Anda di halaman 1dari 7

Idea Nursing Journal Vol. IX No.

1 2018
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN


ASMA BRONKHIAL

The Reletionship Between Patients’ Knowledge and Their Effort to Prevent


the Bronchial Asthma

Rita Astuti1, Devi Darliana2*


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
E-mail: devi.darliana@unsyiah.ac.id*

ABSTRAK
Insidensi penyakit asma bronkhial menduduki peringkat ke-5 besar sebagai penyebab kematian di Indonesia.
Asma bronkhial adalah penyakit inflamasi pada saluran pernapasan yang mengakibatkan penyempitan saluran
napas yang ditandai dengan episode mengi, sesak napas, kekakuan dada, dan batuk berulang. Pengetahuan
sangat penting dalam mengelola dan mengontrol pencegahan kekambuhan penyakit asma. Pasien dan keluarga
yang memahami penyakit asma bronkhial akan menyadari bahaya yang dihadapi bila menderita asma sehingga
pasien akan berusaha untuk menghindari faktor-faktor pencetus asma bronkhial seperti olahraga, menghindari
alergen asap rokok, debu, virus, emosi dan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan upaya pencegahan kekambuhan asma bronkhial. Penelitian dilakukan mulai tanggal 20 September
sampai dengan 16 Oktober 2017. Jenis penelitian adalah descriptive correlative dengan desain penelitian cross
sectional study dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berada pada
kategori baik dengan jumlah responden 69 orang (81.2%) dan upaya pencegahan kekambuhan asma berada pada
kategori baik dengan jumlah responden 65 orang (76,5%). Hasil analisa data di peroleh nilai P-Value = 0,002
sehingga H0 di tolak yang berarti terdapat hubungan pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan asma
bronkhial pada pasien di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Diharapkan kepada perawat agar senantiasa memberikan pendidikan kasehatan yang disertai dengan media
sehingga dapat melakukan upaya pencegahan kekambuhan yang lebih baik lagi.

Kata kunci: Asma bronkhial, upaya pencegahan kekambuhan.

ABSTRACT
The incidence of bronchial asthma has been ranked as the fifth cause of death in Indonesia. Bronchial asthma is
an inflammatory disease of the respiratory tract that causes airway constriction characterized by episodes of
wheezing, shortness of breath, chest tightness, and coughing. Based on that, knowledge is important to manage
and control the prevention of asthma relepse. Patients and families will be aware of the dangers so it is better
for them to avoid the disease by doing such things: exercise, avoid allergens, cigarette smoke, dust, viruses, get
emotional and others.This study aims to determine the relationship between patient’s knowledge and effors to
prevent recurrence of bronchial asthma. The study was conducted from 20 September to 16 October 2017. The
type of this research is descriptive correlative with cross-sectional study design by purposive sampling method.
The result showed that knowledge was in the best category with the number of respondents 69 people (81.5%)
and the prevention of asthma relapse was in the best category with the numbers of respondents 65 (76.5%).
From the results of the data processing, the P-Value = 0.02 so H0 is rejected. Somehow, that means there is a
relationship between patients’ knowlegde and efforts to prevent bronchial asthma to relapse. Furthermore, it is
also suggested that nurses should continue to provide comprehensive health education to asthma patients so
that they will be able to make better prevention of the recurrence.

Keywords: Bronchial asthma, effort to prevent recurrence.

