Oleh:
Nadisha Ghassani
NIM A1A116028
Oleh:
Nadisha Ghassani
NIM A1A116028
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Laporan Praktik Kerja
Keriting Organik Sistem Hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar Bogor, Jawa
Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Lapangan.
2. Ir. Pudji Hastuti P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan,
3. Pimpinan PT. Kebun Sayur Segar yang telah memberikan izin kepada penulis
masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap agar Laporan
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
iv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59
LAMPIRAN ..................................................................................................... 62
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sistem sirkulasi air, bed pipa dan proses pengembalian air. ........................ 35
17. Proses pengemasan dan selada keriting yang sudah dikemas ..................... 48
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
sangat menarik seperti warna hijau memberikan kesan segar; mengandung gizi
cukup tinggi terutama kandungan mineralnya; memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan mudah ditemukan oleh konsumen, baik di pasar tradisional maupun pasar
modern.
dalam memilih sayuran di kota-kota besar Indonesia adalah sayuran yang memiliki
segar, dan memiliki harga rasional, sebagian besar dapat dihasilkan dengan sistem
bahasa latin, terdiri atas kata “hydro” yaitu air dan kata “ponos” yaitu kerja,
sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air
sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media
tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi
dalam air.
1
lebih terkontrol dan tidak dipengaruhi oleh musim, penggunaan air dan pupuk lebih
efisien, dan tingkat produktivitas serta kualitas cukup tinggi. Sistem hidroponik
Selada keriting merupakan salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan baik
sayuran seperti busuk daun. Kendala yang sering dialami tanaman selada keriting
yaitu faktor mekanis dan biologis pascapanen. Faktor mekanis yang dapat
menyebabkan kerusakan yaitu cara panen yang kurang tepat dan penanganan saat
pengemasan. Faktor biologis yang dapat merusak selada keriting pada saat proses
pascapanen yaitu serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Oleh karena itu,
2
penanganan pascapanen terdiri atas berbagai proses, yaitu perompesan (trimming),
dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Hal tersebut tidak lepas dari
pentingnya proses pengangkutan dan saluran distribusi sayuran organik yang tepat
yang terhubung erat antara satu dengan yang lainnya dalam kegiatan penyaluran
membuat sebuah proses kegiatan penyaluran suatu barang atau jasa untuk dipakai
atau dikonsumsi oleh para konsumen (pembeli). Oleh karena itu, untuk
sangat penting, tanpa adanya proses dan saluran distribusi yang tepat, barang-
barang yang dihasilkan tidak akan sampai ke konsumen. Dengan demikian, fungsi
distribusi adalah :
PT. Kebun Sayur Segar merupakan salah satu perusahaan agribisnis sayuran
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis sayuran
hidroponik seperti selada keriting, selada lollo rosa, selada romaine, selada
butterhead, tomat, bayam hijau, bayam merah, caisim, green pakchoy, white
3
pakchoy, petsay, kailan, kangkung, green oak leaf, red oak leaf, endive, siomak,
horenzo dan kale. Fokus kegiatan perusahaan sebagian besar pada penanganan
berada di sekitar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan Bandung
seperti Hero, Carrefour, Lotte Mart, outlet seperti restoran Pepper Lunch Group dan
distribution centre (DC) seperti Farmers DC. Perusahaan ini melakukan transaksi
berdasarkan order atau pesanan setiap harinya. Produk awal yang dijual PT. Kebun
Sayur Segar dengan brand “Parung Farm”, hanya pada beberapa jenis sayuran
Kebun Sayur Segar sudah semakin beragam seperti selada keriting organik , bayam
hijau, bayam merah, endive, caisim, pakcoy, bayam merah organik, bayam hijau
organik, kangkung, selada lolla rosa organik, selada romaine organik, selada
butterhead organik, tomat organik, daun ginseng, timun, timun, bitrot, brokoli, kol
putih, sawi putih, buncis, labu siam, lemon import, jagung muda dan lidah buaya.
Kebun Sayur Segar, merupakan produk yang memiliki jumlah permintaan dari
konsumen yang cukup banyak dibandingkan dengan produk sayuran yang lain.
Selada keriting organik sistem hidroponik yang dihasilkan memiliki kualitas yang
baik dari segi bentuk, ukuran, warna, firmness, sehat dan organik karena tidak
dan bertahan di pasar swalayan atau pedagang besar seperti Hero, Carrefour, Lotte
4
Mart dan Hypermart. Selain itu, selada keriting organik sistem hidroponik juga
menjadi sayuran utama yang digunakan sebagai komponen dalam sebuah hidangan
dan garnish atau hiasan makanan oleh outlet seperti Group Pepper Lunch dan
uraian, penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan tentang proses
selada keriting organik sistem hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar, Bogor,
Jawa Barat.
keriting organik sistem hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar, Bogor, Jawa
Barat.
