Tonsilofaringitis 1
Tonsilofaringitis 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Etiologi
Penyebab tonsilofaringitis bermacam – macam, diantaranya
adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan
ludah ( droplet infections )
C. Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran
nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring
kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri
dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses
inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat
menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat
mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga
menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam
tinggi bau mulut serta otalgia.
D. WOC
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
Intoleransi
aktifitas
E. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala tonsilofaringitis akut adalah :
1. Nyeri tenggorok
2. Nyeri telan
3. Sulit menelan
4. Demam
5. Mual
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hiperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia ( sakit di telinga )
14. Malaise
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak
tertangani dengan baik adalah :
1. Tonsilofaringitis kronis
2. Otitis media
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
memperkuat diagnosa tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan
laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes
sensitifitas obat
H. Penatalaksanaan
Penanganan pada anak dengan tonsilofaringitis akut adalah :
1. Penatalaksanaan medis
Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,
penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
Antipiretik untuk menurunkan demam seperti
parasetamol, ibuprofen.
Analgesik
2. Penatalaksanaan keperawatan
Kompres dengan air hangat
Istirahat yang cukup
Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
Kumur dengan air hangat
Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien
3. Pada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam
sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat, dan diet
ringan.
Sistemik
Antibiotik golongan penisilin atau
sulfonamidaantipiretik.
Pengobatan oral
obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.
Tonsilektomi
Tonsilektomi dilakukan hanya bila anak menderita
serangan yang berat dan berulang-ulang yang
mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus
dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh
dilakukan 3 minggu setelah serangn tonsilitis akut, pada
palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi poliomielitis.6
C. Rencana Intervensi
N Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil
Intervensi (NIC
o (NANDA) (NOC)
1 Hipertermi NOC : NIC :
Thermoregulation Fever treatment
Kriteria Hasil : Monitor suhu sesering
Suhu tubuh mungkin
dalam rentang Monitor IWL
normal Monitor warna dan suhu
Nadi dan RR kulit
dalam rentang Monitor tekanan darah,
normal nadi dan RR
Tidak ada Monitor penurunan
perubahan tingkat kesadaran
warna kulit dan Monitor WBC, Hb, dan
tidak ada Hct
pusing, merasa Monitor intake dan output
nyaman Berikan anti piretik
Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya
Menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
Panas
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
Berikan anti piretik jika
perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2 Nyeri akut b/d proses NOC : Pain Management
infeksi Pain Level Lakukan pengkajian nyeri
Pain control secara komprehensif
Comfort level termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
Mampu frekuensi, kualitas dan
mengontrol faktor presipitasi
nyeri (tahu Observasi reaksi
penyebab nyeri, nonverbal dari
mampu ketidaknyamanan
menggunakan Gunakan teknik
tehnik komunikasi terapeutik
nonfarmakologi untuk mengetahui
untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi Kaji kultur yang
nyeri, mencari mempengaruhi respon
bantuan) nyeri
Melaporkan Evaluasi pengalaman
bahwa nyeri nyeri masa lampau
berkurang Evaluasi bersama pasien
dengan dan tim kesehatan lain
menggunakan tentang ketidakefektifan
manajemen kontrol nyeri masa
nyeri lampau
Mampu Bantu pasien dan
mengenali nyeri keluarga untuk mencari
(skala, dan menemukan
intensitas, dukungan
frekuensi dan Kontrol lingkungan yang
tanda nyeri) dapat mempengaruhi
Menyatakan nyeri
rasa nyaman seperti suhu ruangan,
setelah nyeri pencahayaan dan
berkurang kebisingan
Tanda vital Kurangi faktor presipitasi
dalam rentang nyeri
normal Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri
Hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
3 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari Nutritional Nutrition Management
kebutuhan tubuh Status : food Kaji adanya alergi
and Fluid makanan
Intake Kolaborasi dengan ahli
Kriteria Hasil : gizi untuk menentukan
Adanya jumlah kalori dan nutrisi
peningkatan yang dibutuhkan pasien.
