JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2010
PERCOBAAN B-2
ANALISIS KESADAHAN AIR
c. Skema Percobaan
d. Data Hasil Percobaan
e. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis kesadahan
air.
Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat standarisasi
larutan Dinatrium Etilendiamintetra asetat atau NaEDTA. 0,0005 M.
Caranya dengan membuat larutan standar Ca2+ 20 mL dalam tiga buah
erlenmeyer 125 mL. Kemudian ditetesi dengan 1 mL larutan buffer pH
10,0 dan 2 tetes indikator EBT.
Titrasi yang dilakukan dalam percobaan ini termasuk dalam jenis
titrasi kompleksometri. Suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan
yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.
Maka dari titrasi ini akan diperoleh kelat yang terbentuk melalui titrasi
yang terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung
pada titran (Na2 EDTA) serta titrat (Ca2+ atau sampel air sadah) yang
hendak diamati.
Larutan buffer berfungsi sebagai penstabil pH ketika titrasi yang
menyebabkan ion H+ terlepas. Karena ketika ion H+ terlepas
memungkinkan terjadi penurunan pH menjadi asam. Maka diberi
larutan buffer sehingga menjaga pH pada kisaran angka yang tetap.
Dalam percobaan ini digunakan titran Na2EDTA karena larutan ini
dapat terdisosiasi menjadi ion Na+ dan H2Y2- di dalam larutan. Ion
H2Y2- bereaksi dengan ion sadah, Ca2+ dan Mg2+, membentuk ion
kompleks sangat stabil.
Dan dua tetes indikator EBT berfungsi untuk mendeteksi titik akhir
ekuivalen titrasi. EBT adalah Eriochrome Black T yang akan
membentuk ion kompleks dengan ion sadah Ca2+ dan Mg2+. EBT lebih
kuat berikatan dengan Mg2+ dibanding dengan Ca2+. Indikator EBT
berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah
anggur [Mg-EBT]2+. Tanpa indikator EBT, kita tidak bisa mengetahui
kapan terjadi titik ekivalen dimana terjadi perbandingan stoikiometri 1:1
antara ion sadah dengan larutan Na2EDTA. Berikut adalah reaksi
perubahan warna yang terjadi saat indikator EBT mengikat ion sadah
Ca2+.
Maka ketika larutan buffer dan EBT diteteskan pada larutan Ca2+
pada erlenmeyer, warnanya akan berubah menjadi merah anggur.
Untuk mengetahui jumlah mol ion Ca2+, dilakukan penambahan titran
NaEDTA lewat titrasi dengan buret. Titik ekuivalen akan terjadi dengan
ciri-ciri warnanya berubah menjadi biru langit. Pada titik ini terjadi
keseimbangan stoikiometri.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi ketika perubahan warna merah
anggur menjadi biru langit.
[Ca-EBT]2+ (aq) + H2Y2- (aq) CaY2- (aq) + 2H+ (aq) + EBT (aq)
[Ca-EBT]2+ (aq) + H2Y2- (aq) CaY2- (aq) + 2H+ (aq) + EBT (aq)
f. Kesimpulan
Dari percobaan diperoleh kandungan air sadah dalam sampel air
adalah 111.6 ppm dan dalam kisaran rendah dan tidak
membahayakan. Standarisasi Larutan Na2EDTA :
Mol Ca2+ = 10-5 mol
Molaritas rerata Na2H2Y = 0.0036 M
g. Daftar Pustaka
Asisten Praktikan
Pada saat titrasi mencapai titik ekuivalen mol Na2H2Y = mol Ca2+
Maka massa CaCO3 dapat dicari dari mol Ca2+ dikalikan Mr CaCO3.
Percobaan 1 massa CaCO3 = 2.02 x 10-5 mol x 100 gr/mol
= 2.02 x 10-3 gr
Percobaan 2 massa CaCO3 = 2.52 x 10-5 mol x 100 gr/mol
= 2.52 x 10-3 gr
Percobaan 3 massa CaCO3 = 2.61 x 10-5 mol x 100 gr/mol
= 2.61 x 10-3 gr
Kesadahan air = massa CaCO3 mg ÷ V sampel air