Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Undang – undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa. Oleh karena itu ASN mempunyai peran penting dalam rangka
mewujudkan cita – cita negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang – undang Dasar
1945. Untuk memenuhi peran tersebut diperlukan sosok ASN yang profesional di
bidangnya. Untuk mewujudkannya para ASN khususnya Calon Pegawai Negeri Sipil
( CPNS ) diharapkan dapat mengaktualisasi nilai – nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ( ANEKA ) dalam dunia
kerja maupun dalam kehidupan kesehariannya.
Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar sesuai dengan Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara No. 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS telah diberikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
pembentukan karakter PNS berupa Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda
Nilai-nilai Dasar PNS, Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dan Agenda
Habituasi dimana pada tahap ini peserta difasilitasi untuk melakukan proses aktualisasi
melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh dari berbagai mata
pelatihan pada masa On Campus. Peserta sebelumnya telah dibekali tahapan pembuatan
rancangan aktualisasi sampai dengan penyajian rancangan aktualisasi. Kini sampailah
pada tahap pembuatan Laporan Aktualisasi yang dilakukan pada saat proses off campus
di unit kerja masing-masing
Laporan Aktualisasi ini terdiri dari : 1) Metode Aktualisasi Diri yaitu pembuatan
rancangan aktualisasi yang berisi kegiatan-kegiatan yang disusun untuk memecahkan isu
yang telah ditetapkan, adapun tahapan dari setiap kegiatan yang dibuat harus
mencerminkan nilai-nilai dasar PNS apa saja yang terkandung di dalamnya, mendukung
visi, misi dan nilai – nilai yang ada di organisasi tempat CPNS bekerja. 2) Waktu dan
Tempat Aktualisasi, dan 3) Teknik Pelaksanaan Aktualisasi.
Isu yang diangkat dalam laporan aktualisasi ini adalah berhubungan dengan
pelayanan publik di Rumah Sakit tempat penulis bekerja yaitu tentang “Belum

1
optimalnya pemberian edukasi pada keluarga pasien dengan resiko jatuh di RS Pusat
Otak Nasional”. Isu ini diangkat karena belum tersedianya media untuk melaksanakan
pemberian edukasi pada pasien resiko jatuh dan seringnya penulis melihat pasien
ditinggalkan keluarganya sendiri dan sering terbukanya pagar pada tempat tidur pasien
sedangkan pasien dalam keadaan penurunan kesadaran. Hal inilah yang membuat penulis
ingin mengangkat isu tersebut dan membuat gagasan supaya tujuan edukasi tercapai
optimal dan lebih jauhnya tidak terjadi pasien jatuh akibat dari ketidaktahuan pasien dan
keluarga dalam penanganan pasien dengan resiko jatuh. Sehingga pemberian pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dapat berjalan dengan optimal.

B. TUJUAN

Tujuan dibuatnya laporan aktualisasi ini adalah meningkatkan kemampuan penulis


sebagai CPNS untuk melaksanakan kegiatan yang telah disusun sebagai gagasan
pemecahan isu, dengan menerapan nilai – nilai dasar PNS ( akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, anti korupsi ) di unit kerjanya yaitu RS Pusat Otak
Nasional dan mendokumentasikannya dalam sebuah laporan kegiatan aktualisasi.

C. MANFAAT

Manfaat dibuatnya Laporan Aktualisasi ini adalah :


1. Bagi penulis
Dapat menerapkan nilai – nilai dasar profesi PNS dalam kegiatan aktualisasi yang
dilaksanakan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
2. Bagi rumah sakit
Tersedianya media edukasi bagi pasien dan keluarga tentang langkah – langkah
pencegahan pasien jatuh sehingga dapat meningkatkan pelayanan di RS Pusat Otak
Nasional.
3. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto
Memberikan tambahan referensi dan menjadi bahan evaluasi pembelajaran pelatihan
dasar CPNS di Lingkungan BBPK Ciloto.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS

Dalam pembelajaran pelatihan dasar CPNS peserta dibekali dengan materi nilai –
nilai dasar PNS yang dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya sebagai PNS secara
profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan : berakuntabilitas,
mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik,
berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan
mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansi kerja. Nilai – nilai
dasar PNS tersebut diakronimkan menjadi ANEKA.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas tidak sama dengan responsibilitas. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggungjawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merupakan kontrak antara
pemerintah dengan aparat birokrasi, serta pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan
masyarakat. PNS yang akuntabel harus mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara
adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan akuntabilitas publik
mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan ( peran konstitusional ), untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ). Ada 9 indikator menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel yaitu : kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab,
keadilan, kepercayaan, keimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nilai-nilai nasionalisme
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yaitu : nilai Ketuhanan dalam kehidupan

3
bernegara diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika sosial di
masyarakat; nilai kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa antara lain sikap
kekeluargaan, gotong royong kesederajatan manusia dan kesederajatan antar bangsa;
nilai persatuan Indonesia dalam membangun semangat nasionalisme, semangat
mempertahankan histori tradisi, keragaman kebudayaan, negara menjadi pemersatu;
nilai permusyawaratan dalam kehidupan berbangsa implementasinya kerja sama,
musyawarah, demokrasi dilandasi oleh kekeluargaan; nilai keadilan sosial bagi ASN
dalam menjalankan tugasnya antara lain mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur, kerja sama, tolong menolong, gotong royong, keluar dari himpitan
kemiskinan dengan pendidikan.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai – nilai
( kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll ) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang
lain. Untuk menjadi pelayan publik yang profesional, ASN tidak hanya memerlukan
kompetensi teknik dan kepemimpinan saja, tetapi juga perlunya kompetensi etika agar
pejabat menjadi peka, peduli,tidak diskriminatif ketika memberikan pelayanan. Nilai-
nilai dasar etika publik yang tercantum dalam UU ASN, yakni sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai – nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945 dan NKRI.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya terhadap publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggaop, cepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

4
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
peerangkat sistem.

4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapn konsumen
atau pengguna. Nilai – nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang – kurangnya akan mencakup hal – hal berikut : mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan pelanggan; memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk
menjaga dan memelihara agar pelanggan tetap setia; menghasilkan produk/jasa yang
berkualitas tinggi; beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik tuntutan
kebutuhan pelanggan maupun perkembangan teknologi; menggunakan pendekatan
ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara antara lain
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan bencmark.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan atau
kebobrokan dan kebusukan. Menurut UU No. 31 / 1999 jo No. UU 20 / 2001, terdapat
7 kelompok tindak pidana korupsi yaitu kerugian keuangan negara; suap – menyuap;
pemerasan; perbuatan curang; penggelapan dalam jabatan; benturan kepentingan
dalam pengadaan; gratifikasi. Kesadaran anti korupsi mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability. Nilai-nilai dasar anti korupsi tercermin dari sikap
jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.

B. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

1. Whole Of Government ( WoG )


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga

5
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting
dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior
terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan
beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling “membunuh”. Masing-
masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga,
khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

2. Managemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun
PPPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan,
peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN

6
Seorang ASN mempunyai hak sebagai berikut:
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas.
2) Cuti.
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4) Perlindungan.
5) Pengembangan kompetensi
Kewajiban ASN sebagai berikut :
1) Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pemerintahan yang sah.
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang,
4) Menaati ketentuan peraturan perundang – undangan,
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab,
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun luar kedinasan,
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang
atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu :
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

7
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Masyarakat juga harus diberi akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan
pengaduan apabila merasa tidak puas terhadap pelayanan publik pemerintah.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negara.
Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
d. Tidak diskriminatif
Tidak boleh ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat dijangkau oleh
seluruh warga negara.
f. Efektif dan efisien
Efektif mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Efisien adalah cara
mewujudkan tujuan dikaitkan dengan sumber daya yang dipakai.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai
social accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat pelindung
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok kuat.

8
C. PROFIL RUMAH SAKIT

Aktualisasi yang dilakukan oleh peserta akan di lakukan di institusi masing-masing


peserta, dalam hal ini peserta akan melakukan aktualisasi di RS Pusat Otak Nasional,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RS Pusat Otak Nasional adalah sebuah
rumah sakit rujukan nasional khusus untuk bidang otak dan sistem persyarafan. RS Pusat
Otak Nasional diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
pada bulan Juli 2014 yang lalu. Berikut adalah profil singkat Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional.

