KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan
lancar. Pada kesempatan kali ini kami mengangkat judul “Uji Manfaat Pelepah
Pisang (Musa sp.) dan Daun Pepaya (Carica papaya) dalam Meningkatkan
Kualitas Air di Tanjung Jabung Timur”.
Secara garis besar laporan penelitian ini disusun secara ringkas dan sistematis agar
para pembaca lebih mudah memahami isi laporan ini. Laporan penelitian ini
tersusun atas pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan
penutup yang sudah ditulis secara singkat dan jelas.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada laporan penelitian yang kami tulis ini,
dengan kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar laporan penelitian yang kami tulis pada masa yang akan datang
lebih baik dan sempurna. Kami sebagai penyusun berharap semoga laporan
penelitian yang telah ditulis ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
penulis khususnya.
2
ABSTRAK
Peserta LKTI Universitas Jambi. Uji Manfaat Pelepah Pisang (Musa sp.) dan
Daun Pepaya (Carica papaya) dalam Meningkatkan Kualitas Air di Tanjung
Jabung Timur. Pembimbing : Iik Sri Sulasmi,S.Pd.M.Si
Kata Kunci : Manfaat Pelepah Pisang (Musa sp.) dan Daun Pepaya (Carica
papaya) dalam Meningkatkan Kualitas Air di Tanjung Jabung Timur.
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dan untuk memperkuat pendekatan digunakan metode kualitatif dengan observasi
dan uji la
Kesimpulan dari penelitian ini adalah selain faktor suhu, kadar air juga dapat
mempengaruhi perkembangan ikan air tawar. Rata-rata kadar Hidrogen dalam air
(pH) untuk ikan air tawar yang baik adalah 7. Sebagian besar pembudidaya ikan
mengaku bahwa perubahan kualitas air dipengaruhi oleh bangkai ikan yang terlalu
banyak dan terus menerus sehingga dapat mengakibatkan timbulnya penyakit
yang megganggu perkembangan pada ikan.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................2
Abstrak............................................................................................................3
Daftar Isi.........................................................................................................4
I. Pendahuluan
4
3.5.2. Tahap pembuatan larutan uji ............................................... 15
V. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
Lampiran ............................................................................................................... 26
5
DAFTAR GAMBAR
1.0. Denah lokasi observasi
6
DAFTAR TABEL
7
BAB I
PENDAHULUAN
Air dengan tingkat kadar garam tinggi (payau) tidak baik digunakan untuk
keperluan MCK (mandi, cuci dan kakus), apalagi untuk dikonsumsi.
Penggunaan air payau untuk dikonsumsi dapat menyebabkan seseorang
terkena penyakit perut seperti diare. Data dari BPS ( Badan Pusat Statistik )
tahun 2018 mencatat, setidaknya ada sekitar 72 orang yang terkena diare di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Diare dapat disebabkan oleh bakteri
seperti higella, salmonella, dan escherichia coli. escherichia coli dapat
masuk kedalam tubuh melalui air minum.
Oleh karena itu, untuk membunuh bakteri dan menetralkan air payau
tersebut, dibutuhkan suatu metode yang dapat meningkatkan kualitas air
tersebut dan tentunya ramah lingkungan. Salah satunya dapat dilakukan
dengan mencampurkan ekstrak pelepah pisang ke dalam air payau tersebut.
8
Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu produsen pisang di Provinsi
Jambi. Namun, bagian pisang yang sering dimanfaatkan hanya buah dan
daunnya saja, sementara pelepahnya sering dibuang dan menjadi limbah.
Padahal di dalam pelepah tersebut terdapat zat tannin, flavonnoid, dan
saponnin yang dapat berfungsi sebagai anti bakteri. Selain itu, pelepah
pisang juga dapat membuat pH air payau yang awalnya asam menjadi netral.
9
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pelepah Pisang
Menurut kbbi , Pelepah adalah tulang daun yang besar (tentang daun pisang, daun
papaya, dan sebagainya).
