Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“RAJASIKA PURANA”

Mata Kuliah: Kesusastraan Hindu (Itihasa dan Purana)


Nama Dosen Pengampu: Ni Kadek Supadmini, S. Pd., M. Pd

Nama kelompok 5:
Ni Wayan Wiwik Epayani (11 /2011031115)

Ni Wayan Trisnayani (12/ 2011031118)

Kelas PGSD A Bangli


Semester VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS DHARMA ACARYA

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

DENPASAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa rahmat beliau tentunya
kami tidak akan sanggup untuk meyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami sebagai penyusun memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
evaluasi guna memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan kami pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Bila ada kata-kata yang kurang berkenan kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Bangli,5 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 2

BAB II ............................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Rajasika Purana ............................................................................................. 3

2.2 Bagian-bagian dari Kelompok Rajasika Purana.............................................................. 3

2.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam Rajasika Purana ....................................................... 8

BAB III......................................................................................................................................... 10

PENUTUP .................................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama Hindu meyakini bahwa Veda sebagai sumber ajaran Agama Hindu yang tertinggi.
Kitab suci Agama Hindu merupakan sabda suci yang diturunkan oleh Ida Sang Hyang Widhi
melaluiPara Maharsi penerima wahyu. Para maharsi menerima wahyu Tuhan melalui dua cara
yaitu dengan cara mendengarkan atau disebut dengan Sruti dan melalui ingatan atau disebut
dengan Smrti.
Kini perkembangan dunia modern yang sangat pesat, di tandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta derasnya arus informasi dan komunikasi seperti televisi sangat
bermanfaat bagi pengembangan atau penyampaian ajaran agama. Menyadari kondisi tersebut,
Pemimpin Parisadha Hindu Dharma Indonesia melalui Mahasabha ke VI, 1991 di Jakarta telah
memutuskan supaya lebih memasyarakatkan penerbitan kitab suci Veda. Keputusan ini
merupakan langkah yang paling tepat mengingat kitab suci Veda merupakan sumber tertinggi
ajaran Agama Hindu.
Veda bagaikan sebuah gunung, dari padanyalah mengalir sungai-sungai susastra Veda
seperti Itihasa (Ramayana dan Mahabhrata), kitab-kitab Purana (18 Maha purana dan 18
Upapurana), Dharmasastra, kitab-kitab Agama, Tantra,Darsana dan lain sebagainya.
Di dalam makalah ini penulis akan membahas tentang kitab Purana yang merupakan naskah
suci yang disusun ratusan tahun yang lalu.Kitab purana yang dikarang oleh Maharsi Vyasa
yang dimaksud untuk menjabarkan ajaran suci Veda yang demikian luas, penuh kandugan
spiritual, filosofis, moralitas, edukatif dan lain sebagainya

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Rajasika Purana?


1.2.2 Apa saja bagian-bagian dari Rajasika Purana?
1.2.3 Nilai-nilai Apa saja yang terkandung di dalam Rajasika Purana?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Agar dapat menjelaskan pengertian Rajasika Purana


1.3.2 Agar dapat menyebutkan dan menguraikan bagian-bagian dari Rajasika Purana
1.3.3 Agar dapat menyebutkan dan menjelaskan Nilai-nilai yang terkandung di dalam Rajasika
Purana

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Penulis dan Pembaca mengetahui pengertian Rajasika Purana


1.4.2 Penulis dan Pembaca mengetahui bagian-bagian dari Rajasika Purana
1.4.3 Penulis dan Pembaca mengetahui Nilai-nilai yang terkandung di dalam Rajasika Purana

