Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam selain menyimpan potensi kekayaan yang berguna bagi kehidupan manusia, juga
menyimpan potensi bahaya dan bencana. Erupsi (letusan) gunung api merupakan salah satu
bencana alam yang membawa korban cukup banyak. Demikian pula dengan Gunung Merapi,
yang memiliki banyak catatan mengenai bencana alam yang ditimbulkan. Meskipun
demikian, alam telah memberi banyak sumber kehidupan bagi manusia seperti: rumput,
tanaman, pasir, dan lainnya.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan
ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es
biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api
lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar
menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali
adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of
Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak
aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan

KELOMPOK 1 1
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam
keadaan istirahat atau telah mati.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari Gunung Merapi / Gunung Meletus ?
1.2.2 Bagaimana Proses terjadinya Gunung Meletus ?
1.2.3 Apakah dampak Gunung Meletus bagi Infrastruktur?
1.2.4 Bagaimana bangunan perlindungan kerusakan Infrastruktur akibat Gunung Meletus?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui pengertian dari gunung meletus
1.3.2 Mengetahui bagaimana Proses terjadinya gunung meletus
1.3.3 Mengetahui dampak gunung meletus bagi infrastruktur
1.3.4 Mengetahui bangunan perlindungan kerusakan dari kerusakan infrastruktur akibat
gunung meletus

KELOMPOK 1 2
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gunung Meletus


Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah
gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan
penggunaan sering tergantung dari adat lokal.
Gunung meletus adalah peristiwa alam dimana endapan magma yang berada di dalam
perut bumi didorong keluar oleh gas yang mempunyai tekanan tinggi. Gunung meletus
merupakan gejala alam vulkanik..
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah " erupsi ". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah
terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material
sekitarnya yang merupakan cairan pijar ( magma ).
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk.
Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau
lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi
bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya
dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

KELOMPOK 1 3
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

Gunung api tersebar di permukaan bumi maupun di dasar laut. Rangkaian gunung berapi
yang terdapat di Indonesia berada di jalur Sirkum Pasifik atau dikenal dengan Busur Cincin
Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) Busur ini merupakan garis pergesekan antara dua
lempengan tektonik. Gunung api di dunia tersebar di jalur punggungan tengah samudera dan
pada titik-titik panas di muka bumi (tempat keluarnya magma di benua maupun samudra).
Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng kerak bumi, yaitu
lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.

Gambar 2.1 Penampang Gunung Api


Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung berapi atau erupsi,
karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut mengeluarkan lava panas, awan panas atau
dikenal dengan wedus gembel, gas vulkanik dan lahar dingin. .
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang
dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida
(H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
Lava yang mengalir disebut lahar panas. Adapun lahar panas yang mendingin serta
bercampur dengan air hujan dan lumpur,kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah

KELOMPOK 1 4
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

disebut lahar dingin. Selain itu magma yang keluar dapat membeku dan menjadi batu yang
dikenal dengan sebutan batuan beku.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir
Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan
kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas
besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran
besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan,
ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau
kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

2.1.1 Jenis – Jenis Gunung Meletus


Jenis – jenis Gunung Berapi di Indonesia, dapat dikategorika sebagai berikut :
2.1.1.1 Stratovolcano
Gunung berapi komposit ini terdiri atas abu vulkanik serta lava yang mengeras.
Gunung jenis ini merupakan yang paling dominan di Indonesia karena letaknya di dalam
Cincin Api Pasifik dimana hal tersebut menimbulkan tumbukan berupa titik-titik panas di
kedalaman 200-250 km yang apabila naik akan membentuk differensiasi magma dan
menyebabkan terbentuknya stratovolcano. Beberapa contoh gunung di Indonesia dengan
jenis stratovolcano adalah :
a. Gunung Kelud
b. Gunung Sinambung
c. Gunung Tambora

KELOMPOK 1 5
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

d. Gunung Agung
e. Gunung Bromo

2.1.1.2 Kaldera Vulkanik


Gunung ini terbentuk dari tanah yang jatuh akibat adanya letusan vulkanik. Kaldera
sendiri merupakan fitur vulkanik. Di Indonesia, gunung jenis ini yang muncul akibat letusan
supervulkan yang membentuk sebuah danau dimana sekarang dikenal dengan Danau Toba.
Letusan hebat pada tahun 1883 tahun ini menyebabkan musim dingin vulkan selama enam
tahun.

