Dokumen - Tips - Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Pkodocx
Dokumen - Tips - Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Pkodocx
Kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati yang populer karena produksi atau
pengolahan minyak sawit yang tinggi di Negara-negara Asia Tenggara, bahkan minyak
kelapa sawit menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, disamping
minyak Kelapa. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor, antara lain 1) menjadi sumber –
pendapatan bagi jutaan keluarga petani, 2)sumber devisa Negara, 3) mulai dari perkebunan,
industri pengolahan, sampai dengan pemasaran produknya menjadi primadona penyedia
lapangan kerja, 4) perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit tersebut mampu
memacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, 5) pendorong tumbuh dan
berkembangnya industri pengolahan hilir berbasis pengolahan CPO di Indonesia misal :
mentega, kue/biscuit, gliserin, sabun, dan detergen.
BUAH SAWIT
Tandan kelapa sawit bila sudah mulai matang akan ditandai dengan perikarp buah
berwarna kuning jingga serta sebagian buah terlepas dari tangkainya. Buah yang baik adalah
buah yang cukup umur untuk dipanen karena akan menghasilkan rendemen yang baik. Hasil
panenan sebaiknya segera dibawa untuk pengolahan lebih lanjut, setelah mengalami sortasi
dan penimbangan untuk kemudian diolah menjadi minyak mentah. Penimbangan bertujuan
untuk menghitung rendemen, efesiensi ekstraksi dan untuk keperluan lainnya.
INTI SAWIT
Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi
cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang,
pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit
(Palm Kernel Oil). Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu
rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti sawit bulat
padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak,protein, serat
dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit
dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak.
Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53%. (Mangoensoekardjo.S., 2003)
Dokumentasi Kelompok III
Adi,Efraim,Heru,Ropendi
2
Komponen Jumlah
Minyak 47 – 52
Air 6–8
Selulosa 5
Abu 2
Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM)
Selain minyak sawit mentah (CPO), minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti
kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil/PKO) dan sebagai
hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal/PKM). Minyak inti
sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik
bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan. Titik lebur dari minyak inti sawit
adalah berkisar antara 25oC – 30oC. (Sitinjak K, 1983).
Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa gugus asam lemak
yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung lemak ini jenisnya lebih dari
satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6 (asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan
C18 tak jenuh (asam oleat dan asam linoleat).
(Winarno,FG., 1991)
Bungkil inti kelapa sawit (PKM) adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami
proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan sebagai
makanan ternak.
Di Indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa
sawit adalah pabrik Ekstraksi minyak kelapa sawit di Belawan – Deli. Minyak inti kelapa
sawit dan bungkil inti kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya di ekspor. Pada tahun
1973 jumlah minyak inti kelapa sawit yang di ekspor adalah
8.009.188 kg dengan nilai ekspor US $ 3.434.986,05 sedangkan bungkil yang
diekspor 6.200.068 kg dengan nilai US $ 540.005,05. Pada tahun 1974 bungkil inti kelapa
sawit yang diekspor adalah 17.657.583 kg dengan nilai ekspor US $1.115.884.
Dengan adanya peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standar dan pengawasan
mutu minyak inti dan bungkil inti kelapa sawit untuk memberikan jaminan mutu pada
konsumen.
Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna
kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative
terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah.
Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme, maka inti sawit harus segera
dikeringkan dengan suhu 80oC. Setelah kering, inti sawit dapat diolah lebih lanjut yaitu
dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit. (Yan Fauzi,2004).
2. Loading Bay
A. Fungsi :
Sebagai tempat pembongkaran inti sawit yang masuk dan juga sebagai tempat
penyimpanan inti sawit sementara yang sebelum dikirim ke silo penyimpanan.
B. Mesin dan Peralatan :
- Loding Bay
- Blower Hisapan
- Timba-timba Inti Sawit (elevator)
- Conveyor Inti Sawit.
3. Silo Inti
A. Fungsi :
Sebagai tempat penyimpanan inti sawit sementara sebelum dikirim ke bunker
inti untuk diolah.