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rajasika Purana

Kelompok kitab Purana Rajasika adalah kitab-kitab Purana yang isinya menguraikan
tentang pemujaan Dalam kelompok Rājasika ini, Dewa Brahma merupakan Dewatanya yang
paling utama. Termasuk dalam kelompok ini terdiri atas enam buah kitab Purāna juga, yaitu:
Brahmānda Purāna, Brahmawaiwasta Purāna, Mārkandeya Purāna, Bhawisya Purāna, Wamana
Purāna, dan Brahma Purāna. Dari nama-nama itulah kita dapat menyimpulkan bahwa tokoh
Dewatanya adalah Brahma. Brahma adalah salah satu dari Tri Murti dan merupakan salah satu dari
bentuk sifat Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila kita kembalikan kepada Veda sebagai dasar
Purāna. Adanya nama-nama seperti Mārkandeya di dalam tradisi yang dikenal di Bali, dan adanya
kitab Brahmanda Purāna yang sering disebut-sebut terdapat di Bali, kesemuanya itu hanya dapat
membuktikan bahwa di Bali pada zaman dahulu pernah berkembang madzab Brahmanisme di
samping madzab Waisnawa atau Bhāgawata. Dalam berbagai jenis Purāna, terdapat keterangan
bahwa kitab Brahmawaiswata Purāna keseluruhanya terbagi atas empat buah buku. Masing-
masing dengan namanya sendiri-sendiri, seperti misalnya Brahma dan Markandeya Purāna dan
Kresnakhanda. Kitab Markandeya isinya bersifat umum dan mirip seperti Raja Purāna. Adapun
kitab Wamana Purāna, walaupun isinya memuat aspek Rajasa, tetapi kalau kita perhatikan isinya
justru menceritakan riwayat Wisnu awatara yang turun menjelma sebagai Wamana (orang cebol).
Adapun Kitab Brahma Purāna, kitab ini lebih terkenal dengan nama lain, yaitu, Adi Purāna dan
diduga kitab asal mulanya ditulis oleh Vyāsa yang tergolong kitab ini terdiri atas enam buah kitab
Purana anatara lain, Brahmanda Purana, Brahmawaiwarta Purana, Markandeya Purana, Bhawisya
Purana, Wamana Purana dan Brahma Purana.

2.2 Bagian-bagian dari Kelompok Rajasika Purana

a. Brahmanda Purana
Purana ini selalu menjadi urutan terakhir dalam Mahapurana Brahmanda Purana
(Sanskerta: ब्रह्माण्ड पुराण , Brahmāṇḍa Purāṇa adalah teks Sanskerta dan salah satu dari
delapan belas Maha Purana. Itu terdaftar sebagai Maha-Purana kedelapan belas di hampir
semua antologi. Teks ini juga dirujuk dalam periode India abad pertengahan sebagai

3
Vayaviya Purana atau Vayaviya Brahmanda , dan mungkin sama dengan Vayu Purana
sebelum teks ini berkembang menjadi dua komposisi yang tumpang tindih.
Teks tersebut dinamai salah satu teori kosmologi Hindu, yaitu “telur kosmik” (
Brahma –anda ). Ini adalah salah satu Purana tertua, inti teks paling awal mungkin berasal
dari abad ke-4 M, terus diedit setelahnya dari waktu ke waktu periodi dalam berbagai versi.
Manuskrip Brahmanda Purana bersifat ensiklopedis dalam liputannya, mencakup erio-
topik seperti kosmogoni, Sanskara (ritus peralihan), silsilah, mitologi, bab tentang etika
dan tugas ( Dharma ), Yoga, geografi, sungai, pemerintahan yang baik, administrasi,
diplomasi, perdagangan , festival, panduan perjalanan ke tempat-tempat seperti Kashmir,
Cuttack dan Kanchipuram, dan lainnya.
Brahmanda Purana terkenal karena memasukkan Lalita Sahasranamam (stotra
yang memuji Dewi sebagai makhluk tertinggi di alam semesta), dan menjadi salah satu
teks Hindu awal yang ditemukan di Bali , Indonesia, juga disebut Jawa-Brahmanda . Teks
ini juga terkenal karena Adhyatma-ramayana , kumpulan bab yang tertanam paling penting
dalam teks, yang secara filosofis berupaya mendamaikan Bhakti dalam dewa Rama dan
Shaktisme dengan Advaita Vedanta, lebih dari 65 bab dan 4.500 ayat.
Brahmanda Purana adalah salah satu Purana tertua, tetapi perkiraan komposisi inti
paling awal sangat bervariasi. Cendekiawan India awal abad ke-20 Dikshitar, yang dikenal
karena argumennya yang mendukung penanggalan Purana yang lebih kuno, menetapkan
tarikh Brahmanda hingga abad ke-4 SM. Sebagian besar sarjana kemudian menempatkan
teks ini berasal dari abad-abad kemudian, pada abad ke-4 hingga ke-6 Masehi. Wendy
Doniger memperkirakan bahwa Brahmanda Purana disusun antara abad ke-4 hingga ke-
10 M, tetapi dia menambahkan bahwa ini adalah perkiraan dan setiap upaya untuk
menentukan tanggal teks Purana dengan tegas adalah “pengejaran yang tidak masuk akal”.
Teks tersebut secara umum diasumsikan, kata Ludo Rocher, telah mencapai strukturnya
saat ini sekitar tahun 1000 Masehi.
Bagian-bagian dari Purana ini meliputi:
 Penjelasan rinci tentang penciptaan kosmos, diskusi tentang waktu sebagai
dimensi dan rincian Kalpa dan Yuga .
 Deskripsi dinasti tertentu seperti rumah Bharata, Prithu, Deva, Rishi , dan Agni
; serta vedanga dan Adi Kalpa.

