Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI DAN MORFOLOGI MAMALIA

OLEH :

NOVIA LIZA RAHMAWATY (1210422042)

KELOMPOK : II (DUA)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. MAHFUD HUDA (1210422022)


2. PUTRI TRI NINGSIH (1210421006)
3. RAHMI (1210422010)
4. ELFI RAHMI (1210422050)

ASISTEN PENDAMPING : ADHA RILASCKA

LABORATORIUM TAKSONOMI HEWAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2014
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia termasuk salah satu dari tujuh negara mega biodiversitas yang dikenal sebagai
pusat konsentrasi keanekaragaman hayati dunia. Salah satunya adalah keanekaragaman
mamalia dengan jumlah total sebanyak 436 spesies dan 51% diantaranya merupakan
satwa endemik. Keanekaragaman jenis mamalia pada pulau-pulau besar seperti
Kalimantan dan Papua akan lebih banyak dibandingkan dengan pulau-pulau yang lebih
kecil. Hal ini didasarkan pada teori biogeografi pulau yang menyatakan bahwa jumlah
spesies yang terdapat pada suatu pulau atau ditentukan oleh luas pulau. Pada saat ini
Kalimantan memiliki ± 222 jenis mamalia dan 44 jenis diantaranya merupakan satwa
endemik (BAPPENAS, 2003).
Mamalia mempunyai ciri-ciri dengan adanya kelenjer susu/ glandula mamae,
memiliki rambut dan bersifat endoterm. Tingkat keanekaragaman mamalia sangat tinggi
sekali. Menurut Primark et.al. (1998), mamalia terdiri lebih dari 5000 genus yang
tersebar dalam 425 famili dan 46 ordo di dunia. Dari seluruh jenis mamalia yang ada di
dunia, berdasarkan checklist of The Mammals Indonesia. Keanekaragaman jenis
mamalia yang terdapat di Inonesia sebanyak 701 jenis (Suyanto, 2002). Keanekargaman
mamalia yang terdapat di Sumatera sebanyak 194 jenis (Primark et al, 1998).
Menurut Meijard et al. (2006), pengelompokan mamalia secara strtifikasi ekologi
dapat dibagi dalam kelompok terestrial, arboreal, dan akuatik. Pengelompokan mamalia
juga sering dilakukan berdasarkan ukuran dan berat tubuh yaitu kelompok mamalia
besar dan kelompok mamalia kecil. Menurut Suyanto dan Semiadi (2004), kelompok
mamalia besar adalah jenis mamalia yang memiliki berat badan dewasa lebih dari 5 kg
sedangkan mamala yang memiliki ukuran tubuh dibawah atau lebih kecil dari 5 kg
dimasukkan ke dalam kelomok mamalia kecil.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa di Indonesia, tingkat
keanekaragaman mamalia sangat tinggi. Bahkan, keanekaragaman ini tidak hanya terkait
pada jenis individu yang terdapat pada suatu daerah tertentu melainkan juga terjadi
keanekaragaman pada tingkat takson lain yaitu genus, famili dan ordo. Oleh karena itu
berbagai penelitian dilakukan dalam rangka menyibak keanekaragaman mamalia.
Praktikum merupakan skala kecil penelitian yang dilakukan di laboratorium sebagai
modal dasar untuk mengetahui, mengamati, dan mempelajari keanekaragaman mamalia.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Taksonomi Hewan Vertebrata kelas mamalia ini adalah:
1. Mengetahui struktur morfologi dari kelas mamalia.
2. Mengetahui karakter dan sifat-sifat untuk pengidentifikasian dan pengklasifikasian
kelas mamalia.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kelas mamalia
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mamalia adalah hewan vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh rambut dan memiliki
kelenjar mamae. Salian itu, mamalia juga memiliki karakteristik lain yaitu memiliki
jantung beruang empat, sistem saraf yang kompleks, memiliki paru-paru sebagai organ
pernapasan ,bersifat homoiterm (suhu tubuh tetap) dan endotherm, memiliki sistem
rangka yang juga berperan dalam pergerakan, memiliki organ indra yang berkembang
dan memiliki variasi sehingga tingkat keanekaragaman tinggi (Payne, 2002).
Mamalia memiliki alat ekstremitas yang termodifikasi ke dalam berbagai bentuk
aktivitas. Pada alat ini juga dilengkapi kuku, cakat atau tracak yang terdapat pada jari-
jarinya. Bukan hanya kelenjer mamae, mamalia juga memiliki kelenjar lain yaitu
kelenjer keringat yang terdapat di dalam tubuh yang berperan adalam metabolisme tubuh
(Brotowidjoyo, 1989).
Gigi khas mamalia yaitu heterodont, memiliki daun telinga, punya cerebra-cortex
yang berkembang dan beberapa diantaranya masih memiliki kloaka, sebagian besar
mamalia melahirkan dan hanya satu kelompok mamalia yang ovipar yaitu hewan dari
