Anda di halaman 1dari 16

Makalah Filsafat Ilmu

Anatomi Ilmu

Oleh:
Khairiana Fitri
1920132320001

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN IPA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

1
Anatomi Ilmu
Oleh: Khairiana Fitri
NIM: 1920132320001

Indikator:

a. Untuk mengetahui komponen-komponen dari ilmu


b. Menjelaskan sifat-sifat dari ilmu pengetahuan
c. Untuk mengetahui maksud dari ilmu pengetahuan

Uraian topik:

A. Komponen-Komponen Anatomi Ilmu

Pengetahuan tidak serta merta dipandang sebagai ilmu, ada prasyarat

sehingga pengetahuan bisa berproses menjadi ilmu. Proses tersebut

dirangkai dalam komponen atau anatomi yang dapat dijelaskan seperti di

bawah ini.

Anatomi atau komponen ilmu dibangun dari realita alam semesta.

Komponen ilmu merupakan aspek dinamis dari perwujudan ilmu yang

bersifat abstrak dan general (umum). Komponen-komponen ilmu tersusun

dari alam konkret (realita) hingga alam abstrak (ilmu). Komponen-

komponen yang menjembataninya yaitu fenomena, konsep, variabel,

proposisi, fakta dan teori. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan

dalam rangkaian berikut:


1. Fenomena

2
Kejadian atau gejala-gejala yang ditangkap oleh indra manusia dan
dijadikan masalah karena belum diketahui (apa, mengapa, bagaimana)

adanya.

2. Konsep

Istilah atau simbol yang mengandung pengertian singkat dari

fenomena atau abstraksi dari fenomena.

3. Variabel

Variasi sifat, jumlaj, besaran yang mempunyai nilai kategorial


(bertingkat) baik kualitatif maunpun kuantitatif sebagai hasil

penelaahan mendasar dari konsep.

4. Proposisi

Kalimat ungkapan yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang

menyatakan hubungan sebab-akibat.

5. Fakta

Proposisi yang telah teruji secara empiris (hubungan yang ditunjang


oleg data empiris)
6. Teori

Jalinan fakta menurut kerangka yang bermakna (meaningful construct).

Fakta atau realitas menjadi salah satu perangkat ilmu yang sangat

kuat dan berharga. Realitas yang ada sekaligus untuk menggambarkan

fenomena yang sebenarnya terjadi di lapangan. Hasil pengamatan yang di

lakukan oleh peneliti kemudian bisa dikembangkan menjadi teori dan

konsep. Menurut soetriono (2007: 342) komponen pembangun ilmu yang

hakiki adalah fakta dan teori , namun ada juga komponen yang lain, yaitu

fenomena dan konsep. Fenomena (gejala atau kejadian) yang ditangkap

3
indra manusia ( karena dijadikan masalah yang ingin di ketahui) di

abstraksikan dengan konsep-konsep. Jadi, konsep adalah istilah atau

simbol-simbol yang mengandung pengertian singkat dari fenomena .


Dengan kata lain, konsep merupakan penyederhanaan dari fenomena.

Melalui penelaahan yang terus menerus maka ilmu akan sampai

pada hubungan-hubungan yang merupakan hasil akhir dari ilmu.

Hubungan-hubungan yang telah di temukan dan telah di tunjang oleh data

empiris di sebut fakta. Jadi, ilmu merupakan fakta-fakta. Sedangkan

jalinan fakta-fakta menjadi meaningfull construct di sebut teori. Ini berarti

teori merupakan seperangkat, konsep, definisi, dan proposisi-proposisi


yang berhubungan satu sama lain, yang menunjukkan fenomena-

fenomena. Dengan demikian, jelas bahwa teori merupakan suatu

konstruksi yang jelas, yang dibangun atas jalinan fakta-fakta

Fakta mempunyai peranan pijakan, formulasi , dan penjelasan teori


dengan asumsi bahwa:

a) Fakta meulai teori; teori berpijak pada satu dua fakta hasil penemuan,
misalnya penemuan cendawan fenicillium yang dapat mencegah
pertemuan bakteri fenicilin;

b) Fakta menolak dan mereformasi teori yang telah ada;

c) Fakta-fakta dapat mendefinisikan kembali atau memperjelas defenisi-

definisiyang ada dalam teori. Sementara teori mempunyai peran dalam

pengembangan ilmu sebagai:

1) Teori sebagai orientasi; memberikan suatu orientasi pada para


ilmuan sehingga dengan teori tesebut dapat mempersempit cakupan
telaah, sehingga dapat menetukan fakta-fakta mana yang di

4
perlukan.

