TENTANG
KEYAKINAN YANG BENAR TENTANG AGAMA BUDDHA
OLEH :
Nama : Jennie
NPM : 1942008
Kelas : 1BUMA
Vihara : Vihara Bodhi Marga
Lambang Buddhist merupakan lambang yang menjadi ciri khas dalam agama Buddha.
Dalam agama Buddha tidak hanya dikenal satu lambang Buddhist, melainkan banyak sekali
lambang-lambangnya. Bahkan benda-benda yang kita gunakan dalam media beribadah juga
termasuk lambang Buddhist yang tentunya memiliki maknanya masing-masing.
Banyak dari kita yang tidak tahu-menahu makna dibalik lambang Buddhist. Banyak juga
dari kita yang menggunakannya tapi tak tahu arti dibalik itu semua. Padahal, pada setiap benda
yang kita gunakan terdapat makna yang begitu mendalam dan maknanya sangatlah bagus.
Meski lambang-lambang itu secara kasat mata hanya sebuah benda mati yang tak
bergerak, namun makna dibaliknya dapat dijadikan contoh untuk kita semua dalam
menerapkannya. Diharapkan makna dibalik lambang ini dapat dijadikan pedoman bagi umat
Buddha dalam melakukan perbuatan baik serta melenyapkan kegelapan dan ketidaktahuan
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan seluruh mat Buddha.
A. LAMBANG-LAMBANG BHUDDIST
Dalam Agama Buddha dikenal berbagai macam simbol-simbol yang tentunya setiap
simbol tersebut mengandung maknanya masing-masing. Pembuatan simbol-simbol tersebut
bukanlah hanya sekedar sebuah simbol, namun pembuatan simbol ini juga sebagai bentuk
penghormatan kita terhadap Sang Buddha.
Berikut adalah simbol-simbol Buddhist yang saya dapatkan di vihara buddhayana, yaitu :
1. Rupang Buddha
Rupang Buddha atau yang biasa disebut dengan patung
Buddha, bukanlah sebuah patung tanpa makna/arti. Rupang Buddha
pasti memiliki maknanya. Jika tidak, buat apa kita memanfaatkan
Rupang Buddha sebagai media kita dalam beribadah?
Tujuan dari pembuatan Rupang Buddha adalah sebagai media
kita untuk menyatakan rasa hormat kita terhadap Buddha akan jasa-
jasanya dalam menyebarkan dharma demi keselamatan dunia.
Penghormatan kita merupakan tanda bahwa kita bertekad untuk
menjalankan ajaran-ajaran sang Buddha dan meneladani perilaku sang Buddha.
Contohnya, seperti kita menghormati bendera merah putih. Bukan tanpa arti kita
menghormati sebuah kain merah putih. Penghormatan itu merupakan tanda bahwa kita
menghormati dan mengingat semua perjuangan para pahlawan kita dalam memperjuangkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia.
2. Bunga
Bunga juga merupakan salah satu simbol agama Buddha yang pastinya sering kita lihat.
Bunga bukanlah sebuah bunga tanpa arti. Bunga melambangkan ketidakekalan. Mengapa
disebut ketidakkekalan? Karena bunga tidak akan bisa bertahan selamanya. Sama seperti kita
sebagai manusia. Bunga yang awalnya wangi, segar dan terlihat indah, suatu saat akan terlihat
3. Lilin
Pastinya bagi kita yang sering ke vihara akan sering menjumpai
lilin di setiap meja altar. Lilin bukan hanya sekedar lillin yang
berfungsi untuk menerangi ruangan ketika sedang dalam kegelapan
atau menyulutkan dupa. Namun lilin, juga memiliki makna dalam
agama Buddha.
Lilin memiliki makna sebagai “cahaya” atau “Penerangan
batin”. Dari katanya saja kita tahu bahwa lilin pastinya berfungsi
untuk menerangi batin kita yang gelap. Makna lilin dalam agama
Buddha adalah untuk melenyapkan kekotoran batin dan mengusir ketidaktahuan. Cahaya yang
dihasilkan oleh lilin ini diartikan untuk menghalau kegelapan dan ketidaktahuan kita untuk
mencapai penerangan sempurna. Karena ketika kita telah berhasil mengatasi dan
melenyapkan kekotoran batin dan ketidaktahuan kita, maka kita akan dengan mudah
mencapai penerangan sempurna/nibbana.
