AKTUALISASI Laporan SUCI
AKTUALISASI Laporan SUCI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang – undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
pemersatu bangsa. Oleh karena itu ASN mempunyai peran penting dalam rangka
mewujudkan cita – cita negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang – undang Dasar
1945. Untuk memenuhi peran tersebut diperlukan sosok ASN yang profesional di
bidangnya. Untuk mewujudkannya para ASN khususnya Calon Pegawai Negeri Sipil
( CPNS ) diharapkan dapat mengaktualisasi nilai – nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ( ANEKA ) dalam dunia
kerja maupun dalam kehidupan kesehariannya.
Dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar sesuai dengan Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara No. 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS telah diberikan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
pembentukan karakter PNS berupa Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda
Nilai-nilai Dasar PNS, Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dan Agenda
Habituasi dimana pada tahap ini peserta difasilitasi untuk melakukan proses aktualisasi
melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh dari berbagai mata
pelatihan pada masa On Campus. Peserta sebelumnya telah dibekali tahapan pembuatan
rancangan aktualisasi sampai dengan penyajian rancangan aktualisasi. Kini sampailah
pada tahap pembuatan Laporan Aktualisasi yang dilakukan pada saat proses off campus
di unit kerja masing-masing
Laporan Aktualisasi ini terdiri dari : 1) Metode Aktualisasi Diri yaitu pembuatan
rancangan aktualisasi yang berisi kegiatan-kegiatan yang disusun untuk memecahkan isu
yang telah ditetapkan, adapun tahapan dari setiap kegiatan yang dibuat harus
mencerminkan nilai-nilai dasar PNS apa saja yang terkandung di dalamnya, mendukung
visi, misi dan nilai – nilai yang ada di organisasi tempat CPNS bekerja. 2) Waktu dan
Tempat Aktualisasi, dan 3) Teknik Pelaksanaan Aktualisasi.
Isu yang diangkat dalam laporan aktualisasi ini adalah berhubungan dengan
pelayanan publik di Rumah Sakit tempat penulis bekerja yaitu tentang “Belum
1
optimalnya pemberian edukasi pada keluarga pasien dengan resiko jatuh di RS Pusat
Otak Nasional”. Isu ini diangkat karena belum tersedianya media untuk melaksanakan
pemberian edukasi pada pasien resiko jatuh dan seringnya penulis melihat pasien
ditinggalkan keluarganya sendiri dan sering terbukanya pagar pada tempat tidur pasien
sedangkan pasien dalam keadaan penurunan kesadaran. Hal inilah yang membuat penulis
ingin mengangkat isu tersebut dan membuat gagasan supaya tujuan edukasi tercapai
optimal dan lebih jauhnya tidak terjadi pasien jatuh akibat dari ketidaktahuan pasien dan
keluarga dalam penanganan pasien dengan resiko jatuh. Sehingga pemberian pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dapat berjalan dengan optimal.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pembelajaran pelatihan dasar CPNS peserta dibekali dengan materi nilai –
nilai dasar PNS yang dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya sebagai PNS secara
profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan : berakuntabilitas,
mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik,
berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan
mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansi kerja. Nilai – nilai
dasar PNS tersebut diakronimkan menjadi ANEKA.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas tidak sama dengan responsibilitas. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggungjawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merupakan kontrak antara
pemerintah dengan aparat birokrasi, serta pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan
masyarakat. PNS yang akuntabel harus mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara
adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan akuntabilitas publik
mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan ( peran konstitusional ), untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ). Ada 9 indikator menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel yaitu : kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab,
keadilan, kepercayaan, keimbangan, kejelasan, dan konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nilai-nilai nasionalisme
berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yaitu : nilai Ketuhanan dalam kehidupan
3
bernegara diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika sosial di
masyarakat; nilai kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa antara lain sikap
kekeluargaan, gotong royong kesederajatan manusia dan kesederajatan antar bangsa;
nilai persatuan Indonesia dalam membangun semangat nasionalisme, semangat
mempertahankan histori tradisi, keragaman kebudayaan, negara menjadi pemersatu;
nilai permusyawaratan dalam kehidupan berbangsa implementasinya kerja sama,
musyawarah, demokrasi dilandasi oleh kekeluargaan; nilai keadilan sosial bagi ASN
dalam menjalankan tugasnya antara lain mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur, kerja sama, tolong menolong, gotong royong, keluar dari himpitan
kemiskinan dengan pendidikan.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai – nilai
( kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll ) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang
lain. Untuk menjadi pelayan publik yang profesional, ASN tidak hanya memerlukan
kompetensi teknik dan kepemimpinan saja, tetapi juga perlunya kompetensi etika agar
pejabat menjadi peka, peduli,tidak diskriminatif ketika memberikan pelayanan. Nilai-
nilai dasar etika publik yang tercantum dalam UU ASN, yakni sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai – nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945 dan NKRI.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya terhadap publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggaop, cepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
4
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
peerangkat sistem.
4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapn konsumen
atau pengguna. Nilai – nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang – kurangnya akan mencakup hal – hal berikut : mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan pelanggan; memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk
menjaga dan memelihara agar pelanggan tetap setia; menghasilkan produk/jasa yang
berkualitas tinggi; beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik tuntutan
kebutuhan pelanggan maupun perkembangan teknologi; menggunakan pendekatan
ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara antara lain
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan bencmark.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan atau
kebobrokan dan kebusukan. Menurut UU No. 31 / 1999 jo No. UU 20 / 2001, terdapat
7 kelompok tindak pidana korupsi yaitu kerugian keuangan negara; suap – menyuap;
pemerasan; perbuatan curang; penggelapan dalam jabatan; benturan kepentingan
dalam pengadaan; gratifikasi. Kesadaran anti korupsi mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability. Nilai-nilai dasar anti korupsi tercermin dari sikap
jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani dan
adil.