5
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan di PT. Kebun Sayur Segar, Bogor, Jawa
tersebut.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
termasuk ke dalam famili Compositae dengan nama latin Lactuca sativa L. Selada
termasuk tanaman polimorf. Tanaman ini cepat menghasilkan akar tunggang. Daun
selada berjumlah banyak dan berposisi duduk tersusun berbentuk spiral dalam
susunan padat. Bentuk daun berbeda-beda, sangat beragam warna, raut, tekstur dan
sembir daunnya. Daun tak berambut, mulus, berkeriput atau kisut berlipat. Sembir
daunnya membundar rata atau terbagi secara halus, warnanya beragam, mulai dari
hijau muda hingga hijau tua, kultivar tertentu berwarna merah atau ungu. Daun
bagian dalam pada kultivar yang tidak membentuk kepala cenderung berwarna
lebih cerah, sedangkan pada kultivar yang membentuk kepala berwarna pucat.
Selada cocok dibudidayakan pada daerah dengan suhu optimum berkisar antara
Beberapa tipe selada saat ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam tipe,
yaitu: selada kepala (crisphead dan butterhead), selada cos (romaine lettuce),
selada daun (leaf lettuce), dan selada batang (celtuse). Selada keriting (Lactuca
sativa L. var. crispa) termasuk kelompok kultivar selada daun. Selada jenis ini
helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak atau bergerigi serta berwarna
merah. Ciri khas lainnya, tidak membentuk krop dan toleran terhadap kondisi
dingin. Apabila daunnya dipanen dengan cara lepasan satu per satu dan tidak
dicabut sekaligus, maka tanaman dapat dipanen beberapa kali. Meskipun demikian,
7
umumnya selada daun dipanen sekaligus seluruh tanaman seperti jenis selada
Menurut Wirakusumah (2006), selada keriting dapat tumbuh dengan baik dan
tumbuh, yaitu:
1. Ketinggian tempat antara 600 sampai 1200 meter di atas permukaan laut (dpl),
Selada umumnya dikonsumsi sebagai lalapan sayuran, salad dan campuran roti
burger, namun selada juga baik untuk dikonsumsi sebagai bahan pengobatan.
Sayuran hijau seperti selada mengandung banyak beta carotein yang bernama
dari berbagai penyakit kanker seperti kanker kulit, payudara, dan paru-paru. Selada
atau imun. Selada dipercaya mampu mengobati tuberculosis (TBC) dan mencegah
B. Sistem Hidroponik
Istilah hydroponics berasal dari kata Yunani “hydro” yaitu air dan “ponos”
yaitu bekerja, atau berarti bekerja dengan air. Hidroponik merupakan salah satu cara
bercocok tanam tanpa media tanah tetapi menggunakan media air mengandung
8
sebagai pengganti media tanah berfungsi selain sebagai media tanam juga sebagai
Menurut Susila (2013), istilah hidroponik berasal dari bahasa Latin berarti
hydro (air) dan ponos (kerja). Hidroponik didefinisikan secara ilmiah sebagai suatu
cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, tetapi menggunakan media inert
seperti gravel, vermikulit, punice, atau sawdust, yang diberikan larutan hara yang
perkembangan tanaman.
dua, yaitu hidroponik sistem terbuka dan hidroponik sistem tertutup. Pada
sirkulasikan kembali ke daerah perakaran tanaman. Saat ini dikenal 8 macam teknik
Technique (SAT), Ebb and Flow Technique (EFT), Deep Flow Technique (DFT),
Aerated Flow Technique (AFT), Drip Irrigation Technique (DIT), Root Mist
tanam, karena itu hidroponik juga disebut sebagai budidaya tanam tanpa tanah
(soilless culture) atau arti harafiah yaitu bekerja dengan air. Namun Sarwono
9
hidroponik sebenarnya sudah salah kaprah dalam penggunaannya karena saat ini
media tanam hidroponik telah berubah dan terlanjur populer dengan menggunakan
media tanam selain tanah yang terdiri dari dua media tanam yaitu anorganik dan
organik. Media tanam anorganik yang digunakan untuk kultur hidroponik antara
lain pasir, kerikil alam, kerikil sintetik, batu kali, batu apung, pecahan bata atau
genting, perlit, zeolit, spons dan rockwool. Media tanam organik antara lain
gambut, jiffy, potongan kayu, serbuk kayu gergaji, kertas, arang kayu, sabut kelapa,
batang pakis, moss, sekam padi dan ijuk. Fungsi media tanam non tanah tersebut
selain hanya sebagai penopang akar tanaman untuk dapat tumbuh tegak juga
sebagai perantara larutan nutrisi. Meskipun air tetap digunakan tetapi berfungsi
sebagai pelarut unsur hara atau nutrisinya saja, sedangkan kultur hidroponik yang
betul-betul hanya mengandalkan air sebagai media tanamnya dan yang sebetulnya
pas disebut hidroponik salah satunya yaitu Nutrient Film Technique (NFT).