2) Teori sebagai konspetual dan klasifikasi; dapat memberikan


petunjuk tentang kejelasan hubungan antara konsep-konsep dan
fenomena atas dasar klasifikasi tertentu
3) Teori sebagai generalisasi; memberikan rangkuman terhadap
generalisasi empiris dan antarhubungan proposisi (teorama);
kesimpulan umum yang di dasarkan pada asumsi-asumsi tertentu,
baik yang akan diuji maupun yang telah di terima
4) Teori sebagai peramal fakta; yaitu bahwa teori membuat prediksi-

prediksi tentang adanya fakta.

5) Teori sebagai point to the gap in our knowledge; teori menunjukkan


adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita

Ilmu pengetahuan berangkai sebagai tahapan perkembangan

(development). Hal ini sesuai dengan ungkapan bahwa ilmu merupakan

akumulasi dari pengetahuan yang tersusun secara sistematis, bersifat


abstrak, general dan universal yang mampu menjelaskan dan meramalkan
fenomena-fenomena yang terjadi juga bahwa fenomena yang ditangkap
oleh panca indera manusia dari alam nyata diabstraksikan pada konsep-

konsep. Penelaahan mendasar dari konsep- konsep tersebut dijewantahkan

melalui variabel-varlabel. Variabel-variabel tersebut digolongkan

berdasarkan variabel penentu (determinant) dan variabel yang ditentukan

(result), yang kemudian dicarikan korelasinya sebagai sebab- akibat. Hal

ini disebut proposisi. Tersebut merupakan kesimpulan penalaran pikiran

dengan tingkat kebenarannya yang masih sementara yakni disebut

hipotesis. Apabila proposisi tersebut teruji secara empiris maka disebut

fakta. Kemudian jika beberapa fakta terjalin dalam rangkaian yang

5
memiliki arti maka tahap ini disebut teori. Teori-teori inilah sebenarnya

yang merupakan ilmu (ilmu penuh dengan teori-teori).

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa teori adalah seperangkat


konsep- konsep dan/atau variabel-variabel dari suatu fenomena dan
proposisi-proposisi yang berhubungan satu sama lain dan tersusun secara
sistematis, dan bertujuan untuk menjelaskan (explanation) dan
meramalkan (prediction) ataupun mengendalikan (control) fenomena-

fenomena. Kesimpulan teori-teori bersifat general dan abstrak.

B. Komponen Ilmu Menurut Archei J. Bahm

Dalam buku What is Science karya Archei J. Bahm di dalam

bukunya Muhammad Muslih bahwa secara umum membicarakan enam


komponen dari rancang bangun ilmu pengetahuan, artinya dengan enam
komponen itu, sesuatu itu bisa disebut ilmu pengetahuan,yaitu:
1. Adanya masalah

Masalah mana yang dianggap mengandung sifat ilmiah? Dalam

persoalan ini, Archei J. Bahm menjelaskan bahwa tidak semua masalah

menunjukkan ciri keilmiahan. Suatu masalah disebut masalah ilmiah jika

memenuhi persyaratan, yaitu bahwa masalah itu merupakan masalah yang


dihadapi dengan sikap dan metode ilmiah; Masalah yang terus mencari
solusi; Masalah yang saling berhubungan dengan masalah dan solusi
ilmiah lain secara sistematis (dan lebih memadai dalam memberikan

pemahaman yang lebih besar). Untuk itu ia menawarkan, masalah yang

dapat dikomunikasikan dan capable, yang disuguhkan dengan sikap dan


metode ilmiah sebagai ilmu pengetahuan awal, sudah pantas dikatakan

“masalah ilmiah” (scientific problem).

2. Adanya sikap ilmiah

6
Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus
memiliki enam ciri pokok, yaitu: keingintahuan (curiosity); spekulasi
(speculativeness); kemauan untuk berlaku objektif (willingness to be
objective); terbuka (open- maindedness); kemauan untuk menangguhkan
penilaian (willingness to suspend judgment) dan bersifat sementara

(tentativity).

a. Keingintahuan (curiosity)

Yang dimaksud di sini adalah keingintahuan ilmiah, yang bertujuan

untuk memahami. Ia berkembang dan berjalan terus sebagai perhatian

bagi penyelidikan, penelitian, pengujian, eksplorasi, petualangandan

eksperimentasi.

b. Spekulatif (spiculativeness)

Diawali dengan keingintahuan untuk mencoba memecahkan semua


masalah yang ditandai dengan beberapa usaha, termasuk usaha untuk
menemukan solusi, misalnya dengan mengusulkan satu hipotesa atau

lebih. Artinya, spekulasi adalah sesuatu hal yang disengaja dan berguna

untuk mengembangkan dan mencoba membuat berbagai hipotesa. Dengan

demikian, spekulasi merupakan karakteristik yang esensial dalam sikap

ilmiah.

c. Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective).