4
 Aspek geografi agama dan dalam konteks ini deskripsi Jambudvipa dan Bharata-
varsha, dan lokasi tertentu lainnya diidentifikasi sebagai pulau dan daratan seperti
Anudvipa, Ketumaala-varsha.
 Sekitar 20% bab terkait dengan Lalitopākhyāna , yang menyoroti teologi dewi
dan kepentingan utamanya
 lebih dari 35% bab dalam teks adalah Adhyatma Ramayana , sebuah risalah
Advaita Vedanta lebih dari 65 bab dan 4.500 ayat.
 Sekitar 30% bab lainnya, atau 47 bab, adalah Mahatmya geografis ke berbagai
lokasi di seluruh India, seperti di Kashmir modern, Odisha, dan Tamil Nadu.
 Mahatmyas yang berhubungan dengan geografi adalah panduan perjalanan
untuk ziarah, menggambarkan sungai, kuil, dan pemandangan untuk dikunjungi.
b. Brahmawaiwarta Purana
Dalam agama Hindu, Brahmawaiwartapurana adalah salah satu dari delapan belas
kitab Purana utama atau Mahapurana. Dinamakan demikian, karena Purana ini
menceritakan tentang Brahma dan proses penciptaan melalui evolusi (wiwartana). Purana
ini kurang lebih memiliki delapan belas ribu sloka, dan disusun pada kalpa (satuan waktu)
yang disebut Kalpadi. Menurut legenda, Purana ini pertama kali dituturkan oleh Sawarni
Manu kepada Resi Narada.
Seperti Purana lainnya, Brahmawaiwartapurana ini mengandung mitologi tentang
penciptaan alam semesta; peleburan dan penciptaan jagat raya kembali; kisah para dewa,
orang suci dan para raja kuno; dan sejarah Dinasti Surya dan Candra. Selain itu, Purana ini
banyak menyinggung masalah mengenai Kresna, dan Kresna dianggap sebagai Brahman
itu sendiri, atau penguasa jagat raya yang berkepribadian. Dengan kata lain, Purana ini
memuliakan Kresna. Menurut Purana ini, Kresna yang turun ke dunia (awatara) merupakan
penjelmaan dari Kresna yang abadi atau Brahman.
c. Markandeya Purana
Purana ini merupakan Purana tersingkat, didalamnya ada sebuah naskah yg dikenal
sebagai ’Candi’ yg dibaca oleh hampir sebagian penduduk India khususnya di India Timur.
Ada hubungan erat antara Markandeya Purana dengan Mahabharata, banyak pertanyaan
yang tidak terjawab bila seseorang membaca Mahabharata akan terjawab dalam
Markandeya Purana. mengacu pada seorang resi dalam sejarah Hinduisme, yang

5
merupakan tokoh utama dalam dua legenda, yang satu berkaitan dengan Siwa dan satunya
lagi dengan Wisnu. Markandeya Purana mungkin salah satu yang tertua dalam genre
Purana sastra Hindu, di antara yang paling menarik dan penting, kata Ludo Rocher. Ini
terkenal karena memasukkan Devi Mahatmya di dalamnya, risalah tertua yang diketahui
tentang Devi (dewi) sebagai Kebenaran Tertinggi dan Dewa pencipta. Teks tersebut
dianggap sebagai teks utama dari tradisi Sakta, yang berhubungan dengan dewi Hindu,
dengan ekspresi penghormatan yang luar biasa terhadap perempuan. Devi Mahatmya
Markandeya Purana sering diurutkan dalam beberapa tradisi Hindu sama pentingnya
dengan Bhagawadgita. Naskah Purana yang masih ada ini memiliki 137 bab, di mana bab
81 hingga 93 adalah Devi Mahatmya. Tradisi dan beberapa teks abad pertengahan
menegaskan bahwa Markandeyapurana memiliki 9.000 sloka, tetapi naskah yang masih
hidup memiliki sekitar 6.900 sloka. 2.100 sloka dipindahkan ke Devi Bhagavatam. Teks
menyajikan beragam topik, dengan informasi sosio-budaya dan simbolisme untuk ide-ide
Weda dan pemikiran metafisik.