5
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting
dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior
terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan
beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling “membunuh”. Masing-
masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga,
khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
2. Managemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun
PPPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan,
peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
6
Seorang ASN mempunyai hak sebagai berikut:
1) Gaji, tunjangan dan fasilitas.
2) Cuti.
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4) Perlindungan.
5) Pengembangan kompetensi
Kewajiban ASN sebagai berikut :
1) Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan pemerintahan yang sah.
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang,
4) Menaati ketentuan peraturan perundang – undangan,
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab,
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun luar kedinasan,
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan orang
atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan
untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu :
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
7
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Masyarakat juga harus diberi akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan
pengaduan apabila merasa tidak puas terhadap pelayanan publik pemerintah.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negara.
Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
d. Tidak diskriminatif
Tidak boleh ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat dijangkau oleh
seluruh warga negara.
f. Efektif dan efisien
Efektif mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Efisien adalah cara
mewujudkan tujuan dikaitkan dengan sumber daya yang dipakai.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai
social accountability.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat pelindung
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok kuat.
8
C. PROFIL RUMAH SAKIT
9
STRUKTUR ORGANISASI
10
D. PROFIL PENULIS
Peserta Pelatihan Dasar CPNS dengan identitas nama Suci Kurniawati Hidayah
dengan jabatan sebagai perawat terampil. Pada tahap kegiatan aktualisasi Penulis
melaksanakannya di Unit tempat bekerja yaitu Ruang Rawat Inap 7A yang merupakan
ruang perawatan pasien dengan stroke, perawatan sebelum dan sesudah operasi dan
penyakit sistem persyarafan lainnya. Berikut adalah uraian tugas penulis sesuai Sasaran
Kerja Pegawai ( SKP ) dan Kompetensi PK I Umum :
No Kegiatan
1. Membuat laporan pelaksanaan tugas.
2. Melaksanakan tugas jaga dan siaga di RS untuk tugas jaga sore dan malam
3. Melaporkan insiden.
4. Mengikuti seminar/lokakarya dalam bidang keperawatan/ kesehatan tingkat
internasional/ nasional sebagai peserta.
5. Menjadi anggota organisasi profesi perawat tingkat provinsi/ kabupaten/
kotamadya sebagai anggota aktif pertahun.
6. Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan.
7. Melakukan komunikasi interpersonal dalam asuhan keperawatan.
8. Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui
jaminan kualitas manajemen risiko (patient safety).
9. Menerapkan prinsip pengendalian infeksi yang diperoleh dari RS.
10. Memfasilitasi kebutuhan oksigen.
11. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan elektrolit dan cairan.
12. Mengukur tanda-tanda vital.
13. Melakukan perawatan luka sederhana.
14. Memberikan obat per oral dengan aman dan benar.
15. Mengelola pemberian darah dengan aman.
11
E. TEKNIK ANALISIS ISU
Isu dapat diartikan sebagai suatu fenomena / kejadian yang diartikan sebagai
masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam pengertian ini isu kritikal dipandang sebagai
topik yang berhubungan dengan masalah – masalah sumber daya yang memerlukan
pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Isu kritikal secara
umum terbagi ke dalam tiga kelompok yang berbeda berdasarkan tingkat urgensinya,
yaitu :
1. Isu saat ini ( current isu ), merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan
sorotan publik secara luas.
2. Isu berkembang ( emerging issue ), merupakan isu yang yang perlahan – lahan masuk
dan menyebar di ruang publik, mulai menyadari ada isu itu.
3. Isu potensial, adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat
terindikasi dari beberapa instrumen ( sosial, penelitian ilmiah, analisis intejen ).
Setelah memahami berbagai isu kritikal, selanjutnya perlu dilakukan analisis untuk
memahami isu itu secara utuh dan kemudian menggunakan kemampuan berpikir
konseptual dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Alat bantu penetapan kriteria
isu, misalnya menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penialaian (1-5)
pada kriteria aktual (benar terjadi), kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang
banyak), problematik (mempunyai dimensi masalah yang kompleks), dan kelayakan
(masuk akal, realistis, relevan).
Alat bantu tapisan lainnya adalah kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak
sangat USG. Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dan ditindaklanjuti;
Seriousness : seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan; Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
segera ditangani.
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya isu
dianalisis secara mendalam dengan menggunakan alat bantuteknik berpikir kritis,
mislanya menggunakan fishbone diagram atau diagram tulang ikan yang lebih
menekankan pada hubungan sebab akibat.
12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI DIRI
A. IDENTIFIKASI ISU
Identifikasi isu ini didapatkan melalui diskusi dengan Kepala Ruangan dan rekan
kerja serta hasil pengamatan penulis pada saat bekerja. Didapatkan beberapa isu yaitu :
1. Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko jatuh.
2. Tidak lengkapnya pengisian pengkajian awal pasien rawat inap pada saat menerima
pasien baru.
3. Belum rutinnya pengisian daftar pasien rawat inap secara lengkap.
B. PENETAPAN ISU
Berdasarkan hasil penilaian USG maka yang menjadi prioritas isu utama yaitu
“Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko
jatuh.”
13
C. AKAR PENYEBAB MASALAH
SDM
Metode (perawat)
Komunikasi interpersonal
(perawat&keluarga)
kurang
Penyampaian secara verbal
tanpa media kurang efektif Belum optimalnya
(belum ada leaflet)
pemberian edukasi
pada keluarga dan
pasien dengan
resiko jatuh
Penunggu pasien tidak
tetap/bergantian
Belum optimalnya pemberian edukasi untuk keluarga dan pasien dengan resiko
jatuh, diambil sebagai isu utama setelah dilakukan identifikasi isu dengen metode USG.