berat badan Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan meningkatkan intake Fe
tujuan Anjurkan pasien untuk
Berat badan meningkatkan protein
ideal sesuai dan vitamin C
dengan tinggi Berikan substansi gula
badan Yakinkan diet yang
Mampu dimakan mengandung
mengidentifik tinggi serat untuk
asi kebutuhan mencegah konstipasi
nutrisi Berikan makanan yang
Tidak ada terpilih ( sudah
tanda tanda dikonsultasikan dengan
malnutrisi ahli gizi)
Tidak terjadi Ajarkan pasien bagaimana
penurunan membuat catatan makanan
berat badan harian.
yang berarti Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
4 Ansietas (00146) NOC : NIC :
Anxiety control Anxiety Reduction
Coping (Penurunan Kecemasan)
Kriteria Hasil : Gunakan pendekatan yang
Klien mampu menenangkan
mengidentifikas Nyatakan dengan jelas
i dan harapan terhadap pelaku
mengungkapkan pasien.
gejala cemas Jelaskan semua prosedur
Mengidentifikas dan apa yang dirasakan
i, selama prosedur
mengungkapkan Temani pasien untuk
dan memberikan keamanan
menunjukkan dan mengurangi takut
tehnik untuk Berikan informasi faktual
mengontol mengenai diagnosis,
cemas tindakan, Prognosis
Vital sign dalam Dorong keluarga untuk
batas normal menemani anak
Postur tubuh, Lakukan back / neck rub
ekspresi wajah, Dengarkan dengan penuh
bahasa tubuh perhatian
dan tingkat Identifikasi tingkat
aktivitas kecemasan
menunjukkan Bantu pasien mengenal
berkurangnya situasi yang
kecemasan menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
5 Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
Knowlwdge : Teaching : disease Process
disease process Berikan penilaian tentang
Knowledge : tingkat pengetahuan
health Behavior pasien tentang proses
Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
Pasien dan Jelaskan patofisiologi dari
keluarga penyakit dan bagaimana
menyatakan hal ini berhubungan
pemahaman dengan anatomi dan
tentang fisiologi, dengan cara
penyakit, yang tepat. Gambarkan
kondisi, tanda dan gejala yang
prognosis dan biasa muncul pada
program penyakit, dengan cara
pengobatan yang tepat
Pasien dan Gambarkan proses
keluarga penyakit, dengan cara
mampu yang tepat
melaksanakan Identifikasi kemungkinan
prosedur yang penyebab, dengna cara
dijelaskan yang tepat
secara benar Sediakan informasi pada
Pasien dan pasien tentang kondisi,
keluarga dengan cara yang tepat
mampu Hindari jaminan yang
menjelaskan kosong
kembali apa Sediakan bagi keluarga
yang dijelaskan atau SO informasi
perawat/tim tentang kemajuan pasien
kesehatan dengan cara yang tepat
lainnya. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai
tujuan
(Dermawan, 2014).
2.2.5. Evaluasi
A. Pengertian
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,
pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moorhouse: 94-95).
B. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan
secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan,
Periksa apakah pasien/orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau
instruksi verbal tentang penanganan, obat-obatan dan aktivitas yang boleh
dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak
yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.
C. Manfaat
1. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah
sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu
kecuali untuk beberapa diagnosa.
2. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan
biaya pengobatan.
3. Bahan pendokumentasian keperawatan.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga
sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah
masalah tersebut aktual atau potensial.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat
dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan
kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan
alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang
jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di
rumah), status fisik dan mental klien, factor social yang penting (misalnya
kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan
kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat
ini
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti
dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.
Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga
perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu
setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner
atau kunjungan rumah (home visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:
a.Derajat penyakit
b.Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Jl.Aster No. 21 Sidikalang
Tanggal Masuk RS : 05 Mei 2019
No. Reg : 14.24.25
Ruangan : Ruang Flamboyan
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 06 Mei 2019
Dx Medis : Tonsilofaringitis
B. Penanggung Jawab
Nama : NY. A
Hub. Dengan Klien : Anak
Pekerjaan : PNS
V. Riwayat Keluarga
Keterangan : :
: Laki-laki
: perempuan
: pasien
1. Provocative/Paliativ
a Apa penyebab
Kurang isitrahat dan suka makanan dingin
b. Hal-hal yang akan memperbaiki keadaan
Berobat kepuskesmas, rumah sakit maupun klinik terdekat.
