Anda di halaman 1dari 48

HASIL KEPUTUSAN PARUMAN SABHA PANDITA DAN

PINANDITA TENTANG KEPAMANGKUAN PASEMETONAN


AGUNG NARARYA DALEM BENCULUK TEGEHKORI.

A. PENGANTAR
Kahyangan atau Hyang atau Pura merupakan salah satu bentuk
“tempat suci” yang didirikan berdasarkan konsep teologi Filosofis
tertentu untuk menjadi tempat skaligus pusat orientasi pemujaan.
Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai aspeknya secara konsepsional
secara tata ruang Pura yang terdiri atas tiga mendala suci. Pada
dasarnya mandala suci ini merupakan simbolisasi dari TriBhuana,
yakni Bhur Loka (Jaba Sisi, Nista Mandala), Bhuana Loka (Jaba
Tengah, Mandala madya) dan Swah Loka (Jeroan, Uttama Mandala).
Masyarakat di Bali yang beragama hindu dalam menata
lingkungannya menerapkan ideologi Tri Hita Karana yang terdiri dari
Parahyangan, Palemahan dan Pawongan. Ideologi Tri Hita Karana ini
mengajarkan tentang keharmonisan manusia dengan Sang Pencipta,
manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya.
Dalam mewujudkan keharmonisan itulah masyarakat yang keragaman
hindu di Bali membangun berbagai sarana yang bisa dijadikan tempat
dalam melaksanakan persembahyangan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang dikenal dengan Pura.

B. LATAR BELAKANG / PERMASALAHAN KEPAMANGKUAN


1. Pamangku atau orang yang melaksanakan ajaran
“kepamangkuan”, adalah seseorang yang telah melalui proses
pewintenan (penyucian), yang memiliki tugas secara skala
untuk memangku atau menuntun masyarakat dan secara niskala
untuk melayani Ida Bhatara yang tujuannya untuk mencapai
kesejahteraan lahir dan bhatin dalam suatu wilayah atau
komunitas.

2. Tugas, kewajiban dan tanggung jawab berat sekala dan niskala


dari Pamangku mengharuskan seorang pamangku memahami,
menguasai dan mampu melaksanakan empat hal penting yaitu :
Jnana, Sesana, Tikas dan Acarya. Oleh karenanya agar tugas
tugas kemangkuan dapat terlaksana dan tujuan dari
keberadaannya dapat tercapai, diperlukan tatanan yang
mengatur tentang tatacara pengangkatan dan pemberhentian,
persyaratan untuk bisa diangkat, dan lain-lain yang dapat
menjadi pedoman.

3. Pura Dalem Benculuk Tegehkori yang disungsung oleh


Pratisentana/Warih Ida Bhatara Dalem Benculuk Tegehkori dari
Seluruh Nusantara saat ini belum mempunyai pedoman ataupun
Purana tentang Kepamangkuan.

4. Paiketan Pamangku, suka dan duka.


a. Ikatan Suka
Mengaktifkan kembali Paiketan Pamangku yang sudah ada
dan perlunya penysunan tata tertib untuk bisa menjadi
Pamangku penyade dan masuk dalam paiketan sangatlah
diperlukan karena akan sangat keterkaitan dengan suka duka.
Penunjukan Pamangku penyade di mulai dari rekomendasi
dari merajan, panti dll yang kemudian diajukan
kepangurusan tingkat Kecamatan, Kabupaten baru
diteruskan ke Pusat. Pamangku penyade hendaknya bisa
menincapkan dirinya dari segi kemampuan pengetahuan
tentang kePamangkuan yadnya, uperengga, upacara dan
yang lainnya, Kemudian paiketan Pamangku bisa
memberikan warna dalam sebuah kegiatan suka duka,
khususnya bila kedukaan hendaknya para Pamangku bisa
hadir untuk membantu penyiapan upacara sampai selesai dan
tentunya dikoordinasikan dengan pihak pengurus dan
pemilet.
b. Ikatan Duka ( mohon diisi Ida Ratu Lingsir nggih?......!!! )
a. ………………..
b. ……………………
5. Kepamangkuan
a. Ida Mangku Gede
b. Ida Mangku Prasanak
c. Ida Mangku Penyade
6. Tugas dan tanggung jawab Pamangku :
a. Ida Mangku Gede
1). Melaksanakan tugas KePamangkuan dengan konsekwen
dimana yang bersangkutan ditetapkan menjadi
Pamangku Gede.
2). Menjaga harta milik pura dan memeliha kebersihan serta
kesucian pura dari segala hal yang dipandang dapat
menodai kesucian pura
3). Melakukan pelayanan dengan tulus iklas tanpa pambrih
pada perisentana / Pasemetonan Agung Nararya Dalem
Benculuk Tegeh Kori, yang menjadi tanggung jawab,
yaitu menyelesaikan upacara sesuai dengan
kewenangannya.
4). Menuntun Perisentana Dalem Benculuk Tegeh Kori
dalam menciptakan ketertiban, dalam arti tertib berkata,
tertib berpikir dan tertib berbuat serta selalu menjaga
kekhidmatan pelaksanaan upacara.

5). Sebagai Duta Dharma senantias amemberikan tuntunan


kepada umat menyangkut pelembagaan ajaran-ajaran
Agama Hindu.

b. Ida Mangku Prasanak


Pemangku ini bisa bukan dari parisentana Ida Bathara
Dalem Tegeh Kori, tetapi mempunyai inget-ingetan
Pelinggih yang di emban yang berada pada pura dalem
benculuk, pemangku ini mempunyai tugas untuk ngayah
nyangra pada saat rerainan dan puja wali khususnya pada
pelinggih yang dipakai inget- ingetan, baik secara fisik
maupun non fisik :
a. Pemangku Presanak juga selalu aktif dalam perencanaan
dan membantu kelancaran upacara khususnya saat puja
wali, beliau tidak secara langsung bertanggung jawab
dengan keberadaan pura utama dan begitu juga dengan
ayah-ayahannya.
b. Pamangku Prasanak adalah Pamangku yang bertanggung
jawab dengan pelinggih inget-ingetan yang ada di Pura
Dalem Benculuk Tegeh Kori seperti penyungsungan :
1) Prasanak Ratu Bhatara Kaonan (diamong olih
pengurus)
2) Prasanak Ratu Bhatara Penyarikan
3) Prasanak Ratu Bhatara Baturaya
4) Prasanak Ratu Bhatara Bandem
5) Prasanak Ratu Bhatara Kanca (diamong olih
pengurus)
6) Prasanak Ratu Bhatara Padang Getas
7) Prasanak Ratu Bhatara Denpasar
8) Prasanak Ratu Bhatara Mayun (diamong olih
pengurus)
9) Prasanak Ratu Bhatara Made (diamong olih pengurus)

a. Tugas Pamangku Presanak :