d. Bhawisya Purana
Bhawisya Purana ada dalam banyak versi yang tidak konsisten, di mana isi serta
subdivisinya berbeda-beda, dan lima versi utama diketahui. Beberapa manuskrip memiliki
empat Parvam (bagian), beberapa dua, yang lain tidak memiliki bagian. Teks yang ada saat
ini merupakan gabungan dari materi mulai dari zaman pertengahan hingga zaman modern.
Bagian-bagian manuskrip yang masih ada yang berumur lebih tua, sebagian dipinjam dari
teks-teks India lainnya seperti Brihat Samhita dan Shamba Purana . Kebenaran dan keaslian
sebagian besar Bhavishya Puranatelah dipertanyakan oleh para sarjana dan sejarawan
modern, dan teks tersebut dianggap sebagai contoh “revisi terus-menerus dan sifat hidup”
dari genre Purana dalam sastra Hindu . 16 bab pertama dari bagian pertama Bhavisya
Purana disebut Brahmaparvam . Ini menunjukkan kesamaan dengan, dan kemungkinan
meminjam ayat-ayat dari beberapa versi Manusmriti . Namun, beberapa diskusi terkait
kasta dan hak-hak perempuan dalam
Bhavishya Purana adalah egaliter dan menantang yang ditemukan dalam manuskrip
Manusmriti yang diterbitkan pada abad ke-19. Bagian kedua dari teks, yang disebut
Madhyamaparvan , adalah karya yang berhubungan dengan Tantra . Bagian ketiga terkait

6
“ramalan”.Pratisargaparvan mencakup bagian tentang agama Kristen , Islam , gerakan
Bhakti , Sikhisme , sejarah Kesultanan, sejarah Mughal , pemerintahan Inggris, dan lain-
lain. Bagian ini dianggap oleh para sarjana sebagai ciptaan abad ke-18 hingga ke-19.
Bagian keempat dari teks disebut Uttaraparvam , juga dikenal sebagai Bhavishyottara
Purana . Bagian terakhir ini menjelaskan festival yang berkaitan dengan berbagai dewa dan
dewi Hindu dan Tithis (tanggal pada kalender lunar ), serta mitologi dan diskusi tentang
Dharmakhususnya vrata (sumpah) dan dana (amal). Teks ini juga memiliki banyak bab
Mahatmya tentang geografi, panduan perjalanan dan ziarah ke tempat-tempat suci seperti
Uthiramerur , dan merupakan salah satu Purana yang berfokus pada Tirtha

e. Wamana Purana
Vamana Purana ( Sansekerta : वामन पुराण , IAST : Vāmana Purāṇa ) , adalah teks
Sanskerta era abad pertengahan dan salah satu dari delapan belas Purana utama
agama Hindu . Teks ini dinamai salah satu inkarnasi Wisnu dan mungkin berasal dari
teks Waisnawa . Namun, manuskrip Vamana Purana modern yang bertahan lebih kuat
berpusat pada Siwa , sementara memuat bab-bab yang memuja Wisnu dan dewa-dewi
Hindu lainnya. Inti teks yang paling awal diberi tanggal antara 450 M – 900 M, tetapi
sebagian besar sarjana lebih menyukai abad ke-9 hingga ke-11. Edisi cetak awal dari karya
ini memiliki 96 bab, versi baru memiliki 69 bab dengan tambahan. Suplemen tidak
ditemukan dalam beberapa versi manuskrip yang ditemukan di Benggala .
Di awal (bab 1), Narada bertanya kepada Pulastya tentang asumsi avatar Vamana
oleh Wisnu, yang merupakan avatara kerdilnya. Teks tersebut mencakup bab-bab yang
memuliakan Wisnu, tetapi mencakup lebih banyak bab yang memuliakan Siwa. Teks
tersebut juga memuliakan berbagai dewi. Purana ini dibagi menjadi dua bagian,naskah ini
berhubungan dengan Avatara Wisnu yaitu Vamana ( manusia cebol )

f. Brahma Purana
Disebut juga Adi Purana . Brahmapurana adalah kitab Purana yang pertama disusun
di antara delapan belas kitab Purana atau Mahapurana. Kitab ini mengandung legenda dan
mitologi Hindu mengenai penciptaan alam semesta (sarga); proses penghancuran dan

