LAPORAN AKHIR
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2019
Lembar Pengesahan
Oleh :
Roby Bayu Wicaksono
2112182021
Tim Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Dosen Pembimbing
iii
iv
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan
Praktikum Desain Elemen Mesin 3 ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan terlibat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Desain Elemen Mesin 3 ini,
terkhusus kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan akal, pikiran dan kesehatan baik rohani serta
jasmani sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Desain Elemen
Mesin 3.
2. Kepada kedua orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan
dengan baik.
3. Bapak War’an Rosihan S.T., M.T., selaku dosen pembimbing dan koordinator dalam
penyusunan laporan Praktikum Desain Elemen Mesin 3.
4. Rekan kerja Ervan Rustandi, Ali Akbar Nasution, dan tim Maintenance yang
mendukung penulis di lapangan dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga Laporan Praktikum Desain
Elemen Mesin 3 ini dapat selesai.
Penulis,
Roby Bayu Wicaksono.
Oleh :
Roby Bayu Wicaksono / 2112182021
Abstract. The drum test engine is a machine for testing engine performance by
running the unit at a certain speed. Has construction with left side and right side and
front wheel and rear wheel. This drum test machine generally consists of four main
components, namely the drum, shaft, bearing and gears. The gears on this dynotest
engine are straight gears. This task analyzes the gears on the dynotest engine for the
front wheel. There is one pair of gears, the driver gears with Dp 43.2 mm and driven
gears with Dp 118.8 mm. Analysis of the gear system on the drum test machine can be
done by describing the forces in the system. By calculating tangential and radial forces
on the system, it can determine the material of the gears.
Keyword : Dynotest, Drum, gears, force analysis.
Abstrak. Mesin drum test merupakan mesin untuk menguji performa engine
dengan menjalankan unit pada kecepatan tertentu. Memiliki konstruksi dengan left side
dan right side dan front wheel serta rear wheel. Mesin drum test ini secara umum terdiri
dari empat komponen utama, yaitu drum, poros, bantalan, dan roda gigi. Roda gigi pada
mesin dynotest ini adalah roda gigi lurus. Tugas ini menganalisa roda gigi pada mesin
dynotest untukn front wheel. Terdapat satu pasang roda gigi, yaitu roda gigi driver
dengan Dp 43.2 mm dan roda gigi driven dengan Dp 118.8 mm. Analisa sistem roda
gigi pada mesin drum test ini dapat dilakukan dengan menguraikan gaya – gaya pada
sistem. Dengan menghitung gaya tangensial dan radial pada sistem maka dapat
menentukan material dari roda gigi.
Kata kunci : Dynotest, Drum, roda gigi, analisa gaya
vi
viii
ix
1
Fakultas Teknik Unjani
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa gaya pada roda gigi mesin dynotest pada keadaan sesaat dengan
kecepatan tertentu
2. Menjelaskan bagian – bagian mesin dengan desain ulang konstruksi mesin drum
tester.
3. Menentukan bahan roda gigi yang dapat diperoleh dari analisa gaya.
1. Objek penelitian yang dianalisa adalah bagian roda depan (Front wheel Drum
Test)
2. Ukuran – ukuran yang di desain adalah bagian yang terkait dengan komponen
dynometer.
3. Analisa gaya yang dihitung adalah pada roda gigi.
Bab I Pendahuluan
Dalam Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
batasan masalah, metodologi dan sistematika penulisan dalam penyusunan tugas.
Bab ini menyajikan hal – hal yang meliputi teori – teori pendukung yang
digunakan dalam penyelesaian masalah.
Bab ini memaparkan proses rancangan roda gigi dan tahapan dalam analisis
perhitungan data.
2
Fakultas Teknik Unjani
terhadap pengolahan data tersebut.
3
Fakultas Teknik Unjani
2. TINJAUAN PUSTAKA
Roda gigi lurus (spur gear) dipakai untuk memindahkan gerakan putar antara
poros-poros yang sejajar yang biasaanya berbentuk slindris, dan gigi-giginya adalah
lurus dan sejajar dengan sumbu putaran.
Terminologi dari gigi roda gigi digambarkan pada gambar dibawah ini.
