Anda di halaman 1dari 8

PERAWATAN TRAKEOSTOMI DAN KANUL TRAKEOSTOMI

DENGAN TEHNIK PERCUTANEOUS DILATATIONAL


TRACHEOSTOMY (PDT)
No. Dokumen No. Revisi: Halaman
Jl.Deli No.105-115
Perbaungan SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
1/8
Tanggal Terbit Ditetap Oleh :

STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL 01 Juli 2019 (dr.Lusi Nurlina Nasution )
Direktur
Tindakan merawat trakeostomi dan kanul trakeostomi yang dilakukan dengan
PENGERTIAN tehnik dilatasional perkutan.

TUJUAN Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

Pasien sakit kritis yang dirawat di ICU dengan indikasi dilakukan Trakeostomi
dilakukan dengan tehnik Percutanneous Dilatational Tracheostomy ( PDT )
paska tindakan dilakukan perawatan trakeostomi dan kanul trakeostomi sesuai
KEBIJAKAN
prosedur dan kebijakan Direktur RSU Melati Perbaungan.

1. Setluka sederhana : klem tumpul bengkok, gunting, pinset tumpul, Duk


bolong steril.
2. Nerbeken (Bengkok)
3. Bethadine Cair10%
PERALATAN 4. Sarung Tangan Steril
5. Kassa steril
6. NaCl 0,9%
7. Alat Penghisap Lendir (suctioning)
8. Kanul trakeostomi cadangan sesuai nomor

PersiapanPasien:
1. Lakukan identifikasi lisan untuk pasien baru dengan menanyakan nama
dan no. Rekam medik , identifikasi visual dengan melihat gelang pasien
untuk pasien rawat inap.
2. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan tindakan yang
akan dilakukan
3. Edukasi berkelanjutan sampai rencana home caredan tujuan umum
PROSEDUR
pemasangan kanul trakeostomi serta hubungannya dengan pencegahan
infeksi nosokomial.
4. Memeriksa ulang kapan tindakan PDT dilakukan dan sudah dilakukan
perawatan kanul berapa kali.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS
DILATATIONAL TRACHEOSTOMY (PDT)

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Jl.Deli No.105-115 SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
Perbaungan 2/8

1. Perawatan di iCU

a. Perawatan kanul umum pasien dengan ventilasi mekanis paska tindakan PDT
1) Setelah dilakukan bronkial toilet dan oral hygiene sebersih mungkin,
pasien diposisikan datar selama 6 jam paska tindakan PDT, setelahnya
head up 30 - 45 ° sesuai klinis pasien.
2) Humidifikasi dengan nebulizer Nacl 0,9 % + combivent per 4jam atau
sesuai instruksi. Atau dilembabkan dengan alat khusus.
3) Cuci kanul dalam setiap 8 jam. Di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam
jika di setiap waktu pencuciannya sangat kotor dan produksi slemnya
banyak. Jika per 2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan
suctioning.
4) Suctioning seefektif mungkin sampai bersih, kanul suksion masuk kurang
lebih 8 – 10 cm saja. Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja jika
pembersihan kanul dalam kurang efektif untuk mengurangi produksi slem.
Jika sangat kental slemnya diberikan nacl 10 ml (sebelumnya pasien di
datarkan) biarkan nafas dengan ventilator 3 kali kemudian segera disuction
sesuai prosedur.
5) Balon kanul dikembangkan selama menggunakan ventilator dan
PROSEDUR memerlukan tekanan positip. Balon kanul dikempiskan sekali setiap pagi
untuk memberikan aerasi/oksigenasi dan membersihkan jalan nafas di
daerah atas balon kanul, selama tindakan posisi pasien didatarkan ; diberi
tekanan peep lebih tinggi (misal 10 atau 12) dan disuksion didaerah mulut.
Tekanan balon dijaga tidak melebihi 20 cmh2o ; diperiksa tekanannya
setiap pagi setelah tindakan pengempisan balon.
6) Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari atau jika basah
dan kotor semakin sering. Kasa steril dipasang saat awal 24 jam pertama
untuk menekan dan mengatasi perdarahan di sekitar luka ; jika tidak ada
perdarahan tidak perlu dipasang kasa. Jika perdarahan banyak bisa di
lakukan penjahitan di sekitar luka trakeostomi.
7) Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor. Jahitan
kanul dicopot setelah 7 hari.
8) Oral hygiene dilakukan setiap hari sekali sebersih mungkin.
9) Edukasi keluarga dan pasien (jika sadar penuh) mengenai perawatan kanul
serta perawatan umumnya. Libatkan keluarga atau personil yang
direncanakan mengelola pasien di rumah ; sesuai klinis pasien sampai
rencana home care jika ada kemungkinan akan menggunakan kanul
trakeostomi dalam jangka lama. Rencana kontrol dan evaluasi kanul untuk
rekanulasi atau dekanulasi sesuai klinis pasien dan indikasi pemasangan
kanul trakeostomi sebulan sekali bersamaan dengan waktu kontrol untuk
penyakit utamanya.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY(PDT)

