Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KE I

PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA PERGURUAN TINGGI

TENTANG
KEYAKINAN YANG BENAR TENTANG AGAMA BUDDHA

OLEH :

Nama : Jennie
NPM : 1942008
Kelas : 1BUMA
Vihara : Vihara Bodhi Marga

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM


Tahun Pelajaran 2019/2020
Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lambang Buddhist merupakan lambang yang menjadi ciri khas dalam agama Buddha.
Dalam agama Buddha tidak hanya dikenal satu lambang Buddhist, melainkan banyak sekali
lambang-lambangnya. Bahkan benda-benda yang kita gunakan dalam media beribadah juga
termasuk lambang Buddhist yang tentunya memiliki maknanya masing-masing.

Banyak dari kita yang tidak tahu-menahu makna dibalik lambang Buddhist. Banyak juga
dari kita yang menggunakannya tapi tak tahu arti dibalik itu semua. Padahal, pada setiap benda
yang kita gunakan terdapat makna yang begitu mendalam dan maknanya sangatlah bagus.

Meski lambang-lambang itu secara kasat mata hanya sebuah benda mati yang tak
bergerak, namun makna dibaliknya dapat dijadikan contoh untuk kita semua dalam
menerapkannya. Diharapkan makna dibalik lambang ini dapat dijadikan pedoman bagi umat
Buddha dalam melakukan perbuatan baik serta melenyapkan kegelapan dan ketidaktahuan
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan seluruh mat Buddha.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja lambang-lambang dalam Agama Buddha?
2. Apa saja makna dibali lambang-lambang Agama Buddha?
3. Apakah lambang-lambang dalam Agama Buddha dapat diterapkan dalam kehidupan sheari-
hari?

1.3. Tujuan Observasi


Mengobservasi lambang-lambang yang ada di Vihara Buddhayana dan mencari makna dibalik
lambang-lambang tersebut serta mencari lambang-lambang lain beserta maknanya yang tidak ada
di Buddhayana.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


BAB II
PEMBAHASAN

A. LAMBANG-LAMBANG BHUDDIST

Dalam Agama Buddha dikenal berbagai macam simbol-simbol yang tentunya setiap
simbol tersebut mengandung maknanya masing-masing. Pembuatan simbol-simbol tersebut
bukanlah hanya sekedar sebuah simbol, namun pembuatan simbol ini juga sebagai bentuk
penghormatan kita terhadap Sang Buddha.

Berikut adalah simbol-simbol Buddhist yang saya dapatkan di vihara buddhayana, yaitu :

1. Rupang Buddha
Rupang Buddha atau yang biasa disebut dengan patung
Buddha, bukanlah sebuah patung tanpa makna/arti. Rupang Buddha
pasti memiliki maknanya. Jika tidak, buat apa kita memanfaatkan
Rupang Buddha sebagai media kita dalam beribadah?
Tujuan dari pembuatan Rupang Buddha adalah sebagai media
kita untuk menyatakan rasa hormat kita terhadap Buddha akan jasa-
jasanya dalam menyebarkan dharma demi keselamatan dunia.
Penghormatan kita merupakan tanda bahwa kita bertekad untuk
menjalankan ajaran-ajaran sang Buddha dan meneladani perilaku sang Buddha.
Contohnya, seperti kita menghormati bendera merah putih. Bukan tanpa arti kita
menghormati sebuah kain merah putih. Penghormatan itu merupakan tanda bahwa kita
menghormati dan mengingat semua perjuangan para pahlawan kita dalam memperjuangkan
kemerdekaan Bangsa Indonesia.

2. Bunga

Bunga juga merupakan salah satu simbol agama Buddha yang pastinya sering kita lihat.
Bunga bukanlah sebuah bunga tanpa arti. Bunga melambangkan ketidakekalan. Mengapa
disebut ketidakkekalan? Karena bunga tidak akan bisa bertahan selamanya. Sama seperti kita
sebagai manusia. Bunga yang awalnya wangi, segar dan terlihat indah, suatu saat akan terlihat

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


tidak menarik lagi. Semua keindahan pada bunga akan sirna jika
waktunya telah tiba. Sebagai manusia, pastinya kita tidak akan
memiliki rupa seperti ini selamanya dan tentunya fisik kita tidak
akan bertahan seperti saat ini. Perlahan-lahan tubuh kita akan
menua dan melemah. Kita akan merasakan tua, sakit dan mati.
Oleh karena itu, sebagai manusia, seharusnya kita bisa menghargai
setiap momen kehidupan kita tentunya dengan berbuat banyak
kebajikan agar tidak menyesal dikemudian hari.

