DISUSUN OLEH :
Pembimbing :
dr. R. Andhi Prijosedjati, Sp.OT (K)
Oleh:
Dwi Nur Abadi G99182005
Edwin Oka Mustofa G99172065
M. Fakhri Kusuma W G99172104
Zaki Ramadhan R G991908023
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lampung Tengah
No RM : 00364xxx
MRS : 8 September 2019
Tanggal Periksa : 9 September 2019
II. KeluhanUtama
Nyeri pada punggung sejak 2 hari SMRS
2. Secondary Survey
Mata : pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+)
Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Hidung : bentuk simetris, napas cuping hidung (-)
Kulit : sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petekie (-),
turgor baik
Kepala : mesocephal, lesi (-)
Mulut : maloklusi (-), lidah kotor (-), gigi tanggal (-)
Leher : deviasi trakea (-), jejas (-), nyeri tekan (-)
Thorax : simetris, normochest, retraksi (-)
Cor :I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak kuat angkat
P : batas jantung tidak melebar
A : bunyi jantung I-II, intensitas reguler,
bising (-)
Pulmo :I : pengembangan dinding dada kanan = kiri
P : fremitus raba dinding dada kanan = kiri
P : sonor / sonor
A : suara dasar vesikuler (+/+), suara nafas
tambahan (-/-)
Abdomen :I : dinding perut sejajar dinding dada,
distended (-)
A : bising usus (-)
P : timpani
P : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral hangat(+), edema (-)
3. Status Lokalis
Regio Spine
Look : Skin intak, swelling (+)
Feel : Nyeri tekan (+) thoracolumbal junction, neurovascular
disturbance (-), step off (-)
Movement : ROM tidak dilakukan
Pemeriksaan Motorik :
C5C6C7C8T1 55555/55555
L2L3L4L5S1 55555/55555
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto spine di RSMW Lampung 6 September 2019
C. ASSESSMENT
- Burst Fracture pada VL2 Kriteria Dennis Mayor B Frankel D
D. PLANNING
- Inline imobilisasi
- Inf. RL 20 tpm
- Inj Ketorolac 1 amp/8j
- Inj Tramadol 1 anp/24j
- Inj Omeprazole 1amp/24j
- pro MRI thoracolumbal
TINJAUAN PUSTAKA
BURST FRACTURE
Axial Loading
Kekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau
langsung, dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis
kearah luar yang disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding fraktur
kompresi. Tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla
spinalis untuk cedera dan ada fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis
dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisis atau gangguan
syaraf parsial. Tipe burst fracture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan
terjadi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi. Diagnosis burst
fracture ditegakkan dengan x-rays dan CT scan untuk mengetahui letak fraktur
fracture atau fraktur dislokasi. Biasanya dengan scan MRI, fraktur ini akan lebih
perdarahan.9
Terdapat dua tipe berdasarkan kestabilannya, yaitu:
- Cedera stabil : jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla
ligamen posterior tidak rusak sehingga medulla spinalis tidak terganggu, fraktur
- Cedera tidak stabil : cedera yang dapat bergeser dengan gerakan normal
karena ligamen posteriornya rusak atau robek. Fraktur medulla spinalis disebut
tidak stabil jika kehilangan integritas dari ligamen posterior. Menentukan stabil
radiografi minimal ada 4 posisi yaitu anteroposterior, lateral, oblik kanan dan kiri.
Menurut sistem Denis, fraktur spinal dibagi menjadi 2, yaitu mayor dan
minor. Fraktur minor meliputi fraktur prosesus tranversus, prosesus artikularis,
pars interarticularis, dan prosesus spinous hanya pada bagian posterior column dan
tidak terjadi instabilitas akut. Sedangkan fraktur mayor meliputi
compression, burst fracture, seat-belt-type , dan fracture-dislocation.
Dalam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur yamg harus
2. kolumna media yang terbentuk dari 1/3 bagian posterior dari corpus
supraspinosa.6
dan rotasi.
Type E: Burst lateral flexion. Tipe ini berbeda dengan lateral compression
roentgenogram.
Klasfikasi Frankel
menjadi:
terbawah.
Frenkle B : Hilangnya seluruh fungsi motorik dan sebagian fungsi sensorik di
Frenkle C : jika lebih dari separuh kekuatan otot yang di tes dengan MMT
Frenkle D : jika lebih dari separuh kekuatan otot yang di tes dengan MMT
Frenkle E : Fungsi motorik dan sensorik normal (tidak ada defisit neurologis).
C. Pemeriksaan Imaging
fraktur yang tak stabil namun fraktur remuk yang disertai paraplegia umunya
bersifat stabil. Sifat dan tingkat lesi tulang dapat diperlihatkan dengan sinar-X,
sedangkan sifat dan tingkat lesi saraf dengan CT atau MRI. Pemeriksaan
neurologik harus dilakukan dengan amat cermat. Tanpa informasi yang rinci,
sangat penting. 13
adanya perdarahan dan segera mengirim penderita ke unit trauma spinal ( jika
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi
untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, semuanya tergantung dari
tipe fraktur.
sampai 12 minggu brace akan terputus, umumnya fraktur pada leher yang
Teknik ini adalah teknik pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak
bone graft dibantu dengan alat-alat seperti plat, rods, hooks dan pedicle
screws. Hasil dari bone graft adalah penyatuan vertebra dibagian atas dan
beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk menghasilkan penyatuan yang
solid. 3
Gambar 12. Bone graft
hari
e. Cegah dekubitus
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
4. Harna. Trauma Medulla Spinalis. (Last updated: 2008; accesed: 14 April
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/17/trauma-medula-spinalis/.
overview.
6. Jong, W.D, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005; 870-
874.
8. Young W. Spinal Cord Injury Level And Classification. (Last updated: 2000;
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
10. Claire M. The Three Column Concept. (Last updated: 2005; accesed: 14
11. Rimel R.W. An Educational Training Program for the Care at the Site of
http://www.jortho.org/index.html
13. Kuntz C. Spine Fracture. Emedicine Journals. (Last updated: 2004; accesed:
http://www.emedicine.com/orthoped/topic567.htm
14. Brett D dkk. 2018. Thoracolumbal Burst Fractures dalam Clinical Spine