4. Air
Tanpa berpikir panjang, tentunya kita mengetahui bahwa air
pasti memiliki makna yang baik. Bukan hanya agama Buddha saja
yang menggunakan “air”. Namun, semua agama juga menggunakan
air sebagai media dalam beribadah. Seperti agama Kristen, mereka
menggunakan air sebagai media untuk membaptis seseorang.
Sedangkan dalam agama islam, mereka menggunakan air sebagai media untuk “wudhu” atau
mengusir roh-roh jahat.
5. Dupa
Setiap umat Buddha pasti pernah memegang dupa dan kita semua pasti tahu
apa ciri khas dari dupa. Ciri khas dari dupa adalah wangi dan Harum. Ini
melambangkan keharuman dari nama baik seseorang. Bau wangi dupa yang
dibawa angin akan tercium di tempat yang jauh, namun tidak dapat tercium di
tempat yang berlawanan dengan arah angin. Begitu juga dengan perbuatan
manusia yang baik akan diketahui oleh banyak orang, tetapi perbuatan tidak baik
dimanapun berada juga akan diketahui oleh orang lain.
Selain makna di atas, Dupa juga melambangkan harumnya dhamma. Jika
Dupa tidak disulut, maka akan tidak tercium harumnya. Sebaliknya, jika dupa disulut, maka
dupa tersebut akan menyebarkan bau harumnya. Sama seperti dhamma, jika dhamma
dilaksanakan di kehidupan sehari-hari, maka dhamma akan seharum namanya. Orang-orang
akan memberikan pujian pada dhamma dan mengangguminya.
7. Swastika
Mungkin beberapa dari kita yang sering ke vihara sering kali melihat
lambang ini. Entah itu sebagai hiasan, atau ditempel disuatu tempat, bahkan
di dada Rupang Buddha. Swastika berasal dari bahasa Sanskerta yang terbagi
tiga suku kata: su –asti – ka. Su berarti bagus. Asti berarti menjadi, dan ka
adalah bentuk akhir dari kata tersebut. jadi swastika adalah menjadi baik.
Di India kata swastika dapat disamakan dengan kata ucapan syukur dan khususnya keramat.
Simbol ini juga melambangkan asal, keberadaan dan kekalahan atau perpanjangan yang tak
terbatas dari kelangsungan kelahiran. Persamaan swastika dengan roda juga mengingatkan kita
terhadap ajaran sang Buddha ke seluruh dunia dengan sebuah pesan kedamaian dan jasa baik.
8. Buah-Buahan
Kita sering menemui benda ini diatas altar-altar persembahan. Mungkin beberapa dari kita
hanya berpikiran bahwa apabila kita menyembah buah, maka buah itu akan dimakan oleh dewa-
dewa, dan setelah dipersembahkan akan memberikan dampak baik bagi kita.
9. Bendera Buddhist
Seperti sebuah negara, agama Buddha juga memiliki bendera
Buddhist, dan tentunya memiliki maknanya. Bukan seperti bendera
Indonesia, bendera Buddhist memiliki enam warna dengan maknanya
masing-masing.
Bendera Buddhist memiliki makna keberagaman dan tidak
diskriminasi. Karena semua orang yang memiliki ras, kebangsaan,
kedaerahan dan warna kulit yang berbeda memiliki potensi menjadi
Buddha.
Berikut adalah makna-makna dari warna-warna bendera buddhis :
1. Biru (Bilu) merupakan warna dari rambut sang Buddha yang melambangkan bakti atau
pengabdian.
2. Kuning emas (pita) merupakan warna kulit dari sang Buddha yang melambangkan
kebijaksanaa.
3. Merah tua (Lohta) merupakan warna darah dari sang Buddha yang melambangkan
cinta kasih
4. Putih (Odata) merupakan warna tulang dan gigi dari sang Buddha yang melambangkan
kesucian
5. Jingga (Manjesta) merupakan warna dari telapak tangan, kaki dan bibir sang Buddha
yang melambangkan semangat.
