Anda di halaman 1dari 3

Salam Pembuka MC.

Selamat pagi bapak ibu dan adik-adik sekalian, selamat datang di Acara
Khatina Sekolah Ariya Metta.
Untuk yang membawa gadget atau alat komunikasi lainnya harap disilent
atai dinon-aktifkan selama puja bhakti berlangsung.
Kepada Yth. Bpk Ir. Barman Sukarta selaku kepala Yayasan Sekolah Ariya
Metta.
Kepada Yth. Seluruh Dewan Guru Sekolah Ariya Metta.
Kepada Seluruh Siswa Siswi Sekolah Ariya Metta.
Serta seluruh hadirin yang hadir pada hari ini.
Terimalah salam dalam dhamma dari kami sothi hotu Namo Buddhaya.
Sebelumnya mari kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Tuhan yang
Maha Esa dan Sang Tiratana karena kasih dan karunianya kita dapat
berkumpul disini untuk merayakan perayaan Khatina yang ke 2563 BE.
Pada hari Sabtu, 2 November 2019 dengan tema
Memberi dengan Hati
Adapun susunan acara pada hari ini meliputi:
1. Pembukaan
- Akustik dari wahyudi dan yoki
- Dilanjutkan dengan prosesi puja.
2. Penyulutan lilin dan dupa
1. Lilin Biru oleh (Pak Barman) Ir. Barman Sukarta
Warna biru melambangkan rasa bakti kepada ajaran Buddha.
2. Lilin Kuning (Pak Sakimin) Sakimin S.Ag M.pd
Warna kuning melambangkan kebijaksanaan.
3. Lilin Merah (Pak Yanto) Yanto Susanto M.PdB
Warna merah melambangkan cinta kasih tanpa batas yang
merupakan landasan ajaran para Buddha.
4. Lilin Putih (Pak Metta) Metta Budi Iswara M.PdB
Warna putih melambangkan kesucian dalam pikiran maupun
perbuatan.
5. Lilin Jingga ( Pak Joko) Sabar Marjoko M.PdB
Warna jingga melambangkan semangat, semangat dalam
menjalankan praktik Dhamma.
3. Bhikkhu Sangha memasuki Lapangan Acara
4. Pembacaan Namakhara Gatha
5. Pembacaan Pancasila Aradhana
6. Pembacaan Paritta
- Buddhanusati, Dhammanusati, Sanghanusati
- Sacakiriya Gatha
- Nidhikandha Sutta beserta Artinya.
7. Meditasi dipimpim oleh Bhikkhu Sangha
8. Aradhana Dhammadesana
9. Dhammadesana kepada Bhikkhu Sangha
10. Pembacaan Civaradana Gatha
11. Persembahan 4 kebutuhan pokok
12. Penyerahan amisapuja kepada Bhikkhu Sangha
13. Pelimpahan Jasa
14. Pemercikan Air Paritta oleh Bhikkhu Sangha
15. Pembacaan Ettavata dan Namakhara Gatha
16. Bhikkhu Sangha Meninggalkan Lapangan Acara

Persembahan Amisa Puja.


1. Persembahan Amisa Puja, diawali dengan pemasangan bendera
merah putih dan bendera Buddhis yang melambangkan kelestarian
Buddha Dharma dibumi pertiwi.
2. Persembahan Dupa
Dupa dengan wangi khasnya, selain berguna untuk
membersihkan udara dan lingkungan / dharmadattu, juga membuat
suasana menjadi religious, membuat hati menjadi khusyuk.
Harumnya dupa yang menyebar ke segenap penjuru, sama halnya
dengan harumnya perbuatan mulia dan nama baik seseorang, yang
bahkan menyebar ke segala penjuru sekalipun berlawanan arah
angin.
Memasang dupa juga mengandung makna mengundang
langsung secara batin atau hati nurani kedepan hyang tathagatha,
para Buddha, para Bodhisatva, dan para dewa dewi.
3. Persembahan Lilin
Lilin yang telah dinyalan bermakna memberikan penerangan atau
cahaya yang menerangi jalan kehidupan dan penghidupan diwaktu
sekarang. Cahaya Buddha Dharma menerangi hatidan pikiran kita,
dengan selalu membimbing kita kejalan yang benar, dan membawa
kita kejalan penerangan atau pencerahan agung. Dan juga
melambangkan jiwa seorang bodhisatva yang bermakna ia
mencerahi setiap makhluk yang mengalami kegelapan batik tanpa
pamrih.
4. Persembahan Air
Persembahan air mempunyai makna, agar pikiran, ucapan, dan
perbuatan anda selalu berish. Air dapat membersihkan segala
kekotoran batin yang berasal dari keserakahan, kebencian, dan
kebodohan/kegelapan batin, dan ia memancarkan cinta kasih, welas
asih, memiliki rasa simpati, dan keseimbangan batin.
5. Persembahan Buah
Persembahan buah mempunyai makna, hasil dari proses
kehidupan bahwa benih perbuatan buruk akan tumbuh dan berbuah
keburukan, begitu juga perbuatan baik akan berbuah kebaikan pula.
6. Persembahan Manisan
Manisan melambangkan segala sesuatu yang dilakukan harus
disertai dengan kebajikan, hidup sesuai dengan ajaran Buddha
Dhamma.
7. Persembahan Bunga
Bunga mempunyai makna ketidak kekalan, semua yang
berkondisi adalah tidak kekal, demikian badan jasmani, lahir, tumbuh,
tua/lapuk, kemudian meninggal dan hancur. Yang tertinggal
hanyalah keburukan atau keharuman perbuatan selama hidupnya
saja, yang kelak dikenang oleh sanak saudara, dan handai.

Dupa, lilin, air, buah, manisan, dan bunga memiliki makna tersendiri.
Begitu pula pula perbuatan yang kita lakukan memiliki kama
tersendiri. Untuk memperoleh karma baik, diperlukan pula perbuatan
yang bijak. Perbuatan yang bijak berdasarkan pikira, ucapan, dan
perbuatan. Semoga semua makhluk bersuka cita, saddhu saddhu
saddhu.

Anda mungkin juga menyukai