2.1.1.3 Gunung Berapi Strato


Gunung api jenis ini memiliki lapisan lava yang bercampur dengan hasil vulkanis
lainnya seperti debu, pasir, kerikil dan bom. Gunung dengan tipe ini adalah Gunung merapi
yang tercatat sebagai gunung yang sangat berbahaya karena setiap dua sampai lima tahun
sekali mengalami erupsi. Gunung yang terletak di Yogyakarta ini telah meletus sebanyak 68
kali sejak tahun 1548.

2.1.1.4 Gunung Berapi Strato tipe A


Tipe gunung ini memiliki sejumlah kawah aktif. Gunung Salak di Jawa Barat adalah
salah satu gunung tipe Strato A. Gunung Salak memiliki ketinggian puncak 2.211 meter dari
permukaan laut dan merupakan salah satu gunung yang relatif tua. Kawah terbesar di Gunung
Agung adalah Kawah Ratu yang terdiri dari Kawah Cikulung Putri dan Kawah Hirup.

2.1.1.5 Gunung Berapi Kompleks


Salah satu jenis gunung ini di Indonesia adalah Gunung Dukono. Gunung yang
terletak di Pulau Halmahera ini terdiri dari beberapa kawah berapi dengan aktivitas yang

KELOMPOK 1 6
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

tinggi. Letusannya pada tahu 1550 mencapai skala 3 menurut Volcanic Explosivity Index.
Sekarang ini letusan yang ditimbulkan hanya berupa letusan kecil.

2.1.1.6 Gunung Api Maar


Maar memiliki arti kawah. Maar ini muncul hanya dalam satu kali letusan dimana
setelah itu aktivitas vulkanis berhenti. Gunungn Lamongan di Jawa Timur merupakan salah
satu jenis gunung ini. Gunung dengan 60 puncak itu dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya
berkisar antara 150 hingga 700 meter. Tahun 1799 sempat menjadi tahun dimana gunung ini
sangat aktif.

2.2 Proses Terjadinya Gunung Meletus


Gunung api yang masih aktif mengalami sebuah siklus memuntahkan material dalam
bumi yang disebut dengan erupsi gunung berapi. Gunung meletus mengalami sebuah proses
yang berkaitan dan berurutan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Ada beberapa tahap
proses terjadinya gunung meletus antara lain sebagai berikut:
a. Terdapat endapan magma di perut bumi
Proses terjadinya gunung meletus diawali dengan adanya magma di dalam perut bumi
atau inti Bumi. Magma sendiri merupakan batuan cair yang berada di perut Bumi.
Magma dapat terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior Bumi.
b. Terdapat Gas yang bertekanan tinggi
Suhu panas yang ada di dalam Bumi mampu melelehkan batuan penyusun lapisan
bumi. Ketika batuan- batuan tersebut meleleh maka dihasilkan gas yang kemudian
bercampur dengan magma. Magma ini terbentuk di kedalaman 60 hingga 160 km di
bawah permukaan Bumi.
c. Magma didorong gas yang memiliki tekanan tinggi
Magma yang mengandung gas kemudian akan terdorong sedikit demi sedikit ke
permukaan Bumi karena memiliki massa yang lebih ringan daripada batuan padat

KELOMPOK 1 7
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

yang ada di sekelilingnya. Magma yang mengandung gas berada dalam kondisi
dibawah tekanan bauan- batuan berat yang berada di sekitarnya. Tekanan inilah yang
menyebabkan magma meletus atau yang disebut dengan erupsi gunung berapi atau
gunung meletus.

Gambar 2.2 Gunung Meletus

2.2.1 Terbentuknya Gunung Api


Gunung berapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan
tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai
hubungan dekat dengan gunung api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di
dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan
Indonesia berupa tulang benulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Gunung
api terbentuk pada empat busur, yaitu
1. Busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan
kerak samudera.
2. Busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera.
3. Busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua.
4. Busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua.