kelompok monotremata. Perkembangbiakan antara hewan terjadi fertilisasi secara
internal dan memiliki organ reproduksi yang kompleks (Suyanto, 2002).
Mamalia memiliki 2 subkelas berdasarkan keberadaan plasenta pada hewan yang
hamil/mengandung yaitu prototheria dan metatherua. Prototheria adalah mamalia yang
masih bertelur dan memiliki kloakan, tidak memiliki kelenjar mamae, memiliki sebuah
kantong marsupial temporer yang disokong oleh tulang epipubik. Prototheria hanya
terdiri dari satu ordo yaitu monotremata. Karakternya yaitu tidak memiliki gigi,
memiliki paruh yang menyeruapi paruh itik, memiliki kelenjar racun, suhu tubuh yang
dipengaruhi oleh sushu lingkungan. Daerah distribusinya meliputi Autralia, Selandia
Baru dan Papua. Ordo ini terdiri atas 2 famili, 3 genus, dan 3 species. Salah satu
contohnya adalah Ornithorhynchidae (Platypus) yang hidup di air tawar, merupakan
perenang dan penyelam, dan hidup secara soliter. Contoh lainnya adalah Tachyglossidae
(Echnidas) yang hidup di terestrial, soliter, nocturnal dan memiliki makanan serangga
serta cacing (Hinde, 1996).
Metatheria merupakan mamalia berkantung yang tidak memiliki plasenta dalam
masa gestation. Pada hewan jantan terdapat skrotum pada posisi anterior dari penis.
Anggota subkelas ini terdiri atas 7 ordo. Eutheria adalah mamalia yang memiliki
plasenta dalam masa gestasi, tidak memiliki marsupium dan putting susu yang sangat
jelas. Kelahiran anak terjadi setelah fase perkembangan lebih maju. Tidak memiliki
kloaka. Anggota kelas ini terdiri dari 21 ordo (Brotowidjoyo, 1989). Berikut ini adalah
uraian beberapa ordo dari mamalia.
Insektivora merupakan mamalia berukuran sangat kecil hingga kecil, terestrial
yang masih hidup di lubang tanah, pohon, atau amfibius, plantigrade, makanan
invertebrata, gigi memiliki puncak atau runcing-tajam. Hidup soliter atau berkelompok,
ukuran tubuh umumnya HBL< 180 mm. daerah distribusi meliputi region paleartik,
Ethiopia, Oriental dan beberapa di New World. Contohnya adalah Podogymnura,
Eriraceidae (landak), suncus, ciocioura (Allen, 1923).
Dermoptera merupakan mamalia arboreal, hidup melayang, makanan daun-
daunan, biji-bijian dan buah-buahan. Pada kaki terdapat lipatan atau selaput otot atau
patangium yang melebar di daerah lateral diantara kaki depan dan kaki belakang dari
leher sampai ekor. Jari-jari pipih dan alat ekstremitas termodifikasi membentuk cakram
penghisap. Famili dari ordo ini adalah Cynocephalidae dengan genus Cynochepalus
(Suyanto, 2002).
Chiroptera merupakan mamalia terbesar kedua dan dapat terbang yang terdiri
dari 177 genus dan 925 species. Hidup di daerah temperate dan tropical, habitat di
pohon, gua ataupun bangunan. Ukuran tubuh kecil hingga medium, makanan nektar,
darah, insekta, atau buah-buahan. Sayap merupakan membran yang terdapat di seluruh
tubuh yang melebar d sisi tubuh. Chiroptera memiliki ekolokasi yang berkembang
dengan bagus. Ordo ini terdiri atas 2 subordo yaitu megachiroptera dan microchiroptera.
Contohnya adalah Pteropus, Myotis, Eptesicus, Hipposideros, Rhinolophus (Andersen,
1907).
Carnivora terdiri dari 11 famili, 123 genus, dan 271 species. Karakternya indra
yang paling berkembang yaitu indra penciuman, penglihatan dan pendengaran,
memangsa vertebrata lainnya. Hewan ini memiliki 5 jari yang dilengkapi cakar yang
melengkung dan tajam. Umumnya memiliki gigi seri tiga buah pada masing-masing
rahang dan gigi ketiga berukuran paling besar. Gigi caninus berkembang dengan baik
terkait dengan fungsinya untuk memangsa. Contoh hewannya yaitu Felis, Canis,
Phantera, Herpntes, Lutra, Mustela. Daerah penyebarannya sangat luas mulai dari daerah
Artik hingga ke daerah tropik (Eiber, 1973).
Lagomorpha adalah mamalia yang termasuk di dalamnya berbagai jenis kelinci.
Kaki terdiri atas lima jari dan kaki belakang dengan empat jari atau jari. Gigi atas
pertama besar dengan pulpa yang persisten dan gigi kedua letaknya di belakang gigi
pertama (duplicidentata) berukuran seperti pasak dan tidak memiliki tepi pemotong.
Daerah distribusinya sangat luas namun tidak ditemukan di Amerika Selatan, West
Indies, Madagaskar, dan kebanyakan pulau di Region Ethiophia. Contoh dari ordo ini
yaitu Lepus, Sylvilagus, Oryctolagus (Feidhamer, 2003).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum

Praktikum Taksonomi Hewan Vertebrata dilaksanakan pada hari Senin, 5 Mei 2014
pukul 08.00 WIB di Laboratorium Pendidikan I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah penggaris, kamera dan alat tulis,
sedangkan bahan yang digunakan adalah Felis domesticus, Oryctolagus cuniculus,
Crocidura sp., Chiropodomys major, Niviventer cremoriventer, Maxomys whiteheadi,
Lariscus insignis

3.3 Cara Kerja

Bahan diletakkan pada posisi yang tenang dan didokumentasikan atau dipegang dengan
cara yang benar dan hati-hati. Kemudian diambil gambar dengan kamera. Selanjutnya
dilakukan pengamatan terhadap ciri-ciri meristik dan morfologi bahan. Adapun
parameter yang digunakan dalam pengamatan ini adalah panjang total, panjang badan,
panjang ekor, panjang kaki belakang, panjang telinga, tipe gigi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum, didapatkan hasil sebagai berikut:
No Ordo Famili Genus Spesies PT PKB PE Pte
1 Carnivora Felidae Felis F. catus jantan 509 360 149 52
F. catus betina 540 390 150 50
2 Lagomorpha Leporidae Oryctolagus O. cuniculus
290 240 50 80
jantan
O. cuniculus
betina
3 Soricimorpha Soricidae Crocidura Crocidura sp. 143 87 55 4
4 Chiropodomys C. major 233 85 147 12
5 Niviventer N.
Muridae 270 113 157 12
Rodentia cremoriventer
6 Maxomys M. whiteheadi 205 95 110 10
7 Sciuridae Lariscus L.insignis 289 185 115 70

Tabel 1. Morfometri beberapa jenis Mamalia.


Ket: PT = Panjang Total
PKB = Panjang Kepala-badan
PE = Panjang Ekor
Pte = Panjang Telinga

4.1.1 Felis domesticus


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis domesticus Linneus, 1758

Felis domesticus jantan memiliki panjang total 509 mm dengan panjang badan 360 mm
dan panjnag ekor 149 mm. Kaki belakang Felis domesticus memiliki panjang 130 mm.
Ukuran panjang telinga Felis domesticus adalah 82 mm. Felis domesticus memiliki tipe
gigi heterodont.
Felis domesticus betina memiliki panjang total 540 mm dengan panjang badan
390 mm dan panjnag ekor 150 mm. Kaki belakang Felis domesticus memiliki panjang
110 mm. Ukuran panjang telinga Felis domesticus adalah 50 mm. Felis domesticus
memiliki tipe gigi heterodont.
Massa dewasa Felis domesticus berkisar 4,1-5,4 kg , dan panjang rata-rata
adalah 76,2 cm. Kucing domestik memiliki sekitar 244 tulang dalam tubuh mereka.
Dengan begitu banyak vertebra di tulang belakang mereka, kucing sangat fleksibel dan
dapat memutar setengah dari tulang belakang mereka 180 °. Mereka mampu melompat
lima kali tinggi badan mereka sendiri dan mampu menyelinap melalui ruang sempit
karena mereka tidak memiliki tulang selangka dan skapula kebohongan mereka medial
pada tubuh mereka. Kucing memiliki 26 gigi yang biasanya berkembang dalam tahun
pertama . Rumus gigi untuk spesies ini adalah 3/ 3, 1 /1, 2/2 , 1/ 1. Ketika anak kucing
berusia sekitar dua minggu mereka mengembangkan sulung atau gigi susu di atas gusi .
Pada akhir bulan keempat gigi seri susu diganti dengan gigi tetap (Davison, 1947;
Edwards, 2009; Wilkins, 2007).

4.1.2 Oryctolagus cuniculus (Linnaeus, 1758)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Genus : Oryctolagus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
Sumber : IUCN, 2014

Oryctolagus cuniculus jantan memiliki panjang total 290 mm dengan panjang badan 240
mm dan panjnag ekor 50 mm. Kaki belakang Oryctolagus cuniculus memiliki panjang
85 mm. Ukuran panjang telinga Oryctolagus cuniculus adalah 80 mm. Oryctolagus
cuniculus memiliki tipe gigi heterodont.
Oryctolagus cuniculus betina memiliki panjang total 290 mm dengan panjang
badan 250 mm dan panjnag ekor 40 mm. Kaki belakang Oryctolagus cuniculus memiliki
panjang 190 mm. Ukuran panjang telinga Oryctolagus cuniculus adalah 80 mm.
Oryctolagus cuniculus memiliki tipe gigi heterodont.
Kelinci merupakan mamlia dari famili leporidae (memakan tumbuhan hijau),
memiliki daerah distribusi yang sangat luas. Awalnya, hewan ini hidup di Afrrika dan
daratan eropa. Di Indonesia, tahun 1912 kelinci lokal mulai dikembangkan baik sebagai
peliharaan maupun sebagai sumber makanan berprotein serta memiliki nilai estetika
yang tinggi (Priyatna, 2012).
Pada umumnya, kelinci memiliki ukuran dewasa 400 mm, memiliki lima jari
pada masing-masing kaki. Akan tetapi kaki bagian depan lebih pendek dibandingkan
kaki belakang sehingga pergerakan kelinci terjadi berupa lompatan atau kursorial.
Hewan ini termasuk hewan peralihan antara dicturnal dan nocturnal (Jansa, 2004).
Kelinci termasuk ke dalam ordo Lagomorpha dengan famili Leporidae. Antara kelinci
jantan dan kelinci betina terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terlihat pada organ
reproduksinya. Hewan jantan memiliki scrotum dan penis yang scrotumnya berada pada
posisi anterior dari penis. Hal ini juga menjadi karakteristik ordo ini. Pada hewan betina,
keberadaan putting susu lebih terlihat jelas (Blyth, 1844).