1) Tugas seorang Pamangku Prasanak adalah berbuat sesuatu
untuk meciptakan kebahagiaan, keharmonisan dan kesejahtraan
hidup bersama dengan Pasemetonan Agung Nararya Dalam
Benculuk Tegeh Kori dengan saling memberikan tuntunan
rohani, pembinaan mental spiritual serta membantu kehidupan
beragama dilingkungan masyarakat, khususnya dilingkungan
Pasemetonan Agung Narya Benculuk Tegeh Kori tetap solid
dan terjaga
2) Menciptakan kebahagiaan dan kesejahtraan hidup umat, dan
juga memohon keselamatan ke hadapan Sanghyang Widhi
Wasa, agar beliau Asung kertha nugraha baik kepada umat dan
perisentana termasuk Pamangku Pamangku Prasanak tetap
menjalin (asah, asih, asuh, paras paros sarpanaya, sagilik
saguluk salunglung sabayantaka ) serta persatuan dan kesatuan
maupun negara tercinta, sehingga memperoleh apa yang disebut
suka sadya lan rahayu
3) Kewajiban Pamangku Presanak. Disamping itu seorang
Pinandita/ Pamangku Presanak mempunyai tugas dan
kewajiban, secara bersama sama mengantarkan upacara dan
upakara yang diselengarakan di Pura Dalem Benculuk Tegeh
Kori pada saat Pujawali dan mejaga tata tertib serta kebersihan
kesucian pura.
b. Hak Pamangku Presanak :
1). Sebagai wujud rasa terima kasih, penghargaan terhadap tugas
dan kewajiban sebagai Pamangku Presanak, mendapatkan
bantuan berupa uang sekedar dari Pengurus Pusat setiap
nyanggra Pujawali, di Pura Dalem Benculuk Tegeh Kori.

c. Ida Mangku Penyade


Pemangku penyade adalah Pamangku parisentana Ida Bethara
Tegeh Kori yang bersedia ngaturang ayah-ayahan ring Pura
Dalem Benculuk, Pamangku ini mempunyai kewajiban untuk
kelancaran mulai dari persiapan upacara sampai prosesi upacara
dan penyineban, sehubungan dengan banyaknya parisentana
yang mepinton, seyogyanya Pamangku parisentanalah yang
menghaturkan pemintonan itu, supaya antara yang di puja dan
yang mempuja menjadi sebuah satu kesatuan.

Pamangku penyade ring Pura Dalem Benculuk Tegeh Kori,


tentunya bisa menjaga tata tertib serta kesucian pura, dan wajib
membantu Ida Mangku Gede dalam pelaksanaan upakara
yadnya serta memberikan pelayanan dengan kasih, tulus iklas
tampa pambrih demi terciptanya keharmonisan antara
Pamangku Gede, Pamangku Panyade dengan perisentana
Pasemetonan Agung Narya Dalem Benculuk Tegeh Kori
sepanjang masa.

C. PENGERTIAN PANDITA
Pandita adalah orang yang telah mencapai kebebasan jiwa, yang
segala pekerjaannya tidak lagi meninggalkan ikatan-ikatan
keduniawian, karena ia terbebas menuju kelepasan. Pandita juga
seorang yang sudah mencapai “Niskama Karma” yang meyakini
hukum Karma Phala. Oleh karena itu maka masyarakat
mendudukannya sebagai orang utama, atau dengan kata lain
“Sulinggih” (Shu = utama : Linggih = kedudukan).
Shutyuktah paramo dharmastatha snrtigato parah, sista carah
parah proktas trayo dharmah sanatanah (Sarasamuscaya sloka
ke-40)
Artinya : Maka yang patut diingat adalah, segala apa yang
diajarkan oleh Sruti dan Smerti, demikian pula tingkah laku sang
Sista (Pandita) seharusnya : Jujur, Setia pada kata-kata dapat
dipercaya, orang yang menjadi tempat penyucian diri, dan orang
yang memberi ajaran-ajaran (nasehat).

a. Hak seorang Pandita/Sulinggih :


1) …………………………..
2) …………………………….
b. Kewajiban seorang Pandita/Sulinggih :
1) Arcana (menuju Hyang Widhi setiap hari dalam bentuk
Nyurya Sewana).
2) Adhyaya (tekun belajar mendalami Weda, Tattwa, Susila,
Upacara).
3) Adyapaka (suka mengajarkan hal-hal tentang Hyang
Widhi dan kesucian).
4) Swadhyaya (rajin belajar hal-hal yang diberikan Nabe)
5) Dhyana (merenungkan Hyang Widhi serta hakekat
kehidupan).
6) Terus menerus menggali pengetahuan keagamaan dan
melakukan proses pendidikan kepada masyarakat.
Pendidikan berbeda makna dengan mengajar.
7) Seorang Sulinggih adalah mendidik atau “Guru” bagi
masyarakat.
8) Mendidik mengandung pengertian bahwa orang yang
dididik harus berubah perilakunya melalui perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
9) Seorang pendidik atau “Guru” harus mampu membuat
masyarakat dapat menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
10) Harus mampu memberikan pancing bukan sumber ikan.
Inilah makna pendidikan. Inilah makna hakiki dari
pengertian “Brahman”.

Jumlah Sulinggih yang ada :


1. Ida Ratu Shri Bhagawan Nabe Wira Kerti. Grya Lebah Siung
Bll. Br. Suganda Lebah siyung Panji A
2. Ida Ratu Shri Bhagawan Nabe ( Ida Srhi Bhagawan Dwija Putra
Yoga Wiswa. Grya Grya Taman Hyang Kori Asram. Jalan
Gunung Batur No. 9 Buleleng. No. Hp. 08123968678 / Nabe
Istri, 081237 491304 (Ketua Sabha Pandita)
3. Ida Ratu Shri Bhagawan Wira Panji Bajra Murti, Grya Panji
Buleleng No. Hp. 081337359915. Nomor Hp. ( Putranya.
081270004914 ) Grya Br. Tegal Desa Sambangan. Kab.
Buleleng
4. Ida Ratu Shri Bhagawan Agra Sagening Grya Busung
Magelung SanggulanTabanan. No. Hp. 08123874646
5. Ida Ratu Srhi Bhagawan Nabe Istri Srilaksmi Ratu Manik. Grya
Pasraman Ratu Manik Pancasari Buleleng. No. Hp. 081239
532000
6. Ida Pandita Shri Bhagawan Yoga Nanda Eka Putra. Grya
Tinggar Sari Dusun Kangin. Ds. Tinggar Sari Kec, Busung
Byu. Kab. Buleleng
7. Ida Ratu Shri Bhagawan Yogi Iswara Wiswananda. Grya
Penyaringan / Pasemetonan Tegeh Kori Ds. Penyaringan Kec.
Mendoyo Kab. Jembrana No. Hp 081558553125
8. Ida Ratu Shri Bhgawan Isa Wira Satyam Grya Busung
Magelung, Gang Mlati Dusun Tengah, Ds. Busung Byu. Kab.
Buleleng.
9. Ida Ratu Shri Bhagawan Rsi Bhuddha Waisnawa Acarya
Nanda. Busung Byu No. Hp. 085237883322
10.Ida Ratu Shri Bhagawan Cakaranata Brahmanda Utama
Banyuatis No. Hp. 081999359567
11.Ida Ratu Shri Bhagawan Acarya Yoga ( Bapak Prof Jogja. No.
Hp.087802962555 )

