Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KONSUMSI STEAM

PADA PROSES PRODUKSI GULA RAFINASI


RAHMA WULAN (141711109)
DIII Teknik Konversi Energi, Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung
Telp./Faks: (022) 2013789/ (022) 2013889, e-mail: rahmawulan23@gmail.com

ABSTRAK
Pabrik gula selalu membutuhkan sumber energi yang begitu besar, salah
satunya adalah konsumsi uap yang dapat menunjang proses produksi gula rafinasi,
kebutuhan uap ini selain sebagai media penggerak turbin dari boiler dalam
menghasilkan energi, digunkan pula sebagai keperluan proses untuk memberikan
tenaga dan kalor. Kebutuhan konsumsi steam pada pabrik gula digunakan untuk
proses pemanasan, penguapan, karbonatasi dan kristalisasi. Penggunaan energi
steam menjadi perhatian utama karena konsumsi energi di bagian ini akan
mempengaruhi nilai konsumsi energi yang dinyatakan dalam Steam on Sugar
(SOS). SOS menunjukan persentase berat gula yang dihasilkan terhadap berat
steam yang digunakan untuk proses produksi. Penurunan SOS akan menurunkan
konsumsi batu bara yang merupakan bahan bakar utama dalam menghasilkan
steam. Berdasarkan referensi U.S Industry standar konsumsi steam pada industri
gula berkisar 15-47%. Standar konsumsi ini digunakan untuk mengetahui berat
gula yang dihasilkan terhadap berat steam yang digunakan untuk proses produksi.
Serta perlu diketahui bahwa pabrik gula yang efisien akan memiliki nilai SOS
kurang dari 50%. Dari hasil perhitungan dan analisa di PT X memiliki nilai SOS
dengan rata-rata selama satu bulan yaitu 63% yang melebihi presentase dari nilai
standar karena banyaknya losses yang dihasilkan dan mempengaruhi nilai
pemborosan terhadap bahan bakar.
Kata Kunci : Raw Sugar, Konsumsi Steam, Steam on Sugar, Raw Liquor,
Gula Rafinasi.
pemanasan, penguapan, karbonatasi
dan kristalisasi.
1. PENDAHULUAN
Gula rafinasi merupakan salah Pada pabrik gula PT X steam
satu jenis gula sukrosa yang yang digunakan untuk proses
diproduksi melalui tahapan awal gula sebagian besar dihasilkan dari
kristal mentah (raw sugar), meliputi exhaust turbine yaitu sebesar 80-85%
proses afinasi, pelarutan kembali yang ada pada pembangkit dan
(remelting), klarifikasi, dekolorisasi sebagiannya lagi dari steam header
,kristalisasi, fugalisasi, pengeringan, 15-20%. Penggunaan steam pada
dan pengemasan (Namiki 1988). pabrik gula biasanya disebut dengan
Untuk menunjang kebutuhan proses Konsumsi Steam. Penggunaan energi
produksi gula rafinasi, pabrik gula steam menjadi perhatian utama
rafinasi membutuhkan energi yang karena konsumsi energi di bagian ini
cukup besar seperti energi steam. akan mempengaruhi nilai konsumsi
Kebutuhan konsumsi steam pada energi yang dinyatakan dalam Steam
pabrik gula digunakan untuk proses on Sugar (SOS). SOS menunjukan
persentase berat gula yang dihasilkan
terhadap berat steam yang digunakan
untuk proses produksi. Penurunan ini digunakan untuk mengetahui
SOS akan menurunkan konsumsi kebutuhan energi yang digunakan
batu bara yang merupakan bahan untuk menghasilkan gula yang
bakar utama dalam menghasilkan dihasilkan (kg). Adanya acuan
steam. Serta perlu diketahui bahwa standar tersebut akan menunjukan
pabrik gula yang efisien akan apakah konsumsi steam suatu pabrik
memiliki nilai SOS kurang dari 50%. gula di bawah standar atau di atas
Konsumsi steam berdasarkan standar, sehingga dapat diketahui
referensi dari survei konsumsi energi apakah suatu industri tersebut
yang dihasilkan [The Energy mengkonsumsi steam secara
Information Administration (EIA) ekonomis/boros atau tidak. Karena
and U.S Industry of International alasan tersebut maka tugas akhir
standard” 1996] standar konsumsi mengenai Analisa konsumsi steam
steam pada industri gula rafinasi ini dibuat.
berkisar 15-47%. Standar konsumsi