B. Mesin dan Peralatan :
- Silo inti
- Conveyor
4. Bunker Inti
A. Fungsi :
Sebagai tempat pengumpanan inti sawit ke kempa.
B. Mesin dan Peralatan :
- Bunker inti sawit
- Conveyor pembagi inti sawit
- Elevator (PK) menuju bunker
Di Bunker inti sawit diambil contoh inti sawit yang mau diolah dari seluruh kempa
kemudian dikumpulkan menjadi satu lalu diaduk rata dilakukan 4 jam sekali untuk dianalisa
6. Bunker Cake
A. Fungsi :
Sebagai tempat pengumpanan cake ke kempa.
B. Mesin dan Peralatan :
- Elevator cake
- Conveyor pembagi cake
- Bunker cake
7. Screw Press II
A . Fungsi :
Memisahkan minyak dan meal dengan cara penekanan (pressing).
B. Mesin dan Peralatan :
- Screw press
- Conveyor meal
- Conveyor minyak kasar
Tempat pengambilan contoh titik sampel PKM diambil dari ular-ularan dibawah kempa
cake (tahap 2) dilakukan setiap 4 jam sekali untuk dianalisa (kadar air, kadar minyak)
8. Bak Screening
A. Fungsi :
- Penampungan sementara minyak kasar
- Mengendapkan ampas minyak kasar
- Untuk mengikis (menyekrap) ampas yang mengendap dalam bak screning.
B. Mesin dan Pelaratan :
- Bak screning
- Scraper
- Pompa minyak kasar
A. Fungsi :
Memisahkan minyak kasar dengan ampas sehingga diperoleh minyak bersih siap ke
tangki timbun.
B. Mesin dan Peralatan :
- Saringan niagar
- Buffer tank
- Pompa minyak bersih
- Compressor
Tempat pengambilan contoh buangan ampas eks filter Niagara. Titik sampel, contoh
diambil dari corong pembuangan akhir. Dilakukan setiap 4 jam sekali untuk dianalisa
(kadar air, kadar minyak)
Tempat pengambilan contoh dari kran pipa Oil Filter Niagara ke tangki timbun. Titik
sampel, contoh diambil dari corong pembuangan akhir.Dilakukan setiap
4 jam sekali untuk dianalisa (ALB, kadar air, kadar kotoran).
Campuran ampas (fiber) dan biji nut yang keluar dari screw press diproses kembali di
stasiun Kernel (inti sawit) untuk menghasilkan :
1. Cangkang (shell) dan fiber yang digunakan sebagai bahan bakar boiler
2. Kernel (inti sawit) sebagai hail produksi yang siap dipasarkan
Pada proses pengolahan di stasiun kernel, biji dan serabut (fiber) masih menyatu di cake
breaker conveyor, kemudian dengan uap panas pada conveyor serabut dan biji terpisah.
Biji yang berat tidak mampu dihisap di depericarper sehingga jatuh ke nut polishing drum
sedangkan serabutnya akan terhisap dan masuk ke fiber cyclone dan diteruskan ke boiler
sebagai bahan bakar boiler.
Biji yang jatuh di nut polishing drum akan diayak untuk dipisahkan dari batu-batu kecil
yangdapat merusak ripple mill. Setelah terpisah, biji selanjutnya masuk ke dalam nut hopper
dan kemudian masuk ke ripple mill untuk dipecah. Kemudian cangkang dan kernel akan
dipisah di- LTDS, kemudian kernel yang sudah bersih dan siap dikirim akan disimpan di
Bulk Silo.
Fiber dan cangkang yang berisi inti sawit yang keluar dari press langsung masuk ke cake
breaker conveyor yang terdiri dari satu talang yang mempunyai dinding rangkap, di tengah
talang terdapat As screw yang mempunyai pisau-pisau pemecah (Screw Blade). Di dalam
conveyor, press cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah
dipisahkan dari biji. Untuk lebih jelas cake breaker conveyor dapat di lihat pada gambar
berikut.