3. Lilin
Pastinya bagi kita yang sering ke vihara akan sering menjumpai
lilin di setiap meja altar. Lilin bukan hanya sekedar lillin yang
berfungsi untuk menerangi ruangan ketika sedang dalam kegelapan
atau menyulutkan dupa. Namun lilin, juga memiliki makna dalam
agama Buddha.
Lilin memiliki makna sebagai “cahaya” atau “Penerangan
batin”. Dari katanya saja kita tahu bahwa lilin pastinya berfungsi
untuk menerangi batin kita yang gelap. Makna lilin dalam agama
Buddha adalah untuk melenyapkan kekotoran batin dan mengusir ketidaktahuan. Cahaya yang
dihasilkan oleh lilin ini diartikan untuk menghalau kegelapan dan ketidaktahuan kita untuk
mencapai penerangan sempurna. Karena ketika kita telah berhasil mengatasi dan
melenyapkan kekotoran batin dan ketidaktahuan kita, maka kita akan dengan mudah
mencapai penerangan sempurna/nibbana.

4. Air
Tanpa berpikir panjang, tentunya kita mengetahui bahwa air
pasti memiliki makna yang baik. Bukan hanya agama Buddha saja
yang menggunakan “air”. Namun, semua agama juga menggunakan
air sebagai media dalam beribadah. Seperti agama Kristen, mereka
menggunakan air sebagai media untuk membaptis seseorang.
Sedangkan dalam agama islam, mereka menggunakan air sebagai media untuk “wudhu” atau
mengusir roh-roh jahat.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


Dalam agama Buddha, air memiliki makna kerendahan hati. Mengapa demikian? Karena air
pasti akan selalu mencari tempat yang lebih rendah dimanapun mereka mengalir.
Makna dari air juga bisa kita lihat dari sifat-sifatnya:
a. Dapat membersihkan noda
Artinya air dapat menjadi simbol untuk melenyapkan segala kekotoran batin. Juga untuk
melenyapkan perbuatan, pikiran dan ucapan buruk yang merupakan noda dari kehidupan kita.
b. Menjadi sumber kehidupan semua makhluk
Artinya segala kebaikan kita dapat menjadi berkah untuk semua makhluk
c. Selalu mencari tempat yang lebih rendah
Melambangkan sifat kerendahan hati. Karena sebagai umat Buddha, kita harus mengikuti sifat
air, yaitu memiliki kerendahan hati, seperti saling memaafkan. Karena hanya dengan
memaafkanlah sebuah masalah dapat terselesaikan tanpa diikuti dendam dan amarah.
d. Meskipun terlihat lemah, tapi dalam keadaan tertentu dapat bangkit menjadi yang
dahsyat.
Melambangkan kelembutan dan kesabaran akan berbuah manis jika kita mempertahankannya
karena memberikan dampak baik yang besar terhadap kehidupan kita nantinya.
Selain itu, air juga merupakan simbol dari kesucian, kemurnian dan ketenangan. Artinya,
bahwa setiap perbuatan, pikiran dan ucapan kita harus didasari oleh sifat-sifat seperti diatas,
yaitu kesucian, kemurnian dan ketenangan. Karena apabila sifat kita didasari sifat-sifat seperti
air, maka hidup kita akan tenang tanpa diikuti oleh Dhosa, Lobha, dan Moha,

