Anda di halaman 1dari 39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ponorogo

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Ikatan Kimia

Kelas / Semester : X M-IPA / 1

Jumlah Pertemuan : 3 x pertemuan

Alokasi Waktu : (9 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, resposif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,

1
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi
dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.5.1 Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya


berdasarkan data tabel dan gambar
3.5.2 Menggambarkan susunan elektron valensi unsur gas mulia (duplet dan oktet)
dan bukan gas mulia dalam bentuk struktur Lewis
3.5.3 Menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan ion berdasarkan gambar
struktur Lewis
3.5.4 Menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan kovalen (polar dan non-
polar) berdarkan gambar struktur Lewis.
3.5.5 Menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi
berdasarkan gambar struktur Lewis.
3.5.6 Menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan logam berdasarkan
gambar struktur Lewis.
3.5.7 Menjelaskan sifat fisis senyawa ion terkait harga titik didih dan titik leleh,
kelarutan dalam air, dan kemampuan daya hantar listrik berdasarkan data dari
tabel dan gambar.
3.5.8 Menjelaskan sifat fisis senyawa kovalen (polar dan non-polar) terkait harga
titik didih dan titik leleh, kelarutan dalam air, dan kemampuan daya hantar
listrik berdasarkan data dari tabel dan gambar.
3.5.9 Menjelaskan sifat fisis senyawa kovalen koordanasi terkait harga titik didih
dan titik leleh, kelarutan dalam air, dan kemampuan daya hantar listrik
berdasarkan data dari tabel dan gambar.
3.5.10 Menjelaskan sifat fisis senyawa logam koordanasi terkait harga titik didih dan
titik leleh, kelarutan dalam air, dan kemampuan daya hantar listrik berdasarkan
data dari tabel dan gambar.
4. Merancang percobaan tentang kepolaran senyawa
4.1 Membuat laporan percobaan hasil analisis kepolaran senyawa secara
berkelompok.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui analisis data (sifat fisik senyawa kimia) dalam tabel, gambar (struktur Lewis,
serta molekul senyawa kimia), diskusi kelompok, membaca berbagai literatur, tanya jawab,
praktikum dan presentasi yang terkait dengan materi ikatan kimia, peserta didik dapat:
2
1. Siswa dapat menjelaskan dengan benar kecenderungan suatu unsur untuk mencapai
kestabilannya
2. Siswa dapat menggambarkan dengan benar susunan elektron valensi minimal tiga
atom gas mulia (duplet dan oktet) dan minimal empat atom bukan gas mulia dalam
bentuk struktur Lewis
3. Siswa dapat menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan ion
4. Siswa dapat menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan kovalen (polar dan
non-polar)
5. Siswa dapat menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi
6. Siswa dapat menjelaskan dengan benar proses terbentuknya ikatan logam
7. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa ion terkait harga titik didih dan titik
leleh, kelarutan dalam air, kemampuan daya hantar listrik dan kekuatan senyawa ion.
8. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa kovalen (polar dan non-polar) terkait
harga titik didih dan titik leleh, kelarutan dalam air, kemampuan daya hantar listrik
dan kekuatan senyawa ion.
9. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa kovalen koordinasi terkait harga titik
didih dan titik leleh, kelarutan dalam air, kemampuan daya hantar listrik dan kekuatan
senyawa ion.
10. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa logam koordinasi terkait harga titik didih
dan titik leleh, kelarutan dalam air, kemampuan daya hantar listrik dan kekuatan
senyawa ion.

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta

Alam ini mengandung bermacam-macam senyawa kimia yang tersusun atas berbagai
jenis unsur. Unsur-unsur sangat jarang ditemukan dalam alam berupa atom-atom
tunggal. Umumnya unsur-unsur tersebut terdapat dalam bentuk molekul, baik yang
terdiri dari atom-atom sejenis maupun yang tak sejenis. Sebagai contoh, atom Na
lebih sering ditemukan dalam bentuk molekulnya yaitu sebagai molekul NaCl (garam
dapur). Begitu juga dengan atom O. Kita lebih sering menemukannya sebagai atom
O2 (oksigen) daripada atom O tunggal. Fakta tersebut menunjukkan bahwa atom-atom
cenderung bergabung satu dengan yang lain membentuk ikatan.

3
Selain fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar atom ditemukan berpasangan
dengan atom yang lain, ternyata terdapat unsur-unsur yang berada dalam keadaan bebas
dan berupa atom-atom tunggal di alam. Unsur-unsur tersebut berada dalam golongan 18
atau golongan gas mulia.

1 2 3 4 5

Gambar : Struktur mikroskopik atom-atom gas mulia: 1) atom He; 2) atom Ne; 3) atom
Ar; 4) atom Kr; dan 5) atom Xe

2. Konsep

 KESTABILAN ATOM DAN STRUKTUR LEWIS


Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap
senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Gilbert N.
Lewis (1875-1946) dan W. Kossel (1853-1927) pada tahun 1916. Konsep ikatan kimia
yang dikemukakan oleh Lewis dan Kossel adalah:
 Kestabilan sifat gas mulia disebabkan oleh elektron valensinya yang
berjumlah delapan (kecuali He dengan dua elektron valensi). Konfigurasi
elektron valensi atom gas mulia ini dikenal sebagai Konfigurasi Oktet,
karena terdiri atas 8 elektron pada kulit terluarnya, sedangkan untuk atom He
dikenal sebagai Konfigurasi Duplet karena terdiri atas 2 elektron pada kulit
terluarnya. Atom-atom selain gas mulia cenderung berpasangan dengan atom
lainnya untuk mendapat konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

Unsur Gas Mulia Konfigurasi Elektron


He 2
Ne 2 8
Ar 2 8 8

4
Kr 2 8 18 8
Xe 2 8 18 18 8

 Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang


stabil seperti gas mulia dengan cara melepaskan, menerima elektron atau
menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama. Sebuah atom
cenderung melepas elektron ababila memiliki elektron terluar (elektron
valensi) 1, 2 atau 3 sedangkan atom yang memiliki elektron valensi 4, 5, 6
atau 7 cenderung akan menerima elektron.