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pengolahan Gula Rafinasi
1. Proses pemanasan (Afination Mingler) yang tinggi yang berasal dari raw
Proses pemanasan meliputi beberapa sugar, dengan pencampuran susu kapur
tahapan salah satunya Afination dan gas karbondioksida yang
Mingler yang berfungsi untuk ditambahkan pada raw liquor sehingga
mencampur raw sugar dengan syrup terbentuk gumpalan yang mengikat
water atau hot water, dimana sebagian bukan gula (Baikow, 1978).
penambahan dari kedua bahan terakhir3. 3. Proses Penguapan
disesuaikan dengan kebutuhan. Penghilangan air atau penguapan di
Biasanya pada awal produksi memakai pabrik gula dilakukan dalam dua tahap,
hot water atau syrup water untuk yaitu pada stasiun penguapan yang
mengencerkan namun jika syrup sudah sasarannya menghilangkan air
dihasilkan maka ini yang digunakan sebanyak mungkin sehingga dicapai
sebagai bahan utama pengenceran. kondisi mendekati jenuh, sedangkan
Penambahan syrup bertujuan agar pada tahap kedua adalah melanjutkan
terjadi gesekan dengan lapisan penguapan sampai lahir kristal sukrosa
molasses kristal sehingga kotoran di yang dilakukan di unit kristalisasi. Di
permukaan raw sugar menjadi lunak dalam langkah penghilangan air ini
dan mempermudah pemisahan kristal perlu diperhatikan agar tidak terjadi
pada sentrifugal sedangkan kehilangan atau kerusakan gula.
penambahan sweet water bertujuan Proses penguapan adalah proses
untuk menghilangkan gula. perubahan air menjadi uap sehingga air
2. Proses karbonatasi dapat dipisahkan dari liquor. Pada
merupakan proses awal pemurnian di proses penguapan akan terjadi proses
pabrik gula rafinasi, pada proses perpindahan panas dari bahan pemanas
karbonatasi adalah salah satu metode ke liquor sehingga air pada fase cair
pemurnian yang dapat memisahkan yang berada pada liquor berubah
kotoran berupa koloida yang terdapat menjadi fase gas.
pada leburan gula. Proses tersebut juga4. 4. Proses kristalisasi
dapat menyerap atau menghilangkan bertujuan untuk merubah molekul –
warna yang mempunyai berat molekul molekul sukrosa dalam fine liquor
menjadi kristalisasi gula dengan bertujuan untuk menurunkan kadar air
kehilangan minimum dan proses wet sugar maksimal 0,04%. Menurut
sesingkat mungkin. Makin murni standar nasional indonesia (SNI Nomor
larutan gula makin mudah gula 3140-2-2011), kadar air pada gula
mengkristal. rafinasi maksimal sebesar 0,04%.
5. Proses pengeringan

3. METODE PENELITIAN 2. Persamaan yang digunakan untuk


menghitung SOS yaitu :
3.1 Pendekatan Konsep Neraca
Energi -
Neraca energi merupakan persama ..................................(6)
an matematika yang menyatakanhubungan 3. Persamaan yang digunakan untuk
antara energi masuk dan energi keluar menghitung Bahan bakar yang terbuang
sistem. Prinsip dasar yang digunakan akibat Losses steam :
sesuai dengan prinsip dasar kekekalan - ṁbb Terbuang =
energi, yaitu ”energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”. .......................................(7)
Konsep neraca energi menurut 4. HASIL DAN.PEMBAHASAN
Himmeblau (2004) pada dasarnya sama 4.1 Neraca Massa & Energi Venting
dengan konsep neraca massa, yaitu : Proses
E = EI–
E0.................................................(1)
Keterangan :
E = akumulasi energi
EI= energi masuk
E0= energi keluar
Persamaan energi pada proses-proses
industri biasanya dapat disederhanakan
untuk proses-proses tanpa akumulasi
( steady state), sehingga Persamaan (1) di
atas menjadi lebih sederhana, yaitu :
E1= E0...................................................(2)
Persamaan-persamaan yang digunakan
untuk perhitungan adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 Neraca Massa Keseluruhan Proses
Tabel 4.1 Massa Input Proses
Persamaan energi dari steam Moran dan m
Shapiro (2006) Input (ton/jam) P (BarA) T( )
Energi Steam Pada Kondisi Super Heat : Live steam 20 4,09 144,42
Esteam = ṁsteam
Exhaust 64,73 1,41 109,5
(hg)........................................(3)
Water 53,59 - 40
Energi Steam Pada Kondisi Saturated:
Esteam = ṁsteam Raw Sugar 61,65 - 30
(hg)........................................(4)
1. Persamaan yang digunakan untuk Tabel 4.2 Massa Output Proses
gula : m
- E Produk = ṁProduk Input (ton/jam) P (BarA) T( )
)...............(5) Sugar
Product 61,2 - 30
Kondensat 59 0,1 44 Gambar 4.3 Losses Energi akibat PRV
Waste 0,45 - 97 E Losses = (Energi In Turbin E Live Steam)