Ampas dan biji diaduk-aduk hingga gumpalan ampas/serabut dan biji akan terpisah, sambil
dipanaskan dengan steam pada suhu 90ºC - 95ºC. Steam yang dipakai sistem Steam Jacket.
Tujuan dari pemanasan tersebut adalah untuk mengurangi kadar air dalam biji dan serabut
agar pada pemisahan proses Depricarper lebih mudah. Pemeriksaan dan pembersihan
dilakukan setiap pagi sebelum olah.
Depericarper
Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (blower) yang digunakan untuk
menghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar
boiler. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar.Depericarper
Dari cake breaker conveyor, ampas dan nut masuk ke depericarper, kemudian ampas
(fiber) terhisap ke fiber cylone, sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke nut polishing drum.
Dengan demikian, depericarper berfungsi memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber
menjadi bahan bakar boiler. Efektifitas kerja dari depericarper adalah banyaknya fiber yang
terikut pada nut.
Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai plat-plat
pembawa yang dipasang miring pada dinding bagian dalam. Di ujung nut polishing drum
terdapat lubang-lubang penyaring sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian ditransfer
melalui nut elevator masuk ke bulk silo.
Biji yang telah dipisah dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing drum dan
putaran drum tersebut biji-biji akan dipolis untuk melepaskan serat-serat yang masih tinggal
pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan porosnya. Kecepatan putaran drum adalah
26-28 rpm. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Nut elevator
Nut elevator berfungsi untuk mengantarkan nut dari nut polishing drum ke nut silo.
Nut elevator dilengkapi dengan timbangan untuk mengangkut nut. Untuk lebih jelas dapat
dilhat pada gambar berikut.
Nut Silo
Nut silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada
ripple mill. Kebersihan dari pada nut silo harus sangat diperhatikan kerana dapat
mempengaruhi terhadap output nut silo agar nut yang diolah sesuai dengan aturan FIFO
(first in first out), nut silo yang digunakan pada PKS rambutan berjumlah 2 buah. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang dan inti. PKS Rambutan
menggunakan 2 buah ripple mill yang terbagi menjadi 2 line. Ripple mill memecahkan nut
dengan cara menjepit nut diantara ripple dan rotor bar. Untuk lebih jelas kita lihat pada
gambar berikut.
1. Kekoplakan nut, kalau nut tidak koplak maka banyak yang lengket pada cangkang
2. Jenis buah, dura atau tenera
3. Ukuran nut
4. Kadar air yang terkandung dalam inti
5. Umpan yang terlalu banyak (berlebihan)
6. Umpan terlalu kering
7. Persentase nut pecah pada umpan besar.
Outlet dari ripple mill selanjutnya dibawa oleh cracked mixture conveyor ke LTDS (Light
Tenera Dust Separation).
LTDS berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti serat dan membawa cangkang
untuk bahan bakar boiler. Sistem pemisahan yang dilakukan di sini adalah dengan
menggunakan tenaga blower hisap dust separator dengan adjustment dumper untuk
menentukan kualitas output yang dikehendaki, sehingga cangkang pecah yang mempunyai
luas penampang lebih besar akan terhisap ke atas dan dialirkan ke boiler, sedangkan inti
yang terkutip dipompakan ke kernel silo. Campuran dialirkan ke hydrocylone untuk
melakukan proses pemisahannya. PKS rambutan memiliki 2 LTDS yaitu LTDS I dan LTDS
II yang tersusun secra seri.
