CONTOH HBL RS Swasta
CONTOH HBL RS Swasta
(HOSPITAL BY LAWS/STATUTA)
MUKADIMAH
A. Latar Belakang
Adanya perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi
lembaga sosio-ekonomi, berdampak pada perubahan status rumah sakit yang
dapat dijadikan sebagai subyek hukum, oleh karena itu perlu diantisipasi dengan
adanya kejelasan tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing
pihak yang berkepentingan/berkaitan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
rumah sakit, yang selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Internal Rumah
Sakit ............
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dengan Sumber Daya
Manusia yang multi disiplin, syarat modal dan teknologi canggih, sehingga tidak
menutup kemungkinan adanya konflik antara pihak, baik antara pelanggan/pasien
dengan pemberi palayanan, maupun antara pemilik dengan pengelola atau
pengelola dengan stafnya.
Meningkatnya kesadaran serta kepekaan hukum masyarakat akhir-akhir ini,
mendorong timbulnya tuntutan hukum terhadap rumah sakit, sehingga adanya
Hospital Bylaws (Statuta) sebagai aturan tertulis di rumah sakit akan menjadi
acuan yang sangat penting.
Peraturan Internal Rumah Sakit ............ merupakan salah satu bentuk
aturan tertulis yang berlaku di Rumah Sakit ......... dengan tujuan untuk melindungi
semua pihak yang terkait. Dalam rumah sakit pada dasarnya ditentukan oleh 3
(tiga) komponen atau pihak yang berperan besar yaitu Pemilik yang dipimpin oleh
seorang Ketua dan membawahi 3 (tiga) Deputi, kemudian Direktur rumah sakit
dan Staf Medis Fungsional (SMF) yang tergabung dalam Komite Medik.
Peraturan Internal (Hospital Bylaws/Statuta) Rumah Sakit .................
ini meliputi "Peraturan Internal Korporasi" dan "Peraturan Internal Staf
Medik" yang disajikan secara berangkai.
pengawasan.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pasal 1
Nama, Visi, Misi, Nilai-Nilai, Logo, dan Tujuan
(1) Nama Rumah Sakit ini adalah .............., yang beralamat di Jalan ............
milik ............ yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Ketua ........
Nomor ........... menjadi .............., selanjutnya berkembang dan berubah
menjadi Tipe B Non Pendidikan pada tanggal ........ sesuai SK Menkes No.
.............
(4) Nilai-Nilai adalah sikap kerja pegawai Rumah Sakit .......... sebagai berikut
:
a. Perhatian dan Komitmen : perhatian kami adalah kesejahteraan dan
keselamatan sesama manusia, kami bersimpati dengan mereka yang
dilanda penyakit dan penderitaan, dimana kami akan berbuat semaksimal
mungkin untuk meringankan keadaan mereka.
b. Professional : kami bertekad menjadi terbaik dalam pekerjaan kami
dan mencapai hasil terbaik bagi pasien pasien kami.
c. Respek : kami memperlakukan semua orang dengan tulus ikhlas,
sopan, adil dan penuh rasa tanggung jawab.
d. Kolegilitas : kami memelihara sukses denganmengembangkan
kerjasama, partisipasi dan kepercayaan antara individu dalam lingkungan
yang saling menghormati.
e. Tanggung jawab sosial : kami ambil bagian secara positif dalam
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
LOGO
c. Menjadi rumah sakit yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai tempat atau
wadah pelayanan kesehatan kepada pegawai dan masyarakat umum
Pasal 2
Pengertian
1. Hospital Bylaws
Adalah Peraturan Internal yang mengatur tatacara penyelenggaraan rumah sakit,
peran dan hubungan Pemilik, Direksi dan Staf Medik Fungsional yang ditetapkan
dan ditandatangani oleh Pemilik yang dalam hal ini yang ditetapkan oleh
Ketua .......
5. Dewan Pembina
Adalah Dewan yang mewakili Pemilik, yang terdiri dari
OB, PERSI, Unsur Kesehatan dan Unsur Intelektual yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Rumah Sakit yang dilakukan
oleh Direksi dan memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan Rumah Sakit.
6. Direksi
Adalah Pimpinan Rumah Sakit yang bertugas dalam pengelolaan rumah sakit
yang terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Direktur
Adalah pimpinan tertinggi Rumah Sakit, yang bertanggung jawab sepenuhnya
dalam pengelolaan Rumah Sakit.