KELOMPOK 1 8
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda:


1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan
kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api
tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua.
Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini
bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunung api di
tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan
rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan
lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau
banjir lavasepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi
magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava
yang membentuk deretan gunungapi perisai.

Gambar 2.3 Penampang Pembentukan Gunung Api

KELOMPOK 1 9
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

2.2.2 Penyebab Gunung Meletus


1) Peningkatan kegempaan vulkanik
Aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi, seperti frekuensi gempa bumi
meningkat yang mana dalam sehari bisa terjadi puluhan kali gempa tremor yang
tercatat di alat Seismograf. Selain itu terjadi peningkatan aktivitas Seismik dan
kejadian vulkanis lainnya hal ini disebabkan oleh pergerakan magma, hidrotermal
yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika tanda-tanda seperti diatas muncul dan
terus berlangsung dalam beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung
berapi dapat ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan potensi
untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta pelaksanaan shift
pemantauan yang harus terus dilakukan.

2) Suhu kawah meningkat secara signifikan


Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling bawah
sehingga secara langsung akan mempengaruhi suhu kawah secara keseluruhan. Pada
gunung dengan status normal, volume magma tidak terlalu banyak terkumpul di
daerah kawah sehingga menyebabkan suhu di sekitar normal. Naiknya magma
tersebut bisa disebabkan oleh pergerakan tektonik pada lapisan bumi dibawah gunung
seperti gerakan lempeng sehingga meningkatkan tekanan pada dapur magma dan
pada akhirnya membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat dibawah
kawah. Pada kondisi seperti ini, banyak hewan hewan di sekitar gunung bermigrasi
dan terlihat gelisah. Selain itu meningkatnya suhu kawah juga membuat air tanah di
sekitar gunung menjadi kering.

KELOMPOK 1 10
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

3) Terjadinya deformasi badan gunung


Peningkatan gelombang magnet dan listrik sehingga menyebabkan perubahan
struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam sepeti dapur
magma yang volume-nya mengecil atau bisa juga saluran yang menghubungkan
kawah dengan dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun
gunung.

4) Lempeng lempeng bumi yang saling berdesakan


Tekanan besar menekan dan mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan
berbagai gejala tektonik, vulkanik dan meningkatkan aktivitas geologi gunung.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lempeng merupakan bagian dari
kerak bumi yang terus bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona
dimana kedua lempeng saling bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi penyebab
perubahan struktur dalam gunung berapi.

5) Akibat tekanan yang sangat tinggi


Beberapa penyebab seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya mendorong
cairan magma untuk bergerak ke atas masuk ke saluran kawah dan keluar. Jika
sepanjang perjalanan magma menyusuri saluran kawah terdapat sumbatan, bisa
menimbulkan ledakan yang dikenal dengan letusan gunung berapi. Semakin besar
tekanan dan volume magma-nya maka semakin kuat ledakan yang akan terjadi.

2.2.3 Tanda – Tanda Gunung Meletus dan Tindakannya


Tanda – tanda dari gunung meletus meliputi :
1. Munculnya asap putih tebal sekitar puncak gunung
2. Gempa bumi tektonik (lindu)
3. Hujan abu

KELOMPOK 1 11
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

4. Suara gemuruh dipuncak gunung


5. Hewan-hewan hutan di gunung turun ke pemukiman penduduk

2.2.4 Tingkat Isyarat Gunung Berapi


TINGKAT ISYARAT GUNUNG BERAPI DI INDONESIA

STATUS MAKNA TINDAKAN

 Menandakan gunung berapi yang  Wilayah yang terancam bahaya


segera atau sedang meletus atau ada direkomendasikan untuk
keadaan kritis yang menimbulkan dikosongkan
bencana  Koordinasi dilakukan secara
AWAS
 Letusan pembukaan dimulai dengan harian
abu dan asap  Piket penuh
 Letusan berpeluang terjadi dalam
waktu 24 jam

 Menandakan gunung berapi yang  Sosialisasi di wilayah terancam


sedang bergerak ke arah letusan atau  Penyiapan sarana darurat
menimbulkan bencana
 Koordinasi harian
 Peningkatan intensif kegiatan
 Piket penuh
SIAGA seismik

