Anda di halaman 1dari 99

Bahan Ajar

TEORI DASAR PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I

Tim Penyusun:

▪ Luh Kadek Pande Ary Susilawati ▪ Naomi Vembriati


▪ Ni Made Ari Wilani ▪ Luh Made Karisma Sukmayati
▪ Putu Nugrahaeni Widiasavitri Suarya
▪ David Hizkia Tobing ▪ Made Diah Lestari
▪ Dewi Puri Astiti ▪ Ni Made Swasti Wulanyani
▪ I Made Rustika ▪ Putu Wulan Budisetyani
▪ Komang Rahayu Indrawati ▪ Supriyadi
▪ Adijanti Marheni
▪ Yohanes Kartika Herdiyanto

Program Studi Psikologi


Fakultas Kedokteran
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
PRAKATA

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan sehingga bahan ajar Teori
Dasar Psikologi Kepribadian I ini dapat terselesaikan. Bahan ajar Teori Dasar Psikologi
Kepribadian I ini secara khusus disusun sebagai bahan materi ajar yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar pada mata kuliah Psikologi Kepribadian I bagi mahasiswa Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana jenjang S-1 dan secara umum bagi
pembaca yang memiliki minat terhadap Psikologi Kepribadian I dalam implementasi bidang
Psikologi Kepribadian. Buku ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan teori
kepribadian, tipologi-tipologi dalam psikologi kepribadian, pengertian, perkembangan, dan
dinamika teori kepribadian dengan pendekatan psikoanalisis yang dikembangkan oleh
Freud, Neo-Freudian dengan tokoh Jung, Melanie Klein, Erikson; serta teori kepribadian
dengan pendekatan Sosial Analitik dengan tokoh Adler, Horney, Fromm, Sullivan, dan
personologi Henry Murray.

Denpasar, 30 Mei 2017

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
Materi 1 Pengantar Teori Psikologi Kepribadian .................................................................................. 9
Materi 2 Carl Gustav Jung ................................................................................................................... 14

Materi 3 Psikologi kepribadian berdasar pendekatan tipologi konstitusi .......................................... 22

Materi 4 Psikologi kepribadian berdasar pendekatan tipologi temperamen ....................................... 29


Materi 5 Psikologi kepribadian berdasar pendekatan tipologi kebudayaan ........................................ 37
Materi 6 Psikologi kepribadian menurut Sigmund Freud ..................................................................... 40
Materi 7 Psikologi kepribadian menurut Melanie Klein “Neofreudian” ............................................... 46
Materi 8 Psikologi kepribadian menurut Eric Erikson “Neofreudian” .................................................. 54
Materi 9 Alfred Adler “Individual Psychology” ..................................................................................... 64
Materi 10 Erich Fromm “Social Analytic”.............................................................................................. 76
Materi 11 Karen Horney “Social Analytic” ............................................................................................ 81
Materi 12 Harry Stack Sullivan “Social Analytic” .................................................................................. 87
Materi 13 Henry Murray ....................................................................................................................... 94

3
PENDAHULUAN

Bahan ajar Teori Dasar Psikologi Kepribadian I merupakan komponen penting dalam
pembelajaran sehingga harus mengacu kepada tujuan yang telah digariskan dalam
kurikulum Sarjana Psikologi. Bahan ajar harus mampu disesuaikan dengan kondisi
lingkungan di Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Pengembangan bahan ajar Teori Dasar Psikologi Kepribadian I
merupakan gabungan dari berbagai komponen pembelajaran dalam materi Psikologi
Kepribadian I. Tujuan pengembangan bahan ajar Teori Dasar Psikologi Kepribadian I adalah
untuk menghasilkan bahan ajar yang siap digunakan dalam pembelajaran untuk Sarjana
Psikologi di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

KONTRAK PERKULIAHAN
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

Nama Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian I


Kode Mata Kuliah : 1232031
Pengajar : Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi., M.Psi.
Ni Made Ari Wilani, S.Psi., M.Psi.
Semester : II (Dua)
Hari pertemuan/Jam : Senin/12.40-14.40 WITA
Tempat Pertemuan : Gedung Baru Lt.4

1. Manfaat Mata Kuliah


Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa agar mampu memahami sejarah dan dasar
teori terbentuknya kepribadian manusia yang dipengaruhi oleh berbagai hal dalam
prosesnya.

2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan memahami sejarah dan
perkembangan teori kepribadian, tipologi kepribadian, serta memahami pengertiam,
perkembangan, dan dinamika dari setiap teori kepribadian.

Materi kuliah ini meliputi sejarah dan perkembangan teori kepribadian, tipologi-tipologi
kepribadian, teori kepribadian dengan pendekatan Psikoanalisis dengan tokohnya Freud,
Noe-freudian dengan tokoh Jung, Klein, Erikson, serta Social Analitic teori dengan tokoh
Adler, Horney, Fromm, Sullivan, dan Henry Muray.

4
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa akan mampu
mengetahui proses terbentuknya kepribadian pada manusia dengan latar belakang
yang berbeda-beda sehingga menjadi lebih memahami karakeristik perilaku manusia
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.

5. Strategi Perkuliahan
Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah ini terdiri dari:

• Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (cakupan materi pokok bahasan),


penyajian (uraian, contoh, diskusi), dan penutup (umpan balik, ringkasan pemberian tugas di
rumah, gambaran singkat tentang materi berikutnya)
• Metode instruksional menggunakan: metode ceramah, tanya-jawab, penugasan baik
individual maupun kelompok, dan kuis.
• Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan penekanan-penekanan
pada hal-hal yang penting dan bermanfaat untuk diterapkan nantinya secara praktis.
• Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa
untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dimengerti atau
bertentangan dengan apa yang dipahami sebelumnya.
• Diskusi kasus dilakukan dengan memberikan contoh kasus/kondisi pada akhir pokok
bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat dan berkaitan dengan pokok
bahasan tersebut, kemudian mengajak mahasiswa untuk memberikan pendapat atau
menganalisis secara kritis kasus/kondisi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang baru
mereka dapatkan.
• Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar, membuka
wawasan, dan memberikan pendalaman materi. Penugasan bisa dalam bentuk menulis
tulisan ilmiah tentang tokoh, membuat review berdasarkan kasus dengan dasar pokok
bahasan. Pada penugasan ini, terdapat komponen ketrampilan menulis ilmiah, berpikir kritis,
penelusuran referensi, dan ketrampilan berkomunikasi.
• Media instruksionalnya menggunakan laptop, LCD, artikel aktual di surat
kabar/internet/majalah, handout, dan kontrak perkuliahan.
• Waktu: 50 menit, SGD; 50 menit, Pleno; 5 menit pada tahap pendahuluan, 40 menit pada
tahap penyajian, dan 5 menit pada tahap penutup.
• Evaluasi: evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Feist, J & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. New York; Mc. Graw Hill
Companies.
2. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
3. Burger, J.M. 2008. Personality. California: Michele Ordi

5
4. Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:

a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan harus sudah dibaca
sebelum mengikuti tatap muka. Handout akan diserahkan pada mahasiswa saat perkuliahan.
b. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan kuis dengan format soal pilihan ganda atau
essay.
c. Penugasan sesuai pokok bahasan, harus sudah diselesaikan sesuai tanggal yang ditentukan.

8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

Nilai dalam huruf Rentang skor

A >80-100

B+ >71-79

B >65-70

C+ >60-64

C >55-59

D+ >50-54

D >40-49

E 0-39

• Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:


Quiz : 20%

Tugas : 10%

UTS : 30%

UAS : 30%

• Program Studi Psikologi tidak mentolerir adanya kecurangan dalam ujian. Tugas, Kuis,
UTS, UAS adalah instrumen untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami
mata kuliah. Apabila mahasiswa menunjukkan perilaku curang, baik membuat tugas
dengan menjiplak, mencontek/memberikan contekan, maka akan mendapatkan
pengurangan nilai 25% dari nilai yang diperolehnya untuk tes tersebut, dan pengurangan

6
ini akan disampaikan secara terbuka pada waktu pengumuman nilai. Apabila mahasiswa
ditemukan membawa/membuat catatan selama tes-tes tersebut, baik berupa kertas, coretan
di kursi, dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan mendapat nilai 0 untuk tes
tersebut.
• Presentasi ketentuan mendapatkan penilaian kehadiran sebagai berikut:
- Setiap mahasiswa wajib hadir tepat waktu saat perkuliahan dimulai. Bagi yang
terlambat melebihi 15 menit maka tidak diperkenankan masuk mengikuti perkuliahan.
- Bagi mahasiswa yang jumlah presensinya kurang dari 70% dari jumlah kehadiran
kuliah sebelum UTS (atau tidak hadir sebanyak 2 kali) maka orang bersangkutan tidak
boleh mengikuti UTS (atau tidak hadir sebanyak 4 kali) maka orang bersangkutan
tidak boleh mengikuti UAS.

9. Jadwal Pertemuan Perkuliahan


Tanggal Topik Narasumber Buku
Pegangan
6 Februari 2017 Pengantar Teori Psikologi Kepribadian Ari Wilani 01, 02, 03
13 Februari 2017 Carl Gustav Jung Ari Wilani 03
Psikologi kepribadian berdasar pendekatan Ari Wilani 03
20 Februari 2017 tipologi konstitusi
27 Februari 2017 Psikologi kepribadian berdasar pendekatan Ari Wilani 03
tipologi temperamen
6 Maret 2017 Psikologi kepribadian berdasar pendekatan Ari Wilani 01, 02
tipologi kebudayaan
13 Maret 2017 Psikologi kepribadian menurut Sigmund Ari Wilani 01,02
Freud
UTS
4 April 2017 Psikologi kepribadian menurut Melanie Ari Wilani 01, 02
Klein”Neofreudian”
10 April 2017 Erik Erikson Kadek Pande 01, 04
“Neo-freudian”
17 April 2017 Alfred Adler Kadek Pande 01, 04
“Individual psychology”

24 April 2017 Erich Fromm Kadek Pande 01, 04


“Social analytic”
1 Mei 2017 Karen Horney Kadek Pande 01, 04
“Social analytic”
8 Mei 2017 Harry Stack Sullivan Kadek Pande 01, 04
“Social analytic”
15 Mei 2017 Henry Murray Kadek Pande 01, 04
22 Mei 2017 Review, Kuis Kadek Pande
UAS

7
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.

Menyetujui

Dosen pengampu MK

Mahasiswa Psikologi Kepribadian I

(……………………………) (Luh Kadek Pande Ary Susilawati)

8
MATERI 1
PENGANTAR TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

A. Sub Materi

A.1. Pengantar

Pertanyaan untuk pemikiran :


a. Apa yang membuat seseorang bersikap seperti sekarang ini?
b. Apakah perilaku kita dibentuk oleh situasi kita pada satu saat tertentu atau oleh
karena kita adalah seseorang dengan tipe tertentu?
c. Apakah manusia sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan, ataukah tingkah laku
mereka merupakan hasil dari motif-motif tersembunyi yang tidak disadari?
d. Apakah beberapa orang pada dasarnya baik dan yang lainnya jahat?
e. Apakah semua orang berpotensi untuk menjadi baik sekaligus jahat?
f. Dapatkah manusia memilih secara bebas untuk membentuk kepribadian mereka
sendiri, ataukah hidup mereka sudah ditentukan oleh daya yang jauh melampaui
kontrol mereka (determinism)?
g. Dapat dipastikan bahwa kita tidak bertindak dengan cara yang sama pada semua
situasi. Pertanyaannya adalah bagaimana situasi mempengaruhi perilaku dan
bagaimana perilaku tersebut merefleksikan individu.
h. Mengapa antara anda berbeda dengan orang yang ada disebelah anda?

B. Sub Materi

B.1. Definisi Kepribadian

Banyak ahli yang setuju dan mengatakan bahwa kepribadian berasal dari bahasa Latin
persona, yang mengacu kepada topeng teatrikal yang dikenakan aktor-aktor zaman Romawi. Persona
atau topeng ini memproyeksikan sebuah peran atau penampilan yang keliru. Namun, tidak semua ahli
sepakat dengan hal ini karena kepribadian harusnya mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar
peran yang dimainkan manusia.

9
Definisi Kepribadian

a. Kepribadian didefinisikan sebagai pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang
bersumber dari masing2 individu.

b. Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences.

c. Proses Intrapersonal berarti proses yang termasuk emosional, motivasional, dan kognitif yang
berlangsung di dalam diri dan mempengaruhi bagaimana kita bertindak dan merasakan.

d. Bagaimana kita menggunakan proses intrapersonal tersebut dan bagaimana hal itu
berinteraksi dengan perbedaan individual, memainkan peranan penting dalam menentukan
karakter individual kita.

e. Namun, ini tidak berarti bahwa sumber2 eksternal tidak mempengaruhi kepribadian kita,
namun untuk menunjukkan bahwa perilaku tidak semata2 sebagai fungsi dari situasi.

B.4. JENIS-JENIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Psikologi Kepribadian dapat terdiri dari berbagai jenis yang juga dapat dilihat dari dasar jalan yang
ditempuh, komponen kepribadian yang digunakan untuk menyusun rumusan teoritis, dan
pendekatan atau sudut pandang dalam memandang kepribadian. Secara singkat penjelasan jenis
tersebut adalah sebagai berikut:

Jenis Penggolongan Unsur

Berdasarkan dasar jalan yang ditempuh dalam 1. Spekulatif yaitu dengan jalan menduga-duga
menemukan teori
2. Empiris yaitu pengujian terstruktur

Komponen kepribadian yang digunakan sebagai 1. Teori konstitusional (Sheldon, Kretschmer, dll)
landasan menyusun rumusan teoritis
2. Teori temperamen (Kant, Heymans, dll)

3. Teori ketidaksadaran (Freud, Jung, Adler, dll)

4. Teori faktor (Eysenck, Cattel)

Pendekatan/ Sudut pandang Penjelasan dapat dibaca di bagian bawah

B.3. Six Approaches to Personality

10
Pengertian suatu kepribadian dibuat oleh para ahli dengan mendasarkan diri pada sudut pandang
atau pendekatan tertentu. Ada 6 pendekatan utama yang menjadi dasar dalam pembentukan teori
kepribadian dilengkapi dengan kekhasan pada setiap pendekatan. Hal itu antara lain:

Pendekatan Kepribadian Karakteristik Umum


Pendekatan Psikoanalisa Unconscious mind
Pendekatan Trait Lie along a continuum of various personality
characteristics
Pendekatan Biologis Inherited predispositions and physiological
process
Pendekatan Humanistik Personal responsibility and feelings of self-
acceptance
Pendekatan Behavioral Conditioning and expectations
Pendekatan Kognitif The way people process information

KEPRIBADIAN & KEBUDAYAAN

 Orang2 dan kepribadiannya ada dalam suatu konteks kebudayaan.

 Individualistic cultures termasuk kebanyakan negara2 di daerah Eropa Utara dan Amerika
Serikat, yang menekankan kebutuhan2 individual dan keberhasilannya. Orang2 di
kebudayaan ini senang berfikir bahwa mereka sebagai orang yang bebas dan unik.

 Collectivist cultures yang lebih perhatian tentang kepemilikan dari suatu kelompok yang
lebih besar, seperti keluarga, suku bangsa, atau negara. Orang2 ini lebih tertarik pada
kerjasama dari kompetisi. Kepuasan diperoleh ketika kelompok berhasil atas sesuatu
daripada keberhasilan individual. Negara2 di kebanyakan Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan mewakili budaya ini.

B.4. MEMPELAJARI KEPRIBADIAN

Divisi dalam Kepribadian Konsep


Teori Teori ilmiah merupakan seperangkat asumsi (bukan fakta yang telah
terbukti) saling berkaitan yang memampukan para ilmuwan
menggunakan penalaran deduktif logis untuk merumuskan hipotesis
(perkiraan atau prediksi) yang dapat diuji. Msg2 ahli teori kepribadian
menunjukkan model yang komprehensif tentang bagaimana
kepribadian manusia itu dibangun dan bagaimana ditampilkan
Aplikasi Termasuk psikoterapi, pendidikan, dan perilaku di tempat kerja;
bagaimana ahli psikologi menerapkan teori mereka pada berbagai
setting tersebut. Pertanyaan yang sama dapat menghasilkan jawaban
yang berbeda dari ahli teori yang berbeda.
Asesmen Cara2 untuk mengukur konstrak kepribadian yang dipelajari. Dengan
mencoba berbagai inventori kepribadian yang ada, tidak hanya akan
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan

11
pendekatan dalam mengukur kepribadian, namun juga mendapatkan
kesadaran tentang kepribadian kita sendiri.
Riset Bagaimanapun juga, psikologi kepribadian adalah suatu ilmu, sehingga
perlu penelitian yang relevan dengan pendekatan kepribadian
tersebut, dan mendorong pertanyaan2 baru dan penelitian
berikutnya. Riset dapat berbentuk riset deskriptif (pengukuran,
pelabelan, pengkategorian) dan pengujian hipotesis (verifikasi tidak
langsung terhadap kedayagunaan teori).

C. Kesimpulan

Mempelajari Kepribadian dapat dilihat dari bagaimana pengaruh genetis, factor


determinan yang disadari dan tidak disadari, termasuk juga pengaruh determinasi atau
kehendak bebas sebagaimana yang tertuang dalam bagan di bawah ini.

D. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Bagaimana terbentuknya kepribadian seseorang?

2. Apakah kepribadian seseorang dapat berubah?

3. Bilamanakah kepribadian dapat berubah atau diubah?

4. Apa saja faktor yang dapat memengaruhi perubahan kepribadian?

E. Daftar istilah yang penting

12
1. Personality (kepribadian)

2. Pendekatan kepribadian

F. Daftar Pustaka

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Feist, J & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. New York; Mc. Graw Hill
Companies.
2. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
3. Burger, J.M. 2008. Personality. California: Michele Ordi
4. Alwisol.

13
MATERI 2
PENDEKATAN KEPRIBADIAN NEOFREUDIAN – CARL GUSTAV JUNG

A. Sub Materi

Pengantar Biografi Jung

Carl Gustav Jung lahir pada 26 Juli 1875 di Kesswil, sebuah kota kecil dekat Danau Contance di
Swiss. Ayah Jung adalah seorang pendeta, dan delapan paman dari ayah dan dua paman dari ibu
juga adalah pastor. Keluarga ibu Jung memiliki tradisi spiritualisme dan mistisisme. Jung
melukiskan ayahnya sebagai orang yang idealis dan memiliki keraguan yang kuat terhadap iman
agamanya. Ibu Jung memiliki dua sisi yang berbeda : Kepribadian No-1 adalah realistis, praktis
dan hangat; dan Kepribadian No-2 adalah tidak stabil, mistis, cenayang, kuno, dan kejam. Jung
mengganggap dirinya lebih mirip dengan kepribadian No-2 ibunya tersebut, atau disebutnya
kepribadian malam. Ketika ibunya sakit, Jung harus terpisah dengan ibunya slm beberapa bulan
dan hal ini mbuat Jung sulit mempercayaikan kata ‘cinta’. Antara usia 16-19 thn, pribadi Jung No-
1 muncul lebih dominan dan scara perlahan ‘merepresi dunia kepekaan intuitifnya’. Ketika Jung
kuliah di Kedokteran, ia banyak melakukan percakapan dengan arwah2 anggota keluarganya
sendiri dan dalam disertasinya ia mengatakan bahwa perjumpaan dengan arwah merupakan
eksperimen2 yang terkontrol. Dalam pernikahannya, Jung terlibat dalam hubungan yang
mendalam, bahkan sampai berhubungan intim dengan salah satu pasiennya bernama Sabina
Speilrein.
Dari analisis Frank McLynn, ‘kompleks ibu’ pada Jung menyebabkan menumpuknya kepahitan
pada hati istri Jung, Emma Jung. Emma Jung dapat memenuhi Kepribadian No-1 Jung, dan pasien
lain Antonia Wolff memenuhi Kepribadian No-2 Jung. Jung mengatakan dalam suratnya kpada

14
Freud bahwa “Prasyarat bagi pernikahan yang baik adalah memperbolehkan menjadi untuk tidak
setia’. Jung pernah mengalami pelecehan seksual pada usia 18 thn (dari seorang laki2). Alan Elms
mengatakan bahwa perasaan erotis Jung terhadap Freud-dipadu dengan pengalaman pelecehan
seksual oleh seorang laki2 dewasa yang dipuja oleh Jung-merupakan alasan utama perpisahan
Jung dengan Freud. Elms yakin bahwa penolakan Jung terhadap teori2 seksual Freud berasal dari
perasaan2 seksualnya sndari yang ambivalen terhadap Freud. Pada tahun 1944 Carl Jung menjadi
profesor psikologi kedokteran di University of Basel, dan meninggal pada 6 Juni 1961 di Zurich,
beberapa minggu setelah ulang tahunnya yang ke-86.

B. Sub Materi

B.1. Level of Psyche

Teori kepribadian Jung disebut analytical psychology. Jung, sama halnya dengan Freud, mendasari
teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran, atau psyche, memiliki level kesadaran (conscious)
dan ketidaksadaran (unconscious). Namun, Jung menegaskan bahwa porsi yang paling penting dari
ketidaksadaran/alam bawah sadar bukan hanya dari pengalaman2 pribadi individu yang di-repressed
namun dari eksistensi manusia di masa lampau, dari pengalaman2 emosional yang diwariskan dari
nenek moyangnya . Gambaran2 warisan ini merupakan sbh konsep yang disebut Jung, collective
unconscious.