Gambar. LTDS
Hydrocylone
Hydro cylone adalah alat yang digunakan memisahkan inti dengan cangkang yang masih
terdapat cracked mixture. Jumlah ada 1 unit, kapsitas tiap unit 60 m3/jam. Alat ini terdiri
dari :bak air penampung cracked mixture yang terdiri dari beberapa serat
Gambar. Hydrocylone
Cracked mixture yang keluar dari kolom pemisah masuk ke dalam bak air sekat
pertama dan dihisap dengan pompa dan tekanan ke dalam tabung pemisah 1 dengan gaya
sentrifugal. Benda-benda yang ringan naik ke bagian atas melalui vortex finder dan masuk
ke dalam dewatering drum inti dimana air tabung melaui konus masuk ke dalam sekat II,
dari sekat II cangkang yang masih becampur dengan inti yang dipompa dihisap dan ditekan
ke tabung pemisah ke II. Inti yang naik ke atas melalui vortex vinder dan dikembalikan ke
dalam bak air pekat I, sedangkan cangkang melalui konus masuk dewatering drum
cangkang untuk dibuang airnya.dengan bantuan pompa dari sekat III cangkang yang masih
mengadung sebagian kecil inti hisap.
Fungsi dari dry kernel adalah fungsi sistem kering. Faktor – faktor yang mempengaruhi
kinerja dari dry kernel adalah :
Kernel silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi. Pengeringan dilakukan dengan cara menghembus udara panas ke steam heater
oleh blower ke dalam nut silo dengan temperatur kernel silo terbagi 3 tingkatan yaitu 70 0C,
60 0C dan 50 0C. Gambar kernel silo dapat dilhat pada gambar berikut.
1. Temperatur
2. Waktu pemasakan
3. Kulitas dan kuantitas
4. Kondisi dan kebersihan heater
5. Suplai steam
6. Kondisi blower atau fan
7. Kebersihan kisi-kisi dalam kernel silo.
Bulk Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim
keluar untuk diproduksi dan agar uap air yang terkandung di dalam inti dapat keluar dan
tidak menyebabkan kondisi dalam storage tidak lembab yang menyebabkan timbulnya
jamur pada inti. Inti dari kernel silo diangkut ke bulk silo dengan menggunakan screw
conveyor dan pneumatic conveyor. Gambar dari bulk silo westel dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
TIMBANGAN
system digital
LOADING INTI
SILO INTI
BUNKER INTI
NIAGA FILTER
TANGKI TIMBUN
KE BELAWAN PKM
DIGUDANGKAN
Palm kernel Oil (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama
seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO
setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut
dan ampasnya.
Biji yang masih bercampur dengan Ampas dan serabut kemudian diangkut menggunakan
Cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat
diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan menuju
depericarper.
Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat
perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan
udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun sekitar 21% menjadi4%.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading
Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang
telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah
dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk
memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti.
Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan
antara inti dengan cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan massa. Cara lain untuk
memisahkan inti dengan cangkang adalah dengan menggunakan Hydro clay bath yaitu
pemisahan dengan memanfaatkan lumpur atau tanah liat. Cangkang yang terpisah kemudian
digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Inti kemudian dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai
kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-
16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel
(Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.
Palm kernel oil (PKO) adalah dari dua lauric oil lebih kecil diantara 17 minyak dan
lemak mayor dalam produksi dunia, Coconut oil (CNO) menjadi lebih besar sekitar 20%
(Minyak dunia 2001). Dua minyak ini sangat mirip dalam hal komposisi asam lemak dan
keduanya diperoleh dari kelapa sawit, tetapi dalam spesies yang berbeda. Pohon coconut oil
adalahCocus nucifera sementara kelapa sawit, yang menghasilkan palm oil (PO) dan PKO
adalah Elaeis guineensis (Harley, 1988). Pohon ini secara umum dipercaya asli tumbuhan
hutan di Afrika Timur dan ada banyak bukti bahwa kelapa sawit didapatkan dari daging buah
yang mungkin telah dikonsumsi oleh penduduk mesir saat jaman Pharaohs, sekitar 5000 tahun
yang lalu (Raymond, 1961).
