Anda di halaman 1dari 42

Ankle Sprain

Ketua: Shabrina Cendana Putri 1102018131


Sekretaris: Anggita Putri Dewayanti 1102018090
Anggota: Faguita Sonia Putri 1102018146
Naufal Rasyid 1102018175
Nyssa Gianina Taufani 1102018134
Dessy Putri Wulandadari 1102018011
Ryansyah Ashfin Putra 1102018055
Muhammad Anfasa Muluk 1102018162
Fatma Amalia 1102018180
Syauqi Haniyah Rosas 1102018120
Skenario

Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri di sendi kaki kanan
akibat terjatuh sewaktu bermain bola. Pada pemeriksaan, kaki terlihat bengkak hiperemis
dan nyeri pada saat persendian kaki digerakkan. Pada periksaan radiologi tidak ditemukan
tanda-tanda fraktur. Dokter mendiagnosis pasien mengalami ankle sprain.
Hipotesis

Sendi ankle memiliki struktur ligamen posterior talofibular ligament dengan memiliki
jangkauan gerak Dorsifleksi sampai Plantarfleksi: 30o – 0o – 50o, Eversi sampai Inversi : 20o –
0o – 35o, Derajat Pronasi sampai supinasi : 30o – 0o – 60o. Jika terjadinya cedera ankle atau
keseleo pergelangan kaki atau robek dapat terjadi ankle sprain. Ankle sprain memiliki tingkatan
derajat datu, derajat dua, derajat tiga yang disebabkan oleh kurang melakukan pemanasan dan
peregangan saat sebelum olahraga atau alas kaki tidak tepat dan dapat dicegah dengan
melakukan pemanasan / stretching sebelum olahraga, latihan penguatan ligamen, latihan
pergelangan kaki, dan bidai pergelangan kaki saat latihan.. Bila tidak dilakukan tindakan dapat
terjadi kelemahan pada sendi pergelangan kaki.
Learning Objectives

LO 1. Memahami & Menjelaskan Pergelangan Kaki LO 2. Memahami & Menjelaskan Ankle Sprain
1.1 Anatomi Makro 2.1 Definisi
1.1.1 Definisi & Struktur 2.2 Etiologi
A. Ligamen 2.3 Gejala
B. Tendon 2.4 Manifestasi Klinis
C. Otot 2.5 Tatalaksana
D. Sendi 2.6 Prognosis
1.2 Anatomi Mikro
1.2.1 Tulang
1.2.2 Otot
1.3 Fisiologis Alat Gerak
1.1.1 DEFINISI

a. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut yang berperan dalam menghubungkan
antara tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi.

b.Tendon adalah adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot.

c. Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia yang berperan sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka
tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh.

d. Sendi adalah Suatu struktus khusus seperti ruangan yang berfungsi sebagai penghubung antartulang agar tulang dapat
bergerak.
1.1.2 Struktur
Sendi :
1.Articulatio Sacro Iliaca 8. Articulatio tarsometatarsales

2. Articulatio Coxae. 9. Articulationes metatarsophalangeales

3. Articulatio genu 10. Articulationes interphalangeales pedis

a. Articulatio Femore Patellaris

b. Articulatio Tibio Fibularis

c. Articulatio tibia femoralis

4. Articulatio Talo Cruralis

5. Articulatio Talo Calcanea

6. Articulation talocalcaneonavicularis

7. Articulation calcaneo cuboidea


Ligament :

1. Posterior talofibular ligament


2. Calcaneofibular ligament
3. Anterior talofibular ligament
4. Posterior tibiotalar ligament
5. Tibio calcaneal ligament
6. Tibionavicular
7. Anterior tibio talar
1.2 Anatomi Mikro

1.2.1. TULANG
1.2.2. OTOT
1.2.1. TULANG
Berdasar atas perbedaan komposisi komponen- komponen
matriksnya, tulang rawan dibagi dalam 3 golongan yaitu :

• Tulang rawan hialin

• Tulang rawan elastis

• Tulang rawan fibrosa (fibrokartilago)


A. K. hyalin
B. K. Elastis
C. K. fibrosa
TULANG RAWAN HYALIN
DISTRIBUSI:

Dewasa : kartilago persendian, kartilago costa, Hidung,


larynx, trachea, bronchus

Fetus : awalnya hampir semua skeleton (osteogenesis)


STRUKTUR :

Di lapisi Jar. Fibrosa padat (perichondrium), kecuali di permukaan


artikulasi, Pada tepian tulang rawan kondroblas berbentuk lonjong,
lebih ke dalam tampak kondrosit berbentuk bulat dan dapat
berkelompok (sel isogen), Matriks homogen terdiri atas kolagen
tipe II yang sukar diamati dan substansi dasar amorf terutama
proteoglikan, terdapat sedikit asam hialuronat dan
glikosaminoglikan. Glikosaminoglikan sangat higroskopik (menahan
air) sehingga substansi dasar seperti jelli dan berlaku sebagai
bantalan yg penting pd sendi. Sifat : Sedikit lentur.
TULANG RAWAN ELASTIS

DISTRIBUSI:

Telinga luar, tuba eustachii, epiglotis dan cartilago laringeal.

STRUKTUR :

Lebih fleksibel daripada cartilago hyalin. Matrik mengandung


serabut elastis bercabang dan membentuk anyaman rapat dan
serabut kolagen tipe II Sel dan substansi dasar seperti cartilago
hyalin.
TULANG RAWAN FIBROSA
DISTRIBUSI :

Diskus intervertebralis (persendian) Simpisis pubis

STRUKTUR :

Perichondrium (-) Sel kondrosit berderet-deret antara serabut,


sendiri atau berkelompok Matriks lebih banyak mengandung
serabut kolagen tipe I, serabut kolagen tipe II <<< Terletak dalam
jaringan ikat kolagen padat → bentuk peralihan kartilago hyalin
dan jaringan ikat kolagen padat
K. HYALIN K. ELASTIS K. FIBROSA
TULANG KERAS
TULANG

Jar. ikat khusus terdiri dari :

● Sel: osteoblas, osteosit dan osteoklas


● Matriks: serabut kolagen tipe I dan substansi dasar
● Memiliki komponen ekstraseluler yang mengalami kalsifikasi dan
osifikasi → sangat keras.
● Komponen anorganik yaitu Ca fosfat(85%), Ca karbonat(10%) dan
sedikit Ca fluorida, dan Mg fluorida.
● Komponen organik yaitu serat kolagen tipe I dan substansi dasar
amorf yang mengandung proteoglikan
Fungsi:

1. sebagai kerangka utama pada manusia


2. penunjang otot
3. pelindung organ vital seperti otak dan rongga toraks
4. tempat sum-sum tulang (sistem hematopoetik)
5. Tempat penyimpanan kalsium, fosfor dan ion lainnya yg dapat
dilepaskan atau disimpan untuk mempertahankan kadar ion
tersebut tetap dalam cairan tubuh.
BILA TULANG DIHILANGKAN CA NYA (UNSUR ANORGANIK)→ LENTUR
SEPERTI TENDO BILA BAGIAN ORGANIKNYA (TERUTAMA TERDIRI DARI
SERAT KOLAGEN) DIANGKAT → MUDAH PECAH DAN HANCUR
SEL TULANG

1. Sel osteoprogenitor

(sel osteogenik) Berasal dari mesenkim Sel ini mempunyai


kemampuan untuk berkembang menjadi osteoblas yg
kemudian menjadi osteosit. Bentuk seperti gelendong,
berinti gepeng,kromatin inti halus, sitoplasmanya
bercabang. Letak dipermukaan tulang pada lapisan dalam
periosteum dan endosteum.
2. Osteoblas

Sel berbentuk kubis atau seperti piramid. Berinti besar,


mempunyai anak inti 1. sitoplasma sangat basofilik.
Terdapat tonjolan sitoplasma yg berhubungan dengan
tonjolan sitoplasma yg berdekatan. Terletak dipermukaan
tulang. Mensintesis komponen organik matriks tulang
(kolagen tipe I, proteoglikan dan glikoprotein) dan
mengendapkan komponen anorganik matrik tulang.
3. Osteosit