5. Dupa
Setiap umat Buddha pasti pernah memegang dupa dan kita semua pasti tahu
apa ciri khas dari dupa. Ciri khas dari dupa adalah wangi dan Harum. Ini
melambangkan keharuman dari nama baik seseorang. Bau wangi dupa yang
dibawa angin akan tercium di tempat yang jauh, namun tidak dapat tercium di
tempat yang berlawanan dengan arah angin. Begitu juga dengan perbuatan
manusia yang baik akan diketahui oleh banyak orang, tetapi perbuatan tidak baik
dimanapun berada juga akan diketahui oleh orang lain.
Selain makna di atas, Dupa juga melambangkan harumnya dhamma. Jika
Dupa tidak disulut, maka akan tidak tercium harumnya. Sebaliknya, jika dupa disulut, maka
dupa tersebut akan menyebarkan bau harumnya. Sama seperti dhamma, jika dhamma
dilaksanakan di kehidupan sehari-hari, maka dhamma akan seharum namanya. Orang-orang
akan memberikan pujian pada dhamma dan mengangguminya.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


6. Bunga Teratai
Bunga Teratai merupakan salah satu simbol agama Buddha
yang terkenal. Bunga ini dikenal dengan keindahannya fisik dan
warnanya. Seperti yang kita ketahui bahwa bunga ini hidup di
kolam-kolam. Bunga teratai berakar dari lumpur, namun muncul
diatas air, tumbuh di atas air dengan penuh keindahan,
kecantikan dan kemurniannya. Diceritakan juga, saat sang
Buddha lahir, ia sudah bisa berjalan 7 langkah, dan disetiap
langkahnya tumbuh bunga teratai yang indah.
Begitu pula umat manusia, mereka berakar dalam lumpur
kegelapan dan ketidaktahuan. Oleh karena itu, sebagai pengikut Buddha, kita harus bisa
keluar dari lumpur itu yang berperan sebagai kegelapan dan ketidaktahuan kita agar kita bisa
bebas dan cukup suci untuk menyambut sinar pertama dari penerangan Buddha yang tak
terbatas.

7. Swastika
Mungkin beberapa dari kita yang sering ke vihara sering kali melihat
lambang ini. Entah itu sebagai hiasan, atau ditempel disuatu tempat, bahkan
di dada Rupang Buddha. Swastika berasal dari bahasa Sanskerta yang terbagi
tiga suku kata: su –asti – ka. Su berarti bagus. Asti berarti menjadi, dan ka
adalah bentuk akhir dari kata tersebut. jadi swastika adalah menjadi baik.
Di India kata swastika dapat disamakan dengan kata ucapan syukur dan khususnya keramat.
Simbol ini juga melambangkan asal, keberadaan dan kekalahan atau perpanjangan yang tak
terbatas dari kelangsungan kelahiran. Persamaan swastika dengan roda juga mengingatkan kita
terhadap ajaran sang Buddha ke seluruh dunia dengan sebuah pesan kedamaian dan jasa baik.

8. Buah-Buahan
Kita sering menemui benda ini diatas altar-altar persembahan. Mungkin beberapa dari kita
hanya berpikiran bahwa apabila kita menyembah buah, maka buah itu akan dimakan oleh dewa-
dewa, dan setelah dipersembahkan akan memberikan dampak baik bagi kita.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


Namun, buah-buahan ternyata memiliki maknanya. Makna dari buah-
buahan adalah buah dari perbuatan kita. Setiap perbuatan baik atau
buruk pasti suatu saat akan berbuah baik atau buruk tergantung
perbuatan kita sebelumnya. Jika kita melakukan kebaikan, maka suatu
saat hasil dari perbuatan kita akan berbuah baik juga yang berakibat
kebahagiaan, kemujuran, dan lainnya. Jika kita melakukan kejahatan,
maka suatu saat pasti akan berbuah buruk yang berakibat penderitaan.
Buah-buahan bisa diartikan sebagai buah dari pencapaian spiritual kita
sebagai umat Buddha dalam mencapai penerangan sempurna, yang merupakan tujuan kahir
semua umat Buddha. Ini mendorong kita utuk berusaha mencapai penerangan sempurna bagi
kebahagiaan semua makhluk.