D. PUJAWALI
I. EED KARYA PUJAWALI PURA DALEM BENCULUK
TEGEH KORI
UPACARA : MAPEKELING MUNGGAH
PEJATI RING IDA BHATARA
LELANGIT RATU GEDE LAN
SANG HYANG IBU
RAHINA SUKRA : GALAH SEMENG 05.30 WITA
UPAKARA SANE KABUTANG : PEJATI
1. Munggah pejati ring sbb:
a. Katur ring Ratu Gd
b. Katur ring Hyang Ibu
c. Katur ring Taru Beringin Mekekalih, ring sor segehan
poleng ( pejati 4 )
2. Katurang saiban ring Ratu Gd lan Hyang Ibu
ajengan, wedang, sanganan lan toya, galah semeng, siang lan
sore, selama 4 hari
3. Mereresik ring galah semeng 08.00 Wita
a. Ring pelinggih
b. Ring gedong, ring bale, sajebag wewidangan pura
c. Pasang wastra ring pelinggih sami
4. Mapekeling ring ajeng Gedong Ratu Dalem
a. Nyelumbung tirtha/ ngaryanang tirtha wangsuh pada
b. Ngemargiang pengeresikan
c. Mapekeling indik karya

II. UPACARA : NGULEMIN JERO


MANGKU SAKENG
DENPASAR LAN JERO
MANGKU PRASANAK
RAHINA SUKRA : GALAH SEMENG 08.00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG : PEJATI
1. Banten pejati : 26 biji untuk ngulem Jero Mangku, 1 pejati
untuk nunas tirtha ring Pura Penataran Agung Penatih lan 1
pejati untuk nglemen Jero Bendesa Adat Tonja
2. Banten pejati : 7 biji untuk kaaturang ring merajan Ida Mangku
Istri Janbangul Jumlah : 35 pejati, cadangan 2 = 37 pejati
III. UPACARA : NEWASAIN KARYA
CARU EKA SATA RING
UTAMANING MANDALA
RAHINA SUKRA : GALAH SIANG 11.00
UPAKARA SANE KABUATANG : CARU EKA SATA
1. Nyelimbung Tirta
2. Ngemargiang Pengerisikan
3. Ngadegang Surya lan Pertiwi
4. Ngagem Dewasa ngemargiang “ CARU EKA SATA ” galah
12.15 Wita
5. Ngadegang panca kerta bilang bucu ( Nyatur )
6. Ngadegang pengemit karya

IV. RAHINA SANISCARA, PENGENENG KONSOLIDASI


MENLANJUTKAN GIAT. SANE KIRANG

V. UPACARA : MATUR PIUNING


RAHINA REDITE : GALAH SEMENG
06.00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG : MUNGGAH
PEJATI 6
1. Katur ring Bale Pawedan / Pelik Sari Rau Gede
2. Katur ring Sang Hyang Guru Reke Tenaya / hyang Kawitan
3. Katur ring Surya
4. Katur ring Surya Dalem Bangkasa
5. Katur ring sowang sowang Taru Beringin ( segehan poleng )

VI. UPACARA : MATUR PIUNING


JAGI NEDUNANG
LAN NGIAS
PRALINGGA IDA
BHATARA LAN
DAKSINA LINGGIH
RAHINA REDITE : GALAH SEMENG
07.30 WITA.
UPAKARA SANE KABUATANG : BUNGA TUNJUNG,
SANDAT, CEMPAKA
DLL, WANGI CARU
EKA SATA ( CARU
TAPAKAN AYAM
PUTIH ) SEDURUNG
KA BIJI
1. Nyelumbung Tirta
2. Ngemargiang pengeresikan
3. Ngunggahang Daksina Linggih ring sowang sowang
pelinggih/Gedong
4. Mapekeling mangde Ida Bhatara ngadeg ring tapakan /Daksina
Linggih
5. Mapekeling nedunang Ida Bhatara
6. Ngias Pralingga Ida Bhatara lan Daksina Linggih sami
(sayagayang daksina linggih 11 ) katuran rayunan yun
metedung
7. Ngemargiang pengerisikan

VII. UPACARA : GULEMEN JERO


MANGKU NEDUNANG LAN
NGIAS PRALINGGA IDA
BHATARA LAN DAKSINA
LINGGIH
RAHINA REDITE : GALAH SEMENG 08.00
WITA.
UPAKARA SANE KABUATANG : DAKSINA LINGGIH 11 BIJI

1. Jero Mangku Bandem


2. Jero Mangku Waringin Pitu
3. Jero Mangku Muterin Desa

VII. UPACARA : NGULEMEN JERO


MANGKU INDIK
NGEMARGIANG ECAN –
ECAN RING UTAMANING
MANDALA,
SAYAGAYANG CANANG
LAN SEGEHAN PUTIH
KUNING 15 BIJI
RAHINA SOME : GALAH SORE 15.30 WITA.
UPAKARA SANE KABUATANG : PEJATI

1. Jero Mangku Waring Pitu, 2 x minggu galah ; 08.00 Wita lan


senin galah ; 15.30 : Wita ( lunga )
2. Pura Taman Bandem 2 x minggu galah; 08.00 Wita lan
senin galah : 15.30 : Wita ( lunga )
3. Jero Mangku Pemuteran Desa 2 x minggu galah; 08.00 Wita lan
senin galah ; 15.30 : Wita ( lunga )
4. Jero Mangku Beji Taman Sari : ( lunga )
5. Jero Mangku Pura Gede Batur Sari : ( lunga )
6. Jero Mangku Istri Ngenjung Sari : ( lunga )
7. Jero Mangku Dalem Bangkasa : ( lunga )
8. Jero Mangku Sapu Jagat : ( lunga )
9. Jero Mangku Ratu Ngerurah : ( lunga )
10.Jero Mangku Ngukuhin : ( lunga )
11.Jero Mangku Pura masmakepug/Pura Anyar : ( lunga )
12.Jero Mangku Maspahit : ( lunga )
13.Jero Mangku Dalem Tungkub
14.Jero Manku Pura Kayangan Bantas
15.Jero Mangku Pura Puseh
16.Jero Mangku Pura Desa
17.Jero Mangku Pura Dalem
18. Jero Mangku Pura Kayangan
19.Jero Mangku Pura Bongkeneng
20.Jero Mangku Padang Getas
21.Jero Mangku Pura Gunung Sari
22.Jero Bendesa Adat Tonja
23.Nunas Tirtha ring Pura Penataran Agung Penatih 1 Pejati lan 7
pejati katur ring merajannya Ida Mangku Jan Bangul, jumlah ;
33 + 2 cad = 35 pejati