9. Komite Medik
Adalah wadah non-struktural yang keanggotaannya berasal dari Ketua-ketua
Staf Medik Fungsional (SMF) atau yang mewakili secara tetap, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
Pasal 3
(1) Dewan Pembina adalah Dewan yang mewakili BADAN ........ sebagai
pemilik Rumah Sakit ........
(2) Anggota Dewan Pembina adalah Pejabat ......... dan unsur lain yang
ditunjuk oleh Ketua ........ sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Pasal 4
Ketua dan Sekretaris Dewan Pembina
(1) Ketua Dewan Pembina adalah Ketua.......atau Pejabat yang ditunjuk oleh
Ketua .....
Pasal 5
Tugas Dewan Pembina
Pasal 6
Kewajiban Dewan Pembina
Pasal 7
Wewenang Dewan Pembina
(1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan oleh Direktur
Rumah Sakit .........yang bukan termasuk rapat struktural, rapat tahunan,
rapat khusus, rapat koordinasi dan rapat komite medik.
(2) Rapat rutin merupakan rapat antara Dewan Pembina baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri dengan Direktur rumah sakit dan atau komite medik
untuk mendiskusikan, mencari klarifikasi, atau opsi berbagai masalah
pengelolaan dan pengusahaan Rumah Sakit ..........
(3) Rapat rutin diadakan / dilaksanakan paling sedikit 10 (sepuluh) kali dalam
setahun dengan interval tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh
Dewan Pembina baik secara bersama-sama atau sendiri sesuai tugas dan
fungsi Anggota Dewan Pembina.
(5) Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pembina
sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini harus melampirkan :
(6) Dalam hal-hal tertentu peserta rapat rutin dapat dihadiri oleh pihak lain
yang berkaitan dengan Rumah Sakit ........... berdasarkan undangan yang
diterbitkan oleh Direktur Rumah Sakit ..............
Pasal 9
Rapat Struktural/Rapat Direksi
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan Rumah Sakit ............
sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
(4) Untuk setiap rapat harus dibuat risalah rapat/berita acara rapat.
Pasal 10
Rapat Tahunan
(1) Rapat tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan Pembina
setiap akhir tahun, dengan tujuan untuk rnenetapkan kebijakan tahunan
operasional penyelenggaraan pengelolaan dan pengusahaaan Rumah Sakit
.........
(3) Anggota Dewan Pembina melalui Direksi Rumah Sakit .......... menyiapkan dan
menyajikan laporan umum keadaan Rumah Sakit termasuk laporan
keuangan yang telah di analisis sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 11
Rapat Khusus
(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Ketua Dewan
Pembina untuk mengambil keputusan hal-hal yang dianggap khusus/mendesak.
Pasal 12
Rapat Koordinasi
Pasal 13
Pejabat Ketua
Dalam hal Ketua Dewan Pembina berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka Ketua
dapat menunjuk salah satu anggota Dewan Pembina sebagai pejabat sementara
Ketua untuk memimpin rapat.
Pasal 14
Risalah / Berita Acara Rapat
(1) Penyelenggaraan setiap risalah / berita acara rapat Dewan Pembina
menjadi tanggung jawab sekretaris Dewan Pembina.
(3) Semua putusan yang tercantum dalam risalah/berita acara rapat tidak
boleh dilaksanakan sebelum disahkan oleh salah satu Dewan Pembina
sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini.
BAB III
DIREKSI RUMAH SAKIT ...............
Pasal 15
Direksi
(1) Pelaksanaan dan penanggung jawab seluruh kegiatan Rumah Sakit ......
dilakukan oleh Direksi Rumah Sakit ............
(2) Direksi Rumah Sakit .......... bertanggung jawab di dalam dan ke luar
sesuai hukum yang berlaku.
(3) Direksi Rumah Sakit ........... terdiri dari Direktur dan dibantu 2 (dua)
orang Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
serta Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
Pasal 16
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi Rumah Sakit
(2) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 17
Kriteria dan Persyaratan menjadi Direksi
(6) Direksi bertangggung jawab kepada Ketua ........ melalui Dewan Pembina
dalam hal pengelolaan dan pengusahaan Rumah Sakit .......... beserta
fasilitasnya, personil dan sumber daya lain yang terkait di lingkungan Rumah
Sakit ............
