keseluruhan tanaman. Tanaman yang tumbuh
dalam wadah memiliki ketersediaan air yang kurang dan unsur hara serta
drainase yang terbatas (Dole dan Wilkins, 2005). Menurut Agoes (1994) dalam
Silvina (2008), medium tanaman yang baik adalah yang dapat mendukung
dapat menjadi tempat berpijak tanaman, mampu mengikat air dan unsur hara yang
bagi tanaman, tidak mudah lapuk, mudah didapat dan harganya relatif murah.
digunakan oleh larutan nutrisi yang diberikan, karena hidroponik berbeda dengan
6
penanaman di tanah. Media tanam hidroponik tidak memberikan unsur hara
seperti pada tanah. Oleh karena itu, tanaman harus mendapat hara melalui larutan
mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman sebagai
(Akasiska, 2014). Oleh karena itu, dibutuhkan takaran unsur hara yang tepat agar
Hal diatas menjadi alasan mengapa media dan pemberian pupuk AB-Mix
sangat penting untuk diteliti. Penelitian ini akan mengkaji beberapa media tanam
dan frekuensi pemberian nutrisi AB-Mix yang terbaik untuk tanaman buncis tegak
B. Tujuan Penelitian
1. menentukan media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil
yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil buncis tegak dalam sistem
hidroponik.
7
C. Manfaat Penelitian
hidroponik.
8
II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Pemikiran
satu jenis sayuran yang penting sebagai sumber protein nabati (Suwarno dalam
Minardi, 2002). Salah satu jenis kacang yang sangat digemari oleh masyarakat
adalah kacang buncis, karena rasanya manis, enak, serta merupakan sumber
protein nabati yang penting dan banyak mengandung vitamin (Sunaryo dalam
Minardi, 2002).
tanah seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah (Achmad, 2012). Tanaman pada sistem tanam hidroponik,
digunakan nutrisi AB-Mix. Nutrisi ini adalah pupuk hidroponik lengkap yang
mengadung semua unsur hara makro dan mikro yangdiperlukan tanaman sebagai
rata-rata bobot segar sebesar 137,31 g per tanaman, sedangkan pada tanaman
9
Media tanam dan nutrisi dalam hidroponik sangat berpengaruh terhadap
hidroponik dapat menyerap nutrisi, air, dan oksigen serta dapat mendukung akar
suatu media tergantung dari ukuran partikel, semakin besar luas permukaan
jumlah pori, maka semakin besar pula kemampuan menahan air. Bentuk partikel
media yang tidak beraturan lebih banyak menyerap air dibanding yang berbentuk
bulat rata. Substrat yang berpartikel kecil dengan kemampuan besar menahan air
tidak selaku ideal dijadikan media, tetapi syarat media yang baik juga harus
larutan makin kaya unsur hara, demikian sebaliknya. Tingkat kepekatan larutan
dinyatakan dalam satuan ppm (Part per milion). kepekatan larutan nutrisi untuk
penelitian untuk menentukan unsur hara yang tepat untuk tanaman kacang-
kacangan.
tanam yang kasar dan bentuknya teratur perlu disiram lebih sering dibandingkan
yang bentuknya tidak teratur, porus, atau partikelnya kecil-kecil. Partikel halus,
seperti pasir atau serbuk gergaji cukup 2-3 kali disiram dalam sehari, sedangkan
10
partikel kasar, seperti batu apung diairi satu jam sekali sepanjang hari (lingga,
2009).
Jenis media tanam seperti akar pakis, serbuk gergaji, arang sekam, sabut
media seperti pasir malang, batu bata. Jenis media tanam tersebut memiliki
kemampuan menyerap air dan nutrisi yang tinggi, aerasi optimal, kemampuan
perakaran dibandingkan dengan media pasir malang dan batu batayang terlalu
cepat mengutuskan air, sehingga nutrisi yang diberikan sering terlindi dan media
bahan.....).
Media tanam hidroponik dibagi menjadi dua, yaitu medium organik dan
medium anorganik. Arang sekam dan coco peat merupakan contoh dari media
ralatif murah, tetapi media ini hanya dapat digunakan sebanyak dua kali periode
menyimpan air 6 sampai 8 kali dari beratnya (Keteren dan Jatmiko dalam
Wuryaningsih, 1998).
B. Hipotesis
1. Diduga penggunaan media arang sekam dan coco peat (1:1) dapat
hidroponik.
11
2. Diduga frekuensi pemberian nutrisi AB-Mix dengan interval 2 hari dapat
hidroponik.