Lingkaran puncak (pitch circle) adalah suatu lingkaran teoritis terhadap mana
semua perhitungan biasanya didasarkan. Lingkaran puncak dari sepasang roda gigi
yang berpasangan adalah saling bersinggungan satu terhadap yang lain. Pinion
adalah roda gigi yang terkecil diantara dua roda gigi yang berpasang. Yang lebih
besar sering disebut roda gigi (gear)
Jarak lengkung puncak (circular pitch) adalah jarak, diukur pada lingkaran
puncak, dari suatu titik pada sebuah gigi kesuatu titik yang berkaitan pada roda gigi
disebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak adalah sama dengan jumlah tebal gigi
dan lebar antara.
Puncak diametral adalah perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi
dengan diameter puncak. Jadi, ini adalah kebalikan dari modul.
Adendum adalah jarak radial antara bidang atas dengan lingkaran puncak.
Dedendum adalah jarak radial dari bidang bawah ke lingkaran puncak. Tinggi
keseluruhan adalah jumlah addendum dan dedendum.
4
Fakultas Teknik Unjani
Lingkaran kebebasan adalah lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran
addendum dari pasangan roda gigi tersebut. Kebebasan (clearence) adalah besar
yang disediakan bagi addendum dari roda gigi pasangannya. Kibasan punggung
adalah besaran yang di berikan oleh lebar antara dari suatu roda kepala tebal gigi
dari pasangannya diukur pada lingkaran puncak. Kita perlu membuktikan
keabsahan dengan persamaan-persamaan penting berikut :
1. Diameter puncak d (inch) …(2.1)
N
d =
P
dimana
P : Diameteral Puncak (gigi/inch)
N : Jumlah gigi
50
Kv =
50 + V
Tabel 2.1 Standar Sistem Gigi Agma Dan Ansi Untuk Roda Gigi Lurus (ref.Sigley, hal
148)
Jarak puncak
Jarak puncak kasar
halus
Besaran (sampai 20P)* tinggi
(20P ke atas)
penuh
tinggi penuh
Sudut tekan 20 25 25
Addendum a 1.000/P 1.000/P 1.000/P
Dedendum b 1.250/P 1.250/P (1.200/P)+0.002 in
Tinggi kerja hk 2.000/P 2.000/P 2.000/P
Tinggi keseluruhan ht (min) 2.25/P 2.25/P (2.200/P)+0.002 in
Tebal melingkar gigi t /2P /2P 1.5708/2P
6
Fakultas Teknik Unjani
Jari-jari kelenngkungan pada rak
0.300/P 0.300/P tidak dibakukan
dasar, rf
Kebebasan dasar c (min) 0.250/P 0.250/P (0.200/P)+0.002 in
Kebebasan c (gigi yang digosok) 0.350/P 0.350/P (0.350/P)+0.002 in
Jumlah gigi pinion minimum 18 12 18
Jumlah gigi rodo-gigi minimum 36 24
Tebal minimum dari ujung gigi to 0.25/P 0.25/P tidak dibakukan
(ref.Shigley, hal 156)
Jarak diametral dari puncak yang terdaftar pada tabel 2.2 perlu dipakai apabila mungkin
untuk memperkecil jumlah persediaan alat potong roda gigi.
Tabel 2.3 Faktor Ukuran Untuk Gigi Dari Roda Gigi Lurus
Jumlah Jumlah
Faktor Kb Faktor Kb
puncak P puncak P
2 0,832 6 0.925
21/2 0.850 7 0.939
3 0.865 8 0.951
4 0.890 10 0.972
5 0.909 12 0.990
(ref.Shigley, hal 178)
7
Fakultas Teknik Unjani
Faktor kf 1.33 1.43 1.50 1.56 1.60
2.3 Poros
Secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan
umumnya berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau
mendukung sesuatu beban dengan atau tanpa meneruskan daya.
Poros adalah bagian yang sangat penting dari mesin, fungsi utamanya adalah untuk
meneruskan tenaga dan putaran. Yang akan dibahas disini adalah poros transmisi
yaitu :
a. Poros transmisi pinion
b. Poros transmisi yang akan digerakkan
8
Fakultas Teknik Unjani
Gambar 2.2 Poros (ref.Sularso, hal 243)
Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah poros, yaitu:
1) Kekuatan poros
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya harus direncanakan
sebelumnya agar cukup kuat dan mampu menahan beban.
2) Kekakuan poros
Lenturan yang dialami poros terlalu besar maka akan menyebabkan ketidaktelitian atau
getaran dan suara. Oleh karena itu kekakuan poros juga perlu diperhatikan dan disesuaikan
dengan mesin.
3) Putaran kritis
Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya demi keamanan karena
getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran poros dinaikkan pada harga putaran
kritisnya.
4) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang terbuat dari bahan
yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya perlindungan terhadap korosi secara
berkala.
Perhitungan yang digunakan dalam merancang dan guna untuk menganalisa kerja poros
transmisi yang mengalami beban puntir murni (torsi) adalah sebagai berikut :
… (2.9)
9
Fakultas Teknik Unjani
… (2.10)
… (2.11)
… (2.12)
10
Fakultas Teknik Unjani
2.4 Pasak
Pasak yang digunakan pada transmisi ini adalah menggunakan pasak (baji) adalah
sekeping baja lunak yang disisipkan diantara poros dan naf dari roda gigi untuk
menghubungkannya guna menjaga gerakan relatif. Suatu alur pasak adalah celah atau lekuk
dari poros dan naf dari roda gigi untuk menempatkan pasak itu.
Jenis pasak yang digunakan adalah pasak benam segi empat yang dipasang setengah
dalam alur poros dan setengah dalam alur naf. Gaya pecah tangensial yang bekerja pada
poros, Fct ( kg/m ).
T
Ft =
(d s 2)
dimana :
(
2. Tegangan geser, k kg mm2 ) …(2.14)
F
k =
b.l
dimana :
F
p=
l (t1 ataut 2 )
dimana :
11
Fakultas Teknik Unjani
2.5 Bantalan
Menurut Sularso (2004:103), bantalan adalah sebuah elemen mesin yang
menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan memiliki umur yang panjang.
Bantalan dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan untuk
menahan pergerakan dari proses yang berputar dan juga menahan beban. Pemakaian
bantalan harus memperhatikan fungsi pokok bantalan sebagai elemen yang menahan
beban dan menerima sifat dinamis, sehingga pemilihan bantalan yang sesuai adalah
mutlak dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam pengoperasian mesin
tersebut. Penggolongan bantalan secara garis besar menurut Sularso (2004:103)
antara lain:
a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
1 . Bantalan linear
Bantalan ini terjadi jika ada gerakan linear antara poros dengan bantalan karena
poros langsung ditumpu oleh permukaan bantalan yang dibatasi oleh lapisan
pelumas.
2 . Bantalan gelinding
Bantalan ini memiliki gesekan yang terjadi diantara elemen gelinding dengan
dinding yang berputar pada bantalan.
3 . Berdasarkan arah beban terhadap poros
a) Bantalan radial: bantalan ini memilki arah pembebanan yang tegak lurus
dengan sumbu poros
b) Bantalan aksial: bantalan ini memilki arah pembebanan yang sejajar dengan
sumbu poros
c) Bantalan gelinding khusus: bantalan ini memeliki arah pembebanan
kombinasi atau gabungan dari bantalan yang sejajar dan tegak lurus dengan
sumbu poros.
Bantalan yang digunakan dalam perencanaan mesin ini adalah bantalan bola radial
baris tunggal, karena pembebanan yang terjadi hanya pembebanan pada arah radial.
12
Fakultas Teknik Unjani
3. METODE DAN PROSES PENYELESAIAN
Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Hasil
13
Fakultas Teknik Unjani
3.2 Penjelasan Diagram Alir
Berdasarkan diagram alir proses perancangan roda gigi diatas, hal pertama
yang harus dilakukan yaitu merumuskan masalah dan mendapatkan data informasi
atau spesifikasi dari kendaraan dan mesin yang akan di desain ulang dan dilakukan
analisa gaya dari sistem roda gigi.