RAHINA REDITE, NYUNGGI PRALINGGA IDA BHATARA


( Sakeng Gedong ratu Dalem KA Bale Ngiyas ) Sedereng nyunggi
Pralingga Ida Bhatara ka Bale Ngias, ngemargiang uapakara :
sayagayang segehan putih kuning, segehan mancawarna lan
segehan merah, lan canang sowang sowang 5 biji
1. Ring Gedong Ratu Gede katur lan ring Ratu
Hyang Ibu :
a. Suci : 10
b. Jerimpen : 15
c. Lekah : 30
d. Soda : 15
e. Ulam bebek putih
2. Ring pelinggih Prasanak munggah :
a. Suci,
b. Serodan, lan ulam bebek sebulu karyanang
papat.

NYUNGGI PRALINGGA PELINGGIH PRASANAK


( Sakeng Pelinggih KA Bale Ngiyas lan sayagayang kain sukla )
IX. UPACARA : MUNDUT, NYUNGGI
PRALINGGA IDA BHATARA
LAN GENAHANG RING
PELIK SARI LAN 11
DAKSINA LINGGIH
GENAHANG RING SOWANG
SOWANG PELINGGIH
PRASANAK, LAN
GENAHANG RING RATU
GEDE LAN RING HYANG IBU
RAHINA REIDITE : GALAH SIANG SAWATARA
11. 00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG : NGEMARGIANG UPAKARA
RING SOR BALE
PENGERAUHAN KATUR
WANGI RING SEKADI SOR :
1. Prayascita, pesucian, tigasan, segehan putih kuning utawi
macawarna lan sayagayang pasepan. Usan ngmargiyang
upakara niki, ngelatur katuran Yun Metedung : Pisang satu
pasang, buah 3 macam, tipat kelanan, ajengane ditutup
dengan saab, prasman majeg medaging ulam betutu,
sampaiannya, sampaian kojong medaging canang gempuk
( canang gede )
2. Seusan memargi upakara ring sor bale pengerauhan
mangdene sayagayang ( sampun sayaga kain putih sukla /
kain lelantakan )
3. Raris ngelantur mundut nyunggi Pralingga Ida Bhatara lan
genahang ring Pelik Sari lan 11 Daksina Linggih genahang
ring sowang sowang pelinggih Prasanak, Ratu Gede lan
Ratu hyang Ibu
X. UPACARA : IDA BHATARA MESUCIAN KA
BEJI NGENJUNG SARI
(SITUASI YENING KARI COVID
19 IDA BHATARA NENTEN
LUNGE, MAPEKELING
MANTEN)
RAHINA RADITE : GALAH SORE 14.00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG : RITATKALA NENTEN COVID
19 :
1. Pengresikan : Beaukawonan, Durmanggala, Prayascita,
Pengulapan
2. Ayaban peras pengambian asoroh lan segehan agung
3. Pelastian ring beji :
a. Ayaban Tumpeng 11
b. Sesayut pebersihan
c. Sesayut sidepurna
d. Banten gebogan
e. Amerta Dewa lan teterag
f. Pengeresikan : beaukawon, durmanggala, prayascita lan
pengulapan
g. Banten ring sor caru selem
4. Mapakeling jagi tedun ka Beji
5. Mamargi ka Beji
a. Makta Pasepan
b. Makta Bajra
c. Nyuun Pejati
d. Makta Penuntun
e. Nyunggi Pralingga Ida Bhatara
f. Nyunggi Pralingga Prasanak
6. Jro Mangku Beji nganteb banten
7. Pemuspaan
8. Jro Mangku Nyiratangan Tirtha
9. Ida Bhatara mawali sakang Beji
XI. UPACARA : MENDAK TIRTA RING BEJI
TAMAN SARI
RAHINA REDITE : GALAH SEMENG 14.OO WITA
UPAKARA SANE KABUATANG :
1. Mendak tirtha ring Beji Taman Sari, pisanan makta tempat
tirtha kalih ;
a. Sesayut / tebasan / peras pengambean
b. Pesucian
c. Tipat tampul, pejati 3, canang sari 15, canang daun 15
( sayagayang tempatnya dadosang asiki ; sanganan
premen, lekesan, rokok, rarapan, telor ayam sane
sampun matang 2 biji lan sesari siyu satak ( 1200 )
utawi 12.000
2. Tirtha sakeng Beji Taman Sari. Genahang ring panggungan
jaba sisi
3. Galah Siang 14.00 WITA mendak Ida Bhatara Dalem
Benculuk, lan Ida Bhatara Dalem Bangkasa, pisanan pundut
Daksina Linggih ring sowang sowang Prasanak bakta ke
jaba sisi genahang diatas meja. ( meja sampun sayaga )
4. Ida Bhatara ngadeg ring ajeng panggungan
5. Upakara mendak ring panggungan; Sesayut pengambeyan,
prayascita, pengulapan, tigasan lan ayaban Tumpeng 5,
semble itik ireng 1, cadangan 3= 4 ekor
6. Ida Bhatara mepurwa daksina ring panggungan 3x, raris
ngeranjing ke Utama Mardala. ( ritatkala ngeranjing ke
jeroan disanggra pependetan/ tari rejang ring jaba tengah )
Lan sekee tabuh sampun sayaga ring Utamaning Mandala,
sisi kaler

XII. UPACARA : RING UTAMA MANDALA


IDA BHATARA MEKALAH
HIAS
RAHINA REDITE : GALAH SORE 15.30 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG :
1. Ngemargiang pengeresikan ring Pratima lan Daksina
Linggih
2. Ida Bhatara katuran Pependetan/ Tari Rejang
3. Ida Bhatara mapurwa daksina ring jeroan ping 3 ngider
4. Ida Bhatara nyejer ring Bale pelik, Daksina Linggih mewali
ka soang soang pelinggih
5. Ida Bhatara katuran penyanggra saka sidan