= (79.372,38 – 11.839) kJ/s


= 67.534 kJ/s

Maka ṁbb Terbuang =

= 3,74 kg/s  13,45 ton/jam Batu Bara

4.2 Rasio Steam On Sugar (SOS)


Gambar 4.2 Neraca Energi Keseluruhan Proses SOS menunjukan persentase berat
E Venting = (Energi input – E Output) gula yang dihasilkan terhadap berat/laju
steam yang digunakan untuk proses
= (194.944 60092,25) kJ/s produksi. Penurunan SOS akan
menurunkan konsumsi batu bara yang
= 134.851,75 kJ/s
merupakan bahan bakar utama dalam
Persamaan untuk menghitung Rasio menghasilkan steam. Berdasarkan data
yang telah diperoleh losses pada steam
Perbandingan Steam On Sugar (SOS) dapat mempengarui terbuangnya bahan
produk gula yang dihasilkan terhadap bakar yang digunakan seperti perhitungan
diatas. Adapun hal yang dapat
laju steam yang digunakan: mempengaruhi banyaknya losses energi
pada proses produksi yaitu adanya
penurunan tekanan steam dari 33 bar
menjadi 3,5 bar pada steam header yang
akan didistribusikan langsung ke proses,
sehingga banyak panas yang terbuang dari
steam yang digunakan akibat PRV
72 %
(Pressure Reduce Valve) karena pada
penurunan tekanan tersebut pada katup
PRV terdapat sebagian steam yang dilepas
langsung ke lingkungan.
Gambar 4.4 Base Line SOS Vs Waktu
Pada Gambar 4.4 bisa di lihat bahwa
persentase nilai SOS paling besar yaitu
ditunjukan pada tangal 15 januari 2017
dengan nilai SOS sebesar 96%, sedangkan
untuk nilai SOS yang mendekati standar
terdapat pada tanggal 4 januari 2017
sebesar 51% dan adapun yang termasuk di
dalam standar yaitu pada tanggal 26-28 Gambar 4.6 Grafik Energi Venting Vs Waktu
januari 2017 dengan nilai SOS sebesar 28-
38%. Hal tersebut bisa ditinjau dari
beberapa kondisi dimana pada saat nilai
SOS mendekati standar atau termasuk di
dalam nilai standar disebabkan oleh
pasokan produk yang lebih kecil
dibandingkan dengan pasokan steam yang
lebih besar, sehingga nilai SOS nya akan
mendekati nilai standar atau berada di
dalam nilai standar SOS. Sedangkan pada
Gambar 4.7 Grafik Losses BB Venting Vs Waktu
kondisi SOS yang berada di atas standar,
steam yang digunakan sedikit dan beban
4.2mSaran Untuk Industri
untuk memanaskan gula sangat besar
namun panas yang dihasilkan steam tidak Adapun hal-hal lain yang perlu dilakukan
begitu baik dengan rata-rata temperatur perbaikan yaitu sebagai berikut :
100 , hal tersebut bisa menyebabkan
nilai SOS meningkat. 1. Penjagaan isolasi dengan baik pada
Dengan terukurnya parameter yang pipa distribusi uap agar meangurangi
dapat menentukan nilai SOS maka hasil losses secara thermal maupun losses
perhitungan dari nilai SOS berada ataupun akibat gesekan pipa.
termasuk di dalam standar. Hal ini dapat 2. Perbaikan dan kalibrasi terhadap alat
dijadikan sebagai acuan untuk ukur yang terpasang di Process House
menurunkan nilai SOS. Refined Sugar
3. Boiler untuk produksi gula rafinasi
dipisahkan dan disesuaikan secara
khusus dengan kebutuhan proses
produksi agar tidak terjadi pemborosan
seperti pada steam header
4. Setiap perubahan dari parameter yang
terukur pada alat ukur di proses
produksi, selain dicatat manual,
dilanjutkan dengan rekapitalisasi
digital yaitu di input menjadi soft file.
Gambar 4.5 Grafik Massa Venting Vs Waktu 5. Memperhatikan kebocoran pada isolasi
pipa distribusi steam dalam proses
produksi. Apabila telah diketahui
adanya kebocoran pada isolasi maka
perlu diperbaiaki dengan segera.
Berikut gambar IV.16 merupakan
gambar isolasi pipa distribusi steam di satu bulan yaitu sebesar 95 ton/jam.
PT SUJ Sedangkan untuk energi steam venting
yang digunakan dengan rata-rata waktu
selama satu bulan yaitu sebesar 141.215
kJ/s.
4. Faktor penyebab losses terbesar yaitu
terjadi pada header akibat penurunan
tekanan di PRV (Pressure Redue Valve).
Rata-rata sebesar 141.225 kJ/jam. Losses
bahan bakar yang terbuang akibat losses
di PRV akan mengakibatkan losses pada
bahan bakar, losses massa bahan bakar
batu bara dalam rentan waktu satu bulan
yaitu rata-rata sebesar 20 ton/jam
Gambar 4.8 Grafik Kerusakan Isolasi Pipa sedangkan penggunaan bahan bakar batu
bara rata-rata selama satu bulan yaitu
Distribusi Steam
sebesar 35-40 ton/jam.

