Anda di halaman 1dari 6

Diklat Pramusaji Restoran

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pembiayaan dan Analisis Ekonomi Diklat

Dosen pengampu:
Dr. Ir. H. Bambang Sugeng S., M.T

oleh:
Titis Budi Rahayu
NIM.0501518011

Program Studi Pendidikan Kejuruan, S2

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019/2020
A. LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi Indonesia, hal ini
dikarenakan pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibandingkan
sektor-sektor lain. Pariwisata menempati posisi ketiga sebagai penyumbang devisa negara setelah
minyak dan gas bumi, serta minyak kelapa sawit. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa Indonesia
memiliki potensi kepariwisataan yang sangat besar dan luas. Indonesia memiliki 17.508 pulau,
719 bahasa daerah, serta banyaknya lokasi wisata yang sering dikunjungi bahkan oleh wisatawan
mancanegara sekalipun. Hingga saat ini, UNESCO telah menetapkan 7 lokasi di Indonesia sebagai
Situs Warisan Dunia, serta 4 hal yang termasuk sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda
Warisan Manusia yang terdiri dari wayang, keris, batik, dan angklung.

Pengertian kepariwisataan sendiri menurut Pitana (2013:3) :”Pariwisata adalah usaha


yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata.” Dilihat dari data statistik yang ada bahwa wisatawan yang ada di
Indonesia, baik mancanegara maupun lokal terus bertambah jumlahnya dari tahun ke tahun. Di
tahun 2015 saja, ada sekitar 9 juta wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dari data ini maka
dapat dilihat bahwa Indonesia meruapakan salah satu tujuan pariwisata yang populer di dunia.
Oleh karena itu, sangat perlunya dilakukan pembangunan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung
pariwisata tersebut. Fasilitas-fasilitas tersebut sangatlah banyak jenis dan bentuknya, salah satu
yang sangat sering kita dengar adalah Restoran.

Pengertian restoran sendiri menurut Marsum (2005:7) : “Restoran adalah suatu tempat
atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan
baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum.” Dari definisi tersebut maka
dapat kita ketahui bahwa tujuan utama dari restoran adalah menyediakan makan dan minum.
Seperti kita ketahui bersama, makan dan minum merupakan kebutuhan utama manusia selain dari
sandang dan papan. Oleh karena itu, usaha di bidang makan dan minum merupakan sebuah usaha
yang tidak mungkin akan mati.

Setiap restoran yang ada tentunya memiliki satu tujuan yang sama yaitu mendapatkan
keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Keuntungan yang banyak tidak bisa didapatkan dengan
cara yang instan atau cepat, butuh suatu proses agar restoran tersebut dapat mendapatkan
keuntungan yang banyak. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, yang terutama
dan paling penting adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas dapat diartikan bahwa
pelanggan tersebut akan datang kembali ke restoran tersebut, bahkan mungkin akan mengajak
kerabat-kerabatnya yang lain.

Meskipun begitu, jika kita lihat dari trend saat ini, fungsi dari restoran sudah sangat
berkembang. Orang datang ke restoran bukan saja hanya untuk mencari makan atau minum,
melainkan juga hal-hal lain, diantaranya, pelayanan, pemandangan, suasana, gaya hidup, dan
kesehatan. Dari semual hal tersebut, satu hal yang terpenting adalah pelayanan. Pelayanan sangat
erat hubungannya dengan sumber daya manusia.

Menurut Sunyoto dalam Subekhi (2012 : 23) : “Manajemen sumber daya manusia dapat
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam hal pemikiran, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi.”
Handoko dalam Rachmawati (2008 : 3) berpendapat : “Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-
kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan
masyarakat.“

Dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa manajemen
sumber daya manusia atau MSDM merupakan salah satu indikator berhasil atau tidaknya sebuah
restoran. MSDM yang baik tentunya akan pula berpengaruh terhadap keberhasilan restoran
tersebut. Agar tercapainya tujuan dari sebuah restoran, maka dibutuhkanlah manusia-manusia
yang berkualitas agar dapat melakukan setiap tugasnya dengan sebaik mungkin. Dalam masalah
ini tentu yang sedang dibicarakan adalah seorang pramusaji. Tentu pramusaji tersebut harus bisa
melayani setiap tamu dengan baik, melayani disini bukan hanya sekedar mengantar makanan atau
minuman, melainkan juga bisa berkomunikasi dengan para konsumen secara baik. Selain
keterampilan berkomunikasi, penampilan juga merupakan hal yang tidak kalah penting bagi
seorang pramusaji, mulai dari cara berpakaian hingga gaya rambut dan yang lainnya.

Menurut Supranto (2006 : 226) : “Pelayanan adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa
harus dilaksanakan dengan baik.” Pelayanan memang suatu hal yang sudah menempel pada diri
setiap pramusaji. Pelayanan yang memuaskan bagi setiap konsumen tentunya juga akan
meningkatkan nilai dari restoran tersebut, sehingga akan semakin mudah bagi restoran tersebut
untuk mencapai keberhasilan.