IDA BHATARA NYEJER RING BALE PELIK


1. Penangkilan lan Pangubaktian
2. Nyiratang Tirtha
3. Ngemargiang Rare Mapinton

XIII. UPACARA : PUNCAK KARYA PUJAWALI


RAHINA SOME : GALAH 08.00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG :

1. Ngenter Pangubaktian galah semeng, ..... ........ Jero Mangku


2. Nabdab Ida Sulinggih ( Panitia + Pengurus ) ... Jero Mangku
3. Ngemargiang Pengeresikan .............................. Jero Mangku
4. Ngemargiang Pecaruan Manca Sata,Ida Sulinggih,. Jero Mangku
5. Ida Sulinggih puput mapuja ( Panitia + Pengurus ) Jero Mangku
6. Pemangku Ngenter Pangubaktian ................... Jero Mangku

XIV. UPACARA : RING UTAMA MANDALA


IDA BHATARA MEKALAH
HIAS LAN NGEMARGIYANG
MEECAN ECAN
RAHINA SOME : GALAH SORE 15.00 WITA
UPAKARA SANE KABUATANG :
1. Ngermagiang pengeresikan ring Pratima lan Daksina
Linggih 11 biji
2. Ida Bhatara Katuran pependetan
3. Ida Bhatara Mepurwa daksina ring Utama Mandala ping 3
ngider
4. Ida Bhatara Nyejer ring bale pelik, Daksina Linggih
mawali ke soang-soang pelinggih
5. Ida Bhatara Katuran penyanggra seka sidan
6. Ida Bhatara Nyejer ring bale pepelik
7. Ngelantur ngemargiang upakara Meecan ecan

8. Sayagayang meja kalih


9. Sayagayang 11 canang daun lan satu pasang daun
ditambah dengan 2 biji canang belabaran / segehan putih
kuning
10. Sayagayang 15 bokoran
11. O tempat Jero Mangku mapuja ( Jero Mangku Bandem
majeng purwa )
12. Ritatkala ngemargiyang upakara meecan-ecan ring
Utamaning Mandala, pengubhakti memagi ring Jaba
Tengah
13. Nyiratang Tirtha
14. Ngemargiyang rare Mapinton
15. Rahina anggara galah semeng 08.00 Wita. Ngemargiyang
upakara penyineban
Wengi : Sodan 6, canang daun,canang, rarapan lan
belabaran, katur ring Ratu Gde, Ratu Hyang Ibu lan
Pelinggih r Prasanak ( sane ngayanang Ida Mangku Istri )
16. Rahina anggara galah semeng 08.30 Wita. Ngemargiyang
upakara penyimpenan Wangi ; Sodan 6, canang
daun,canang lan belabaran katur ring Ratu Gede ,, Hyang
Ibu lan ring pelinggih Prasanak ( sane ngaryanang Ida
Mangku Istri )
17. Rahina anggara galah semeng 08.00 Wita ngemargiang
mereresik ring wewidangan pura

XV. UPAKARA UNTUK PUJAWALI RING PURA DALEM


BENCULUK SOME PEMACEKAN AGUNG :…………….
Catatan 1 :

1. SOROHAN WANGI PENGERISIKAN


Beaukawon, durmanggala, prayascita, pengulapan lis bale
gading

2. SOROHAN WANGI MUNGGAH RING SURYA


Daksina gede, daksina alit 2, daksina krepa, suci 2, pucuk
bahu, tanam tuwuh, pengambean, peras, dapetan, ajuman
putih kuning, banten danan, pejrimpenan, sesayut
ardanaeswari, dewa dewi, bungkak nyuh gading, lan Wangi
Ring Sor Surya: Pejati, suci asoroh, gelar sanga lan pegenian

3. SOROHAN WANGI MUNGGAH RING


PENYAWANGAN SURYA DALEM BANGKASA, Pejati,
pesucian tigasan, sayut pengambean, yun metedung, wangi
ring sor ; segehan putih kuning utawi segehan manca war
4. SOROHAN WANGI PIODALAN RING AJENG RATU
DALEM BENCULUK,
= Wangi ayaban ring Gedong Ratu Gede : Suci 3, - sodan 3,
- kawas 3/pependaan, - suci saji /serodan 1 ditengah, -
bebek putih 1
= Wangi ayaban Pulagemal jangkap / asoroh (satu paket)
serodan 2, daksina 2, jerimpen satu pasang, medaging
payugan
= Wangi ayaban munggah ring Tajuk/Pelik Sari : - suci
jangkep

5. SOROHAN WANGI PIODALAN RING AJENG SANG


HYANG GURU REKATENAYA/ RATU HYANG IBU
ring sekadi sor :
= Suci 3 , serodan 3, daksina 3, medaging bebek putih 1,
wangi udel kurnan / ancak bingin, tumpeng 11, tebasan 5
soroh, sesayut pengambean jangkep satu soroh,
= Utawi ayaban tumpeng 11asoroh, - sesayut tebasan 5, -
rayun pajegan lan suci serodan 1soroh

6. SOROHAN WANGI RING AREPAN IDA SULINGGIH :


daksina gede, pejati, suci, pemanis asoroh, segehan putih
kuning

7. SOROHAN WANGI RING PELINGGIH PRESANAK,


Prasanak Ratu Kawonan, Prasanak Ratu Kanca, Prasanak
Ratu Mayun lan Prasanak Ratu Made ring sekadi sor: Peras
pengambean satu soroh lengkap dengan bebek ireng, sesayut
sida purna / tipat blatik / sesayut padanan 4 pasang, suci 4,
sodan 4, bebek ireng 4, tebasan mertha utama, tebasan
cakrageni, lan munggah ring gedong : suci, serodan, daksina
+ daksina hias (ayaban tumpeng 7 )

8. SOROHAN WANGI RING PANGGUNGAN JABA SISI,


ring sekadi sor : Sesayut pengambean prayascita,
pengulapan, tigasan, (ayaban Tumpeng 5) sembleh 1 ekor
itikk ireng. dan cadangan 3 = 4 ekor

9. SOROHAN WANGI RING KULKUL : Pejati, sesayut


pengambean.