Terbentuknya ikatan antaratom hanya terjadi pada bagian luarnya (elektron


valensi) yang digambarkan dengan notasi yang disebut struktur Lewis. Dalam
mempelajari struktur Lewis, terlebih dahulu kita harus memahami Lambang Lewis.
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai dengan elektron valensinya yang
digambarkan mengelilingi simbol atom tersebut. Lambang Lewis untuk unsur-unsur
periode 1, 2, dan 3 adalah sebagai berikut.

Terdapat tiga jenis ikatan yang dapat terjadi antar atom-atom, baik yang sejenis maupun
tidak sejenis, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen (polar, non-polar, koordinasi), dan ikatan
logam.

1. IKATAN ION
Ikatan ion sering juga disebut dengan ikatan elektrovalen atau heteropolar. Ikatan ion
terjadi akibat gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion
dibentuk antara atom yang mudah melepaskan elektron dengan atom yang mudah menangkap
elektron. Apabila atom netral melepaskan elektron, akan terbentuk ion positif (elektropositif).
Sebaliknya, atom netral menerima atau menangkap elektron, akan terbentuk ion negatif
(elektronegatif). Atom-atom menangkap atau melepas elektron dengan tujuan agar susunan
elektron atom-atom seperti gas mulia sehingga stabilitas bertambah. Perhatikan tabel di bawah
ini!

Atom/ Konfigurasi Elektron

Ion
Li 2 1

5
Li+ 2
Ca 2 8 8 2
Ca2+ 2 8 8
Al 2 8 3
Al3+ 2 8
O 2 6
O2- 2 8
Cl 2 8 7
Cl- 2 8 8

Terlihat dalam tabel tersebut bahwa konfigurasi elektron dari kation maupun anion sama
dengan konfigurasi elektron atom gas mulia.

Unsur gas Konfigurasi Elektron


mulia
He 2
Ne 2 8
Ar 2 8 8

Ikatan ion kemungkinan besar dapat terjadi antara unsur yang mempunyai potensial
ionisasi kecil dengan unsur yang mempunyai afinitas elektron besar. Unsur-unsur yang
mempunyai potensial ionisasi kecil merupakan unsur-unsur logam yang akan cenderung
melepaskan elektron membentuk kation, sedangkan unsur-unsur yang mempunyai
afinitas elektron besar merupakan unsur-unsur non logam yang akan cenderung
menangkap elektron membentuk anion. Dengan demikian ikatan ion terjadi antara unsur
logam dengan unsur non logam. Senyawa yang terbentuk antara atom-atom yang terikat
satu sama lain dengan ikatan ion dinamakan senyawa ion. Contoh senyawa ion adalah
LiF, NaCl, MgCl2, CaCl2, Na2O, CaO, dan lain-lain. Ion positif dan ion negatif pada
senyawa tersebut akan saling tarik menarik secara elektrostatik untuk membentuk ikatan
ion.

Proses pembentukan ikatan ion yang terjadi akibat adanya serah terima elektron dapat
digambarkan sebagai berikut.

6
2. SIFAT FISIKA SENYAWA ION

1. Senyawa ionik keras tetapi rapuh


Ketika kristal ionik diberikan tekanan/gaya, lapisan ion dalam struktur kristalnya
dapat “terpeleset” sehingga ion yang bermuatan sama saling bersebelahan satu sama
lain. Perubahan posisi tersebut akan menyebabkan tolak-menolak antar ion yang
sejenis dan struktur kristal ionik menjadi rusak. Oleh karena itu sering disebut bahwa
kristal ionik itu keras tetapi rapuh.

(Sumber: Rob Lewis and Wynne Evans, 2006)

2. Menghantarkan arus listrik dalam keadaan lelehan maupun larutan

7
Agar suatu zat dapat menghantarkan listrik, harus mengandung partikel yang dapat
bergerak dengan bebas (dalam logam, elektron bebas dapat menghantarkan arus
listrik). Senyawa ionik padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ionnya
terikat dengan gaya elektrostatik yang kuat dan tidak dapat bergerak. Ketika zat
tersebut dilebur atau dilarutkan dalam air, ion-ion dapat bergerak dnegan bebas dan
dapat membawa arus listrik.

3. Titik lebur dan titik didih tinggi


Pada temperatur kamar, senyawa ionik berwujud padat. Ketika zat tersebut dilebur,
kemudian dididihkan, partikel penyusunnya terpisah. Butuh energi yang besar yang
digunakan untuk memecah struktur kisi karena antar ion-ionnya terdapat ikatan yang
kuat. Senyawa ionik ini harus dipanaskan pada suhu tinggi sebelum melebur.

4. Larut dalam air


Air mengandung molekul yang memiliki satu ujung bermuatan positif dan ujung yang
lain bermuatan negatif. Ketika senyawa ion dimasukkan ke dalam air, molekul air
mampu memecah kisi kristal dengan menarik ion dari dalam kisi menuju larutan.
Pada kasus ini, kisi kristal rusak dan ion-ionnya bercampur dengan molekul air (zat
mengalami disosiasi). Air merupakan pelarut polar dan cenderung melarutkan
senyawa ionik.

(Sumber: Rob Lewis and Wynne Evans, 2006)

3. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan electron secara
bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara
dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Cara
atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau
rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap
pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya, rumus bangun H2adalah H –
H.
Contoh:
Ikatan antara atom H dan atom O dalam H2O
Konfigurasi elektron H dan O adalah:

8
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
O : 2, 6 (memerlukan 2 elektron) Atom O harus memasangkan 2 elektron, sedangkan
atom H hanya memasangkan 1 elektron. Oleh karena itu, 1 atom O berikatan dengan 2
atom H. Lambang Lewis ikatan antara H dengan O dalam H2O

Macam-macam ikatan kovalen


A. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi menjadi 3
1) Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang proses pembentukannya
melibatkan 1 PEI.
Contoh: Cl2

2) Ikatan kovalen rangkap dua


Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang proses pembetukannya
melibatkan 2 PEI.
Contoh: O2.

