Anda di halaman 1dari 5

Pengertian assembly line

Assembly line (assy line) adalah proses manufacturing dimana setiap bagian disusun berdasarkan
urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat. Dalam metode assy line ini, komponen-
komponen yang akan di pasang biasanya diletakkan di attachment box/pallet kemudian komponen
tersebut di pasang pada rangkaian produk/engine yang berada di atas roller atau konveyor dan
berjalan sesuai urutan proses manufacturing produk tersebut.
Konsep assembly line telah menjadi tulang punggung bagaimana manufacturing dalam
banyak bidang jasa bisa di lakukan dalam skala massal. Bisa dibayangkan jika tanpa konsep ini,
bagaimana bisa sebuah perusahaan dapat memproduksi produknya dalam jumlah besar, pasti akan
dibutuhkan resource (SDM) yang lebih banyak pada level expert atau ahli pada bidangnya.
Berbeda dengan konsep assembly line ini yang menjadikan proses produksi menjadi lebih
efisien, dimana tiap produksi di bagi tiap bagian/modular dengan masing-masing station
bertanggung jawab menyelesaikan tugas tertentu dengan input dan output yang telah di tentukan.
Ada bagian yang bertanggung jawab dalam pemasangan piston, memasang flywheel, pemasangan
dan pengencangan nut-nut pada komponen hingga menjadi sebuah komponen utuh atau menjadi
satu kesatuan.
Assembly line inilah yang menghantarkan unit – unit mesin yang sedang dirakit dari satu
bagian atau station (pengerjaan) ke station lain untuk dilanjutkan perakitannya.
Konsep assembly line ini pertama kali di perkenalkan oleh Henry Ford pendiri perusahaan
mobil Ford. Dengan prinsip assembly line sebagai berikut :
1. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional sehingga setiap
bagian/komponen dapat di pasang secara berurutan sampai dengan prose akhir.
2. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman sehingga pekerja dapat
secara mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas konveyor.
http://hermawanyudi.blogspot.com/2015/10/assembly-line.html
ASSEMBLY LINE
Assembly line adalah proses manufakturing dimana setiap bagian disusun berdasarkan urutan
untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat dari metode manufakturing yang biasa. Dalam
metode assembly line pergerakan pekerja diminimalisir sedikit mungkin, komponen-komponen
yang akan dipasang biasanya diletakkan di atas konveyor dan berjalan sesuai urutan proses
manufakturing produk tersebut. Proses assembly line dikenalkan oleh Henry Ford sebagai pendiri
perusahaan mobil Ford. Prinsip assembly line yang dikemukakan oleh Hendy Ford sebagai berikut:
1. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional sehingga setiap
bagian/komponen dapat dipasang secara berurutan sampai dengan proses akhir;
2. Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman sehingga pekerja dapat
secara mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas
konveyor.
Dalam metode assembly line banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja
dapat memasang komponen secara terus menerus tanpa harus menunggu proses akhir. Setiap
pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya dan dapat
melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir tersebut selesai.
Sistem konveyor diinspirasi oleh industri penyembilihan hewan ternak dimana pekerja
hanya berdiri dalam satu tempat dan daging hasil penyembelihan bergerak sesuai urutan katrol
yang digunakan untuk mengangkat daging tersebut.
Selain memberikan manfaat positif dalam hal penghematan waktu dan biaya produksi,
metode assembly line menimbukan permasalahan sosial di pihak pekerja. Pekerja merasa terasing
dan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari. Pekerja dalam sehari
dapat melakukan ratusan repetisi yang sama untuk memasang komponen pada bagian yang sama.
Permasalahan lainnya yang timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena layout yang buruk
tanpa memerhatikan faktor ergonomi.
Selain faktor sosial tersebut, assembly line mempunyai manfaat sebagai berikut:
 Pekerja tidak perlu mengangkat beban berat.
 Tidak ada posisi membungkuk yang menyebabkan kelelahan fisik pekerja.
 Tidak memerlukan pelatihan khusus dalam penggunaan assembly line.
 Pekerjaan yang sangat mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Manfaat lainnya adalah peningkatan produktifitas yang cukup signifikan sehingga Henry Ford