Sumber daya manusia yang baik tentunya tidak mungkin didapatkan dengan cara yang
instan atau cepat, dibutuhkan suatu proses yang dapat memastikan bahwa setiap individu yang ada
memiliki kualitas yang baik. Proses tersebut dalam manajemen sumber daya manusia dianamakan
pelatihan. Dessler dalam Subekhi (2012 : 70) berpendapat : “pelatihan merupakan proses
mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan
untuk menjalankan pekerjaan mereka.” Karyawan baru tentunya perlu mendapatkan pelatihan
untuk dapat mengerjakan setiap pekerjaannya dengan baik dan benar, meskipun apabila karyawan
tersebut sudah pernah mendapat pendidikan serupa saat masih bersekolah. Pelatihan tidak hanya
dibutuhkan oleh karyawan baru, karyawan yang sudah ada pun perlu diberi pelatihan untuk
menambah keterampilannya agar dapat mengerjakan setiap pekerjaannya dengan lebih baik. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ivanevich dalam Subekhi (2012 : 70): “Training
helps employees do their work better.”

Pelatihan juga memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya dari memberikan
keterampilan baru terhadap karyawan, yaitu adalah meningkatkan mutu pelayanan agar dapat lebih
bersaing dengan perusahaan lain. Hal ini didasarkan oleh Milkovich dan Bodreau dalam Suwatno
(2012 : 118) : “Investasi dalam pelatihan tidak kalah pentingnya dengan investasi dalam peralatan
ataupun modal, pelatihan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan daya
saing perusahaan.” Dari pendapat tersebut tentu dapat dilihat bahwa selain dari produk utama yang
berkualitas baik, dibutuhkan juga produk pendukung berupa pelayanan yang juga berkualitas baik.
Makanan atau minuman yang enak tentu akan menjadi percuma apabila pelayanan yang diberikan
tidak baik atau apa adanya. Bahkan dengan pelayanan yang baik, makanan yang dirasa kurang
dapat menjadi terkenal dengan komunikasi yang baik antara pelayan serta konsumen.

Pelatihan sendiri terbagi ke dalam 4 jenis menurut Mathis dan Jackson dalam Subekhi
(2012 : 75):

a. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin: dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum
yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan (orientasi karyawan
baru).
b. Pelatihan pekerjaan/teknis: memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan,
tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik.
c. Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah: dimaksudkan untuk mengatasi masalah
operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan
organisasional.
d. Pelatihan perkembangan dan inovatif: menyediakan fokus jangka panjang untuk
meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa depan.

Setelah mengetahui jenis-jenis pelatihan tersebut, maka dapat ditentukan jenis pelatihan
mana yang paling dibutuhkan oleh karyawan-karyawan sebuah restoran. Namun program
pelatihan tidak dapat begitu saja dilaksanakan oleh pihak manajemen, ada langkah-langkah dalam
melaksanakan program pelatihan agar hasilnya bisa sesuai dengan yang diinginkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2006 : 309) pelatihan memiliki tahapan-tahapan sebagai
berikut:

a. Identify training needs


b. Producing training plan
c. Implement & Training carried out
d. Evaluate result of training

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa untuk melaksanakan


program pelatihan tahapan yang perlu dilakukan adalah menganalisa kebutuhan pelatihan,
perencanaan program pelatihan, pelaksanaan program pelatihan, dan yang terakhir adalah evaluasi
hasil dari program pelatihan yang telah dilaksanakan.

B. Nama Pelatihan

Nama pelatihan yang akan diselenggarakan adalah “LKP Budi Rahayu”.

C. Tujuan Pelatihan
a. Meningkatkan ketrampilan pramusaji restoran sesuai dengan SOP.
b. Membangun kreativitas pramusaji restoran.
D. Sasaran Pelatihan
a. Pendidikan : Semua Pendidikan
b. Pelatihan : -
c. Pengalaman Kerja : -
d. Jenis Kelamin : Pria/Wanita.
e. Umur : Minimal 18 tahun
f. Kesehatan : Sehat jasmani dan rohani, tidak cacat yang dapat mengganggu aktivitas
praktek.
E. Jangka Waktu Pelatihan

Jangka waktu pelatihan yaitu 30 hari, dimana setiap hari memakai 8 jam untuk kegiatan
pelatihan. Pelatihan ketrampilan pramusaji dilakukan pada Tanggal 30 September 2019 s.d 28
Oktober 2019.

F. Tempat Pelatihan

LKP Budi Rahayu, JL Telaga Bodas No 238, Gajah Mungkur, Kota Semarang.

G. Metode Pelatihan

Metode pelatihan yang akan dilakukan pada saat pelatihan berlangsung yaitu
menggunakan:

a. Metode ceramah, dimana para peserta mendengarkan pemaparan dari instruktur mengenai
materi yang telah ditentukan
b. Metode diskusi, dimana para peserta mendiskusikan materi yang telah diterima didalam
kelompok masing-masing yang dibimbing oleh instruktur
c. Metode pratek langsung, para peserta mempraktekkan ilmu pramusaji agar ilmu yang
didapat dari pelatihan ini benar-benar menghasilkan manfaat bagi diri para peserta masing-
masing.
H. Pembiayaan

Sumber pembiayaan utama yang didapatkan adalah berasal dari peserta, dengan rincian
pembiayaan sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai