Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri di sendi kaki kanan
akibat terjatuh sewaktu bermain bola. Pada pemeriksaan, kaki terlihat bengkak hiperemis
dan nyeri pada saat persendian kaki digerakkan. Pada periksaan radiologi tidak ditemukan
tanda-tanda fraktur. Dokter mendiagnosis pasien mengalami ankle sprain.
Hipotesis
Sendi ankle memiliki struktur ligamen posterior talofibular ligament dengan memiliki
jangkauan gerak Dorsifleksi sampai Plantarfleksi: 30o – 0o – 50o, Eversi sampai Inversi : 20o –
0o – 35o, Derajat Pronasi sampai supinasi : 30o – 0o – 60o. Jika terjadinya cedera ankle atau
keseleo pergelangan kaki atau robek dapat terjadi ankle sprain. Ankle sprain memiliki tingkatan
derajat datu, derajat dua, derajat tiga yang disebabkan oleh kurang melakukan pemanasan dan
peregangan saat sebelum olahraga atau alas kaki tidak tepat dan dapat dicegah dengan
melakukan pemanasan / stretching sebelum olahraga, latihan penguatan ligamen, latihan
pergelangan kaki, dan bidai pergelangan kaki saat latihan.. Bila tidak dilakukan tindakan dapat
terjadi kelemahan pada sendi pergelangan kaki.
Learning Objectives
LO 1. Memahami & Menjelaskan Pergelangan Kaki LO 2. Memahami & Menjelaskan Ankle Sprain
1.1 Anatomi Makro 2.1 Definisi
1.1.1 Definisi & Struktur 2.2 Etiologi
A. Ligamen 2.3 Gejala
B. Tendon 2.4 Manifestasi Klinis
C. Otot 2.5 Tatalaksana
D. Sendi 2.6 Prognosis
1.2 Anatomi Mikro
1.2.1 Tulang
1.2.2 Otot
1.3 Fisiologis Alat Gerak
1.1.1 DEFINISI
a. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut yang berperan dalam menghubungkan
antara tulang yang satu dengan tulang yang lain pada sendi.
b.Tendon adalah adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot.
c. Otot adalah suatu jaringan dalam tubuh manusia yang berperan sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan rangka
tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh.
d. Sendi adalah Suatu struktus khusus seperti ruangan yang berfungsi sebagai penghubung antartulang agar tulang dapat
bergerak.
1.1.2 Struktur
Sendi :
1.Articulatio Sacro Iliaca 8. Articulatio tarsometatarsales
6. Articulation talocalcaneonavicularis
1.2.1. TULANG
1.2.2. OTOT
1.2.1. TULANG
Berdasar atas perbedaan komposisi komponen- komponen
matriksnya, tulang rawan dibagi dalam 3 golongan yaitu :
DISTRIBUSI:
STRUKTUR :
STRUKTUR :
1. Sel osteoprogenitor
Berasal dari osteoblas yg sudah berubah menjadi osteosit dan sudah dikelilingi
matriks. Bentuknya seperti buah kenari,gepeng. Sitoplasma sedikit basofilik.
Terletak dalam lakuna yg berbentuk lonjong diantara 2 lamel matrik. Tiap lakuna
berisi satu osteosit. Tonjolan sitoplasma osteosit, terletak dalam kanalikuli yg
memancar keluar dari lakuna. Tonjolan tersebut saling berhubungan satu sama
lain melalui taut rekah (gap junction) sehingga nutrien dapat sampai ke sel-sel
tulang tersebut. Pertukaran zat antara osteosit dan pembuluh darah juga terjadi
sedikit melalui substansi yg terletak diantara osteosit dan matriks tulang. Osteosit
mempertahankan matriks tulang terus menerus. Bila osteosit mati maka terjadi
resorbsi matriks oleh osteoklas.