5.2.SARAN
Adapun beberapa saran dari penulis
demi menunjang perbaikan dan
peningkata kulalitas produksi yaitu
sebagai berikut :
1. Lakukan evaluasi konsumsi steam
secara berkala untuk menjamin standar
konsumsi energi tetap di dalam
Gambar 4.9 Grafik Losses Akibat PRV standar.
2. Penelitian ini belum komprehensif,
5.SIMPULAN DAN SARAN karena hanya melihat konsumsi steam
5.1 SIMPULAN pada proses produksi gula rafinasi dari
segi pendekatan metode perindahan
Berdasarkan hasil analisa data dan panas, maka untuk kebutuhan
pembahasan pada bab sebelumnya maka penelitian berikutnya bagi yang
dapat diambil simpulan sebagai berikut : berminat meneliti konsumsi steam
1. Penggunaan steam pada Process House dapat menggunakan pendekatan
digunakan untuk berbagai alat seperti lainnya dengan meneliti lebih dama
heater/melter, carbonator, vaum pan, sistem utilitasnya baik dengan
sentrifugal dan dryer. penerapan neraca massa dan energinya
2. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa maupun dengan menggunakan metode
konsumsi steam pada proses produksi gula pencarian rugi-rui gesekan (Friction
rafinasi di PT X memiliki nilai SOS yang Factor) pada sistem distribusi steam.
melebihi persentase dari nilai standar (15- 3. DAFTAR PUSTAKA
47%) dengan rata-rata nilai SOS selama
bulan januari yaitu sebesar 63%. Holman, Jack P .1988. Perpindahan Kalor,
3. Massa dan energi venting pada Edisi keenam ( terjemahan E. Jasjfi).
keseluruhan proses terbilang cukup besar. Jakarta: Erlangga.
Rata-rata massa yang digunakan dalam
Potter. Merle. Dkk.2008.Shaum’s Outlines
“Mekanika Fluida”.Jakarta: Erlangga.
Baikow, V. E. 1978. Manufacture and
Refining of Raw Cane Sugar. 2nd Edition.
England
Chen, J. C.P. C. C. Chou. 1993. Cane
Sugar Handbook. Jonh Wiley & Son Inc.
Amerika
Haberman, william L. And james E.A
John.1922. Engineering Thermodynamics
with Heat Transfer. Massachusetts : Ally and
Bacon.
Wuryanti. Sri. 2010. Perpindahan Panas
dan Penerapannya.Bandung. Politeknik
Negeri Bandung.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process
and Unit Operation. 3rd Edition. New.
Delhi: Prentice-Hall of India. Geankoplis,
C.J. 2003.
Perry, R.H., 1984, “Perry's Chemical
Engineers' Handbook”, 6 ed., Mc.Graw
Hill Book. Company, Inc., New York.
Moran, M.J., dan Shapiro, H.N., 2006,
“Fundamentals of Engineering
Thermodynamics”, 5th edition, John Wiley
and Sons, Inc.
Anderson, Higbie. and Stegeman, THIS
JOURNAL, 72, 3798 ( 1950),
____, ___, Prinsip-prinsip Rekayasa
Steam dan Perpindahan Panas Modul 2.2
Apakah Steam itu? Dalam: spirax sarco
Learning Centre, Block
www.spiraxsarco.com

Anda mungkin juga menyukai