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Jl.Deli No.105-115
Perbaungan SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
3/8

b. Teknis perawatan khusus (selain perawatan umum kanul trakeostomi) Pasien


dengan ventilasi mekanik > PS 6 atau SIMV PS
1) Pasien dengan suppor tventilasi mekanis > PS 6 atau dengan tekanan PEEP >
5, atau mode ventilasi mekanis assissted / pressure / volume controlled.
2) NGT di sambung.Fiksasi kanul dilepaskan.
3) Setting ventilator dinaikkan : misal PS naik dari 10 menjadi 15/ tidal
volume dari 400 menjadi 500 / PEEP dari 5 menjadi 10 atau 12, laju nafas
dari 12 menjadi 15- 20/ RO2 naik 100 %, dengan tujuan untuk mengatasi
kebocoran saat kempes balon / penggantian / pelepasan kanul dalam dan
mencegah turunnya cairan aspirat dari atas balon kanul trakeostomi.
4) Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik di daerah yang akan di lakukan
tindakan. Operator menggunakan sarung tangan steril.
5) Luka dibersihkan dengan kassa steril dan betadine.
6) Kanul dalam dilepas dan dibersihkan sesuai desinfektan atau nacl steril.
7) Balon kanul trakeostomi dikempeskan, suctioning seefektif mungkin dari
PROSEDUR mulut sampai bersih (dilanjutkan kemudian dengan oral hygiene), kemudian
suctiondari kanul dalam seperlunya tidak terlalu dalam (sekitar 8 – 10 cm).
Jika sudah bersih, kanul dalam dimasukkan / dipasang kembali sampai
terkunci, balon dikembangkan (tidak kencang, hanya sampai suara nafas ke
atas hilang ± 3- 4 cc) dan kurang lebih tekanannya maksimal 20 cmh2o.
8) Kanul difiksasi dengan tali fiksasi.
9) Setting ventilasi mekanis dititrasi turun perlahan sesuai klinis sampai mode
ventilator awal, atau yang cocok untuk klinis pasien.

c.Pasien tanpa ventilasi mekanis :


- Dilakukan perawatan kanul trakeostomi dan lukanya secara umum.
- Dilakukan test patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk. Pasien bernafas
mengambil nafas (saat inspirasi), lubang kanul ditutup saat diakhir inspirasi,
pasien mengeluarkan nafas (ekspirasi) masih dengan lubang kanul ditutup
dengan jari tangan (sarung tangan) sehingga aliran nafas keluar melalui mulut /
hidung. Diulang beberapa kali, sambil dinilai kekuatan nafas, kekuatan reflek
batuk dan kemampuan reflek menelannya. - Latihan nafas juga bisa difasilitasi
menggunakan Speaking valve ; saat inspirasi katup turun sehingga udara bisa
masuk, dan saat ekspirasi udara menekan katup ke atas dan menutup sehingga
udara naik kea rah orofaring melalui pita suara. Dilakukan selama 30 menit
sekali sehari dan bisa diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis
pasien.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY (PDT)

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Jl.Deli No.105-115 SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
Perbaungan 4/8