10. Pagoda
Kita sering menjumpai pagoda di setiap vihara-vihara baik
dalam bentuk patung, gambar atau sebagai tempat untuk pembakaran
kertas. Pagoda memiliki makna yang dilihat dari setiap tingkatannya.
Jika kita lihat, pagoda memiliki bangunan yang bertingkat dan
luasnya semakin tinggi semakin kecil, dan juga sudut-sudutnya
semakin sedikit pula. Pagoda dibangun bertingkat melambangkan
pencerahan manusia yang dibangun setingkat demi setingkat menuju
pencerahan tertinggi. Luas pagoda yang semakin keatas semakin
keceil mengartikan bahwa semakin sedikit orang yang mencapai penerangan sempurna dan
emakin sulit dicapai. Jumlah sudut-sudut pagoda mengartikan bahwa keinginan manusia
semakin sedikit apabila tingkat pencerahannya semakin tinggi. Para penjaga manusia sesuai
dengan tingkatan pencerahan masing-masing. Umumnya pagoda memiliki 7 tingkat atau 6
tingkat. 7 tingkat mewakili 7 rasa utaama hati manusia. Sedangkan 6 tingkat mewakili 6 rasa
utama biologis manusia. Artinya, keinginan untuk mencapai pencerahan tertinggi menyisakan
satu keinginan saja yaitu melayani Tuhannya.
1. Dhammacakka
2. Stupa
Stupa pada awalnya merupakan gundukan peringatan
berbentuj setengah bola. Belakangan, gundukan ini menjadi
monument yang dikeramatkan, menurut legenda, gundukan itu
berasal dari petunjuk Buddha sakyamuni yang
memperlihatkan kepada siswanya bagaimana cara
membangun stupa yang benar. Dalam legenda ini, Buddha
mengambil tiga lembar jubahnya, melipatnya hingga membentuk bujur sangkar, lalu diletakkan
diatas tanah saling bertumpuk satu sama lain. Si atasnya diletakkan mangkuk secara terbalik dan
diatasnya lagi diletakkan tongkat ayng biasanya dibawa berkeana. Oleh karen itu stupa biasanya
berbentuk tiga tingkat, al : tngkat dasar berbentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah
bola, bagian ats berbentuk kerucut. Biasanya stupa bisa ditemui dibanyak tempat termasuk
Candi Borobudur.
3. Relik
Sangat sedikit sekali orang-orang tahu tentang pengertian dari relik. Mungkin
kita sering mendengar kata relik, tapi kita tidak tau apa arti dari relik. Relik
adalah sisa peninggalan yang tertinggal dari jenazah seorang suci. Relik hanya
akan ditemui di tubuh-tubuh orang suci seperti sang Buddha. Relik biasa bisa
berupa gigi, tulang, rambut, atau kuku dari orang suci
Dari hasil observasi saya, lambang-lambang yang saya temukan di buddhayana memiliki
makna yang sangat bagus. Makna tersebut dapat menjadi landasan bagi para umat Buddha untuk
berbuat kebajikan. Setiap benda yang diletakkan di vihara bukan hanya dijadikan sebagai
pajangan atau sebagai ciri khas dalam agama Buddha, tetapi memberi makna yang sangat bagus
yang diharapkan dapat membawa berkah serta dapat menjadi acuan umat Buddha untuk berbuat
baik.
https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Utama_Berunsur_Delapan
https://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Buddhis
http://kmbui.ui.ac.id/2015/06/simbol-dalam-agama-buddha/\
http://d4v1d.net/makna-pagoda/
http://www.buddha.id/2017/05/makna-lambang-lambang-yang-terdapat.html
http://pab.kangwidi.com/2017/03/lambang-lambang-buddhis.html
http://peoplewillfindtheway.blogspot.co.id/2011/03/simbol-simbol-dalam-agama-buddha.html
http://pak-diyon.blogspot.co.id/2011/10/lambang-lambang-dalam-agama-buddha.html