Untuk konstruksi Front wheel, drum terdiri dari 2 buah dengan diatest masing
– masing drum 500 mm. Drum meneruskan gaya putar kepada poros. Poros
meneruskan gaya putar pada roda gigi. Roda gigi pada poros (Driver gear)
berukuran lebih kecil dari roda gigi yang terdapat mesin dynotest (Driven gear).
14
Fakultas Teknik Unjani
3.4 Konstruksi Mesin
Spesifikasi diperoleh dari data primer dan sekunder, yaitu data primer yang
diperoleh dari pengamatan dan pengukuran di lapangan, dan data sekunder dari
logbook maintenance. Mesin Dynotest pada Drum Tester Front Wheel memiliki
sepasang roda gigi. Visualisasi Roda gigi sebagai berikut.
15
Fakultas Teknik Unjani
a. Spesifikasi Roda Gigi Driver
Jumlah gigi : 48
Modul : 0.9
Sudut tekan : 20 o
Modul : 0.9
Sudut tekan : 20 o
16
Fakultas Teknik Unjani
4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Dalam analisa sitem roda gigi, data dari roda gigi driver dan roda gigi driven
perlu di hitung sebagai berikut.
17
Fakultas Teknik Unjani
= 2.826 𝑚𝑚
h. Jarak Pitch (t)
t = 1.157 x M
t = 1.0413 mm
i. Lebar Muka Gigi (f)
f = 4 mm
18
Fakultas Teknik Unjani
= 2.826 𝑚𝑚
h. Jarak Pitch (t)
t = 1.157 x M
t = 1.0413 mm
i. Lebar Muka Gigi (f)
f = 4 mm
y+
x+
z+ Fb1y
B1 Fb2x
T
a B2 Wt
Fb1x R1
b
𝜃
Fb2y
R2
Wr
Gambar 4.1 DBB Sistem Roda Gigi Mesin Dynotest
Keterangan :
B1 : Bearing / bantalan 1
B2 : Bearing / bantalan 2
R1 : Roda gigi 1 / driver gear (gear) = Dp = 48
R2 : Roda gigi 2 / driven gear (pinion) = Dp = 118
a : Panjang lengan/ jarak antar bearing 1 terhadap bearing 2 = 764 mm
b : Panjang lengan / jarak antar bearing 2 terhadap roda gigi 1 = 96 mm
19
Fakultas Teknik Unjani
Fb1y : Gaya pada arah sumbu y di bearing 1
Fb1x : Gaya pada arah sumbu x di bearing 1
Fb2y : Gaya pada arah sumbu y di bearing 2
Fb2x : Gaya pada arah sumbu x di bearing 2
T : Torsi pada poros dari drum
Wt : Gaya tangensial roda gigi 1 terhadap roda gigi 2
Wr : Gaya radial roda gigi 1 terhadap roda gigi 2
6
θ : Besar sudut antara roda gigi 1 terhadap roda gigi 2 = tan-1 = 8 = 38o
20
Fakultas Teknik Unjani
Karena hubungan pada roda gigi 1 terhadap roda gigi 2 memiliki sudut kemiringan,
maka Gaya tangensial dan Gaya radial pada roda gigi harus di uraikan dalam bentuk Wtx,
Wty dan Wry, Wrx sebagai berikut.
y+
Wt
x+
𝜃
Wr
Pada kondisi awal tersebut, Wt dan Wr di proyeksikan dalam arah sumbu x dan y
sebagi berikut
y+
y+
x+
x+
Wty
Wt
𝜃
𝜃
Wtx
Wrx
Wr
Wry
21
Fakultas Teknik Unjani
Penguraian gaya Wt dan Wr dituliskan sebagai berikut,
Wtx = Wt sin 38°
Wty = Wt cos 38°
Wrx = Wr sin 38°
Wrx = Wr cos 38°
Maka uraian gaya setelah Wt dan Wr di proyeksikan pada sumbu x dan sumbu y menjadi,
• ∑MxB2 = 0
FB1y . a – Wty . b +Wry . b = 0
• ∑MyB2 = 0
FB1x . a – Wtx . b +Wrx . b = 0
• ∑Mz = 0
𝑑𝑝 𝑑𝑝 𝑑𝑝 𝑑𝑝
-Wty cos θ - Wtx sin θ + Wry cos θ - Wrx sin θ + T = 0
2 2 2 2
22
Fakultas Teknik Unjani
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berikut ini adalah beberapa simpulan dari analisa sistem roda gigi pada mesin
dynotest drum tester front wheel Xpander :
a. Analisa Gaya dimulai dengan menentukan titik penting, kemudian menggambar
DBB dan menguraikan gaya – gaya yang bekerja pada sistem roda gigi.
