Disusun oleh:
Muhammad Idris Taqi (1871041061)
Muhammad Farid Alfarizi (187042014)
Maizani Aulia Kanata (1871042012)
Miftahun jannah (187104003)
Kelas D
Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Makassar
2019
1. Perkenalan Kebijakan Kesehatan Mental
B. Pentingnya Kebijakan
Kebijakan memberikan gambaran umum, untuk tujuan yang akan
dicapai dan memberikan dasar-dasar untuk tindakan masa depan.
Kebijakan memberikan kesehatan mental sebagai prioritas dengan
beban penyakit yang ditanggungnya dan efektifitas intervensi dalam
bidang ini.
Mereka meningkatkan prosedur untuk mengembangkan dan
memprioritaskan aktifitas dan pelayanan kesehatan mental
Mereka menjelaskan pelaku utama dalam bidang kesehatan mental dan
menunjukan peran dan tanggung yang jelas
Mereka memfasilitasi kesepakatan untuk kegiatan kepada pelaku yang
berbeda.
C. Cara Merumuskan Kebijakan
Kesehatan mental didirikan dalam bagian yang kompleks kesehatan,
kesejahteraan, dan kebijakan sosial umum. Bidang kesehatan mental
dipengaruhi oleh bermacam-macam kebijakan yang tidak selalu berhubungan
dengan kesehatan mental dengan tujuan untuk memaksimalkan efek positif
ketika merumuskan kebijakan kesehatan mental yang perlu
mempertimbangkan lingkungan fisik dan sosial dimana seseorang hidup. Hal
ini juga diperlukan untuk memastikan kerjasama lintas sektoral dalam rangka
untuk mendapatkan keuntungan dari: program pendidikan; kesehatan dan
kesejahteraan kebijakan; kebijakan ketenagakerjaan; perumahan, perencanaan
kota dan layanan kota; pemeliharaan hukum dan ketertiban; dan kebijakan
khusus menangani muda atau tua
Kita juga harus mendapatkan data dari negara-negara lain misalnya data
dari sumber daya manusia dan sumber Keuangan. Perlunya informasi sumber
daya manusia di suatu negara yang mencangkup jumlah dari:
psikolog
perawat psikiatri
terapis okupasi (bekerja di kesehatan mental atau tersedia untuk
bekerja di kesehatan mental)
pekerja sosial (bekerja di kesehatan mental atau tersedia untuk
bekerja di kesehatan mental)
praktisi tradisional
Harus juga memiliki data persebaran dari sumber daya manusia ini.
Untuk melihat ketersediaan tenaga ahli ini dalam daerah yang miskin atau daerah
yang Makmur. Diperlukan juga data mengenai sumber keuangan, struktur
pelayanan, dan pandangan dan sikap tenaga kesehatan.
Kebutuhan dapat ditemukan dengan metode berikut:
a. Penelitian Formal: Studi epidemiologis pada insiden dan prevalensi
gangguan mental dan cacat yang terkait dengan mereka dapat
dilakukan baik pada populasi umum atau dalam populasi khusus.
Studi tersebut dapat memberikan informasi yang berguna tetapi
umumnya mahal dan memerlukan teknologi yang tidak selalu
tersedia di negara-negara berkembang. Dalam beberapa kasus,
informasi yang diperoleh di satu negara dapat diekstrapolasi kepada
orang lain dengan karakteristik budaya dan sosial yang sama.
F. Tentukan Area
Langkah berikutnya adalah menerjemahkan tujuan dari kebijakan
kesehatan mental ke daerah-daerah untuk dilaksanakan tindakannya. Agar
efektif kebijakan kesehatan mental harus mempertimbangkan pengembangan
simultan dari beberapa daerah. Area yang dimasukan dapat bervariasi antar
negara atau wilayah dan dalam peristiwa bersejarah. beberapa area umum dapat
diidentifikasi di sebagian besar kebijakan yang dikembangkan selama 20 tahun
terakhir antara lain:
o Pembiayaan
o Legislasi dan hak asasi manusia
o Organisasi jasa
o sumber daya manusia dan pelatihan
o Promosi, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi
o pengadaan obat esensial dan distribusi
o pembelaan
o Perbaikan mutu
o Sistem Informasi
o Penelitian dan evaluasi kebijakan dan layanan
o kerja sama lintas sektoral