Berasal dari osteoblas yg sudah berubah menjadi osteosit dan sudah dikelilingi
matriks. Bentuknya seperti buah kenari,gepeng. Sitoplasma sedikit basofilik.
Terletak dalam lakuna yg berbentuk lonjong diantara 2 lamel matrik. Tiap lakuna
berisi satu osteosit. Tonjolan sitoplasma osteosit, terletak dalam kanalikuli yg
memancar keluar dari lakuna. Tonjolan tersebut saling berhubungan satu sama
lain melalui taut rekah (gap junction) sehingga nutrien dapat sampai ke sel-sel
tulang tersebut. Pertukaran zat antara osteosit dan pembuluh darah juga terjadi
sedikit melalui substansi yg terletak diantara osteosit dan matriks tulang. Osteosit
mempertahankan matriks tulang terus menerus. Bila osteosit mati maka terjadi
resorbsi matriks oleh osteoklas.
4. Osteoklas

Sel sangat besar/raksasa, dapat bergerak, berinti banyak, berasal


dari monosit yg menyatu. Sitoplasma biasanya asidofilik. Cabang
sitoplasmanya banyak dan bervariasi tebal serta bentuknya.
Terletak dekat permukaan daerah tulang yg sedang mengalami
proses resorbsi dalam lekukan matriks yg disebut lakuna howship.
>>> pada endosteum Mensekresi asam kolagenase dan enzim
proteolitik lainnya, yg menyerang matriks tulang dan membebaskan
substansi dasar yang mengapur Secara aktif menghilangkan debris
yg terbentuk
LO 2.2 Etiologi Ankle Sprain

Terjadinya ankle sprain karena ligamen lateral pada pergelangan kaki meregang
dan merobek ke arah inversi atau eversi

Ankle sprain lebih sering ke arah inversi daripada arah eversi

Ligamen lateral lebih rentan untuk kena meregang dan merobek daripada
ligamen medial

Lebih mudah terserang ankle sprain jika kaki berada pada posisi plantarfleksi
dengan trochlea tali terbuka longgar pada bagian anterior sehingga rentang
gerak nya lebih besar dan tidak stabil
Ligamen medial(kiri) dan ligamen lateral(kanan)
Gambaran rentang gerak pada trochlea tali
1.2.2 Otot

1.Otot Rangka
Otot rangka adalah otot lurik,volunter dan melekat pada rangka,otot rangka dimulai dan
berakhir pada tendon yang melekat pada tulang.
Pada gambar di atas merupakan kontraksi otot yang terdiri dari :
1.Pita A yang lebih gelap (anisotropik atau mampu mempolarisasi cahaya) terdiri dari susnan
vertikal miofilamen tebal; yang bersilang dengan miofgilamen tipis

2.Pita I yang lebih terang (isotropik atau non polarisasi) terbentuk dari miofilamen aktin tipis yang
memanjang ke dua arah garis Z ke dalam susunan filamen tebal

3.Garis Z terbentuk dari proteinpenunjang menahan miofilamen tipis tapi menyatu di miofibril

4.Zona H area yang lebih terang dari pita A miofilamen miosin tidak tembus filamen tipis

5.Garis M membagi dua pusat zona H ,pembagian ini merupakan kerja protein penunjang lain yang
menhan miofilamen tetap tebal dalam susunan

6.Sarkomer adalah jarang antara garis Z satu dengan yang lain


- Mekanisme Kontraksi
-
1.sel otot dirgs -> depolarisasi membran sel -> potensi aksi
2.penyebaran impuls melalui sistem T sampai TRIAD
3.terminal cisterna melepaskan ion kalsium ke sarkoplasma
4.kalsium berdifusi ke myofibril dan berikatan dengan troponin C
5.ikatan troponin I dan molekul aktin terlepas ->tropomiosin ke lateral
6.”binding’ umtuk kepala miosin terbuka
7.ion kalsium diikat oleh troponin C ->kepala miosin mendekati aktin ->crossbridge dengan
aktin
8.enzim miosin ATPase diaktifkan ->hidrolisis ATP ADP + energi
9.proses pergerakan kepala miosin yang mengikat dan melepaskan molekul aktin ->slinding
of myifilamen
10.proses mulai depolarisasi sampai terjadi kontraksi “exeitation contraction coupling”
11.segera setelah melepaskan ion kalsium,retikulum sarkoplasma mulai menarik kembali ion
kalsium(transport aktif) kedalam tubulus longitudinal R.S ->terminal cisternae -> konsentrasi
ion kalsium menurun ->interaksi miosin dan aktin terhenti ->relaksasi otot
2.Otot Polos