9
Idea Nursing Journal Rita Astuti, dkk

PENDAHULUAN Asma bronkhial adalah jenis penyakit


Menurut data world health jangka panjang atau kronis pada saluran
organization (WHO, 2009) , terdapat 300 pernapasan yang di tandai dengan
juta orang menderita Asma bronkhial, 225 peradangan dan penyempitan saluran napas
ribu pasien meninggal karena Asma yang menimbulkan sesak atau sulit
bronkhial di seluruh dunia. Angka bernapas. Selain sulit bernapas, penderita
kematian yang di sebabkan oleh penyakit asma juga bisa mengalami gejala lain
Asma bronkhial di seluruh dunia di seperti nyeri dada, batuk- batuk dan mengi.
perkirakan akan meningkat 20% untuk 10 Asma bisa di derita oleh semua golongan
tahun mendatang, jika tidak terkontrol usia, baik muda ataupun tua (Mahmudi,
dengan baik. Sedangkan menurut data 2005, p, 445).
World health organization (WHO, 2013), Asma brokhial adalah gangguan
angka kematian akibat penyakit asma inflamasi kronis di jalan napas. Dasar
bronkhial di Indonesia mencapai 24.773 penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus
orang dari total jumlah kematian penduduk dan obstruksi jalan napas. Gejala asma
dan menempatkan Indonesia di urutan ke 19 adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk
di dunia akibat penyakit asma bronkhial. produktif terutama dimalam hari atau
Sedangkan menurut data Global initiative menjelang pagi, dan dada terasa tertekan
for Asthma (GINA, 2015), terdapat 300 juta (RISKESDAS, 2013).
penduduk di seluruh dunia menderita Pengetahuan mengenai penyakit asma
penyakit asma bronkhial pada berbagai bronkhial sangat penting dalam pengelolaan
kelompok usia dan semakin meningkat dan mengontrol kekambuhan asma
terutama di negara maju. bronkhial . Pasien dan keluarga yang
Angka mobilitas dan mortalitas terus memahami penyakit asma bronkhial akan
meningkat baik di Indonesia maupun di menyadari bahaya yang di hadapi bila
dunia sehingga perlu perhatian yang serius. menderita asma bronkhial sehingga pasien
Dalam penanganan penyakit ini penyakit akan berusaha untuk menghindari faktor-
asma bronkhial di dunia menduduki faktor pencetus asma bronkhial seperti
peringkat ke 5 besar sebagai penyebab olahraga, alergen, asap, debu, bau
kematian. menyengat, pilek, virus, emosi, stress, cuaca
Menurut data (RISKESDAS, 2013), dan polusi (Ningrum, 2013).
prevelensi asma bronkhial mencapai 3,5% Individu yang memiliki penyakit asma
dari jumlah seluruh penduduk di Indonesia. bronkhial, saluran pernapasannya lebih
Menurut (Kemenkes RI, 2011), di sensitif di bandingkan orang lain. Ketika
Indonesia penyakit asma masuk kedalam 10 paru-paru teriritasi maka otot-otot saluran
besar dari penyebab kematian. Survei dari pernapasan menjadi kaku dan membuat
riset kesehatan dasar (2013), prevelensi saluran tersebut menyempit dan akan terjadi
penyakit asma bronkhial di Indonesia peningkatan produksi dahak yang
adalah sebesar 4,5% yang mencakup semua menjadikan bernapas makin sulit dilakukan
umur penderita asama bronkhial. Kemudian (PDPI, 2010).
menurut (Depkes RI, 2009), penyakit asma Individu harus mengikuti Penyuluhan
bronkhial paling banyak ditemukan di untuk meningkatkan pengetahuan klien
negara maju yang terutama tingkat polusi tentang penyakit asma bronkhial sehingga
udaranya tinggi baik dari asap kendaraan klien secara sadar menghindari faktor-faktor
maupun debu padang pasir. pencetus, menggunakan obat secara benar,
Asma bronkhial adalah penyakit dan berkonsultasi pada tim kesehatan.
inflamasi atau peradangan yang terjadi pada Pasien perlu di bantu mengidentifikasi
saluran pernapasan yang melibatkan berbagai pencetus serangan asma bronkhial yang ada
macam sel. Asma bronkhial merupakan pada lingkungannya, diajarkan cara
gangguan imflamasi kronik pada saluran menghindari dan mengurangi faktor
napas yang melibatkan banyak sel-sel pencetus, termasuk intake cairan yang cukup
imflamasi seperti eosinophil, sel mast, bagi klien (Indaryani, 2011, p, 34)
leukotrin. Inflamasi kronik ini berhubungan Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
dengan hiperresponsif jalan napas (PDPI, ingin mengetahui hubungan pengetahuan
2013 & Andayani, 2014, p, 139 ). dengan upaya pencegahan kekambuhan