Conscious

a. Mnrt Jung, gambar2 conscious adalah segala sesuatu yang dapat diindaria oleh ego, dimana
elemen2 unconscious tidak memiliki hubungan dengan ego.

b. Jung mlht ego sebagai pusat dari conscious, tetapi bukan inti dari kepribadian. Untuk
mencakup seluruh kepribadian, ego harus dilengkapi oleh arketip self yang lebih
komprehensif, pusat kepribadian yang sebagian besar terletak di unconscious.

c. Dalam pribadi yang sehat scara psikologis, ego menempati posisi sekunder di bawah self
yang berada di unconscious.

Personal Unconscious

a. Personal unconscious mencakup semua pengalaman individual ttt yang direpresi, dilupakan
dan dirasakan scara sublimal. Mengandung semua ingatan2 dan impuls2 infantil, peristiwa2
yang terlupakan, dan pengalaman2 yang awalnya dirasakan dibawah ambang conscious.

b. Personal unconscious dibentuk oleh pengalaman2 individual, karena itu bersifat unik.

15
c. Isi dari personal unconscious adalah complexes, dimana sebuah kompleks adalah kumpulan
hal2 yang bernada emosional dari ide2 yang berkaitan. Contoh : pengalaman2 pribadi
dengan konsep Ibu, sehingga kata ibu dapat memercikkan respon emosional.

d. Complexes sebagian besar bersifat personal, tetapi sebagian dari mereka dapat berasal dari
pengalaman kolektif kemanusiaan.

Collective Unconscious

a. Kontras dengan personal unconscious, yang dihasilkan dari pengalaman2 individual, maka
collective unconscious berakar dari masa lalu nenek moyang seluruh spesies tersebut.

b. Konsep inilah yang paling khas dari Jung.

c. Konten fisik dari collective unconscious diwariskan dan diturunkan dari generasi ke generasi
sebagai potensi psikis.

d. Pengalaman2 nenek moyang manusia dengan konsep universal, seperti Tuhan, ibu, air,
bumi, dll sudah diwariskan dari generasi ke generasi sehingga manusia di setiap tempat dan
waktu sudah dipengaruhi oleh pengalaman2 primordial dari nenek moyang mereka sehingga
konten dari collective unconscious ini sama bagi setiap orang. Contoh : seorang ibu yang
sebenarnya memiliki perasaan negatif pada kandungannya namun ketika bayinya lahir ia
bersikap hangat dan lembut.

Archetypes

a. Arketipe adalah gambaran2 masa lalu bahkan arkais yang berasal dari collective
unconscious.

b. Arketipe ini mirip dengan complexes, bahwa mereka merupakan kumpulan bernada
emosional mengenai gambar2 yang saling berkaitan.

c. Arketipe sifatnya lebih umum dan berasal dari collective unconscious.

d. Arketipe berbeda dengan insting. Mnrt Jung, insting adalah impul2 fisik yang unconscious bg
tindakan, sementara arketipe sebagai lawan dari insting krn bersifat psikis.

e. Arketipe mmg memiliki basis biologis namun berakar mllui pengalaman nenek moyang
manusia yang terus menerus diulang-ulang seluruh keturunannya.

f. Arketipe tidak dapat direpresentasikan scara langsung namun ketika diaktifkan, akan
menyatakan diri lewat beberapa mode, utamanya adalah mimpi, fantasi dan delusi.

16
g. Arketipe yang paling dapat dikenali meliputi persona, shadow, anima, animus, great mother,
wise old man, hero, dan self.

Gambar 2. Struktur Kepribadian menurut Jung

B.2. Levels of Psyche – Archetypes

Archetipe Keterangan
Persona Merupakan sisi kepribadian yang ingin ditunjukkan manusia kpada dunia. Terminologi
ini mengacu pada topeng yang dikenakan aktor dariama. Kt Jung, setiap kita harus
memproyeksikan sbh peran khusus, sehingga kita perlu melakukan akomodasi
dengan dunia luar/masyarakat. agar menjadi sehat scara psikologis, kita harus
menyeimbangkan antara tuntutan2 masyarakat dan siapa diri kita (self) yang
sebenarnya
Shadow Arketipe kegelapan dan represi, merepresentasikan kualitas2 yang tidak ingin kita
akui namun berusaha kita sembunyikan dari orang lain bahkan dari diri kita sendiri.
Shadow terdiri atas kecenderungan2 yang scara moral ditolak, sama seperti sejumlah
kualitas konstruktif dan kreatif lain yang takut dihadapi. Mengenali shadow
merupakan tes pertama bagi keberanian mnrt Jung
Anima Jung percaya semua manusia scara psikologis bersifat biseksual dan memiliki sisi
maskulin dan feminin. Sisi feminin laki2 berakar dari collective unconscious sebagai
sbh arketipe dan terus menerus melawan consciousness. Proses pengenalan anima
mereka tes keberanian kedua menurt Jung. Jung percaya bahwa anima berakar dari
pengalaman laki2 sblmnya dengan perempuan-yang berpadu membentuk gambaran
umum perempuan. Konsep global ini menumpuk di collective unconscious sebagai
arketipe anima. Anima mempengaruhi sisi perasaan laki2 dan menjadi penjelasan bg
suasana hati dan perasaan irasionalnya

17
Great Setiap orang, laki2 atau perempuan memiliki arketipe great mother. Konsep ibu yang
Mother sudah ada sebelumnya selalu berasosiasi dengan perasaan positif dan negatif. Great
mother merepresentasikan dua kekuatan yang saling berlawanan- di satu sisi
fertilitas (memproduksi kehidupan) dan pemiliharaan, di sisi lain kekuatan dan
destruktif (membuang dan mengabaikan keturunan). Fertilitas dan kekuatan
berkombinasi membentuk konsep rebirth, yang merupakan arketipe berbeda, yang
direpresentasikan oleh proses2 seperti reinkarnasi, babtisme, kebangkitan,
individuasi atau realisasi-diri.
Animus Arketipe maskulin pada perempuan disebut animus. Animus adalah pemikiran dan
penalaran simbolis, sanggup memengaruhi pemikiran seorang perempuan, meski
tidak sungguh2 melekat padanya. Animus milik collective unconscious dan berakar
dari perkenalan prasejarah perempuan terhadap laki2. Jung yakin bahwa animus
bertanggung jawab terhadap pola pikir dan opini pada perempuan, termasuk juga
penjelasan bg pemikiran yang irasional dan opini tidak logis yang sering dilekatkan
pada perempuan
Wise old Arketipe kebijaksanaan dan pemaknaan, menyimbolkan pengetahuan manusia
man tentang misteri2 hidup yang sudah berakar dalam dirinya. Arketipe ini tidak bisa
disadari dan tidak bisa dialami langsung oleh individu scara tunggal. Arketipe wise old
man dipersonifikasi dalam mimpi sebagai sosok ayah, kakek, guru, filsuf, guru,
dokter, imam/pendeta. Wise old man juga disimbolkan oleh kehidupan itu sdari –
ketika orang pada akhirnya mencapai sebuah kebijaksanaan
Hero Arketipe hero ditampilkan dalam mitologi dan legenda sebagai pribadi yang kuat,
berjuang melawan kesukaran, menghancurkan kejahatan. Harapan2 heroik hanya
bisa dilakukan oleh seseorang yang pada dasarnya rapuh. Seorang manusia tanpa
kelemahan tidak bisa menjadi hero
Self Jung percaya bahwa setiap pribadi memiliki sbh kecenderungan warisan untuk
bergerak menuju pertumbuhan, penyempurnaan, dan lengkap, yang disebut sebagai
arketipe self (diri). Self adalah arketipe dari semua arketipe, krn dialah yang
mendorong semua arketipe lain dan menyatukan mereka di dalam proses realisasi
diri (self-realization). Self disimbolkan oleh ide2 pribadi mengenai kesempurnaan,
lengkap dan menyeluruh, simbol tertingginya adalah mandala

B.3. Self

a. Self mencakup gambaran2 personal dan collective unconscious, dan jugan dibingungkan
dengan ego, krn ego hanya mewakili consciousness. Self menyatukan elemen2 psike yang
bertentangan – laki2 dan perempuan, baik dan jahat, kekuatan terang dan kekuatan gelap.
Elemen2 yang saling berlawanan ini sering direpresentasikan oleh yin-yang, sedangkan self
biasanya disimbolkan oleh mandala. Hanya 4 archetypes yang berada di mandala : anima,
animus, persona, shadow. Mandala mewakili self yang sempurna.

b. Motif yang terakhir ini berusaha mengarah pada kesatuan, totalitas, dan keteraturan : self-
realization.

c. Realisasi diri yang lengkap jarang bisa dicapai, namun sebagai sesuatu yang ideal, dia ada
dalam unconscious tiap orang.

18
Untuk mengaktualkan dan mengalami scara penuh self ini, manusia harus menaklukkan rasa takut
mereka kpada unconscious, mencegah persona mendominasi kepribadian, menyadari shadow, dan
memberanikan diri menghadapi anima atau animus mereka.

B.4. Dynamics of Personality

Causality and Teleology merupakan motivasi berasal dari kausalitas dan teleologi. Kausalitas
meyakini bahwa peristiwa2 masa kini memiliki asal usul di dalam pengalaman2 sebelumnya.
Teleologi meyakini bahwa peristiwa2 masa kini dimotivasikan oleh tujuan2 dan aspirasi2 ke depan
yang mengarahkan tujuan seseorang.

Progression and Regression untuk mencapai realisasi diri, manusia harus beradaptasi bukan hanya
kpada lingkungan luar, tetapi juga dengan dunia batin. Adaptasi kpada dunia luar melibatkan aliran
maju energi psikis yang disebut progresi; adaptasi dengan dunia batin mengandalkan arus mundur
energi psikis yang disebut regresi. Keduanya esensial untuk mencapai pertumbuhan individual atau
realisasi diri. Progresi mencakup seseorang yang bereaksi scara konsisten berdasarkan kondisi
lingkungan, regresi mengaktifkan psike yang tidak disadari.

Psychological Types

Attitudes

Jung mendefinisikan attitude atau sikap sebagai kecenderungan untuk beraksi atau bereaksi ke arah
yang khas. Setiap orang memiliki sikap introverted (dalam conscious) dan sikap extraverted
(unconscious).

 Introversion : membalikkan energi psikis ke dalam sebuah orientasi terhadap subjektifitas.


Orang2 yang introvert selalu mendengarkan dunia batin mereka (inner world) dengan semua
bias, fantasi, mimpi dan persepsi yang terindividuasi. Orang2 ini tetap bersentuhan dengan
dunia eksternal, namun mereka melakukannya dengan selektif dan didasarkan pada
pandangan subjektif.

 Extraversion : merupakan sikap yang mengarahkan energi psikis keluar sehingga seseorang
diorientasikan menuju sesuatu yang objektif dan menjauh dari subjektif. Orang2 yang
ekstrovert lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan daripada dunia batin, fokus pada sikap
objektif dan merepresi sikap subjektif.

Orang yang sehat scara psikologis mencapai keseimbangan pada dua sikap ini, merasa sama
nyamannya dengan dunia internal dan eksternal mereka.

19
Jung mengkombinasikan sikap dan fungsi (pikiran-perasaan-penginderaan-intuisi) untuk
mendeskripsikan tipe-tipe kepribadian manusia. Pembagiannya dapat dijelaskan pada tabel berikut
ini:

C. Kesimpulan

Development of Personality

a. Jung percaya bahwa kepribadian berkembang lewat serangkaian tahapan yang memuncak
pada individuasi atau realisasi diri.

b. Jung mengelompokkan tahap2 hidup menjadi empat periode umum – childhood, youth,
middle life, old age. Dia membandingkan perjalanan hidup dengan perjalanan matahari
melintasi langit, dengan menganggap terang matahari sebagai representasi dari
consciousness.

c. Matahari pada wktu fajar adalah masa kanak2, penuh potensi namun kurang dalam
kecemerlangan (conscious); matahari pagi adalah masa muda, memanjat menuju zenith
namun, tidak sadar dengan kemerosotan yang akan menyusulnya; matahari awal sore
adalah masa paruh baya, cemerlang seperti matahari pagi dan sangat menyadari akan

20
tenggelam; matahari senja adalah usia senja, dulu kesadarannya yang pernah cemerlang
skrg mulai memudar.

Self-Realization

a. Kelahiran kembali scara psikologis disebut self-realization atau individuation, adalah proses
untuk mdj seorang individu atau pribadi seutuhnya.

b. Psikologi analitik pada esensinya merupakan psikologi mengenai hal2 yang berlawanan, dan
realisasi diri adalah proses untuk mengintegrasikan kutub2 yang berlawanan dalam satu
individu tunggal yang homogen.

c. Proses menjadi diri sendiri berarti seseorang memiliki semua komponen psikologis yang
berfungsi dalam kesatuan, dengan melewati suatu proses psikis yang memanusiakannya.

d. Orang2 yang melewati proses ini telah mencapai realisasi diri, meminimalkan persona,
mengenali anima dan animus, mencapai keseimbangan antara introversi dan ekstraversi.
Selain itu, individu2 yang merealisasikan diri sudah mengembangkan keempat fungsi
psikologis sampai ke tingkat superior, sebuah prestasi yang sulit dicapai.

e. Pribadi yang merealisasikan diri harus mengijinkan unconscious self-nya menjadi inti
kepribadian.

f. Manusia yang merealisasikan diri sanggup mengembangkan dunia eksternal maupun


internal mereka.

D. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Bagaimanakah perwujudan orang yang telah mencapai realisasi diri? Berikan contohnya.

E. Daftar istilah yang penting

F. Daftar Pustaka

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Feist, J & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. New York; Mc. Graw Hill
Companies.
2. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
3. Burger, J.M. 2008. Personality. California: Michele Ordi
4. Alwisol.

21
MATERI 3
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR PENDEKATAN TIPOLOGI KONSTITUSI

A. Pengertian Tipologi Konstitusi

Tipologi Konstitusi adalah tipologi – tipologi yangg disusun berdasarkan keadaan


jasmani. Ada 4 mazhab dalam tipologi konstitusi, yaitu:

A. Mazhab Italia

B. Mazhab Perancis

C. Mazab Jerman

D. Mazhab Amerika

Berikut penjelesan setiap mazhab:

A. MAZHAB ITALIA (Mazhab Morfologi)

Akhir abad XIX

Tokoh : 1. De – Giovani

2. Viola

o Teori De-Giovani/ Hukum Deformasi

Penggolongan berdasar variasi tubuh manusia:

• Batang tubuh kecil → bentuk tubuh panjang (habitus phthisis)

• Batang tubuh besar → bentuk tubuh gemuk-pendek (habitus apoplectis)

• Batang tubuh normal → proporsi badan normal

o Tipologi Viola (3 golongan btk tbh manusia)

a. Microsplanchnis : jangkung

b. Macrosplanchnis : pendek

c. Normoplanchnis : selaras

22
B. MAZHAB PRANCIS

o Tokoh: Sigaud

Dasar penggolongan:

1. Dominansi fungsi fisiologi dalam diri individu

2. Unsur-unsur lingkungan mempengaruhi kepribadian individu

Bagan Tipologi Mazhab Perancis

Faktor Lingkungan Fungsi dominan Tipe Ciri jasmani

Keadaan alam Motorik Muskuler Badan kokoh dan berotot, muka


penuh, organ b’kembang selaras

Udara Pernapasan Respiratoris Thorax & leher lebih besar, muka


lebar

Makanan Pencernaan Digestif Thorax pendek besar, pinggang


besar, rahang besar, leher pendek,
mata kecil

Kondisi sosial Susunan syaraf Cerebral Telinga lebar, dahi menonjol, mata
pusat bersinar, tangan & kaki kecil, daun
telinga lebar

o Tokoh : Mac Auliffe (Pengikut Sigaud)

Keadaan jasmani didasarkan pada faktor bawaan namun perkembangannya


dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga tipe-tipe individu berbeda-beda.

Macam jasmani manusia b’dsr lingkungan:

1. Daerah mewah; tipe digestif

2. Pegunungan&pertanian; tipe respiratoris

3. Daerah yang mementingkan kekuatan jasmani; tipe muskuler

4. Kota; tipe cerebral

23
B. Mazhab Jerman

C. MAZHAB JERMAN

Tipologi Kretschmer

5. Konstitusi adalah keseluruhan sifat-sifat individual yang berdasar pada keturunan,


baik sifat jasmani maupun kejiwaan.

Ada 4 tipe jasmani berdasar bentuk tubuh:

a. Piknis: cenderung pendek gemuk, leher pendek, perut besar, banyak lemak.

b. Leptosom: jangkung, kurus, perut kecil, bahu sempit, berat relatif kurang.

c. Atletis: proporsional, tegap, tinggi cukup, bahu lebar, dada besar.

d. Displastis: tipe yangg berbeda dari ketiga tipe di atas, tidak dapat dikategorikan ke
salah satu tipe tersebut.

6. Temperamen: konstitusi kejiwaan, berasal dari keturunan, dan mempengaruhi


suasana hati dan naik turunnya psikis.

Manusia yang sehat ada 2 golongan/tipe :

a. tipe schizothym; hampir mirip spt penderita schizophrenia.

Ciri-ciri: sulit mengadakan kontak dgn lingkungan, menutup diri, cenderung autis.

b. tipe cyclothym; mirip penderita manic-depresif namun kurang jelas

Ciri-ciri: mudah bergaul, sosial, mudah menyesuaikan diri, empatik, terbuka.

3. Watak (karakter): totalitas individu dalam bereaksi scr emosional

Terbentuk dr faktor dalam (keturunan) dan luar (pendidikan, pengalaman).

4. Hubungan konstitusi (jasmani) & temperamen

Ada hub positif antara jasmani & temperamen pd org sehat dan org yg abnormal

Pada penderita gangguan jiwa

24
– Penderita manic depresi kebanyakan bertubuh piknis

– Penderita schizophrenia kebanyakan bertubuh leptosom, atletis, dysplastis

Pada orang normal

– Orang yang memiliki temperamen cyclothim kebanyakan bertubuh piknis

– Orang yang memiliki temperamen schizothym kebanyakan bertubuh


leptosom, atletis, dysplastis

D. MAZHAB AMERIKA

o Teori W.H Sheldon

o Struktur jasmani mrpkan hal utama yang mempengaruhi tingkah laku manusia.

o Faktor genetis biologis m’miliki peran penting dalam menentukan tingkah laku.

o Morphogenotipe sangat penting dalam menentukan perkembangan jasmani yang


nampak (phenotipe) dan dalam menentukan perkembangan tingkah laku

a. Komponen Jasmani Primer:

1. Endomorph : alat” dalam & digestif  gemuk

2. Mesomorph : otot, pembuluh darah, jantung berotot

3. Ectomorph : kulit, sistem syaraf jangkung

b. Komponen Jasmani Sekunder:

1. Displasia : berhubungan dengan ectomorphy, lebih banyak pada wanita.

2. Gynandromorphy : dominasi faktor “g”, lembut, panggul besar, sifat” wanita.

3. Texture : dominasi faktor “t”; tampak luar seseorang.

25
Tipe Endomorphy

Ciri-ciri Jasmani:

• Tubuh lembek

• Bulat

• Sistem percernaan berkembang secara berlebih

Sifat Kepribadian:

• Suka makan

• Toleran

• Mudah bersosialisasi

• Humoris

• Santai

Tipe Mesomorphy

Ciri-ciri Jasmani:

• Ber-otot

• Berbentuk persegi panjang

• Kulit yg kencang

• Postur tubuh tegak

Sifat Kepribadian:

• Petualang

• Dominan

• Asertif

• Pemberani

• Kompetitif

• Semangat dalam aktivitas fisik

• Berani mengambil resiko dan kesempatan

26
Tipe Ectomorphy

CIRI JASMANI

• Kurus

• Dada rata

• Tinggi

• Otak besar

SIFAT KEPRIBADIAN:

• Introvert

• Terhambat secara sosial

• Mudah cemas

• Artistik

• Terkendali secara emosi

C. Kesimpulan

Tipologi Konstitusi adalah tipologi yang disusun berdasarkan keadaan jasmani. Ada 4
mazhab yang mengemukakan tentang jasmani, yaitu mazhab Italia, mazhab Perancis,
mazhab Jerman, dan mazhab Amerika.

D. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Jelaskan tentang tipologi konstitusi.