2. Quantity/Quality
a. Bagaimana Nyeri dibagian tenggorokan
b. Bagaimana dilihat pasien tampak meringis kesakitan sambil
memegang lehernya
3. Region
a. Dimana lokasinya
Bagian leher
b. Apakah menyebar
Tidak
4. Severity (mengganggu aktivitas)
Ya, pasien tidak dapat melakukan aktivitas.
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Sejak 2 hari yang lalu pasien mengalami sakit tenggorokan yang
terus- menerus disertai mual dan pusing,akhirnya pasien yang semakin
melemah, keluarga pasien langsung membawa klien ke RSUD Sidikalang.
c. Konsep diri
1. Body image : pasien dapat menerima keadaannya.
2. Ideal diri : Pasien ingin cepat sembuh.
3. Harga diri : Pasien tidak menarik diri.
4. Peran diri : Pasien seorang anak dari keluarganya.
5. Personal identity : Pasien anak ke 1 dari 2 bersaudara.
d. Keadaan emosi
Keadaaan emosi stabil.
i. Kegemaran
Pasien memiliki kegemaran membaca.
j. Daya adaptasi
Pasien dapat berorientasi dengan lingkungannya.
k. Mekanisme pertahanan diri
Pasien selalu berdoa dan mempunyai pengharapan untuk dapat sembuh.
VII.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pasien tampak lemah.
Tingakat kesadaran : Composmentis, GCS : 15
b. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 22 x/i
T : 36 C
c. Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala
Bentuk simetris tidak terdapat kotoran atau ketombe, pergerakan tidak kaku
dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, tidak terdapat luka pada kulit kepala
dan kulit kepala cukup bersih.
2. Rambut
Rambut Pasiien pendek lurus, warna hitam dan rambut Pasien terlihat
bersih.
3. Mata
Bentuk mata simetris, fungsi penglihatan kurang baik, konjungtiva tidak
anemis, pupil dan reflex cahaya baik, Pasien tidak memakai alat bantu
penglihatan.
4. Hidung (Penciuman)
Bentuk dan posisi hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat
secret atau benda asing yang menempel, tidak terdapat epitaksis dan
rhinorrhoe dan tidak ada peradangan.
5. Telinga (Pendengaran)
Bentuk dan posisi simetris, ketajaman pendengaran baik, tidak terdapat
serumen dan cairan pada lubang telinga, tidak terdapat perdarahan dan klien
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Leher
1) Inspeksi ukuran leher : pada leher terdapat pembengkakan dan terasa
hangat
2)Trakea : terdapat gangguan menelan karena pembengkakan dan nyeri
yang dirasakan pasien
8. Thorax (fungsi pernapasan)
Bentuk simetris, tidak terdengar bunyi wheezing dan tidak ada penurunan
ekspansi paru kiri dan kanan.
9. Abdomen
lambung,hepar dan limpa berada pada kondisi normal
10. Reproduksi
Jenis kelamin Pasien adalah laki-laki.
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas : dapat digerakkan dengan baik dan ekstremitas atas dekstra
terpasang infus.
Ekstremitas bawah : keduanya dapat digerakkan dengan baik.
12. Integumen
Warna kulit Pasien sawo matang, tidak terdapat lesi dan memar.
VIII.Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola tidur
1. Waktu tidur : 22.00 WIB
2. Waktu bangun : 04.30 WIB
3. Masalah tidur : Tidak ada masalah
4. Hal-hal yang mempermudah bangun :-
b. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 4-5x /hari
2. BAK
Pola BAK : 3-4 x/hari
c. Pola makan
Diet : M-II
d. Pola minum
Jenis minuman : Air putih
e. Kebersihan diri
Pasien tampak bersih. Kebersihan diri klien dibantu oleh perawat dan
keluarga.
f. Pola kegiatan/aktivitas
Kegiatan/aktivitas Pasien dibantu oleh perawat dan keluarga.