Sistem hidroponik NFT merupakan teknik hidroponik dimana aliran air yang
dasar alat pengalir air. Keuntungan utama dari sistem NFT dibandingkan dengan
dalam pasokan air, oksigen dan nutrisi. Kelemahan dari NFT yaitu apabila sistem
NFT memiliki gangguan dalam pengaliran air seperti listrik padam, maka proses
aliran air akan terhenti. Prinsip dasar dalam sistem NFT merupakan suatu
keuntungan dalam pertanian, artinya pada kondisi air berlebih dan sistem berjalan
sesuai dengan ketentuan, maka jumlah nutrisi tumbuhan akan tercukupi. Pada
10
sistem NFT yang nutrisinya hanya selapis menyebabkan ketersediaan nutrisi dan
oksigen pada akar selalu berlimpah. Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk membuat
selapis nutrisi yaitu kemiringan talang sebesar 5 sampai 15 derajat agar tempat
aliran yang masuk tidak boleh terlalu cepat, disesuaikan dengan kemiringan
(Lingga, 1984).
dibanding cara konvensional, namun hasil produksi dengan cara hidroponik lebih
besar daripada dengan cara konvensional. Serangga, makhluk perusak atau penyakit
C. Pascapanen
Ryall dan Lipton (1972) dalam Gardjito dan Swasti (2018) menyatakan
untuk setiap jenis hasil pertanian berbeda-beda tergantung pada jenis bahan, saat
11
pemanenan dan suhu. Umumnya, komoditas dengan laju respirasi tinggi
sebelum diolah menjadi produk olahan. Mutu yang dimaksud dapat berupa umur
simpan lebih lama hingga saat konsumen membeli sayur masih dalam keadaan
bermutu dan tidak mengalami kerusakan baik secara fisik maupun biologis
dilakukan sesaat setelah panen. Sebuah survey oleh Bautista dan Cadiz (1986)
persen akibat penanganan yang tidak baik. Hal ini diakibatkan oleh busuk pada
bagian batang dan tepi daun, kerusakan mekanik, susut bobot, pemotongan,
bertunas dan pencoklatan. Preece dan Read (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang menentukan kualitas selada dapat dilihat dari bentuk, warna, kemasakan
(firmness), perlakuan perompesan (jumlah daun terluar), bebas dari tip burn dan
kerusakan fisiologis, bebas dari kerusakan mekanis, cacat dan juga busuk.
2013) :
12
2. Pembersihan
dan biologis. Pembersihan dapat menggunakan alat atau mesin sesuai dengan
sifat dan karakteristik produk hortikultura. Air untuk mencuci hasil panen harus
3. Sortasi
Penyortiran merupakan kegiatan pemilahan hasil panen yang baik dari yang
rusak atau cacat, yang sehat dari yang sakit, dan benda asing lainnya. Sortasi
4. Perompesan
yang tidak diinginkan seperti memotong tangkai, membuang daun, akar, dan
5. Grading
kriteria yang telah disepakati atau standar mutu yang digunakan untuk produk
6. Pengemasan
13
dilakukan secara manual maupun mekanis tergantung dari jumlah dan jenis
pertanian yang mudah busuk sehingga penanganannya mulai dari saat panen harus
memperoleh harga jual yang tinggi. Tanaman yang telah dipanen, tidak ada
persen akibat penanganan panen dan pascapanen yang kurang tepat (Badan
D. Pendistribusian
tersebut.
Saluran distribusi merupakan rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh
suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui
produsen sampai ke konsumen akhir. Saluran ini terdiri dari semua lembaga atau
pedagang perantara untuk memasarkan produk atau barang dan jasa dari produsen
14
sampai ke konsumen. Di sepanjang saluran distribusi, terjadi beragam pertukaran
membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan dari produk
Faktor waktu memegang peran penting. Kegunaan barang akan maksimal jika
distribusi yang tidak tepat waktunya akan menimbulkan kerugian bagi produsen
a. Saluran langsung
15
biaya yang timbul dalam pendistribusiannya. Biasanya hanya sedikit barang
kepada pedagang lain atau pengecer dan tidak menjual langsung kepada
yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang
atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi pada dasarnya
16
Perantara tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu; pedagang
perantara dan agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta
1. Pedagang perantara
pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang
yang mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang
a. Pedagang besar
konsumen akhir.
b. Pedagang eceran
usaha)
2. Agen perantara
17
mempunyai hak milik terhadap barang yang ditangani, dapat digolongkan
a. Agen penunjang
dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa, terbagi dalam beberapa
golongan, yaitu:
b. Agen Pelengkap
18
barang telah sesuai dengan selera konsumen, akan tetapi bila saluran distribusinya
memudar. Oleh karena itu, perusahaan harus memutuskan saluran distribusi mana
yang akan digunakan untuk berbagai macam produk khususnya produk pertanian.
1997) :
1. Produsen – Konsumen
distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena tanpa
melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah).
Pada saluran ini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
pengecer. Pembelian produk oleh konsumen hanya dilayani oleh para pengecer.
besar kepada pedagang besar. Pedagang besar kemudian akan menjual kembali
19
4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
menjualnya kepada pengecer atau toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran
distribusi ini adalah agen pembelian dan penjualan (purchase and sales agent)
membeli produk dari agen dan menjual kembali produk kepada pengecer
E. Analisis SWOT
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
20
perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam
menganalisis potensi atau kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi dan
kegiatan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sesuai kondisi saat ini.
Lingkungan diartikan sebagai tempat yang tidak terlepas dari suatu kondisi,
atau observasi terhadap berbagai faktor lingkungan. Oleh karena itu, perlu
kegagalan agribisnis sehingga timbul peluang dan ancaman usaha. Melalui analisis
peluang maka strategi usaha dapat disusun dengan memerhatikan analisis faktor
internal, yang terdiri atas unsur kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Dengan
peluang dan mengatasi ancaman. Sebagai suatu kegiatan ekonomi, perusahaan tidak
21
terlepas dari pengaruh lingkungan, yaitu faktor internal (IFAS) dan eksternal
2012).
Menurut David (2006), analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan
sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu :
1. Strength (Kekuatan)
2. Weakness (Kelemahan)
22
3. Opputunities (Peluang)
4. Threats (Ancaman)
pemerintah yang baru atau telah direvisi dapat merupakan ancaman bagi
kesuksesan perusahaan.
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini
pada Tabel 1.
1. Strategi SO
sebesar-besarnya.
23
2. Strategi ST
mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
4. Strategi WT
24
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1. Tempat
Jawa Barat.
2. Waktu
Materi yang dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan di PT. Kebun Sayur Segar,
Bogor, Jawa Barat, meliputi kondisi umum perusahaan, struktur organisasi, proses
partisipasi aktif, yaitu suatu metode yang melibatkan diri secara langsung dalam
kegiatan yang dilaksanakan di PT. Kebun Sayur Segar, Bogor, Jawa Barat,
25
D. Metode Pengumpulan Data
Lapangan adalah :
wawancara pada karyawan dan observasi langsung di PT. Kebun Sayur Segar,
2. Mencari informasi data sekunder, yaitu data diperoleh dari catatan-catatan dan
pascapanen selada keriting organik di PT. Kebun Sayur Segar, Bogor, Jawa
Barat.
26
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1998, pendiri sekaligus pemegang modal usaha yang bukan
dari kalangan petani yaitu pensiunan Bank Badan Usaha Milik Negara
pertanian yang dikenal dengan nama hidroponik atau hydroponic. Uji coba
paprika varietas Spartacus, 300 tanaman tomat varietas Recento, 150 tanaman
mentimun Jepang varietas Spring Swallow dan 150 tanaman melon varietas
pengairan irigasi tetes dan menggunakan media tanam substrat arang sekam.
itu Parung Farm saat itu mulai melakukan penelitian melalui magang dan
praktik kerja lapangan (PKL) para siswa dan mahasiswa D3, S1, S2 sebagai
bahan karya tulis, laporan kuliah kunjungan lapangan, laporan kajian, skripsi
dan tesis di bawah bimbingan Kepala Pendidikan dan Pelatihan Parung Farm.
Parung Farm berlokasi di Jl. Raya Parung No.546, Parung, Bogor, Jawa Barat.
27
Pada tahun 2000, kegiatan Parung Farm selain melakukan percobaan
hidroponik dan mikroklimat, juga telah mulai mencoba pada usaha komersial
dengan melakukan produksi dan penjualan sayuran dan buah segar hidroponik.
Hasil budidaya mentimun dan paprika hidroponik selama satu tahun pertama
tidak memenuhi harapan, karena belum dapat memenuhi kuantitas dan kualitas
Pada tahun 2003, setelah melakukan berbagai uji coba produksi dan
Terbatas dengan nama PT. Kebun Sayur Segar. PT. Kebun Sayur Segar
perusahaan dengan brand Parung Farm sudah dapat ditemui pada hampir semua
dan Bandung serta dapat menjadi salah satu perusahaan produsen yang terbesar
Pada tahun 2014, PT. Kebun Sayur Segar mulai memperluas kegiatan
antara pengusaha menengah atau besar dengan pengusaha kecil disertai dengan
28
memperkuat untuk mencapai keuntungan yang maksimal. PT. Kebun Sayur
Segar pada saat ini sudah bermitra dengan 17 perusahaan mitra yang
29
Pada akhir tahun 2017, PT. Kebun Sayur Segar sudah tidak lagi
quality control produk dan proses pendistribusian produk dari perusahaan mitra
ke outlet dan distribution centre (DC). Pola kemitraan yang dilaksanakan adalah
legal yang menjelaskan persetujuan antara PT. Kebun Sayur Segar dengan
perusahaan mitra yang berisi tentang jangka waktu berlakunya suatu MoU,
permintaan produk baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk yang harus
dipenuhi oleh perusahaan mitra. PT. Kebun Sayur Segar juga berperan untuk
mitra agar layak untuk di distribusikan ke outlet dan distribution centre (DC).