2. Jelaskan secara detail penjelasan setiap mazhab dalam tipologi konstitusi.

3. Analisa lah orang di sekitar anda dan klasifikasikan berdasarkan tipologi konstitusi.

E. Daftar istilah yang penting

Habitus phthisis : bentuk tubuh panjang

Habitus apoplectis : bentuk tubuh gemuk-pendek

Microsplanchnis : jangkung

Macrosplanchnis : pendek

Normoplanchnis : selaras

27
F. Daftar Pustaka

G. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

28
MATERI 4
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR PENDEKATAN TIPOLOGI TEMPERAMEN

A. Pengantar
 Sgt dipengaruhi :
• Galenus (komposisi cairan tubuh)
• Kretschmer (hub darah dgn jasmani)
• Kohnstamm (rohani vs jasmani, sejak lahir)
 Temperamen :
• aspek kejiwaan kepribadian
• dipengaruhi konstitusi jasmaniah
• dibwa sejak lahir
A. Tipologi B’dasar Sifat Kejiwaan
1. Tipologi PLATO
3 bagian jiwa : - pikiran (logos) ; kepala
- kemauan (thumos) ; dada
- hasrat (epithumid) ; perut
3 macam kebajikan : - kebijaksanaan
- keberanian
- penguasaan diri
3 tipe manusia : - individu dikuasai pikir
- individu dikuasai kemauan
- individu dikuasai hasrat
2. Mazhab Perancis
a. Tipologi Queyrat
dominasi daya2 jiwa meliputi daya kognitif afektif, dan konatif
1. Salah satu daya dominan :
a. tipe mediatif; dominasi daya kognitif
b. tipe emosional; dominasi daya afektif
c. tipe aktif; dominasi daya konatif
2. Dua daya dominan :
a. tipe sentimentil; dominasi daya kognitif dan afektif

29
b. tipe org yg garang; dominasi daya konatif dan afektif
c. tipe org yg b’kemauan; dominasi daya konatif dan kognitif
3. Ke-3 daya seimbang :
a. tipe seimbang
b. tipe amoroph
c. tipe apathis
4. Ke-3 daya ada tp b’fungsi tdk teratur :
a. tipe tak-stabil
b. tipe tak teguh hati
c. tipe kontradiktoris
5. Tiga macam tipe yg tdk sehat :
a. tipe hypochondris
b. tipe melancholis
c. tipe histeris
b. Tipologi Malapert : dominasi daya-daya jiwa atau aspek-aspek kejiwaan tertentu
1. Tipe Intelektual
a. golongan analitis
b. golongan reflektif
2. Tipe Afektif
a. golongan emosional
b. golongan bernafsu
3. Tipe Volunter
a. golongan tanpa-kemauan
b. golongan besar-kemauan
4. Tipe Aktif
a. golongan tak-aktif
b. golongan aktif
B. Tipologi Kant & Ne0-Kantianisme
1. Tipologi Kant
- Watak / corak pikiran
- Temperamen / corak kepekaan
Ada 4 temperamen:

30
a. Temperamen sanguinis (darah ringan)
penuh harapan, ramah dan periang, pemberani, dan lain-lain.
b. Temperamen melancholis (darah berat)
tdk mudah percaya, bimbang, sgl hal menyangkut diri dianggap penting, dan
lain-lain
c. Temperamen choleris (darah panas)
Cpt marah dan cpt tenang, suka dipuji, formal, suka menolong dan melindungi,
dan lain-lain.
d. Temperamen phlegmatis (darah dingin)
rajin, tdk peka, mudah mengantuk/bosan,
2. Tipologi Neo - Kantianisme
Tokoh : Enselhans
- temperamen terbatas pd segi perasaan
- tergantung pd 2 hal pokok:
•kepekaan kehidupan afektif; pengaruh stimulus
• bentuk kejadian afektif; kekuatan & mobilitas perasaan
- 2 aspek watak (karakter):
• aspek formal ; konsekuen, kekuatan, keuletan, kebebasan
• aspek material ; arah tindakan
Tipe-tipe manusia menurut Enselhans
Temperame Kepekaan Bentuk
n kehidupa kejadian Kekuata Kekuatan penggerak Sifat khas
n afektif afektif n individu
mobilita
s
Melancholis Mendala Tetap Kuat a. Kuat Giat, penuh
m b. lemah cita2,
pemurung
Choleris Tak Berganti- Kuat c. Kuat Ada
mendalam ganti d. Lemah kemauan,
perasa/md
h t’singgung
Phlegmatis Mendala Tetap Lemah e. Kuat B’darah
m f. Lemah dingin,
apatis/mas
a bodoh,
pemikir

31
C. Tipologi J. Bahsen
Tokoh : Julia Bahsen
Kepribadian ditentukan 3 hal :
1. a. Temperamen
b. Kemauan
2. Posodynie
Ketabahan dalam menghadapi kesulitan.
Ada 2 macam Posodynie :
a) Posodynie kuat : kesabaran, keteguhan hati, keyakinan akan dapat mengatasi
kesulitan.
b) Posodynie lemah : cepat putus asa, cepat mengeluh, mudah kehilangan
keyakinan akan dapat mengatasi kesulitan
3. Daya Susila
Kemampuan utk membedakan dan meyakini hal yang baik dan yang buruk, serta
untuk mengatur tingkah laku sesuai dengan hal tersebut.
1. a. Temperamen
ditentukan o/ 4 faktor :
1. Spontanitas
Tindak / sikap yg terlepas dari pengaruh orang lain, berdasarkan pada diri
sendiri. Ada 2 : kuat dan lemah.
2. Reseptivitas
Cepat lambatnya dlm menerima kesan. Ada 2 : cepat dan lambat
3. Impresionabilitas
Mendalam atau tidaknya pengaruh sesuatu thd jiwa.
Ada 2 : mendalam dan tdk mendalam
4. Reaktivitas
Lama atau tidaknya suatu kesan mempengaruhi jiwa. Ada 2 : lama dan tidak
lamanya.
 Dari 4 faktor ditemukan 16 macam kombinasi yg terdiri dari 4 temperamen pokok,
yaitu :
1. Choleris : spontanitas kuat, reseptivitas cepat
2. Sanguinis : impresionabilitas tidak mendalam, reaktivitas tidak lama

32
3. Phlegmatis : reseptivitas lambat, reaktivitas lama
4. Anamatisch : spontanitas lemah, impresionabilitas tidak mendalam
C. Sub Materi

D. Tipologi E. Meumann
Tokoh : Ernst Meumann
▪ Watak adalah disposisi kemauan
▪ Watak Kemauan Perbuatan
(watak/karakter : disposisi kemauan yang diwujudkan dalam perbuatan sehingga
pembahasan tentang watak dapat dilihat melalui pembahasan tentang kemauan)
▪ Kemauan mengandung 3 aspek :
a. aspek berdasar jasmaniah
bersifat fisiologis, tergantung pd sistem syaraf, mencakup:
- intensitas kemauan
- lama/tdknya melakukan tindakan kemauan
b. aspek afektif
menjelma dlm temperamen yakni sifat2 dasar perasaan yg variasinya tidak
terhingga.
Tipe Temperamen Meumann
Temperamen

Kulitas afektif Mudah tidaknya Intensitas Ekspresi


terpengaruh Dan lamanya
Choleris Tdk senang Mudah Besar Aktif - giat
Melancholis Tdk senang Sukar Besar Pasif-depresif
Phlegmatis Senang Mudah Besar Pasif-depresif
Sanguinis Senang Sukar Kecil Aktif - giat
c. aspek inteligensi
Mencakup 3 macam kualitas, yaitu ;
a. Berhubungan dengan sifat kerja mental, yaitu ;
 Berpikir produktif
 Berpikir reproduktif
 Berpikir tidak produktif
b. Berhubungan dengan taraf kebebasan intelektual, yaitu :

33
 Bebas; taraf tinggi
 Tidak bebas; taraf rendah
c. Berhubungan dengan perbedaan dalam cara berpikir
 Berpikir analitis kebalikannya berpikir sintetis
 Berpikir intuitif kebalikannya berpikir diskurtif
E. Tipologi Heymans
Tokoh : Heymans
▪ tipe kepribadian sgt byk tak t’hingga
▪ 3 macam kualitas jiwa, yaitu ;
1. Emosionalitas
Kemampuan menghayati st perasaan karena pengaruh suatu kesan. Ada 2 :
a. golongan emosional; mdh marah, impulsif,dll
b. golongan tdk emosional; dingin, hati-hati,dll
2. Proses pengiring
Besarnya kesan terhadap kesadaran setelah kesan tersebut sudah tidak ada lagi
dalam kesadaran. Ada 2 :
a. Proses pengiring kuat, sifat : tenang, tdk cepat putus asa, dll.
b. Proses pengiring lemah, sifat : lekas putus asa, tdk tenang
3. Aktivitas
Kemampuan seseorang menyatakan diri, mewujudkan perasaan dan pikiran
dalam tindakan spontan. Ada 2 :
a. Aktif : mau untuk berbuat sesuatu meskipun untuk alasan
yang lemah. Sifat : suka b’gerak, sibuk, riang, pandangan luas.
b. Pasif : belum tentu mau b’tindak meskipun ada alasan kuat.
Sifat : cpt mengalah, cpt putus asa, perhatian kurang mendalam.

Emosionalitas Proses pengiring Aktivitas Tipe


Emosional Kuat Aktif Orang hebat
Emosional Kuat Pasif Sentimentil
Emosional Lemah Aktif Choleris
Emosional Lemah Pasif Nerveus
Tdk emosional Kuat Aktif Phlegmatis
Tdk emosional Kuat Pasif Apathis

34
Tdk emosional Lemah Aktif Sanguinis
Tdk emosional Lemah Pasif Amorph

F. Teori Kepribadian G. Ewald


Tokoh : G. Ewald
M’bedakan scr jelas temperamen dan watak
1. Temperamen
Konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani (sgt dipengaruhi
faktor keturunan)
3 macam temperamen dibedakan secara kuantitatif berdasarkan kuat dan
lemahnya biotonus :
1. Sanguinis atau hipomanis : biotonus kuat
2. Melancholis atau depresif : biotonus lemah
3. Temperamen normal : biotonus sedang
2. Watak
▪ Watak sebagai totalitas dari keadaan dan cara jiwa bereaksi terhadap stimulus

dibedakan menjadi 2 :
1. Watak yang dibawa sejak lahir
Watak yang genotip; berhubungan dengan fisiologis yaitu susunan syaraf pusat
2. Watak yang diperoleh
Watak yang dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan, dan pengalaman.
Perbedaan antara temperamen dan watak
 Watak sangat tergantung pada faktor eksogen, walau watak telah ada namun masih
mengalami pertumbuhan
 Temperamen sgt bergantung pada konstelasi hormon-hormon dimana konstelasi ini
ttp hidup shg temperamen b’sifat tetap
D. Kesimpulan

Tipologi berdasar temperamen adalah tipollogi yang didasarkan pada aspek kejiwaan
kepribadian, dipengaruhi konstitusi jasmaniah, dan dibawa sejak lahir.
E. Latihan soal mandiri (quiz)
1. Jelaskan tentang tipologi berdasar temperamen.

35
2. Jelaskan secara detail tipologi-tipologi yang dibahas dalam tipologi temperamen.

1. Analisa lah orang di sekitar anda dan klasifikasikan berdasarkan tipologi temperamen.

F. Daftar istilah yang penting

sanguinis (darah ringan)


melancholis (darah berat)
choleris (darah panas)
phlegmatis (darah dingin)

G. Daftar Pustaka

Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

36
MATERI 5
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR PENDEKATAN TIPOLOGI KEBUDAYAAN

A. Pengantar
Tokoh : Spranger

Kepribadian merupakan roh subjektif; terdapat pada masing-masing individu, merupakan


struktur yg bertujuan dan roh objektif; roh supra-individual/kebudayaan.

B. Sub Materi

Tipe – Tipe Manusia (Spranger)

Nilai budaya Tipe Perilaku dasar


Pengetahuan Mns teori Berpikir
Ekonomi Mns ekonomi Bekerja
Kesenian Mns estetis Menikmati keindahan
Keagamaan Mns agama Memuja

Deskripsi masing-masing Tipe

 Manusia Teori

a. Intelektual sejati, motifnya mencari ilmu semata tanpa melihat manfaat dr ilmu tsb

b. Tujuan : pengetahuan yg objektif; pecinta kebenaran, konsekuen.

c. Kurang peduli pada kesenangan hidup & kekayaan materiil

d. Tidak memperhatikan keindahan, masyarakat, dan politik

 Manusia Ekonomi

a. Kaya akan gagasan praktis

b. Lbh t’tuju pd hasil drpd bentuk perilaku yg dilakukan

c. Menilai segala sesuatu dari segi kegunaan & nilai ekonomis

d. Egosentris (yang terpenting a/dirinya & tertarik pada orang lain selama bermanfaat bagi
dirinya)

37
e. Penilaian pd orang lain didasarkan

pd kemampuan kerja & prestasi

 Manusia Estetis

a. Pasif, ekspresionis

b. Individualis, hubungan dengan orang lain krg kekal

c. Mengutamakan nilai keindahan (subjektif)

d. Tidak terlalu peduli dengan konformitas (unik, eksentrik)

 Menghayati kehidupan sebagai penonton

C. Sub Materi
 Manusia Agama

a. Selalu mencari nilai tertinggi dari kehidupan ini

b. Segala sesuatu diukur dari segi maknanya u/kehidupan rohaniah kepribadian

c. Ingin mencapai pengalaman batin yang seimbang

 Manusia Sosial

a. Butuh bersosialisasi dengan orang lain

b. Ingin mengabdi pada kepentingan umum

c. Mencintai sesama manusia

 Manusia Kuasa

a. Dorongan pokoknya adalah ingin berkuasa atas manusia lain (bukan benda)

b. Dapat melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya berkuasa

D. Kesimpulan

Tipologi berdasar temperamen adalah tipollogi yang didasarkan pada aspek kejiwaan
kepribadian, dipengaruhi konstitusi jasmaniah, dan dibawa sejak lahir.
E. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Jelaskan tentang tipologi berdasar kebudayaan.

38
2. Jelaskan secara detail tipe-tipe manusia dalam tipologi kebudayaan

2. Analisa lah tokoh dunia yang dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe manusia berdasar
tipologi kebudayaan.

F. Daftar istilah yang penting

-
G. Daftar Pustaka

Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

39
MATERI 6
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN MENURUT SIGMUND FREUD

A. Sub Materi

Biografi Sigmund Freud


 Kelahiran tahun 1856, anak pertama dari 8 bersaudara, namun Sigmund adalah anak
kesayangan ibunya, hal ini menjadi bekal yang berkontribusi terhadap kepercayaan
dirinya sepanjang hidupnya.
 Kehangatan hubungan dengan ibunya ini mengarahkannya untuk menyimpulkan
bahwa hubungan ibu dan anak laki2 adalah yang paling sempurna, plg bebas dari
ambivalensi semua hubungan manusia.
 Ketika Freud berusia 3 thn, adiknya lahir yang menimbulkan kecemburuan dalam
dirinya dan berharap dalam unconscious-nya bahwa adiknya tersebut meninggal.
Ketika usia 6 bln, adiknya itu meninggal dan Sigmund merasa bersalah atas kematian
adiknya tersebut. Pada usia2 menengah, Freud baru menyadari bahwa keinginannya
itu bukanlah penyebab kematian adiknya dan anak2 biasa mengharapkan kematian
saudaranya yang lebih muda. Pengalaman ini berkontribusi juga pada perkembangan
psikisnya.
 Pada berbagai situasi, Freud menderita dengan mengalami self-doubt, depresi dan
obsesi atas kematiannya.

40
 Meskipun mengalami kesulitan, Freud menyelesaikan pekerjaan besarnya
Interpretation of Darieams (1900/1953), buku yang berisi tentang mimpi2 Freud
sdari dengan nama2 yang disamarkan.
 Freud juga mengalami kesulitan berhubungan dengan beberapa teman lamanya
seperti Alfred Adler, Carl Jung, dan beberapa kolega dekatnya. Freud menganggap
hal ini tjd dengan mengatakan ‘bukan perbedaan keilmuannya yang penting, tp
biasanya krn dendam, kecemburuan atau pembalasan dendam, yang mberikan
impuls untuk permusuhan. Perbedaan keilmuan biasanya terjadi kemudian’.
 Menurut banyak orang, ada beberapa kualitas personal yang dimiliki Freud, bahwa ia
seseorang yang sensitif, penuh kasih sayang yang memiliki kapasitas untuk
menunjukkan kehangatan, bahkan mampu membangun hubungan yang cair. Namun
hubungan emosional yang sgt dalam ini seringkali berakhir tidak bahagia, dan Freud
sering merasa disiksa oleh teman2 lamanya dan menganggap mereka sebagai
musuh. Freud mengatakan “kehidupan emosionalku selalu menuntut bahwa aku
harus selalu menjadi teman dekat dan juga musuh yang dibenci. Saya harus selalu
dapat menyediakan diri menjadi seperti itu”
 Menariknya, semua hubungan tersebut sampai ia berusia 50 thn selalu bersama
dengan laki2. Freud yang terkesan scara konstant berfikir tentang sex, justru jarang
melakukan hubungan seksual. Stlh anak bungsunya Anna lahir, ketika ia berusia 40
tahun, ia tidak melakukan seksual intercourse slm beberapa tahun. Kebanyakan dari
jarangnya hubungan seksualnya berakar dari keyakinannya bahwa penggunaan
kondom, coitus interruptus, bgtu juga masturbasi merupakan praktek seksual yang
tidak sehat. Krn Freud tidak menginginkan anak lg stlh Anna, tidak melakukan
hubungan seksual merupakan alternatifnya.
B. Sub Materi

B.1. Level of Mental Life

Mnrt Freud, mental life itu terdiri dari dua level yaitu unconscious dan conscious. Unconscious
juga memiliki dua level yang berbeda yaitu unconscious itu sendiri dan preconscious. Ketiga level
dari kehidupan mental ini digunakan untuk menggambarkan proses dan lokasi. Meskipun lokasi yang
dimaksud tidak merujuk pada lokasi di bgn tubuh ttt.

41
Unconscious Preconscious Conscious
Trd dari semua dorongan, Terdiri dari semua elemen Consciousness dalam teori
keinginan dan insting yang yang tidak sadar namun dapat psikoanalitik memainkan peran
melampaui kesadaran tetapi menjadi sadar , entah dengan yang sgt kecil, yang dapat
memotivasi kebanyakan kata2, cara yang mudah atau dengan didefinisikan sebagai elemen
perasaan dan tindakan kita. beberapa kesulitan. mental dalam kesadaran pada
Meskipun kita sering menyadari Isi dari preconscious bersumber satu waktu ttt. Merupakan
perilaku overt kita, namun kita dari 2 hal : 1) conscious satu2nya tingkatan kehidupan
mgkn tidak menyadari proses perception, yaitu apa yang mental yang tersedia. Ide2
mental yang tjd dibaliknya. dianggap seseorang sadar dapat mencapai kesadaran dari
Unconscious merujuk pada hanya sebagai periode yang dua arah yang berbeda: 1)
hal2 yang repression atas sementara dan sgr masuk ke perceptual conscious system
kejadian2 pada masa kanak2 preconscious ketika fokus yang mengarah kedunia luar
seperti motif2 seksual dan perhatian beralih ke ide2 lain dan bertindak sebagai medium
agresif, yang biasanya di punish  bebas dari kecemasan ; 2) bg persepsi terhadap stimulus
and suppressed. Selain itu, unconscious. Freud percaya eksternal. Apa yang ditangkap
Freud juga menganggap adanya bahwa ide2 dapat meleset dan oleh organ2 perasa, jika tidak
phylogenetic endowment yaitu masuk ke preconscious dalam terlalu mengancam akan masuk
bayangan unconscious yang bentuk yang tersamarkan.  ke kesadaran.;2) berasal dari
diwariskan dari nenek moyang. srgkali tidak pernah menjadi within the mental structure
Unconscious itu bersifat aktif, sadar, krn kalau muncul di dan termasuk ide2 yang tidak
scara aktif berjuang untuk kesadaran akan meningkatkan mengancam dari preconscious
menjadi sadar., namun dengan kecemasan seperti halnya gambaran2 yang
bentuk yang mgkn berbeda dari mengancam namun
aslinya/tersamarkan. tersembunyi dari unconscious.

B.2. Provinces of the Mind


a. ID
Tidak memiliki kontak dengan realitas atau tidak memiliki akses menuju kesadaran.
Scara konstan berjuang untuk mengurangi tekanan dengan memuaskan kebutuhan dasar.
Pleasure principles.
Bayi yang baru lahir merupakan personifikasi dari Id, dimana ia tidak dibebani oleh hambatan2 dari
ego dan superego.
Selain tidak realistis dan mencari kepuasan, Id juga tidak logis dan dapat scara simultan memiliki ide2
yang bertentangan.
Id tidak memiliki moralitas, tidak dapat membuat pertimbangan yang berharga atau membedakan
hal yang baik dan buruk.
Energi Id dihabiskan sepenuhnya untuk satu tujuan yaitu mencari kepuasan tanpa
mempertimbangkan apakah hal itu tepat atau tidak.