Pelepah pisang adalah limbah perkebunan pisang yang selama ini terpinggirkan
(Dayu, Kreatifitas Pelepah Pohon Pisang, 2015)
Pisang (Musa Paradisiaca, Linn) merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia dan
tersebar di Spanyol, Italia, Indonesia, dan bagian dunia yang lain. Pada dasarnya
tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang
pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah yang
mengelilingi poros lunak panjang. (5 Situs Sentra Informasi IPTEK
www.iptek.net.id/ind/pd tanobat/ view.php?mnu=2&id=147 diakses pada tanggal
1 September 2019.)
10
2.2 Daun Pepaya
Menurut Wikipedia, Daun Pepaya merupakan salah satu jenis sayuran yang setiap
helaiannya berbentuk menyerupai tangan manusia. Apabila daun papaya dilipat
ketengah, maka akan tampak bahwa daun papaya berbentuk simetris.
pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
11
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat
relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Wikipedia)
12
BAB III
Metode Peneitian
3.1 Waktu dan tempat
Peneltian tentang pengaruh pelepah pisang dan daun pepaya sebagai water
stabilizer dilakukan pada bulan Agustus 2019 dan dilaksanakan di Laboraorium
Biologi SMA Negeri Kota jambi yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo No.15.
3.2 Sample
Sampel yang digunakan adalah pelepah pisang (Musa sp.) dan daun pepaya
(Carica papaya) yang sudah tua dan tidak digunnakan lagi (sudah menjadi
limbah). Setiap sampel diklasifikasikan bedasarkan kondisi kandungan airnya
yaitu basah dan kering.
Sampel yang digunakan akan dibedakan menjadi 10 yakni pelepah pisang basah
(PPS), daun pepaya basah (DPS), campuran pelepah pisang dan daun pepaya
basah (CS) dengan 3 perbandingan ( 1:2, 2:1, 1:2), pelepah pisang kering (PPK),
daun pepaya kering (DPK), dan campuran pelepah pisang dan daun pepaya kering
(CK) dengan 3 perbandingan ( 1:2, 2:1, 1:2).
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dimanaa tujuan dari penelitian ini
untuk melihat pengaruh perlakuan tertentu terahadap yang lain dalam kondisi
terkendalikan, kondisi yang terkendalikan yang di maksud adalah adanya hasi
penelitian yang dikonversikan kedalam angka-angka, untuk analisis yang
digunakan adalah dengan analisis statstik (Sugiyono, 2011: 72)
Sedangkan data yang diperoleh berupa data primer yaitu data yang didapat
melalui penelitian pengaruh pelepah pisang dan daun pepaya dalam menstabilkan
pH dan bakteri dalam air. Setelah itu data akan dianalisis secara kuantitaif dan
13
statistik dengan memperhitungkan besarnya perubahan pH dan pembentukan
koloni bakteri per satuan waktu.
Terdapat dua jenis sampel utama yang digunakan dalam peneitian iniyaitu
pelepah pisang...() dan daun pepaya...(). Berikut tahap pengembilannya
pelepah pisang
1. Pilih pelepah pisang dan daun pepaya yang sudah tua ditandai dengan
warna hijau tua dan memiliki tekstur yang sangat keras, biasanya terletak
dibagian paling bawah dari pelepah pisang lainnya,
14
2. Buang daun pisang dan iris pelepah pisang dengan tipis ( iris dengan
menyerong). Untuk daun pepaya buang batangnya dan potong daun kecil-
kecil.
3. Pisahkan pelepah pisang dan daun pepaya kering dengan pelepah pisang
dan daun pepaya untuk dijemur masing0-masing 11 gram
4. Jemur pelepah pisang dan daun pepaya selama 2-3 jam hingga pelepah
pisang dan daun pepaya tersebut berkurang kadar airnya hnngga 90%.