Sikap ini penting, sebab objektivitas merupakan ciri ilmiah. Sikap

demikian harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Menurut Bahm sikap

objektif harus memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut:


1) Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk
memperoleh pemahaman sebaik mungkin;

7
2) Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan,
artinya, pengalaman dan alasan saling mendukung, karena alasan
yang logis dituntut oleh pengalaman;
3) Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan

dikurangi). Hal ini terkait dengan sikap objkektif seorang

ilmuwan;
4) Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika
objeknya berubah, maka seorang ilmuwan mau menerima
perubahan tersebut;

5) Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial

and error merupakan karakteristik dari seorang ilmuwan.

6) Tidak mengenal putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau

masalah, hingga mencapai pemahaman secara maksimal.

d. Keterbukaan (open-maindedness)

Maksud sikap ini menyangkut kemauan untuk bersikap terbuka. Ini

termasuk kemauan untuk mempertimbangkan semua saran yang relevan


dengan hipotesis, metodologi, dan bukti yang berhubungan dengan

masalah di mana seseorang bekerja. Sikap ini harus dibarengi dengan

sikap toleran, dan bahkan menerima ide-ide baru,termasuk, tidak saja ide
yang berbeda dengan ide-idenya, tetapi juga yang kontradiksi atu yang

berseberangan dengan kesimpulan- kesimpulannya.

e. Kemauan untuk menangguhkan penilaian (willingness to suspend


judgment)

Untuk menangguhkan penilain atau menunda keputusan. Bila

penyelidikan tentang suatu objek atau masalah tidak menghasilkan


pemahaman atau solusi yang diinginkan, maka seseorang tidak boleh

menuntut jawaban yang lebih dari apa yang ia peroleh. Sikap ilmiah

8
menyangkut kemauan untuk menangguhkan penilaian sampai bisa

diperolehnya semua bukti yang diperlukan.

f. Bersifat sementara (tentativity)

Sikap kesementaraan akan selalu meragukan validitas suatu hipotesa


termasuk pengerjaannya, bahkan meragukan segala usaha ilmiah termasuk

bidang keahlian seseorang. Meskipun pengalaman perorangan dan

kelompok cenderung membenarkan keyakinan yang lebih kuat dan

memandangnya sebagai kesimpulan.

3. Menggunakan metode ilmiah

Sifat dasar metode ilmiah ini, menurut Archei J. Bahm harus

dipandang sebagai hipotesa untuk pengujian lebih lanjut. “Esensi ilmu

pengetahuan adalah metodenya”, sedang sisi yang lain, “Berkenaan

dengan sifat dasar metode ilmiah”. Archei J. Bahm berpendapat bahwa

metode ilmiah itu adalah satu sekaligus banyak; dikatakan satu karena
metode ilmiah, dalam penerapannya tidak ada persoalan, sedang dikatakan

banyak, karena pada kenyataannya terdapat banyak jalan. Yaitu; a.

masing-masing ilmu mempunyai metodenya sendiri-sendiri, yang paling

cocok dengan jenis masalahnya sendiri. b. Setiap masalah particular

memerlukan metode uniknya sendiri. c. Secara historis, para

ilmuwandalam bidang yang sama dalam waktu yang berbeda, memakai


metode yang sama sekali berbeda, lantaran berbedadalam perkembangan

teoritis dan temuan teknologis. d. Perkembangan yang cepat dalam

banyak ilmu pengetahuan danteknologi yang semakin lama semakin saling


bergantung dewasa ini, memerlukan perkembangan berbagai metodologi
baru yang cepat, berkenaan dengan jenis masalah yang lebih ruwet dan

9
dinamis. e. Siapa saja yang concern pada metode ilmiah harus mengakui

bahwa metode ini mempunyai tahapan-tahapan yang membutuhkan

metode yang berbeda pada setiap tahapannya.