9. Bendera Buddhist
Seperti sebuah negara, agama Buddha juga memiliki bendera
Buddhist, dan tentunya memiliki maknanya. Bukan seperti bendera
Indonesia, bendera Buddhist memiliki enam warna dengan maknanya
masing-masing.
Bendera Buddhist memiliki makna keberagaman dan tidak
diskriminasi. Karena semua orang yang memiliki ras, kebangsaan,
kedaerahan dan warna kulit yang berbeda memiliki potensi menjadi
Buddha.
Berikut adalah makna-makna dari warna-warna bendera buddhis :
1. Biru (Bilu) merupakan warna dari rambut sang Buddha yang melambangkan bakti atau
pengabdian.
2. Kuning emas (pita) merupakan warna kulit dari sang Buddha yang melambangkan
kebijaksanaa.
3. Merah tua (Lohta) merupakan warna darah dari sang Buddha yang melambangkan
cinta kasih
4. Putih (Odata) merupakan warna tulang dan gigi dari sang Buddha yang melambangkan
kesucian
5. Jingga (Manjesta) merupakan warna dari telapak tangan, kaki dan bibir sang Buddha
yang melambangkan semangat.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


6. Gabungan kelima warna di atas (Prabhasvara) melambangkan gabungan kelima
factor yang tersebut di atas (makna sebenarnya istilah Prabhasvara adalah bersinar
sangat terang atau cemerlang).

10. Pagoda
Kita sering menjumpai pagoda di setiap vihara-vihara baik
dalam bentuk patung, gambar atau sebagai tempat untuk pembakaran
kertas. Pagoda memiliki makna yang dilihat dari setiap tingkatannya.
Jika kita lihat, pagoda memiliki bangunan yang bertingkat dan
luasnya semakin tinggi semakin kecil, dan juga sudut-sudutnya
semakin sedikit pula. Pagoda dibangun bertingkat melambangkan
pencerahan manusia yang dibangun setingkat demi setingkat menuju
pencerahan tertinggi. Luas pagoda yang semakin keatas semakin
keceil mengartikan bahwa semakin sedikit orang yang mencapai penerangan sempurna dan
emakin sulit dicapai. Jumlah sudut-sudut pagoda mengartikan bahwa keinginan manusia
semakin sedikit apabila tingkat pencerahannya semakin tinggi. Para penjaga manusia sesuai
dengan tingkatan pencerahan masing-masing. Umumnya pagoda memiliki 7 tingkat atau 6
tingkat. 7 tingkat mewakili 7 rasa utaama hati manusia. Sedangkan 6 tingkat mewakili 6 rasa
utama biologis manusia. Artinya, keinginan untuk mencapai pencerahan tertinggi menyisakan
satu keinginan saja yaitu melayani Tuhannya.

Berikut adalah simbol-simbol Buddha yang tidak saya temukan di Buddhayana :

1. Dhammacakka

Dhammachakka merupakan simbol yang paling terkenal dalam agama


Buddha. Simbol ini tentu memiliki makna, yaitu :
a. Bentuk keseluruannya adalah lingkaran yang melambangkan
kesempurnaan dharma yang diajarkan sang Buddha.
b. Tiga buah lingkaran di pusat roda yang melambangkan tiga
mustika yaitu Budhha, Dhamma, dan Sangha
c. Pusat roda yang melambangkan disiplin sebagai hal mendasar dalam meditasi
d. Delapan jari-jarinya menyimbolkan jalan mulia berunsur delapan yang diajarkan sang Buddha.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


e.Pinggiran roda melambangkan praktik meditadi yang menyalurkan seluruh unsur-unsur
tersebut.
Berikut adalah jalan mulia berunsur delapan yang disampaikan oleh sang Buddha :
a. Ucapan benar (Samma-Vacca) : Jalan yang berusaha untuk mengindari diri dari
berbohong, menfitnah, berkata kasar, dan
percakapan yang tidak bermanfaat.

b. Perbuatan benar (Samma-Kammanta) : Jalan yang bertujuan untuk melakukan tindakan


yang benar secara moral dan tidak melakukan
perbuatan yang mencelakakan diri sendiri dan orang
lain.
c. Pikiran benar (Samma-Sankappa) : Jalan yang bertujuan untuk melenyapkan
pikiran-pikiran jahat dan mengembangkan
pikiran-pikiran baik.

d. Perhatian benar (Samma-Sati) : Seorang umat Buddha harus senantiasa


menjaga pikiran terhadap fenomena yang
mempengaruhi tubuh dan pikiran.