5. Tumbuk pelepah pisang dan daun pepaya yang sudaah kering hingga halus
secaa terpisah
Larutan uji yang digunakan dibedakan mejadi dua yaitu asam dan basa, adapun
zat yang digunakan sebagai indikator asam adalah H2C2O4 0,9 gram yang
dicampur dalam 99,1 ml air (pH = 7) dan zat yang digunakan sebagai indikator
basa adalah NaOH 0,4 gram yang dicampur dalam 99,6 ml air (pH=7), berikut
perhitungan konsentras dan pH larutan
Mr H2C2O4 = 90 Mr NaOH = 40
Massa Zat = 0,09 gram Massa Zat = 0,4 gram
Volume larutan = 100 ml Volume larutan = 100 ml
0,09 gram 0,04 gram
n (mol) = = 0,001 mol n (mol) = = 0,001 mol
90 40
0,001 mol 0,001 mol
Molaritas = = 0,01 M Molaritas = = 0,01 M
0,1 liter 0,1 liter
15
3.5.2. Tahap pengujian pH air
Larutan basa
Pengujian substrat basah
Gelas 1B : 2,13 gram PPS dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 2B : 2,13 gram DPS dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 3B : 2,13 gram CS (perbandingan 1 : 1) dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 4B : 2.13 gram CS (Perbandingan 1 : 2) dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 5B : 2,13 gram CS (perbandingan 2 : 1) dan 100 ml air (pH=7)
16
Gelas 7B : 2,13 gram DPK dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 8B : 2,13 gram CK (perbandingan 1 : 1) dan 100 ml air(pH=7)
Gelas 9B : 2,13 gram CK (Perbandingan 1 : 2) dan 100 ml air (pH=7)
Gelas 10B : 2,13 gram CK (perbandingan 2 : 1) dan 100 ml air (pH=7)
Adapun perbandingan antara masa substrat dan massa air yaknni 1: 100 baik
pada larutan asam maupun basa, didapatkan menggunakan perhitungan sebagai
berikut :
17
BAB IV
Data perubahan pH air diperoleh dengan merendam substrat basah dan kering
pada larutan asam dan basa. Kemudian di dapat data perubahan pH air setelah 30
menit dan 60 menit percobaan.
18
Berdasarkan Tabel 1.3 dan Tabel 1.4 dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
campuran pelepah pisang dan daun pepaya dengan perbandingan 1:2 memiliki
potensi dalam merubah pH air mendekati normal (pH=7) terutam dalam kondisi
kering.Dilihat dari massa pepaya yang lebih besar dari pelepah pisang,
menunjukkan bahwa kemampuan daun pepaya dalam menetralkan air
memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan dengan pelepah pisang,
Kandungan saponin dan tanin yang terdapat ada pelepah pisang juga berperan
dalam menetralkan pH air mendekat normal. Namun, persentasinya yang lebih
sedikit sehingga pemanfaatannya lebih diorientasikan pada pengahambatan zona
pertumbuhan bakteri.
19
Grafik 1.1 Diameter pertumbuhan koloni bakteri
Berdasarkan tampilan garfik 1.1, diketahui bahwa campuran pelepah pisang dan
daun pepaya kering dengan perbandingan 1:2 memiliki kemamuan dalam
menghambat pertubuhan bakteri pantogen. Jika dibandingkan dengan grafik PPK,
pelepah pisang relatif menghambat pertumbuhan bakteri jika dibandingkan
dengan pepaya.
Menurut Nuria,et al.(2009), cara kerja dari senyawa flavonoid sebagai anti bakter
adalah dengan membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan
terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya
senyawa intraseluler, peran tanin yaitu menghambat kerja enzim reverse
transkiptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Waalkes, T.P., Sjoerdsma, A., Crevelling, C.R., Weishbach, H. & Underfriends, S. (1985).
Serotonin, norepinephrine, and related compounds in banana, Science, 127 (3299), 646-
650
Christi L. Natanael & Allyn Pramudya Sulaeman (2015). Respon Air Olahan Limbah
Cantinamipa Dengan Perendaman Batang Pisang Dan Ampas Teh Terhadap Tanaman
Mangkokan, Departmen Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Milind, P., & Gurditta. (2011). Basketful Benefits of Papaya. IRJP, 2(7), 6-12.
Qurrota A’yun, Ainun Nikmati Laily. Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Di
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Kendalpayak, Malang. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
https://www.tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-
tanjung-jabung-timur diakses pada 1 September 2019
Dedi Kusnadi, Lano Adhitya Permana, Dikdik Risdianto (2013), Geologi dan
Geokimia Daerah Panas Bumi Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
21
22