Visi RS Pusat Otak Nasional


“Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional Bidang Otak dan Sistem Persarafan”

RS Pusat Otak Nasional memiliki misi:


1. Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
2. Mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada
pemecahan masalah otak dan sistem persarafan di tingkat nasional dan internasional.
3. Mewujudkan penapisan IPTEK di bidang ilmu kesehatan otak dan sistem persarafan
4. Mewujudkan kenyamanan dan kesejahteraan pegawai,

Dalam menjalankan misinya, RS Pusat Otak Nasional memiliki falsafah


“Mengutamakan Keselamatan Pasien, Kemudahan akses dan kepuasan pelanggan dan
senantiasa perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan”. Selain itu, dalam
pelaksanaanya menganut nilai-nilai sebagai berikut:
B : Benevolent, Senantiasa melayani pasien dengan tulus
R : Responsive, Selalu siap tanggap
A : Attentive, Memberi perhatian penuh terhadap pasien
I : Innovative, Mengikuti perkembangan ilmu
N : Noble, Sesuai dengan Motto RS yaitu “Melayani Dengan Mulia”

9
STRUKTUR ORGANISASI

10
D. PROFIL PENULIS

Peserta Pelatihan Dasar CPNS dengan identitas nama Suci Kurniawati Hidayah
dengan jabatan sebagai perawat terampil. Pada tahap kegiatan aktualisasi Penulis
melaksanakannya di Unit tempat bekerja yaitu Ruang Rawat Inap 7A yang merupakan
ruang perawatan pasien dengan stroke, perawatan sebelum dan sesudah operasi dan
penyakit sistem persyarafan lainnya. Berikut adalah uraian tugas penulis sesuai Sasaran
Kerja Pegawai ( SKP ) dan Kompetensi PK I Umum :
No Kegiatan
1. Membuat laporan pelaksanaan tugas.
2. Melaksanakan tugas jaga dan siaga di RS untuk tugas jaga sore dan malam
3. Melaporkan insiden.
4. Mengikuti seminar/lokakarya dalam bidang keperawatan/ kesehatan tingkat
internasional/ nasional sebagai peserta.
5. Menjadi anggota organisasi profesi perawat tingkat provinsi/ kabupaten/
kotamadya sebagai anggota aktif pertahun.
6. Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan.
7. Melakukan komunikasi interpersonal dalam asuhan keperawatan.
8. Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui
jaminan kualitas manajemen risiko (patient safety).
9. Menerapkan prinsip pengendalian infeksi yang diperoleh dari RS.
10. Memfasilitasi kebutuhan oksigen.
11. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan elektrolit dan cairan.
12. Mengukur tanda-tanda vital.
13. Melakukan perawatan luka sederhana.
14. Memberikan obat per oral dengan aman dan benar.
15. Mengelola pemberian darah dengan aman.

11
E. TEKNIK ANALISIS ISU

Isu dapat diartikan sebagai suatu fenomena / kejadian yang diartikan sebagai
masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam pengertian ini isu kritikal dipandang sebagai
topik yang berhubungan dengan masalah – masalah sumber daya yang memerlukan
pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Isu kritikal secara
umum terbagi ke dalam tiga kelompok yang berbeda berdasarkan tingkat urgensinya,
yaitu :
1. Isu saat ini ( current isu ), merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan
sorotan publik secara luas.
2. Isu berkembang ( emerging issue ), merupakan isu yang yang perlahan – lahan masuk
dan menyebar di ruang publik, mulai menyadari ada isu itu.
3. Isu potensial, adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat
terindikasi dari beberapa instrumen ( sosial, penelitian ilmiah, analisis intejen ).

Setelah memahami berbagai isu kritikal, selanjutnya perlu dilakukan analisis untuk
memahami isu itu secara utuh dan kemudian menggunakan kemampuan berpikir
konseptual dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Alat bantu penetapan kriteria
isu, misalnya menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penialaian (1-5)
pada kriteria aktual (benar terjadi), kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang
banyak), problematik (mempunyai dimensi masalah yang kompleks), dan kelayakan
(masuk akal, realistis, relevan).
Alat bantu tapisan lainnya adalah kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak
sangat USG. Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dan ditindaklanjuti;
Seriousness : seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan; Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
segera ditangani.
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya isu
dianalisis secara mendalam dengan menggunakan alat bantuteknik berpikir kritis,
mislanya menggunakan fishbone diagram atau diagram tulang ikan yang lebih
menekankan pada hubungan sebab akibat.

12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI DIRI

A. IDENTIFIKASI ISU

Identifikasi isu ini didapatkan melalui diskusi dengan Kepala Ruangan dan rekan
kerja serta hasil pengamatan penulis pada saat bekerja. Didapatkan beberapa isu yaitu :
1. Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko jatuh.
2. Tidak lengkapnya pengisian pengkajian awal pasien rawat inap pada saat menerima
pasien baru.
3. Belum rutinnya pengisian daftar pasien rawat inap secara lengkap.

B. PENETAPAN ISU

Setelah didapatkan beberapa isu maka dilakukan penetapan prioritas masalah


dengan dengan metode USG, dengan hasil sebagai berikut :

No Isu Urgency Seriousness Growth Total


1. Belum optimalnya pemberian 5 5 4 14
edukasi untuk keluarga dan
pasien dengan resiko jatuh.
2. Tidak lengkapnya pengisian 4 4 4 12
pengkajian awal pasien rawat
inap.
3. Belum rutinnya pengisian daftar 3 4 4 11
pasien rawat inap secara lengkap.

KETERANGAN : ( 5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

Berdasarkan hasil penilaian USG maka yang menjadi prioritas isu utama yaitu
“Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko
jatuh.”

13
C. AKAR PENYEBAB MASALAH

Setelah ditetapkannya isu utama maka dilakukanlah pencarian akar penyebab


masalah dengan menggunakan Fishbone diagram dengan hasil sebagai berikut :

SDM
Metode (perawat)

Teknik pemberian edukasi kurang

Komunikasi interpersonal
(perawat&keluarga)
kurang
Penyampaian secara verbal
tanpa media kurang efektif Belum optimalnya
(belum ada leaflet)
pemberian edukasi
pada keluarga dan
pasien dengan
resiko jatuh
Penunggu pasien tidak
tetap/bergantian

Keluarga belum Belum ada media edukasi


memahami langkah –
langkah pencegahan

Keluarga pasien Sarana edukasi

D. KONDISI SAAT INI

Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko
jatuh, diambil sebagai isu utama setelah dilakukan identifikasi isu dengen metode USG.
Isu ini diambil sebagai langkah mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh semasa
dalam fase perawatan di rumah sakit. Kegiatan ini juga merupakan perwujudan salah
satu dari 6 goals keselamatan pasien di Rumah Sakit. Dalam hal ini perawat ingin
mengajak keluarga sebagai orang terdekat pasien untuk turut aktif dalam upaya
pencegahan pasien jatuh dengan mengenalkan langkah – langkah pencegahan pasien
jatuh dalam bentuk pemberian edukasi. Dengan seringnya perawat melihat pasien dengan
resiko jatuh dalam keadaan sendiri kemudian terbukanya pagar tempat tidur pasien yang

14
mempunyai resiko jatuh menandakan masih kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan
keluarga untuk turut menjaga keselamatan pasien. Didukung dengan data yang penulis
dapatkan dari Laporan Insiden Tim PMKP Ruang Ranap 7A RS Pusat Otak Nasional
(Periode Januari 2017 s.d. April 2018) didapatkan data dari 100 (seratus) laporan insiden,
terdapat 10 (sepuluh) laporan insiden terkait pasien jatuh dalam masa perawatan,
termasuk 2 (dua) diantaranya mengalami cedera ringan.
Sehingga penulis merasa perlu diadakan optimalisasi pemberian edukasi dengan
menggunakan media sehingga diharapkan keluarga pasien lebih mudah menangkap
materi yang disampaikan.
Mengurangi resiko pasien jatuh dapat dilaksanakan dengan melakukan
pengkajian awal dan berkala. Dari pengkajian tersebut akan didapatkan skor yang
menunjukkan tingkatan resikonya. Melakukan penyuluhan kesehatan merupakan salah
satu wewenang perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Peran perawat dalam
kegiatan ini adalah sebagai edukator yang membantu pasien dan keluarga untuk
meningkatkan pengetahuannya terkait hal yang harus dilakukan selama proses
berlangsungnya perawatan pasien. Hal ini juga merupakan salah satu pemenuhan hak
pasien yaitu mendapatkan informasi terkait alternatif tindakan, resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi bila tindakan pencegahan tidak dilaksanakan.

E. KONDISI YANG DIHARAPKAN

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik di bidang kesehatan diharapkan


menjalankan sistem patient safety yang optimal, yaitu suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Komponen – komponen yang termasuk di
dalamnya adalah pengkajian resiko, dalam hal ini pengkajian pada pasien dengan resiko
jatuh yang datanya didapatkan pada saat pengkajian awal masuk rumah sakit dan
dilanjutkan dengan monitoring berkala untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan atau
penurunan nilai resiko. Pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai hak untuk
mendapatkan asuhan keperawatan yang nyaman melalui suatu sistem yang dapat
mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan pemberian edukasi
merupakan salah satu bagian dari pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien.
Dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit peran keluarga sangat
penting dalam mendukung proses keperawatan pasien. Dan diharapkan keluarga dapat

15
menjalankan peran tersebut. Peran keluarga dalam mencegah pasien jatuh saat di rumah
sakit adalah :
1. Memastikan penanda pasien resiko jatuh seperti gelang kuning tetap dipakai oleh
pasien.
2. Tidak memindahkan kartu atau tanda kuning yang dipasang petugas di tempat tidur
pasien atau di depan kamar pasien.
3. Keluarga memastikan diri untuk memahami informasi yang diberikan oleh petugas
agar mendukung tindakan pencegahan jatuh. Informasi seperti faktor resiko jatuh
yang teridentifikasi seperti obat yang digunakan, kesadaran pasien, keseimbangan
dalam berjalan, tindakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan, dan cara meminta
bantuan.
Pengelolaan pasien rawat inap bukan hanya menjadi tanggung jawab tim
kesehatan tetapi juga dapat melibatkan pribadi pasien dan keluarga. Setiap bagian perlu
menjalankan peran masing – masing sesuai tugasnya, dengan proses kerja sama yang
baik maka akan menghasilkan hasil yang optimal.

F. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Pemberian pendidikan kesehatan akan lebih efektif bila menggunakan media dan
mengikuti langkah-langkah pemberian edukasi yang benar. Pemberian media akan
mencegah keluarga lupa akan informasi yang telah diberikan. Keluarga penunggu pasien
yang sering bergantian membuat media edukasi menjadi perlu untuk diberikan supaya
keluarga bisa langsung membacanya.
Kegiatan aktualisasi ditujukan untuk adanya media edukasi yang bisa sebagai
upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan baik pasien dan keluarga dalam
penanganan resiko jatuh. Adapun kegiatannya sebagai berikut :
1. Berdiskusi dengan atasan mengenai realisasi gagasan pemecahan isu, dan bahan
materi yang akan dimasukkan ke dalam leaflet.
2. Membuat leaflet dan papan fall risk tentang pencegahan pasien jatuh.
3. Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat ( perawat ) bahwa sudah ada media
edukasi pencegahan pasien jatuh.
4. Mengkaji pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan pasien jatuh di Rumah
Sakit.
5. Melakukan pemberian edukasi pencegahan pasien jatuh pada pasien dan keluarga.

16
6. Melakukan evaluasi penerapan langkah – langkah pencegahan pasien jatuh oleh
keluarga.
7. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh perawat.

Tabel rancangan kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut :

17
TABEL
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Unit Kerja : RS Pusat Otak Nasional, Ruang Rawat Inap 7A


Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Pemberian Edukasi pada Keluarga dan Pasien dengan Resiko Jatuh di Ruang 7A RS Pusat
Otak Nasional ( Pelayanan Publik )
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Leaflet dan papan fall risk sebagai Media Pemberian Edukasi Pencegahan Pasien Jatuh di Rumah
Sakit

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi – Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Berdiskusi dengan 1. Berkonsultasi 1. Hasil konsultasi 1. Saat berkonsultasi Berkonsultasi untuk Terlaksananya
atasan mengenai langsung dengan dalam form tentang materi edukasi mendapatkan hasil kegiatan ini
realisasi gagasan atasan (mentor) pengendalian dengan cara yang terbaik untuk menguatkan nilai
pemecahan isu, dan tentang materi yang aktualisasi musyawarah bersama pelayanan memberikan organisasi
materi yang akan akan dimasukkan ke atasan, saya kontribusi terhadap Responsive yaitu
dimasukkan ke dalam dalam leaflet dan menggunakan bahasa misi RS no 1 yaitu siap tanggap dengan
media leaflet dan papan papan fall risk. Indonesia dengan baik mewujudkan masukan yang
fall risk. dan sopan hal ini saya pelayanan otak dan diberikan atasan dan
menerapkan nilai dasar sistem persarafan Attentive yaitu
Nasionalisme dan bermutu tinggi dan memberi perhatian
Etika Publik. Saya terjangkau oleh penuh pada
bersikap transparan semua lapisan kebutuhan pasien dan
dengan atasan masyarakat. keluarga
merupakan nilai dari
Akuntabilitas.

18
2. Menyampaikan 2. Rancangan 2. Meminta izin pada
kepada kepala kegiatan atasan sebagai wujud
ruangan tentang aktualisasi saya menghargai dan
kegiatan selama masa tersampaikan patuh pada atasan
aktualisasi dengan bukti mencerminkan nilai
. foto dasar nasionalisme.
Menghargai
komunikasi dan kerja
sama merupakan nilai
dasar etika publik

3. Berdiskusi dan 3. Adanya surat 3. Menghargai


berkoordinasi untuk dukungan komunikasi,
mendapatkan konsultasi, sopan
dukungan dari kepala santun dan kerja sama
ruangan dan rekan dengan sesama rekan
kerja kerja, saya
menerapkan nilai dasar
etika publik

2. Membuat leaflet dan 1. Membuat konsep 1. Konsep di 1-3 Ketika saya Terlaksananya Kegiatan ini
papan fall risk tentang pembuatan leaflet kertas mempersiapkan materi kegiatan ini menguatkan nilai
pencegahan pasien jatuh dan papan fall risk di edukasi dan penyusunan memberikan kontribusi organisasi innovative
kertas leaflet dengan sungguh- misi RS Pusat Otak mengikuti
sungguh, dan penuh Nasional no 2 yaitu perkembangan Ilmu
2. Membuat konsep 2. Konsep leaflet tanggung jawab, teliti, Mewujudkan
leaflet dan papan fall dan papan fall cermat dan jelas, saya pendidikan dan
risk edukasi di risk dengan melakukan perwujudan penelitian yang
komputer menggunakan nilai akuntabilitas dan mampu memberikan
menggunakan coral coral draw komitmen mutu. kontribusi pada
draw. pemecahan masalah
otak dan sistem
3. Mengajukan 3. Hasil koreksi persarafan di tingkat
rancangan kepada dari atasan nasional dan
atasan internasional. Dan

19
4. Memperbaiki 4. Perbaikan hasil 4. Dalam mengajukan misi no 3,
rancangan bila ada koreksi rancangan kepada Mewujudkan
koreksi atasan dilakukan penapisan IPTEK di
dengan bahasa bidang ilmu
Indonesia yang benar kesehatan otak dan
dan sopan sistem persarafan.
(nasionalisme dan
etika publik)

5. Mencetak hasil dan 5. Foto leaflet dan 5. Ketika saya


memperbanyak papan fall risk memperbanyak bahan
rancangan leaflet dan sudah jadi presentasi
papan fall risk menggunakan printer
dan mesin fotokopi
yang merupakan milik
Negara. Saya akan
menggunakannya
sesuai dengan
kebutuhan (jujur) dan
tidak merugikan
instansi. Hal-hal ini
mencerminkan nilai
akuntabilitas dan anti
korupsi

3. Melakukan sosialisasi 1. Mensosialisasikan 1. Rekan perawat 1. Saya Terlaksananya Kegiatan ini


kepada rekan sejawat saat operan dinas sudah mensosialisasikan kegiatan ini memberi meguatkan nilai
( perawat ) bahwa sudah perawat 2 hari tersosialisasi dengan sopan, berkontribusi terhadap organisasi
ada media edukasi berturut – turut semangat misi rumah sakit no 1 benevolent melayani
pencegahan pasien jatuh kekeluargaan, mewujudkan pasien dengan tulus
persamaan persepsi pelayanan otak dan dan responsive,
dengan rekan kerja sistem persarafan selalu siap tanggap
untuk melayani pasien bermutu tinggi dan
mengandung nilai terjangkau oleh
dasar nasionalisme semua lapisan

20
dan etika publik masyarakat

2. Melakukan 2. Dokumentasi 2. Ketika saya


dokumentasi dalam dalam buku mendokumentasi apa
buku operan dinas operan dinas yang dikerjakan
perawat perawat dengan benar dan
lengkap merupakan
nilai dari
akuntabilitas dan
komitmen mutu

3. Menyimpan leaflet 3. Leaflet dan 3. Penyimpanan media


dan papan fall risk di papan fall risk yang baik mengandung
tempat yang terlihat tersimpan nilai tanggung jawab
oleh seluruh perawat dengan baik dan barang milik RS (nilai
terlihat akuntabilitas),
kemudahan akses
penyimpan bagian dari
nilai komitmen mutu
pelayanan.

4. Mengkaji pengetahuan 1. Memberi salam dan 1. Keluarga pasien 1. Saya melakukan Terlaksananya Kegiatan ini
keluarga pasien tentang memperkenalkan diri mau dan percaya tahapan pelayanan kegiatan memberikan mencerminkan nilai
pencegahan pasien jatuh dan menyampaikan untuk dilakukan prima yang kontribusi misi rumah organisasi responsive
di Rumah Sakit maksud serta tujuan tindakan mencerminkan nilai sakit no 1 yaitu perawat harus
selanjutnya dasar etika publik dan mewujudkan siap tanggap
komitmen mutu pelayanan otak dan terhadap kebutuhan
sistem persarafan pasien dan keluarga
2. Menanyakan pada 2. Ceklist 2. Pada saat bertanya pada bermutu tinggi dan dan sikap memberi
keluarga tentang pemahaman keluarga saya terjangkau oleh pelayanan penuh
pengetahuan penyakit awal pasien dan melakukannya dengan semua lapisan terhadap pasien (
pasien keluarga di sopan, sabar dan empati masyarakat Attentive ) setelah
form edukasi sehingga data dilakukan pengkajian
didapatkan dengan pemahaman awal
optimal, hal ini pasien dan keluarga

21
merupakan nilai etika
publik dan komitmen
mutu

3. Menanyakan pada 3. Checklist 3. Pengkajian pengetahuan


keluarga pasien pemahaman keluarga merupakan
bagaimana cara awal pasien dan usaha awal untuk
mencegah pasien keluarga di memberi pelayanan
supaya tidak jatuh form edukasi yang tepat sesuai
kebutuhan pasien, saya
sedang menerapkan
nilai dasar komitmen
mutu

4. Beri apresiasi untuk 4. Pasien dan 4. Mengangkat nilai


jawaban yang keluarga merasa kekeluargaan dan peduli
diberikan pasien dan dihargai terhadap sesama
keluarga merupakan nilai
nasionalisme. Saya
memberikan feedback
kepada keluarga dan
pasien merupakan
bagian dari pelayanan
prima menunjukkan
nilai dasar komitmen
mutu

5. Memberi penilaian 5. Menentukan 5. Setelah dilakukan


dari hasil metode edukasi pengkajian awal, saya
pemahaman awal (checklist form menentukan langkah
pasien dan keluarga edukasi) yang sudah
direncanakan. .
Mendokumentasikan
data hasil pengkajian
dengan benar artinya