 Semua data menunjukkan bahwa


aktivitas dapat segera berlanjut ke
letusan atau menuju pada keadaan
yang dapat menimbulkan bencana

KELOMPOK 1 12
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

 Jika tren peningkatan berlanjut,


letusan dapat terjadi dalam waktu 2
minggu

 Ada aktivitas apa pun bentuknya  Penyuluhan/sosialisasi

 Terdapat kenaikan aktivitas di atas  Penilaian bahaya


level normal  Pengecekan sarana
 Peningkatan aktivitas seismik dan  Pelaksanaan piket terbatas
WASPADA
kejadian vulkanis lainnya

 Sedikit perubahan aktivitas yang


diakibatkan oleh aktivitas magma,
tektonik dan hidrotermal

 Tidak ada gejala aktivitas tekanan  Pengamatan rutin


NORMAL magma  Survei dan penyelidikan
 Level aktivitas dasar

2.2.5 Dampak Negatif Gunung Meletus


a. Leleran lava merupakan cairan pekat, panas dan dapat merusak segala bentuk
infrasruktur yang dilaluinya, suhungya berkisar antara 800 s.d 1200 C
b. Lahar panad gas beracun berupa CO, CO2, H2s menjadi ancaman langsung, pada
saat atau sesudah terjadinya letusan. Pada ambang batas tertentu dapat
mematikan semua makhluk disekitarnya
c. Adanya lahar dingin yang terjadi apabila endapan material lepas dari hasil erupsi
gunung berapi, diendapkan pada puncak dan lereng kemudian terangkut oleh
hujan atau air permukaan

KELOMPOK 1 13
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

d. Banjir bandang akibat longsoran material vulkanik pada lereng gunung berapi
2.2.6 Dampak Positif Perekonomian akibat gunung meletus
a. Saat terjadi letusan, banyak batu batu berbagai ukuran yang dimuntahkan gunung
yang mana dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan bagunan.
b. Besarnya volume material vulkanik selama letusan berlangsung ternyata
membawa berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar karena memiliki profesi baru
yakni sebagai penambang pasir.
c. Tanah tanah sekitar gunung yang terkena material letusan akan semakin subur,
tentu saja hal ini sangat menguntungkan para petani dimana mereka tidak perlu
mengeluarkan biaya lagi untuk membeli pupuk

2.2.7 Dampak Negatif Perekonomian akibat gunung meletus


Dampak ekonomi dari kerusakan infrastruktur, antara lain :
a. Menganggu parawisata yang terdapat pada titik tertentu yang mana sebelum
terjadinya bencana menjadi tujuan destinasi wisata. Dengan letusan gunung
berapi, beberapa lokasi wisata ditutup sehingga menghambat laju ekonomi.
b. Dengan meletusnya gunung berapi, maka otomatis segala aktivitas penduduk
menjadi lumpuh seperti kerusakan jalan yang terjadi atau tertutupnya jalan akibat
gunung meletus sehingga ekonomi tidak berjalan dengan semestinya
c. Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktivitas
masyrakat lumpuh
d. Menyebabkan gagal panen

2.3 Dampak Gunung Meletus terhadap Infrastruktur


2.3.1 Dampak Erupsi terhadap Struktur Bangunan
Dampak erupsi terhadap kerusakan infrastruktur atau struktur bangunan, antara lain :

KELOMPOK 1 14
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

a. Aliran lahar dapat menghancurkan pondasi bangunan karena memiliki suhu yang
tinggi
b. Gempa vulkanik dapat menggeserkan atau merubah posisi pondasi yang
mengakibatkan bangunan runtuh
c. Panas gunung merapi atau material yang dimuntahkan gunung merapi dapat
menimbulkan suhu yang tidak stabil terhadap tanah sehingga tanah menjadi labil.
d. Abu vulkanik yang menempel pada atap rumah dapat menambah beban rumah
dan bisa mengakibatkan runtuhnya bangunan
e. Suhu panas yang ditimbulkan material gunung dapat merubah kondisi beton
f. Merusak komposisi tembok karena abu vulkanik memiliki kadar asam yang tinggi
g. Menyebabkan pemadaman listrik
h. Terkontaminasinya air bersih, penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan
penyedia air bersih.
i. Akses jalan yang tertutup material dari gunung meletus
j. Berisiko terhadap runtuh nya atap rumah / bangunan lainnya