Pasal 18
Tugas dan Wewenang Direksi
Direksi bertugas dan berwenang untuk :
a. Memimpin, mengelola dan menyelenggarakan segala kegiatan
sesuai tujuan Rumah Sakit ...........
Pasal 20
Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Pasal 21
Satuan Pengawas Intern (SPI)
(1). Satuan Pengawas Intern adalah Kelompok Fungsional yang bertugas
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya rumah sakit.
Pasal 22
Pasal 23
Hubungan Direksi dengan Dewan Pembina
(3) Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengurusan Direksi dan pembinaan
serta Pengawasan dari Pemilik melalui Dewan Pembina sehingga dalam
pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola dan Pemilik
adalah bersifat tanggung renteng.
Pasal 24
Hubungan Direksi dengan Komite Medik
(1) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
RS......
Pasal 25
Hubungan Direksi dengan Komite Etik dan Hukum
(1) Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur RS.........
(2) Tugas secara terperinci dari Komite Etik dan Hukum adalah:
(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
BAB IV
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Nama dan Struktur Organisasi
Pasal 26
Komite Medis
(5) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih
ketua Komite Medik dan selanjutnya diusulkan oleh Direktur RS....... untuk
ditetapkan dengan SK oleh Ketua Dewan Pembina.
Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang
Pasal 27
Tugas
Pasal 28
Fungsi
Pasal 29
Wewenang
Pasal 30
Sub Komite / Panitia
8. Jumlah panitia / sub kornite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan
kebutuhan.
Pasal 31
Rapat Komite Medik
(1) Rapat Komite Medik adalah rapat internal non struktural medis dalam rangka
menjaga mutu, etika dan profesi kedokteran.
(2) Rapat Komite Medik diselenggarakan oleh Ketua Komite Medik sebagai forum
diskusi dan koordinasi antar anggota komite medik tentang sesuatu
permasalahan medis yang dialami / diderita oleh pasien.
(3) Rapat Komite Medik diselenggarakan oleh Ketua Komite Medik dua kali dalam
seminggu.
Pasal 32
Tim Klinis
(1) Tim Klinis Rumah Sakit .......... dibentuk untuk menangani kasus-kasus
pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi di bidang medis.
(2) Tim Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a) Tim Klinis Penanggulangan HIV/AIDS.
b) Tim Klinis Pelayanan Geriatri.
c) Tim Lainnya, yang dipandang perlu.
(3) Jumlah Tim Klinis dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan
kebutuhan.
(4) Anggota Tim Klinis ditentukan oleh Komite Medik
BUKU II
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)
BAB V
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI
Pasal 33
Nama
(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan pelayanan
medik di Rumah Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF ) Rumah Sakit
...........
(3) Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk
Kelompok Dokter gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter gigi.
(4) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua-
ketua staf medis fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu
adalah Komite Medik Rumah Sakit ........... serta panitia-panitia Komite Medik.
Pasal 34
Tujuan
Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di
Rumah Sakit …….. dapat lebih mengutamakan kepentingan pasien sehingga
rnenghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Pasal 35
Tanggung Jawab
BAB VI
PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN
DAN PENUGASAN STAF MEDIK FUNGSIONAL
Pasal 36
Pengangkatan dan Pemberhentian Staf Medik Fungsional (SMF)
(1) Direktur Rumah Sakit ......... atas saran Komite Medik mengusulkan
melalui Dewan Pembina pengangkatan/pemberhentian Staf Medik Fungsional
(SMF) dan untuk selanjutnya ditetapkan oleh Ketua Dewan Pembina sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Direktur Rumah Sakit ............. atas saran Komite Medik dapat
mengangkat/memberhentikan sub komite medik/sub seksiItingkat urusanI
panitia yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan teknis operasional medis
dan non teknis medis di lingkungan Rumah Sakit ...........
Pasal 37
Penugasan Staf Medik Fungsional
(1) Direktur menetapkan kriteria dan syarat penugasan setiap staf medik
fungsional untuk sesuatu tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan
menyampaikan hal tersebut kepada setiap tenaga medis yang rnenghadiri
penugasan klinis di Rumah Sakit .............
Pasal 38
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF
(1) Usia 50 tahun atau kurang bagi tenaga medik spesialis dan 35 tahun atau
kurang bagi tenaga medik bukan spesialis.
(2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang telah diakui oleh Institusi resmi di
Indonesia sesuai dengan bidang pendidikannya.
Pasal 39
Prosedur Penerimaan Calon Anggota
Pasal 40
Penerimaan kembali anggota SMF
(1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan cuti diluar tanggungan negara /
mengikuti pendidikan sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota
SMF.
(2) Apabila yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF maka yang
bersangkutan diharuskan untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan
yang berlaku
(3) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit
.......... maka 3 (tiga) bulan sebelum SK pensiun keluar yang bersangkutan
diharuskan untuk mengajukan permohonan untuk bekerja di Rumah Sakit
.......... sebagai dokter tidak tetap.
(4) B
agi anggota SMF yang ijin belajar bila ingin bekerja kembali di Rumah
Sakit ........... maka setiap 6 (enam) bulan harus melaporkan perkembangan
pendidikan kepada Direktur melalui Komite Medik.
Pasal 41
Pemberhentian Anggota SMF
Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di Rumah Sakit ........ dapat
diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur bila :
a. Meninggal dunia.
b. Memasuki masa pensiun.
c. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit .........
d. Melakukan tindakan indisipliner terhadap peraturan internal rumah sakit dan
telah direkomendasikan oleh Komite Medik.
e. Atas permintaan sendiri.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 42
Syarat Anggota SMF
(2) Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit
......... yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direksi Rumah
Sakit ............
(3) Memiliki surat keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari
Direksi Rumah Sakit .............
(5) Bersedia hanya bekerja di Rumah Sakit ........... pada jam kerja yang
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit .........., kecuali dalam keadaan
emergensi dimana tenaga yang bersangkutan sangat dibutuhkan oleh institusi
pelayanan kesehatan lain.
Pasal 43
Keanggotaan SMF
(2) Masa berlaku Keanggotaan berlaku 1 (satu) tahun sejak keputusan Direktur
dikeluarkan sampai seluruh hak klinik anggota dicabut sesuai dengan kategori
keanggotaannya.
Pasal 44
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab SMF
Pasal 45
Hak-hak Anggota SMF
(2) Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
BAB VIII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 46
Struktur Organisasi SMF
(2) SMF yang ada di Rumah Sakit ........... adalah kelompok dokter yang
bekerja dibidang medis dalam jabatan fungsional.
Pasal 47
Ketua Staf Medis Fungsional (SMF)
(1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF disahkan oleh Direktur sesuai dengan hasil rapat pleno
SMF
(4) Bila anggota SMF kurang dari 3 orang, maka penentuan ketua SMF
dilakukan oleh Direktur setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
Pasal 48
Sekretaris Staf Medis Fungsional
(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
Pasal 49
Koordinator Staf Medis Fungsional
(1) Koordinator Pelayanan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF
(3) Koordinator Penelitian dan Pengembangan dipilih oleh Ketua SMF dan
anggota tetap SMF.
Pasal 51
Kewajiban Staf Medis Fungsional
(1) SMF wajib menyusun Pedoman Prosedur Operasional yang terdiri dari
:
Pasal 52
Kewenangan Staf Medis Fungsional
BAB IX
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PREVILEGES)
Pasal 53
Hak Klinik
(1) Hak Klinik adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan
pelayanan medik sesuai dengan profesi dan keahliannya di Rumah Sakit ...........
(2) Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik,
sesuai dengan prosedur penerimaan anggota SMF.
(3) Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 1
(satu) tahun bagi yang memiliki STR dan SIP dan sepanjang masa tugas yang
diberikan.
(4) Pemberian Hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mendapat resertifikasi dari organisasi profesi.
(5) Bagi tenaga medis yang memperoleh penugasan tertentu sesuai aturan
yang berlaku diberikan hak klinis sesuai masa penugasan.
Pasal 54
Pembatasan Hak Klinik
(1). Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi (atas usul dari
Sub Komite Kredensial) kepada Direktur agar anggota SMF dibatasi hak
kliniknya.
(2). Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangkan bila anggota SMF tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit ........... dianggap tidak
melaksanakannya sesuai dengan Pedoman pelayanan medis yang berlaku,
dapat dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut etik profesi dan sudut hukum.