10.SOROHAN WANGI RING APIT LAWANG KORI


AGUNG :
Pejati, canang kawas, baten danan, peyajian, pejerimpenan
( 2 soroh )

11.SOROHA WAGI RIG APIT LAWAG SAMPIG :


Sodan, baten danan, peyajian, pejerimpenan ( 4 soroh )

12.SOROHAN WANGI RING SUMBUR : Pejati, canang


kawas, segehan selem
13.SOROHAN WANGI RING MELANTING : Pejati, peras
pengambean, dapetan , sodan, lan ayaban tumpeng 5

14.SOROHAN WANGI RING SOWANG SOWANG TARU


BERINGIN : pejati, jauman, tipat dampulan, laklak tape,
ring sor katur segehan poleng/ segehan manca warna

15.SOROHAN
WANGI RING RING ARCA : lekah, suci sibak 25 biji
a. Ring jerowan : 5 pasang = 10 biji
b. Ring jaba tengah : 3 pasang = 6 biji
c. Ring jaba sisi : 2 pasang = 4 biji
d. Cadaga 5 biji

16.SOROHAN WANGI RING AJENG MANGKU JAN


BANGUL: , payogan lan pesucian jangkep ( genahang ring
tajuk/pelik sari )

17.SOROHAN WANGI RING BEJI TAMAN GNENJUNG


SARI, ring sekadi sor :
a. Sane munggah ring pelinggih : pejati, canang kawas, suci
asoroh, ayaban tumpeng 11. Sesayut : pebersihan, ratu
agung, merta dewa
b. Ring sor : Caru ayam ireng,
c. Pengeresikan : beaukawon, durmanggala, prayascita,
pengulapan
18.SOROHAN WANGI RING BEJI TAMAN SARI, JAGI
MUNDUT TIRHTA :
Sesayut / tebasan / peras pengambean, pesucian, tipat
tampul, pejati 3, canang daun 15, canang sari 15,
( sayagayang tempatnya dadosang asiki premen, lekesan ,
rokok, rarapan, telor ayam 3 biji sane sampun mateng, sesari
siyu satak/ 1200 )

19.SOROHAN WANGI DAKSINA PENGELEBAR, untuk


Jero Mangku ring Denpasar lan Jero Mangku Prasanak : 31
biji

20.SOROHAN WANGI DAKSINA PENGELEBAR, untuk


Jero Mangku Sakeng Singaraja, Negara, Tabanan, Badung,
Karangasem, lan Denpasar, termasuk Jero Mangku sane
ngayah ring pura.: 130

21.UPACARA : SEDERENG MUNDUT, NYUNGGI


PRALINGGA IDA JAGI GENAHANG RING SOWANG
SOWANG PELINGGIH RAHINA REDITE : GALAH
SIANG SAWATARA 11.00 WITA KATUR WANGI RING
SEKADI SOR :
= Prayascita,pesucian, tigasan lan yun metedung, segehan
putih kuning utawi manca warna lan sayagayang pasepan
22.SOROHAN WANGI KATUR RING PURA DALEM
BANGKASA RING SEKADI SOR :
a. Pejati
b. Canang kawas
c. Segehan kuning
d. Lan suci jangkep

23.SOROHAN WANGI KATUR RING PURA GEDE


BHATUR SARI RING SEKADI SOR ; Pejati, canang
kawas, segehan putih kuning, lan suci jangkep

24.SOROHAM WANGI PECARUAN EKA SATA

25.SOROHAN WANGI PECARUAN MANCA SATA

26.SOROHAN WANGI DAKSINA LINGGIH :11 BIJI

27.SOROHAN WANGI : PRAYASCITA LAN RAYUNAN

28.SOROHA WAGI SODAN : 10 BIJI UNTUK NGIAS

29.SOROHAN WANGI KATUR RING PELANGKIRAN


WENTEN RING JEROWAN : Sodan, banten danan,
penyajian, pejrimpenan lan segehan putih kuning
( karyanang patpat )
30.SOROHAN WANGI KATUR RING PELANGKIRAN,
WENTEN RING JABA TENGAH : Sodan, banten danan,
penyajian, pejrimpenan, lan segehan putih kuning
( karyanang kalih )

31.SOROH WANGI RING SEKEHE KIDUNG/ PEANTIAN :


Pejati, pemanis asoroh, segehan putih kuning

32.SOROHAN WANGI PEJATI RING SANGGARAN RATU


GEDE : 1

33.SOROHAN WANGI PEJATI RING SANGGARAN


PEMANGKU : 1

34.SOROHAN WANGI PEJATI RING SOUNSISTEM : 1

Keterangan :
a. Bakte dumunan wangi ring rahina sukra galah semeng 09.00
Wita sampun sayaga, khusus wangi “ Caru Eka Sata “
( Ngagem Dewasa )
b. Bakte dumunan wangi ring rahina Redite galah semeng 06.00
Wita sampun sayaga khusus wangi “ Caru Eka Sata “ ayam
ireng ( Caru Tapakan ) jagi nedunang lan ngias pralingga Ida
Bhatara sedurung ke Baji Ngenjung Sari
c. Bakte sami wangi puja wali ring rahina redite galah sore 16.00
Wita
Catatan 2 :
XIV. UPAKARA PUJAWALI ECAN – ECAN
1. Sorohan wangi Ecan - ecan
2. Sorohan wangi pejati : 36 biji ( ngulemen Jero Mangku
Dps+JM Prasanak Rahina Sukra utawi Rahina Saniscara
galah semeng : 08.00 Wita
3. Sorohan wangi pejati : 4 biji, Rahina Sukkra galah semeng :
05.30 Wita sampun sayaga lan karyanang segehan poleng
kalih
4. Sorohan wangi pejati 6 biji, Rahina Redite galah semeng :
05.30 Wita Sampun sayaga lan karyanang segehan poleng
kalih
5. Sampaian Gantung Alit + Lamak : 20 Pasang, megenah ring
Utamaning Mandala (Sampaian niki nganggen ental lan
sampun terpasang ring Rahina Redita galah semeng : 08.00
Wita )
6. Sampaian Gantung Ageng + Lamak : 25 Pasang, megenah
ring Mandyaning Mandala lan Jaba sisi ( Sampaian niki
nganggen ental lan sampun terpasang ring Rahina Redite
galah semeng : 08.00 Wita )
7. Ngaryanang satsap : 50 biji
8. Ngaryanang Pesucian Jelantik Ageng : 25 biji
9. Sorohan wangi Prayascita, pesucian, tigasan, lan yun
metedung, segehan putih kuning utawi manca warna lan
pasepan.
(sayagayang ring Rahina Redite semeng, upakara niki
sedereng ngenahang Daksina Linggih ring Ratu Gede,
Hyang Ibu lan ring sowang –sowang pelinggih Prasanak )
10.Sorohan wangi canang lan segehan putih kuning 15 biji,
nyanggra Jero Mangku nyarengin upakara Meecan-ecan ring
Rahina Some galah sore : 15.00 Wita.
Catatan 3 :
I. Rapat dilaksanakan, Senin 30 Januari 2023 di Aula PP-Polri Jln.
Kamboja juga disaksikan oleh perwakilan pengurus PANDBTK.
Pusat. Adapun team pengurus kecil, Steering Commitee ( SC ) sbb :
a. Ketua:Jero Mangku Putu Danarsa S.Sos
b. Wakil:Ida Mangku Wayan Wardana
c. Sekretaris :Jero Mangku I Ketut Werdinaya, S.Ag.,M.Ag.
d. Sekretaris 2: Jero Mangku Gusti Putu Wirata