3) Ikatan kovalen rangkap tiga


Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang proses pembetukannya
melibatkan 3 PEI
Contoh: N2

B. Berdasarkan kepolaran ikatan , ikatan kovalen dibagi 2:


1) Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEI-nya cendrung tertarik ke
salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh
keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara
atom-atomunsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk
molekul asimetris, mempunyai momen dipol ≠ 0
Contoh:

9
2) Ikatan kovalen nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEI-nya tertarik sama kuat ke
arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-
atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai
momen dipol = 0, atau mempunyai bentuk molekul simetri.
Contoh:

3) Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang
dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu
lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat
terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan electron bebas (PEB). Contoh:
Atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu PEB. Oleh karena
itu molekul NH3dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen koordinasi,
sehingga menghasilkan ion amonium, NH4+. Dalam ion NH4+ terkandung empat
ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi.

10
4. Sifat fisik senyawa kovalen

Kebanyakan senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul dengan struktur kovalen


sederhana. Molekul-molekul tersebut terikat oleh gaya elektrostatik yang relatif sangat
lemah, disebut gaya antar-molekul (gaya van der walls). Gaya ini akan menentukan sifat
fisik senyawa kovalen. Beberapa sifat fisik senyawa kovalen antara lain adalah:

a. Berupa cairan, gas, atau padatan lunak pada suhu kamar.

Hal ini dikarenakan molekul-molekul dalam senyawa kovalen terikat oleh


gaya antar molekul yang lemah. Jadi molekul-molekul tersebut dapat bergerak
relatif lebih bebas.

b. Bersifat lunak dan tidak rapuh

Gaya antar-molekul yang lemah pada senyawa kovalen dalam fase padat
menyebabkan molekul-molekul dalam struktur kristal mudah bergeser. Hal ini
menyebebkan senyawa kovalen bersifat lunakdan tidak rapuh. Contohnya
adalah lilin parafin.

c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah

Hal ini dikarenakan gaya antar-molekul senyawa kovalen relatif lemah. Pada
suhu yang rendah, molekul-molekul dapat memperoleh energi kinetik yang
cukup untuk mengatasi gaya antar-molekul tersebut.

d. Umunya tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik

Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik. Pengecualiannya adalah senyawa kovalen yang bersifat polar.

e. Umumnya tidak dapat menghantarkan listrik.

Hal ini dikarenakan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang
dapat bergerak bebas membawa muatan listrik. Akan tetapi, beberapa senyawa
kovalen polar yang larut dalam air dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air)
membentuk ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik.

5. Ikatan Logam

Logam dan bukan logam membentuk ikatan ion, bukan logam dan bukan logam
membentuk ikatan kovalen. Ikatan apa yang terjadi jika atom logam dan atom logam

11
berikatan? Atom logam dan atom logam membentuk Kristal logam. Kristal logam yang Anda
lihat sehari-hari, seperti logam besi, tembaga, dan aluminium memiliki ikatan logam pada
atom-atomnya. Ikatan logam adalah ikatan kimia yang berbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Contoh: logam besi dan perak.Ikatan logam
bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk
menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron.

Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom
Fe yang lain. Tumpang tindih antar elektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari
setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe + membentuk lautan elektron.
Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2e-), maka terjadi gaya tarik menarik antara ion-ion
Fe+dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
Ikatan pada logam berbeda dengan ikatan kimia lainnya sebab elektron-elektron dalam
Kristal logam bergerak bebas. Berikut ini dipaparkan sifat-sifat fisik logam.

A. Teori Lautan Elektron


Terdapat beberapa teori yang menerangkan ikatan pada logam, di antaranya adalah teori
lautan electron dan teori pita. Khusus untuk teori pita tidak dibahas di sini sebab memerlukan
pengetahuan tentang ikatan kovalen dengan pendekatan teori Mekanika Kuantum. Teori
ikatan logam kali pertama dikembangkan oleh Drude (1902), kemudian diuraikan oleh
Lorentz (1916) sehingga dikenal dengan teori electron bebas atau teori lautan electron dari
Drude-Lorentz. Menurut teori ini, Kristal logam tersusun atas kation-kation logam yang
terpateri di tempat (tidak bergerak) dikelilingi oleh lautan electron valensi yang bergerak
bebas dalam kisi kristal. Ikatan logam terbentuk antara kation-kation logam dan electron
valensi.

Elektron-elektron valensi logam bergerak bebas dan mengisi ruang-ruang di antara


kisi-kisi kation logam yang bermuatan positif. Oleh karena bergerak bebas, elektron-elektron
valensi dapat berpindah jika dipengaruhi oleh medan listrik atau panas.
Beberapa sifat fisis logam antara lain:
a. Berupa padatan pada suhu ruang
Menyampaikan arus listrik. Gerakan electron valensi ini jugalah yang dapat
memindahkan panas dalam logam. Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan
logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan
atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu
kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.

12
b. Bersifat keras tetapi lentur/ tidak mudah patah jika ditempa
Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan
elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu
dikenakan gaya luar.
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi
Diperlukan energy dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat
pada atom-atom logam.
d. Penghantar listrik yang baik
Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik
jika diberi suatu beda potensial.
e. Mempunyai permukaan yang mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron yang bergerak bebas. Sewaktu cahaya
jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap energi cahaya
tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi tersebut dalam bentuk radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi cahaya awal. Oleh karena
frekuensinya sama, maka kita melihatnya sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan
cahaya tersebut membuat permukaan logam tampakmengkilap.
f. Memberi efek fotolistrik dan efek termionik
Apabila electron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya electron pada permukaan logam
tersebut. Jika energi yang dating berasal dari berkas cahaya maka disebut efek
fotolistrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.