42
Id bekerja melalui primary process, dan perjuangannya terjadi mllui secondary process untuk
membuatnya memiliki kontak dengan dunia luar, dalam hal ini proses kedua ini berfungsi mllui Ego.
b. EGO
Ego disebut juga I (saya), merupakan satu2nya daerah di pikiran yang memiliki kontak dengan
realitas.
Ego berkembang slm masa kanak2 dan menjd sumber utama seseorang untuk berkomunikasi
dengan dunia luar.
Ego diatur oleh reality principle, yang mcoba menggantikan pleasure principle dari Id.
Ego menjadi pembuat keputusan atau cabang eksekutif dari kepribadian.
Sebagian ego adalah conscious, sebagian preconscious, dan sebagian lg unconscious sehingga ego
dapat membuat keputusan pada msg2 level tersebut.
Ketika menampilkan fungsi kognitif dan intelektual, ego harus mempertimbangkan tuntutan Id yang
tidak realistik dan tidak cocok dengan superego. Ego harus berhubungan dengan dunia luar dan
memenuhi tuntutan realistis dari dunia luar.
Dikelilingi oleh tuntutan dari tiga pihak – id, superego dan dunia luar – maka ego bereaksi dengan
pola yang dapat diduga – menjadi anxious.
Saat anxious itu, Ego menggunakan represi dan defense mechanism lainnya untuk menghadapi
kecemasan.

c.SUPEREGO
Superego diatas I, mnrt Freud, merepresentasikan aspek moral dan ideal dari kepribadian, dan
dituntun oleh moralistic and idealistic principles, yang bertentangan dengan pleasure principle dari
Id dan realistic principle dari ego.
Superego juga tidak memiliki kontak dengan dunia luar, tuntutannya juga tidak realistik untuk
kesempurnaan.
Superego memiliki 2 subsystems yaitu conscience dan ego-ideal.
Conscience merupakan hasil dari pengalaman dengan hukuman atas perilaku yang tidak pantas :
should not do.
Ego-ideal berkembang dari pengalaman dengan hadiah atas perilaku yang pantas : should do.
Superego yang berkembang dengan baik bertindak mengontrol impuls2 seksual dan agresif melalui
proses represi.
Superego mengamati ego, menilai tindakan dan niatnya.
Rasa bersalah adalah hasil ketika ego bertindak bertentangan dengan standar moral superego. Rasa
bersalah ini fungsi dari conscience.

43
Perasaan rendah diri muncul ketika ego tidak mampu memenuhi standar kesempurnaan dari
superego. Inferiority feelings berakar dari ego-ideal.

Struktur kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud secara singkat dapat dijelaskan oleh
gambar berikut ini:

Gambar 3. Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud

C. Kesimpulan
Dinamika Kepribadian

Dariives Sex Aggression Anxiety


Merupakan stimulus Tujuan dari dorongan Tujuan akhir dari Sebuah perasaan,
internal/di dalam diri seksual adalah dorongan agresif afektif, kondisi yang
seseorang, tidak kenikmatan. Tujuan adalah self- tidak menyenangkan
dapat dihindari. tersebut tidak dapat destruction. yang diikuti dengan
Istilah lainnya adalah diubah, namun jalan Aggression bersifat sensasi fisik yang
instinct, meski kata untuk mencapai fleksibel dan dapat mengingatkan orang
yang lebih akurat tujuan dapat memiliki beberapa tersebut untuk

44
‘dariive’ atau beragam. Selain bentuk : ejekan, menghadapi bahaya
‘impulse’. genital, mulut & anus gosip, sarkasme, dimasa yad.
Ada 2 klp dariives : 1) dapat memproduksi penghinaan, humor Hanya ego yang
sex atau Eros; 2) kenikmatan seksual dan menikmati dapat menghasilkan
aggression, yang disebut zona penderitaan orang perasaan cemas,
distraction atau erogenous. lain. namun ide, superego
Thanatos. Sex dapat memiliki Sepanjang hidup, dan dunia luar
Dariives ini berasal beberapa bentuk impuls hidup dan terlibat dalam satu
dari Id namun trmasuk narcissim mati scara konstan dari tiga btk
dikontrol oleh Ego. (cinta pada diri sdari), saling berjuang untuk kecemasan :
Energi psikis untuk love (cinta kpada menguasai, dan saat neurotic, moral &
sex dariive adalah objek diluar diri), yang sama harus realistic.
libido. sadism (kesenangan tunduk pada prinsip Ketergantungan ego
seksual dengan realitas. pada Id mhasilkan
menyakiti orang lain), kecemasan neurotik,
masochism ketergantungan pada
(kesenangan seksual superego
dengan menyakiti diri menghasilkan
sendiri) kecemasan moral
dan ketergantungan
pada dunia luar
mhasilkan
kecemasan realistis.

D. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Dapatkah kepribadian berubah menurut Sigmund Freud?

2. Hal apakah yang terjadi untuk perubahan kepribadian menurut Sigmund Freud?

E. Daftar istilah yang penting

F. Daftar Pustaka

Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:

1. Feist, J & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. New York; Mc. Graw Hill
Companies.
2. Suryabrata, S. 1998. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
3. Burger, J.M. 2008. Personality. California: Michele Ordi

45
MATERI 7
KEPRIBADIAN MENURUT MELANIE KLEIN “NEOFREUDIAN”

A. Pengantar
• Teori Object Relations turunan dari teori insting (Freud) namun terdapat tiga perbedaan:

1. Lebih menekankan pada pola-pola relasi interpersonal yang konsisten.

2. Cenderung bersifat maternalistik; menekankan hubungan yg akrab dan pengasuhan


ibu.

1. M’mandang kontak dan relasi antar manusia – sebagai motif utama perilaku
manusia.

• Spekulasi ahli” teori object relations :

Relasi awal (riil/fantasi) antara bayi dgn ibunya mjd model bagi semua relasi interpersonal di
kemudian hari.

B. Sub Materi
Kehidupan Psikis Bayi

• Menekankan pentingnya 4 atau 6 bulan pertama kehidupan.

46
• Membawa st predisposisi bawaan (warisan) utk meredakan kecemasan yg dialaminya
sebagai akibat konflik dari instink kehidupan dan instink kematian.

• Kesiagaan bawaan yg dimiliki bayi utk b’reaksi m’syaratkan adanya phylogenetic endowment
(bawaan filogenetik); st konsep yg juga diterima oleh Freud.

➢ Fantasi-fantasi

• Asumsi dasar: bayi sejak lahir m’miliki kehidupan fantasi yg aktif.

• Representasi/gambaran psikis dari instink id yang tidak disadari (mampu m’bedakan baik
dan buruk)

Cth: Bayi yg tertidur dgn mengisap jarinya sdg b’fantasi m’ngisap buah dada ibunya.

• Dgn semakin matangnya bayi, fantasi” tdk sadar akan trs b’lanjut m’beri dampak thd
kehidupan psikis dan fantasi” baru jg mucul.

➢ Objek-objek

• Manusia memiliki dorongan/insting

(kematian dan kehidupan) yg berupa objek.

• Klein : - obyek dorongan lapar (hunger drive) adalah buah dada yang baik

- obyek dorongan seksual ialah organ seksual, dan seterusnya.

• Bayi sejak dini sdh b’relasi dgn obyek” eksternal; baik dlm fantasi maupun realitas.

• Berelasi jg dgn obyek-obyek internal; obyek” yg memiliki power sendiri (spt konsep Freud ttg
superego).

Posisi-Posisi

• Klein (1946) : bayi sbg individu, senantiasa terlibat dlm st konflik dasar antara instink
kehidupan dan instink kematian; baik dan buruk, cinta dan benci, kreativitas dan destruksi.

• Utk menangani dikotomi perasaan” baik dan buruk, bayi m’gorganisasikan pengalaman”nya
ke dlm posisi” ttt/cara” utk menangani obyek-obyek internal dan eksternal.

• Istilah “posisi” digunakan utk m’nunjukkan bahwa posisi dpt berganti” maju-mundur; bkn
“tahap p’kembangan “ yg mrp-kan kurun waktu yg dilalui manusia.

47
• Dua posisi dasar yg m’nunjukkan p’tumbuhan dan p’kembangan sosial yg normal; walau
labelnya patologis, yaitu (Klein) :

1. Posisi Paranoid-Schizoid (kondisi ambivalen)

- 3 atau 4 bulan pertama kehidupan, bayi melakukan kontak dgn buah dada yg
baik dan buah dada yg buruk. Pengalaman yg b’ganti” antara kepuasan dan
frustrasi akan m’ancam ego bayi yg baru b’kembang dan masih rapuh.

- Bayi memiliki 2 keinginan  melahap dan memiliki buah dada sekaligus merusak
buah dada dengan menggigit, merobek, atau menghancurkannya.

- Dlm upaya m’tolerir kedua perasaan tsb, ego akan memecah diri, m’pertahankan
sebagian dari instink kehidupan maupun instink kematian dgn m’belokkannya.

- Dgn demikian, bayi m’alami ketakutan akan persecutory breast (buah dada yang
kejam) tp jg memiliki relasi dgn ideal breast (yang memberi cinta kasih, kenyamanan,
dan kepuasan).

- Bayi berhasrat utk m’miliki ideal breast dlm dirinya sbg p’lindungan terhadap
ancaman pembinasaan dari persecutory breast. Utk itu bayi mengambil posisi
paranoid-schizoid.

- Paranoid-Schizoid : st cara m’gorganisasikan pengalaman” yg m’liputi perasaan”


curiga (paranoid); dibinasakan serta memisahkan, antara obyek-obyek internal dan
eksternal ke dlm yg baik dan yg buruk.

- Perasaan curiga bersifat subyektif dan fantastik, belum obyektif dan riil.

- 2. Posisi Depresif

- Sejak usia 5 atau 6 bln, bayi mulai memandang obyek” eksternal sbg keseluruhan
dan melihat bahwa yg baik dan yg buruk bisa terdapat pd diri seorang individu.

- Posisi Depresif : perasaan cemas atas kehilangan objek yg dicintai sekaligus merasa
bersalah karena tidak dapat melindungi.

- Posisi depresif dpt diatasi jika anak b’fantasi bahwa ia telah memperbaiki keburukan
yg dilakukan sebelumnya (mengarahkan dorongan destruktif kepada ibu) dan bila ia
menyadari bahwa ibunya tidak akan pergi selamanya namun akan kembali lg stl
b’pisah.

48
- Bila posisi depresif dapat diatasi, anak merekatkan pemisahan antara ibu yang baik
dan yang buruk. Anak tidak hanya mampu mengalami cinta kasih dari ibunya tetapi
jg menunjukkan cinta kasihnya kepada ibu.

- Posisi depresif yg tdk selesai akan m’hasilkan kurangnya rasa percaya pd orang lain,
duka cita yang berlebihan atas kehilangan orang yang dicintai, dan beragam
gangguan psikis lainnya.

C. Sub Materi

PSYCHIC DEFENSE MECHANISMS

MEKANISME PERTAHANAN DIRI PSIKIS

• Klein (1955) : sejak awal masa bayi, anak m’adopsi bbrp mekanisme pertahanan diri psikis
utk melindungi ego dari kecemasan akibat fantasi-fantasi destruktif yang dimilikinya.

• Mekanisme pertahanan diri psikis yg digunakan : introyeksi, proyeksi, pemilahan (splitting),


dan identifikasi proyektif (projective identification).

▪ Introyeksi : khayalan yg diperoleh bayi mengenai persepsi dan pengalamannya dgn objek
eksternal.

• Dimulai saat bayi pertama kali diberi makan; brsh menyatukan buah dada ibu ke dlm
tubuhnya.

• Bayi brsh m’introyeksikan obyek” yg baik, mengambilnya utk dimasukkan ke dlm diri sbg
p’lindungan thd kecemasan. Namun kadang bayi m’introyeksikan obyek” yg buruk shg
keburukan dan kekejaman menjadi internal, menakutkan si bayi dan dpt muncul dlm
mimpi/minat thd dongeng” yg menakutkan.

• Obyek” yg diintroyeksikan bkn mrpkan gambaran akurat dari obyek” riil melainkan diwarnai
oleh fantasi anak.

▪ Proyeksi : fantasi bahwa perasaan” dan impuls” yg sesungguhnya merupakan milik diri
sendiri menjadi milik orang lain dan tidak berada di dlm tubuhnya.

• Bayi meredakan kecemasan dgn m’proyeksikan impuls” destruktif yg tdk dpt dikelolanya ke
obyek” eksternal.

• Anak memproyeksikan citra-citra baik maupun buruk ke obyek” eksternal, terutama


orangtuanya.

49
▪ Pemisahan (Splitting) : memisahkan impuls-impuls yg tdk selaras.

• Dlm rangka m’misahkan obyek” yg baik dari yg buruk, ego hrs dipisahkan shg bayi
m’gembangkan st gambaran ttg “good me” maupun “bad me” yang m’mungkinkannya utk
menangani impuls-impuls yang menyenangkan (pleasurable) maupun yg destruktif t’hdp
obyek” eksternal

• Dampak positif : mjd mekanisme p’tahanan diri yg positif &


b’manfaat bagi bayi maupun org dewasa.

• M’mungkinkan individu utk melihat aspek” positif maupun negatif dirinya, m’evaluasi
perilaku baik atau buruk, dan m’bedakan antara teman” yg disukai dan yg tdk disukai.

• Splitting yg b’lebihan dan tdk fleksibel dpt m’arah pd represi yg patologik.

▪ Identifikasi Proyektif (Projective Identification)

▪ M’misahkan bagian” diri yg tdk dpt diterima, m’proyeksikannya ke obyek lain, dan
m’introyeksikannya kembali ke dlm diri dlm bentuk yg b’beda.

• Identifikasi proyektif m’beri pengaruh yg kuat pd relasi interpersonal di masa dewasa.

Internalization

▪ Internalizations : melakukan introyeksi dan mengolah menjadi sst yg bermakna psikologis.

Tiga internalisasi yang penting yaitu:

1. Ego

- Klein (1930,1946): ego m’capai kematangan pd tahap yg jauh lbh awal ketimbang yg
diasumsikan Freud (sejak mulai menyusui pd ibu)

- Klein: m’dasarkan teorinya pd kemampuan awal ego utk m’hayati daya” destruktif, m’cintai,
dan mengelolanya mll cara” splitting, proyeksi, dan introyeksi.

✓ ckp kuat utk m’rasakan kecemasan, m’gunakan mekanisme pertahanan diri, dan
m’bentuk object relations awal dlm fantasi maupun realitas.

✓ Utk m’cegah disintegrasi, ego yg baru muncul hrs m’misahkan dirinya ke dlm good me dan
bad me.

2. Superego (perasaan terancam)

• Tiga perbedaan gambaran ttg superego dari Freud & Klein:

50
a. muncul lbh awal dlm kehidupan

b. tdk muncul dari kompleks Oedipus

c. b’sifat lbh kasar dan kejam.

• Pertahanan diri ego yang dini mjd landasan bagi p’kembangan superego.

• Superego yg kasar dan kejam m’munculkan kecenderungan antisosial dan kriminal pd org
dewasa.

• Pada usia 5 atau 6 thn, superego m’munculkan sedikit kecemasan ttp dgn rasa b’salah yg
besar. Hal tersebut akan b’angsur” berkurang dan berubah menjadi conscience yang
realistik.

• Klein: superego b’kembang se-jln dgn kompleks Oedipus dan akhirnya b’kembang sbg rasa
b’salah yg realistik stl kompleks Oedipus teratasi (menolak paham Freud-superego
mrp konsekuensi dari kompleks Oedipus).

Kompleks Oedipus

Konsep Klein :

a. Kompleks oedipus dimulai pd bbrp bulan pertama kehidupan, bersamaan dgn tahap oral dan
anal, dan mencapai puncaknya pada tahap genital pada sekitar usia 3 atau 4 tahun.

b. Bagian penting dari kompleks Oedipus ialah ketakutan anak atas pembalasan dendam dari
orangtua akibat fantasinya ttg mengosongkan tubuh orangtua.

c. Pentingnya m’pertahankan perasaan” positif anak terhadap kedua orangtua selama masa
Oedipal.

d. Tahap” awal, kompleks Oedipus menyediakan kebutuhan yang sama pd laki-laki maupun
perempuan; untuk mengembangkan sikap positif ter-hdp obyek yg baik/memberi kepuasan
dan menghindari/menolak obyek yg buruk atau menakutkan

(buah dada atau penis).

Female Oedipal Development

• Klein (1945) : penis envy berasal dari keinginan anak perempuan untuk menginternalisasi
penis ayah dan memperoleh bayi dari ayah. Fantasi ini mendahului semua hasrat akan penis
eksternal.

51
• Pendapat Klein : anak perempuan mempertahankan attachment yang kuat dengan ibunya
sepanjang periode Oedipal.

Male Oedipal Development

• Klein (1945) : anak laki-laki kecil memandang buah dada ibunya sbg hal yg baik dan buruk.

• Bln” pertama Oedipal, anak laki” mengubah bbrp hasrat oral-nya dari buah dada ibu ke
penis ayah; berada dlm posisi positif, mengambil sikap homoseksual yang pasif terhadap
ayah kemudian bergeser ke relasi heteroseksual dgn ibunya.

• Klein : posisi heteroseksual pasif mrpkan prasyarat bagi perkembangan relasi


heteroseksual yang sehat pada anak laki-laki dengan ibunya.

• Bagi anak perempuan maupun laki-laki, resolusi yg sehat dari kompleks Oedipus t’gantung
pd kemampuan anak utk m’izinkan ibu dan ayahnya akrab dgn dirinya dan m’relakan
orangtua bersetubuh.

Psikoterapi

• Klein : m’pelopori penggunaan psikoanalisis pada anak-anak.

• Metodenya adl dgn play therapy ; anak kecil akan m’ekspresikan keinginan sadar maupun
tdk sadar mll terapi bermain.

• Tujuan: meredakan kecemasan depresif dan ketakutan akan tindak kekejaman serta
mengurangi kekerasan obyek” yg d’internalisasi.

• Cara: pasien di dorong utk m’alami kembali emosi” dan fantasi” masa dini dgn m’nunjukkan
perbedaan” antara realitas dan fantasi, antara yang disadari dan yang tak disadari.

• Bila hbg ini tlh d’pahami, ketakutan pasien terhadap kekejaman yg mgkn dilakukan obyek”
internal akan b’kurang, kecemasan depresif juga akan berkurang, serta mampu
memproyeksikan ketakutan terhadap obyek” internal ke dunia luar.

D. Kesimpulan

Teori kepribadian Melanie Klein yang disebut Object Relations menekankan pada pola-pola
relasi interpersonal yang konsisten, bersifat maternalistik yaitu menekankan hubungan yg akrab
dan pengasuhan ibu, dan memandang kontak dan relasi antar manusia sebagai motif utama
perilaku manusia. Relasi awal (riil/fantasi) antara bayi dgn ibu menjadi model bagi semua relasi

52
interpersonal di kemudian hari. Inti teori membahas tentang fantasi masa bayi dan posisi-posisi
serta mekanisme pertahanan diri psikis.

E. Latihan soal mandiri (quiz)

1. Sebutkan perbedaan teori object relations dgn teori insting Freud.

2. Jelaskan bagian penting dari teori object relations ttg relasi.

3. Jelaskan konsep Klein mengenai “fantasi” dan “objek”.

4. Sebutkan dan jelaskan konsep Klein ttg “posisi”.

5. Sebutkan dan jelaskan jenis” defense mechanism menurut Klein.

6. Jelaskan apa yg dimaksud dgn “internalizations”.

7. Apa sajakah yg dibahas dlm konsep “internalizations” mnrt Klein.

F. Daftar istilah yang penting

object relations : relasi objek

G. Daftar Pustaka

1. Feist, J & Feist, G. J. 2009. Theories of Personality. New York; Mc. Graw Hill
Companies.
2. Burger, J.M. 2008. Personality. California: Michele Ordi

53
MATERI 8
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ERIC ERIKSON “NEO - FREUDIAN”

A. Sub-Materi I - Overview Biografi Eric Erikson


a. Erikson lahir pada 15 Juni 1902. Ia dibesarkan oleh ibu kandung dan ayah tirinya. Untuk
menemukan makna dalam hidup, Erikson pergi dari rumah ketika masa remaja, dan
memilih sebg seniman dan penyair pengelana. Setelah 7 thn berkelana, ia pulang ke
rumah dengan penuh kebingungan, lelah dan depresi, dan tidak sanggup melukis.
b. Ia lalu menerima surat dari Peter Blos yang mengundangnya mengajar anak-anak di
sekolah di Wina. Ia menceritakan kepada Anna Freud bahwa masalahnya yang paling
sulit adlah menemukan identitas ayah kandungnya.
c. Erikson menikah dengan Joan Serson, seorang penari, seniman, dan guru. Mereka
memiliki 4 anak. Satu anaknya Neil, lahir down syndrom dan dimasukkan ke rumah sakit
jiwa. Erikson merasa tertekan karena ibunya membohonginya tentang identitas
ayahnya, dan Erikson juga tertekan karena membohongi anak-anaknya yang lain ketika
memasukkan Neil ke rumah sakit jiwa dan mengatakan bahwa adik mereka meninggal
saat lahir. Erikson juga mencari identitasnya dengan berganti-ganti pekerjaan dan
tempat tinggal.
B. Sub-Materi II - The Ego in Post-Freudian Theory

a. Erikson percaya bahwa ego merupakan sebuah kekuatan positif yang menciptakan
identitas diri, “I”.
b. Ego sebagai pusat kepribadian membantu beradaptasi dengan berbagai konflik dan
krisis, serta agar tidak kehilangan individualitas.
c. Ego menyatukan kepribadian - Erikson melihat ego sebagai agen pengorganisasian yang
sebagiannya bekerja secara unconscious yang mensintesa pengalaman-pengalaman
saat ini dengan identitas diri di masa lalu dan dengan mengantisipasi gambaran-
gambaran diri.
d. Erikson mendefinisikan ego sebagai kemampuan seseorang untuk menyatukan
pengalaman-pengalaman dan tindakan-tindan dengan pola-pola yang adaptif.
e. Erikson mengindentifikasi 3 aspek dari ego yang saling berhubungan : body ego, ego
ideal, dn ego identity.
f. Body ego mengacu pada pengalaman-pengalaman pada tubuh; cara untuk melihat fisik
berbeda dengan orang lain, apakah kita puas atau tidak puas dengan cara tubuh kita
terlihat dan berfungsi, namun kita menyadari bahwa begitulah tubuh kita itu.

