Pengenalan Peristiwa I
Struktur Teks Sejarah
Rekaman Peristiwa II
Peristiwa
Teks tersebut menceritakan riwayat seorang penyair yang bernama Chairil Anwar.
Tokoh itu diungkapkan secara kronologis kiprahnya di dunia kepenyairan hingga tokoh
itu meninggal dunia.
1. Struktur Teks
Secara struktur, teks itu dibangun oleh pengenalan, rekaman peristiwa, dan
penutup. Pengenalan teks diisi dengan penjelasan sosok Chairil Anwar tentang
kotribusinya di dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Bahasan tersebut
ditempatkan pada paragraf pertama. Antara lain, dinyatakan di dalam bagian
awal teks tersebut bahwa Chairil Anwar telah memberi corak baru di dalam
dunia sastra Indonesia. Sajak-sajak Chairil Anwar berbeda dengan yang
sebelumnya, penyair ini benar-benar memperhitungkan pemakaian kata dan
ungkapan dalam ciptaannya.
Rekaman peristiwa diisi dengan pandangan Chairil Anwar itu sendiri
terkait dengan kiprahnya sebagai seorang penyair. Diungkapkan pula rekam
jejaknya di bidang kepenyairannya secara kronologis, termasuk bukti-bukti
autentik atas keunggulan karya- karyanya melalui kutipan dari puisi yang
diciptakannya. Antara lain, dinyatakan bahwa Chairil Anwar adalah seorang
penyair yang cukup produktif. Selama tahun 1942 sampai
1949, ia berhasil menciptakan 70 sajak asli, 4 sajak saduran, dan 10 sajak
terjemahan. Prosa aslinya ada 6 buah, sedangkan terjemahannya 4 buah. Puisi-
puisi yang ditulis Chairil Anwar itu telah memberikan udara baru bagi
kesusastraan kita.
Bagian penutup teks itu berupa cerita meninggalnya Chairil Anwar yang
disebabkan oleh penyakit yang bersarang di tubuhnya pada tanggal 28 April
1949 di Rumah Sakit Umum Jakarta, dan dimakamkan di Pekuburan Karet.
2. Kaidah Teks
Kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai bacaan itu sebagai teks sejarah
adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan kalimat‑kalimat bermakna lampau. Kalimat-kalimat yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Tidak banyak karya ditinggalkannya.
2) Selain itu, masih banyak lagi puisi dan prosa lainnya yang tersebar di
surat kabar dan majalah yang belum sempat dikumpulkan.
3) Menurut penelitian, selama tahun 1942 sampai 1949, Chairil Anwar
hanya berhasil menciptakan 70 sajak asli, 4 sajak saduran, dan 10 sajak
terjemahan.
4) Sajak-sajak yang ditulis Chairil Anwar itu telah memberikan udara
baru bagi kesusastraan kita.
5) Penyair Chairil Anwar, pada akhirnya menyerah juga kepada penyakit
yang bersarang di tubuhnya pada tanggal 28 April 1949 di Rumah
Sakit Umum Jakarta, dan dimakamkan di Pekuburan Karet.
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam cuplikan teks tersebut.
1. Berdasarkan kelengkapannya, teks tersebut belum memiliki bagian pengenalan. Oleh
karena itu, kita perlu melengkapinya, misalnya dengan pemaparan tentang pengertian
Perang Padri.
2. Ada bagian-bagian yang belum kronologis dalam teks itu, yakni paragraf (3)
seharusnya diletakkan sebelum paragraf (2).
3. Setelah kata namun dan kemudian harus dibubuhi tanda koma (,) karena kedua
kata itu fungsinya dalam teks itu sebagai konjungsi antarkalimat.
4. Kata Benteng Bonjol merupakan nama tempat. Oleh karena itu, huruf awal dari kata-
kata itu harus menggunakan bentuk kapital walaupun diletakkan pada awal kalimat.