Rangkuman dari data awal pada roda gigi diperoleh sebagai berikut :
5.2 Saran
Berikut ini adalah beberapa saran dari analisa sistem roda gigi pada mesin
dynotest drum tester front wheel Xpander :
a. Perhitungan analisa gaya dapat dikembangkan dengan menghitung nilai torsi.
Maka diperoleh gaya tangensial dan gaya radial pada roda gigi.
23
Fakultas Teknik Unjani
DAFTAR PUSTAKA
Sularso. 1991. Dasar – Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Hery Sonawan. 2010. Perancangan Elemen Mesin Edisi Kesatu. Bandung: Alfabeta.
Timoshenko, S. 1986. Dasar – Dasar Perhitungan Kekuatan Bahan. Jakarta: Restu Agung.
Shigley, J.E., Mitchell, L.D. and translator : Harahap, Gandhi (1986). Perancangan
xi
Fakultas Teknik Unjani
LAMPIRAN
xiI
Fakultas Teknik Unjani
xiI
Fakultas Teknik Unjani
6 5 4 3 2 1
A SECTION A-A
SCALE 2 : 1
D Driver Gear D
Jumlah Gigi 48
Modul 0.9
Sudut Tekan 20
10
C C
10
B A 15 B
UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBURR AND
BREAK SHARP DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:
DRAWN Bayu R
CHK'D
APPV'D
MFG
Driver Gear
A
MATERIAL: DWG NO.
A4 A
Q.A
002
WEIGHT: SCALE:1:1 SHEET 1 OF 1
6 5 4 3 2 1
6 5 4 3 2 1
A
D Driven Gear D
Jumlah Gigi 132
Modul 0.9
Sudut Tekan 20
C C
SECTION A-A
B SCALE 1 : 1 B
A UNLESS OTHERWISE SPECIFIED:
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS
FINISH: DEBURR AND
BREAK SHARP DO NOT SCALE DRAWING REVISION
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:
DRAWN
CHK'D
Bayu R
Driven Gear
APPV'D
MFG
A Q.A
MATERIAL: DWG NO.
003 A4 A
WEIGHT: SCALE:1:5 SHEET 1 OF 1
6 5 4 3 2 1
8 7 6 5 4 3 2 1
F F
2254 1000
193 700 229 239
E E
D 25 D
C C
B B
UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBURR AND
DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:
DRAWN
CHK'D
Bayu R
Drum Test ASSY
APPV'D
A MFG A
Q.A MATERIAL: DWG NO.
001 A3
8 7 6 5 4 3 2 1
8 7 6 5 4 3 2 1
700
F
1. Drum A
344 12 F
E E
65
25
500
D D
15
SECTION A-A
A 42 SCALE 1 : 10
C C
2. Poros
1127
B B
UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBURR AND
DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
25
DRAWN
CHK'D
Bayu R
Drum and Poros
APPV'D
A MFG A
Q.A MATERIAL: DWG NO.
A3
004
WEIGHT: SCALE:1:20 SHEET 1 OF 1
8 7 6 5 4 3 2 1
8 7 6 5 4 3 2 1
F F
700
344 12
A
E E
65
25
D D
500
C C
15
SECTION A-A
A 42 SCALE 1 : 10
B B
UNLESS OTHERWISE SPECIFIED: FINISH: DEBURR AND
DO NOT SCALE DRAWING REVISION
DIMENSIONS ARE IN MILLIMETERS BREAK SHARP
SURFACE FINISH: EDGES
TOLERANCES:
LINEAR:
ANGULAR:
DRAWN
CHK'D
Bayu R
Drum
APPV'D
A MFG A
Q.A MATERIAL: DWG NO.
A3
004
WEIGHT: SCALE:1:20 SHEET 1 OF 1
8 7 6 5 4 3 2 1