Isu ini diambil sebagai langkah mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh semasa
dalam fase perawatan di rumah sakit. Kegiatan ini juga merupakan perwujudan salah
satu dari 6 goals keselamatan pasien di Rumah Sakit. Dalam hal ini perawat ingin
mengajak keluarga sebagai orang terdekat pasien untuk turut aktif dalam upaya
pencegahan pasien jatuh dengan mengenalkan langkah – langkah pencegahan pasien
jatuh dalam bentuk pemberian edukasi. Dengan seringnya perawat melihat pasien dengan
resiko jatuh dalam keadaan sendiri kemudian terbukanya pagar tempat tidur pasien yang
14
mempunyai resiko jatuh menandakan masih kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan
keluarga untuk turut menjaga keselamatan pasien. Didukung dengan data yang penulis
dapatkan dari Laporan Insiden Tim PMKP Ruang Ranap 7A RS Pusat Otak Nasional
(Periode Januari 2017 s.d. April 2018) didapatkan data dari 100 (seratus) laporan insiden,
terdapat 10 (sepuluh) laporan insiden terkait pasien jatuh dalam masa perawatan,
termasuk 2 (dua) diantaranya mengalami cedera ringan.
Sehingga penulis merasa perlu diadakan optimalisasi pemberian edukasi dengan
menggunakan media sehingga diharapkan keluarga pasien lebih mudah menangkap
materi yang disampaikan.
Mengurangi resiko pasien jatuh dapat dilaksanakan dengan melakukan
pengkajian awal dan berkala. Dari pengkajian tersebut akan didapatkan skor yang
menunjukkan tingkatan resikonya. Melakukan penyuluhan kesehatan merupakan salah
satu wewenang perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Peran perawat dalam
kegiatan ini adalah sebagai edukator yang membantu pasien dan keluarga untuk
meningkatkan pengetahuannya terkait hal yang harus dilakukan selama proses
berlangsungnya perawatan pasien. Hal ini juga merupakan salah satu pemenuhan hak
pasien yaitu mendapatkan informasi terkait alternatif tindakan, resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi bila tindakan pencegahan tidak dilaksanakan.
15
menjalankan peran tersebut. Peran keluarga dalam mencegah pasien jatuh saat di rumah
sakit adalah :
1. Memastikan penanda pasien resiko jatuh seperti gelang kuning tetap dipakai oleh
pasien.
2. Tidak memindahkan kartu atau tanda kuning yang dipasang petugas di tempat tidur
pasien atau di depan kamar pasien.
3. Keluarga memastikan diri untuk memahami informasi yang diberikan oleh petugas
agar mendukung tindakan pencegahan jatuh. Informasi seperti faktor resiko jatuh
yang teridentifikasi seperti obat yang digunakan, kesadaran pasien, keseimbangan
dalam berjalan, tindakan pencegahan jatuh yang perlu dilakukan, dan cara meminta
bantuan.
Pengelolaan pasien rawat inap bukan hanya menjadi tanggung jawab tim
kesehatan tetapi juga dapat melibatkan pribadi pasien dan keluarga. Setiap bagian perlu
menjalankan peran masing – masing sesuai tugasnya, dengan proses kerja sama yang
baik maka akan menghasilkan hasil yang optimal.
Pemberian pendidikan kesehatan akan lebih efektif bila menggunakan media dan
mengikuti langkah-langkah pemberian edukasi yang benar. Pemberian media akan
mencegah keluarga lupa akan informasi yang telah diberikan. Keluarga penunggu pasien
yang sering bergantian membuat media edukasi menjadi perlu untuk diberikan supaya
keluarga bisa langsung membacanya.
Kegiatan aktualisasi ditujukan untuk adanya media edukasi yang bisa sebagai
upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan baik pasien dan keluarga dalam
penanganan resiko jatuh. Adapun kegiatannya sebagai berikut :
1. Berdiskusi dengan atasan mengenai realisasi gagasan pemecahan isu, dan bahan
materi yang akan dimasukkan ke dalam leaflet.
2. Membuat leaflet dan papan fall risk tentang pencegahan pasien jatuh.
3. Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat ( perawat ) bahwa sudah ada media
edukasi pencegahan pasien jatuh.
4. Mengkaji pengetahuan keluarga pasien tentang pencegahan pasien jatuh di Rumah
Sakit.
5. Melakukan pemberian edukasi pencegahan pasien jatuh pada pasien dan keluarga.
16
6. Melakukan evaluasi penerapan langkah – langkah pencegahan pasien jatuh oleh
keluarga.
7. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh perawat.
17
TABEL
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi – Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Berdiskusi dengan 1. Berkonsultasi 1. Hasil konsultasi 1. Saat berkonsultasi Berkonsultasi untuk Terlaksananya
atasan mengenai langsung dengan dalam form tentang materi edukasi mendapatkan hasil kegiatan ini
realisasi gagasan atasan (mentor) pengendalian dengan cara yang terbaik untuk menguatkan nilai
pemecahan isu, dan tentang materi yang aktualisasi musyawarah bersama pelayanan memberikan organisasi
materi yang akan akan dimasukkan ke atasan, saya kontribusi terhadap Responsive yaitu
dimasukkan ke dalam dalam leaflet dan menggunakan bahasa misi RS no 1 yaitu siap tanggap dengan
media leaflet dan papan papan fall risk. Indonesia dengan baik mewujudkan masukan yang
fall risk. dan sopan hal ini saya pelayanan otak dan diberikan atasan dan
menerapkan nilai dasar sistem persarafan Attentive yaitu
Nasionalisme dan bermutu tinggi dan memberi perhatian
Etika Publik. Saya terjangkau oleh penuh pada
bersikap transparan semua lapisan kebutuhan pasien dan
dengan atasan masyarakat. keluarga
merupakan nilai dari
Akuntabilitas.
18
2. Menyampaikan 2. Rancangan 2. Meminta izin pada
kepada kepala kegiatan atasan sebagai wujud
ruangan tentang aktualisasi saya menghargai dan
kegiatan selama masa tersampaikan patuh pada atasan
aktualisasi dengan bukti mencerminkan nilai
. foto dasar nasionalisme.