B. Perbandingan sifat senyawa ion, kovalen dan logam


Oleh karena ikatan ion dan ikatan kovalen berbeda dalam proses pembentukannya
maka senyawa yang dibentuknya juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda.
Berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan sifat fisika senyawa ion dan senyawa kovalen,
seperti kemudahan menguap (volatile), daya hantar listrik, dan kelarutan.
1. Kemudahan Menguap
Jika di dapur terdapat cuka (senyawa kovalen) dan garam dapur (senyawa ion),
senyawa mana yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium adalah cuka. Mengapa
garam dapur tidak tercium baunya? Jika anda merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau
uap dari suatuzat yang masuk ke hidung Anda. Uap tersebut tentu berasal dari zat yangada
di sekitar anda. Jika suatu zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut
mudah menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal. Pada kasus
tersebut, cuka mudah menguap dibandingkan garam dapur. Titik didih cuka 119°C dan
garam dapur 1.517°C. Kemudahan menguap dari suatu zat berhubungan dengan gaya tarik
antarmolekul.
Gaya tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam molekul.
Gaya tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang berdampak pada wujud zat
bersangkutan, sedangkan ikatan antar atom adalah antaraksi antara atom-atom yang
membentuk molekul atau senyawa.

13
Gaya tarik antarmolekul dalam senyawa kovalen relatif lemah dibandingkan senyawa
ion. Akibatnya, senyawa kovalen pada umumnya mudah menguap dibandingkan senyawa
ion, kecuali senyawa kovalen yang membentuk jaringan raksasa, seperti intan dan grafit.
2. Daya Hantar Listrik
Logam dapat menghantarkan arus listrik disebabkan oleh elektron-elektronnya
bergerak bebas di seluruh kisi logam. Apakah senyawa ion dan senyawa kovalen
dapat menghantarkan arus listrik? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat
mempelajari kegiatan penyelidikan berikut:
Serbuk NaCl dimasukkan ke dalam cawan pijar dan dihubungkan dengan alat uji hantaran
listrik. Berdasarkan penyelidikan, diperoleh data sebagai berikut.
a) Dalam wujud padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi dalam
wujud cair (meleleh) dapat menghantarkan arus listrik.
b) Senyawa kovalen, baik dalam keadaan padat maupun cairan tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Mengapa terjadi gejala seperti itu?
Dalam bentuk padatan, senyawa ion membentuk kisi-kisi kristal yang kaku. Dalam
hal ini, kation dan anion berantaraksi sangat kuat satu dan lainnya sehingga tidak dapat
bergerak bebas. Oleh karena kation dan anion tidak dapat bergerak melainkan hanya bergetar
di tempat, akibatnya tidak ada spesi yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa
ion dilelehkan, antaraksi antara kation dan anion melemah dan dapat bergerak lebih leluasa.
Akibatnya, jika arus listrik dilewatkan, ion-ion tersebut dapat menghantarkan arus listrik dari
potensial tinggi ke potensial rendah. Pada senyawa kovalen, baik bentuk padatan maupun
cairannya bersifat netral. Artinya, tidak terjadi pemisahan atom-atom membentuk ion yang
bermuatan listrik, melainkan tetap sebagai molekul kovalen. Oleh karena dalam senyawa
kovalen tidak ada spesi yang bermuatan listrik maka arus listrik yang dikenakan pada
senyawa kovalen tidak dapat dialirkan.

E. Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran

Pendekatan: Scientific

Model pembelajaran: Think Pair Share (pertemuan pertama)

Problem based learning (pertemuan kedua dan ketiga).

Metode: diskusi, tanya jawab, ceramah

F. Media dan Sumber Pembelajaran

 Media Pembelajaran

a. Worksheet untuk menuntun siswa mengonstruksi konsep, diskusi dan latihan


soal.

b. Slide power point

 Sumber Pembelajaran

14
a. Buku Paket Kimia Kelas X semester 1, misalnya:

 Effendy. 2007. A-level chemistry 1A. Malang: Bayumedia

 Johari dan Rachmawati. 2007. Kimia 1 SMA dan MA untuk kelas X.


Jakarta: PT Penerbit ESIS

 Suparmin, dkk. 2013. Kimia (Peminatan IPA) untuk SMA dan MA


Kelas X. Surakarta: Mediatama

 Justiana dan Muchtariadi. 2009. Chemistry 1 for Senior High School


year X. Jakarta: Yudhistira

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

 Pertemuan pertama (90 menit)

1. Pendahuluan (5 menit)
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran (berdo’a, mengecek kehadiran siswa)
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari, tentang konsep konfigurasi elektron.
Misalnya: Bagaimana konfigurasi atom Na?
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan/ tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran/
KD yang akan dicapai.
 Mengajukan pertanyaan:
Garam dapur (NaCl) tersusun dari unsur apa saja? Mengapa unsur tersebut
dapat berikatan?
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1) Menjelaskan kestabilan atom, yaitu kaidah duplet dan oktet.
2) Menjelaskan kestabilan unsur yang berikatan dengan struktur Lewis.
3) Menjelaskan terbentuknya ikatan antaratom dengan struktur Lewis.
4) Menjelaskan terbentuknya ikatan ion, ikatan kovalen.
d. Menyampaikan garis besar materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan masalah atau tugas.

2. Kegiatan Inti (75 menit)


No Sintaks Kegiatan Pembelajaran/ Keterkaitan Waktu
pembelajaran pengalaman belajar dengan 5M

15
Think Pair
Share

1 Think  Memberikan masalah Mengamati 10 menit


kestabilan atom dan penulisan
struktur Lewis dalam bentuk
gambar dan data tabel.

 Menginstruksikan kepada
siswa untuk berfikir secara
individu terlebih dahulu
dengan membaca buku kimia
tentang kestabilan atom dan
penulisan struktur Lewis.

2 Pair  Menginstruksikan siswa untuk Menanya dan 5 menit


berpasangan dengan teman mengumpulkan
sebangku dan mendiskusikan informasi.
worksheet tentang kestabilan
atom dan penulisan struktur
Lewis. Siswa juga dapat
membaca buku paket kimia
untuk menemukan
jawabannya.