3. Diduga kombinasi penggunaan media campuran arang sekam dan coco peat
hidroponik.
12
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan desember 2015 sampai dengan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Benih buncis tegak
varietas Balitsa 2, cocopeat (serbuk kelapa), arang sekam, pupuk AB-Mix dan air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tangki, ember, pengaduk, gelas
C. Rancangan Percobaan
13
P0 = tidak diberi perlakuan (kontrol)
P1 = Frekuensi 2 hari
P2 = Frekuensi 4 hari
P3 = Frekuensi 6 hari
percobaan terdiri dari 3 tanaman, sehingga jumlah tanaman yang ditanam adalah
a. pH
Media tanam dilarutkan dalam media air, hasil larutan diukur dengan pH
MST.
b. EC (mS/cm)
larutan. EC diukur setiap pembuatan larutan hara atau saat larutan akan
diberikan ketenaman.
14
a. Tinggi tanaman (cm)
minggu sekali dari tanaman berumur 7 hari setelah tanam sampai 57 hari
dipisahkan tanaman ditimbang sebagai bobot segar akar. Polong yang sudah
Setelah dilakukan destruksi akar dipisahkan dari tanaman, tanaman dan akar
dioven selama 2 hari 2 malam pada suhu 65-850C atau sampai bobotnya
tetap lalu ditimbang sebagai bobot kering akar dan bobot kering tanaman.
Polong yang sudah dipanen ditimbang sebagai berat basah polong lalu
15
3. Pengamatan hasil tanaman
Panjang polong diukur dari pangkal polong hingga ujung polong dengan
bobot polong dihitung berdasarkan hasil panen polong tiap tanaman sampel
timbangan analitik.
Jumlah polong dihitung berdasarkan jumlah polong yang dipanen dari tiap
Presentase bunga jadi di hitung dari bunga yang menjadi polong kecil.
∑𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑗𝑎𝑑𝑖
% bunga jadi = ∑𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥100%
4. Analisis Data
16
5. Garis Besar Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan nutrisi
Nutrisi yang digunakan adalah nutrisi AB-Mix yang terdiri dari larutan stok A
dan larutan stok B. Cara membuat larutan yaitu siapkan ember berisi 4 liter air
larutkan formula A, lalu aduk sambil tambahkan air hingga menjadi 5 liter.
Lakukan dengan cara yang sama dalam ember yang terpisah untuk membuat
Arang sekam dan coco peat yang akan digunakan sebagai media tanam buncis
Media arang sekam sebanyak 27 polibag, media coco peat 27 polibag dan
media berisi arang sekam dan polibag (1:1) sebanyak 27 polibag. Selanjutnya
media disiram dengan larutan AB-Mix sebanyak 200 ml. Lalu media
3. Penanaman
17
4. Pemeliharaan
tanaman dan kondisi cuaca. Pemberian unsur hara AB-mix dengan takaran
250 ml pada umur 0-4 minggu dan 750 ml pada umur 4-6 minggu dan 1000
kali.
ms/cm.
Tanaman buncis dipanen berumur 50 hari setelah tanam. Ciri polong siap
panen yaituwarna polong masih agak muda dan suram, permukaan kulit agak
kasar, biji pada polong belum menonjol, polong belum berserat, bila
dilakukan setiap 3 hari sekali sebanyak 7 kali panen. Hal ini di maksudkan
18
6. Pengambilan data
7. Analisis Data
Data yang diperoleh, diuji dengan menggunakan uji F dengan kelitian 95%.
Apabila berbeda nyata, dilanjutkan dengan DMRT (Duncan Multiple Rank Test)
bulan ke -
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penanaman
3 Pemberian AB-Mix
4 Pengamatan
5 Panen
6 Analisis data
7 Penyusunan laporan
19
DAFTAR PUSTAKA
Prihmantoro (2002
Keteren dan Jatmiko dalam Wuryaningsih, 1998
20
Lampiran 1. Denah Penelitian
K B D G E L
F E H K J K
I D A J B C
G L E L F I
H C I B D A
A J C F G H
C = Media Arang sekam + Coco peat (1:1) dan tanpa pemberian AB-Mix
F = Media Arang sekam + Coco peat (1:1) dan dan frekuensi pemberian ABmix
2 hari sekali
I = Media Arang sekam + Cocopeat (1:1) dan frekuensi pemberian ABmix 4 hari
sekali
21
L = Media Arang sekam + Cocopeat (1:1) dan frekuensi pemberian ABmix 6
hari sekali
22