Menghargai
komunikasi dan kerja
sama merupakan nilai
dasar etika publik
2. Membuat leaflet dan 1. Membuat konsep 1. Konsep di 1-3 Ketika saya Terlaksananya Kegiatan ini
papan fall risk tentang pembuatan leaflet kertas mempersiapkan materi kegiatan ini menguatkan nilai
pencegahan pasien jatuh dan papan fall risk di edukasi dan penyusunan memberikan kontribusi organisasi innovative
kertas leaflet dengan sungguh- misi RS Pusat Otak mengikuti
sungguh, dan penuh Nasional no 2 yaitu perkembangan Ilmu
2. Membuat konsep 2. Konsep leaflet tanggung jawab, teliti, Mewujudkan
leaflet dan papan fall dan papan fall cermat dan jelas, saya pendidikan dan
risk edukasi di risk dengan melakukan perwujudan penelitian yang
komputer menggunakan nilai akuntabilitas dan mampu memberikan
menggunakan coral coral draw komitmen mutu. kontribusi pada
draw. pemecahan masalah
otak dan sistem
3. Mengajukan 3. Hasil koreksi persarafan di tingkat
rancangan kepada dari atasan nasional dan
atasan internasional. Dan
19
4. Memperbaiki 4. Perbaikan hasil 4. Dalam mengajukan misi no 3,
rancangan bila ada koreksi rancangan kepada Mewujudkan
koreksi atasan dilakukan penapisan IPTEK di
dengan bahasa bidang ilmu
Indonesia yang benar kesehatan otak dan
dan sopan sistem persarafan.
(nasionalisme dan
etika publik)
20
dan etika publik masyarakat
4. Mengkaji pengetahuan 1. Memberi salam dan 1. Keluarga pasien 1. Saya melakukan Terlaksananya Kegiatan ini
keluarga pasien tentang memperkenalkan diri mau dan percaya tahapan pelayanan kegiatan memberikan mencerminkan nilai
pencegahan pasien jatuh dan menyampaikan untuk dilakukan prima yang kontribusi misi rumah organisasi responsive
di Rumah Sakit maksud serta tujuan tindakan mencerminkan nilai sakit no 1 yaitu perawat harus
selanjutnya dasar etika publik dan mewujudkan siap tanggap
komitmen mutu pelayanan otak dan terhadap kebutuhan
sistem persarafan pasien dan keluarga
2. Menanyakan pada 2. Ceklist 2. Pada saat bertanya pada bermutu tinggi dan dan sikap memberi
keluarga tentang pemahaman keluarga saya terjangkau oleh pelayanan penuh
pengetahuan penyakit awal pasien dan melakukannya dengan semua lapisan terhadap pasien (
pasien keluarga di sopan, sabar dan empati masyarakat Attentive ) setelah
form edukasi sehingga data dilakukan pengkajian
didapatkan dengan pemahaman awal
optimal, hal ini pasien dan keluarga
21
merupakan nilai etika
publik dan komitmen
mutu
22
saya melaksanakan
aspek akuntabilitas
dan komitmen mutu
5. Melakukan pemberian 1. Menyiapkan bahan 1. Leaflet dan 1. Kegiatan ini Memberikan edukasi Kegiatan ini
edukasi pencegahan untuk edukasi papan fall risk merupakan bagian dari pada pasien dan menguatkan nilai
pasien jatuh pada sudah tersedia tanggung jawab keluarga untuk organisasi melayani
keluarga pasien pearawat sebagai mendukung misi no 2 pasien dengan tulus
pemberi edukasi mewujudkan ( benevolent ),
merupakan nilai dasar pendidikan dan memberi perhatian
akuntabilitas penelitian yang penuh ( Attentive )
mampu memberikan dan mengikuti
2. Melakukan persiapan 2. Waktu edukasi 2. sikap hormat, sopan kontribusi perkembangan ilmu
pasien dan keluarga sudah disepakati dan santun merupakan pemecahan masalah (Innovative)
pasien (kontrak sikap ASN yang otak dan sistem
waktu ) menunjukkan nilai persarafan di
etika publik. Tingkat Nasional dan
Ketepatan waktu Internasional dan
merupakan bagian dari misi no 3
pelayanan prima untuk mewujudkan
menjaga komitmen penapisan IPTEK di
mutu bidang ilmu
kesehatan otak dan
3. Melakukan cuci 3. Cuci tangan 3. perawat bertanggung sistem persarafan
tangan dengan dilakukan sesuai jawab menjaga
handrub dengan 6 kebersihan dan
langkah benar kesehatan pasien
cuci tangan (pencegahan infeksi
nosokomial)
merupakan nilai
akuntabilitas dan
komitmen mutu.
23
media leaflet dan mengisi form edukator
penyimpanan papan pemberian menunjukkan nilai
fall risk di meja edukasi dasar akuntabilitas,
pasien peduli terhadap
sesama, memberi
informasi dengan
benar, berbicara
dengan bahasa
Indonesia dengan baik
saya menerapkan nilai
nasionalisme, ketika
saya memberi
pelayanan sesuai
kebutuhan pasien
brarti saya sedang
melaksanakan nilai
komitmen mutu.
24
apa yang dilaksanakan
6. Melakukan monitoring 1. Memonitor keadaan 1. Form 1. Mengevaluasi hasil Melakukan kegiatan Kegiatan tersebut
dan evaluasi penerapan pasien dan monitoring kerja merupakan evaluasi untuk setiap menguatkan nilai
langkah – langkah lingkungan pasien pencegahan framework kegiatan yang organisasi
pencegahan pasien jatuh secara berkala jatuh akuntabilitas di dilakukan mendukung benevolent,
oleh keluarga Lingkungan Kerja. misi no 1 senantiasa melayani
mewujudkan pasien dengan tulus;
2. Dokumentasikan 2. Form 2. Membuat bukti pelayanan otak dan noble yaitu melayani
tingkat resiko jatuh monitoring laporan hasil kegiatan sistem persarafan dengan mulia
( rendah / sedang / pencegahan merupakan salah satu bermutu tinggi dan
tinggi ) jatuh aspek akuntabilitas terjangkau oleh
dan menjaga semua lapisan
komitmen mutu. masyarakat sehingga
Dilakukan dengan visi rumah sakit
jujur dan disiplin menjadi rumah sakit
merupakan nilai dari pusat rujukan
dasar anti korupsi nasional bidang otak
dan sistem
3. Komunikasikan 3. Form 3. Adanya kejelasan persyarafan dapat
resiko pasien jatuh monitoring tentang suatu terwujud.