7
penciptaan kembali alam semesta secara periodic (pratisarga); sejarah Dinasti Surya dan
Candra; kisah para dewa, orang suci dan para raja kuno.
Naskah asli kitab Brahmapurana ini tidak utuh lagi; naskah Brahmapurana yang
ada sekarang ini merupakan susunan ulang dari bahan-bahan yang dikumpulkan dari
Bayupurana, Wisnupurana, Markandeyapurana, Mahabharata dan Hariwangsa. Ajaran-
ajaran agama Hindu dalam Purana ini disampaikan melalui sebuah cerita. Cerita tersebut
dinarasikan oleh seorang resi bernama Romaharshana atau Lomaharshana, yang konon
merupakan murid Resi Byasa.

2.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam Rajasika Purana

a. Nilai Keyakinan (Sradha)


dalam Markandya Purana terdapat ajaran-ajaran Agama Hindu yang didalamnya
mengandung nilai Sradha (Keyakinan) sebagai suatu dasar kepercayaan mengenai
keberadaan manusia di alam ini yang sesungguhnya bersumber pada suatu kekuatan maha
dasyat yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan
sumber dari segala yang ada di alam ini, oleh karenanya untuk dapat kembali bersatu
dengan Hyang Widhi, umat Hindu khususnya haruslah berusaha mengendalikan dirinya
untuk dapat menerapkan ajaran agama dalam kehidupan ini sehingga pada nantinya
mendapatkan pahala yang baik dari penerapan ajaran Dharma tersebut yaitu terbebas dari
adanya siklus kelahiran dan kematian serta dapat mencapai apa yang menjadi tujuan
tertinggi dari Agama Hindu yang disebut dengan Moksa.

b. Nilai Religius
terdapat suatu nilai yang disebut dengan nilai Keyakinan atau Kepercayaan. Dimana umat
Hindu memiliki lima dasar kepercayaan yang disebut dengan Panca Sradha. Dari
kepercayaan serta keyakinan inilah kemudian menumbuhkan apa yang disebut dengan nilai
Religius. Adapun yang dimaksud dengan nilai Religius adalah suatu nilai yang bersumber
pada kepercayaan atau keyakinan manusia yang merupakan nilai tertinggi dan mutlak .
Dalam hal ini umat Hindu meyakini bahwa adanya kehidupan secara keseluruhan
bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi (Suadnyana & Gunawijaya, 2020). Cara yang paling
mudah untuk dapat meyakini keberadaan Tuhan adalah dengan mempelajari ajaran-ajaran

8
agama. Tuhan merupakan sumber kehidupan yang menghidupi semua makhluk hidup di
dunia ini, begitu pula manusia sebagai salah satu ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