2. Perawatan di ruangan biasa

a. Perawatan kanul umum paska tindakan PDT


1) Humidifikasi dengan nebulizer Nacl 0,9 % + combivent per 4jam atau
sesuai instruksi. Atau dilembabkan dengan alat khusus.
2) Cuci kanul dalam setiap 8 jam. Di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam
jika di setiap waktu pencuciannya sangat kotor dan produksi slemnya
banyak. Jika per 2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan
suctioning.
3) Suctioning seefektif mungkin sampai bersih, kanul suksion masuk kurang
lebih 8 – 10 cm saja. Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja jika
pembersihan kanul dalam kurang efektif untuk mengurangi produksi slem.
PROSEDUR Jika sangat kental slemnya diberikan nacl 10 ml (sebelumnya pasien di
datarkan) kemudian segera disuction.
4) Balon kanul dikempiskan terus menerus.
5) Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari. Semakin sering
jika basah dan kotor dengan menggunakan tissue basah steril. Tidak perlu
dipasang kasa. Jika perdarahan banyak dan aktif hubungi dan
konsultasikan ke dokter ICU jika perlu segera dikirmkan bersama pasien.
6) Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor.
7) Oral hygiene dilakukan setiap hari sekali sebersih mungkin.Dilakukan test
patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk.Pasien bernafas mengambil
nafas, lubang kanul ditutup saat diakhir ambil nafas, saat akan
mengeluarkan nafaslubang kanul tetap ditutup dengan jari tangan (sarung
tangan) sehingga aliran nafas keluar melalui mulut / hidung. Diulang
beberapa kali, sambil dinilai kekuatan reflek batuk dan reflek menelannya.
Latihan nafas juga bisa difasilitasi menggunakan Speaking valve ; saat
inspirasi katup turun sehingga udara bisa masuk, dan saat ekspirasi udara
menekan katup ke atas dan menutup sehingga udara naik kearah orofaring
melalui pita suara. Dilakukan selama 30 menit sekali sehari dan bisa
diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis pasien.
8) Edukasi keluarga dan pasien (jika sadar penuh) mengenai perawatan kanul
serta perawatan umumnya. Libatkan keluarga atau personil yang
direncanakan mengelola pasien di rumah ; sesuai klinis pasien sampai
rencana home care jika ada kemungkinan akan menggunakan kanul
trakeostomi dalam jangka lama. Minta keluarga membuat buku catatan
khusus untuk mengetahui masalah dan jika perlu kebali konsultasi ke
dokter tim yang memasang PDT.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY (PDT)

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Jl.Deli No.105-115
Perbaungan SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
5/8