saat laporan antar pencegahan informasi akan
shift jatuh menciptakan
lingkungan kerja yang
akuntabel
(akuntabilitas)
7. Melakukan evaluasi 1. Observasi 1. Hasil observasi 1. Saya melakukan Melakukan kegiatan Kegiatan tersebut
penggunaan media penggunaan media (Foto dan form evaluasi apakah media evaluasi untuk setiap menguatkan nilai
edukasi oleh perawat edukasi) efektif untuk kegiatan yang organisasi
digunakan untuk dilakukan mendukung responsive, selalu
pelayanan. Saya misi no 1 siap tanggap
melaksanakan nilai mewujudkan
komitmen mutu pelayanan otak dan
sistem persarafan
25
2. Melakukan 2. Kertas saran 2. Saya pro aktif bermutu tinggi dan
wawancara kepada menanyakan terjangkau oleh
rekan perawat bagaimana kualitas semua lapisan
tentang penggunaan dan hasil penggunaan masyarakat sehingga
media media oleh rekan, visi rumah sakit
mencerminkan rasa menjadi rumah sakit
tanggung jawab saya pusat rujukan
dan meningkatkan nasional bidang otak
mutu pelayanan dan sistem
( akuntabilitas dan persyarafan dapat
komitmen mutu ) terwujud.
26
G. WAKTU DAN TEMPAT AKTUALISASI
Kegiatan Aktualisasi ini akan dilakukan mulai tanggal 9 April 2018 sampai dengan
10 Agustus 2018 bertempat di Ruang Rawat Inap 7A RS Pusat Otak Nasional. Di bawah
bimbingan mentor yang merupakan Kepala Bidang Keperawatan di RS Pusat Otak
Nasional Ibu MG. Enny Mulyatsih, M.Kep, Sp.KMB, Kepala Ruangan, dan kerjasama
dengan rekan sesama perawat di Ruang Rawat Inap 7A. Tabel pelaksanaan kegiatan
aktualisasi terlampir.
27
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
28
c. Menyimpan leaflet dan papan fall risk di tempat
yang terlihat oleh seluruh perawat
4. Mengkaji pengetahuan keluarga pasien tentang
pencegahan pasien jatuh di Rumah Sakit
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud serta tujuan
b. Menanyakan pada keluarga tentang pengetahuan
penyakit pasien
c. Menanyakan pada keluarga pasien bagaimana
cara mencegah pasien supaya tidak jatuh
d. Beri apresiasi untuk jawaban yang diberikan
pasien dan keluarga
e. Memberi penilaian dari hasil pemahaman awal
pasien dan keluarga
5. Melakukan pemberian edukasi pencegahan pasien
jatuh pada keluarga pasien
a. Menyiapkan bahan untuk edukasi
b. Melakukan persiapan pasien dan keluarga pasien
(kontrak waktu )
c. Melakukan cuci tangan dengan handrub
d. Melaksanakan edukasi dengan media leaflet dan
penyimpanan papan fall risk di meja pasien
e. Melakukan evaluasi pemberian edukasi
f. Mendokumentasikan kegiatan edukasi yang telah
dilaksanakan
6. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan
langkah – langkah pencegahan pasien jatuh oleh
keluarga
a. Memonitor keadaan pasien dan lingkungan pasien
secara berkala
b. Dokumentasikan tingkat resiko jatuh
( rendah / sedang / tinggi )
29
c. Komunikasikan resiko pasien jatuh saat laporan
antar shift
7. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh
perawat
a. Observasi penggunaan media
b. Melakukan wawancara kepada rekan perawat
tentang penggunaan media
c. Meminta masukan dari rekan perawat yang telah
menggunakan media
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
Aktualisasi Nilai dasar profesi PNS dilakukan penulis di Ruang Rawat Inap 7A
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Kegiatan berlangsung mulai tanggal 9 April 2018 s.d.
10 Agustus 2018. Selama pelaksanaan kegiatan, saya melakukan konsultasi atau
bimbingan dengan Mentor. Adapun kegiatan yang dilaksanakan merupakan langkah –
langkah pemecahan isu yang sudah diangkat.
KEGIATAN 1
31
1.5 Data Insiden Pasien Jatuh di Ruang 7A
1.6 Surat dukungan dari rekan kerja
1. URAIAN KEGIATAN :
Pada kegiatan ini saya berdiskusi dengan mentor tentang gagasan pemecahan
isu yaitu membuat leaflet dan lembar balik yang berjudul “Pencegahan Pasien
Jatuh,” dibahas juga materi yang akan dimasukkan dalam media. Saya berkonsultasi
dengan mentor yang merupakan atasan di tempat bekerja dengan sikap sopan
dengan membuat janji sebelumnya (nilai dasar etika publik). Sebelum bertemu
mentor, sebelumnya saya telah membawa rangkuman materi review tentang
keselamatan pasien (patient safety) dimana kegiatan mengurangi risiko cedera
pasien akibat terjatuh merupakan salah satu poin dari 6 (enam) sasaran keselamatan
pasien, serta rangkuman materi penatalaksanaan pasien dengan risiko jatuh. Adapun
materi tersebut saya dapatkan dari membaca beberapa jurnal dan SPO yang
digunakan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yaitu SPO tentang pengkajian
pasien resiko jatuh, SPO monitoring dan tindakan pencegahan jatuh pada pasien
dewasa dan lanjut usia. Mengumpulkan materi dengan sumber terpercaya
merupakan penerapan nilai dasar akuntabilitas.
