Undangundangk3pertambangan PDF
Undangundangk3pertambangan PDF
Thabrie Akma
1. UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN
I. PENGERTIAN
1. ARTI HUKUM
Pengaturan agar setiap anggota masyarakat dapat memeperoleh semaksimal keuntungan
dan kemanfaatan dalam masyarakat itu dengan tidak merugikan anggota masyarakat
lainnya.
2. PENGGOLONGAN HUKUM
Penggolongan hokum itu diantaranya dengan Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Adat,
Hukum Islam, Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Negara, Hukum Negara, Hukum
Atar Negara, dll.
3. ARTI BEBERAPA PENGGOLONGAN HUKUM
A. Hukum Pidana
Hukum Pidana hukum yang mengatur anggota masyarakat dalam rangka terjadinya suatu
kejahatan atau pelanggaran.
Contoh: Pembunuhan, Pencurian dll.
B. Hukum Perdata
Hukum Perdata ialah yang mengatur hubungan anggota masyarakat dalam rangka
terjadinya suatu ikatan hukum.
Contoh : Jual beli, Hutang piutang dll.
C. Hukum Adat
Hukum Adat ialah hukum yang mengatur hubungan anggota masyarakat dalam rangka
susunan adapt kebiasaan masyarakat setempat.
Contoh : Pengaturan tentang tanah, pengaturan tentang perkawinan dll.
D. Hukum Islam
Pengaturan-pengaturan menurut Agama Islam sejauh mengenai hubungan kekeluargaan
dalam Islam
Contoh : Hukum kewarisan, hukum perkawinan dll.
E. Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur cara-cara petugas-
petugas Negara mengurus pemerintah dan mengurus anggota masyarakat dalam Negara
itu.
Contoh: Bagaimanan pegawai pemerintah menjalankan tugasnya.
Pasal 2. Istilah-istilah
Bahan galian:
Unsur-unsur kimia mineral-mineral. bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu
mulia, yang merupakan endapan-endapan alam.
Kuasa Pertambangan:
Wewenang yang diberikan kepada Badan/Perseorangan untuk -me k-melaksanakan usaha
pertambangan
Pertambangan Rakyat :
Adalah suatu usaha pertambangan bahan galian dari semua golongan A, B dan C seperti
yang dimaksudkan dalam pasal 3 ayat (1) yang dilabikan oleh rakyat setempat secara kecil-
kecilan atau secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencaharian sendiri.
• Landasan kontinen menurut Konfinen Hukum Laut 1982, 200 mil dari garis pangkal dan
dapat diperluas menjadi 350 mil. hasil dalam 200 mil dimilild sepenuhnya oleh Negara
pantai. sedangkan hasil dari daerah yang 150 mil lagi diperhitungkan, semacam
pembayaran kepada Organisasi Dunia, pasal 76.
NO
UU NO 11/1967 RUU PERTAMBANGAN UMUM
BAB
Perbedaan terletak pada pengawasan yang dilakukan dan ditaati oleh aparat daerah
PENGAWASAN
X setempat dan jua penjelasan pelaporan pelaksanaan usaha pertambangan 6 bulan sekali
PERTAMBANGAN
pada pemerintah, permasalahan pembinaan dan pengawasan
Perbedaanya berdasarkan besarnya denda dan lamanya kurungan penjara ayng dijatuhkan
XI KETENTUAN PIDANA
pada pemilik kuasa pertambangan
KETENTUAN
Perbedaan terletak pada peraturan pelaksanaan pengalihan kuasa pertambangan serta hak
XII PERALIHAN DAN
dan kuasa pertambangan perusahaan
PENUTUP
zUsaha Pertambangan dalam rangka KK dan PKP2B harus dilakukan oleh Badan hukum
yang bergerak di bidang usaha pertambangan umum.
zPersyaratan, prosedur dan format permohonan perizinan KP, KK dan PKP2B sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 sampai dengan III Keputusan Menteri ini.
PROSEDUR PERMOHONAN KP, KK DAN PKP2B KEPMEN ESDM NO. 1453 K/29MEM/2000
z PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH KEWENANGAN BUPATI/WALIKOTA
MESDM GUBERNUR
2a 2b
BUPATI/
WALIKOTA
1 2
PEMOHON
Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
2. Bupati/Walikota memproses permohonan, setelah Surat Keputusan terbit disampaikan ke
Pemohon
2a. Tembusan Surat keputusan disampaikan ke MESDM
2b. Tembusan Surat Keputusan disampaikan ke Gubernur
z PROSEDUR PERMOHONAN KP PADA WILAYAH KEWENANGAN GUBERNUR
MESDM
2a
GUBERNUR
2b
1
BUPATI/
2 WALIKOTA
PEMOHON
Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Gubernur
2. Gubernur memproses permohonan, setelah Surat Keputusan terbit disampaikan ke
Pemohon
2a.Tembusan Surat keputusan disampaikan ke MESDM
2b.Tembusan Surat Keputusan disampaikan Bupati/Walikota
4b
DINAS PENANAMAN
MODAL
3b 3a
DPRD
BUPATI/WALIKOTA KABUPATEN/KOTA
4a
1 2 5
PEMOHON 6
DESDM
PROPINSI
Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota
2. Bupati/Walikota memberikan persetujuan prinsip.
3a. Bupati/Walikota melakukan konsultasi kepada DPRD Kabupaten/Kota (Standar Kontrak
disusun oleh Pemerintah).