9) Rencana kontrol dan evaluasi kanul untuk rekanulasi atau dekanulasi sesuai
klinis pasien dan indikasi pemasangan kanul trakeostomi sebulan sekali
bersamaan dengan waktu kontrol untuk penyakit utamanya.Diperhatikan dan
diingatkan keluarga untuk mencatat waktu control dan evaluasi kanul
trakeostomi.
3. Perawatan di Rumah
Perawatan kanul umum kanul trakeostomi
1) Cuci kanul dalam setiap 8 jam. Di cuci per 6 jam atau 4 jam atau 2 jam jika di
setiap waktu pencuciannya sangat kotor dan produksi slemnya banyak. Jika per
2 jam dicuci masih sangat kotor dibantu dengan suctioning.
2) Suctioning dilakukan hanya seperlunya saja jika pembersihan kanul dalam
kurang efektif untuk mengurangi produksi slem. Masuk hanya sekitar 8 – 10
cm.
PROSEDUR
3) Balon kanul dikempiskan terus menerus.
4) Luka trakeostomi dirawat bersih dan kering sekali sehari. Semakin sering jika
basah dan kotor dengan menggunakan tissue basah steril. Tidak perlu dipasang
kasa. Jika perdarahan banyak dan aktif hubungi dan konsultasikan ke rumah
sakit.
5) Tali pengikat kanul diganti setiap 7 hari atau jika basah dan kotor.
6) Oral hygiene dilakukan setiap hari sekali sebersih mungkin.Dilakukan test
patensi jalan nafas atau latihan nafas dan batuk. Pasien bernafas mengambil
nafas, lubang kanul ditutup saat diakhir ambil nafas, saat akan mengeluarkan
nafaslubang kanul tetap ditutup dengan jari tangan (sarung tangan) sehingga
aliran nafas keluar melalui mulut / hidung. Diulang beberapa kali, sambil dinilai
kekuatan reflek batuk dan reflek menelannya. Latihan nafas juga bisa
difasilitasi menggunakan Speaking valve ; saat inspirasi katup turun sehingga
udara bisa masuk, dan saat ekspirasi udara menekan katup ke atas dan menutup
sehingga udara naik ke arah orofaring melalui pita suara. Dilakukan selama 30
menit sekali sehari dan bisa diulang beberapa kali sesuai kemampuan dan klinis
pasien.
7) Membuat catatan kegiatan pasien oleh keluarga mengenai perawatan kanul
serta perawatan umumnya. Jika ada kemungkinan akan menggunakan kanul
trakeostomi dalam jangka lama. Keluarga membuat buku catatan khusus untuk
mengetahui masalah dan jika perlu kembali konsultasi ke RS dan dokter tim
yang memasang PDT.
8) Rencana kontrol dan evaluasi kanul untuk rekanulasi atau dekanulasi sesuai
klinis pasien dan indikasi pemasangan kanul trakeostomi sebulan sekali
bersamaan dengan waktu kontrol untuk penyakit utamanyasebulan sekali
(dicatat tanggalnya).
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY (PDT)

Jl.Deli No.105 -115 No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Perbaungan SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
6/8

Dekanulasi / pencabutan kanul trakeostomi dan rekanulasi


a. Evaluasi keadaan klinis pasien sesuai indikasi pemasangan trakeostomi (misal
bronchial toilet untuk suctioning, atau prolong ventilasi pada pasien dengan
gangguan fungsi paru yang perbaikan).
b. Jika parameter untuk dilepas kanul trakeostomi tercapai dan reflek proteksi jalan
nafas (reflek batuk dan menelan) baik dan indikasi pemasangan trakeostomi lain
sudah tidak ada, dipertimbangkan untuk dilakukan dekanulasi trakeostomi.
c. Dilakukan test patensi jalan nafas atas (untuk menilai reflex batuk dan menelan
dan kemampuan bernafas melalui jalan nafas atas) diatas balon kanul
trakeostomi. Bisa dengan ters nafas atau menggunakan speaking valve.
d. Jika parameter untuk dilepas kanul trakeostomi belum atau tidak tercapai dan
reflek proteksi jalan nafas (reflek batuk dan menelan) tidak atau kurang baik :
dipertimbangkan untuk dilakukan rekanulasi trakeostomi saat sebulan kontrol.
e. Teknis dekanulasi :
- NGT disambung dan suction selalu siap selama test patensi jalan nafas atas
dilakukan. Alat resusitasi dan pengeloalaan jalan nafas siap. Dilakukan di RS
atau ICU RS.
- Diberikan kortikosteroid dan nebulizer serta dilakukan suctioningsebelumnya
jika diperlukan.
- Dekanulasi dilakukan dengan suctioning menyala didalam kanul trakeostomi
untuk mencegah aspirasi cairan dari bagian atas kanul trakeostomi.Luka
bekas trakeostomi dirawat diseka dengan kassa steril atau tisu basah dan
diganti setiap hari atau jika ada tanda-tanda infeksi atau perdarahan.Luka
bekas trakeostomi ditutup dengan kassa steril, di plester satu sisi bagian atas
luka saja, (dengan tujuan saat inspirasi udara masuk melalui hidung / mulut;
saat ekspirasi / batuk jika luka belum menutup, kotoran bisa keluar dari
lubang bekas trakeostomi).Jika ada kotoran dari luka bekas trakeostomi,
diseka dengan tisu basah steril, dan luka dijaga tetap bersih dan kering.
- Kontrol dilakukan sebulan kemudian kecuali jika ada tanda kegawatan
ancaman gagal nafas atau perdarahan yang banyak.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY (PDT)