22
saya melaksanakan
aspek akuntabilitas
dan komitmen mutu

5. Melakukan pemberian 1. Menyiapkan bahan 1. Leaflet dan 1. Kegiatan ini Memberikan edukasi Kegiatan ini
edukasi pencegahan untuk edukasi papan fall risk merupakan bagian dari pada pasien dan menguatkan nilai
pasien jatuh pada sudah tersedia tanggung jawab keluarga untuk organisasi melayani
keluarga pasien pearawat sebagai mendukung misi no 2 pasien dengan tulus
pemberi edukasi mewujudkan ( benevolent ),
merupakan nilai dasar pendidikan dan memberi perhatian
akuntabilitas penelitian yang penuh ( Attentive )
mampu memberikan dan mengikuti
2. Melakukan persiapan 2. Waktu edukasi 2. sikap hormat, sopan kontribusi perkembangan ilmu
pasien dan keluarga sudah disepakati dan santun merupakan pemecahan masalah (Innovative)
pasien (kontrak sikap ASN yang otak dan sistem
waktu ) menunjukkan nilai persarafan di
etika publik. Tingkat Nasional dan
Ketepatan waktu Internasional dan
merupakan bagian dari misi no 3
pelayanan prima untuk mewujudkan
menjaga komitmen penapisan IPTEK di
mutu bidang ilmu
kesehatan otak dan
3. Melakukan cuci 3. Cuci tangan 3. perawat bertanggung sistem persarafan
tangan dengan dilakukan sesuai jawab menjaga
handrub dengan 6 kebersihan dan
langkah benar kesehatan pasien
cuci tangan (pencegahan infeksi
nosokomial)
merupakan nilai
akuntabilitas dan
komitmen mutu.

4. Melaksanakan 4. Keluarga pasien 4. melaksanakan peran


edukasi dengan teredukasi dan perawat sebagai

23
media leaflet dan mengisi form edukator
penyimpanan papan pemberian menunjukkan nilai
fall risk di meja edukasi dasar akuntabilitas,
pasien peduli terhadap
sesama, memberi
informasi dengan
benar, berbicara
dengan bahasa
Indonesia dengan baik
saya menerapkan nilai
nasionalisme, ketika
saya memberi
pelayanan sesuai
kebutuhan pasien
brarti saya sedang
melaksanakan nilai
komitmen mutu.

5. Melakukan evaluasi 5. Checklist 5. Saya akan menilai


pemberian edukasi evaluasi pada kembali kemampuan
form pemberian keluarga menangkap
edukasi informasi yang telah
diberikan. Saya akan
mendengar dengan
sabar dan peduli, saya
sedang memberikan
pelayanan prima yang
bagian dari nilai etika
publik dan komitmen
mutu.

6. Mendokumentasikan 6. Checklist form 6. Saya menerapkan nilai


kegiatan edukasi monitoring dasar akuntabilitas
yang telah pencegahan dengan
dilaksanakan jatuh mendokumentasikan

24
apa yang dilaksanakan

6. Melakukan monitoring 1. Memonitor keadaan 1. Form 1. Mengevaluasi hasil Melakukan kegiatan Kegiatan tersebut
dan evaluasi penerapan pasien dan monitoring kerja merupakan evaluasi untuk setiap menguatkan nilai
langkah – langkah lingkungan pasien pencegahan framework kegiatan yang organisasi
pencegahan pasien jatuh secara berkala jatuh akuntabilitas di dilakukan mendukung benevolent,
oleh keluarga Lingkungan Kerja. misi no 1 senantiasa melayani
mewujudkan pasien dengan tulus;
2. Dokumentasikan 2. Form 2. Membuat bukti pelayanan otak dan noble yaitu melayani
tingkat resiko jatuh monitoring laporan hasil kegiatan sistem persarafan dengan mulia
( rendah / sedang / pencegahan merupakan salah satu bermutu tinggi dan
tinggi ) jatuh aspek akuntabilitas terjangkau oleh
dan menjaga semua lapisan
komitmen mutu. masyarakat sehingga
Dilakukan dengan visi rumah sakit
jujur dan disiplin menjadi rumah sakit
merupakan nilai dari pusat rujukan
dasar anti korupsi nasional bidang otak
dan sistem
3. Komunikasikan 3. Form 3. Adanya kejelasan persyarafan dapat
resiko pasien jatuh monitoring tentang suatu terwujud.
saat laporan antar pencegahan informasi akan
shift jatuh menciptakan
lingkungan kerja yang
akuntabel
(akuntabilitas)

7. Melakukan evaluasi 1. Observasi 1. Hasil observasi 1. Saya melakukan Melakukan kegiatan Kegiatan tersebut
penggunaan media penggunaan media (Foto dan form evaluasi apakah media evaluasi untuk setiap menguatkan nilai
edukasi oleh perawat edukasi) efektif untuk kegiatan yang organisasi
digunakan untuk dilakukan mendukung responsive, selalu
pelayanan. Saya misi no 1 siap tanggap
melaksanakan nilai mewujudkan
komitmen mutu pelayanan otak dan
sistem persarafan

25
2. Melakukan 2. Kertas saran 2. Saya pro aktif bermutu tinggi dan
wawancara kepada menanyakan terjangkau oleh
rekan perawat bagaimana kualitas semua lapisan
tentang penggunaan dan hasil penggunaan masyarakat sehingga
media media oleh rekan, visi rumah sakit
mencerminkan rasa menjadi rumah sakit
tanggung jawab saya pusat rujukan
dan meningkatkan nasional bidang otak
mutu pelayanan dan sistem
( akuntabilitas dan persyarafan dapat
komitmen mutu ) terwujud.

3. Meminta masukan 3. Kertas saran 3. Menghargai


dari rekan perawat komunikasi,
yang telah konsultasi dan kerja
menggunakan media sama (etika publik).
Meminta saran dari
rekan merupakan
usaha saya untuk
memperbaiki mutu
kinerja
(komitmen mutu)

26
G. WAKTU DAN TEMPAT AKTUALISASI

Kegiatan Aktualisasi ini akan dilakukan mulai tanggal 9 April 2018 sampai dengan
10 Agustus 2018 bertempat di Ruang Rawat Inap 7A RS Pusat Otak Nasional. Di bawah
bimbingan mentor yang merupakan Kepala Bidang Keperawatan di RS Pusat Otak
Nasional Ibu MG. Enny Mulyatsih, M.Kep, Sp.KMB, Kepala Ruangan, dan kerjasama
dengan rekan sesama perawat di Ruang Rawat Inap 7A. Tabel pelaksanaan kegiatan
aktualisasi terlampir.

27
Jadwal Kegiatan Aktualisasi

NO KEGIATAN APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS


2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2
1. Berdiskusi dengan atasan mengenai realisasi gagasan
pemecahan isu dan materi yang akan dimasukkan ke
leaflet
a. Berkonsultasi langsung dengan atasan ( mentor )
tentang materi yang akan dimasukkan ke dalam
leaflet
b. Menyampaikan kepada kepala ruangan tentang
kegiatan selama masa aktualisasi
c. Berdiskusi dan berkoordinasi untuk mendapatkan
dukungan dari kepala ruangan dan rekan kerja
2. Membuat leaflet dan papan fall risk tentang
pencegahan pasien jatuh
a. Membuat konsep pembuatan leaflet dan papan
fall risk di kertas
b. Membuat konsep leaflet dan papan fall risk di
komputer menggunakan coral draw
c. Mengajukan rancangan kepada atasan
d. Memperbaiki rancangan bila ada koreksi
e. Mencetak hasil dan memperbanyak rancangan
leaflet dan papan fall risk
3. Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat
( perawat ) bahwa sudah ada media edukasi
pencegahan pasien jatuh
a. Mensosialisasikan saat operan dinas perawat 2
hari berturut – turut
b. Melakukan dokumentasi dalam buku operan dinas
perawat

28
c. Menyimpan leaflet dan papan fall risk di tempat
yang terlihat oleh seluruh perawat
4. Mengkaji pengetahuan keluarga pasien tentang
pencegahan pasien jatuh di Rumah Sakit
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud serta tujuan
b. Menanyakan pada keluarga tentang pengetahuan
penyakit pasien
c. Menanyakan pada keluarga pasien bagaimana
cara mencegah pasien supaya tidak jatuh
d. Beri apresiasi untuk jawaban yang diberikan
pasien dan keluarga
e. Memberi penilaian dari hasil pemahaman awal
pasien dan keluarga
5. Melakukan pemberian edukasi pencegahan pasien
jatuh pada keluarga pasien
a. Menyiapkan bahan untuk edukasi
b. Melakukan persiapan pasien dan keluarga pasien
(kontrak waktu )
c. Melakukan cuci tangan dengan handrub
d. Melaksanakan edukasi dengan media leaflet dan
penyimpanan papan fall risk di meja pasien
e. Melakukan evaluasi pemberian edukasi
f. Mendokumentasikan kegiatan edukasi yang telah
dilaksanakan
6. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan
langkah – langkah pencegahan pasien jatuh oleh
keluarga
a. Memonitor keadaan pasien dan lingkungan pasien
secara berkala
b. Dokumentasikan tingkat resiko jatuh
( rendah / sedang / tinggi )

29
c. Komunikasikan resiko pasien jatuh saat laporan
antar shift
7. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh
perawat
a. Observasi penggunaan media
b. Melakukan wawancara kepada rekan perawat
tentang penggunaan media
c. Meminta masukan dari rekan perawat yang telah
menggunakan media

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. AKTUALISASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS

Aktualisasi Nilai dasar profesi PNS dilakukan penulis di Ruang Rawat Inap 7A
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Kegiatan berlangsung mulai tanggal 9 April 2018 s.d.
10 Agustus 2018. Selama pelaksanaan kegiatan, saya melakukan konsultasi atau
bimbingan dengan Mentor. Adapun kegiatan yang dilaksanakan merupakan langkah –
langkah pemecahan isu yang sudah diangkat.

B. LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

KEGIATAN 1

Kegiatan Berdiskusi dengan atasan mengenai realisasi gagasan pemecahan


isu, dan bahan materi yang akan dimasukkan ke dalam leaflet dan
lembar balik.
Tanggal 18 April 2018, 19 April 2018, 2 Mei 2018, 4 Mei 2018, 6 Mei
2018
Tahapan Kegiatan a. Membuat rangkuman materi tentang risiko jatuh dari berbagai
sumber seperti jurnal dan SPO
b. Berkonsultasi langsung dengan mentor tentang materi yang
akan dimasukkan ke dalam leaflet dan lembar balik.
c. Menyampaikan kepada kepala ruangan dan meminta
dukungan dari rekan perawat tentang kegiatan selama masa
aktualisasi.
d. Merekap jumlah kejadian pasien jatuh pada laporan insiden
Daftar Lampiran Lampiran 1 :
1.1 Foto form pengendalian mentor
1.2 Foto SPO pengkajian dan penatalaksanaan pasien resiko jatuh
1.3 Foto saat konsultasi dengan kepala ruangan
1.4 Foto materi Pasien dengan Resiko Jatuh

31
1.5 Data Insiden Pasien Jatuh di Ruang 7A
1.6 Surat dukungan dari rekan kerja
1. URAIAN KEGIATAN :

Pada kegiatan ini saya berdiskusi dengan mentor tentang gagasan pemecahan
isu yaitu membuat leaflet dan lembar balik yang berjudul “Pencegahan Pasien
Jatuh,” dibahas juga materi yang akan dimasukkan dalam media. Saya berkonsultasi
dengan mentor yang merupakan atasan di tempat bekerja dengan sikap sopan
dengan membuat janji sebelumnya (nilai dasar etika publik). Sebelum bertemu
mentor, sebelumnya saya telah membawa rangkuman materi review tentang
keselamatan pasien (patient safety) dimana kegiatan mengurangi risiko cedera
pasien akibat terjatuh merupakan salah satu poin dari 6 (enam) sasaran keselamatan
pasien, serta rangkuman materi penatalaksanaan pasien dengan risiko jatuh. Adapun
materi tersebut saya dapatkan dari membaca beberapa jurnal dan SPO yang
digunakan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yaitu SPO tentang pengkajian
pasien resiko jatuh, SPO monitoring dan tindakan pencegahan jatuh pada pasien
dewasa dan lanjut usia. Mengumpulkan materi dengan sumber terpercaya
merupakan penerapan nilai dasar akuntabilitas.
Selain dengan mentor saya juga berkonsultasi dengan kepala ruangan tentang
kegiatan yang akan dilakukan pada masa off campus (sikap menghargai atasan yaitu
etika publik) dan meminta dukungan dari rekan kerja supaya kegiatan aktualisasi
dapat berjalan dengan baik, karena dalam kegiatan aktualisasi nanti rekan kerja
akan diajak untuk berpartisipasi menggunakan media edukasi yang dibuat (sikap
komunikasi dan kerja sama merupakan nilai dasar etika publik). Dukungan dari
rekan ditunjukkan dengan perwakilan perawat yaitu kepala ruangan dan empat
perawat primer mengisi surat dukungan.
Saat berdiskusi, Mentor menyarankan agar mencari data tentang jumlah
insiden pasien jatuh di Rumah Sakit terutama di Ruang 7A yang dapat
melatarbelakangi diambilnya isu “Belum Optimalnya Pemberian Edukasi pada
Keluarga dan Pasien dengan Resiko Jatuh di Ruang 7A RS Pusat Otak Nasional.”
Dalam hal ini saya berkolaborasi dengan perwakilan Tim PMKP RSPON di unit
saya bekerja untuk merekap laporan insiden tim PMKP Ruang Ranap 7A Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional periode Januari 2017 s.d. April 2018. Dimana hasilnya

32
dari seratus berbagai kejadian insiden terdapat sepuluh laporan insiden terkait
pasien jatuh selama perawatan (10%). Adanya pelaporan kinerja berupa data
merupakan nilai dasar akuntabilitas. Adanya data yang akurat dapat dijadikan
dasar untuk menghasilkan produk / jasa berupa edukasi yang dibutuhkan oleh klien
dalam hal ini adalah pasien (nilai komitmen mutu).

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Berdiskusi langsung menciptakan komunikasi yang baik antara saya sebagai


peserta latsar dan mentor sebagai pembimbing. Sehingga tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan dapat tersampaikan. Perawat lain sebagai rekan kerja ikut
dilibatkan dalam kegiatan aktualisasi agar kegiatan pemberian edukasi pada pasien
resiko jatuh dapat lebih optimal dilaksanakan. Hal ini memberi kontribusi terhadap
misi rumah sakit no 1, “Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persyarafan
bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua masyarakat” dan penguatan nilai
responsive yaitu siap tanggap dengan masukkan yang diberi atasan dan attentive
yaitu memberi perhatian penuh pada kebutuhan pasien dan keluarga.

KEGIATAN 2

Kegiatan Membuat leaflet dan lembar balik tentang pencegahan pasien


jatuh
Tanggal 10 Mei 2018, 15 Mei 2018, 30 Mei 2018, 4 Juni 2018, 8 Juni
2018
Tahapan Kegiatan 1. Membuat konsep leaflet dan lembar balik.
2. Mengajukan desain leaflet dan lembar balik kepada mentor.
3. Melakukan perbaikan desain setelah dikoreksi oleh mentor.
4. Mencetak leaflet dan lembar balik.
Daftar Lampiran Lampiran :
2.1 foto desain awal media
2.2 foto saat pengajuan desain media pada mentor
2.3 foto saat mencetak leaflet dan lembar balik

33
1. URAIAN KEGIATAN :

Pada kegiatan 2, setelah mengumpulkan materi dari jurnal dan SPO,


kemudian bersama mentor menentukan materi yang akan dimasukkan ke dalam
media. Adapun materinya yaitu pengertian jatuh, faktor resiko jatuh, komplikasi
jatuh, tindakan pencegahan pasien jatuh, waktu pengkajian resiko, pedoman
monitoring, dan hal yang harus dilakukan pasien dan keluarga untuk mencegah
jatuh. Kemudian tahap selanjutnya adalah saya membuat konsep desain leaflet
menggunakan program microsoft office publisher dan photoshop serta lembar balik
dengan menggunakan program microsoft office power point. Saya membuat desain
media dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan arahan dan materi yang didapat.
Media dibuat dengan menarik dengan memasukkan beberapa gambar agar mudah
dimengerti (bekerja dengan tanggung jawab dan mengikuti arahan atasan
menunjukkan nilai dasar akuntabilitas) Setelah desain selesai lalu diajukan pada
mentor untuk dikoreksi. Dari dua desain leaflet yang dibuat dipilih satu desain yang
dianggap lebih rapi dan menarik. proses koreksi media ini dilakukan sebanyak dua
kali. Saya melakukan perbaikan desain sesuai saran mentor dan mengajukan
kembali pada mentor (menghargai komunikasi merupakan nilai dasar etika publik).
Isi media dibuat menarik dengan adanya gambar-gambar supaya mudah dipahami.
Menghasilkan produk yang baik merupakan nilai dasar komitmen mutu. Tahap
akhir pembuatan media adalah mencetak media. Pada proses pencetakan ini saya
mengalamai sedikit hambatan, dimana mentor menyarankan untuk memperbanyak
media leaflet melaui Tim PKRS, sedangkan hal ini membutuhkan waktu yang lama.
Maka solusi yang saya ambil adalah dengan mencetak media edukasi sendiri agar
proses kegiatan memberikan edukasi dengan menggunakan media dapat segera
terlaksana. Hal ini merupakan upaya tanggung jawab saya dalam merealisasikan
semua tahapan kegiatan aktualisasi saya ( nilai dasar akuntabilitas). Proses
mencetak media saya lakukan beberapa tahap. Tahap pertama mencetak lembar
balik dan leaflet di percetakan. Tahap selanjutnya saya mencetak leaflet
menggunakan printer dikarenakan kebutuhan yang cukup banyak. Kurang lebih 50
leaflet sudah saya cetak.

34
2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI
ORGANISASI

Dengan dibuatnya media edukasi pencegahan pasien jatuh diharapkan pasien


dan keluarga dapat memahami tentang langkah-langkah pencegahan pasien jatuh
dan dapat meningkatkan pelayanan di RS Pusat Otak Nasional. Sesuai misi no 2
“Mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan
kontribusi pada pemecahan masalah otak dan sistem persyarafan di tingkat
nasional dan internasional” dan misi no. 3 “Mewujudkan penapisan IPTEK di
bidang ilmu kesehatan otak dan sistem persarafan”. Hal ini menguatkan nilai
organisasi yaitu innovative dengan mengikuti perkembangan ilmu.