(3). Sub Komite Kredensial berkoordinasi dengan Sub Komite terkait untuk membuat
rekomendasi pembatasan hak klinik anggota SMF setelah terlebih dahulu :
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempertimbangkan pencabutan
hak klinik dari anggota SMF nya kepada ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada Sub Komite
Kredensial untuk meneliti kinerja klinis dan etika profesi dari anggota SMF
yang bersangkutan.
c. Sub Komite Kredensial berhak memanggil anggota SMF yang
bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan membela diri setelah
sebelumnya diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari bukti-
bukti tertulis tentang pelanggaran yang dibuatnya.
d. Berdasarkan rapat pleno Komite Medik atas usulan Sub Komite
Kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang terkait.
Pasal 55
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
(1) Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul
Komite Medik bila anggota SMF tersebut telah menjalankan sanksinya sesuai
waktu yang telah ditentukan.
(2) Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur dengan
atau tanpa persetujuan Komite Medik bila anggota SMF terdapat pelanggaran
administratif yang mengakibatkan terganggunya pelayanan di Rumah
Sakit ............
Pasal 56
Pelimpahan Hak Klinik
(1) Pelimpahan kewenangan dari tenaga medis kepada tenaga medis yang
lain dapat dilakukan dalam keadaan darurat/mendesak (emergensi) serta
membutuhkan pertolongan demi penyelamatan jiwa.
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
secara tegas dalam Pedoman Prosedur Operasional yang dibuat oleh Komite
Medik.
(3) Pelimpahan kewenangan terhadap tenaga kesehatan lainnya diatur
dalam Pedoman Prosedur Operasional Rumah Sakit ……….
(4) Pelimpahan kewenangan diberikan oleh Direktur atas usul Komite Medik
dan harus dilakukan secara tertulis dan dicatat dalam Rekam Medis.
Pasal 57
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit ............
2. Meninggal dunia
3. Terbukti melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Melanggar kesepakatan ikatan kerjasama dengan Rumah Sakit ..........
5. Berakhirnya masa berlaku STR dan SIP
BAB X
KERAHASIAN INFORMASI MEDIS
Pasal 58
Informasi Medis
(1). Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang
terdapat didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
(2). Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah
mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.
Pasal 59
Kerahasian Pasien
Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin / otorisasi pasien, yaitu persetujuan diberikan langsung oleh pasien
atau oleh keluarga pasien atas sepengetahuan pasien.
b. Menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP ”Barang siapa melakukan
perbuatan untuk menjalankan peraturan undang-undang tidak boleh dihukum”).
c. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan
untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak akan
itu, tidak boleh dihukum”).
d. Bela diri (Pasal 49 KUHP ayat (1) ”Barang siapa melakukan perbuatan, yang
terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain,
mempertahankan kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang
lain, dari pada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan segera pada
saat itu juga, tidak boleh dihukum”).
e. Daya paksa (Pasal 48 KUHP ”Barang siapa melakukan perbuatan karena
terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak boleh
dihukum”)
f. Pendidikan dan penelitian untuk kepentingan Negara.
BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM RUMAH SAKIT
Pasal 60
Hak dan Kewajiban Pasien
(1) Hak pasien meliputi :
a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang
akan dilakukan, sekurang-kurangnya mencakup:
1 Diagnosis dan tata cara tindakan medis.
2 Tujuan tindakan medis yang dilakukan.
3 Alternatif tindakan lain dan risikonya.
4 Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
5 Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
b) Meminta pendapat kedua dari dokter dan dokter spesialis serta dokter
gigi dan dokter gigi spesialis lain;
c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d) Menolak tindakan medis;
e) Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk “resume medis”.
Pasal 61
Hak dan Kewajiban Dokter
(1) Hak dokter meliputi :
Pasal 62
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
(1) Hak Rumah Sakit meliputi :
a) Membuat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By laws) dan
Pedoman-Pedoman yang berlaku dalam memberikan pelayanan medis
kepada pasien.
b) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus
mentaati segala peraturan yang berlaku di Rumah Sakit .........
c) Mensyaratkan bahwa pasien dan keluarga/penanggungjawab harus
mentaati segala instruksi yang diberikan dokter.
d) Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di Rumah Sakit .........
e) Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi, baik Pasien,
Pihak Ketiga dan lain-lain.
BAB XII
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 63
(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 64
Ketentuan Penutup
(2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya statuta
ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.
Ditetapkan :
Pada tanggal :
Ketua,
_____________