e. Konsentrai benar (Samma-samadhi) : Melatih konsentrasi. Dengan demikian


seorang umat memusat pikirannya terhadap
suatu objek hingga masuk kedalam kondisi
meidtatif.

f. Daya Upaya benar (Samma-Vajama) : Seorang umat harus bisa mengendalikan


diri dari pikiran-pikiran yang salah dan
merugikan, perkataan dan perbuatan.

g. Mata Pencaharian benar (Samma-Ajiva) : mengartikan bahwa sebagai seorang


Buddhist tidak sepatutnya berhubungan
dengan usaha/pekerjaan yang secara

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


langsung atau tidak langsung melukai
makhluk hidup lainnya.

h. Pengertian benar (Samma-Ditthi) : Seorang umat Buddha harus mengunakan


daya upaya benar untuk menerapkan
pengertian benar dan meninggalkan
pengertian salah.

2. Stupa
Stupa pada awalnya merupakan gundukan peringatan
berbentuj setengah bola. Belakangan, gundukan ini menjadi
monument yang dikeramatkan, menurut legenda, gundukan itu
berasal dari petunjuk Buddha sakyamuni yang
memperlihatkan kepada siswanya bagaimana cara
membangun stupa yang benar. Dalam legenda ini, Buddha
mengambil tiga lembar jubahnya, melipatnya hingga membentuk bujur sangkar, lalu diletakkan
diatas tanah saling bertumpuk satu sama lain. Si atasnya diletakkan mangkuk secara terbalik dan
diatasnya lagi diletakkan tongkat ayng biasanya dibawa berkeana. Oleh karen itu stupa biasanya
berbentuk tiga tingkat, al : tngkat dasar berbentuk trapezoid, bagian tengah berbentuk setengah
bola, bagian ats berbentuk kerucut. Biasanya stupa bisa ditemui dibanyak tempat termasuk
Candi Borobudur.

3. Relik
Sangat sedikit sekali orang-orang tahu tentang pengertian dari relik. Mungkin
kita sering mendengar kata relik, tapi kita tidak tau apa arti dari relik. Relik
adalah sisa peninggalan yang tertinggal dari jenazah seorang suci. Relik hanya
akan ditemui di tubuh-tubuh orang suci seperti sang Buddha. Relik biasa bisa
berupa gigi, tulang, rambut, atau kuku dari orang suci

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


4. Pohon Bodhi
Seperti yang diceritakan, bahwa Buddha mencapai
penerang sempurna dibawah Pohon Bodhi. Sudah pasti Pohon
Bodhi memiliki makna yang sangat berarti dalam agama
Buddha. Saat Buddha bertapa, Pohon Bodhi lah yang
melindungi Buddha dari panas dinginnya cuaca. Pohon Bodhi
melambangkan kebijaksanaan atau kesadaran agung dari
pertapa Gautam, karena dibawah inilah pertapa Gautama mencapai penerangan sempurna.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil observasi saya, lambang-lambang yang saya temukan di buddhayana memiliki
makna yang sangat bagus. Makna tersebut dapat menjadi landasan bagi para umat Buddha untuk
berbuat kebajikan. Setiap benda yang diletakkan di vihara bukan hanya dijadikan sebagai
pajangan atau sebagai ciri khas dalam agama Buddha, tetapi memberi makna yang sangat bagus
yang diharapkan dapat membawa berkah serta dapat menjadi acuan umat Buddha untuk berbuat
baik.

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Utama_Berunsur_Delapan
https://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Buddhis
http://kmbui.ui.ac.id/2015/06/simbol-dalam-agama-buddha/\
http://d4v1d.net/makna-pagoda/
http://www.buddha.id/2017/05/makna-lambang-lambang-yang-terdapat.html
http://pab.kangwidi.com/2017/03/lambang-lambang-buddhis.html
http://peoplewillfindtheway.blogspot.co.id/2011/03/simbol-simbol-dalam-agama-buddha.html
http://pak-diyon.blogspot.co.id/2011/10/lambang-lambang-dalam-agama-buddha.html

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB


Lampiran-lampiran:

Tugas Pendidikan Agama Buddha | Jennie | 1942008 | UIB

Anda mungkin juga menyukai