E. PUJA KAWITAN
PUJA KAWITAN IDA BHATARA NARARYA DALEM BENCULUK
TEGEH KORI
ONG DEWA PUJA MAHA NUGRAHAKAM
AWAKYA, KERTA TATWA, MAHA SIDHI
SIRE HYANG SINUHUN DEWA HYANG TEGEH KORI
YANG GURU MAHA UTAMA

ONG GURU PADA NAMASKARAM


DEWA DEWA STITO GURU
SANTI PUSTINI WAISAT KARMA
KARYA SIDISCA JAYATE
ONG ONG HYANG GURU YA NAMAH SWAHA
ONG ONG HYANG GURU, DEWA HYANG TEGEH KORI
YA NAMAH SWAHA
…………………………………………………………………

OM SEMBAH SUJUD PADA DEWA YANG MAHA PEMURAH


MAHA AGUNG, MAHA WENANG, MAHA SIDI RATU BETARA
SESUHUNAN DEWA HYANG TEGEH KORI HYANG GURU YANG
MAHA UTAMA

OM HYANG GURU YANG BERSTANA PADA DALAM ALAM


PARA DEWA SEMBAH SUJUD SENTANA HATURKAN SEMOGA
SEMUA BERBAHAGIA DAN SELALU JAYA
OM SEMBAH SUJUD PADA HYANG KAWITAN
OM SEMBAH SUJUD PADA HYANG GURU, DEWA HYANG
TEGEH KORI

F. KAJANG
1. Kajang Kaelasa / Klasa
Kajang Klasa adalah suratan akshara yang mampu melenyapkan
papa klesa atman yang disebabkan oleh Wiyanjana Maya Kosa
atau keinginan, mengantarkan atman sampai di Truyantapada
“yatika juga pangadegan ing atma, yateka atmasangsara ngaranya,
tutur maputran ring dewamanusa tiryak swarga narakawakyanya”,
dalam hal ini Atman disebut Atmasamsara yaitu kesadaran yang
dibagi-bagikan di antara para Dewa, manusia, binatang dan
tumbuhan; swarga dan neraka adalah perujudannya, yang disebut
dengan wisesa. Wisesa yang suci itu dapat dibandingkan dengan
api dan minyak, Ia tidak dapat dijelaskan dan sulit menyakinkan, ia
halus tak dapat dirasakan dan disentuh, sulit sekali menangkap.
Setelah purusa mengalami prosesi cetanasamsara, baru bisa disebut
wisesa; yang bekas dari mayatattwa dilebur dengan
Jnanatattwasamsara.
2. Kajang kawitan
Kajang kawitan atau Kajang Kulit adalah suratan Akshara yang
mampu menghilangkan papa-klesa yang melekat di badan kasar
atau stula sarira, bekas-bekas papa klesa ini melekat pada lapisan
badan yang disebut juga Ana maya Khosa, mengantarkan Atman
sampai pada jagat Jagra Pada : Wrespati tattwa menyebutkan “hana
ta jagrapada ngaranya, rikala ning tanghi tan alwalwal ikang
tanghi, mangkana tka sanghyang Atma pratiaksa katon ke gamel,
sang wiswa ngaranira yan mangkana” (Jagrapada artinya bahwa
pada saat melek, kesadaran tidak begitu tinggi, dalam keadaan
seperti ini atman dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas; jeadaan
ini disebut wiswa).
3. Kajang Pamijilan
Kajang Pemijilan adalah suratan akshara yang mampu
menghilangkan papa klesa yang diakibatkan oleh nafsu yang
disebut Prana Maya Kosa, atau papa klesa yang melekat di prana,
menghantarkan Atma sampai di jagat Swapnapada “kunang ta
swapnapada, tan wyakti kadyangga ning maya hana ring wwai
katon ikang maya, yapwan molah ikang wwai tan wyakta ikang
maya tinon, mangkana lwir nikang atma tan wyakta, apam salwir
nikang pada lwir nikang atma, sang taijasa ngaranira yang
mangkana” yaitu jagat mimpi atau jagat yang kurang jelas, seperti
bayangan di dalam air, jika air itu tenang bayangan itu akan tmpak;
jika air bergerak bayanga tidak jelas; begitu pula wujud Atman,
tidak akan jelas karena semua jenis tempat seperti ujud Atman;
keadaan ini disebut Taijasa.
4. Kajang Racadhana
Kajang Recadhana adalah suratan akshara yang mampu
melenyapkan papa klesa astma yang diakibatkan oleh pikiran yang
disebut mana Maya Kosa, mengantarkan Atma sampai pada
tempat jagat Susuptapada, “Yapwan ring susuptapada ri kalaning
turu tepeng, lwir nikang sunya acetana, nisprakamya tan katon
kahidep, lwir nikang susuptapda, mangkana sanghyang atma hilang
tuturnira, umilwing acetana, tan panghidep lupa pinaka
swabhawanya, sang sripada ngaranira yan mangkana”, keadaan
Atma seperti tertidur lelap, ia berujud kosong, tidak sadar, tanpa
keinginan, tidak terlihat atau teralami, atman kehilangan kesadaran,
ia bergabung dengan acetana, ia tidak mengalami apa-apa; ia dalam
jagat tidak sadar; keadaan ini disebut sripada.
5. Kajang Sari
Kajang Sari adalah suratan akshara yang mampu melenyapkan
papa klesa Atman, menuju ketempat kebahagiaan yang tak terkira
disebut Ananda Maya Kosa; mengantarkan Atman sampai di
Truyapada atau disebut juga Acintyapada, “kunang ikang
truyapada ya teka atmasiddhi ngaranya mene ika wuwusen ikang
cetana”, atman disebut dengan Atmasiddhi, ia bergabung dengan
cetana, Atman mencapai bhawa yang bisa memberikan kekuatan
anugrah kepada keturunannya dan Atman mencapai pada
kesadaran tertinggi, manunggal ring sangkan paraning dumadi,
nirwana atau swarga tempatnya.
6. Kajang Pamangku lan Kajang Pamarisudha (digunakan apabila
sudah menjadi pamangku)
7. Rurub Kajang Lan Kreb Sari
G. PEMBAHASAN DAN SARAN PENDAPAT PESERTA
PARUMAN
1. Hampir semua peserta mengatakan sampai saat ini belum
pernah mengetahuan tentang adanya pedoman kapamangkuan
di Pura Dalem Benculuk Tegehkori. ( hak dan kewajiban,
mohon diisi nggih Ida Ratu Lingsir?...!!! )

2. Sesuai dengan dokument yang ada Ida Mangku (Gede), yang


menjabat sekarang, baru dikukuhkan pada saat Ngenteg Linggih
yang dilaksanakan oleh PANDBTK pada Soma, Wuku
Kuningan, 3 September 2012.