3b. Permohonan Rekomendasi Dinas Penanaman Modal
4a. DPRD Kabupaten/Kota memberikan Rekomendasi
4b. Dinas Penanaman Modal mendirikan Rekomendasi.
5. Bupati/Walikota bersama pemohon menandatangani Kontrak.
6. Kontrak ditembuskan kepada Propinsi dan DESDM
4b
BKPMD
3b 3a
1 2 5
PEMOHON 6
DESDM
KABUPATEN/KOTA
Keterangan :
1. Permohonan diajukan ke Gubernur
2. Gubernur memberikan persetujuan prinsip.
3a. Gubernur melakukan konsultasi kepada DPRD Propinsi (Standar Kontrak disusun oleh
Pemerintah).
3b. Permohonan Rekomendasi ke BKPMD
4a. DPRD Propinsi memberikan Rekomendasi
4b. BKPMI memberikan Rekomendasi.
5. Gubernur bersama pemohon menandatangani Kontrak.
6. Kontrak ditembuskan kepada Kabupaten/Kota dan DESDM
2. K3 PERTAMBANGAN
“Adam dan Hawa di Sorga, Peraturan Keselamatan Kerja, jangan dekati pohon larangan”.
• 1700 Tahun Sebelum Masehi
Babilonia, Hamurabi “ Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang,
pembuatan tidak sempurna Î Roboh Î ahli bangunan dibinasakan, bila anak
pemilik korban jadi korban Î anak ahli bangunan dibunuh.
• Mozai 1300 Tahun Sebelum Masehi
Ahli bangunan bertanggung jawab atas keselamatan pekerja “Bila membangun
rumah baru Î agar pekerja tidak jatuh tiap ujung atap rumah harus diberi pagar
pengaman
• 80 Tahun Sesudah Masehi Roma
Plinius pekerja tambang harus memakai tutup hidung atau masker
• Tahun 1450, Dominico Fontana
Membuat Obelist, Dist, Pieter, Roma “Mengharuskan pekerja memakai topi baja”.
II . Definisi /Batasan
PENGERTIAN
1. Secara Filosofis
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin baik secara jasmani maupun rohaniah tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umunya serta menjamin kebutuhan dan kesempurnaan
hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Secara Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan atau
menanggulangi terjadinya kecelakaan ditempat kerja termasuk peledakan, kebakaran dan
penyakit akibat kerja.
3. Secara Praktis
Merupakan salah satu usaha atau upaya perlindungan terhadap tenaga kerja.
Gambar 1
Lima Langkah Pencegahan Terjadinya Kecelakaan
Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan dan semangat kerja
Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, industri serta
pembangunan
IV . Teori Domino
Gambar 2
Teori Domino
IV . Statistika Kecelakaan
Meliputi kecelakaan yang diderita pada waktu menjalankan pekerjaan yang berakibat
kematian, kelainan-kelainan, penyakit-penyakit akibat kerja
Dapat pula mencakup kecelakaan Yang dialami tenaga kerja Selama dalam perjalanan
ke atau dari perusahaan
Berguna mentlai kecelakaan bertambah atau berkurang, dan efektifnya usaha
pencegahan
Sebagai alat pembanding darl tahun ke tahun, satu perusahaan ke lain perusahaan,
satu daerah ke daerah lain, satu negara ke negara lain
Untuk kepastian pencegahan kecelakaan, memberikan keterangan lengkap, sebab
frekuensi, perusahaan dan pekerjaan faktor lain mempengaruhi resiko kecelakaan
(pencegahan kecelakaan)
Untuk keputusan administrasi dan kornpensasi mesti menunjukkan banyaknya
kecelakaan menurut tingkat besarnya, lamanya cacat dan besarnya uang yang dibayar
untuk kompensasi
FREQUENCY RATE
THE NUMBER OF DESABLING INJURIES PERMILLION MAN HOURS WORKED
FORMULA: FR =
SEVERITY RATE
The number of days charged for disabling (lost – time), injuries per million man hours
worked
The time charge
1) The number of actual calendar days including holidays or plant shutdowns)
2) Specific time chargers taken from a table is tablished by the American standards
Association are used fornel other lost time cases (deaths, permanent total, and
permanent partial disablities)
Formula: SR =
Gambar 3.