10
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

asma bronkhial di poliklinik paru Rumah 2 Jenis Kelamin


Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Laki-Laki 46 54,1
Banda Aceh. Perempuan 39 45,9
3 Pendidikan Terakhir
METODE dasar 28 32,9
Menengah 37 43,5
Penelitian ini termasuk penelitian
Tinggi 20 23.5
kuantitatif menggunakan desain descriptive 4 Pekerjaan
correlative dengan pendekatan cross PNS 17 20,0
sectional study yang dilaksanakan pada 20 Wiraswasta 29 43,1
September sampai 16 Oktober 2017 di Petani 10 11,8
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel IRT 29 34,1
Abidin Banda Aceh. Sampel dalam 5 Jumlah anak
penelitian ini adalah 85 pasien yang Tidak ada 9 10,6
melakukan rawat jalan di poliklinik paru 1 - 2 anak 37 43,5
dengan teknik porposive sampling. 3 - 4 anak 23 27,1
Pengumpulan data dilakukan dengan > 4 anak 16 18,8
menggunakan kuesioner yang terdiri dari
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
tiga bagian, yaitu data demografi, kuesioner
pengetahuan dan kuesioner upaya bahwa data demografi mayoritas usia
responden adalah usia 36-45 tahun dengan
pencegahan kekambuhan. Data diolah
jumlah 37 responden (43,5%), jenis kelamin
dengan langkah-langkah: editing, coding,
transferring, dan tabulating. didominasi oleh laki-laki dengan jumlah 46
Penelitian dilakukan setelah responden (54,1%), mayoritas pendidikan
terakhir adalah pendidikan menengah
mendapatkan surat lulus uji etik dari
dengan jumlah 37 responden (43,5%),
Komite Etik Fakultas Keperawatan
pekerjaan rata-rata pasien adalah wiraswasta
Universitas Syiah Kuala yang bertujuan
untuk melindungi dan menjamin dan IRT dengan jumlah responden 29
kerahasiaan responden. Peneliti dalam (34,1%), jumlah anak yang terbanyak adalah
penelitian ini menekankan beberapa etika 1-2 anak dengan jumlah responden 37
(43,5%).
yaitu: respect for human dignity, respect for
privacy and confidentiality, respect for
justice an inclusiveness, dan balancing Tabel 2. Frekuensi pengetahuan
harms and benefits. No Pengetahuan f %
Analisa data terdiri dari analisa 1 Kurang 16 18,8
univariat dan bivariat. Analisa univariat 2 Baik 69 81,2
digunakan untuk melihat distribusi Total 85 100
frekuensi dari setiap variabel dan analisa Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bivariat dilakukan untuk melihat hubungan bahwa sebanyak 69 responden (81,2%)
antar variabel. Penelitian ini menggunakan berpengetahuan baik.
uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan
5% (0,05) (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3. Upaya pencegahan kekambuhan
HASIL PENELITIAN Upaya pencegahan
No f %
Berdasarkan hasil penelitian yang kekambuhan
telah dilakukan terhadap 85 responden, 1 Kurang 20 23,5
didapatkan hasil sebagai berikut: 2 Baik 65 76,5
Total 85 100
Tabel 1. Karakteristik responden Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
No Data Demografi f % bahwa upaya pencegahan kekmbuhan baik
1 Usia
dengan jumlah responden 65 (76,5%).
26 tahun 3 3,5
26 - 35 Tahun 32 37.5
36 - 45 Tahun 37 43,5 Tabel 4. Hubungan pengetahuan dengan
46 - 55 Tahun 7 8,2 upaya pencegahan kekambuhan
56 - 65 Tahun 3 3,5
> 65 tahun 3 3.5