3. Sebelum dikukuhkan sebagai Ida Mangku Gede, yang


bersangkutan melaksanakan tugas sebagai Jro Mangku di Pura
Dalem Benculuk Tegehkori, semata mata karena orang tuanya
(Swargi) sebelumnya melaksanakan tugas sebagai Jro Mangku
di Pura Dalem Benculuk Tegehkori atas penugasan dari I Gusti
Njoman Tjawi, seorang Pratisentana Ida Bhatara Dalem
Benculuk Tegehkori yang kebetulan menjadi Pejabat
Pemerintahan (Wedana di ………… ( Mohon diisi Ida Ratu
Lingsir Nggih?...!!! / mohon petunjuk )

4. Berdasarkan catatan yang dihimpun oleh Pengurus PANDBTK


dan beberapa dari beberapa Jro Mangku pengayah dan pemedek
yang tangkil, ada beberapa hal yang tidak sepatutnya dilakukan
oleh Ida Mangku Gede I Nyoman Widnyana antara lain :
a. Bertindak seolah-olah Pura dan Duwe / Tegak Pura Dalem
Benculuk miliknya sendiri, yang ditunjukan dengan
melakukan perbuatan perbuatan yang melanggar hukum
Nasional / positif sebagai berikut :
1). Menjual tanah Duwe / Laba Pura Dalem Benculuk seluas
3200m2 seharga Rp. 2.700.000.000,- yang hasilnya
digunakan untuk kepentingan pribadi.
2). Mendirikan / membangun rumah pribadi di atas tanah
Tegak Duwe Pura Dalem Benculuk, disamping tanpa
dasar / alas hak serta tidak mematuhi ketentuan perijinan
yang berlaku, juga letaknya menempel di tembok
penyengker Pura.
3). Membangun Sanggah Kemulan di atas tanah Tegak Pura.
4). Menghalang halangi / menggangu pekerjaan penataan
Pura dan lingkungan pura yang sudah menjadi keputusan
penyungsung Pura Dalem Benculuk (PANDBTK).
Seperti pada saat pembangunan Senderan / tanggul jalan,
penataan tempat parkir dan perbaikan tembok
penyengker Pura.
5). Keluarganya (Anak) atas nama I Made Widyantara,
menempatkan sofa sebagai penghalang / palang di pintu
utama Kantor Sekretariat PANDBTK sehingga petugas
Kantor tidak bisa masuk lewat pintu utama.
6). Keluarganya (Istri dan anaknya), sering mengancam dan
marah-marah tanpa alasan kepada petugas kebersihan
Lingkungan Pura.
b. Sangat sering dan terus menerus menunjukan prilaku dan
melakukan tindakan yang bertentangan dengan sesana
kepemangkuan. Seperti :
1). Marah Marah dan mengeluarkan kata-kata kasar, tanpa
alasan yang jelas kepada Pengurus / Petugas / Pengayah
jika ada kegiatan di Pura / Kawasan Pura Dalem
Benculuk Tegeh Kori.
2). Membuat fitnah dengan mengatakan bahwa Petugas
kelestarian dan kebersihan Pura (Ibu Sri) memberikan
Izin orang jualan. Padahal sebenarnya Jro Mangku
sendiri yang memberikan izin. Contoh : Pernah ada
Orang yang jualan canang diizinkan oleh Jro Mangku.
3). Berulang-ulang dengan sengaja mengotori Pura dengan
cara membuang (menghambur hamburkan) sampah di
dalam Pura sehingga sangat menodai Kesucian
(ngeletehin) Pura sebagai tempat Suci yang merupakan
Kayangan Ida Bhatara Kawitan, yang menjadi
Sungsungan Seluruh Warih Ida Bhatara Dalem Benculuk
Tegeh Kori Se-Bali dan Se-Nusantara.
4). Sering sekali menyangkal hasil rapat yang telah menjadi
keputusan rapat / paruman khususnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan Pujawali / Piodalan, sehingga pada
eksekusi tugas yang sudah diputuskan dalam rapat sangat
sering menimbulkan perdebatan / pertengkaran yang
sangat mengganggu kenyamanan pelaksanaan Yadnya.
5). Sering sekali bersikap kasar dan marah-marah kepada
pamangku pengayah dan pemedek yang tangkil tanpa
alasan yang jelas.
6). Setiap ada kesempatan / sering kali menjelek jelekan
Pengurus / Pengelola Pura dan khususnya tim 9 (tim
yang mewakili penyungsung Pura Dalem Benculuk
menanda tangani berita acara serah terima pengelolaan
Pura Dalem Benculuk) didepan pemedek. Bahkan
beberapa kali mengatakan mengutuk dan mendo’akan
agar tim 9, cepat mati.
7). Sering Memasuki Utama Mandakala Pura Tanpa Busana
Kamen (Tidak Mencerminkan penghargaan terhadap
Kesucian Pura).
8). Pernah mendo’akan supaya pengayah pamangku yang
pulang ke Jembrana kecelakaan di jalan.
9). Pada hari Kamis, 17 November 2022, sore hari sampai
Pkl 18.15 Wita menyelenggarakan tajen di dalam Puta
Dalem Benculuk Tegehkori. (Madya Mandala). Hal ini
sangat bertentangan dengan sesana kepamangkuan dan
mengakibatkan Pura Cemer / leteh serta sangat menodai
kesucian Pura yang disungsung oleh seluruh Pratisentana
/ warih Ida Bhatara Dalem Benculuk Tegehkori.
5. …………. Dst (mohon diisi Ida Ratu Lingsir nggih?...!!! )

12. KEPUTUSAN.
1. ………… ( mohon petunjuk Ida Ratu Lingsir )
Mengetahui,
Ketua Sabha Pandita Ketua PANDBTK Buleleng

(Ida Ratu Nabe Shri Bhagawan (Aji Umbara)


Dwija Putra Yoga Wiswa)

Pimpinan Rapat

(Ida Shri Bhagawan Agra Sagening)

MENGETAHUI
KETUA UMUM PANDBTK PUSAT

BRIGJEN POL (PURN)DRS.NJOMAN GEDE SUWETA,MH


LAMPIRAN – LAMPIRAN :
1. PHOTO – PHOTO PARUMAN SABHA PANDITA LAN
PINANDITA SEBALI
2. ABSENSI PESERTA RAPAT

Anda mungkin juga menyukai