KEGIATAN 3

Kegiatan Melakukan sosialisasi kepada rekan perawat bahwa sudah ada


media edukasi pencegahan pasien jatuh
Tanggal 15 Juni 2018 dan 18 Juni 2018
Tahapan Kegiatan 1. Melaporkan pada kepala ruangan media yang sudah dicetak
2. Mensosialisasikan saat serah terima dinas perawat
3. Menyimpan leaflet dan lembar balik di tempat yang terlihat
Daftar Lampiran 3.1 foto saat melaporkan media pada kepala ruangan
3.2 foto saat sosialisasi media pada rekan perawat
3.3 foto daftar hadir sosialisasi
3.4 foto penyimpanan leaflet dan lembar balik
1. URAIAN KEGIATAN :

Saat media leaflet dan lembar balik selesai dicetak, saya melaporkan terlebih
dahulu pada kepala ruangan sebelum melakukan sosialisasi pada rekan perawat
lainnya. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan kepada rekan perawat di Ruang Ranap
7A. Saya melakukan kontrak waktu setelah selesai serah terima dinas perawat
selama kurang lebih 10 - 15 menit. Dalam hal ini saya menyampaikan tujuan
dibuatnya media edukasi ini, dan meminta rekan untuk turut menggunakan media
tersebut. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebanyak dua kali dengan harapan rekan

35
dari shift kerja yang berbeda dapat tersosialisasi. Pada sosialisasi pertama diikuti
oleh 10 perawat dan pada sosialisasi kedua diikuti oleh 9 perawat. Terdapat
hambatan untuk melakukan sosialisasi seluruh rekan dalam 2 kali pertemuan. Dari
27 perawat yang diharapkan dapat tersosialisasi dan turut menggunakan media ini
baru 19 perawat yang mengikuti kegiatan sosialisasi dikarenakan perbedaan jadwal
dinas dan sedang cuti. Solusinya adalah sosialisasi kepada 9 perawat lainnya
kemudian saya lakukan secara pribadi saat bertemu di tempat kerja. Dalam kegiatan
sosialisasi ini saya menjunjung nilai kekeluargaan karena perawat bekerja secara
tim, melakukan komunikasi dengan bahasa yang sopan dan berbahasa Indonesia
merupakan nilai dasar nasionalisme dan etika publik.
Setelah melakukan kegiatan sosialisasi saya menyimpan leaflet di tempat
penyimpanan leaflet (menjaga mutu kualitas produk). Kemudian media diletakkan
di tempat yang terlihat yaitu di atas meja nurse station agar terlihat saat akan
digunakan .

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Setelah saya melakukan sosialisasi adanya media edukasi pencegahan pasien


jatuh, diharapkan rekan perawat dapat ikut serta menggunakan media tersebut
sebagai sarana edukasi sehinggan pemberian edukasi dapat dilaksanakan lebih
optimal. Sehingga insiden pasien jatuh karena kurangnya pengetahuan pasien dan
keluarga dapat dihindari. Hal ini berkontribusi pada misi rumah sakit nomer 1, “
mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan
terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”. Dan menguatkan nilai organisasi
benevolent (melayani pasien dengan tulus) dan resposive, selalu siap tanggap.

KEGIATAN 4

Kegiatan Mengkaji resiko dan pengetahuan pasien dan keluarga tentang


pencegahan pasien jatuh di Rumah Sakit
Tanggal Saat penerimaan pasien baru dan adanya perubahan keadaan
pasien
Tahapan Kegiatan 1. Memberi salam, memperkenalkan diri dan menyampaikan

36
maksud serta tujuan.
2. Melakukan pengkajian pasien resiko jatuh dan menilai
tingkatan resikonya.
3. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara
pencegahan pasien jatuh di Rumah Sakit.
4. Memberi apresiasi untuk jawaban yang diberikan pasien dan
keluarga.
5. Mendokumentasikan tingkat resiko dan pengetahuan awal
pasien dan keluarga
Daftar Lampiran 4.1 hasil pengkajian pasien resiko jatuh
4.2 Dokumentasi pengkajian tingkat pemahanan awal pada
formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi
1. URAIAN KEGIATAN :

Setiap akan melakukan suatu tindakan termasuk saat akan melakukan


pengkajian, saya membiasakan diri untuk mengucapkan salam, memperkenalkan
diri dan menyampaikan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan (nilai
dasar etika publik dan komitmen mutu). Hal ini akan membuat pasien dan
keluarga merasa nyaman serta dihargai dampaknya akan terbina kepercayaan pada
perawat.
Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, saya melakukan pengkajian
diantaranya mengkaji tingkat resiko jatuh, seperti usia, riwayat jatuh sebelumnya,
aktivitas, mobilisasi, obat-obatan yang digunakan, dll. Pengkajian ini dilakukan
untuk mengetahui skor tingkatan resiko yang dialami pasien dan menentukan
tindakan pencegahan yang akan dilakukan. Untuk pasien yang baru yang dirawat,
pengkajian resiko jatuh ini dilakukan bersamaan dengan pengkajian lainnya seperti
pemeriksaan fisik, pola aktivitas sehari-hari, dan lainnya. Setelah skor tingkatan
resiko diketahui, kemudian saya menanyakan pengetahuan tentang pencegahan
pasien jatuh di Rumah Sakit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal
pasien dan keluarga apakah sudah paham, hanya perlu edukasi ulang atau materi ini
merupakan hal yang baru bagi pasien dan keluarga. Memberi apresiasi pada
jawaban yang diberikan pasien dan keluarga (menjunjung nilai kemanusiaan
merupakan nilai dasar nasionalisme) serta dokumentasikan tingkat resiko serta

37
pemahaman pasien dan keluarga di lembar pengkajian pasien resiko jatuh dan
formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi (nilai dasar akuntabilitas)

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Maanfaat dilakukannya pengkajian adalah untuk mengetahui tingkat resiko


dan pemahaman awal pasien untuk menentukan monitoring dan tindakan
pencegahan jatuh dan metode pemberian edukasi sesuai kebutuhan pasien dan
keluarga. Hal ini berkontribusi pada misi rumah sakit no. 1, “Mewujudkan
pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat” dan mencerminkan nilai organisasi responsive yaitu
perawat harus siap tanggap terhadap kebutuhan pasien dan keluarga serta sikap
memberi pelayanan penuh terhadap pasien (attentive).

KEGIATAN 5

Kegiatan Memberi edukasi tentang pencegahan pasien jatuh pada pasien


dan keluarga dengan menggunakan media
Tanggal 10 Juni 2018, 12 Juni 2018, 18 Juni 2018, 23 Juni 2018,
8 Juli 2018, 11 Juli 2018, 12 Juli 2018, 17 Juli 2018, 23 Juli 2018,
27 Juli 2018, 29 Juli 2018, 5 Agustus 2018
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan media edukasi.
2. Melakukan persiapan pasien dan keluarga (kontrak waktu).
3. Melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien.
4. Memberikan edukasi tentang pencegahan pasien jatuh
menggunakan media leaflet dan lembar balik.
5. Melakukan evaluasi setelah pemberian edukasi.
6. Mendokumentasikan kegiatan edukasi yang telah
dilaksanakan.
Daftar Lampiran 5.1 foto persiapan media edukasi
5.2 foto saat hand hygiene menggunakan hand rub
5.3 foto saat memberikan edukasi
5.4 foto keluarga saat mendemonstrasikan cara mencegah pasien

38
jatuh
5.5 Dokumentasi pada formulir edukasi pasien dan keluarga
terintegrasi
1. URAIAN KEGIATAN :

Tahap pemberian edukasi dimulai dengan menyiapkan media yang digunakan


yaitu lembar balik dan leaflet. Disiapkan juga penanda pasien resiko jatuh seperti
klip kuning dan segi tiga tanda resiko jatuh untuk pasien dengan tingkat resiko jatuh
sedang dan tinggi (komitmen mutu). Setelah itu lakukan persiapan pasien dan
keluarga (kontrak waktu sekitar 10-15 menit) agar pasien dan keluarga siap
menerima materi yang akan diberikan (etika publik). Sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien, saya melakukan hand hygiene menggunakan
air atau hand rub untuk menghindari infeksi nosokomial (hal ini mencerminkan
sikap menjunjung nilai kemanuasiaan dan menjaga mutu pelayanan termasuk nilai
dasar nasionalisme dan komitmen mutu).
Setelah semua siap, dilakukan pemberian edukasi tentang pencegahan pasien
jatuh. Saya menjelaskan materi dengan menggunakan media lembar balik, serta
mendemonstrasikan beberapa tindakan pencegahan pasien jatuh. (dalam hal ini saya
melaksanakan tanggung jawab sebagai edukator merupakan nilai akuntabilitas.
Saya berbicara secara komunukatif menggunakan bahasa indonesia yang dapat
dimengerti pasien merupakan nilai nasionalisme). Setelah materi dijelaskan
kemudian saya melakukan evaluasi kegiatan dengan bertanya kembali tentang
materi yang sudah disampaikan, dan saya juga meminta pasien dan keluarga
mendemonstrasikan kembali beberapa tindakan pencegahan pasien jatuh (menilai
mutu edukasi yang telah diberikan). Tahapan kegiatan evaluasi terkadang tidak
dapat dilakukan langsung setelah pemberian edukasi dikarenakan kondisi pasien
yang tidak memungkinkan, saya melakukan evaluasi pada pertemuan berikutnya
sambil melakukan tindakan monitoring. Di akhir sesi edukasi, leaflet diberikan pada
pasien dan keluarga untuk dibaca kembali, terutama bagi penunggu pasien yang
tidak tetap agar informasi bisa tersampaikan.
Setelah memberikan edukasi, saya melakukan dokumentasi kegiatan edukasi
berupa tanggal dilakukannya edukasi, metode edukasi yang digunakan dan hasil
evaluasi kegiatan pada formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi (adanya

39
dokumentasi hasil kerja merupakan nilai akuntabilitas).