otot polos memiliki sifat kimia dan mekanis yang sama dengan otot rangka,tetapi berbeda
karakteristiknya yang khas,otot polos memiliki miofilamen aktin dan miosin (susunan struktur tidak
jelas),retikulum sarkoplasma tidak berkembang dengan baik,dan terbagi menjadi 2 yaitu otot polos
viseral dan otot polos unit ganda(multi unit).

A..Otot polos viseral (tunggal)


Ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera.Otot polos visera adalah
otot yang dapat berinteraksi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal
untk berkontraksi.pembentukan potensial aksi mandiri tersebut merupakan hasil dari aktivitas listrik
spontan akibat daya listrik sel- sel otot polos dalam lapisan disatukan memlaluin sambungan celah
(gap junction) komunikasi yang dengan cepat menyebarkan potensial aksi keseluruh sel yang
terhubung.
B.Otot polos ganda
Sel-sel otot polos ini umumnya berduri sendiri masing-masing sel dipersyarati satu sel saraf
antara sel satu dengan lainnya tidak dapat terhubungan (syncytium tidak berfungsi),sel ini sangat
peka terhadap rangsanagn kimia,dan dipersarafi oleh saraf motorik autonom.
3.Otot Jantung

otot jantung merupakan kombinasi anatara oto rangka dan otot polos,pada
otot ini setiap sel mempunyai satu inti,banayk mitokondria dan terdapat
miofibril yang mengandung aktin dan miosin,proses kontrkasi merupakan
proses kontraksi otot rangka,garis Z pada miokardium terlihat sebagai daerah
gelap.Hubungan antara 2sel tersebut adalah tahanan listrik rendah -.
memudahkan penyebaran impuls listrik,bila salah satu sel miokardium
terangsang maka potensial aksi akan diteruskan ke sekuruh miokardium
(mengikuti hukum gagal atau tuntas).otot jantung adalah otot miogenik dan
adapt memicu potensial aksinya sendiri tanpa memerlukan stimulasi saraf,gap
juction terletak pada diskus terinterkalasi saling menghubungkan sel otot
jantung dan meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh jantung.Saraf
otonom yang berakhir pada otot jantung jika bersama hormon tertentu dapat
memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi.
2.3 Gejala

Gejala yang dapat dirasakan jika seseorang mengalami sprain adalah nyeri, bengkak, memar, tidak stabil, dan
hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi. Meskipun begitu, gejala dan tanda ini dapat sangat bervariasi
dalam hal beratnya, tergantung seberapa parahnya sprain/terkilir yang terjadi. Terkadang orang yang mengalami
sprain merasa ada yang robek saat cedera terjadi.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Sprain derajat I (kerusakan minimal)

Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan pasif, menimbulkan nyeri, prognosis
baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas atau gangguan fungsi.

b. Sprain derajat II (kerusakan sedang)

Pembengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih menyebar dibandingkan derajat I.
Kisaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan, sendi mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan
fungsi.

c. Sprain derajat III (kerusakan kompit pada ligamen)

Pembengkakan hebat dan memar, instabilitas stuktural dengan peningkatan kirasan gerak yang abnormal (akibat
putusnya ligamen), nyeri pada kisaran pergerakan pasif mungkin kurang dibandingkan derajat yang lebihh
rendah (serabut saraf sudah benar-benar rusak). Hilangnya fungsi yang signifikan yang mungkin membutuhkan
pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.
2.5 Prognosis

● 36 - 85% ankle sprain akut akan sembuh sempurna pada 2 minggu sampai
36 bulan
● 3 - 34% mengalami keseleo ‘rekuren’ pada 2 minggu hingga 96 bulan
setelah cedera awal
● Rehabilitasi agresif akan menurunkan angka morbiditas

Anda mungkin juga menyukai