2.4 Bangunan Perlindung Kerusakan Infrastruktur Akibat Gunung Meletus


Terdapat tiga aspek utama yang akan dipertimbangkan untuk mendisain bangunan
perlindungan penduduk disekitar Merapi yaitu, hembusan angin yang kuat, temperature
tinggi, dan beban material volcanic. Untuk menghindari ketiga hal tersebut, strategi yang
paling sederhana, namun tidak mudah dilakukan, adalah dengan membuat semacam lubang
perlindungan “bunker” di bawah tanah. Bunker relative aman untuk serangan awan panas
yang terjadi dalam waktu singkat.
Alternatif kedua adalah dengan membangun bangunan yang kuat menahan angin, suhu
dan beban berat tersebut. Dalam hal ini konstruksi beton bertulang sepenuhnya dari dinding
hingga atap paling tepat. Material beton bertulang selain akan mampu menerima beban
material di atasnya, hembusan angin dan suhu tinggi akan dapat diantisipasi dengan baik.

KELOMPOK 1 15
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

Dalam hal kemampuan menahan radiasi atau konveksi panas, beton lebih baik ketimbang
bahan bangunan lain karena therma lag yang tinggi. Kayu dan metal tidak direkomendasikan
mengingat material tersebut mudah menghantarkan panas dan tidak tahan suhu tinggi.
Selain cara diatas terdapat cara lain, yaitu Penaggulangan aliran lahar dingin.
3

Gambar 2.4 Sabo dam


Teknologi pengontrol aliran lahar dingin ini disebut Sabo: Suatu terminologi teknik dari
bahasa Jepang untuk mengartikan pengendalian erosi dan pergerakan sedimen (erosion and
sediment movement control). Jadi Sabo merupakan satu suatu sistem atau teknik untuk
pengendalian erosi dan pergerakan sedimen (control the production and move of sand and
gravel with a nature of disaster).
Teknologi Sabo, salah satu teknologi terapan untuk pengedalian aliran sedimen, pertama
kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970. Pada tahun 1982, Direktorat Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum dengan Pemerintah Jepang melalui JICA (Japan International
Cooperation Agency) memulai kerjasama perdananya di bidang Sabo.
Sabo bendungan sebagai tindakan pencegahan terhadap aliran puing-puing
Sabo dam yang dibangun di daerah hulu sungai gunung menumpuk sedimen dan menekan
produksi dan aliran sedimen.Yang dibangun di lembah keluar bekerja sebagai penghalang
langsung ke aliran puing-puing yang telah terjadi.Sebuah bendungan sabo dengan celah ini

KELOMPOK 1 16
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

sangat efektif dalam menangkap aliran puing-puing karena memiliki kapasitas yang lebih
besar dari kolam pasir dalam kondisi normal. Dalam hal bahwa ada ketakutan aliran-down
dari kayu apung, bendungan sabo celah dibangun sebagai tindakan pencegahan.

2.4.1 Penataan Ruang daerah erupsi gunung merapi


a. Pendalaman dan pelebaran sungai yang dialiri lahar dingin.
b. Pembuatan bendungan guna menahan laju aliran lahar dingin.
c. Akses jalan yang mudah, simpel, dan singkat dari atas menuju tempat yang aman.
d. Pemisahan lahan pertanian dan tempat pemukiman penduduk.
e. Penataan tempat pemukiman dengan akses jalan yang lebar dan rumah tertata
rapih layaknya penataan pada perumahan.

KELOMPOK 1 17
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Diskripsi Gunung Kelud

 Lokasi : Perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar


 Ketinggian : 1731 m (5679 ft)
 Jenis Gunung : Stratovolcano, Gunung Api Tipe A
 Letusan Terakhir : Kamis, 13 Februari 2014

Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovolcano dengan karakteristik letusan eksplosif.
Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses
subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Sejak sekitar tahun 1300
Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-
25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia. Kekhasan
gunung api ini adalah adanya danau kawah, yang dalam kondisi letusan dapat menghasilkan
aliran lahar letusan dalam jumlah besar, dan membahayakan penduduk sekitarnya. Letusan
freatik tahun 2007 memunculkan kubah lava yang semakin membesar dan menyumbat

KELOMPOK 1 18
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

permukaan danau, sehingga danau kawah nyaris sirna, menyisakan genangan kecil seperti
kubangan air. Kubah lava ini kemudian hancur pada letusan besar di awal tahun 2014.