4.1.3 Crocidura sp.


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Soricomorpha
Famili : Soricidae
Genus : Crocidura
Spesies : Crocidura sp.
Crocidura sp. memiliki panjang total 143 mm dengan panjang badan 87 mm dan
panjnag ekor 55 mm. Kaki belakang Crocidura sp. memiliki panjang 22 mm. Ukuran
panjang telinga Crocidura sp. adalah 4 mm.
Menurut Morris (1993), Crocidura sp mempunyai warna tubuh coklat
kehitaman, keabu-abuan atau coklat kemerahan, moncong yang panjang dan ekor
ditutupi rambut berbulu pendek yang halus. Crocidura sp tidak memiliki pengendapan
besi di ujung gigi seperti yang terlihat pada Tikus red-toothed. Crocidura sp memiliki
gigi yang besar. Habitat dari spesies ini yaitu di tempat tanah yang kering.

4.1.4 Chiropodomys major Thomas, 1893


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Chiropodomys
Spesies : Chiropodomys major Thomas, 1893
Sumber : IUCN, 2014

Chiropodomys major jantan memiliki panjang total 223 mm dengan panjang badan 85
mm dan panjnag ekor 147 mm. Kaki belakang Chiropodomys major memiliki panjang
20 mm. Ukuran panjang telinga Chiropodomys major adalah 12 mm.
Chiropodomys major betina memiliki panjang total 290 mm dengan panjang
badan 240 mm dan panjnag ekor 50 mm. Kaki belakang Chiropodomys major memiliki
panjang 85 mm. Ukuran panjang telinga Chiropodomys major adalah 80 mm.

4.1.5 Niviventer cremoriventer (Miller, 1900)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Niviventer
Spesies : Niviventer cremoriventer (Miller, 1900)
Sumber : IUCN, 2014

Niviventer cremoriventer memiliki panjang total 270 mm dengan panjang badan 113
mm dan panjnag ekor 157 mm. Kaki belakang Niviventer cremoriventer memiliki
panjang 21 mm. Ukuran panjang telinga Niviventer cremoriventer adalah 12 mm.
Niviventer cremoriventer merupakana hewan pengerat yang memiliki rambut berwana
pirang, coklat dan hitam serta di bagian bawah berwarna krem.
Niviventer cremoriventer termasuk dari 15 spesies yang tergolong dalam genus
Niviventer. Niviventer cremoriventer mempunyai keseimbangan yang sangat baik.
Spesies ini memiliki bantalan kaki yang berkembang dengan baik sehingga membuat
spesies ini menjadi pendaki yang cepat (Francis , 2001)

4.1.6 Maxomys whiteheadi (Thomas, 1894)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Maxomys
Spesies : Maxomys whiteheadi (Thomas, 1894)
Sumber : IUCN, 2014

Maxomys whiteheadi memiliki panjang total 205 mm dengan panjang badan 95 mm dan
panjnag ekor 110 mm. Kaki belakang Maxomys whiteheadi memiliki panjang 40 mm.
Ukuran panjang telinga Maxomys whiteheadi adalah 10 mm.
4.1.7 Lariscus insignis (F. Cuvier, 1821)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Sciuridae
Genus : Lariscus
Spesies : Lariscus insignis (F. Cuvier, 1821)
Sumber : IUCN, 2014