Model Penyebab Kecelakaan
PENCEGAHAN KECELAKAAN
Pasal 26
Persyaratan:
1. Pekerja Tambang harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan sifat pekerjaan yang
akan diberikan kepadanya dan harus sehat jasmani dan rohani
2. Dilarang bagi pekerja tambang wanita bekerja pada tambang bawah tanah kecuali yang
bertugas dalam pekerjaan kesehatan atau melaksanakan tugas belajar, penelitian dan
mendapatkan rekomendasi dari Kepala Teknik Tambang
3. Dialrang menugaskan pekerja tambang bekerja seorang diri pada tempat yang terpencil
atau dimana ada bahaya yang tidak diduga (kecuali tersedia alat komunikasi yang langsung
dengan pekerja lain yang berdekatan).
4. Dilarang mempekerjakan pekerja tambang dalam keadaaan sakit atau karena sesuatu
sebab tidak mampu bekerja secara normal.
5. Apabila dari hasil penyelidikan Pelaksana Inspeksi Tambang, Kepala Teknik Tambang atau
Kepala Bagian Tambang bawah tanah ternyata ditemukan pekerja tambang melanggar
Keputusan Menteri ini dengan sengaja, maka pekerja tambang tersebut dapat dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 27
Pemeriksaan Kesehatan:
1 Para pekerja tambang berhak untuk mendapatikain pemeriksaan kesehatannya yang
menjadi kewajiban perusahaan.
2 Pekerja tambang harus diperiksa kesehatannya (pemeriksaan menyeluruh) secara berkala
oleh Dokter yang berwenang
3 Pekerja tambang bawah tanah harus diperiksa kesehatannya sekurang-kurangnya dua kali
setahun.
4 Pekerja tambang yang bakerja di tempat yang dapat membahayakan paru-paru, harus
dilakukan pemeriksaan kesehatan secara khusus.
5. Berdasarkan ketentuan yang berlaku .Kepala pelaksana Inspeksi Tambang dapat
menetapkan pemeriksaan kesehatan pekerja tambang yang menangani bahan berbahaya
oleh dokter yang berwenang.
Pasal 32
Kewajiban
1. Pekerja Tambang harus mematuhi Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Pekerja Tambang wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata cara kerja yang aman.
3. Pekerja Tambang selama waktu bekerja wajib untuk :
Memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta orang lain yang mungkin
terkena dampak perbuatannya dan
Segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada pengawas tentang keadaan
yang menurut pertimbangannya akan dapat menimbulkan bahaya
4. Pekerja Tambang yang melihat atau mendengar adanya penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib dengan segera melaporkan kepada
pengawas yang bertugas.
5. Pekerja Tambang wajib menggunakan dan merawat alat-alat pelindung diri dalam
melaksanakan tugasnya.
6. Memberikan keterangan yang benar apabila diminta keterangan olek Pelaksana Inspkesi
Tambang atau Kepala Teknik Tambang
7. Pekerja Tambang berhak menyatakan keberatan kerja kepada atasannya apabila
persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dipenuhi.
Pasal 39
Kecelakaan Tambang harus memenuhi 5 (lima) unsur sebagai berikut :
1. Benar – benar terjadi;
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala Teknik
Tambang;
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat orang yang
diberi izin dan
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek
Pasal 40
Penggolongan Cidera Akibat Kecelakaan Tambang
Cidera akibat kecelakaan tambang harus dicatat dan digolongkan dalam kategori sebagai
berikut :
a. Cidera Ringan
Cidera akibat kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang tidak mampu
melakukan tugas semula lebih 1 hari dan kurang dari 3 minggu, termasuk hari minggu dan
hari libur
b. Cidera Berat
1. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu
melakukan tugas semula selama lebih dari 3 minggu termasuk hari Minggu dan hari-hari
libur.
2. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap
(invalid) yang tidak mampu menjalankan tugas semula dan,
3. Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak
mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami cidera seperti salah satu dibawah
ini:
a) Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan bawah, lengan atas,
paha, atau kaki.
b) Pendarahan didalam, atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen;
c) Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan
tetap dan
d) Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi
c. Mati
Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam waktu 24 jam
terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan tersebut
Tabel 2
Biaya Dari Kecelakaan
Material,
Compensation Legal / Time / Productivity
Equipment and Miscellaneous
And Benefits Litigation And Production
Property
Medical and Legal fees Product Replacement Loss of customers Consultant fees
Rehabilitation and
Penalties, Observing the accident returned products PR Activities
Pension and Lump fines, and and accompanying victim
sum payments citations to hospital Transportation cost
Equipment for victims
Replaced wages Expert witness Investigator’s Time replacement Capital
expenditures
Death Benefits Settlements Cleanup and salvage
Clean up Materials
XI.ANATOMI KECELAKAAN
X.PENCEGAHAN KECELAKAAN