3 Share  Siswa mengemukakan Mengomunikasi 10 menit


pendapatnya. Dalam tahap ini kan,
guru harus membimbing siswa mengasosiasi /
untuk menemukan jawabannya menganalisis.
serta memberikan penguatan.

4 Think  Menginstruksikan kepada siswa mengamati 5 menit


untuk berfikir secara individu
tentang proses pembentukan
ikatan ion berdasarkan gambar
dan video animasi yang
diberikan.

5 Pair  Menginstruksikan siswa untuk Menanya dan 10 menit


berpasangan dengan teman mengumpulkan
sebangku dan mendiskusikan informasi.
worksheet tentang proses
pembentukan ikatan ion. Siswa
dapat membuka buku paket
kimia untuk menemukan

16
jawabannya.

6 Share  Siswa mengemukakan Mengomunikasi 10 menit


pendapatnya. Dalam tahap ini kan,
guru harus membimbing siswa mengasosiasi /
untuk menemukan jawabannya menganalisis.
serta memberikan penguatan.

7 Think  Menginstruksikan kepada siswa mengamati 5 menit


untuk berfikir secara individu
tentang proses pembentukan
ikatan kovalen.

8 Pair  Menginstruksikan siswa untuk Menanya dan 10 menit


berpasangan dengan teman mengumpulkan
sebangku dan mendiskusikan informasi.
worksheet tentang proses
pembentukan ikatan kovalen.
Siswa dapat membuka buku
paket kimia untuk menemukan
jawabannya.

9 Share  Siswa mengemukakan Mengomunikasi 10 menit


pendapatnya. Dalam tahap ini kan,
guru harus membimbing siswa mengasosiasi /
untuk menemukan jawabannya menganalisis.
serta memberikan penguatan.

3. Penutup (10 menit)


a. Menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari, tentang:
 Kestabilan unsur berdasarkan kaidah duplet dan oktet.
 Konfigurasi elektron berdasarkan struktur Lewis.
 Terbentuknya ikatan antaratom dengan struktur Lewis.
 Proses terbentuknya ikatan ion.
 Proses terbentuknya ikatan kovalen.
b. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram, misalnya diberi kuis terkait materi yang telah
dipelajari (akan lebih baik jika menggunakan learning log).
c. Memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, memberikan
worksheet tentang macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan
elektron ikatannya, berdasarkan kepolaran ikatannya serta proses terbentuknya
ikatan logam dan menginstruksi siswa untuk mempelajarinya.

17
 Pertemuan kedua (90 menit)

1. Pendahuluan (10 menit)


a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran (berdo’a, mengecek kehadiran siswa)
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari, tentang konsep ikatan kovalen.
Misalnya: Bagaimana proses terbentuknya ikatan kovalen?Ada berapa macam
jenis-jenis ikatan kovalen?
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan/ tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran/
KD yang akan dicapai.
 Mengajukan pertanyaan:
Bagaimana ikatan yang dibentuk oleh molekul H2? Coba gambarkan dengan
struktur Lewisnya!
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1) Menjelaskan macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan
elektron ikatannya meliputi ikatan kovalen tunggal, rangkap dan rangkap
tiga.
2) Menjelaskan macam-macam ikatan kovalen berdasarkan kepolaran
ikatannya meliputi ikatan kovalen polar, nonpolar dan koordinasi.
3) Menjelaskan terbentuknya ikatan logam.
d. Menyampaikan garis besar materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan masalah atau tugas.

2. Kegiatan Inti (70 menit)


Sintaks
pembelajaran Kegiatan Pembelajaran/ Keterkaitan
No Waktu
Problem Based pengalaman belajar dengan 5M
Learning

1 Fase 1  Guru menginstruksikan Mengamati 10 menit


kepada siswa untuk
Orientasi peserta
mengamati video animasi
didik kepada
yang terkait dengan jenis
masalah.
ikatan kovalen berdasarkan
jumlah pasangan elektron
ikatannya yang terdiri dari:

a. Ikatan kovalen tunggal

b. Ikatan kovalen rangkap

c. Ikatan kovalen rangkap

18
tiga

Selain itu, ikatan kovalen


juga dapat dibedakan
berdasarkan kepolaran
ikatan nya terdiri dari:

a. Ikatan kovalen polar

b. Ikatan kovalen nonpolar

c. Ikatan kovalen
koordinasi.

Serta proses terbentuknya


ikatan logam.

 Peserta didik membuat


pertanyaan berdasarkan
video yang ditayangkan.

 Guru melakukan penilaian


proses.

2 Fase 2 Inti: Menanya 15 menit

Mengorganisasi  Peserta didik membentuk


peserta didik kelompok yang terdiri dari
4 siswa.

 Guru memberi instruksi


kepada siswa untuk
bertanya tentang video yang
telah diamati yang sesuai
dengan tujuan
pembelajaran.

 Merumuskan masalah dari


pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan siswa.

 Bagaiman proses
terbentuknya ikatan
kovalen tunggal,
rangkap dan rangkap
tiga?

 Bagaimana proses

19
terbentuknya ikatan
kovalen polar, nonpolar
dan koordinasi?

 Bagaiman proses
terbentuknya ikatan
ionik?

 Guru melakukan penilaian


proses.

3 Fase 3  Guru memberikan instruksi Mengumpulkan 20menit


kepada siswa untuk informasi dan
Membimbing mengasosiasi /
mengumpulkan informasi
penyelidikan menganalisis.
dari berbagai sumber (buku/
individu dan
internet untuk memecahkan
kelompok
masalah).

 Guru menginstruksikan
kepada siswa untuk
melakukan diskusi
kelompok untuk mengolah
informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber terkait
masalah yang telah
dirumuskan.

 Guru membimbing dan


memotivasi kepada setiap
kelompok sambil
melakukan penilaian sikap
terhadap proses
pembelajaran dengan
menggunakan instrumen
penilaian sikap.