11
Idea Nursing Journal Rita Astuti, dkk

Upaya pencegahan kekmbuhan


Pengetahuan P-
baik kurang Total α
Value
f % f % F %
Baik 58 89,2 11 55 69 81,2
Kurang 7 10,8 9 45 16 18,8 0,05 0,02
Total 65 100 20 100 85 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Hasil penelitian ini di dukung oleh


bahwa dari 69 orang (81,2%) pasien yang penelitian yang di lakukan oleh (Wolagole,
memiliki pengetahuan tentang asma yang 2012, p, 12), menyatakan bahwa tingkat
pendidikan responden mempunyai peran
baik, terdapat 58 orang (89,2%) pasien yang
cukup tinggi terhadap kemampuan dalam
melakukan upaya pencegahan kekambuhan memahami tentang penyakit asma. Pada
dengan baik. Melalui uji statistik Chi-Square penelitian ini pendidikan responden terbanyak
Test, didapatkan bahwa bilai P-value = 0,02 adalah pendidikan menengah yaitu sebanyak
(< 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, 37 responden (43.5%). Pendidikan mampu
yang berarti ada hubungan pengetahuan memfasilitasi seseorang untuk mendapatkan
dengan upaya pencegahan kekambuhan informasi tentang penyebab terjadinya asma
berulang sehingga pasien memahami dan
penyakit asma bronkhial di Poliklinik Paru
menghindari faktor-faktor yang dapat
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel menimbulkan serangan berulang.
Abidin Banda Aceh. Hasil penelitian ini di dukung oleh
(Ana, 2015, p, 32), menyatakan bahwa
PEMBAHASAN pengetahuan tentang asma dapat memberikan
Pengetahuan akan memberikan arahan motivasi bagi pasien untuk melakukan upaya
bagi pasien untuk melakukan pemilihan pencegahan kekambuhan dengan menghindari
terhadap perilaku yang benar, sehingga dapat alergen, stres, emosi, polusi udara, kelelahan,
mencegah terjadinya penyakit asma yang dan olahraga.
lebih lanjut (Andayani, 2014). Pada penelitian ini jenis kelamin laki-
Hasil penelitian di Poliklinik Paru laki (54.1%) lebih banyak terpapar penyakit
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel asma bronkhial. Hasil penelitian ini juga di
Abidin Banda Aceh, menunjukkan bahwa dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
pasien Asma Bronkhial yang memiliki (Husna, 2014, p, 82), menyatakan bahwa
pengetahuan baik dan upaya pencegahan laki-laki lebih banyak terpapar penyakit asma
kekambuhan yang baik. Hal ini dapat di bronkhial, hal ini di sebabkan karena laki-laki
identifikasi dari adanya upaya-upaya yang di cenderung memiliki beban kerja yang lebih
lakukan pasien untuk menghindari alergen, berat, gaya hidup yang tidak tepat. Selain itu,
asap rokok, polusi udara, emosi yang merokok juga dapat memicu terjadinya
berlebihan. Selain itu pasien juga kekambuhan penyakit asma bronkhial.
menginformasikan bahwa perawat dan tim Hasil penelitian ini juga di dukung oleh
kesehatan lainnya memberikan pendidikan peneliti (Silva, 2006, p 114), menyatakan
kesehatan selama berobat. bahwa pengetahuan dapat mememberikan
Hasil penelitian ini di dukung oleh informasi dalam menerapkan upaya
penelitian yang di lakukan oleh (Hasneli, pencegahan dan penatalaksanaan asma jangka
2011, p, 11), Pada penelitian ini mayoritas pendek dan jangka panjang. Asma jangka
usia responden terbanyak adalah 36-45 tahun pendek adalah episodik pemburukan pada
yaitu sebanyak 37 orang (43.5%) pasien. asma yang harus di ketahui oleh pasien dan
Selain itu dengan meningkatnya usia maka harus segera di bawa ke fasilitas pelayanan
akan terjadi penurunan fungsi Paru dan kesehatan untuk penanganan cepat sesuai
peradangan jalan napas. Hal ini di akibatkan dengan derajat serangan. Sedangkan asma
karena hiperreaktivitas bronkus terhadap jangka panjang adalah pengontrolan asma dan
alergen. cara mencegah serangan asma berulang.