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Pelaksanaan pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan


keluarga tentang langkah-langkah pencegahan pasien jatuh dan dapat meningkatkan
pelayanan di RS Pusat Otak Nasional. Mendukung misi rumah sakit no. 2 yaitu
“mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi
pemecahan masalah otak dan sistem persarafan di tingkat nasional dan
internasional” serta misi no. 3 “Mewujudkan penapisan IPTEK di bidang ilmu
kesehatan otak dan sistem persarafan”. Menguatkan nilai organisasi benevolent
(melayani pasien dengan tulus), attentive (memberi perhatian penuh terhadap
pasien) dan innovative (mengikuti perkembangan ilmu).

KEGIATAN 6

Kegiatan Melakukan monitoring dan tindakan pencegahan pasien jatuh


Tanggal Setiap hari dinas
Tahapan Kegiatan 1. Memonitor keadaan pasien dan lingkungan pasien secara
berkala.
2. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan sesuai dengan
tingkatan resiko pasien.
3. Komunikasikan resiko pasien jatuh saat laporan antar shift.
Daftar Lampiran 6.1 Form monitoring dan tindakan pencegahan jatuh
6.2 Pendokumentasian diagnosa resiko jatuh di catatan integrasi
1. URAIAN KEGIATAN :

Saya melakukan monitoring dan tindakan pencegahan pasien jatuh dilakukan


selama pasien dirawat. Tindakan pencegahan pasien jatuh disesuaikan dengan
tingkatan resiko jatuh masing-masing pasien. Adapun pendokumentasian kegiatan
monitoring disesuaikan dengan tingkatan resiko, satu kali sehari untuk pasien resiko
rendah, setiap shift untuk pasien resiko sedang dan dua kali dalam setiap shift untuk
pasien resiko tinggi. Dokumentasi dilakukan pada form monitoring pencegahan

40
jatuh dengan cara memberi tanda “√“ pada kolom sesuai tindakan yang dilakukan
(nilai akuntabilitas). Untuk pasien dengan tingkatan resiko sedang dan tinggi
terutama dengan keadaan pasien yang gelisah saya mengkomunikasikan dengan
rekan saat melakukan pergantian shift dan mendokumentasikan dalam catatan
integrasi (akuntabilitas). Melakukan monitoring tindakan yang sedang dilakukan
merupakan perwujudan nilai dasar komitmen mutu.

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Monitoring dan tindakan pencegahan pasien jatuh dilakukan untuk


mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan dan tindakan yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan pasien. Hal ini berkontribusi pada misi rumah sakit no. 1,
“Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan
terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”. Kegiatan tersebut menguatkan nilai
organisasi benevolent senantiasa melayani pasien dengan tulus dan noble melayani
dengan mulia.

KEGIATAN 7

Kegiatan Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh perawat


Tanggal 24 – 27 Juni 2018, 17 – 18 Juli 2018
Tahapan Kegiatan 1. Observasi penggunaan media.
2. Membuat kuesioner evaluasi penggunaan media.
Daftar Lampiran 7.1 Foto Pengggunaan media edukasi oleh rekan perawat
7.2 Hasil kuesioner evaluasi pemberian edukasi pencegahan
pasien jatuh dengan menggunakan media
1. URAIAN KEGIATAN :

Penggunaan media edukasi tidak hanya digunakan oleh saya tapi juga
mengajak rekan rekan sesama perawat untuk menggunakannya. Hal ini diperlukan
agar tujuan pembuatan media untuk mengoptimalkan pemberian edukasi bagi
pasien dan keluarga dapat terwujud. Dalam hal ini saya melakukan observasi
penggunaan media oleh rekan dengan bukti dokumentasi penggunaan media dalam

41
formulir pemberian edukasi pasien dan keljuarga terintegrasi. Pada kegiatan ini saya
menghargai komunikasi dan kerja sama dalam unit kerja dan mengutamakan adanya
kegiatan dokumentasi kerja (nilai dasar etika publik dan akuntabilitas).
Setelah rekan memberikan edukasi dengan menggunakan media, saya
melakukan evaluasi dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dalam kertas
kuesioner tentang evaluasi pemberian edukasi dengan menggunakan media. Apakah
media yang dibuat apakah dapat meningkatkan tingkat pemahaman pasien dan
keluarga dan apakah dapat membantu perawat lebih optimal dalam memberikan
edukasi. Responden adalah 15 (lima belas) rekan yang telah menggunakan media
pada saat pemberian edukasi. Hasil dari kouesioner sederhana yang saya buat
adalah dari 15 responden yang mengisi kuesioner didapat hasil, sebanyak 11
responden (73%) menggunakan leaflet sebagai media edukasi dan 4 responden
(27%) menggunakan lembar balik dan leaflet sebagai media edukasi. Dari 15
responden yang melakukan pengkajian tingkat awal pemahaman pasien/keluarga
tentang pencegahan pasien jatuh, didapatkan hasil sebanyak 3 orang (20%) pernah
mendapatkan edukasi namun memerlukan edukasi ulang dan sebanyak 12 orang
(80%) merupakan hal baru. Dari 15 responden yang mengevaluasi tingkat
pemahaman pasien dan keluarga setelah dilakukan pemberian edukasi
menggunakan media, didapatkan hasil sebanyak 9 orang (60%) dapat
mendemonstrasikan kembali tindakan pencegahan pasien jatuh, dan sebanyak 6
orang (40%) sudah mengerti materi yang telah disampaikan. Dari keseluruhan
pasien/keluarga yang diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang
pencegahan pasien jatuh yang dibuktikan dengan mampu mendemonstrasikan
kembali hal yang telah disampaikan. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk
untuk mendapatkan data untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh pasien
dan keluarga agar senantiasa memberikan layanan yang berdaya guna
(akuntabilitas dan komitmen mutu).

2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI


ORGANISASI

Melibatkan rekan kerja dalam menggunakan media diharapkan dapat


mengoptimalkan tujuan pemberian edukasi. Sehingga resiko pasien jatuh karena
kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga dapat dihindari bersama – sama. Hal

42
ini mendukung misi rumah sakit no. 1, “ mewujudkan pelayanan otak dan sistem
persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”
serta menguatkan nilai organisasi responsive, selalu siap tanggap

KEGIATAN 8

Kegiatan Mengajukan contoh media edukasi kepada Tim Promosi


Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS )
Tanggal 24 Juli 2018
Tahapan Kegiatan 1. Membuat surat pengantar
2. Mengajukan contoh media edukasi pada Tim PKRS RSPON
Daftar Lampiran 8.1 surat pengantar untuk Tim PKRS RSPON
8.2 foto pengajuan contoh media edukasi kepada tim PKRS
RSPON
8.3 foto surat tanda terima dari Tim PKRS RSPON
1. URAIAN KEGIATAN

Penggunaan media edukasi pencegahan pasien jatuh telah saya gunakan untuk
edukasi di unit kerja Ruang Ranap 7A. Sesuai arahan mentor untuk memperbanyak
media leaflet di bagian Adum. Saya lalu membuat surat pengantar pengajuan contoh
media edukasi disertai lampiran media dan soft copy media untuk dilakukan
penyesuaian. Surat saya buat dengan diketahui Kepala Ruangan untuk diserahkan
pada Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RS Pusat Otak Nasional.
Membuat surat resmi atas nama pribadi digunakan untuk menyampaikan informasi
yang bersifat formal kepada unit kerja lain. Ditulis dengan bahasa sopan dan sesuai
kaidah pembuatan surat resmi. Dalam hal ini saya menerapkan nilai etika publik.
Selanjutnya saya menyerahkan surat beserta lampiran kepada perwakilan Tim
PKRS RSPON dengan bukti tanda terima dari Tim PKRS RSPON. Saya
mengharapkan media dapat digunakan secara luas di semua unit perawatan Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional sehingga dapat membantu meningkatkan pelayanan.
(nilai komitmen mutu)

43
2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI
ORGANISASI

Bekerja sama dengan tim lain guna meningkatkan mutu pelayanan, hal ini
mendukung misi rumah sakit no. 1, “Mewujudkan pelayanan otak dan sistem
persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”
sehingga visi rumah sakit “Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional
Bidang Otak dan Persyarafan” dapat terwujud. Dan menguatkan nilai organisasi
attentive, memberi perhatian penuh terhadap pasien dan noble yaitu melayani
dengan mulia.