Secara lebih khusus, metode ilmiah meliputi lima langkah, yaitu a.

Menyadari akan masalah; b. Menguji masalah; c. Mengusulkan solusi; d.

Menguji usulan atau proposal; dan e. Memecahkan masalah.

4. Adanya aktifitas

Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan,

yang kemudian bisa disebut dengan riset ilmiah. Riset demikian

mempunyai dua aspek: individu dan social.

a. Aspek Individu;

Ilmu pengetahuan adalah suatu aktifitas yang dilaku-kan oleh orang-

orang khusus.

b. Aspek Sosial;

Aktivitas ilmiah mencakup lebih banyak dari apa yang dikerjakan

oleh para ilmuwan khusus.

5. Adanya kesimpulan

Ilmu pengetahuan adalah pengetuan yang dihasilkan. Makanya ilmu

pengetahuan sering dipahami sebagai kumpulan pengetahuan. Ide-ide

adalah ilmu pengetahuan itu sendiri. kesimpulan pemahaman yang dicapai

sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan ilmu pengetahuan.

Kesimpulan adalah akhir atau tujuan yang membenarkan sikap,metode,

dan aktifitasnya sebagai cara-cara. Kesimpulan adalah ilmu yang

10
diselesaikan, bukan ilmu sebagai prospek atau dalam proses.

6. Adanya pengaruh

Ilmu pengetahuan adalah apa yang digarap oleh ilmu pengetahuan.

Bagian apa yang digarap oleh ilmu pengetahuan tersebut, kemudian


menimbulkan pengaruh beraneka ragam, yang dapat dihubungkan pada
dua hal, yaitu;
a. Pengaruh ilmu pengetahuan terhadap teknologi dan industri, yang

disebut ilmu terapan.

b. Pengaruh ilmu terhadap atau dalam masyarakat dan peradaban.

Industrialisasi yang berkembang dengan pesat merupakan produk


dari ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap
perkembangan ilmu, sehingga nampak seperti yang terjadi dalam

perubahan sifat ilmu itu sendiri. Proses industrialisasi tidak akan dapat

diputarulang yang akhirnya ilmu pengetahuan itu sendiri mengalami

proses terindustrialisasi. Ilmu pengetahuan yang terindustrialisasi ini

menjadi bagian utama dari penggerak ilmu pengetahuan dan menjadi

sebuah sumber bidang penelitian yang memiliki prestise tinggi.

Ilmu pengetahuan (dengan produk teknologinya), juga memiliki


dampak negatif, misalnya dipergunakannya senjata nuklir sebagai alat
pemusnah massal di Hiroshima pada perang Dunia II (termasuk

pengeboman Iraq oleh Amerika dan Sekutunya sekarang ini). Berbagai

reaksi timbul dari dampak negatif ini. Maka lahirlah perkumpulan-

perkumpulan ilmuwan yang peduli terhadap masalah dampak negatif


teknologi, seperti Federasi ilmuwan Atom, Badan Penelitian Teknologi
US, Masyarakat Internasional untuk Penelitian Teknologi, Kongres

Internasional.

11
Menurut Bahm, bahwa seseorang yang memiliki perhatian pada
permasalahan ilmiah bisa disebut sebagai ilmuwan, kerena sikap ilmiah

merupakan bagian dari seorang ilmuwan. Seseorang yang berhasil

mengungkap permasalahan dengan menggunakan metode tertentu meski

tidak paham banyak mengenai sifat ilmu— bisa disebut sebagai ilmuwan.

Demikian pula seseorang yang mengamati kesimpulan dari seorang


ilmuwan dan memiliki concern dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan juga bisa dikatakan telah memiliki aspek ilmiah dalam

dirinya.

C. Sifat-Sifat Ilmu Pengetahuan

sifat-sifat ilmu pengetahuan yang wajib diketahui, diantaranya:

a) Rasional

Ilmu pengetahuan harus bersifat rasional artinya ilmu


tersebut harus mempunyai sifat kegiatan berpikir yang ditundukan

pada logika atau penalaran. Berpikir rasional berarti berpikir secara

sistematis yang kompleks dan konsepsional dengan kemampuan


menggunakan lambang untuk dapat memberi arti yang hampir tidak
terbatas kepada suatu objek material, seperti pada suara, gerak,

warna dan rasa.

b) Empiris

Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan


atau konklusi ilmu pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada
pemeriksaan atau verifikasi indra manusia, maka kaidah logika