12
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

Pengobatan asma jangka panjang di sesuaikan kekambuhan penyakit Asma Bronkhial pada
dengan beratnya asma yang dialami. pasien di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum
Hasil penelitian di Poliklinik Paru Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-
Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel value= 0,002).
Abidin Banda Aceh di dapatkan bahawa 16
orang (18.8%) responden DAFTAR PUSTAKA
berpengetahuan kurang. Hal ini di sebabkan Ana. (2015). 6 faktor penyebab asma paling
karena kurangnya penyuluhan yang di terima utama. diakses tanggal 20 September
di masyarakat. Beberapa responden 2017.
menyatakan belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentanng asma sehingga kondisi Afandi, S. (2013). Tingkat kontrol pasien
ini menyebabkan informasi yang mereka asma di rumah sakit persahabatan
terima tentang penyakit asma relatif sedikit. berdasarkan asthma control test
Penelitoan ini sesuai dengan penelitian beserta hubungannya dengan tingkat
(Wardani, 2012), yang menyatakan morbiditas dan faktor resiko stdy
pengetahuan kurang di sebabkan kurangnya longitudinal di poli rawat jalan selama
kesadaran masyarakat untuk mendapatkan 1tahun. Di akses tanggal 2 Maret 2017.
informasi tentang asma yang bersumber dari
media cetak. Hal ini menyebabkan Depkes RI. (2007). Respiratory medisine.
pengetahuan mereka tentang asma menjadi Jakarta: EGC. Diakses tanggal 2 Maret
kurang. 2017
Upaya pencegahan kekambuhan yang
dilakukan pasien sesuai dengan persepsi Departemen kesehatan RI. (2009). Pedoman
individu terhadap ancaman, keseriusan, pengendalian penyakit asma. Jakarta:
ketidakkekebalan. persepsi individu Departemen kesehatan republik
dipengaruhi oleh faktor modifikasi, dalam indonesia.
penelitian di Poliklinik Paru Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda GINA (Global Initiative for Astma). (2015).
Aceh faktor modifikasi yang di ukur adalah Level of asma control. Di akses tanggal
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, 28 Maret 2016
pekerjaan, jumlah anak dan pengetahuan
tentang penyakit asma bronkhial (Heri, 2009, Harrison. (2000). Prinsip-prinsip ilmu
p, 53). penyakit dalam, edisi 13, volume 3.
Hasil penelitian di Poliklinik Paru Jakarta: EGC.
Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel
Abidin Banda Aceh di dapatkan bahwa pasien Husna, C. (2014). Upaya pencegahan
yang melakukan upaya pencegahan kekambuhan asma bronkhial ditinjau
kekambuhan melakukan tindakan pencegahan dari teori health belief model di
sesuai dengan saran dokter, perawat, dan juga RSUDZA Banda Aceh. Diakses tanggal
informasi dari sosial media. Jadi disini di 29 Maret 2017 Harahap, F. M. (2011).
butuhkan tingkat pengetahuan yang tinggi Asma bronkhial.diakses tanggal 28
untuk mendapatkan pengetahuan tentang Maret 2017.
penyakit yang di miliki oleh pasien tersebut
sehingga pasien mampu mengatasi penyakit Heri, M. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta:
yang di derita nya sehingga penyakit tersebut EGC.
tidak kambuh kembali. Jika penyakit asma
bronkhial kambuh lagi pasien langsung Hasneli, Y. (2011). Faktor-faktor resiko yang
mengotrolnya ke pelayanan kesehatan untuk berpengaruh terhadap tingkat
di tindak lebih lanjut, dan selalu minum obat kekambuhan pasien asma. Di akses
teratur. tanggal 4 Juli 2016.

KESIMPULAN Indaryani, A. (2011). Gambaran upaya


Berdasarkan hasil penelitian maka pencegahan kekambuhan penyakit
dapat di simpulkan bahwa Ada hubungan asma bronkhial di tinjau dari tingkat
pengetahuan dengan upaya pencegahan pengetahuan pasien di poli paru RSUD
13
Idea Nursing Journal Rita Astuti, dkk

dr, M. Yunus Bengkulu tahun 2010. penatalaksanaan asma di indonesia.


Diakses tanggal 2 Maret 2017 dari : Jakarta: FKUI.