tanggung jawab dari tiap-tiap fungsi dan bagian yang terdapat dalam suatu
organisasi perusahaan. PT. Kebun Sayur Segar dipimpin oleh seorang direktur
yaitu Bapak Yudi Supriyono. Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian
seperti yang digambarkan pada struktur organisasi PT. Kebun Sayur Segar di
30
a. Direktur dan Wakil Direktur
untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Selain hal tersebut, direktur
serta menjalin hubungan atau kerjasama dengan pihak luar, baik pemerintah
bersama-sama dengan direktur adalah saling mengisi tugas satu sama lain.
telah dihasilkan.
c. Manajer Keuangan
31
evaluasi rugi laba perusahaan berdasarkan budgeting yang telah ditetapkan,
d. Manajer Marketing
yaitu outlet dan distribution centre (DC). Bagian pemasaran bersama dengan
tersebut.
hubungan kerja (PHK). Dalam hal ini departemen sumber daya manusia
32
3. Ketenagakerjaan
PT. Kebun Sayur Segar mempunyai karyawan atau tenaga kerja sebanyak
55 orang yang terdiri atas tenaga kerja perempuan dan laki-laki. Hari kerja
karyawan yaitu mulai hari Senin sampai hari Sabtu, kecuali bagian pemasaran
hari kerja termasuk hari Minggu. Perusahaan menetapkan aturan jam kerja bagi
dimulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB, dengan waktu istirahat yaitu pada
pukul 11.30 WIB sampai 13.00 WIB, kecuali pada hari Jumat yaitu istirahat
pada pukul 11.00 WIB sampai 13.30 WIB. Jam kerja tersebut berlaku untuk
semua karyawan, kecuali karyawan bagian distribusi dimana jam kerjanya lebih
Sistem perekrutan tenaga kerja di PT. Kebun Sayur Segar bersifat internal
dan tidak meliputi proses rekrutmen ketat yang terdiri dari bermacam-macam
seleksi. Unsur yang menjadi prioritas utama perusahaan dalam merekrut tenaga
kerja adalah sifat jujur yang dimiliki calon tenaga kerja, mau bekerja keras atau
PT. Kebun Sayur Segar sudah tidak lagi memproduksi produk di wilayah
produk dan proses pendistribusian produk dari perusahaan mitra ke outlet dan
produk, kualitas dan kuantitas produk yang telah disepakati antara perusahaan
33
mitra dengan PT. Kebun Sayur Segar. PT. Kebun Sayur Segar menggunakan
metode ini dalam bisnisnya dengan tujuan untuk membuka akses pasar kepada
dengan PT. Kebun Sayur Segar ada 14 macam produk yaitu, Selada Keriting
CIFA Farm, yaitu mitra ke-9 yang bekerjasama dengan PT. Kebun Sayur Segar dan
CIFA Farm memiliki 2 buah Greenhouse dengan luas masing-masing 850 m2 dan
berlokasi di Cisarua. Sayuran yang diproduksi di CIFA Farm ada 4 macam yaitu
selada keriting, selada Lolla rossa, selada Romaine dan selada Butterhead dengan
sistem hidroponik.
adalah sistem yang menggunakan air atau larutan nutrisi yang dapat dimanfaatkan
adalah sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Sistem ini bekerja
34
dengan mengalirkan larutan nutrisi selapis 2 mm sampai 4 mm dari perakaran
air akan dipompa dengan pompa air ke dalam pipa-pipa yang terhubung ke meja
atau bed tempat tumbuhnya sayuran. Kelebihan dari sistem ini salah satunya adalah
proses produksi tanaman dapat berlangsung sepanjang tahun. Lokasi CIFA Farm
berada pada dataran tinggi yaitu di wilayah Cisarua. Daerah ini mempunyai
kelebihan yaitu air mudah diperoleh dan suhu lingkungan di bawah 18°C. Masing-
masing greenhouse yang terdapat di CIFA Farm dialiri oleh bak penampung dan
pompa air seperti yang ditunjukkan di Gambar 1 (a). Air yang dipompa akan
dialirkan pada pipa-pipa tempat tumbuhnya sayuran seperti pada Gambar 1 (b).
Setelah air dialirkan ke pipa-pipa dan nutrisi dalam air diserap oleh sayuran, air
terhubung ke meja atau bed tempat tumbuhnya sayuran. Gambar 1 (c) menunjukkan
penampungan.
Gambar 1. (a) Sistem sirkulasi air, (b) Bed pipa dan (c) Proses pengembalian air.
35
Nutrisi yang digunakan dalam produksi sayuran adalah pupuk AB-Mix.