C. REALISASI AKTUALISASI

Tabel Realiasasi Aktualisasi

NO KEGIATAN RENCANA REALISASI KETERANGAN


1. Berdiskusi dengan Rencana awal Media yang dibuat Kegiatan
atasan mengenai berdiskusi dengan menjadi leaflet dan terealisasi dengan
realisasi gagasan mentor tentang lembar balik. perubahan
pemecahan isu, dan realisasi pemecahan Materi didapatkan pembuatan media
bahan materi yang isu dengan membuat dari jurnal dan papan fall risk
akan dimasukkan ke leaflet dan papan SPO yang berlaku menjadi lembar
dalam leaflet dan fall risk dan materi di RS Pusat Otak balik dikarenakan
lembar balik. yang akan Nasional fungsi dari papan
dimasukkan. fall risk sebagai
penanda resiko
jatuh sudah
dipenuhi oleh
pihak rumah
sakit.
Terdapat 3 tahapan Terdapat 4 tahapan Tahapan kegiatan
kegiatan kegiatan dimana terealisasi

44
melaporkan
kegiatan
aktualisasi kepada
kepala ruangan dan
meminta dukungan
dari rekan perawat
digabung menjadi
1 kegiatan.
terdapat 2
tambahan tahapan
kegiatan yaitu
merangkum materi
tentang resiko
jatuh dari berbagai
sumber dan
merekap data
kejadian pasien
jatuh dari laporan
insiden
Jadwal rencana 18 April 2018 s.d. Terlaksana sesuai
kegiatan bulan April 6 Mei 2018 jadwal
minggu ke-3 dan ke-
4 sampai bulan Mei
minggu ke-1
2. Membuat leaflet dan Rencana awal Kegiatan dapat Kegiatan
lembar balik tentang pembuatan desain di terlaksana. Dengan terealisasi dengan
pencegahan pasien kertas kemudian membuat desain sedikit perubahan
jatuh dibuat desain dengan langsung di
menggunakan komputer untuk
program coral draw. mengefektifkan
Media lalu diajukan proses desain.
pada mentor untuk Program komputer
dikoreksi, kemudian yang kemudian

45
setelah dikoreksi digunakan adalah
media dicetak di microsoft office
percetakan. publisher dan
microsoft power
point karena
dianggap lebih
mudah dan sudah
tersedia format
desainnya. Proses
cetak media
dilakukan beberapa
kali. Dengan
pertimbangan
efisiensi karena
kebutuhan yang
cukup banyak,
leaflet dicetak
ulang dengan
printer.
Jadwal rencana 10 Mei 2018 s.d. 8 Kegiatan
kegiatan bulan Mei Juni 2018 terlaksana
minggu ke-1 sampai dengan
minggu ke-4 menyesuaikan
jadwal revisi
dengan mentor
3. Melakukan Tahapan kegiatan 1 Tahapan kegiatan Kegiatan
sosialisasi kepada melakukan 1 diganti dengan terealisasi namun
rekan perawat bahwa sosialisasi sebanyak melapor pada ada perubahan
sudah ada media 2 kali, tahapan ke – kepala ruanagn pada tahapan
edukasi pencegahan 2 Melakukan tentang media kegiatan
pasien jatuh dokumentasi hasil yang sudah
sosialisasi. dicetak. Tahapan
kegiatan 2

46
mensosialisasikan
media saat serah
terima dinas
perawat. Kegiatan
sosialisasi
dilakukan dengan
baik secara lisan.
Jadwal rencana Tanggal 15 dan 18 Kegiatan
kegiatan bulan Juni Juni 2018 sosialisasi dapat
menggu ke-1 terlaksana namun
mundur dari
jadwal karena
menunggu media
selesai cetak dan
menunggu
kondisi unit kerja
kondusif untuk
pelaksanaan
kegiatan
sosialisasi
4. Mengkaji resiko dan Rencana awal Tahap kegiatan Kegiatan
pengetahuan pasien mengkaji mengkaji terealisasi dengan
dan keluarga tentang pengetahuan pasien pengetahuan perubahan tahap
pencegahan pasien dan keluarga tentang penyakit pasien kegiatan.
jatuh di Rumah Sakit penyakitnya dan diganti dengan
cara pencegahan mengkaji tingkat
pasien jatuh di resiko jatuh pasien
Rumah Sakit sesuai dengan SPO
penatalaksaan
pasien resiko jatuh.
Jadwal rencana Saat menerima Kegiatan dapat
kegiatan pada saat pasien baru sesuai terealisasi
menerima pasien jadwal dinas

47
baru sesuai jadwal
dinas
5. Memberi edukasi Rencana awal nama Memberi edukasi Kegiatan
tentang pencegahan kegiatan melakukan tentang teralisasi dengan
pasien jatuh pada pemberikan edukasi pencegahan pasien fokus utama
pasien dan keluarga pencegahan pasien jatuh pada pasien melakukan
dengan jatuh pada keluarga dan keluarga edukasi dengan
menggunakan media pasien dengan menggunakan
menggunakan media pada
media keluarga dan
pasien bila
memungkinkan
Jadwal rencana Dilakukan pada Kegiatan dapat
kegiatan dilakukan bulan Juni minggu terealisasi
pada bulan Juni ke-2 s.d. Agustus
minggu ke-1 s.d. minggu ke-1
minggu ke-2 bulan
Juli
6. Melakukan Rencana awal Monitoring dan Kegiatan
monitoring dan melakukan tindakan teralisasi. Untuk
tindakan pencegahan monitoring dan pencegahan pasien kegiatan evaluasi
pasien jatuh evaluasi pencegahan jatuh dilakukan pencegahan
pasien jatuh oleh sesuai tingkatan pasien jatuh oleh
keluarga. resiko dan keluarga
didokumentasikan dilakukan pada
dalam form kegiatan 7
monitoring.
Kegiatan dilakukan
setiap hari dinas.
Jadwal rencana kegiatan Kegiatan
kegiatan dilaksanakan setiap terealisasi
dilaksanakan setiap jadwal dinas
jadwal dinas

48
7. Melakukan evaluasi Rencana awal Kegiatan dapat Kegiatan
penggunaan media mengobservasi dilaksanakan. terealisasi dengan
edukasi oleh rekan penggunaan media Rekan perawat ikut perubahan output
perawat oleh rekan dan menggunakan hasil evaluasi
meminta masukan media pada saat
tentang penggunaan memberikan
media dengan edukasi dan
metode wawancara sejumlah rekan
dengan output kertas memberikan
saran. pendapat tentang
evaluasi pemberian
edukasi dengan
menggunakan
dengan cara
mengisi lembar
kuosioner evaluasi
sederhana
Jadwal rencana Dilakukan pada Kegiatan
kegiatan bulan Juni tanggal 24 – 27 terealisasi
minggu ke-3 s.d Juli Juni 2018 dan
minggu ke-4 17 – 18 Juli 2018
8. Mengajukan contoh Tidak ada kegiatan Kegiatan dapat Kegiatan
media edukasi ini di rencana awal dilaksanakan tambahan
kepada Tim Promosi diawali dengan teralisasi
Kesehatan Rumah membuat surat
Sakit ( PKRS ) pengantar untuk
mengajukan
contoh media
kemudian
memberikan
contoh media
kepada Tim PKRS

49
Jadwal rancangan Kegiatan Kegiatan
kegiatan tidak ada dilaksanakan pada tambahan
tanggal 24 Juli terealisasi
2018

50
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


diselenggarakan untuk membentuk PNS profesional dan berkarakter, yaitu PNS yang
karakternya dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, nilai – nilai dasar profesi PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta menguasai bidang
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat sehingga dapat mendorong terwujudnya pelayanan publik yang
bernilai mutu tinggi.
Laporan aktualisasi ini dibuat sebagai pelaksanaan dari rancangan kegiatan yang
telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah upaya
meningkatkan pelayanan publik dengan melaksanakan setiap tahapan kegiatan yang
dikaitkan dengan nilai dasar PNS sebagai pemecahan dari isu yang diangkat.
mengandung nilai-nilai dasar profesi PNS serta dikaitkan dengan kontribusi terhadap
visi-misi dan penguatan nilai organisasi tempat bekerja. Secara keseluruhan laporan
aktualisasi ini dapat terealisasi dengan baik, waloupun terdapat sedikit perubahan dari
kegiatan yang sudah dirancang karena menyesuaikan keadaan di unit tempat penulis
bekerja namun tidak merubah tujuan untuk proses optimalisasi pemberian edukasi. Lebih
jauhnya setelah pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, penulis dapat menerapkannya dalam
kegiatan lainnya sehari-hari dan membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi).

B. SARAN

1. Perlu adanya dukungan berupa materiil dan non materiil dari instansi tempat peserta
bekerja untuk mewujudkan kegiatan aktualisasi yang dilakukan peserta latsar
sehinggan proses pemecahan isu dapat lebih optimal.
2. Perlunya monitoring berkala untuk kegiatan-kegiatan aktualisasi yang sedang
berlangsung, tidak hanya dari instansi kerja tetapi juga dari pihak penyelenggara
Pelatihan Dasar CPNS.
3. Aktualisasi kelima nilai dasar profesi PNS ( ANEKA ) merupakan salah satu indikator
penilaian dalam pelatihan dasar CPNS. Diharapkan dapat diterapkan bagi seluruh

51
ASN sehingga nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi knowledge bagi CPNS, tetapi
sudah menjadi karakter yang akan selalu hadir dalam melakukan aktivitas pelayanan
publik.

52
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Sugeng. 2014. Pelaksanaan Program Manajemen Pasien dengan Resiko Jatuh di
Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya.Vol 28 Suplemen No 1 2014. Diambil dari
http://www.jkb.ubac.id (28 April 2018)
Sanjoto, Hari Agus. 2013. Pencegahan Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien: Sebuah
Sistematik Review. Diambildari : www.mutupelayanankesehatan.net (28 April 2018)
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan I
dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan I
dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penatalaksanaan Pasien Jatuh. Jakarta: Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penilaian Resiko Jatuh bagi Pasien Anak. Jakarta:
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penilaian Resiko Jatuh Pasien Dewasa dan Lanjut
Usia. Jakarta: Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.

53

Anda mungkin juga menyukai