Selain dengan mentor saya juga berkonsultasi dengan kepala ruangan tentang
kegiatan yang akan dilakukan pada masa off campus (sikap menghargai atasan yaitu
etika publik) dan meminta dukungan dari rekan kerja supaya kegiatan aktualisasi
dapat berjalan dengan baik, karena dalam kegiatan aktualisasi nanti rekan kerja
akan diajak untuk berpartisipasi menggunakan media edukasi yang dibuat (sikap
komunikasi dan kerja sama merupakan nilai dasar etika publik). Dukungan dari
rekan ditunjukkan dengan perwakilan perawat yaitu kepala ruangan dan empat
perawat primer mengisi surat dukungan.
Saat berdiskusi, Mentor menyarankan agar mencari data tentang jumlah
insiden pasien jatuh di Rumah Sakit terutama di Ruang 7A yang dapat
melatarbelakangi diambilnya isu “Belum Optimalnya Pemberian Edukasi pada
Keluarga dan Pasien dengan Resiko Jatuh di Ruang 7A RS Pusat Otak Nasional.”
Dalam hal ini saya berkolaborasi dengan perwakilan Tim PMKP RSPON di unit
saya bekerja untuk merekap laporan insiden tim PMKP Ruang Ranap 7A Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional periode Januari 2017 s.d. April 2018. Dimana hasilnya
32
dari seratus berbagai kejadian insiden terdapat sepuluh laporan insiden terkait
pasien jatuh selama perawatan (10%). Adanya pelaporan kinerja berupa data
merupakan nilai dasar akuntabilitas. Adanya data yang akurat dapat dijadikan
dasar untuk menghasilkan produk / jasa berupa edukasi yang dibutuhkan oleh klien
dalam hal ini adalah pasien (nilai komitmen mutu).
KEGIATAN 2
33
1. URAIAN KEGIATAN :
34
2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
KEGIATAN 3
Saat media leaflet dan lembar balik selesai dicetak, saya melaporkan terlebih
dahulu pada kepala ruangan sebelum melakukan sosialisasi pada rekan perawat
lainnya. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan kepada rekan perawat di Ruang Ranap
7A. Saya melakukan kontrak waktu setelah selesai serah terima dinas perawat
selama kurang lebih 10 - 15 menit. Dalam hal ini saya menyampaikan tujuan
dibuatnya media edukasi ini, dan meminta rekan untuk turut menggunakan media
tersebut. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebanyak dua kali dengan harapan rekan
35
dari shift kerja yang berbeda dapat tersosialisasi. Pada sosialisasi pertama diikuti
oleh 10 perawat dan pada sosialisasi kedua diikuti oleh 9 perawat. Terdapat
hambatan untuk melakukan sosialisasi seluruh rekan dalam 2 kali pertemuan. Dari
27 perawat yang diharapkan dapat tersosialisasi dan turut menggunakan media ini
baru 19 perawat yang mengikuti kegiatan sosialisasi dikarenakan perbedaan jadwal
dinas dan sedang cuti. Solusinya adalah sosialisasi kepada 9 perawat lainnya
kemudian saya lakukan secara pribadi saat bertemu di tempat kerja. Dalam kegiatan
sosialisasi ini saya menjunjung nilai kekeluargaan karena perawat bekerja secara
tim, melakukan komunikasi dengan bahasa yang sopan dan berbahasa Indonesia
merupakan nilai dasar nasionalisme dan etika publik.
Setelah melakukan kegiatan sosialisasi saya menyimpan leaflet di tempat
penyimpanan leaflet (menjaga mutu kualitas produk). Kemudian media diletakkan
di tempat yang terlihat yaitu di atas meja nurse station agar terlihat saat akan
digunakan .
KEGIATAN 4
36
maksud serta tujuan.
2. Melakukan pengkajian pasien resiko jatuh dan menilai
tingkatan resikonya.
3. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara
pencegahan pasien jatuh di Rumah Sakit.
4. Memberi apresiasi untuk jawaban yang diberikan pasien dan
keluarga.
5. Mendokumentasikan tingkat resiko dan pengetahuan awal
pasien dan keluarga
Daftar Lampiran 4.1 hasil pengkajian pasien resiko jatuh
4.2 Dokumentasi pengkajian tingkat pemahanan awal pada
formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi
1. URAIAN KEGIATAN :
37
pemahaman pasien dan keluarga di lembar pengkajian pasien resiko jatuh dan
formulir edukasi pasien dan keluarga terintegrasi (nilai dasar akuntabilitas)
KEGIATAN 5
38
jatuh
5.5 Dokumentasi pada formulir edukasi pasien dan keluarga
terintegrasi
1. URAIAN KEGIATAN :
39
dokumentasi hasil kerja merupakan nilai akuntabilitas).
KEGIATAN 6
40
jatuh dengan cara memberi tanda “√“ pada kolom sesuai tindakan yang dilakukan
(nilai akuntabilitas). Untuk pasien dengan tingkatan resiko sedang dan tinggi
terutama dengan keadaan pasien yang gelisah saya mengkomunikasikan dengan
rekan saat melakukan pergantian shift dan mendokumentasikan dalam catatan
integrasi (akuntabilitas). Melakukan monitoring tindakan yang sedang dilakukan
merupakan perwujudan nilai dasar komitmen mutu.
KEGIATAN 7
Penggunaan media edukasi tidak hanya digunakan oleh saya tapi juga
mengajak rekan rekan sesama perawat untuk menggunakannya. Hal ini diperlukan
agar tujuan pembuatan media untuk mengoptimalkan pemberian edukasi bagi
pasien dan keluarga dapat terwujud. Dalam hal ini saya melakukan observasi
penggunaan media oleh rekan dengan bukti dokumentasi penggunaan media dalam
41
formulir pemberian edukasi pasien dan keljuarga terintegrasi. Pada kegiatan ini saya
menghargai komunikasi dan kerja sama dalam unit kerja dan mengutamakan adanya
kegiatan dokumentasi kerja (nilai dasar etika publik dan akuntabilitas).