Pupuk AB-Mix terdiri dari 2 bagian yaitu nutrisi A dan B, nutrisi A merupakan
unsur-unsur makro yang diperlukan oleh tumbuhan yaitu Nitrogen (N), Phospat
(P), Kalim (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Nutrisi B adalah
unsur mikro yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Zinc (Zn), Cuprum (Cu), Boron (B) dan
Meter (EC Meter). Indikatornya adalah kandungan nutrisi harus lebih dari 2,00 mS
tahap, yaitu :
1. Persemaian
36
media tanam berupa rockwool. Rockwool adalah media semai dan media tanam
yang paling baik dan cocok untuk sayuran karena dapat terhindar dari kegagalan
semai akibat infeksi bakteri dan cendawan. Keunggulan dari rockwool antara
lain memiliki pori-pori yang dapat menyimpan air 14 kali lebih baik jika
yang tinggi dimana bakteri tidak dapat tinggal didalamnya. Rockwool dibuat
diputar untuk membuat serat yang dijual dalam bentuk persegi panjang dengan
Benih yang digunakan dalam produksi selada keriting adalah benih dari
PT. Known-You Seed Indonesia dengan varietas New Green Rapid. Benih
10 tray, yaitu 8 tray untuk benih selada keriting dan 2 tray untuk selada
Lolla rossa. Jumlah tray persemaian rata-rata per hari untuk greenhouse 2
adalah 5 tray, yaitu 2 tray untuk benih selada keriting, 2 tray untuk benih
37
selada Romaine dan 2 tray untuk benih selada Butterhead. Masing – masing
tray dapat menampung 140 lubang semai untuk 140 tanaman selada.
38
b. Rockwool dibasahi dengan air sehingga lembab.
selada keriting.
tempat yang tertutup untuk proses etiolasi benih. Proses etiolasi merupakan
kecambah.
39
Gambar 7. (a)Tempat yang tertutup dan (b) Tempat yang terbuka.
2. Peremajaan
antar bibit selada keriting di meja peremajaan adalah 5 cm x 5 cm. Lama bibit
40
Gambar 9. Proses pindah tanam ke meja peremajaan.
5. Produksi
tanam dari meja peremajaan ke meja produksi. Hal ini dilakukan untuk
fisik maupun kandungan nutrisi yang diserap oleh selada keriting. Jarak tanam
meja produksi lebih lebar dari jarak tanam di meja peremajaan karena selada
keriting diharapkan dapat memiliki daun selada yang lebih lebar. Lama waktu
41
tanaman selada di meja produksi sampai tanaman sudah layak panen yaitu 2
sampai 3 minggu. Jumlah meja produksi selada keriting yang ada di greenhouse
1 adalah 30 meja yang dapat menampung 7140 tanaman selada keriting . Jumlah
meja produksi selada keriting yang ada di greenhouse 2 adalah 15 meja yang
6. Panen
tanaman selada keriting yang di panen setiap hari tergantung pada jumlah
purchase order (PO) dari PT. Kebun Sayur Segar. Informasi mengenai jumlah
PO setiap harinya, dapat diterima oleh PO kloter pertama yaitu pukul 13.00
WIB sampai 14.00 WIB dan untuk PO kloter kedua yaitu pada pukul 14.00 WIB
sampai 17.00 WIB melalui aplikasi Whatsapp dan Email. Rata-rata jumlah
selada keriting yang dipesan sebanyak 50 sampai 150 pack per hari.
Berdasarkan standar mutu yang tela h disepakati oleh perusahaan mitra dengan
PT. Kebun Sayur Segar, jumlah selada keriting yang layak dikemas sebanyak 2
sampai 4 tanaman selada keriting dalam satu kemasan yang memiliki berat
sebesar 260 sampai 270 gram. Namun untuk beberapa kondisi saat permintaan
jumlah PO sedang naik dan kondisi selada yang masih belum cukup umur untuk
dipanen, maka jumlah tanaman selada dalam satu kemasan bisa meningkat
sampai 6 tanaman untuk menyesuaikan berat satu pack selada keriting. Oleh
karena itu, rata-rata jumlah tanaman selada yang dipanen setiap hari adalah
42
Gambar 11. Proses panen selada keriting.
suatu produk agar produk tersebut layak dan aman untuk di distribusikan ke pasar.
yaitu:
packing house. Penyejukan dilakukan dari jam 10.30 WIB sampai 13.30 WIB
setelah panen dengan tujuan untuk menghilangkan panas lapang dari sayuran
43
Gambar 12. Penyejukan atau pre-cooling sayuran.
2. Sortasi
sayuran yang memenuhi standar mutu dan yang tidak memenuhi standar mutu
untuk dikemas. Standar mutu produk selada keriting yang telah disepakati
adalah:
e. Tidak dalam keadaan rusak, baik oleh benturan (memar), hama (lubang-
menghindari benturan.