3.2 Sejarah Meletusnya Gunung Kelud

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan
gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk
mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi
hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat
banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951
(31 Agustus), 1966 (26 April), dan 1990 (10 Februari-13 Maret). Pola ini membawa para ahli
gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini. Memasuki abad ke-21, gunung
ini erupsi pada tahun 2007 dan 13-14 Februari 2014. Perubahan frekuensi ini terjadi akibat
terbentuknya sumbat lava di mulut kawah gunung. Hampir semua erupsi yang tercatat ini
berlangsung singkat (2 hari atau kurang) dan bertipe eksplosif, kecuali letusan 1990 dan
2007.

3.3 Dampak Yang Ditimbulkan Dari Letusan Gunung Kelud


 Rusaknya pemukiman warga pada wilayah letusan.
 Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan
mati akibat debu vulkanik, begitu juga dengan hewan ternak dan ikan banyak yang
mati.
 Menyebabkan gagal panen di sektor pertanian dan perikanan.
 Rusaknya infrastruktur jalan, listrik, dan saluran irigasi.
 Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana.
 Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena
debu vulkanik yang dihasilkan dapat menyebabkan mesin pesawat mati.

KELOMPOK 1 19
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

 Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus, dan aktivitas


masyarakat lumpuh.
 Akibat letusan gunung kelud, Pasir yang di muntahkan gunung kelud yang hampir
menutup rata seluruh wilayah kabupaten kediri dan sekitarnya

3.4 Upaya Pencegahan Kerusakan Akibat Letusan Gunung Kelud


 1905, Pembangunan bendungan penahan lahar di Kali Badak
 1907, Penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu
berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.
 1919-1926, Dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah,
keseluruhan dibangun 7 trowongan.
 1966, Dibangun trowongan baru diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi
mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
 1990-1994, Letusan pada tahun 1990 sempat menutup terowongan Ampera dengan
material vulkanik. Proses normalisasi baru selesai 1994.

KELOMPOK 1 20
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Gunung meletus adalah peristiwa alam dimana endapan magma yang berada di dalam
perut bumi didorong keluar oleh gas yang mempunyai tekanan tinggi.
4.1.2 Tahapan proses terjadinya gunung meletus antara lain terdapat endapan magma di perut
bumi, terdapat gas yang bertekanan tinggi, magma didodrong gas yang memiliki
tekanan tinggi
4.1.3 Dampak kerusakan infrastruktur atau struktur bangunan akibat gunung meletus antara
lain : Suhu panas yang ditimbulkan material gunung dapat merubah kondisi beton,
merusak komposisi tembok karena abu vulkanik memiliki kadar asam yang tinggi,
menyebabkan pemadaman listrik, terkontaminasinya air bersih, penyumbatan saluran
air, serta kerusakan peralatan penyedia air bersih, berisiko terhadap runtuh nya atap
rumah / bangunan lainnya.
4.1.4 Bangunan Perlindungan Kerusakan Infrastruktur Akibat Gunung Meletus dengan
membangun bunker, sabo dam, pendalaman dan pelebaran sungai yang dialiri lahar
dingin, pembuatan bendungan guna menahan laju aliran lahar dingin.

KELOMPOK 1 21
UNIVERSITAS NEGERI MALANG GEOLOGI TEKNIK

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28991962/MAKALH_Gunung_Meletus.docx
http://fendyreff.blogspot.com/2014/11/proses-terjadinya-gunung-berapi.html
http://nooridham.blogspot.com/2010/11/bangunan-perlindungan-untuk-lereng.html
https://anang90.wordpress.com/2010/12/02/%E2%80%A2pengaruh-erupsi-gunung-
berapi-terhadap-penataan-daerah-dan-struktur-bangunan/

KELOMPOK 1 22

Anda mungkin juga menyukai