KEMENKES RI. (2011). Hari asma sedunia. Rengganis, I. (2008). Diagnosis dan
Jogyakarta: di akses tanggal 2 Juni tatalaksana asma bronkhial.
2016. Www. Depkes.go.id. Departemen ilmu penyakit dalam
fakultas kedokteran universitas
Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawatan Indonesia. Rumah sakit Cipto
klien dengan gangguan sistem mangukusumo. Jakarta: di akses
pernapasan. Jakarta: Selemba Medika. tanggal 28 Maret 2017, dari:
https://scholar.google.co.id/scholar?clie
Mahmudi, I. (2005). Peran serta keluarga nt.
dalam upaya mencegah kekambuhan
pada klien asma bronkhial. Diakses RISKESDAS, (riset kesehatan dasar). (2007).
tanggal 3 Januari 2017. Kesehatan BPDP. Departemen
kesehatan Republik Indonesia. Jakarta:
Naga, S. (2014). Buku panduan lengkap ilmu diakses tanggal 24 Maret 2017.
penyakit dalam. Jogjakarta: Diva Press.
RISKESDAS, (riset kesehatan dasar). (2013).
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan Badan penelitian dan pengembangan
dan ilmu perilaku. Jakarta: Reneka kesehatan. Kementrian kesehatan
Cipta. republik Indonesia. Jakarta: di akses
tanggal 2 April 2016.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Smeltzer , S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku
ajar: Keperawatan medikal bedah,
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi edisi 8, volume 1. Jakarta: EGC.
penelitian kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Smeltzer, S.C., & Bare, B. G. (2013). Buku
ajar: keperawatan medikal bedah.
Ningrum, S. A. (2012). Hubungan Edisi 12, Jakarta: EGC
pengetahuan tentang asma dengan
upaya pencegahan kekambuhan pada Sabuea, H. (2005). ilmu penyakit dalam.
penderita asma di wilayah kerja Jakarta: PT Reneka Cipta.
pukesmas gorong gareng taji
kabupaten magetan. Diakses tanggal 29 Somantri, I. (2009). Asuhan keperwatan pada
Maret 2017, dari: klien dengan gangguan sistem
https://scholar.google.co.id/scholar?clie pernapasan, edisi 2, Jakarta: Selemba
nt. Medika.

Priscilla & LeMone. (2015). Keperawatan Sihombing, M. (2010). Faktor-faktor yang


medikal bedah, edisi 5, Jakarta: EGC berhubungan dengan penyakit asma
pada usia 10 tahun di indonesia.
Penghimpunan dokter paru indonesia (PDPI). Diakses tanggal 2 Maret 2017.
(2004). Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan asma di indonesia. Silva, R. (2006). The emotional cause of
Jakarta: FKUI. asthma.diakses tanggal 2 Mei 2017
Penghimpunan dokter paru indonesia (PDPI). Suyono, S. (2001). Buku ajar ilmu penyakit
(2004). Pedoman diagnosis dan dalam. Jakarta: FKUI
penatalaksanaan asma di indonesia.
Jakarta: PDIP. Sundaru, H, S. (2006). Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Jakarta: IPD FKUI.
Penghimpunan dokter paru indonesia (PDPI).
(2010). Pedoman diagnosis dan
14
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

Tam, M. C. Y dan V.M.R.T Tummala, Wolagole.(2012). Gambaran pengetahuan


(2001), An application of the AHP in dan sikap dalam mengontrol
vendor selection of a telecomunications kekambuhan asma bronkhial rawat
system, omega, 29, 171-182. jalan di rumah sakit paru Dr. ARIO
Wirawan Salatiga. Di akses tanggal 2
WHO. (2009).Cronic respiratory. Diakses Sepetember 2017.
tanggal 3 April 2017
Wardani, Vani, kusuma. (2012). Hubungan
WHO. (2013). Asthma. Di akses tanggal 5 antara pengetahuan umum asma pasien
Agustus2016 dengan tingkat kontrol asma di RSUD
Dr. Moewardi. Surakarta: Diakses pada
tanggal 2 maret 2016

15

Anda mungkin juga menyukai