44
3. Perompesan
sayuran yang telah dipanen, namun langsung merompes daun-daun tua dan juga
netpot dari tanaman selada, kemudian membuang daun busuk dan daun muda
yang terletak pada bagian luar tanaman yaitu sebanyak 3 sampai 5 helai daun,
tergantung pada keadaan sayuran. Akar panjang juga dibuang agar tanaman
4. Pemilahan (grading)
sayuran hasil sortasi. PT. Kebun Sayur Segar tidak melakukan pembeda dalam
penentuan grade namun hanya melakukan pemisahan antara sayuran yang layak
untuk dipasarkan dan yang tidak layak untuk dipasarkan. Sayuran yang layak
untuk dipasarkan merupakan sayuran yang tumbuh sesuai dengan standar mutu
45
produk selada keriting yang telah disepakati berdasarkan Memorandum of
Understanding (MoU) dengan perusahaan mitra dan sayuran yang tidak layak
untuk dipasarkan merupakan sayuran yang tidak memenuhi standar mutu yang
diinginkan.
7. Penimbangan
Penimbangan selada keriting seperti pada Gambar 15 seberat 250 gram per
pack. Karyawan packing menimbang sayuran tidak tepat pada 250 gram,
melainkan lebih berat 10 sampai 20 gram dari berat yang tertulis di kemasan
(260 gram sampai 270 gram) . Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika
46
8. Pengemasan
barcode masing-masing sayuran dan tanggal masuk sayuran ke dalam outlet dan
merek yang berbeda yaitu dengan merek “Hero Gold” dan “Parung Farm”.
Gambar 16. (a) Kemasan Hero Gold dan (b) Kemasan Parung Farm.
Cara pengemasan semua komoditas selada keriting oleh PT. Kebun Sayur
plastik pada bagian bawah diikat dengan menggunakan selotip sebanyak dua kali
lilitan agar memperkuat hasil bungkusan, sedangkan pada bagian atas dibiarkan
terbuka. Cara mengemas seperti ini menghasilkan produk dengan bentuk bucket
seperti pada rangkaian bunga agar terlihat menarik. Selain itu, bentuk daun
selada kerirting akan terjaga saat proses pengangkutan ke outlet dan distribution
centre (DC).
47
Gambar 17. (a) Proses pengemasan, (b) dan (c) selada keriting yang sudah
dikemas dalam bentuk bucket.
sayuran berdasarkan jenis selada dan merek yang tertera. Pengelompokkan ini
48
Pengangkutan sayuran dari semua perusahaan mitra dilaksanakan pada jam
20.00 WIB sampai jam 24.00 WIB dan akan diantarkan ke Kantor Pusat PT. Kebun
Sayur Segar yang berlokasi di Parung dengan menggunakan truk pick-up. Truk
dengan jumlah yang banyak sekaligus dari berbagai lokasi kebun mitra. Namun hal
ini dianggap kurang baik dikarenakan dapat mengakibatkan benturan yang dapat
mempengaruhi kualitas produk saat tiba di Parung. Saat produk sudah tiba di
Parung, produk akan mengalami sortasi ulang dan penggelompokkan sayuran yang
layak dan dapat dikirim ke masing-masing outlet dan DC. Produk yang layak
dikirim akan dipindahkan ke mobil jenis van untuk mempermudah perjalanan serta
dari PT. Kebun Sayur Segar ke masing-masing outlet dan DC dilaksanakan pada
jam 02.00 WIB sampai selesai. Daftar outlet dan DC yang bekerjasama dengan PT.
komoditas dari hulu sampai hilir. Pengaturan distribusi tersebut akan mendukung
dan dukungan anggota rantai yang baik akan berpengaruh terhadap penurunan
Saluran distribusi yang terjadi di PT. Kebun Sayur Segar adalah saluran
distribusi tidak langsung yaitu Perusahaan Mitra – PT. Kebun Sayur Segar – Outlet
49
PT. Kebun Outlet atau
Perusahaan Konsumen
Sayur Segar Distribution
Mitra Akhir
Centre (DC)
Sayur Segar berperan sebagai produsen dalam memproduksi produk pangan segar.