4 Fase 4  Peserta didik secara Mengomunikasikan 15 menit


berkelompok dan bergiliran
Mengembangkan
menyampaikan hasil diskusi
dan menyajikan
atau mempresentasikan
hasil karya.
hasil diskusi di depan kelas,
sedangkan kelompok lain
memperhatikan dan
menanggapinya.

 Guru melakukan penguatan

20
jika isi dari presentasi ada
sesuatu yang belum jelas
atau ada yang kurang tepat.

 Guru melakukan penilaian


keterampilan menggunakan
instrumen penilaian
presentasi.

5 Fase 5 Guru bersama siswa Mengkomunikasikan 10 menit


melakukan evaluasi
Menganalisa dan terhadap proses pemecahan
mengevaluasi masalah yang baru saja
proses pemecahan diselesaikan oleh peserta
masalah. didik.

3. Penutup (10 menit)


a. Menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari, tentang:
 Jenis-jenis ikatan kovalen berdasarkan jumlah pasangan elektron ikatannya.
 Jenis-jenis ikatan kovalen berdasarkan kepolaran ikatannya.
 Terbentuknya ikatan logam.
b. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram, misalnya diberi kuis terkait materi yang telah
dipelajari (akan lebih baik jika menggunakan learning log).
c. Memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya, memberikan
worksheet tentang sifat-sifat fisik senyawa ionik, kovalen, logam untuk pertemuan
selanjutnya dan menginstruksi siswa untuk mempelajarinya.

 Pertemuan ketiga (90 menit)

1. Pendahuluan (10 menit)


a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran (berdo’a, mengecek kehadiran siswa)
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari, tentang sifat fisis senyawa ion, kovalen
dan logam.
Misalnya: Bagaiman titik didih senyawa ionik dibanding dengan kovalen dan
logam?
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan/ tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran/
KD yang akan dicapai.
 Mengajukan pertanyaan:

21
Apa yang menyebabkan senyawa ionik memiliki titik didih dan titik leleh yang
lebih besar dibandingkan dengan senyawa kovalen?
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
1) Menjelaskan dan membandingkan sifat fisik senyawa ion, kovalen dan
logam.
d. Menyampaikan garis besar materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan masalah atau tugas.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Sintaks
pembelajaran Kegiatan Pembelajaran/ Keterkaitan
No Waktu
Problem Based pengalaman belajar dengan 5M
Learning

1 Fase 1  Guru menginstruksikan Mengamati 10 menit


kepada siswa untuk
Orientasi peserta
mengamati sifat-sifat
didik kepada
senyawa ion dalam tabel
masalah.
dan gambar yang
terdapat dalam
worksheet.

 Peserta didik membuat


pertanyaan berdasarkan
video yang ditayangkan.

 Guru melakukan
penilaian proses.

2 Fase 2 Inti: Menanya 15 menit

Mengorganisasi  Peserta didik membentuk


peserta didik kelompok yang terdiri
dari 4 siswa.

 Guru memberi instruksi


kepada siswa untuk
bertanya tentang gambar
dan data tentang sifat
senyawa ion, kovalen dan
logam yang telah diamati
yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

 Merumuskan masalah
dari pertanyaan-

22
pertanyaan yang diajukan
siswa.

 Bagaimana sifat fisik


senyawa ionik,
kovalen dan logam?

 Apa yang
menyebabkan
perbedaan sifat fisik
senyawa ion, kovalen
dan logam?

 Guru melakukan
penilaian proses.

3 Fase 3  Guru memberikan Mengumpulkan 20menit


instruksi kepada siswa informasi dan
Membimbing mengasosiasi /
untuk mengumpulkan
penyelidikan menganalisis.
informasi dari berbagai
individu dan
sumber (buku/ internet
kelompok
untuk memecahkan
masalah).

 Guru menginstruksikan
kepada siswa untuk
melakukan diskusi
kelompok untuk
mengolah informasi yang
diperoleh dari berbagai
sumber terkait masalah
yang telah dirumuskan.

 Guru membimbing dan


memotivasi kepada setiap
kelompok sambil
melakukan penilaian
sikap terhadap proses
pembelajaran dengan
menggunakan instrumen
penilaian sikap.

4 Fase 4  Peserta didik secara Mengomunikasikan 15 menit


berkelompok dan
Mengembangkan
bergiliran menyampaikan
dan menyajikan
hasil diskusi atau
hasil karya.
23
mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas,
sedangkan kelompok lain
memperhatikan dan
menanggapinya.

 Guru melakukan
penguatan jika isi dari
presentasi ada sesuatu
yang belum jelas atau
ada yang kurang tepat.

 Guru melakukan
penilaian keterampilan
menggunakan instrumen
penilaian presentasi.

5 Fase 5 Guru bersama siswa Mengkomunikasikan 10 menit


melakukan evaluasi
Menganalisa dan terhadap proses
mengevaluasi pemecahan masalah yang
proses pemecahan baru saja diselesaikan
masalah. oleh peserta didik.

4. Penutup (10 menit)


a. Menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari, tentang:
 Sifat-sifat senyawa ionik, kovalen dan logam.
 Penyebab perbedaan sifat fisik senyawa ionik, kovalen dan logam.
b. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram, misalnya diberi kuis terkait materi yang telah
dipelajari (akan lebih baik jika menggunakan learning log).
c. Memberikan umpan balik terhadap hasil pembelajaran
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan selanjutnya, memberikan
worksheet tentang gaya antar molekul dan menginstruksi siswa untuk
mempelajarinya.

H. Penilaian

1. Jenis : Tes dan non-tes

2. Teknik dan bentuk penilaian:

a. Penilaian kompetensi sikap meliputi sikap terhadap materi pelajaran, guru


pengajar, proses pembelajaran, dan nilai atau norma yang berhubungan dengan
materi tata nama senyawa (instrumen terlampir)

24
b. Penilaian kompetensi pengetahuan:

 Tes tulis dalam bentuk soal uraian (intrumen terlampir) dilakukan saat akhir
proses pembelajaran setiap pertemuan sebanyak empat kali.