c. Nilai Etika
Etika merupakan nilai-nilai serta norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya. Penerapan
nilai etika merupakan suatu usaha belajar untuk membentuk sikap sopan santun terhadap
seseorang. Sikap sopan santun ini mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai-nilai etika ini juga terdapat dalam ajaran Agama Hindu yang
tersurat dalam Markandya Purana, adapun ajaran agama Hindu yang
mengandung nilai pendidikan etika tersebut antara lain ajaran mengenai Karma Phala,
Tri Kaya Parisudha, Dharma serta Tat Twam Asi dimana ajaran tersebut merupakan
suatu ajaran suci yang mengingatkan manusia untuk mengendalikan diri dari adanya Tri
Guna dan Dasendriya dalam diri manusia. Nilai Religius
d. Nilai-nilai yadnya
Beberapa purana dalam rajasika purana membahas tentang yadnya salah satunya dalam
cerita wamana purana membahas mengenai daksa yadnya. yajna (pengorbanan ritual) yang
diselenggarakan oleh Daksha , di mana putrinya, Sati , mengorbankan dirinya sendiri.
Murka dewa Siwa , suami Sati, selanjutnya menghancurkan upacara kurban. Kisah ini juga
disebut Daksha-Yajna-Nasha ("penghancuran pengorbanan Daksha). Legenda membentuk
dasar liturgi pendirian Shakti Pithas , kuil Mahadevi., dewa tertinggi Saktisme. Ini juga
menjadi awal dari legenda Parwati , reinkarnasi Sati, yang kemudian menikah dengan
Siwa.Disebutkan pula mengenai Dosa yang paling berat juga adalah menghina para dewa,
kitab veda atau kaum Brahmana, tidak menaruh hormat pada kitab-kitab purana, membenci
guru (guru) dan mengganggu yajna seperti yang ditanyakan Dewi Sukesi pada zaman
dahulu kepada para rsi dimana juga disebutkan bahwa :
Mereka yang menghancurkan kuil-kuil, sumur atau kolam ditakdirkan untuk menderita di
neraka.
Sehingga dalam menimbun sumur misalnya hendaknya dibuatkan tetandingan banten
yadnya menimbun sumur berupa sebuah daksina

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kelompok kitab Purana Rajasika adalah kitab-kitab Purana yang isinya menguraikan
tentang pemujaan Dewa Brahma sebagai Dewa yang utama. Menjadikan Brahma sebagai
Dewa yang paling utama, yang tergolong kitab ini terdiri atas enam buah kitab Purana anatara
lain, Brahmanda Purana, Brahmawaiwarta Purana, Markandeya Purana, Bhawisya Purana,
Wamana Purana dan Brahma Purana. Nilai-nilai yang ada dalam rajasika purana yaitu nilai
Nilai Keyakinan (Sradha) dalam Markandya Purana terdapat ajaran-ajaran Agama Hindu yang
didalamnya mengandung nilai Sradha (Keyakinan) sebagai suatu dasar kepercayaan mengenai
keberadaan manusia di alam ini yang sesungguhnya bersumber pada suatu kekuatan maha
dasyat yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber
dari segala yang ada di alam ini. Nilai Religius Adapun yang dimaksud dengan nilai Religius
adalah suatu nilai yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia yang merupakan
nilai tertinggi dan mutlak . Dalam hal ini umat Hindu meyakini bahwa adanya kehidupan
secara keseluruhan bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi. Nilai etika Etika merupakan nilai-
nilai serta norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang ataupun sekelompok
masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya

3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda hendaknya menyadari bahwa kitab Purana sangat penting
dipelajari dalam kehidupan ini dan dalam sistem pendidikan Hindu. Karena ajaran yang
terkandung dalam kitab Purana sangat banyak, salah satunya yang sangat terlihat yaitu ajaran etika,
moralitas dan Panca sradha.
Kitab Purana hendaknya di jadikan sebuah pedoman dalam menjalani hidup dan kehidupan
ini. Sehingga hidup di tengah kemajuan zaman atau disebut dengan globalisasi sangat di perlukan
ajaran yang bisa membentuk sikap dan moral manusia. Sehingga dapat membentuk manusia yang
berkarakter kedewataan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Titib, I Made. 2010. Purana, Sumber Ajaran Hindu Komperhensif. Surabaya: Paramita.

Sivananda, Sri Swami. 2003. All About Hinduism (Intisari Ajaran Hindu). Surabaya: Paramita

Sukadana,IK. Kajian Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu dalam Lontar Markandya Purana. No
1 Volume 2. 2020

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Daksha_yajna (Di akses pada tanggal 14 Mei 2023)

http://cakepane.blogspot.com/2015/08/sekilas-tentang-wamana-purana.html (Di akses pada


tanggal 14 Mei 2023)

https://www.detik.com/bali/budaya/d-6417612/mengenal-arti-kitab-purana-jenis-hingga-
bagiannya (Di akses pada tanggal 14 Mei 2023)

https://www.mutiarahindu.com/2019/09/pengertian-purana-dan-bagian-bagiannya.html (Di akses


pada tanggal 14 Mei 2023)

http://ngurah91.blogspot.com/2017/04/purana-lengkap.html (Di akses pada tanggal 14 Mei 2023)

11

Anda mungkin juga menyukai