12
formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar kebenaran

yang bersifat relitas objektif dan netral.

c) Fakta dan teori

Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta

dan teori. Teori mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris

yang bisa diverifikasi dan mempunyai tugas menempatan hubungan

yang terdapat diantara fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat disusun

hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu


pengetahuan fakta harus disusun dalam suatu sistem dan
diinterpretasikan sehingga tanpa metode tersebut suatu fakta tidak

akan bisa menjadi ilmu.

d) Univesal

Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran


yang dihasilkan ilmu pengetahuan dapat diperiksa oleh para
peninjau ilmiah dan dapat dipelajari atau diikuti secara umum serta

dapat diajarkan secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak bersifat

rahasia tetapi memiliki nilai sosial sehingga kewibawaan ilmiah


didapat setelah hasil itu diketahui, diselidiki dan dibenarkan
validitasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam bidang ilmu

tesebut.

e) Akumulatif

Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling


berkaitan artinya ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan
hubungan antara ilmu dan kebudayaan sebab ilmu merupakan salah

satu unsur kebudayaan manusia.

13
Misalnya, untuk dapat belajar manusia mempunyai

kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan

yang dikenal dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada

sebelumnya.

f) Objektif

tribut objektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan


oleh pengujian secara terbuka yang di lakukan dari pengamatan dan

penalaran fenomena.

D. Bangunan ilmu pengetahuan

Terdapat suatu anggapan yang luas bahwa ilmu pada dasarnya

adalah metode induktif-empiris dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Memang terdapat beberapa alasan untuk mendukung penilaian yang


populer ini, karena ilmuwan mengumpulkan fakta-fakta yang tertentu,

melakukan pengamatan, dan mempergunakan data indrawi. Walaupun

begitu, analisis yang mendalam terhadap metode keilmuwan yang akan


menyingkapkan kenyataan, bahwa apa yang dilakukan oleh ilmuawan
dalam usahanya mencari pengetahuan lebih tepat digambarkan sebagai

suatu kombinasi antara prosedur empiris dan rasional. Epistemologi

keilmuan adalah rumit dan penuh kontroversi, namun akan di usahakan di


sini, untuk memberikan analisis filosofis yang singkat dari metode

keilmuan, sebagai suatu teori pengetahuan.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa metode keilmuan adalah suatu

cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian prosedur tertentu

harus diikut untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pertanyaan yang

14
tertentu pula. Mungkin epistemulagi dari metode keilmuan akan lebih

mudah di bicarakan, jika kita lebih mengarahkan perhatian kita kepada


sebuah rumusan yang mengatur langkah- langkah proses berpikir sekaligus
menjadi unsur-unsur dalam ilmu pengetahuan, yang di atur dalan suatu

urutan tertentu.

Kerangka dasar prosedur ini dapat diurutkan dalam delapan langkah


sebagai berikut :

a) Metode ilmiah

b) Teori

c) Hipotesis

d) Logika

e) data-informasi

f) Pembuktian

g) Evaluasi

h) Peradigma

Ringkasan:

Jadi, dapat dipahami berdasarkan uraian di atas bahwa Anatomi

atau komponen ilmu dibangun dari realita alam semesta. Komponen ilmu

merupakan aspek dinamis dari perwujudan ilmu yang bersifat abstrak dan

general (umum). Komponen-komponen dalam anatomi ilmu, yaitu

fenomena, konsep, variabel, proposisi, fakta dan teori. Hubungan antara

teori dan fakta sangat erat dan hubungan antara teori dengan ilmu juga

sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Karena ilmu pada hakekatnya

15
terbangun dari fakta dan teori.

Sifat-sifat ilmu pengetahuan, diantaranya:

1) Rasional

2) Empiris

3) Fakta dan Teori

4) Universal

5) Akumulatif

6) objektif

Bangunan ilmu pengetahuan dasarnya adalah metode induktif-

empiris dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Dan metode keilmuan

adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan. Suatu rangkaian

prosedur tertentu harus diikut untuk mendapatkan jawaban tertentu dari

pertanyaan yang tertentu pula.

Rujukan:

Adib. Muhammad.2010 Filsafat Ilmu Ontologis, Epistemologis,

Aksiologis, Dan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta; Pustaka Belajar

Susanto 2011 S u a t u Ka j i an d al am Di m en s i O n t ol o gi s , E
pistemologis, dan Aksiologis Jakarta: Bumi Aksara

16

Anda mungkin juga menyukai