4. Osteoklas
Terjadinya ankle sprain karena ligamen lateral pada pergelangan kaki meregang
dan merobek ke arah inversi atau eversi
Ligamen lateral lebih rentan untuk kena meregang dan merobek daripada
ligamen medial
Lebih mudah terserang ankle sprain jika kaki berada pada posisi plantarfleksi
dengan trochlea tali terbuka longgar pada bagian anterior sehingga rentang
gerak nya lebih besar dan tidak stabil
Ligamen medial(kiri) dan ligamen lateral(kanan)
Gambaran rentang gerak pada trochlea tali
1.2.2 Otot
1.Otot Rangka
Otot rangka adalah otot lurik,volunter dan melekat pada rangka,otot rangka dimulai dan
berakhir pada tendon yang melekat pada tulang.
Pada gambar di atas merupakan kontraksi otot yang terdiri dari :
1.Pita A yang lebih gelap (anisotropik atau mampu mempolarisasi cahaya) terdiri dari susnan
vertikal miofilamen tebal; yang bersilang dengan miofgilamen tipis
2.Pita I yang lebih terang (isotropik atau non polarisasi) terbentuk dari miofilamen aktin tipis yang
memanjang ke dua arah garis Z ke dalam susunan filamen tebal
3.Garis Z terbentuk dari proteinpenunjang menahan miofilamen tipis tapi menyatu di miofibril
4.Zona H area yang lebih terang dari pita A miofilamen miosin tidak tembus filamen tipis
5.Garis M membagi dua pusat zona H ,pembagian ini merupakan kerja protein penunjang lain yang
menhan miofilamen tetap tebal dalam susunan
otot polos memiliki sifat kimia dan mekanis yang sama dengan otot rangka,tetapi berbeda
karakteristiknya yang khas,otot polos memiliki miofilamen aktin dan miosin (susunan struktur tidak
jelas),retikulum sarkoplasma tidak berkembang dengan baik,dan terbagi menjadi 2 yaitu otot polos
viseral dan otot polos unit ganda(multi unit).
otot jantung merupakan kombinasi anatara oto rangka dan otot polos,pada
otot ini setiap sel mempunyai satu inti,banayk mitokondria dan terdapat
miofibril yang mengandung aktin dan miosin,proses kontrkasi merupakan
proses kontraksi otot rangka,garis Z pada miokardium terlihat sebagai daerah
gelap.Hubungan antara 2sel tersebut adalah tahanan listrik rendah -.
memudahkan penyebaran impuls listrik,bila salah satu sel miokardium
terangsang maka potensial aksi akan diteruskan ke sekuruh miokardium
(mengikuti hukum gagal atau tuntas).otot jantung adalah otot miogenik dan
adapt memicu potensial aksinya sendiri tanpa memerlukan stimulasi saraf,gap
juction terletak pada diskus terinterkalasi saling menghubungkan sel otot
jantung dan meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh jantung.Saraf
otonom yang berakhir pada otot jantung jika bersama hormon tertentu dapat
memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi.
2.3 Gejala
Gejala yang dapat dirasakan jika seseorang mengalami sprain adalah nyeri, bengkak, memar, tidak stabil, dan
hilangnya kemampuan untuk menggerakkan sendi. Meskipun begitu, gejala dan tanda ini dapat sangat bervariasi
dalam hal beratnya, tergantung seberapa parahnya sprain/terkilir yang terjadi. Terkadang orang yang mengalami
sprain merasa ada yang robek saat cedera terjadi.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Sprain derajat I (kerusakan minimal)
Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan pasif, menimbulkan nyeri, prognosis
baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas atau gangguan fungsi.
Pembengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih menyebar dibandingkan derajat I.
Kisaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan, sendi mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan
fungsi.
Pembengkakan hebat dan memar, instabilitas stuktural dengan peningkatan kirasan gerak yang abnormal (akibat
putusnya ligamen), nyeri pada kisaran pergerakan pasif mungkin kurang dibandingkan derajat yang lebihh
rendah (serabut saraf sudah benar-benar rusak). Hilangnya fungsi yang signifikan yang mungkin membutuhkan
pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.
2.5 Prognosis
● 36 - 85% ankle sprain akut akan sembuh sempurna pada 2 minggu sampai
36 bulan
● 3 - 34% mengalami keseleo ‘rekuren’ pada 2 minggu hingga 96 bulan
setelah cedera awal
● Rehabilitasi agresif akan menurunkan angka morbiditas