PT. Kebun Sayur Segar juga membantu perusahaan mitra dalam memenuhi
kebutuhan sarana produksi seperti benih, media tanam dan plastik kemasan. Selain
itu, PT. Kebun Sayur Segar juga berperan sebagai distributor untuk
mendistribusikan produk yang dibutuhkan oleh retailer. Retailer dalam hal ini
adalah outlet dan DC yang membeli produk dalam jumlah besar melalui purchase
order (PO). Harga satu pack selada keriting hidroponik yang di jual oleh perusahaan
mitra ke PT. Kebun Sayur Segar adalah Rp6.250,00 per pack. Kemudian PT. Kebun
Sayur Segar menjual ke outlet dan DC dengan harga Rp12.500,00 per pack. Namun
harga yang dijual oleh outlet dan DC ke konsumen akhir dapat mencapai
mitra yang memproduksi selada keriting hidroponik beserta brand, outlet dan DC
50
Tabel 3. Pendistribusian selada keriting
kerusakan antara lain risiko karena faktor lingkungan (suhu dan kelembaban udara),
risiko karena faktor fisik (gesekan, distorsi, benturan dan tekanan), serta risiko
dapat disebabkan oleh keadaan jalan yang kurang bagus, penumpukan produk yang
kurang benar dan getaran yang tinggi dari alat transportasi yang mengangkut. Selain
itu, penanganan yang kurang baik pada saat penumpukan kemasan dan tidak adanya
perlakuan yang baik dari segi suhu penyimpanan produk yang menyebabkan risiko
51
transportasi menjadi cukup besar. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas
produk yang rusak saat sampai ke outlet maupun distribution centre (DC).
Selain itu, risiko yang bisa terjadi adalah kesalahan memasukan data purchase
order (PO). Faktor-faktor penyebab terjadinya salah PO adalah dari sumber daya
manusia yang kurang teliti dalam memasukkan data khususnya dalam melakukan
input untuk mengupdate data order dan minimnya pengecekan ulang. Pada proses
distribusi juga dapat terjadi kesalahan dalam penurunan barang. Alat yang
tindakan apabila terjadinya kesalahan. Hal lain yang menjadi risiko adalah
produk selada keriting hidroponik. Standar mutu produk yang telah disepakati harus
dipenuhi agar tidak ada pihak yang dirugikan. Oleh karena itu, semua karyawan
yang terlibat, baik dari perusahaan mitra, distributor dan retailer harus teliti dan
cermat.
E. Analisis SWOT
merumuskan strategi perusahaan. analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
52
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strenghths dan weaknesses serta
lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis
1. Strengths
2. Weaknesses
perusahaan.
3. Opportunity
4. Threats
suatu perusahaan.
53
Analisis SWOT PT. Kebun Sayur Segar yang ditunjukkan di Tabel 4,
memperlihatkan kekuatan dan peluang yang ada pada perusahaan, namun juga
Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan empat strategi untuk dijadikan saran
54
1. Strategi SO (strength-oppurtunities)
yang berkualitas, sesuai permintaan konsumen dan tren pasar sehingga tercipta
2. Strategi ST (strength-threat)
loyalitas konsumen dari segi melalui produk yang unggul dan pelayanan yang
lainnya.
3. Strategi WO (weaknesses-oppurtunities)
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu
4. Strategi WT (weaknesses-threats)
55
berproduksi secara konsisten, unggul, dan kontinyu; serta terbuka terhadap
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
observasi kondisi lapang di PT. Kebun Sayur Segar adalah sebagai berikut :
dan pengemasan.
2. Saluran distribusi yang terjadi di PT. Kebun Sayur Segar adalah saluran
distribusi tidak langsung yaitu Perusahaan Mitra – PT. Kebun Sayur Segar –
a. Strategi S-O
b. Strategi S-T
57
c. Strategi W-O
d. Strategi W-T
B. Saran
packaging house dan tidak mengandalkan suhu ruangan, agar kualitas sayuran
semakin terjaga.
58
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu dan H. Sunarjono. 1996. Sawi dan Selada.
Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
59
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2013. Pedoman Panen,
Pascapanen, Dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen Hortikultura Yang
Baik. (On-line) http://www.perundangan.pertanian.go.id. diakses pada
tanggal 18 Desember 2018.
Preece, J.E dan P.E. Read. 2005. The Biology of Horticulture: An Introductury
textbook. Second edition. John Wiley & Sons, Inc. Australia.
Sarwono, B. 1995. Kultur Hidroponik. Majalah Trubus Nomor 303, Tahun XXVI,
Februari 1995. Lembaran Bonus, Jakarta.
Sudarmodjo. 2008. Hidroponik. PT Kebun Sayur Segar Parung Farm, Bogor. Tidak
dipublikasikan.
Wirakusumah, E.S. 2006. Jus Buah dan Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.
60
Yenida. 2012. Kajian Analisis SWOT terhadap Usaha Industri Kecil Rotan Kota
Padang. Polibisnis. Volume 4, No: 2, hal 74-89.
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT.Kebun Sayur Segar
63
Lampiran 2. Daftar Outlet dan Distribution Centre (DC)
64
Lanjutan Lampiran 2
65
Lampiran 3. Contoh Purchase Order (PO)
66
Lampiran 4. Laporan harian Praktik Kerja Lapangan
67
Lanjutan Lampiran 4
68
Lanjutan Lampiran 4
69
Lanjutan Lampiran 4
70
Lanjutan Lampiran 4
71
Lampiran 5. Dokumentasi Praktik Kerja Lapangan
72
Lanjutan Lampiran 5
73
Lampiran 6. Surat Keterangan mengikuti Praktik Kerja Lapangan
74