 Penugasan dalam bentuk tugas individi dan kelompok (instrumen terlampir)

c. Penilaian kompetensi keterampilan:

Penilaian kinerja dalam bentuk daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi
rubrik.

Mengetahui Ponorogo, 21 Februari 2014


Kepala SMA Negeri 1 Ponorogo Guru mata pelajaran Kimia

Dra. Lilik Hermiwi, M.Pd Drs. Sudarsono


NIP. 195904131991032004 NIP. 196501121989031009

25
Lampiran 1

Lembar Pengamatan Sikap:

PENILAIAN SIKAP SISWA TERHADAP GURU PENGAJAR

Perilaku yang diamati pada proses pembelajaran


No.
Nama Penuh
Absen Menghormati Kejujuran
Perhatian
1 ACHMAD NAUFAL M.A
2 ADISTI KHARISMA AYU
TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA
RAMADHAN
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS
KARMAWAN
6 ALMIRA VELDA KARTIKA
INDRIANTO
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA RINI
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA ANDHIKA
N.
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH

26
18 ISWANDA MEILIESTYA
PRADINI
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
DINDA PUTRI
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR LESTIANA
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

RUBRIK
MENGHORMATI Siswa selalu menghormati guru dan selalu
4 menunjukkan perilaku sangat santun terhadap
guru dan selalu mematuhi nasihat guru.
Siswa menghormati guru dan menunjukkan
3 perilaku santun terhadap guru dan mematuhi
nasihat guru.
Siswa cukup menghormati guru dan menunjukkan
2 perilaku cukup santun terhadap guru dan cukup
mematuhi nasihat guru.
Siswa tidak menghormati guru dan tidak
1 menunjukkan perilaku santun terhadap guru dan
tidak mematuhi nasihat guru.
PENUH PERHATIAN Siswa selalu menunjukkan sikap positif dan kasih
4
sayang kepada guru.
Siswa menunjukkan sikap positif dan kasih
3
sayang kepada guru.
Siswa cukup menunjukkan sikap positif dan kasih
2
sayang kepada guru.
Siswa kurang menunjukkan sikap positif dan
1
kasih sayang kepada guru.
KEJUJURAN Siswa selalu bertutur kata apa adanya, selalu dapat
4 dipercaya, selalu tulus dalam mengerjakan tugas
dari guru.
Siswa bertutur kata apa adanya, dapat dipercaya,
3
tulus dalam mengerjakan tugas dari guru.
Siswa cukup dapat dipercaya, cukup tulus dalam
2
mengerjakan tugas dari guru.
Siswa selalu tidak dapat dipercaya, tidak tulus
1
dalam mengerjakan tugas dari guru.

27
PENILAIAN SIKAP SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN

Perilaku yang diamati pada proses


No.
pembelajaran
Abs Nama
Rasa Ingin Senang Ketertarikan
en
Tahu
1 ACHMAD NAUFAL MAULANA AKBAR
2 ADISTI KHARISMA AYU TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA RAMADHAN
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS K.
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA RINI
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA ANDHIKA N.
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA PRADINI
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA WIYANANTA
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL RAMADHONI SAID
24 MUHAMMAD BIMA SAMUDERA M.

28
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY D.P
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR LESTIANA
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

RUBRIK
RASA INGIN TAHU Siswa selalu menunjukkan rasa ingin tahu dengan
4 bertanya, dan mencari informasi dari berbagai
sumber.
Siswa menunjukkan rasa ingin tahu dengan
3 bertanya, dan mencari informasi dari berbagai
sumber.
Siswa cukup menunjukkan rasa ingin tahu dengan
2 bertanya, dan mencari informasi dari berbagai
sumber.
Siswa kurang atau tidak menunjukkan rasa ingin
1 tahu dengan bertanya, dan mencari informasi dari
berbagai sumber.
SENANG Siswa selalu menunjukkan rasa senang dengan
4
wajah ceria saat menerima materi pelajaran.
Siswa menunjukkan rasa senang dengan wajah
3
ceria saat menerima materi pelajaran.
Siswa cukup menunjukkan rasa senang dengan
2 wajah cukup ceria saat menerima materi
pelajaran.
Siswa kurang atau tidak menunjukkan rasa senang
1 dengan wajah tidak ceria saat menerima materi
pelajaran.
KETERTARIKAN Siswa sangat tertarik materi pelajaran dengan
4
selalu bertanya dan merespon pertanyaan guru.
Siswa tertarik materi pelajaran dengan selalu
3
bertanya dan merespon pertanyaan guru.
2 Siswa cukup tertarik materi pelajaran dengan
kadang-kadang bertanya dan merespon pertanyaan
guru.

29
Siswa tidak tertarik materi pelajaran, tidak
1
bertanya dan tidak merespon pertanyaan guru.

PENILAIAN SIKAP SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

No. Perilaku yang diamati pada proses pembelajaran


Nama
Absen Aktif Fokus Antusias Pemahaman
1 ACHMAD NAUFAL M.A
2 ADISTI K.A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA F.
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA P.R
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA N.
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA

30
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATL
28 SHAFIERA MARDIANA P.
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

RUBRIK
AKTIF Siswa selalu proaktif dan selalu berkontribusi
4 dalam diskusi kelas, selalu memulai diskusi pada
isu-isu yang terkait dengan materi.
Siswa proaktif dan berkontribusi dalam diskusi
3 kelas, memulai diskusi pada isu-isu yang terkait
dengan materi.
Siswa cukup proaktif dan cukup berkontribusi
2 dalam diskusi kelas, kadang-kadang diskusi pada
isu-isu yang terkait dengan materi.
Siswa tidak proaktif dan tidak berkontribusi dalam
1 diskusi kelas, tidak pernah memulai diskusi pada
isu-isu yang terkait dengan materi.
FOKUS Siswa selalu memperhatikan, selalu memahami
4
instruksi, selalu konsentrasi pada tugasnya.
Siswa memperhatikan, memahami instruksi, dan
3
konsentrasi pada tugasnya.
Siswa cukup memperhatikan, cukup memahami
2
instruksi, cukup konsentrasi pada tugasnya.
Siswa tidak memperhatikan, tidak memahami
1
instruksi, tidak konsentrasi pada tugasnya.
ANTUSIAS Siswa sangat antusias dengan materi yang
4 diajarkan dan selalu merespon pertanyaan dari
guru.
Siswa antusias dengan materi yang diajarkan dan
3
merespon pertanyaan dari guru.
2 Siswa agak antusias dengan materi yang diajarkan
dan sedikit merespon pertanyaan dari guru.