54
g. Ego ideal mewakili gambaran kita tentang diri sendiri dibandingkan dengan gambaran
diri yang ideal, bertanggungjawab pada kepuasan atau ketidakpuasan bukan hanya
pada physical self tetapi juga keseluruhan identitas diri kita.
h. Ego identity adalah gambaran yang kita miliki dari diri kita dalam berbagai peran sosial
yang kita mainkan.
i. Perubahan-perubahan pada body ego, ego ideal, ego identity dapat dan selalu terjadi
pada tiap tahap perkembangan.
j. Society’s influence : Erikson menekankan faktor sosial dan historis dalam pembentukan
ego. Mnrt Erikson, ego ada sebagai potensi saat lahir, namun kemunculannya adalah
dalam lingkungan kultural – masyarakat membentuk kepribadian yang cocok dengan
kebutuhan dan nilai budayanya.
k. Epigenetic Principle : Erikson percaya bahwa perkembangan ego melalui beragam
tahap kehidupan sesuai dengan epigenetic principle, a step-by-step growth.
Perkembangan epigenetik ini berimplikasi pada perkembangan organ2 bayi secara
tahap demi tahap, bahwa embrio tidak dimulai sebagai manusia kecil yang sudah
berkembang, namun harus menunggu perkembangan struktur dan bentuknya,
didasarkan pada proporsinya dengan cara yang tetap. Ego juga dmakan, berkembang
dengan jalur epigenetik dimana masing2 tahap berkembang sesuai waktunya- suatu
karakteristik berkembang diatas karakteristik lain dalam ruang dan waktu ttt.

C. Sub-Materi II - The Ego in Post-Freudian Theory


Selain itu, Erikson juga mengemukankan teori mengenai Stages of Psychosocial Development,
antara lain terdiri dari:

55
1. Infancy
 Sebagai tahap psikososial awal bagi Erikson, tahap infancy ini adalah masa
incorporation, dimana bayi akan ‘memasukkan’ tidak hanya melalui mulut, tetapi
melalui seluruh organ-organ indaria mereka. Dengan bayi memasukkan makanan dan
informasi secara sensoris, bayi belajar untuk trust atau mistrust pada dunia luar, suatu
situasi yang memberikan mereka harapan yang realistis. Maka, pada fase ini ditandai
dengan mode psikoseksual oral-sensory, dan krisis psikoseksualnya adalah trust vs
mistrust, dan kekuatan dasarnya atau kualitas ego-nya adalah hope.
 Oral-sensory mode : ditandai dengan dua mode incorporation yaitu menerima
(meskipun tanpa kehadiran orang lain, contoh udara ketika bernafas) dan mendapatkan
(dari orang lain – konteks sosial, contoh menyusui) yang diberikan. Untuk mendapatkan
sesuatu dari orang lain, bayi belajar untuk trust atau mistrust terhadap orang lain.
 Hubungan interpersonal paling penting bagi bayi adalah pengasuh utama mereka, yang
umumnya adalah ibu. Jika mereka dapat bergantung pada lingkungan visual scara
menyenangkan, mereka semakin kokoh basic trust. Sebaliknya, jika mereka menemukan
tidak ada hubungan antara kebutuhan oral-sensory mereka dengan lingkungan, maka
akan berkembang mistrust.
 Basic trust (syntonic) dan basic mistrust (dystonic) harus berkembang. Terlalu banyak
trust membuat naif dan rentan terhadap tipu daya dunia, terlalu sedikit trust akan
menyebabkan frustrasi, marah, permusuhan, sinis atau depresi.
 Hope : basic strength yang muncul dari konflik antara basic trust vs mistrust. Dengan
mengalami kedua hal menyenangkan dan menyakitkan, bayi belajar mengharapkan
tekanan di masa yang akan datang akan bertemu dengan hasil-hasil yang
menyenangkan. Jika tidak ada hope dimasa bayi, maka akan terjadi patologi masa bayi.
Jika sedikit hope, maka akan mengembangkan gangguan psikologis yang serius.
2. Early Childhood
 Menurut Erikson, pada fase ini anak-anak mendapatkan hal-hal yang menyenangkan
tidak hanya dari otot-otot anus tetapi juga dari penguasaan fungsi-fungsi tubuh lainnya
seperti buang air kecil, berjalan, melempar, memegang, dan yang lainnya. Anak-anak
juga mengembangkan sense of control terhadap lingkungan interpersonal mereka,
seperti halnya mengukur kontrol diri mereka, disebut anal-urethral muscular mode.
 Fase anak-anak ini merupakan waktu yang kontradiksi, waktu pemberontakan keras
kepala dan kepatuhan, waktu ekspresi diri yang impulsif dan penyimpangan yang

56
kompulsif, waktu untuk bekerjasama dengan kasih dan perlawanan yang penuh
kebencian. Autonomy versus doubt.
 Autonomy (kualitas syntonic) berkembang dari basic trust. Jika sudah mengembangkan
basic trust yang kokoh pada masa kanak-kanak, maka anak-anak akan belajar percaya
pada diri mereka sendiri, dan dunia mereka akan tetap utuh ketika mengalami krisis
psikososial ringan. Jika anak-anak tidak mengembangkan basic trust, maka mereka akan
berusaha mendapatkan kendali atas anal, uretral dan organ-organ otot selama masa
kanak-kanak awal, yang akan bertemu dengan rasa shame and doubt yang kuat.
 Shame adalah suatu perasaan kesadaran diri yang dilihat dan diperlihatkan. Doubt
adalah perasaan ketidakpastian, suatu perasaan bahwa sesuatu tetap tersembunyi dan
tidak dapat dilihat. Shame and doubt keduanya adalah kualitas dystonic.
 Will : kekuatan dasar pada masa kanak-kanak; muncul dari resolusi atas krisis antara
autonomy vs shame and doubt. Tahap ini adalah permulaan dari free will dan willpower
– namun hanya permulaan.
 Konflik dasar selama masa kanak-kanak adalah perjuangan anak-anak untuk mandiri
dan usaha-usaha orangtua untuk mengkontrol anak-anak melalui penggunaan shame
and doubt.
 Anak-anak akan mengembangkan will hanya jika lingkungan mereka mengijinkan untuk
self-expression ketika mereka mengontrol otot-otot anus dan otot-otot lainnya. Jika
dalam pengalaman mereka terlalu banyak shame and doubt, maka akan berkembang
menjadi compulsion, patologi inti pada masa kanak-kanak. Terlalu sedikit will dan terlalu
banyak compulsity akan membuat anak-anak kekurangan tujuan ketika memasuki usia
bermain dan kekurangan kepercayaan diri ketika masuk usia sekolah.
3. Play Age

 Mode pada fase ini adalah genital-locomotor mode. Erikson melihat situasi Oedipal
sebagai prototype kekuatan bermain manusia seumur hidup.
 Ketertarikan yang dimiliki anak-anak di usia bermain pada aktivitas genital diikuti
dengan meningkatnya fasilitas pada lokomosi. Mereka kini dapat bergerak dengan
mudah, berlari, melompat, memanjat tanpa ada usaha-usaha yang disadari, dan
permainan mereka menunjukkan inisiatif dan imaginasi. Will mereka yang sblmnya,
berkembang menjadi aktivitas dengan purpose. Kemampuan kognitif anak2
memampukan mereka menciptakan fantasi-fantasi elaboratif yang mencakup fantasi2
Oedipal, imajinasi tentang bagaimana menjadi dewasa, sanggup melakukan segala
sesuatu (omnipotent), dll.

57
 Ketika anak-anak mulai bebas bergerak, mereka mengembangkan initiative (syntonic)
dalam memilih dan meraih tujuan, seperti menikahi ayah atau ibu mereka atau
meninggalkan rumah; yang seharusnya ditekan atau ditunda. Konsekuensi dari tujuan
yang tabu dan terhambat ini adalah guilt.
 Inisiatif yang tanpa kekangan akan mengarah pada kekacauan dan lemahnya prinsip-
prinsip moral. Namun, jika banyak larangan/kekangan, rasa bersalah menjadi elemen
yang dominan, anak-anak akan menjadi kompulsif scara moral atau terlalu terkekang.
Inhibition menjd core pathology pada usia bermain.
 Purpose : merupakan basic strength saat usia bermain. Konflik Initiative versus guilt
menghasilkan kekuatan dasar berupa purpose. Anak-anak bermain dengan tujuan,
bersaing dalam permainan untuk menjadi pemenang, ketertarikan genital memiliki arah
apakah terhadap ayah atau ibu sebagai objek dari dorongan seksual mereka. Mereka
menetapkan sasaran dan meraihnya dengan tujuan. Usia bermain juga tahap dimana
anak-anak mengembangkan suara hati dan mulai melekatkan label-label sebagai benar
dan salah pada perilaku mereka. Suara hati pada masa anak-anak ini menjadi
‘cornerstone of morality’.

4. School Age
 Sekitar usia 6-12 atau 13 thn. Pada usia ini, dunia sosial anak2 berkembang dari
keluarga ke teman-teman sebaya, guru-guru, dan model-model orang dewasa lainnya.
Pada usia sekolah, rasa ingin tahu semakin kuat, dan terkait dengan perjuangan dasar
mereka untuk kompetensi (penguasaan). Anak-anak berjuang untuk membaca dan
menulis, berburu dan memancing, belajar keterampilan-keterampilan baru yang
dituntut oleh lingkungan sosial. Usia sekolah tidak selalu berarti sekolah formal.
 Merupakan periode psikoseksual yang disebut latency. Sexual latency ini penting karena
membiarkan anak-anak mengalihkan energi mereka untuk mempelajari teknologi
budaya mereka dan strategi untuk interaksi sosial. Ketika anak-anak bekerja dan
bermain untuk memperoleh hal tersebut, mereka mulai membentuk gambaran tentang
diri mereka sebagai kompeten atau tidak kompeten. Gambaran diri ini merupakan dasar
dari ego identity.
 Krisis psikoseksual pada fase ini adalah industry versus inferiority.
 Industry (kualitas syntonic) adalah keinginan untuk tetap sibuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Ketika mereka belajar melakukan sesuatu dengan baik, mereka akan
mengembangkan perasaan industry atau produktif, tetapi jika apa yang mereka

58
kerjakan tidak tepat untuk mencapai sasaran mereka, maka akan muncul perasaan
inferiority (kualitas dystonic).
 Competency: basic strength pada usia sekolah. Merupakan kepercayaan untuk
menggunakan kemampuan fisik dan kognitif untuk menyelesaikan masalah, selama usia
sekolah.
 Kompetensi ini menjadi dasar untuk ‘co-operative participation in productive adult life’.
 Jika perjuangan antara industry (cukup produktif untuk mencapai tujuan) dan inferiority
(terlalu sedikit tujuan) terlalu mengarah pada inferioritas atau produktifitas yang
berlebihan, anak-anak akan mudah menyerah atau mundur ke tahap perkembangan
sebelumnya. Kemunduran ini disebut inertia, merupakan core pathology pada usia
sekolah.

5. Adolescence
 Masa remaja adalah suatu periode dari pubertas menjadi masa dewasa awal,
merupakan tahap perkembangan yang paling penting, karena diakhir tahap ini,
seseorang harus memperoleh suatu rasa ego identity.
 Pubertas, didefinisikan sebagai kematangan genital, yang memicu harapan-harapan atas
peran-peran sebagai orang dewasa di kmdn hari- peran yang penting scara sosial dan
dapat dicapai hanya jika berjuang mencapai ego identity.
 Pencarian ego identity mencapai puncak selama masa remaja ketika orang-orang muda
berjuang menemukan siapa diri mereka dan siapa yang bukan diri mereka. Mereka
berusaha menemukan identitas seksual, ideologi, atau pekerjaan. Pada fase ini, orang-
orang muda menemukannya dari gambaran-gambaran diri mereka di tahap awal yang
sudah diterima ataupun ditolak. Selama masa remaja, identitas menguat menjadi suatu
krisis ketika orang-orang muda belajar mengatasi konflik psikososial tentang identity
versus identity confussion.
 Jika kita mengembangkan rasio yang pas antara identitas dan kebingungan identitas,
maka akan memiliki: 1) keyakinan atas prinsip-prinsip ideologi; 2) kemampuan scara
bebas untuk memutuskan bagaimana seharusnya berperilaku; 3) percaya pada
kelompok sebaya dan orang dewasa yang memberikan nasihat-nasihat terkait tujuan-
tujuan dan aspirasi2; 4) kepercayaan atas pilihan-pilihan terhadap pekerjaan yang
sesuai.
 Fidelity: basic strength pada masa remaja. Fidelity adalah keyakinan atas ideologinya
sendiri. Kepercayaan yang dipelajari pada masa kanak-kanak adalah dasar untuk fidelity

59
pada masa remaja. Orang-orang muda harus belajar untuk trust pada orang lain
ssebelum mereka memiliki keyakinan atas cara pandang mereka terhadap masa depan.
 Core pathology pada masa remaja adalah role repudiation, yang menghambat
kemampuan seseorang untuk mensintesa berbagai gambaran diri dan nilai-nilai kepada
identitas yang dapat dicapai.
6. Young Adult
 Fase usia 19-30 tahun. Suatu fase untuk membangun intimacy. Orang-orang dewasa
muda seharusnya sudah mengembangkan kematangan genitality, mengalami konflik
antara intimacy dan isolation, dan memperoleh basic strength cinta.
 Intimacy adalah kemampuan untuk mencampur identitas dirinya dengan orang lain
tanpa rasa takut kehilangan. Intimacy hanya dapat diperoleh ketika orang-orang sudah
membentuk ego yang stabil.
 Intimacy yang matang berarti kemampuan dan keinginan untuk saling berbagi trust. Hal
ini melibatkan pengorbanan, kompromi, dan komitmen dalam suatu hubungan dua
orang secara seimbang.
 Lawan dari intimacy adalah isolation, yaitu ketidakmampuan mengambil kesempatan
dengan berbagi true intimacy dengan identitas orang lain. Orang-orang mungkin sukses
dalam keuangan dan sosial, namun merasa teriosolasi karena tidak mampu menerima
tanggung jawab orang dewasa untuk pekerjaan yang produktif, prokreasi, dan cinta
yang dewasa.
 Memang, beberapa tingkatan dari isolasi itu penting sebelum seseorang dapat menjadi
matang dalam cinta. Terlalu banyak kebersamaan dapat menghancurkan perasaan ego
identitas seseorang, yang dapat menyebabkan orang tersebut mengalami kemunduran
psikososial dan ketidakmampuan menghadapi tahap perkembangan selanjutnya.
 Love : the basic strength of young adult. Erikson mendefinisikan cinta sebagai devosi
yang dewasa yang mengatasi perbedaan-perbedaan dasar antara laki-laki dan
perempuan. Meskipun cinta termasuk intimacy, namun terdapat juga beberapa
tingkatan isolation, karena masing-masing pasangan mengijinkan untuk
mempertahankan identitas yang terpisah.
 Cinta yang dewasa berarti komitmen, hasrat seksual, kerjasama, kompetisi, dan
persahabatan.
 Lawan dari cinta adalah exclusivity, sebagai core pathology dari orang dewasa muda,
yaitu ketika menghambat kemampuan seseorang untuk bekerjasama, berkompetisi, dan
kompromi.

60
7. Adulthood
 Usia 31-60 tahun. Masa dewasa ditandai dengan mode psikoseksual procaraeativity.
 Procaraeativity merujuk lebih dari sekedar kontak genital dengan pasangan. Ini
termasuk tanggungjawab untuk memelihara keturunan yang merupakan hasil dari
kontak seksual. Prokreasi seharusnya mengikuti kematangan intimasi dan cinta yang
dibangun dari tahap sebelumnya.
 Orang dewasa yang matang menuntut lebih dari sekedar menghasilkan keturunan,
tetapi juga memelihara anak-anak sendiri dan anak-anak orang lain.
 Generativity versus Stagnation. Kualitas syntonic pada masa dewasa adalah
generativity, yang artinya generasi dari manusia, dan produk-produk baru dan ide-ide
baru. Generativity terkait dengan membangun dan mengarahkan generasi berikutnya,
termasuk melahirkan anak-anak, menghasilkan sesuatu dalam pekerjaan, dan
menciptakan hal-hal baru dan ide-ide yang berkontribusi untuk membangun dunia yang
lebih baik.
 Antitesis dari generativity adalah self-absorption and stagnation. Siklus generasional
dari produktivitas dan kreativitas menjadi cacat ketika orang-orang menjadi terlalu
terserap kedalam diri mereka sendiri atau terlalu menyenangkan diri sendiri (self-
indulgent).
 Care: the basic strength of adulthood. Erikson mendefinisikan care sebagai komitmen
yang lebih luas untuk merawat orang lain, produk-produk, dan ide-ide yang dipelajari
untuk diperhatikan. Sebagai kekuatan dasar, care muncul dari ego strength dasar
sebelumnya. Seseorang harus memiliki hope, will, purpose, competence, fidelity, dan
love untuk tujuan memelihara apa-apa atau hal-hal yang diperhatikannya.
 Antipati dari care adalah rejectivity, the core pathology of adulthood. Rejectivity adalah
ketidakinginan untuk memelihara orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu.
Rejectivity muncul dalam bentuk berpusat pada diri sendiri, memilih-milih, atau pseudo-
speciation, yaitu keyakinan bahwa kelompok orang lain lebih rendah daripada dirinya.
8. Old Age
 Merupakan tahap perkembangan psikoseksual terakhir, yaitu old age, sekitar usia 60
thn hingga meninggal. Usia tua tidak berarti bahwa manusia tidak lagi generatif.
Mungkin tidak ada lagi prokreasi, namun orang-orang usia tua tetap dapat produktif
dan kreatif. Mereka dapat menjadi kakek nenek yang merawat cucu-cucunya sebagai
anggota masyarakat yang lebih muda.

61
 Usia tua dapat menjadi masa yang menyenangkan, menggembirakan, ajaib, namun
dapat juga sebagai masa yang muram, depresi, dan putus asa.
 Tahap terakhir psikoseksual adalah generalized sensuality.
 Krisis identitas tahap akhir seseorang adalah integrity versus despair. Orang-orang yang
memiliki identitas ego yang kuat yang telah belajar intimacy dan memelihara orang-
orang juga benda-benda, akan muncul integrity (kualitas isytonic), yaitu suatu perasaan
kepenuhan (wholeness) dan koheren, suatu kemampuan untuk menyatukan perasaan
“I-ness” meskipun kekuatan fisik dan intelektual menurun.
• Wisdom: the basic strength of old age.
 Sejumlah keputusasaan bersifat alamiah dan perlu untuk kematangan psikologis.
Perjuangan yang tidak terelakkan antara integrity dan despair menghasilkan
wisdom, sebagai kekuatan dasar di usia tua.
 Erikson mendefinisikan wisdom sebagai pengetahuan dan ketidakterikatan terkait
dengan kehidupan dan dalam menghadapi kematian.
 Antitesis dari wisdom dan core pathology dari old age adalah disdain, yang
didefinisikan Erikson sebagai suatu reaksi terhadap perasaan (dan melihat orang
lain) dengan meningkatnya perasaan telah berakhir, bingung dan tak berdaya.
Disdain ini adalah lanjutan dari penolakan, yang merpkn core pathology dari masa
dewasa.

D. KESIMPULAN
Perkembangan manusia akan melalui ke delapan tahapan tersebut. Konflik pada satu tahap
yang tidak terselesaikan, akan dapat menghambat perkembangan pada tahap berikutnya.

62
E. Diskusi
Bagaimana dampak pada setiap tahapan perkembangan jika konflik tidak terselesaikan?

Daftar Pustaka
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

63
MATERI 9
ALFRED ADLER “INDIVIDUAL PSYCHOLOGY”

A. Sub-Materi I - Biografi Adler

 Alfred Adler lahir pada 7 Februari 1870 di Rudolfscheim, dekat Wina.


 Ketika masih kecil, fisik Adler sangat lemah dan sakit-sakitan, ketika usianya 5 tahun, ia
pernah hampir meninggal karena pneumonia. Selain itu, adiknya, Rudolf juga meninggal
disampingnya saat usia Adler 4 tahun. Kedua pengalaman tersebut memotivasi Adler
untuk menjadi dokter.
 Pada usia 5 tahun, Adler memutuskan bahwa tujuan hidupnya adalah menaklukkan
kematian, dan kedokteran menawarkan kesempatan untuk menghalangi kematian.
 Adler merasakan persaingan dengan kakaknya, Sigmund Adler, yang scara finansial
banyak membantunya dimasa dewasa.
 Adler lebih tertarik pada hubungan-hubungan sosial. Ia juga mengatakan bahwa
dorongan menuju superioritas merupakan motif yang lebih mendasar dalam kehidupan.
 Adler menikah dengan seorang perempuan Rusia yang sangat mandiri, Raissa Epstein
dan memiliki 4 orang anak.
 Pasien-pasien Adler kebanyakan berasal dari kelas bawah dan menengah ke bawah.
Kualitas pribadinya mencakup sikap yang optimistik terhadap kondisi manusia, rasa
persaingan yang intens disertai persahabatan yang hangat, keyakinan kuat terhadap
kesetaraan gender, kesediaan mendukung hak-hak kaum perempuan.