Varietas yang dibudidaya di hampir seluruh perkebunan dunia adalah hibrida Tenera, yang
merupakan persilangan antara varietas Dura dan isifera dan memberikan minyak terbanyak
tiap hektar sata panen. Efisiensi ekonomi kelapa sawit sangat mudah terlihat dari perhitungan
sederhana. Budidaya kedelai di US contohnya, menghasilkan sekitar 2,5 T kedelai tiap hektar
(1 hektar 2,47 acres), yang kemudian menghasilkan 0,5 T minyak dan 2 T daging. Kurangi
nilai daging dengan nilai minyak yang setengah, sehingga total pendapatan petani sama
dengan 1,5 T minyak. Di Asia Tenggara, kelapa sawit menghasilkan sekitar 4T PO, ditambah
Dokumentasi Kelompok III
Adi,Efraim,Heru,Ropendi
20
0,5 PKO, ditambah 0,5T daging palmkernel (PKM), dengan pendapatan sama dengan 4,5T
minyak.
Buah palm
Buah palm berbentuk oval, sekitar 3cm panjangnya dan terlihat seperti red plum kecil.
Daging terluar mesocarp menghasilkan PO selain kernel, yang didalamnya kulit yang keras,
menghasilkan PKO. Dua minyak dari buah yang sama memiliki komposisi asam lemak yang
berbeda.
Umunya, minyak ini sering membingungkan dan akhirnya mengakibatkan timbulnya
pendapat yang keliru.
Buah palm tersusun dalam tandan besar yang beratnya 15-25kg tiap tandan, biasanya disebut
tandan buah segar (Fresh Fruit Bunches/FFB), yang tumbuh dan matang secara progresiv di
pohon, sehingga panen selesai dalam setahun, setiap 10-14 hari. Rata-rata hasil dari sebuah
FFB, sekitar 19% PO dan 5,5% kernel (PK) (Rata-rata produksi Malaysia, 2000) dan biasanya
disebut rasio minyak ekstraksi (OER) dan rasio ekstraksi kernel (KER). Hal tersebut adalah
parameter penting dalam ekonomi perkebunan.
Dalam dunia perdagangan, rasio PO/PKO yang didapat dari buah sekiar 8:1 – fakta yang
berguna bagi pedagang untuk diingat ketika mereka mencoba untuk mengestimasi produksi
dari data yang tidak lengkap.
Palmkernel
Setelah panen, FFB secara cepat dibawa ke penggilingan PO dimana FFB disterilisasi
dengan steam dan buah terkupas. Kemudian buah dipres untuk mendapatkan PO dari daging
mesocarp. Kulitnya keras dan tahan terhadap tekanan. Kemudian dipisahkan dari serat, dipecah
untuk menghilangkan kulit, dan dikeringkan hingga kadar airnya dibawah 8% untuk mencegah
kapang tumbuh.
PK yang mengandung sekitar 50% minyak (db) kemudian dipecah meggunakan screw press
(Ekspleler) untuk menghasilkan PKO dan PKM. PKM dari hasil pres dapat diektraksi pelarut
untuk mendapatkan minyak yang lebih tapi press ini tidak lagi dapat berjalan secara ekonomi
dan menjadi kuno. Rata-rata hasil perdagangan dari pemecahan PK adalah 45% PKO dan 53%
PKM, seimbang dengan process loss (Malaysia, 2000)
Pada 2000, produksi PK dunia mencapai 6,5MT, sekitar 84% diproduksi oleh Asia Tenggara,
11% Afrika, dan 5% Ameika latin. Produksi terbesar adalah dari Malaysia dan Indonesia, yang
keduanya menyumbang hampir mendekati 80% dari total dunia.
Palmkernel Oil
Pada 2000/2001, produksi PKO dunia mencapai 2,9MT atau 2,5% dari total minyak dan
lemak. Negara produsen terbesar ddan eksportnya dapat dilihat pada gambar 6.3. Terlihat
bahwa , dalam kasus palm kernel, negara besar yang terlibat adalah Malaysia dan Indonesia
yang bersama-sama memproduksi 78% dan 90& ekspor.