dapat menaikkan upah per hari pekerja.
https://sukasayurasem.wordpress.com/2013/06/28/assembly-line/
Assembly Line
Konsep Assembly line telah menjadi tulang punggung bagaimana manufacturing dalam
banyak bidang bisa dilakukan dalam skala massal. Tidak terbayangkan jika tanpa konsep ini
bagaimana bisa sebuah perusahaan memproduksi produknya dalam jumlah besar. Pasti akan
dibutuhkan resource (SDM) yang lebih banyak pada level expert.
Konsep Assembly Line menjadikan proses produksi dilakukan secara lebih efisien, dimana
proses produksi dibagi tiap bagian atau modular, dengan masing-masing bagian/modul
bertanggung jawab menyelesaikan tugas tertentu dengan input dan output yang telah ditentukan.
Ada bagian yang bertanggung jawab untuk pemasangan mesin utama, ada yang bertanggung
jawab, pemasangan gardan, roda dan sebagainya, pemasangan listrik, dan seterusnya.
Assembly line inilah yang menghantarkan unit-unit mobil yang sedang dirakit dari satu
bagian (pengerjaan) ke bagian lain untuk dilanjutkan perakitannya.
Efisiensi Waktu Produksi
Pada awal sebelum adanya konsep ini, yaitu akhir abad 19 atau awal abad 20, mobil dirakit
oleh satu orang atau satu tim yang bertanggung jawab terhadap perakitan mobil dari mulai bagian
terkecil hingga utuh menjadi sebuah mobil. Tidak ada pembagian tugas berdasarkan bagian-bagian
mobil. Dengan old style ini tim perakitan harus tahu secara dari A sampai Z masalah perakitan
mobil.
Berdasarkan waktu pengerjaan, 1 unit mobil dengan old style bisa diselesaikan dalam
waktu 35 menit. Sedangkan ketika konsep Assembly line ini telah diterapkan, 1 unit mobil bisa
diselesaikan dalam waktu 20 menit ! Sebuah efisiensi (waktu) yang luar biasa. Bisa
masbro/mbaksist bayangkan jika mobil modern seperti sekarang yang mass produk dilakukan
secara old style. Cost-nya tentu akan menjadi berlipat dibanding sekarang.
Kompleksitas Mobil Modern dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Bisa masbro bayangkan, yang penulis uraikan di atas ketika itu mobil masih cukup
sederhana, gak ada system otomatis yang njelimet, bagaimana jika mobil sudah kompleks seperti
sekarang ? Tentu membutuhkan kemampuan mumpuni dalam memahami perakitan mobil dari A
hingga Z secara teliti jika harus dikerjakan oleh suatu tim tanpa konsep assembly line.
Kesulitannya pun akan berlipat dibanding mobil-mobil old style yang masih sederhana. Sebuah
tim harus terdiri dari orang-orang yang harus tahu segalanya tentang mobil. Tentu butuh resource
yang sangat besar untuk bisa memenuhinya. Tidak mudah membentuk tenaga ahli yang tahu
segalanya. Nah..dengan konsep Assembly line ini setiap kelompok/tim dari masing-masing part
hanya perlu mengerti betul bagian yang harus dia tangani.
Cukup gambaran bagaimana konsep Assembly line memberikan lompatan besar pada
manufacturing otomotif secara massive. Tetapi bagaimana awalnya konsep ini bisa hadir dalam
industri otomotif ?
Konsep Assembly line hadir dalam dunia otomotif diawali dari ide pemotongan hewan !
Ceritanya William Klann, salah seorang penting di jajaran Ford ketika itu, mengunjungi salah satu
pemotongan hewan. Apa yang dia lihat dari proses pemotongan hewan, memisahkan bagian-
bagian tubuh hewan, kemudian masing-masing bagian tubuh tadi di potong-potong oleh orang-
orang tersendiri. Ada orang-orang yang bertugas memotong bagian paha untuk menjadi potongan-
potongan daging. Begitu juga bagian-bagian lain. Uniknya proses ini dilakukan dengan
menempatkan hewan sembelihan itu diatas track yang berjalan. Masing-masing bagian melakukan
tugasnya ketika hewan itu sampai pada bagiannya. Dan ketika telah selesai, hewan dikembalikan
lagi ke track untuk dilanjutkan ke bagian lain. Bisa dikatakan proses pemotongan hewan ini disebut
Diassembly line.
Konsep ini memunculkan ide di benak William Klann, dengan cara terbalik, proses
Assembling sebuah mobil bisa dilakukan dengan cara ini. Ketika ide ini akhirnya sampai pada
Henry Ford (pemilik Ford Motor Company), maka konsep ini berhasil diterapkan pada Ford T
Model di tahun 1913 dengan peningkatan kecepatan produksi dan efisiensi yang luar biasa untuk
mass production, jika dibanding old style model.
https://boerhunt.wordpress.com/2012/12/27/tahukah-anda-assembly-line-yang-menjadi-kunci-
manufacturing-otomotif-modern-idenya-berasal-dari-pemotongan-hewan/

Anda mungkin juga menyukai