31
Siswa tidak antusias dengan materi yang diajarkan
1 dan jarang atau tidak pernah merespon pertanyaan
dari guru.
PEMAHAMAN Siswa sangat mengerti dan selalu dapat
4 menginterpretasikan, menjelaskan materi dengan
benar dengan bahasanya sendiri.
Siswa mengerti dan dapat menginterpretasikan,
3 menjelaskan materi dengan benar dengan
bahasanya sendiri.
Siswa cukup mengerti dan cukup dapat
2 menginterpretasikan, menjelaskan materi dengan
benar dengan bahasanya sendiri.
Siswa tidak mengerti dan tidak dapat
1 menginterpretasikan, menjelaskan materi dengan
benar dengan bahasanya sendiri.

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

Aspek Penilaian Jumlah


No Nama Nilai
a b c d e Skor
1 ACHMAD NAUFAL M.A
2 ADISTI K.A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS
6 ALMIRA VELDA KARTIKA
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA R.
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA N.
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA S.M

32
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

Aspek yang dinilai:

a. Keterampilan menggunakan alat

b. Keterampilan mengatur alat dan bahan

c. Keterampilan mengamati hasil percobaan

d. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5. Penafsiran angka 1= 60, 2= 70, 3= 80,
4= 90, 5= 10

PENILAIAN PRAKTIKUM/ DISKUSI

Aspek Penilaian Jumlah


No Nama Nilai
1 2 3 4 5 Skor
1 ACHMAD NAUFAL MAULANA
2 ADISTI K. A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS K.
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA R.
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.

33
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA S. M
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

Aspek yang dinilai Bobot


1. Kesesuaian dengan materi 20
2. Alur pemikiran 20
3. Kerja sama dalam kelompok 20
4. Mampu membedakan fakta dan opini 20
5. Menggambarkan sifat keteraturan 20

LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF


kesimpulanKeterampilan membuat

Kemampuan memahami

Skor total individual


pertanyaanKeterampilan menjawab

Keaktifan menjawab pertanyaan

Keseriusan mengikuti pelajaran

Kemampuan mengembangkangkan
No.
Kehadiran

Absen
Indikator

Nama

1 ACHMAD NAUFAL MAULANA


2 ADISTI K. A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS K.
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO

34
11 DEVINA CANDRA PUSPITA R.
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA S. M
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

Rentang skor yang diberikan 1-5.


Sangat kurang : skor 1 Tepat : skor 4
Kurang : skor 2 Sangat tepat : skor 5
Cukup : skor 3

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN DISKUSI

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/ Semester : X Mat-Sains / 2

Topik :

Waktu pelaksanaan :

No. Aspek Pengamatan Jumlah Nilai


Absen skor
pendapatMengkomunikasikan

Menghargai pendapat teman


Kerjasama

Toleransi

Kreatif

Nama

1 ACHMAD NAUFAL MAULANA

35
2 ADISTI K. A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS K.
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA R.
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA S. M
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

Keterangan Skor:

4, Jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 3 kali

3, jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 2-3 kali

2, jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 1 kali

1, jika siswa tidak menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai

Kriteria Nilai:

36
A: Baik sekali, rentang nilai: 80-100

B: Baik, rentang nilai: 70-79

C: Cukup, rentang nilai: 60-69

D: Kurang, rentang nilai: <60

LEMBAR PENGAMATAN PRESENTASI

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/ Semester : X Mat-Sains / 2

Topik :

Waktu pelaksanaan :

Aspek Pengamatan Nilai

37
Percaya Diri

Tata Bahasa

temanMenghargai pendapat
Sikap

Kreatif
Nama
No. Jumlah
Absen skor

1 ACHMAD NAUFAL MAULANA


2 ADISTI K. A. TANTRI
3 ALDONA RISMAYDA FRINKA
4 ALFA DEVANDA CAHYA R.
5 ALJABAR AKHMAD BAGAS K.
6 ALMIRA VELDA KARTIKA I.
7 AQMARINA NUR BADZLINA
8 AWALIYAH MAHMUDHA
9 AYU NUR FADILAH
10 CAHYO SUNU WIDAGDO
11 DEVINA CANDRA PUSPITA R.
12 DWI SATRIO PAMUNGKAS
13 ELVINA AMBARWATI
14 FIRNANDA SALZA ASMARA
15 GERTRUDA LOVITNA A.N
16 ILHAM DWIKI RAMADHAN
17 IQRA ILHAMSYAH
18 ISWANDA MEILIESTYA P.
19 KEVIN AVIANO SANDY
20 LUQYANA DHIYA AMIRA
21 MAULANA YOGA W.
22 MEGA PERMATA NARESWARI
23 MOHAMAD RIZAL R.S
24 MUHAMMAD BIMA S. M
25 NUR IFANI CHOIRUNNISSA
26 SAFIRA AYU PRADITA
27 SALSABILLA RIHADATLAISY
28 SHAFIERA MARDIANA PUTRI
29 UNTSAA NABILLA
30 WILLA NURHAIDAR L.
31 YONI RANIBAYA
32 ZHA ZHA KURNIA HIDAYAH

Keterangan Skor:

4, Jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 3 kali

3, jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 2-3 kali

38
2, jika siswa menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai lebih dari 1 kali

1, jika siswa tidak menunjukkan aktivitas aspek yang dinilai

Kriteria Nilai:

A: Baik sekali, rentang nilai: 80-100

B: Baik, rentang nilai: 70-79

C: Cukup, rentang nilai: 60-69

D: Kurang, rentang nilai: <60

39

Anda mungkin juga menyukai