B. Sub-Materi II - Pengantar

 Menurut Adler, manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang
mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan pada orang
lain. Oleh karena itu, minat sosial sudah menjadi sifat manusia dan merupakan standar
akhir untuk kesehatan psikologis.

 Prinsip utama dalam teori Adler bisa diuraikan dalam bentuk kerangka yaitu:
1. Satu-satunya kekuatan dinamis dibalik perilaku manusia adalah striving for
success or superiority.
2. Subjective perceptions manusia membentuk perilaku dan kepribadian mereka.
3. Kepribadian itu bersifat unified and self-consistent.
4. Nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang social interest.

64
5. Struktur kepribadian yang konsisten di dalam diri berkembang menjadi style of
life atau gaya hidup orang tersebut.
6. Gaya hidup dibentuk oleh creative power manusia.

C. Sub-Materi – Prinsip Dasar

1. Striving for Success or Superiority


 Prinsip pertama dari teori Adlerian adalah kekuatan dinamis di balik perilaku
manusia adalah berjuang untuk meraih keberhasilan (success) atau superioritas
 Pada awalnya, Adler percaya bahwa agresi adalah kekuatan dinamis di balik
semua motivasi, namun, Adler kemudian menggunakan istilah masculine protest
yang menyatakan keinginan untuk menguasai atau mendominasi orang lain.
 Adler menyebut kekuatan tunggal sebagai striving for superriority, namun ia
membatasi istilah ini untuk manusia yang berjuang untuk meraih superioritas
pribadi di atas orang lain.
 Istilah striving for success yang kemudian diperkenalkan menggambarkan
manusia yang termotivasi oleh minat sosial yang tinggi. Tanpa memperhatikan
motivasi untuk berjuang, setiap individu dikendalikan oleh tujuan akhir (final
goal)
 Menurut Adler, setiap orang memiliki kekuata untuk menciptakan sebuah tujuan
fiksional sesuai pribadinya. Tujuan tersebut tidak bersumber dari keturunan dan
lingkungan, melainkan merupakan produk dari creative power atau kemampuan

65
manusia untuk secara bebas membentuk perilaku dan menciptakan kepribadian
mereka sendiri.
 Anak-anak lahir kecil, tidak sempurna, lemah, merasa inferior dan powerless,
sehingga untuk mengatasi kelemahan tersebut, mereka menyusun tujuan fiksi
untuk menjadi besar, sempurna dan kuat. Tujuan akhir seseorang akan
mengurangi rasa sakit atas perasaan inferioritas dan menunjukkan arah orang
tersebut untuk superior maupun sukses.
 Jika anak-anak merasa diabaikan dan dihancurkan, maka tujuan mereka sebagian
besar akan tetap berada dlm ketidaksadaran (unconscious). Anak-anak yang
merasakan cinta dan aman secara psikologis, akan berjuang menuju keunggulan
yang didefinisikan berdasarkan keberhasilan dan kepedulian sosial.
 Untuk memperjuangkan tujuan akhir, orang-orang menciptakan dan mengejar
banyak preliminary goals. Sub tujuan ini seringkali disadari, namun kadang-
kadang hubungan antara sub-sub tujuan tersebut tidak disadari, namun
sebenarnya saling sesuai satu sama lain dalam suatu pola yang self-consistent.
 Manusia secara terus menerus didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi
perasaan inferior dan didorong oleh keinginan untuk menjadi utuh. Situasi positif
dan negatif ini muncul secara bersamaan dan tidak bisa dipisahkan karena
merupakan dimensi dari sebuah kekuatan tunggal
 Daya juang merupakan sesuatu yang bersifat bawaan, namun sifat dan arah daya
juang ini ditentukan oleh perasaan inferior dan tujuan untuk meraih keunggulan.
 Meskipun berjuang untuk meraih keberhasilan adalah bawaan, hal ini tetap harus
dikembangkan. Ketika lahir, setiap orang berpotensi memiliki daya juang tetapi
belum benar-benar memilikinya. Sekitar umur 4/5 tahun, anak-anak memulai
proses ini dengan menetapkan sebuah arah bagi daya juang dan dengan
membuat sebuah tujuan, baik untuk superioritas pribadi, maupun keberhasilan
sosial.
 Sebagai sebuah kreasi dari seorang individu, tujuan bisa berbentuk apa saja. Tidak
perlu berbentuk gambaran yang sama dari kelemahan seseorang, walaupun
tujuan memang menjadi kompensasi dari kelemahan tersebut
 Walaupun daya kreatif dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan, pada
akhirnya kedua hal ini dianggap bertanggung jawab penuh dalam pembentukan
kepribadian seseorang.

66
 Faktor keturunan menentukan potensi, sedangkan faktor lingkungan berperan
pada minat sosial dan keteguhan. Kekuatan alam dan pengasuhan tidak akan
pernah menghilangkan kekuatan seseorang untuk menetapkan tujuan uniknya
atau untuk memilih cara khusus demi mencapai tujuan.
 STRIVING FOR SUPERIORITY
Beberapa orang berjuang meraih superioritas dengan sedikit atau tanpa
memperhatikan orang lain. Tujuan mereka bersifat personal dan usaha mereka
dimotivasi sebagian besar oleh perasaan inferior yang berlebihan atau munculnya
inferiority complex. Pembunuh, pencuri, dan penipu merupakan contoh yang jelas
bagi orang-orang yang berjuang untuk keuntungan pribadi.
 STRIVING FOR SUCCESS
Orang-orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang dimotivasi oleh
minat sosial dan keberhasilan untuk semua umat manusia. Individu-individu yang
sehat ini peduli dengan tujuan-tujuan yang melebihi diri mereka sendiri, mampu
untuk menolong orang lain tanpa menuntut atau mengharapkan imbalan, dan
mampu melihat orang lain sebagai manusia yang bisa diajak bekerjasama untuk
kepentingan sosial.
2. Subjective Perception
• Prinsip kedua Adler adalah persepsi subjektif seseorang membentuk perilaku dan
kepribadian mereka (people’s subjective perceptions shape their behavior and
personality).
• Manusia berjuang meraih keunggulan atau keberhasilan untuk mengganti
perasaan inferior, namun sikap juang mereka tidak ditentukan oleh kenyataan,
tetapi oleh persepsi subjektif mereka akan kenyataan, atau fiksi, atau harapan
masa depan.
• Fictionalism
Fiksi kita yang paling penting adalah tujuan meraih superioritas atau sukses,
tujuan yang diciptakan di awal kehidupan dan mungkin tidak dipahami dengan
jelas. Tujuan akhir yang fiksional dan subjektif ini menuntun gaya hidup kita dan
menyatukan kepribadian kita. Salah satu contoh fiksi adalah “pria lebih superior
dibanding wanita”. Walaupun gagasan ini fiksi, banyak orang, baik wanita atau
pria bertindak seolah-olah hal ini adalah nyata.
• Physical Inferiorities

67
 Manusia memulai hidupnya dari kondisi yang kecil, lemah, dan inferior,
sehingga mereka mengembangkan fiksi atay sistem kepercayaan tentang
bagaimana mengatasi kelemahan fisik ini dengan menjadi besar, kuat, dan
superior. Namun, bahkan setelah mereka memperoleh ukuran yang besar,
kekuatan dan superioritas, mereka bersikap seolah masih kecil, lemah dan
inferior.
 Keterbatasan fisik mungkin tidak berarti sama sekali bagi manusia, kecuali
keterbatasan ini menstimulasi perasaan subjektif tentang inferioritas yang
berfungsi sebagai dorongan menuju kesempurnaan atau keutuhan.
 Beberapa orang mengganti perasaan inferior ini dengan bergerak menuju
keadaan psikologis yang sehat dan gaya hidup bermanfaat, sementara yang
lain melakukan kompensasi secara berlebihan dan termotivasi untuk menarik
diri dari orang lain.

3. Unity and Self-Consistency of Personality


• Prinsip ketiga dari teori Adlerian adalah kepribadian itu menyatu dan self-
consistent (Personality is unified and self-consistent)
• Ketika memilih istilah psikologi individual, Adler berharap untuk menekankan
keyakinannya bahwa setiap orang itu unik dan tak terpisahkan, dengan kata lain
menekankan pada kesatuan fundamental dari kepribadian dan gagasan bahwa
perilaku yang konsisten itu tidak ada. Pikiran, perasaan, dan tindakan, semuanya
mengarah pada satu sasaran dan berfungsi untuk mencapai satu tujuan.
• Organ Dialect
 Menurut Adler, keseluruhan diri manusia berjuang dengan cara yang self-
consistent demi satu tujuan, dan setiap tindakan serta fungsi masing-masing
hanya dapat dipahami sebagai bagian dari tujuan tersebut. Melalui bahasa
organ, organ-organ tubuh berbicara sebuah bahasa yang biasanya lebih
ekspersif dan mengungkapkan pikiran seseorang dengan lebih jelas
dibandingkan kata-kata.
 Conscious and Unconscious
 Contoh kedua dari kepribadian yang menyatu adalah keserasian antara
tindakan sadar dan tindakan tidak sadar. Adler mendefinisikan ketidaksadaran
sebagai bagian dari tujuan yang tidak dirumuskan dengan jelas atau tidak
dipahami secara utuh oleh seseorang.

68
 Adler menghindari dikotomi antara ketidaksadaran dan kesadaran dimana ia
memandangnya sebagai dua bagian yang bekerjasama dalam sistem yang
menyatu.
 Pikiran-pikiran sadar adalah pikiran yang dipahami dan diperlakukan
seseorang sebagai hal yang membantunya dalam usaha meraih keberhasilan,
sedangkan pikiran-pikiran tidak sadar adalah pikiran yang tidak membantu
usaha tersebut.
 Apakah perilaku seseorang mengarah ke gaya hidup yang sehat atau tidak
sehat tergantung pada tingkat minat sosial yang mereka kembangkan selama
masa kanak-kanak.
4. Social Interest
• Prinsip Adler yang keempat adalah nilai dari semua aktivitas manusia harus
dilihat dari sudut pandang minat sosial.
• Minat sosial adalah terjemahan Adler yang berasal dari istilah Jerman, yaitu
Gemeinschaftsgefuhl, yang maknanya adalah perasan menjadi satu dengan umat
manusia, menyatakan secara tidak langsung keanggotaan dalam komunitas sosial
seluruh manusia.
• Seseorang dengan gemeinscahftsgefuhl yang berkembang dengan baik tidak
berjuang untuk superioritas pribadi, tetapi untuk kesempurnaan semua manusia
dalam komunitas masyarakat yang ideal.
• Minat sosial adalah kondisi alamiah dari manusia dan bahan perekat yang
mengikat masyarakat bersama-sama. Minat sosial dinyatakan sebagai suatu
keharusan untuk melestarikan umat manusia.
• Sumber Minat Sosial
 Minat sosial berakar dari potensi dalam setiap orang, namun harus
dikembangkan sebelum bisa digunakan sebagai life style yang bermanfaat.
Minat sosial ini bersumber dari hubungan ibu dan anak serta lingkungan sosial
selama bulan-bulan pertama masa kanak-kanak. Setelah umur 5 tahun, efek
dari keturunan akan digantikan oleh kekuatan lingkungan sosial, dan
membentuk hampir setiap aspek kepribadian anak.
 Social interest adalah tongkat pengukur Adler untuk mengukur kesehatan
psikologis seseorang dan sebagai ‘the sole criterion of human values’.
 Kepedulian sosial adalah satu-satunya alat yang digunakan untuk menilai the
worth of a person, sebagai standar yang digunakan untuk menentukan the

69
usefulness of a life. Orang-orang yang memiliki kepedulian sosial, berarti
matang secara psikologis. Ketidakmatangan orang menunjukkan kekurangan
Gemeinschaftsgefühl, self-centered, berjuang untuk kekuasaan pribadi dan
superioritas terhadap orang lain.
5. Life Style
• Prinsip Adler yang kelima adalah struktur kepribadian yang self-consistent
berkembang menjadi life style seseorang.
• Life style merupakan istilah yang digunakan Adler untuk menunjukkan selera
hidup seseorang. Gaya hidup mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan
terhadap orang lain, dan sikap terhadap dunia.
• Gaya hidup seseorang terbentuk dengan cukup baik ketika mencapai umur empat
atau lima tahun. Setelah masa tersebut, semua tindakan kita berputar disekitar
gaya hidup kita yang sudah terbentuk itu.
• Individu yang tidak sehat secara psikologis seringkali mengarah pada kehidupan
yang tidak fleksibel, ditandai oleh ketidakmampuan memilih cara-cara baru
bereaksi terhadap lingkungan. Pribadi yang sehat secara psikologis bersikap
dengan gaya yang beragam dan fleksibel dengan gaya hidup yang kompleks,
memperkaya dan selalu berubah.

6. Creative Power
• Pendapat terakhir dari teori Adler adalah style of life is molded by people’s
creative power.
• Adler percaya bahwa setiap orang diperkuat oleh kebebasan untuk menciptakan
gaya hidupnya sendiri. Intinya, setiap orang bertanggung jawab pada siapa diri
mereka dan bagaimana mereka berperilaku.
• Daya kreatif seseorang menempatkannya dalam kendali atas hidup mereka
sendiri, bertanggung jawab atas tujuan akhir mereka, menentukan metode untuk
berjuang terhadap tujuan, dan berkontribusi terhadap perkembangan kepedulian
sosial.
• Adler mengakui pentingnya herediter dan lingkungan dalam membentuk
kepribadian. Manusia, melampaui produk herediter dan lingkungan, mereka
adalah ciptaan yang kreatif yang tidak hanya bereaksi terhadap lingkungan
tertentu juga bertindak di dalamnya dan menyebabkan lingkungan bereaksi
terhadap mereka.
• Adler menggunakan analogi ‘the law of the low doorway’.

70
D. Sub-Materi – Perkembangan Abnormal
• Menurut Adler, minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang
melatarbelakangi semua jenis maladjusment, antara lain:
• Faktor Eksternal Maladjusment
 Cacat fisik yang buruk : dapat dibawa dari lahir atau akibat kecelakaan atau penyakit.
Setiap orang dapat mengembangkan perasaan inferior yang berlebihan, tetapi anak
yang lahir cacat fisik mempunyai peluang lebih besar untuk menjadi maladjusment
dibanding anak yang lahir sehat secara jasmani.
 Gaya hidup manja : anak yang manja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat
aktivitas yang rendah. Mereka mengharap orang lain memperhatikan, melindungi
dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri.
 Gaya hidup diabaikan : anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikhendaki akan
mengembangkan gaya hidup ini. Anak ini cenderung akan berharap orang lain
bersikap dingin karena ia terbiasa diperlakukan secara dingin. Mereka jg cenderung
mendendam, tidak percaya diri, dan tidak mampu bekerjasama untuk tujuan
bersama.
• Semua penderita neurotik menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya. Konsep
kecenderungan pengamanan ini mirip dengan konsep mekanisme pertahanan diri dari
Freud. Perbedaannya adalah: (1) mekanisme pertahanan melindungi ego dari
kecemasan instingtif, sedangkan safeguarding melindungi selfdari tuntutan luar; (2)
mekanisme pertahanan merupakan gejala umum yang dilakukan semua orang,
sedangkan safeguarding merupakan salah satu simptom neurotik; (3) mekanisme
pertahanan beroperasi pada tingkat tak sadar, sedangkan safeguarding pada tingkat
sadar dan tak sadar. Ada tiga kecenderungan safeguarding yang dilakukan, yaitu
excuses, agresi, dan withdrawl
 Excuses : kecenderungan yg paling umum. Biasanya sesalan yang dipakai adalah “ya,
tetapi” , “sesungguhnya kalau”.
 Agresi : terdapat tiga macam, yaitu
• Merendahkan (deprication) mrp kecenderungan menilai rendah prestasi orang
lain dan menilai tinggi prestasi diri sendiri.
• Menuduh (acussation) mrp kecenderungan menyalahkan orang lain atas
kegagalan yang dilakukannya sendiri, dan cenderung untuk mencari pembalasan
dendam.

71
• Menuduh diri sendiri (self-acussation) ditandai oleh menyiksa diri sendiri dan
perasaan berdosa.
 Withdrawal : merupakan kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan, dengan
cara mengambil jarak (menjaga jarak). Terdapat 4 jenis, yaitu moving backward,
standing still, hestilating, dan constructing obstacle.

E. Sub-Materi – Aplikasi
• Konstelasi Keluarga
 Dalam terapi, Adler hampir selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga,
yakni urutan kelahiran, enis kelamin dan usia saudara sekandung. Bahasan
mengenai keluarga dapat dijadikan pertimbangan bagi orangtua dalam mengasuh
anak-anaknya.
 Menurut Adler, anak sulung memiliki perasaan berkuasa dan superioritas yang
kuat, kecemasan yang tinggi, kecenderungan untuk overprotektif, harus selalu
benar sedangkan yang lain selalu salah. Anak sulung juga memiliki permusuhan
secara tidak sadar terhadap adiknya ketika adiknya lahir. Anak sulung juga
dikatakan memiliki sifat yang tidak bisa bekerja sama dan sangat mengkritik orang
lain. Sedangkan di sisi lain, sifat positif yang dimiliki anak sulung adalah suka
merawat dan melindungi orang lain, serta organisator yang baik
 Anak kedua memiliki sikap positif yaitu bermotivasi tinggi, bisa bekerjasama dan
mempunyai daya saing yang cukup, tetapi kadang ia memiliki sifat yang buruk yaitu
daya saing yang terlalu tinggi dan mudah berkecil hati, yang disebabkan oleh sikap
anak sulung yang dendam dan menganggap mereka sebagai musuh.
 Anak bungsu memiliki sifat yang memiliki gaya hidup manja karena ia yang paling
dimanja, sehingga kadang juga memunculkan sifat yang bergantung pada orang
lain, ingin selalu unggul dalam segala hal, ambisi yang tidak realistis, tetapi di satu
sisi memiliki ambisi yang realistis (pada orang-orang tertentu)
 Anak tunggal berada dalam posisi unik dalam hal daya saing, yaitu tidak bersaing
dengan saudra-saudaranya, tetapi dengan ibunya. Karena hidup dalam dunia orang
dewasa, maka mereka sering membentuk konsep diri yang besar dan rasa
superioritas yang tinggi. Mereka kurang memiliki sifat kerja sama, dan mereka
memiliki cara hidup yang manja, tetapi mereka matang secara sosial.

72
▪ Ingatan Masa Kecil
 Adler meyakini bahwa ingatan yang diungkap kembali akan memberikan petunjuk
untuk memahami gaya hidup pasien, ia tidak menganggap bahwa ingatan-ingatan
ini mempunyai dampak kausal, seperti apa yang diungkapkan oleh Freud.. Adler
juga meyakini bahwa pasien-pasien yang memiliki kecemasan tinggi akan sering
memproyeksikan gaya hidup yang dijalaninya ke dalam ingatan akan pengalaman
masa kecil mereka dengan mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan timbulnya rasa takut dan kecemasan. Jadi kesimpulannya,
pendapat Adler bertolak belakang dengan pandangan Sigmund Freud, yaitu ia
mengatakan bahwa pengalaman masa kecil sesungguhnya dibentuk oleh gaya
hidup seseorang.
• Mimpi
 Mimpi bisa memberikan petunjuk untuk mengatasi masalah di masa depan,
walaupun mimpi tidak bisa meramalkan masa depan. Walaupun Adler percaya
bahwa ia bisa menginterpretasikan ia menyatakan bahwa kebanyakan mimpi itu
bersifat menipu dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi karena terkadang
mimpi itu tersamar untuk mengecoh si pemimpi. Semakin tidak konsisten tujuan
seseorang dengan realitas, semakin besar kemungkinan mimpi orang tersebut
digunakan untuk mengecoh diri. Mimpi membuka selubung tentang gaya hidup

73
seseorang tetapi mimpi mengecoh si pemimpi dengan menyajikan suatu
pencapaian dan kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan.
• Psikoterapi
 Tujuan utama dari psikoterapi Adlerian adalah untuk meningkatkan keberanian,
memperkecil perasaan inferior, dan menumbuhkan minat sosial karena menurut
teori Adlerian psikopatologi disebabkan oleh kurangnya keberanian, perasaan
inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang berkembang.
 Melalui humor dan penerimaan yang baik, Adler berusaha untuk meningkatkan
keberanian, harga diri, dan minat sosial pasiennya. Ia percaya bahwa sikap yang
baik dan peduli yang diekspresikan terapis akan mendorong pasien untuk
memperluas minat sosial mereka dalam tiga area masalah dalam hidup yaitu
cinta seksual, pertemanan, dan pekerjaan.

F. KESIMPULAN

 Striving for Personal Superiority : beberapa orang berjuang untuk superioritas dengan
sedikit atau bahkan tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain, dan perjuangan
mereka dimotivasi oleh perasaan inferioritas pribadi yang berlebihan atau adanya
inferiority complex.