2. Pemeriksaan penunjang/diagnostic
Hemoglobin 15 gram%, L : 12-16 gram%, P : 12-14 gram%
Lekosit 4630/mm3, L/P : 6.000-10.000 /mm3
XIII.Analisa Data
Data Etiologi Problem
Tanda-tanda vital :
Nyeri
TD : 120/70 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 22 x/i
T : 36 C
Memantau dan T : 36 C
dokumentasikan dan haluaran
A : Tujuan belum
tiap jam secara adekuat.
tercapai
Menimbang BB klien.
Memberikan makanan P : Intervensi
sedikit tapi sering. dilanjutkan
Mencatat status nutrisi
pasien: turgor kulit, timbang
berat badan, integritas mukosa
mulut, kemampuan menelan,
Dx adanya bising usus, riwayat S : pasien mengatakan
II mual/rnuntah sakit menelan.
Mengkaji pola diet
klien yang disukai/tidak O : pasien tampak
disukai. lemah, klien
Memonitor intake dan menghabiskan 2-3
output secara periodik. sendok dari porsi
yang diberikan, BB
sebelum masuk RS :
50 kg, BB selama
diRS : 48 kg
A : Tujuan belum
tercapai
P : Intervensi
dilanjutkan
A : Tujuan belum
tercapai
P : Intervensi
dilanjutkan
P : Intervensi
dilanjutkan
A : Tujuan tercapai
P : Intervensi
dihentikan
IVFD RL 28 gtt/i
Ranitidin 1 A / 12 jam
Norages 1 A / 8 jam
Cefotaxime /8jam
Pasien telah dirawat dan telah diintervensi dengan 2 diagnosa keperawatan
yang muncul dari kasus penyakit pasien. Hasil pemeriksaan pasien
menunjukkan terminasi keadaan pasien stabil.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis mempelajari teori tentang Asuhan Keperawatan
pasiendengan Gangguan Sistem Pernafasan; tonsilofaringitis dan
melaksanakan secaralangsung Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. “M”,
ternyata antara teori yang di dapat
dengan kenyataan yang ditemukan didalam praktek lapangan terdapat
kesenjangan.Hal ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi
individu, dan juga pemahamankeluarga terhadap penyakit atau keadaaan
yang dialami saat ini.
Uraian mengenai kesenjangan ini penulis amati dan temukan mulai
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sebagai berikut ;A.Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, oleh
karenaitu pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis
melaluiwawancara, observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta
di dukungoleh sumber-sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan
penunjang
.Setelah penulis secara cermat mempelajari teori pengkajian pasien
dengan Gangguan Sistem Pernafasan; tonsilofaringitis maka penulis
mendapatkan tanda dan gejala yang khas Nyeri tenggorokan,Nyeri telan,
Sulit menelan ,Demam.
Pada pengkajian pasien Tn M dengan Tonsilofaringitis, yang dikaji penulis
selama 3 hari tanggal 04 Mei 2019 penulis menemukan tanda dan gejala
Pembesaran tonsil ,Tonsil hiperemi,Mulut berbau
Berdasarkan uraian di atas penulis berpendapat adanya kesenjangan
dari tanda dan gejala antara teori dengan kajian keperawatan secara
langsung pada pasien Tn M”. Sebelumnya pasien sudah berobat
kepuskesmas batang beruh namun karena tidak ada perubahan maka pasien
dibawa ke Rumah Sakit Umum sidikalang. Selama pasien dirawat di
Flamboyan RumahSakit umum sidikalang, penulis tidak begitu mengalami
hambatan dalam pengkajian keperawatan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melakukan pendekatan dan
kerjasama dengan orang tua atau keluarga pasien.
B.Diagnosa Keperawatan
B.SARAN