Produksi minyak palm kernel dunia telah tumbuh pesat daripada total minyak dan lemak,
tingkat pertumbuhan tahunan melebihi 10 tahun terkahrir yaitu menjadi 6,2% dan 3,6%,
sementara produksi CNO tidak menunjukkan adanya perkembnagan. Untuk kombinasi dua
lauric oil, rating pertumbuhan tahunan yaitu 3,5%, hampir sama seperti total minyak dan
lemak.
Proses
Hidrogenasi
PKO memiliki IV dari sekitar 18 dan dapat terhidrogenasi untuk menghasilkan berbagai
produk kombinasi SMP/IV yang berbeda. Biasanya, ini tersedia dalam langkah SMP 2-30C dan
tabel 6.25 menunjukkan ciri-ciri khas rentang produk HPKO dari produsen EU utama.
Stabilitas oksidatif PKO, meskipun baik, tidak sebaik yang diharapkan dari tingkat
unsaturasinya. Hal ini mungkin karena kandungan tocols rendah dan, seperti dalam kasus CNO,
ia menanggapi kuat bahkan tambahan yang sangat kecil dari sintetis antioksidan (BHA, BHT)
dan agen chelating seperti asam sitrat. Stabilitas juga sangat meningkat dengan hidrogenasi
tingkat kecil. Dilihat dari tabel, waktu penyimpanan maksimum yang direkomendasikan oleh
produsen enam kali lebih lama untuk kelas hidrogenasi daripada untuk minyak unhidrogenasi.
Berbagai nilai HPKO biasanya ditawarkan di bawah nama merek pasar dan dalam banyak
kasus, deskripsinya tidak mengecualikan kehadiran PKOo yang harganya lebih rendah. Efek
dari praktek ini adalah untuk meningkatkan IV dan untuk menurunkan kandungan C12 dan
nilai-nilai SFC di mp yang diberikan; Tapi kecuali ada jumlah besar, efeknya perbandingan
kecil dan hati-hati yang diperlukan untuk mendeteksi itu.
Minyak Goreng
Ada beberapa statemen keliru bahwa minyak laurat tidak cocok untuk menggoreng,
karena kecenderungannya untuk membusa ketika minyak dari makanan di goreng berubah
menjadi minyak laurat, dan juga karena titik uapnya yag lebih rendah, dibandingkan dengan
minyak non-laurat.
Namun, defisiensi ini hanya terjadi ketika deep frying dan minyak laurat sangat cocok untuk
shallow frying. Pada operasi ini, lemak dalam pan hanya sedikit milimeter dalamnya dan
busanya tidak jadi masalah. Begitu juga dengan asap tidak menjadi perhatian karena minyak
hanya digunakan sekali dan FFA nya sekitar 0,1%.
Dalam EU, beberapa brand lemak yang sangat sukses untuk shallow frying berdasarkan CNO
lurus. Rupanya lemak padat putih alami dan kecerahannya memiliki cita rasa (viskositas
rendah) yang paling banyak konsumen minta. CNO alami juga digunakan dalam beberapa
brand seperi pop corn yang mengandung lemak tablet dalam paket yang sama, didesain untuk
popping di rumah. PKO dapat digunakan secara imbang untuk tujuan yang sama tetapi CNO
telah menjadi pilihan lemak tradisional.
McCabe, Warren L, dkk.1993.Unit Operatin Of Chemical Engineering. McGraw Hill: New York
Mustafa Hadi, Muh.Ir. teknik berkebun kelapa sawit . Penerbit: Adicita Karya Nusa,
Yogyakarta, 2004.
Nag, PK. Power plant engineering, second edition, Penerbit : Mc Graw Hill. 2002.
Syalkhin, P. Diterjemahkan oleh Ir. Zulkifli Harahap, Turbin Uap, penerbit Erlangga, Jakarta
1999.
Suyatno, Risza, IR. Kelapa sawit upaya peningkatan produktivitas, Ikanisius, Yogyakarta,
1994.
Wakil, M. M steam power plant, Jhon Welly dan Son, New York, 1994