 Striving for Success : kebalikan dari sblmnya, yaitu orang2 yang sehat scara psikologis
yang termotivasi oleh kepedulian sosial dan kesuksesan seluruh umat manusia. Individu2
yang sehat ini memperhatikan tujuan2 yang melampaui diri mereka sdari, mampu
membantu orang lain tanpa menuntut atau mengharapkan pujian pribadi, dan dapat
melihat orang lain bukan sebagai saingan melainkan sebagai orang2 dengan siapa mereka
dapat bekerjasama untuk keuntungan sosial. Keberhasilan mereka tidak dicapai dengan
mengorbankan orang lain namun memiliki kecenderungan scara alamiah untuk bergerak
menuju kepenuhan atau kesempurnaan.

74
H. Diskusi
 Pelajari aplikasi teori Adler
 Perbedaan sifat-sifat anak berdasarkan urutan kelahiran

Daftar Pustaka
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

75
MATERI 10
ERICH FROMM “SOCIAL ANALYTIC”

A. Sub-Materi I - Biografi Erich Fromm

• Lahir : 23 Maret 1900 di Frankfurt, Jerman


• Meninggal: 18 Maret 1980
• Berasal dari keluarga religius
• Mengalami tekanan; ayah pemurung dan pencemas, ibu depresif dan memiliki perilaku
abnormal sejak kecil.
• Mengalami shock saat tahu teman orang tuanya (artis wanita yg cantik) memilih bunuh
diri setelah ayahnya meninggal (pd usia 12 tahun).
• Mengalami shock saat perang dunia I tahun 1914 melihat banyak orang dibunuh,
kebencian terhadap musuh yang semuanya irasional.
• Keadaan keluarga, bunuh diri, dan perang merupakan pengalaman pribadi yang
mencengangkan dan perlu diketahui penyebab irasionalnya.
• Fromm menyangka bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh kekuatan sosial,
ekonomi, politik, sejarah dan masyarakat yang sakit akan menghasilkan masyarakat
yang sakit pula.

76
B. Sub-Materi II – Dilema Eksistensi

• Mengikuti filsafat dualisme, semua gerak di dunia dilatarbelakangi oleh pertentangan


dua kelompok ekstrim, tesa dan antitesa.
• Menurut Fromm, hakekat manusia juga bersifat dualistik, paling tidak ada empat
dualistik di dalam diri manusia:
• Manusia sebagai binatang dan sebagai manusia
Manusia sebagai binatang memiliki banyak kebutuhan fisiologis yang harus dipuaskan,
seperti kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan seksual. Manusia sebagai manusia
memiliki kebutuhan kesadaran diri, berpikir, dan berimajinasi yang terwujud dalam
pengalaman manusia, spt cinta, norma, kebebasan, dan lain sebagainya.
• Hidup dan mati
Kesadaran diri dan pikiran manusia telah mengetahui bahwa dia akan mati, tetapi
manusia berusaha mengingkarinya dengan meyakini adanya kehidupan sesudah
mati, dan usaha-usaha yang tidak sesuai dengan fakta bahwa kehidupan akan
berakhir dengan kematian.
• Ketidak sempurnaan dan kesempurnaan
Manusia mampu mengkonsepkan realisasi diri yang sempurna, tetapi karena
hidup itu pendek, kesempurnaan tidak dapat tercapai.
• Kesendirian dan kebersamaan
Manusia menyadari diri sebagai individu yang terpisah, dan pada saat yang sama
juga menyadari kalau kebahagiaannya tergantung pada kebersamaan dengan
orang lain
• Menurut Fromm, ada dua cara menghindari dilema eksistensi, yaitu pertama
dengan menerima otoritas dari luar, tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan
diri dengan masyarakat. Manusia menjadi budak (dari penguasa negara) untuk
mendapatkan perlindungan atau rasa aman. Kedua, orang bersatu dengan orang
lain dalam semangat cinta dan kerjasama, menciptakan ikatan dan tanggung
jawab bersama dari masyarakat yang lebih baik.

C. Sub-Materi III – Kebutuhan Manusia


• Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai
manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan untuk menjadi bagian dari
sesuatu dan menjadi otonom; dan kebutuhan memahami dunia.
• Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan

77
 Relatedness: kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam
dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan makhluk lain yang
dicintai, menjadi bagian dari sesuatu.
 Rootedness: merupakan kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan kehidupan,
Kebutuhan untuk membangun akar” atau kenyamanan, spt keterikatan dgn ibu,
evolusi spesies manusia.
 Transcendency: karena individu menyadari dirinya sendiri dan lingkungannya,
mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang
membuatnya merasa tak berdaya. Org membutuhkan peningkatan diri, berjuang
untuk mengatasi sifat pasif dikuasai alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas.
 Unity: kebutuhan untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakekat binatang
dan non binatang dalam diri seseorang.
 Identity: kebutuhan utk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah.
Manusia harus merasakan dapat mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat
keputusan, dan merasa hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri.
• Kebutuhan untuk Memahami dan Beraktivitas
 Frame of Orientation: merupakan seperangkat keyakinan mengenai eksistensi
hidup, perjalanan hidup – tingkah laku bagaimana yang harus dikerjakannya, yang
mutlak dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan jiwa
 Frame of Devotion: kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak, yaitu
Tuhan; dan merupakan peta yang mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi
dasar semua nilai dan titik puncak dari semua perjuangan
 Excitation-Stimulation: kebutuhan untuk melatih sistem saraf, untuk
memanfaatkan kemampuan otak
 Efectivity: kebutuhan utk menyadari eksistensi diri, melawan perasaan tidak
mampu dan melatih kemampuan atau kompetensi.

D. Sub-Materi IV – Mekanisme Escape From Freedom


• Untuk memperoleh rasa aman, seseorang dpt meninggalkan kebebasan dan
menyerahkan bulat-bulat individualitas dan integritas diri kepada sesuatu yang dapat
memberi rasa aman, atau disebut dengan mekanisme pelarian. Ada 4 mekanisme
pelarian, yaitu:
 Otoritarianisme: kecenderungan utk menyerahkan kemandirian diri dan
menggabungkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar dirinya, untuk

78
memperoleh kekuatan yang dirasa tidak dimilikinya. Ada dua jenis, yaitu:
masokisme (hasil dari perasaan dasar tidak berdaya, lemah dan inferior yg dibawa
saat menggabungkan diri dengan org yg memiliki power) dan sadism (dapat berupa
membuat orang lain tergantung padanya, sangat mengatur dan mendikte orang
lain, serta hasrat melihat orang lain menderita)

 Destructiveness: seperti otoritarianisme, destruktif berakar pada perasaan


kesepian, isolasi, dan takberdaya. Destruktif mencari kekuatan tidak melalui
membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui usaha membalas atau
merusak kekuatan orang lain.
 Conformity: bentuk pelarian dari perasaan kesepian dan isolasi berupa penyerahan
individualitas dan menjadi apa saja seperti yang diinginkan kekuatan dari luar.
Ibaratnya, orang akan menjadi robot, mereaksi sesuatu persis seperti yang
direncanakan dan mekanis menuruti kemauan orang lain.
 Kebebasan Positif: mengekspresikan sepenuhnya potensi-potensi rasional dan
emosionalnya.
E. Sub Materi V – Karakter Sosial dan Gangguan Kepribadian
• Karakter adalah sistem yang relatif permanen bagi semua perjuangan non-instingtual
dimana melalui ini manusia menghubungkan dirinya dengan manusia lain dan dunia
alamiahnya.

79
• Fromm membedakan dua karakter sosial dalam pasangan, yakni productiveness
(karakter yang berorientasi positif) dan nonproductiveness (karakter yang beriorientasi
negatif)
• Masing-masing dari karakter ini diuraikan menjadi pasangan kategori, dimana antar
kategori itu bisa saling berkombinasi
• Orang yang memiliki gangguan kepribadian menurut Fromm akan mengalami masalah
dalam bekerja, mencintai, dan berpikir secara produktif. Ada tiga jenis gangguan
kepribadian, yaitu :
 Necrophilia (Nekrofilia): merupakan ketertarikan terhadap hal-hal yang bersifat
kematian, cenderung menghancurkan kehidupan.
 Malignant Narcissism (Narsisme Sadistik): merupakan cenderungan untuk senang
jika bisa menghancurkan orang-orang yang dianggap inferior dan menganggap
diri superior.
 Incentuous Symbiosis (Simbiosis Sinsestik): merupakan ketergantungan yang
ekstrim terhadap ibu atau figur pengganti ibu

F. Sub-Materi VI – Psikoterapi
• Fromm lebih menekankan pada aspek interpersonal dari hubungan terapiutik.
• Tujuan klien dalam terapi adalah untuk memahami diri sendiri.
• Fromm yakin bahwa klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan
dasar kemanusiaannya, yakni keterhubungan, keberakaran, transedensi, perasaan
identitas dan kerangka orientasi
• Komunikasi yang tepat sangat penting dalam perkembangan terapeutik dan terapis
harus menghubungkan dirinya sebagai manusia kepada manusia lain dengan penuh
kosentrasi dan kasih sayang.
• Terapis harus mampu membangun kesatuan dengan pasien sehingga mereka dapat
menyatu kembali dengan dunia
G. Diskusi
 Pelajari kritik terhadap teori Adler
 Pelajari kategori kepribadian menurut Fromm

Daftar Pustaka
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

80
MATERI 11
KAREN HORNEY “SOCIAL ANALYTIC”

A. Sub-Materi I - Biografi
 Awal tahun-tahun pernikahannya, ayah dan ibunya yang sudah berpisah, berturut
meninggal.
 Horney melahirkan 3 putri dalam 5 tahun, menerima gelar dokter pada tahun 1915 setelah 5
tahunbelajar psikoanalisis.
 Tahun 1926 Karen dan Oskar berpisah namun tidak bercerai hingga tahun1938. Tahun-tahun
awal perpisahannya dengan Oskar adalah tahun-tahun produktif Horney, ia menulis,
mengajar, mllkn perjalanan dan memberikan kuliah.
 Horney percaya, bukan anatomi, namun budaya yang bertanggung jawab bgi perbedaan
psikis laki-laki dan perempuan.
 Horney meninggal karena kanker usia 65 tahun pada 1952.

B. Sub-Materi

 10 Important Needs by Karen Horney

81
 Perbandingan teori Horney dan Freud

Kritik Horney terhadap Freud

 Kepatuhan terhadap psikoanalisis ortodox hanya akan menyebabkan stagnasi baik


secara pemikiran-pemikiran teoritis maupun praktik terapi.

 Horney keberatan dengan ide Freud tentang psikologi feminin.

 Horney menekankan pandangan bahwa psikoanalisis seharusnya bergerak melebihi


teori-teori insting dan menekankan pentingnya pengaruh budaya dalam
membentuk kepribadian.

 Secara keseluruhan, Horney memandang Freud memiliki konsep yang pesimis


tentang manusia berdasarkan insting dari dalam diri manusia dan stagnasi
kepribadian. Secara kontras, Horney memandang bahwa kemanusiaan itu bersifat
optimistis dan dipusatkan pada kekuatan budaya yang setuju yang berubah.

 Basic Hostility and Basic Anxiety


 Horney (1950) percaya bahwa tiap orang memulai kehidupannya dengan potensi
untuk perkembangan yang sehat, namun membutuhkan kondisi yang mendukung

82
bagi pertumbuhannya. Kondisi tersebut termasuk lingkungan yang hangat dan
penuh kasih dan tidak boleh terlalu permisif.
 Anak-anak perlu mengalami genuine love + healthy discipline  perasaan safety
and satisfaction  to grow (real self). Jika orangtua tidak memuaskan kebutuhan
anak akan rasa aman dan rasa puas  anak mengembangkan basic hostility.
 Basic hostility yang direpres akan menghasilkan basic anxiety.Basic anxiety ini
didefinisikan sebagai ‘a feeling of being isolated and helpless in a world coencieved
as potentially hostile’ Basic anxiety bukan neurosis, namun sebagai tanah yang
subur dimana neurosis dapat berkembang.
 Basic anxiety bersifat konstan dan tidak pernah hilang yang akan menyusup pada
semua relasi dengan orang lain dan berpotensi untuk mengarah pada cara-cara
menjalin hubungan yang tidak sehat.
 Horney mengidentifikasi ada 4 cara manusia melindungi diri untuk menghadapi
perasaan sendiri di dunia yang penuh potensi permusuhan, yaitu:
1. Affection : strategi yang tidak selalu mengarah pada cinta yang otentik,
kadang-kadang malah dengan membeli cinta dng memenuhi permintaan
orang yang dicintai dengan merusak dirinya
2. Submissiveness : orang-orang neurotik dapat menundukkan diri pada orang
atau institusi tertentu yang tujuannya untuk memperoleh afeksi
3. Power : adalah pertahanan diri terhadap rasa permusuhan yang riil atau hanya
dibayangkan, terhadap orang lain dan bentuknya cenderung mendominasi
orang lain
4. Withdrawal : orang-orang neurotik melindungi diri dari kecemasan dengan
menarik diri secara psikologis.
• Compulsive Drives
 Orang-orang yang neurotik sebenarnya memiliki persoalan yang sama dengan
orang-orang yang normal, namun orang-orang neurotik mengalaminya dalam
ukuran yang besar. Orang-orang normal sanggup menggunakan berbagai cara
defensif sesuai kegunaannya, namun penderita neurotik secara kompulsif terus
mengulangi strategi yang sama dengan cara-cara yang pada dasarnya tidak
produktif.

83
• Intra psychic Conflict
 Trend neurotic mengalir dari basic anxiety, yang berakar dari hubungan seorang
anak dengan orang lain. Dalam hal ini, penekanannya adalah pada budaya dan
konflik interpersonal.
 Horney tidak mengabaikan adanya dampak dari faktor intrapsikis pada
perkembangan kepribadian. Seiring berkembangnya teori Horney, ia menekankan
pada inner conflict pada pengalaman-pengalaman individu normal dan neurotic.
Proses intrapsikis bersumber dari pengalaman interpersonal, namun ketika sudah
menjadi bagian dari belief system seseorang, maka proses intrapsikis tersebut
berkembang menjadi kehidupan orang tersebut – sebuah keadaan yang terpisah
dari konflik interpersonal yang memberikan mereka kehidupan.
• Ada dua konflik intrapsikis yang penting : the idealized self-image dan self-hatred.
• The Idealized Self-Image: Horney percaya bahwa manusia jika diberikan lingkungan
yang hangat dan disiplin, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri
dan kecenderungan untuk bergerak menuju self-realization. Namun, pengaruh
negatif juga menghambat kecenderungan alamiah manusia untuk realisasi diri
tersebut, sebuah situasi yamng membuat mereka merasa terisolasi dan rendah diri,
juga perasaan teralienasi dari diri mereka. Karena merasa teralienasi dari diri
sendiri, orang-orang mencari sense of identity yang stabil. Dilema ini dapat diatasi
hanya dengan membentuk gambaran diri yang diidealkan. Mereka melihat diri
mereka sebagai seorang pahlawan, jenius, kekasih yang hebat, santo, seorang
tuhan. Ketika gambaran diri yang ideal ini makin kokoh, penderita neurotic yakin
bahwa gambaran itu nyata sehingga mereka kehilangan sentuhan dengan diri
mereka yang sesungguhnya dan menggunakan diri yang ideal tersebut sebagai
standar evaluasi diri.
 Ada 3 aspek dari gambaran diri yang diidealkan ini, yaitu the neurotic search for glory,
neurotic claims, dan neurotic pride.
1. The neurotic search for glory : ketika penderita neurotic percaya bahwa gambaran
diri mereka yang diidealkan sungguh-sungguh nyata, maka mereka
menyatukannya pada semua aspek hidup mereka yang meliputi tujuan-tujuan,
konsep diri, hubungan dengan orang lain. Ada 3 elemen lain dalam neurotic
search for glory ini yaitu need for perfection, neurotic ambition, dan drive toward
vindictive triumph.

84
2. Neurotic claims : penderita neurotic membangun fantasi yang berbeda dengan
dunia nyata.
3. Neurotic pride : sebagai kebanggaan diri yang keliru yang didasarkan bukan pada
pandangan yang realistik tentang diri yang nyata, melainkan pada gambar keliru
tentang diri yang diidealkan.
• Self-Hatred
Orang-orang yang mengalami pencarian neurotic terhadap keagungan tidak pernah
bahagia dengan diri mereka karena ketika mereka menyadari bahwa diri mereka yang
sesungguhnya tidak sesuai dengan tuntutan yang aneh dari gambaran ideal diri mereka,
maka mereka akan mulai membenci dan menolak diri mereka sendiri. Horney percaya
ada 6 cara utama orang-orang membenci diri mereka sendiri:
1. Self-hatred tampak pada relentless demands on the self (tuntutan tanpa henti pada
diri sendiri meskipun sudah ada ukuran kesuksesannya)
2. Merciless self-accusation (tidak berbelas kasihan pada diri sendiri,).
3. Self-contempt (merendahkan diri sendiri dengan cara meremehkan, dll)
4. Self-frustration (dengan mengabaikan atau menunda aktivitas yang
menyenangkan)
5. Self-torment atau self-torture (menyakiti atau menyiksa diri sendiri)
6. Self-destructive actions and impulses (menggunakan obat-obatan terlarang, ugal-
ugalan, serta melakukan bunuh diri)
C. Kesimpulan
Menurut Karen Horney, anak-anak perlu mengalami genuine love + healthy discipline 
perasaan safety and satisfaction untuk mencapai grow (real self). Jika orangtua tidak
memuaskan kebutuhan anak akan rasa aman & rasa puas  anak mengembangkan basic
hostility.

85
F. Diskusi

 Jelaskan ciri-ciri orang Neurotic menurut Horney?


 Bagaimana dampaknya terhadap perkembangan jika kebutuhan dasar anak akan kasih
sayang tidak terpenuhi?

Daftar Pustaka
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

86
MATERI 12
Harry Stack Sullivan “Social Analytic”

A. Sub Materi I: Biografi


• Keluarganya merupakan petani miskin, ibu sakit-sakitan
• Ibunya sangat memanjakan dan melindunginya karena pernah kehilangan 2 orang kakak
sebelum kelahiran Sullivan
• Ibunya pernah masuk RSJ sehingga Sullivan diasuh oleh bibi dan nenek
• Pernah mengalami schizophrenia saat kanak” dan selama masa dewasa memiliki
hubungan sosial yang superficial dan ambivalent.
• Kepribadian di pandang sebagai pola yang tetap dari interaksi sosial.
• Tidak pernah menikah, memiliki hubungan yang diduga homoseksual (dianggap
mempengaruhi pandangan Sullivan tentang intimacy)
• Meninggal di Paris pada usia 57 tahun.

B. Sub Materi II: Struktur Kepribadian


Sullivan mengemukakan beberapa aspek kepribadian yang stabil dalam waktu yang lama :
1. Dinamisme
• Merupakan pola khas tingkah laku (transformasi energi) yang menetap dan terjadi
secara berulang yang menjadi ciri khas khusus seseorang. Transformasi energi ini
bisa terbuka (dapat diamati) atau tersembunyi (dalam pikiran).
• Dinamisme yang melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian
tubuh, yakni alat reseptor, efektor, dan sistem syaraf.
• Dinamisme yang menjadi pembeda antar manusia tidak berhubungan dengan
bagian tubuh, tetapi menjadi ciri khas hubungan antar pribadi.
2. Personifikasi
• Merupakan suatu gambaran mengenai diri aau orang lain yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan.
• Hubungan interpersonal yang memberi kepuasan cenderung membangkitkan
image positif, sebaliknya yang memberi kecemasan membangkitkan image negatif.
• Terdapat 3 personifikasi :
✓ Personifikasi mengenai good mother dan bad mother (diperoleh dari
pengalaman menyusui ibu yang baik atau yang menimbulkan kecemasan)
✓ Personifikasi mengenai diri sendiri yang meliputi good-me, bad-me atau not me

87
✓ Eidetic Personifications (Personifikasi Eidetik) yang merupakan karakter tidak
realistik/teman imajiner, banyak ditemukan pada anak dan juga orang dewasa.
3. Self-System
• Merupakan suatu pola tingkah laku yang konsisten yang mempertahankan
keamanan interpersonal dengan menghidari atau mengecilkan kecemasan. Mulai
berkembang pada usia 12-18 bulan saat anak belajar tingkah laku yg berhubungan
dgn kecemasan
• Ketika ada pengalaman yang bertentangan dengan sistem diri seseorang, maka
security operations (suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan akibat
dari ancaman terhadap self-system) akan bekerja. Security operations dapat
berupa:
✓ Disosiasi (mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke
kesadaran)
✓ Inatesi (memilih pengalaman mana yang akan diperhatikan dan yang mana
yang tidak perlu diperhatikan.
✓ Apati (tidak memilih obyek mana yang diperhatikan, tetapi diserahkan pada
pihak luar
✓ Pertahanan tidur (tidak memperhatikan stimulasi apapun)
4. Cognitive Process
• Dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, mengikuti alur perkembangan dan
kematangan organisme:
✓ Protaksis : merupakan rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami
pada masa bayi, dimana arus kesadaran (pengidraan, bayangan, dan perasaan)
mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum dan sesudah”; semua
pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, disini, dan sekarang.
✓ Parataksis: Pada awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaan-
persamaan dan perbedaan peristiwa-peristiwa. Bayi mengembangkan cara
berfikir melihat hubungan sebab akibat, asosional peristiwa.
✓ Sintaksis: berpikir logic dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang
diterima bersama, khususnya bahasa-kata-bilangan, yang mendominasi sejak
usia 4-10 th. Ketika anak mulai belajar berbicara, mempelajari kata dari suatu
peristiwa, saat itulah anak mulai berpikir sintaksis.