Setelah rekan memberikan edukasi dengan menggunakan media, saya
melakukan evaluasi dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dalam kertas
kuesioner tentang evaluasi pemberian edukasi dengan menggunakan media. Apakah
media yang dibuat apakah dapat meningkatkan tingkat pemahaman pasien dan
keluarga dan apakah dapat membantu perawat lebih optimal dalam memberikan
edukasi. Responden adalah 15 (lima belas) rekan yang telah menggunakan media
pada saat pemberian edukasi. Hasil dari kouesioner sederhana yang saya buat
adalah dari 15 responden yang mengisi kuesioner didapat hasil, sebanyak 11
responden (73%) menggunakan leaflet sebagai media edukasi dan 4 responden
(27%) menggunakan lembar balik dan leaflet sebagai media edukasi. Dari 15
responden yang melakukan pengkajian tingkat awal pemahaman pasien/keluarga
tentang pencegahan pasien jatuh, didapatkan hasil sebanyak 3 orang (20%) pernah
mendapatkan edukasi namun memerlukan edukasi ulang dan sebanyak 12 orang
(80%) merupakan hal baru. Dari 15 responden yang mengevaluasi tingkat
pemahaman pasien dan keluarga setelah dilakukan pemberian edukasi
menggunakan media, didapatkan hasil sebanyak 9 orang (60%) dapat
mendemonstrasikan kembali tindakan pencegahan pasien jatuh, dan sebanyak 6
orang (40%) sudah mengerti materi yang telah disampaikan. Dari keseluruhan
pasien/keluarga yang diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang
pencegahan pasien jatuh yang dibuktikan dengan mampu mendemonstrasikan
kembali hal yang telah disampaikan. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk
untuk mendapatkan data untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh pasien
dan keluarga agar senantiasa memberikan layanan yang berdaya guna
(akuntabilitas dan komitmen mutu).
42
ini mendukung misi rumah sakit no. 1, “ mewujudkan pelayanan otak dan sistem
persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”
serta menguatkan nilai organisasi responsive, selalu siap tanggap
KEGIATAN 8
Penggunaan media edukasi pencegahan pasien jatuh telah saya gunakan untuk
edukasi di unit kerja Ruang Ranap 7A. Sesuai arahan mentor untuk memperbanyak
media leaflet di bagian Adum. Saya lalu membuat surat pengantar pengajuan contoh
media edukasi disertai lampiran media dan soft copy media untuk dilakukan
penyesuaian. Surat saya buat dengan diketahui Kepala Ruangan untuk diserahkan
pada Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RS Pusat Otak Nasional.
Membuat surat resmi atas nama pribadi digunakan untuk menyampaikan informasi
yang bersifat formal kepada unit kerja lain. Ditulis dengan bahasa sopan dan sesuai
kaidah pembuatan surat resmi. Dalam hal ini saya menerapkan nilai etika publik.
Selanjutnya saya menyerahkan surat beserta lampiran kepada perwakilan Tim
PKRS RSPON dengan bukti tanda terima dari Tim PKRS RSPON. Saya
mengharapkan media dapat digunakan secara luas di semua unit perawatan Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional sehingga dapat membantu meningkatkan pelayanan.
(nilai komitmen mutu)
43
2. KONTRIBUSI TERHADAP VISI MISI DAN PENGUATAN NILAI
ORGANISASI
Bekerja sama dengan tim lain guna meningkatkan mutu pelayanan, hal ini
mendukung misi rumah sakit no. 1, “Mewujudkan pelayanan otak dan sistem
persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh semua lapisan msyarakat”
sehingga visi rumah sakit “Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional
Bidang Otak dan Persyarafan” dapat terwujud. Dan menguatkan nilai organisasi
attentive, memberi perhatian penuh terhadap pasien dan noble yaitu melayani
dengan mulia.
C. REALISASI AKTUALISASI
44
melaporkan
kegiatan
aktualisasi kepada
kepala ruangan dan
meminta dukungan
dari rekan perawat
digabung menjadi
1 kegiatan.
terdapat 2
tambahan tahapan
kegiatan yaitu
merangkum materi
tentang resiko
jatuh dari berbagai
sumber dan
merekap data
kejadian pasien
jatuh dari laporan
insiden
Jadwal rencana 18 April 2018 s.d. Terlaksana sesuai
kegiatan bulan April 6 Mei 2018 jadwal
minggu ke-3 dan ke-
4 sampai bulan Mei
minggu ke-1
2. Membuat leaflet dan Rencana awal Kegiatan dapat Kegiatan
lembar balik tentang pembuatan desain di terlaksana. Dengan terealisasi dengan
pencegahan pasien kertas kemudian membuat desain sedikit perubahan
jatuh dibuat desain dengan langsung di
menggunakan komputer untuk
program coral draw. mengefektifkan
Media lalu diajukan proses desain.
pada mentor untuk Program komputer
dikoreksi, kemudian yang kemudian
45
setelah dikoreksi digunakan adalah
media dicetak di microsoft office
percetakan. publisher dan
microsoft power
point karena
dianggap lebih
mudah dan sudah
tersedia format
desainnya. Proses
cetak media
dilakukan beberapa
kali. Dengan
pertimbangan
efisiensi karena
kebutuhan yang
cukup banyak,
leaflet dicetak
ulang dengan
printer.
Jadwal rencana 10 Mei 2018 s.d. 8 Kegiatan
kegiatan bulan Mei Juni 2018 terlaksana
minggu ke-1 sampai dengan
minggu ke-4 menyesuaikan
jadwal revisi
dengan mentor
3. Melakukan Tahapan kegiatan 1 Tahapan kegiatan Kegiatan
sosialisasi kepada melakukan 1 diganti dengan terealisasi namun
rekan perawat bahwa sosialisasi sebanyak melapor pada ada perubahan
sudah ada media 2 kali, tahapan ke – kepala ruanagn pada tahapan
edukasi pencegahan 2 Melakukan tentang media kegiatan
pasien jatuh dokumentasi hasil yang sudah
sosialisasi. dicetak. Tahapan
kegiatan 2
46
mensosialisasikan
media saat serah
terima dinas
perawat. Kegiatan
sosialisasi
dilakukan dengan
baik secara lisan.