Jl.Deli No.105 -115 No. Dokumen No. Revisi: Halaman


Perbaungan
SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
7/8

f. Teknis rekanulasi : saat kontrol sebulan setelah pemasangan PDT


- NGT disambung dan suctionselalu siap selama test patensi jalan nafas atas
dilakukan. Alat resusitasi dan pengeloalaan jalan nafas siap. Dilakukan di
RS atau ICU RS.
- Diberikan kortikosteroid dan nebulizer serta dilakukan suctioning
sebelumnya jika diperlukan.
- Dilakukan tes patensi jalan nafas dan dinilai kemungkinan lepas dari kanul
trakeostomi.
- Jika dinilai masih kurang baik reflex menelan dan batuknya atau indikasi
pemasangan kanul trakeostomi belum tercapai, direncanakan dilakukan
rekanulasi trakeostomi.
- Dekanulasi dilakukan dengan suctioning menyala didalam kanul
trakeostomi untuk mencegah aspirasi cairan dari bagian atas kanul
trakeostomi.
- DIlakukan rekanulasi. Sebelumnya pasien diposisikan telentang.
DIlakukan perawatan kanul trakeostomi umum dan penilaian kualitas
perawatan kanul dan keluarga pasien diedukasi ulang.
- Kanul trakeostomi dimasukkan melalu jalur luka yang sudah terbentuk,
diberikan jeli / pelumas secukupnya pada kanul trakeostomi pengganti.
Nomer kanul nya satu nomer di bawah nomer kanul sebelumnya.
- Setelah rekanulasi dinilai efektifitas kanul dan klinis pasien untuk
mencegah kegawatan gagal nafas atau perdarahan. Jika perlu diberikan obat
untuk menghentikan perdarahan seperti asam traneksamat.
- Dilakukan suksioning dan perawatan kanul umum kembali, dan pasien serta
keluarga atau pendampingnya diedukasi ulang mengenai perawatan kanul
umum di rumah ; dan tanda bahaya yang perlu diperhatikan untuk kembali
ke RS jika ada tanda tersebut.
- Pasien dijadwalkan ulang kontrol ke tim pemasang PDT di ICU atau RS
satu bulan kemudian atau jika ada hal yang perlu dikonsultasikan termasuk
tanda kegawatan, saat kontrol penyakit dasarnya di poli terkait.

DOKUMEN - Rajesh O, Meher R. Historical Review of Tracheostomy. The Internet Journal of


TERKAIT Otorhinolaryngology
http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlFilePath=journals/
ijorl/vol4n2/tracheostomy.xml last accessed 28th May 2011
- Wright S, VanDahm K. Long-term care of the tracheostomy patient.Clinics in
Chest Medicine. 24: 473-87; 2006.
- Foster A. More than nothing: The lived experience of tracheostomy while acutely
ill.Intensive and Critical Care Nursing 26(1) 33-43 ; 2010.
- Sherlock Z, Wilson J, Exley C. Tracheostomy in the acute setting: patient
experience and information needs.Journal of Critical Care 24: 501-7;2009.
PERAWATAN KANUL PERCUTANEOUS DILATATIONAL
TRACHEOSTOMY (PDT)

No. Dokumen Halaman


Jl.Deli No.105 -115 No. Revisi:
Perbaungan SPO/ICU/RSUM/025/VII/2019
8/8

KONTRIBUTOR 1. Dokter Anastesi ICU RSU Melati


2. Tim Perawat ICU RSU Melati

1. Komite Medik RSU Melati Perbaungan


UNITTERKAIT 2. Dokter Anestesi RSU Melati Perbaungan
3. Ka Intensive Care Unit RSU Melati Perbaungan
4. Ka Instalasi Rawat Inap RSU Melati Perbaungan
5. Ka Instalasi Rawat Jalan RSU Melati Perbaungan
6. Ka Instalasi Gawat Darurat RSU Melati Perbaungan
7. Ka Instalasi Kamar Operasi RSU Melati Perbaungan

Anda mungkin juga menyukai