Lariscus insignis memiliki panjang total 285 mm dengan panjang badan 183 mm dan
panjnag ekor 102 mm. Kaki belakang Lariscus insignis memiliki panjang 50 mm.
Ukuran panjang telinga Lariscus insignis adalah 70 mm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum adalah
1. Karakteristik Lariscus insignis mempunyai ekor yang berambut, moncong panjnag
serta berwarna coklat.
2. Karakteristik Maxomis whiteheadi mempunyai panjang ekor yang lebih pendek dari
pada panjang kepala badan, ekor mempunyai dua pola warna bagian atas hitam, dan
bagian bawah abu-abu.
3. Karakteristik Niviventer crimoriventer mempunyai panjang ekor yang melebihi
panjang kepala badan, bagian atas berwarna coklat kemerahan dan bagian ventral
berwarna putih.
4. Karakteristik Chiropodomys cf major mempunyai ekor yang berwarna hitam
5. Karakteristik Crocidura sp tubuh brerukuran kecil, moncong panjang, mempunyai
duri di bagian dorsalnya.
6. Karakteristik Felis domesticus yaitu memiliki kaki yang hampir sama panjang, pola
warna yang bervariasi, memiliki cakar, dimorfisme
7. Karakteristik Oryctolagus calcanus memiliki telinga yang panjang, terdapat ekor, kaki
depan lebih pendek daripada kaki belakang, memiliki rambut yang cukup panjang dan
terdapat pada seluruh tubuh.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan serius dan teliti sehingga bisa
mengatur waktu untuk melakukan pengamatan dengan baik. Selain itu, praktikan harus
memahami materi yang akan dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, GM. 1923. New Chinese Bat. American Mus. Novit.


Andersen, K. 1907. Chiropteran Notes. Annali, Mus, Civ. Sort.rat. Gincomorpha.
Asmarini, M. 2005. Chiroptera Di Sipisang Kayu Tanam Sumatera Barat. Skripsi
Sarjana Biologi. Jurusan Biologi Unand. Padang
BAPPENAS. 2003. Dokumen Perpustakaan BAPPENAS dari studi keanekaragaman
mamalia pada beberapa tipe habitat Di stasiun penelitian pondok ambung
Taman nasional tanjung puting kalimantan tengah.
Blyth, E. 1844. Notice of Varous Mammals. J Asiatic Sur: Begal.
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta.
Davison, A. 1947. Mammalian Anatomy With Special Reference To The Cat. Toronto:
The Blackiston Company.
Edwards, A. 2009. Cats, Cat Breeds, & Cat Care. London, England: Southwater, Anness
Publishing Ltd..
Eiber, RF. 1973. The Carnovores. Cornell University Press: New York.
Feidhaner, GA, lee CD, Stephen HV, Joseph FM. 2003. Mammalogi : Adaptation,
Diversity and Ecology. MacGraw Hill Companies: New York.
Francis, CM, 2001. Mamalia Asia Tenggara. New Holland.
Hinde, RA. 1996. Animal Behaviour. MacGraw Hill Companies: New York.
Jansa, Shanon, A Wekster. 2004. Phylogeny Muriod Rodents. Uk Press: Inggris.
Jenkins, B. 2002. Learning Mamalia. Dominant Publisher and Distributors. New Delhi.
Morris, P. (1993) mamalia Inggris. Mamalia Society, Bristol.
Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan
Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah
Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF
Malaysia.
Payne, JCM, Philips, Kartika Sari. 2002. Panduan Lapangan Mamalia. Erlangga:
Jakarta.
Pratigno, S. 1982. Makhluk Hidup II. Intan Pariwara, Jakarta..
Primark, RB, J Supriatna, dan P Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor
Indonesia: Jakarta.
Suyanto, A dan Semiadi. 2007. Kerajaan Mamalia di Sekitar Daerah penyangga TN
Gunung Halimun. Pusat Penelitian Biologi LIPI: Bogor
Suyanto, A. 2002. Mamalia di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat.
Biodiversity Conservation: Bogor
Van Delzon. A. P. m. 1979. Mammalis of Indonesia. Draft Version UNDD/FAO
nnnnnnNational Park Development Project. Bogor-Indonesia.
Wilkins, K. 2007. Cats. Neptune City, NJ: T.F.H. Publications, Inc..

Anda mungkin juga menyukai