Jadwal rencana Tanggal 15 dan 18 Kegiatan
kegiatan bulan Juni Juni 2018 sosialisasi dapat
menggu ke-1 terlaksana namun
mundur dari
jadwal karena
menunggu media
selesai cetak dan
menunggu
kondisi unit kerja
kondusif untuk
pelaksanaan
kegiatan
sosialisasi
4. Mengkaji resiko dan Rencana awal Tahap kegiatan Kegiatan
pengetahuan pasien mengkaji mengkaji terealisasi dengan
dan keluarga tentang pengetahuan pasien pengetahuan perubahan tahap
pencegahan pasien dan keluarga tentang penyakit pasien kegiatan.
jatuh di Rumah Sakit penyakitnya dan diganti dengan
cara pencegahan mengkaji tingkat
pasien jatuh di resiko jatuh pasien
Rumah Sakit sesuai dengan SPO
penatalaksaan
pasien resiko jatuh.
Jadwal rencana Saat menerima Kegiatan dapat
kegiatan pada saat pasien baru sesuai terealisasi
menerima pasien jadwal dinas
47
baru sesuai jadwal
dinas
5. Memberi edukasi Rencana awal nama Memberi edukasi Kegiatan
tentang pencegahan kegiatan melakukan tentang teralisasi dengan
pasien jatuh pada pemberikan edukasi pencegahan pasien fokus utama
pasien dan keluarga pencegahan pasien jatuh pada pasien melakukan
dengan jatuh pada keluarga dan keluarga edukasi dengan
menggunakan media pasien dengan menggunakan
menggunakan media pada
media keluarga dan
pasien bila
memungkinkan
Jadwal rencana Dilakukan pada Kegiatan dapat
kegiatan dilakukan bulan Juni minggu terealisasi
pada bulan Juni ke-2 s.d. Agustus
minggu ke-1 s.d. minggu ke-1
minggu ke-2 bulan
Juli
6. Melakukan Rencana awal Monitoring dan Kegiatan
monitoring dan melakukan tindakan teralisasi. Untuk
tindakan pencegahan monitoring dan pencegahan pasien kegiatan evaluasi
pasien jatuh evaluasi pencegahan jatuh dilakukan pencegahan
pasien jatuh oleh sesuai tingkatan pasien jatuh oleh
keluarga. resiko dan keluarga
didokumentasikan dilakukan pada
dalam form kegiatan 7
monitoring.
Kegiatan dilakukan
setiap hari dinas.
Jadwal rencana kegiatan Kegiatan
kegiatan dilaksanakan setiap terealisasi
dilaksanakan setiap jadwal dinas
jadwal dinas
48
7. Melakukan evaluasi Rencana awal Kegiatan dapat Kegiatan
penggunaan media mengobservasi dilaksanakan. terealisasi dengan
edukasi oleh rekan penggunaan media Rekan perawat ikut perubahan output
perawat oleh rekan dan menggunakan hasil evaluasi
meminta masukan media pada saat
tentang penggunaan memberikan
media dengan edukasi dan
metode wawancara sejumlah rekan
dengan output kertas memberikan
saran. pendapat tentang
evaluasi pemberian
edukasi dengan
menggunakan
dengan cara
mengisi lembar
kuosioner evaluasi
sederhana
Jadwal rencana Dilakukan pada Kegiatan
kegiatan bulan Juni tanggal 24 – 27 terealisasi
minggu ke-3 s.d Juli Juni 2018 dan
minggu ke-4 17 – 18 Juli 2018
8. Mengajukan contoh Tidak ada kegiatan Kegiatan dapat Kegiatan
media edukasi ini di rencana awal dilaksanakan tambahan
kepada Tim Promosi diawali dengan teralisasi
Kesehatan Rumah membuat surat
Sakit ( PKRS ) pengantar untuk
mengajukan
contoh media
kemudian
memberikan
contoh media
kepada Tim PKRS
49
Jadwal rancangan Kegiatan Kegiatan
kegiatan tidak ada dilaksanakan pada tambahan
tanggal 24 Juli terealisasi
2018
50
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Perlu adanya dukungan berupa materiil dan non materiil dari instansi tempat peserta
bekerja untuk mewujudkan kegiatan aktualisasi yang dilakukan peserta latsar
sehinggan proses pemecahan isu dapat lebih optimal.
2. Perlunya monitoring berkala untuk kegiatan-kegiatan aktualisasi yang sedang
berlangsung, tidak hanya dari instansi kerja tetapi juga dari pihak penyelenggara
Pelatihan Dasar CPNS.
3. Aktualisasi kelima nilai dasar profesi PNS ( ANEKA ) merupakan salah satu indikator
penilaian dalam pelatihan dasar CPNS. Diharapkan dapat diterapkan bagi seluruh
51
ASN sehingga nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi knowledge bagi CPNS, tetapi
sudah menjadi karakter yang akan selalu hadir dalam melakukan aktivitas pelayanan
publik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Sugeng. 2014. Pelaksanaan Program Manajemen Pasien dengan Resiko Jatuh di
Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya.Vol 28 Suplemen No 1 2014. Diambil dari
http://www.jkb.ubac.id (28 April 2018)
Sanjoto, Hari Agus. 2013. Pencegahan Jatuh Sebagai Strategi Keselamatan Pasien: Sebuah
Sistematik Review. Diambildari : www.mutupelayanankesehatan.net (28 April 2018)
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan I
dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan I
dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penatalaksanaan Pasien Jatuh. Jakarta: Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penilaian Resiko Jatuh bagi Pasien Anak. Jakarta:
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. 2015. Penilaian Resiko Jatuh Pasien Dewasa dan Lanjut
Usia. Jakarta: Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
53