Anda di halaman 1dari 2

EPIDEMIOLOGI KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA TUKANG CAT

International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa tiap tahun sekitar 24 juta
orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit lingkungan kerja termasuk didalamnya
360.000 kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95 juta disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul
di lingkungan kerja. Hal tersebut berarti bahwa hamper 1 juta pekerja akan mengalami
kecelakaan kerja dan sekitar 5.500 pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit di
lingkungan kerja tiap tahunnya. Potensi bahaya kecelakaan kerja diperkirakan menyebabkan
651.000 angka kematian, terutama di Negara-negara berkembang dan bahkan angka tersebut
mungkin dapat lebih besar jika system pelaporan dan notifikasinya lebih baik. Penyakit paru-
paru yang terjangkit pada para pekerja di perusahaan minyak dan gas, pertambangan, dan
perusahaan-perusahaan sejenis sebagai akibat paparan asbes seperti perusahaan cat, paparan batu
bara, dan silica masih menjadi perhatian di Negara-negara maju dan berkembang. Bahkan
kematian akibat kecelakaan paparan asbestos saja sudah mencapai angka 100.000 dan selalu
bertambah setiap tahunnya. (International Labour Organization. Keselamatan dan kesehatan
kerja, pedoman pelatihan kerja untuk manajer dan pekerja, modul ke 5, Jakarta 2013)

HAZARD PSIKOLOGIS TERHADAP TUKANG CAT

Bahaya psikologis kerja merupakan bahaya yang berhubungan dengan factor pekerjaan
(job content) dapat meliputi beben kerja, rutinitas kerja, desain tugas, serta tata cara kerja dan
alat yang digunakan. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi psikologis pekerja adalah:

1. Sumber lingkungan: temperature, kelembabab, penerangan dan ventiasi yang tidak


cukup, getaran, serta zat-zat kimia yang terkandung dalam cat.
2. Sumber pekerjaan: terlalu banyak atau berat pekerjaan, pekerjaan tidak sesuai dengan
kemampuan, berlebihan jam kerja

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kejadian kecelakaan kerja terkait hazard
psikologis adalah:

1. Mengidentifikasi dan mencari potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja, misalnya
pada kasus ini yaitu bahaya tempat kerja, peralatan pengecatan, dan kandungan dari cat.
2. Menetapkan akibat yang ditimbulkan oleh potensi bahaya tersebut dan bagaimana
kemungkinan kejadiannya. Misalnya stress akibat beratnya pekerjaan yang dilakukan dan
durasi kerja harus. Dimana pekerja tersebut harus menyesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan dari pekerja tersebut.
3. Melakukan evaluasi terhadap risiko dan menetapkan apakah persyaratan pencegahan
yang sudah ada layak atau masih diperlukan tambahan persyaratan pengendalian lain.
(The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 4, No. 2 Jul-Des
2015: 134–143)

Anda mungkin juga menyukai