88
C. Sub Materi III: Dinamika Kepribadian
1. Tension
Tension merupakan potensi untuk bertingkah laku yang disadari atau tidak disadari.
Terdapat dua sumber tegangan:
a. Kebutuhan (needs)
• Kebutuhan yang mula pertama muncul adalah tegangan yang muncul akibat
ketidak seimbangan biologis dalam diri individu atau ketidakseimbangan
fisiokimia antara individu dengan lingkungannya. Kebutuhan lain yang
kemudian muncul adalah kebutuhan interoersonal.
• Pilihan kegiatan untuk mengurangi tegangan dipengaruhi oleh lingkungan
sosial dimana orang dibesarkan.
• Memuaskan kebutuhan dapat menghilangkan tension. Kegagalan memuaskan
kebutuhan yang berkepanjangan dapat menimbulkan keadaan apathy yang
merupakan bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan tension.
b. Kecemasan
• Kecemasan menurut Sullivan merupakan pengaruh pendidikan yang paling
besar sepanjang hayat, disalurkan melalui perilaku keibuan pada bayi.
• Jika ibu mengalami kecemasan, dia akan menyatakannya pada wajahnya,
irama katanya, dan tingkah lakunya, dan bayi akan terinduksi sehingga
merasakan kecemasan seperti yang dirasakan ibunya; proses ini dinamakan
empati.
• Umumnya bayi akan menangani kecemasannya dengan operasi keamanan,
bisa dengan pertahanan tidur atau somnolent detachment (bayi menolak
berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara tidur).
2. Transformasi Energi
• Merupakan tegangan yang ditransformasikan menjadi tingkahlaku, baik tingkah
laku yang terbuka maupun tertutup.
• Tingkahlaku hasil transformasi itu meliputi gerakan yang kasatmata, dan kegiatan
mental seperti perasaan, fikiran, persepsi dan ingatan.
• Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat menurunkan tegangan ditentukan oleh
masyarakat dimana orang itu dibesarkan.
• Umumnya, insting memang ada dalam diri individu dan menjadi pemicu kebutuhan
yang menimbulkan tegangan, tetapi transformasi energi tidak lagi dipengaruhi
insting dan lebih sebagai hasil belajar.

89
D. Sub Materi IV: Perkembangan Kepribadian
1. Infancy (Lahir – Bisa Berbicara (0 – 18 bulan))
• Bayi menjadi manusia berkat kelembutan kasih sayang yang diterima dari pemeran
keibuan.
• Obyek pertama yang menjadi pusat perhatian adalah puting ibu, yang
menimbulkan paling tidak tiga image, yaitu:
a. Good nipple – puting yang lembut, penuh kasih sayang dan memberikan
kepuasan fisik.
b. Not-nipple – puting yang salah karena tidak mengeluarkan air susu, bahkan
merupakan tanda penolakan dan isyarat mencari puting yang lain
c. Bad nipple – puting dari ibu yang cemas, tidak memberi kasih sayang dan
kepuasan fisik.
• Pada pertengahan tahap ini, bayi mulai berkomunkasi dengan bahasa, dimulai
dengan kata-kata yang tidak memiliki validasi konsensual.
2. Childhood (Bisa Mengucap Kata – Butuh Kawan Bermain (1,5 – 4 th))
• Dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berpikir sintaksis, serta
perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan kelompok sebaya
• Anak mulai belajar menyembunyikan aspek tingkah laku yang diyakininya dapat
menimbulkan kecemasan atau hukuman. Anak-anak cenderung memiliki tampilan
perilaku seperti :
a. Dramatisasi – bermain peran seolah-olah dewasa, mengidentifikasi diri dengan
orang tua.
b. Preoccupation : belajar berkonsentrasi pada satu kegiatan yang dapat
membuatnya terhindar dari kegiatan atau situasi yang menekan
c. Malevolent transformation : perasaan bahwa dirinya hidup di tengah-tengah
musuh sehingga memiliki rasa kecurigaan dan ketidak percayaan.
d. Unwitting sublimation : mengganti sesuatu atau aktivitas yang dapat
menimbulkan kecemasan dengan aktvitas yg diterima secara sosial
3. Juvenile (Usia Sekolah – Keinginan Membangun Intimacy (4 – 10th))
• Perkembangan penting dalam tahap ini adalah loncatan sosial, anak belajar
kompetisi, kompromi, kerjasama, dan memahami makna perasaan kelompok.
• Peluang seseorang untuk melakukan validasi konsensual yang mendukung fikiran
sintaksis semakin luas. Tahap ini juga ditandai dengan munculnya konsepsi tentang
orientasi hidup.

90
• Perkembangan negatif yang penting pada tahap ini adalah:
a. Prasangka atau stereotip – meniru atau memakai personifikasi mengenai
orang atau kelompok yang diturunkan antar generasi
b. Pengasingan atau ostrasisme – pengalaman anak diisolasi secara paksa,
dikeluarkan atau diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat
individual dengan kelompok.
c. Penghinaan atau disprajemen – meremehkan atau menjatuhkan orang lain,
yang akan berpengaruh merusak hubungan interpersonal pada usia dewasa.
4. Preadolescence (Pubertas (8/10– 12 th))
• Ditandai dengan awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain yang bercirikan
persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Mereka membutuhkan chum
atau teman akrab dari jenis kelamin yang sama sebagai tempat curahan isi hati dan
bersama-sama mencoba memahami dan memecahkan masalah hidup.
• Tahap ini ditandai dengan beberapa fenomena:
a. Orangtua masih penting, tapi mereka dinilai secara lebih realistik
b. Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri
c. Terlibat dalam kerjasama utk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri
sendiri.
d. Kolaborasi atau hubungan chum, yang dapat mengatasi atau menghilangkan
pengaruh buruk simptom salah suai yang diperoleh dari tahap perkembangan
sebelumnya.
5. Early Adolescence (12 – 16 th)
• Terjadi perubahan fisik yang dicirikan dengan perkembangan hasrat seksual.
• Berbagai problem dapat muncul pada periode ini yang merefleksikan konflik antara
tiga kebutuhan dasar, yaitu keamanan, keintiman, dan kepuasan seksual.
• Kepuasan seksual bertentangngan dengan keamanan, karena aktivitas genital pada
usia ini terlarang pada banyak budaya sehingga menimbulkan perasaan berdosa,
malu, dan cemas.
• Keintiman bertentangan dengan keamanan karena membentuk keintiman dengan
perbedaan jenis kelamin dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu dan kehilangan
harga diri serta kecemasan.
• Keintiman bertentangan dengan kepuasan seksual karena keduanya sulit untuk
dikombinasikan dan diarahkan kepada satu orang.

91
• Masa ini merupakan titik balik dalam perkembangan kepribadian. Kegagalan
memenuhi kebutuhan pd tahap ini akan menghambat perkembangan tahap
selanjutnya
6. Late Adolescence (16 th – awal 20.an)
• Periode ini berakhir sampai seseorang mengenal kepuasan dan tanggungjawab dari
kehidupan sosial. Pengalaman semakin banyak terjadi pada tingkat berfikir
sintaksis.
• Tahap ini ditandai dengan pemantapan hubungan cinta dengan satu pasangan.
• Jika seseorang memasuki tahap ini dengan inflasi self-system, maka ia akan
mengalami personifikasi yang tidak tepat dan berbagai jenis keterbatasan dalam
hidup, seperti pandangan tidak realistik tentang diri, dan pandangan negatif atau
stereotip terhadap orang lain.
• Pencapaian akhir periode ini adalah self-respect, yang menjadi syarat untuk
menghargai orang lain. Jika seseorang dapat menghargai diri sendiri, maka ia akan
dapat menghargai orang lain.
6. Maturity ( > 20 th)
• Setiap prestasi penting tahap yang terdahulu akan menjadi bagian penting dari
kepribadian yang matang.
• Orang dewasa yang matang hendaknya sudah belajar memuaskan kebutuhan-
kebutuhan yang penting, bekerjasama dan berkompetisi dengan orang lain,
mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi kepuasan intimasi
dan seksual, dan berfungsi secara efektif di masyarakat dimana ia berada.
• Menurut Sullivan, intimasi merupakan pencapaian yang paling penting.

E. Sub Materi V: Aplikasi


• Gangguan-gangguan psikologis berasal dari hubungan antarpribadi dan dapat dipahami
dengan mengacu kepada lingkungan sosial pasien.
• Tidak ada yang unik mengenai gangguan mental, semuanya berasal dari kesulitan
hubungan interpersonal yang dihadapi semua orang.
• Sullivan menyoroti gangguan schizophrenia disebabkan oleh faktor-faktor situasional.
• Psikoterapinya ada pada upaya untuk memperbaiki hubungan pasien dengan orang lain.
Untuk memudahkan proses ini, terapis berperan sebagai pengamat partisipan, menjadi
bagian dari hubungan interpersonal itu, bertatap muka dengan klien yang berarti

92
memberi kesempatan kepada mereka untuk memantapkan komunikasi sintaksis dengan
orang lain.

F. Kesimpulan
Teori interpersonal Harry Stack Sullivan menekankan pentingnya setiap tahap
perkembangan manusia. Karena perkembangan manusia yang sehat adalah terkait
kemampuan membangun keintiman dengan orang lain. Namun kecemasan dapat muncul jika
ada hubungan antarpribadi yang tidak terpuaskan.

G. Latihan soal mandiri (quiz)


1. Jelaskan inti teori kepribadian Sullivan.
2. Analisa lah kasus di sekitar anda yang dapat dijelaskan dengan teori Sullivan.

Daftar Pustaka

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.


Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

93
MATERI 13
Henry Murray

A. Sub Materi I: Pendahuluan


• Menurut Murray, manusia harus dipahami sebagai kesatua pribadi yang utuh.
• Setiap bagian dari tingkahlaku manusia harus dipahami dalam hubungannya dengan
fungsi lainnya, lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta
fungsi otaknya.
• Personologi = menekankan bahwa psikologi kepribadian seharusnya
mengkonsentrasikan diri pada kasus individual.
• Kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoretisi dan bukan semata-mata
deskripsi tingkah laku orang, karena rumusan itu didasarkan pada tingkahlaku yang
dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari observasi itu.
• Prinsip-prinsip pokok dari teori kepribadian Murray:
a. Proses psikologis bergantung kepada proses fisiologis: Murray sangat
menekankan pentingnya menghubungkan proses dan event psikologi dengan
struktur dan fungsi otak. Tanpa otak, tak ada kepribadian.
b. Prinsip mencakup semua hal (all-embracing principle) : kepribadian adalah konsep
yang dapat menjelaskan semua fenomena tingkah laku. Murray menyatakan
bahwa individu akan memperoleh kepuasan dengan melakukan aktivitas yang
dapat mengubah tingkat tension. Keadaan tanpa tegangan akan menimbulkan
distress, karena keinginan utk merasa senang, aktif, maju, bergerak dan berusaha
adalah peningkatan tegangan.
c. Organisasi Longitudinal: konsep kepribadian Murray beranggapan bahwa ada
pusat yang mengorganisir dan mengatur proses dalam diri individu, proses yang
fungsinya untuk mengintegrasikan kekuatan yang saling bertentangan dalam diri
individu

94
B. Sub Bab II: Struktur Kepribadian
• Id - Ego – Superego

ID EGO SUPEREGO

Murray memandang Id Ego bukan hanya melayani, Superego merupakan


sebagai gudang semua mengubah arah, dan internalisasi nilai –norma-
kecenderungan impulsif yang menunda impuls id yang tidak moral kultural pada usia dini.
dibawa sejak lahir. Id dapat diterima, tetapi juga Menurutnya, superego terus
menguasai energi .dan menjadi pusat pengatur menerus berkembang
mengarahkan tingkahlaku, semua tingkah laku, mencari sepanjang hayat merefleksi
sehingga menjadi dasar dan membuat peluang untuk pengalaman manusia yang
kekuatan motivasi memperoleh kepuasan id yg semakin dewasa dan semakin
kepribadian positif kompleks.

• Unit-Unit Tingkah Laku: Prosiding dan Serial

 Unit dasar tingkah laku adalah prosiding, yaitu interaksi yang waktunya terbatas
antara individu dengan orang lain, atau antara individu dengan objek.
 Prosiding adalah sepenggal waktu yang cukup untuk menyelesaikan pola-pola
penting dari tingkah laku secara dinamis
 Serial adalah serangkaian prosiding sehingga merupakan unit tingkah laku yang
lebih panjang.
• Ordinasi, Abilitas, dan Prestasi
 Ordinasi adalah proses mental tinggi yang dipakai seseorang untuk memilih
rencana aksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menempatkan pilihan
rencana itu ke dalam operasi.
 Ordinasi memiliki dua komponen, yaitu serial program (pengaturan urutan
subtujuan yang direntang ke masa depan dan di desain untuk mencapai beberapa
tujuan utama); dan schedule (pengaturan waktu kegiatan untuk memuaskan
kebutuhannya dan menghindari konflik atau persaingan antar kebutuhan dan
keinginan.
 Abilitas menunjukkan potensi apa yang mampu dikerjakan seseorang, mecakup
variabel bakat herediter dan apa saja yang pernah dipelajari.

95
 Prestasi menunjukkan apa yang nyata-nyata dilakukannya dengan pengetahuan
yang dimilikinya

C. Sub Materi III - Dinamika Kepribadian


• Bagi Murray, yang paling penting dalam memahami orang adalah keseluruhan
direksionalitas atau orientasi tujuan dari aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu
bersifat internal (dalam fikiran), atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik).
• Terdapat tiga konsep yang berhubungan dengan motivasi, yaitu konsep tension
reduction, needs (kebutuhan), dan konsep tekanan.
 Tension Reduction

• Murray berpendapat bahwa saat kebutuhan meningkat, maka orang akan


merasakan tegangan, dan kepuasanlah yang mereduksi tegangan.
• Orang sering secara aktif berusaha mengembangkan atau meningkatkan tension
dalam rangka meningkatkan kenikmatan yang mengikuti tension reduction.
• Pada jenis kebutuhan tertentu, seperti hal yang terlibat dengan permainan
drama atau aktivitas artistik, kesenangan yang membarengi kegiatan itu
termasuk dalam pemuasan need; jadi kepuasan tidak hanya diperoleh dari
tercapainya tujuan, tetapi terlibat dalam suatu aktivitas.
 Needs (Kebutuhan)
• Merupakan konstruk mengenai kekuatan di bagian otak yang mengorganisir
berbagai proses seperti persepsi, berpikir, dan berbuat untuk mengubah kondisi
yang ada dan tidak memuaskan.
• Need bisa dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih sering dirangsang oleh
faktor lingkungan.
• Ada 6 kriteria untuk dapat menyimpulkan adanya kebutuhan:
a. Hasil akhir dari tingkah laku

b. Pola-pola khusus dari tingkah laku

c. Perhatian dan respon yang terjadi terhadap kelompok stimuli tertentu

d. Ekspresi terhadap suasana emosi tertentu

e. Ekspresi kepuasan atau ketidakpuasan pada hasil akhir

f. Ungkapan atau laporan subjektif mengenai perasaan, maksud dan tujuan

96
 Tekanan
• Tekanan adalah bentuk penentu tingkah laku yang berasal dari lingkungan
• Ada dua jenis tekanan yaitu tekanan alfa (alpha press) atau kualitas lingkungan
yang muncul dalam kenyataan; dan tekanan beta (beta press) yang merupakan
kualitas lingkungan sebagaimana teramati oleh individu.
• Tingkah laku manusia umumnya berhubungan erat dengan persepsi mereka
terhadap lingkungan, atau dengan tekanan beta. Perbedaan yang besar antara
fenomena (alfa) dengan reaksi seseorang (beta), sering menimbulkan gangguan
psikologis.
 Interaksi antara Kebutuhan dengan Tekanan : Tema
• Tema adalah aspek dari prosiding yang menggambarkan interaksi antara
kebutuhan dengan tekanan, yakni motiv yang beroperasi dalam interaksi itu.
• Tema serial adalah urutan tema yang menggambarkan kecenderungan
seseorang bertingkahlaku tertentu dalam situasi yang melibatkan kebutuhan
dan tekanan serangkaian prosiding.
a. Disposisi Tematis : Integrasi Kebutuhan
Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan tidak mempunyai hubungan langsung
dengan objek tertentu di lingkungan, namun pengalaman individu dapat
menghubungkan keduanya. Keadaan inilah yang disebut integrasi kebutuhan
(kesatuan antara kebutuhan dengan gambaran atau pikiran tentang objek
yang ada di lingkungan, beserta tindakan instrumentalnya).
b. Kesatuan (unity) tema
Kesatuan tema adalah tema yang sering muncul sehingga dapat menjadi
kunci untuk memahami keunikan pribadi. Uniti tema merupakan campuran
(yang berlangsung tak sadar) antara beberapa kebutuhan kuat yang
berhubungan dengan tekanan yang tekanan yang muncul pada peristiwa
khusus pada masa awal anak-anak.
Kesatuan tema beroperasi secara tak sadar, akan mempengaruhi seluruh
tingkahlaku individu, sehingga individu itu menjadi pribadi yang unik.
Kesatuan tema mempengaruhi sebagian besar perasaan, pikiran, dan
tingkahlaku orang, tidak peduli latar belakang kebutuhan dan tekanan yang
dirasakan.

97
 Arah Tingkah Laku: Nilai dan Vektor
• Skema nilai dan vektor merupakan gambar akhir dari tingkah laku bertujuan
dalam teori Murray.
• Nilai suatu tingkah laku adalah muatan tujuan akhir yang ada pada tingkah laku
itu.
• Tujuan hidup manusia yang tidak terhingga banyaknya, diklasifikasikan menjadi
7 nilai oleh Murray, yaitu kenyamanan fisik, properti (kekayaan), otoritas
(kekuasan), afiliasi (afeksi interpersonal), ilmiah (ilmu pengetahuan), estetik
(keindahan), dan idiologi (sistem nilai, filsafat, agama).
• Vektor merupakan kecenderungan bertindak, taraf umum pilihan jenis
tingkahlaku dari berbagai prosiding adalah tingkahlaku yang terus menerus
dipakai. Organisme memiliki repertoir tingkah laku yang dibagi menjadi 11
vektor, yaitu rejeksi, resepsi, akuisisi, konstruksi, konservasi, ekspresi, transmisi,
ekspulsi, destruksi, dependansi, dan avoidan
 Regnancy (Dasar Fisiologik Tingkahlaku)
• Regnan adalah variabel fisiologik yang menyokong semua fenomena psikologis,
berwujud proses yang saling tergantung yang merupakan konfigurasi-
konfigurasi dominan dalam otak yang mengatur dan mengorganisir tingkah
laku.
• Dalam mendefinisikan kepribadian, Murray menekankan pentingnya proses
fisiologis atau neurologis dalam pengaturan tingkah laku, dan proses inilah yang
dinamakan regnan.

D. Sub Materi IV: Perkembangan Kepribadian


Kompleks – Kompleks Anak-Anak
a. Kompleks Klaustral: hidup di dalam kandungan sangat aman, tenang, dan sangat
tergantung, suatu kondisi yang sering kita harapkan untuk dapat kita alami kembali.
b. Kompleks Oral: memiliki tiga variasi, yaitu kompleks oral-succorance (kombinasi dari
aktivitas mulut, kecenderungan pasif dan kebutuhan untuk dibantu dan dilindungi);
kompleks agresi (kombinasi dari kompleks oral dengan agresi seperti menggigit,
membentak); kompleks oral-rejection (kompleks yang mencakup muntah, sikap
memilih-milih makanan, dan keinginan menyendiri.

98
c. Kompleks Anal: ada dua jenis, yaitu kompleks anal ditolak (terwujud dalam perilaku
membanting atau menjatuhkan sesuatu), dan komplek anal retensi (biasanya akan
menampilkan perilaku bersih, teratur, dan rapi).

E. Sub Bab V : Aplikasi


THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)
• TAT dikembangkan oleh C. Morgan dan H. Murray berdasarkan fakta bahwa ketika
orang menginterpretasi situasi sosial yang ambigus, ia menjawab dengan mengekspose
kepribadiannya sendiri seperti ia menghadapi fenomena itu.
• TAT terdiri dari 30 kartu gambar dan 1 kartu kosong. 10 kartu gambar dan 1 kartu
kosong digunakan utk semua subjek dari berbagai umur, baik laki-laki dan perempuan.
20 kartu lainnya didesain untuk laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak,
dalam berbagai kombinasi, sehingga dalam satu administrasi, klien diminta mengamati
dan membuat cerita memakai 20 kartu.
• TAT termasuk tes proyektif, karena dapat mengetahui keinginan, pengalaman,
perasaan, dan konflik yang tidak disadari menjadi cerita.
• TAT dipakai luas sebagai instrumen diagnosis klinik dan instrumen penelitian.

Daftar Pustaka

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.


Feist, J. & Feist, G. J. (2009). Theories of Personality. New York: Mc. Graw Hill Companies.

99

Anda mungkin juga menyukai