Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH INTEGRASI DAN DISIPLIN KERJA

Diajukan sebagai tugas mata kuliah MSDM 2

Dosen Pengajar : TJEP KARNADI S. E., M. M.

Kelompok 1

NURNANINGSIH 2016.I0.012
ALIFTA AMANDANTY 2016.10.023
NURASYIAH MARKHAMATUN 2016.10.072
ESTI KUMALA SARI 2016.10.075
ANGGARA CANDRA KUSUMA 2016.10.100
ADITYA BASITH A LFATTAH 2016.10.117
IRMA YANTI 2016.10.157
MAIMUNAH 2016.10.163

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BHAKTI PEMBANGUNAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SW, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah , dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungka npenyusunan makalah dengan judul “Integrasi dan
Displin Kerja” tepatpadawaktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlanca rdalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuh-nya bahw amasih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh Karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun Sangat megharapkan semogadari makalah sederhana ini dapat diambi
lmanfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca unutk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, 16 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................... ii

BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................. 2

BAB II Pembahasan.............................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Integrasi dan Disiplin Kerja.............................................................. 3

2.2 Tujuan Pengintegrasian dan Disiplin Kerja........................................................ 5

2.3 Karakteristik Integrasi......................................................................................... 7

2.4 Pentingnya Integrasi............................................................................................ 9

2.5 Tipe- Tipe Disiplin Kerja.................................................................................... 10

2.6 Fungsi Disiplin Kerja.......................................................................................... 12

2.7 Faktor- Faktor dan Hambatan Yang mempengaruhi Disiplin Kerja................... 13

2.8 Sanksi Pelanggar Disiplin Kerja.......................................................................... 14

BAB III Penutup.................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 16
3.2 Penutup................................................................................................................ 16

3.3 Daftar Pustaka...................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern sekarang ini sumber daya manusia (SDM) harus mampu menyikapi
perubahan dan persaingan yang setiap saat terjadi baik dari segi kemampuan (skill) dan sikap
(attitude) dan mereka harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki sikap
mereka , karena kebanyakan SDM sekarang ini kurang pembinaan dan pembangunan, padahal
itu yang mereka butuhkan untuk tetap bertahan di era globalisasi yang selalu mengalami
perubahan dan peningkatan. Dan integrasi dan disiplin sangat penting terhadap SDM agar
kwalitasnya meningkat dan terus terjaga. Misalnya agar prestasi seorang pegawai mengalami
peningkatan maka terlebih dahulu harus meningkatkan dsiplin diri karena merupakan salah satu
kriteria untuk menjadi sukses karena arti disiplin itu sendiri untuk melakukan sesuatu hal secara
teratur dan konsisten untuk mencapai tujuan . dan yang kedua adalah untuk meningkatkan
integritas diri karena integritas bukanlah apa yang dilakukan melainkan lebih kepada siapa diri
sebenarnya pada akhirnya kan menetapkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan kerja yang
diinginkan .

Integritas membantu seseorang mengambil keputusan antara apa yang ingin dilakukan .
integritas menetapkan siapa dirinya dan bagaimana orang tersebut akan memberikan tanggapan
bahkan sebelum konflik muncul . dengan kata lain lebih ditekankan kepada profesionalisme
SDM. Seseorang yang memiliki integritas yang baik dalam pekerjaannya ia seseorang yang
menyadari arti pentingnya ia di dalam perusahaan tersebut. Karena dalam peningkatan sumber
daya manusia tidak bisa dilepaskan dari kemauan , integritas, dan disiplin. Selain itu untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang di inginkan , manajer harus memahami
sifat daan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja didalam perusahaan ,Dan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan karyawan merupakan konsep kualitatif yang mendukung
berkembangnya kemampuan SDM. Karena perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang
memiliki kinerja bagus. Selain itu , untuk mempertahankan karyawan dapat dilakukan melalui
rewarding system, job security, pengembangan dan pelatihan , pemberdayaan dan memupuk
sense of beloging.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud integrasi dan disiplin kerja ?


 Apa tujuan pengintegrasian dan disiplin kerja ?
 Bagaimana karakteristik integrasi ?
 Apa alasan integrasi begitu penting ?
 Apa saja tipe Disiplin kerja ?
 Apa saja fungsi disiplin kerja ?
 Apa saja Faktor-faktor dan hambatan yang mempengaruhi disiplin kerja ?
 Apa sanksi Jika melanggar disiplin kerja ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui apa itu arti integrasi disiplin kerja


 Untuk mengetahui tujuan integrasi dan disiplin kerja.
 Untuk mengetahui karakteristik yang ada pada integrasi.
 Untuk mengetahui tipe disiplin kerja.
 Untuk mengetahui pentingnya integrasi
 Untuk mengetahui apa saja fungsi dari disilplin kerja.
 Untuk mengetahui Faktor dan hambatan apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja.
 Untuk mengetahui apa saja sanki yang akan di dapat jika melanggar disiplin kerja.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi dan Disiplin Kerja

Integrasi

Integrasi berasal dari bahasa Inggris“integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan
dan kata integrasi juga berasal dari kata sifat latin integer (utuh.lengkap). Integrasi sosial
dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki
keserasian fungsi.

Dalam konteks ini, Integrasi adalah rasa bathin “keutuhan” yang berasal dari kualitas
seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Dengan demikian, orang dapat menilai bahwa orang
lian “memiliki integritas” sejauh mereka bertindak menurut, keyakinan nilai-nilai dan prinsip-
prinsip mereka. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok-
kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudaayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Integritas memiliki 2 pengertian, yaitu :

 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu
 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu

Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan
organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini.
Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan
perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak
lain.
Integritas (menurut kamus kompetensi) adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan
kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengaan
kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

Integrasi adalah konsep konsistensi tindakan, nilai-nilai. Metode, langkah-langkah, prinsip ,


harapan, dan hasil. Dalam etika, integrasi dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau akurasi
dari tindakan seseorang. Integritas dapat dianggap sebagai kebalikan dari kemunafikan, dalam
bahwa hal konsistensi internal sebagai kebajikan dan menunjukan bahwa ternyata pihak yang
memiliki nilai-nilai yang bersengketa harus menjelaskan perbedaan itu atau mengubah
kepercayaan mereka.

Integritas adalah fondasi yang diperlukan sistem apapun berdasarkan supremasi hukum dan
objektivitas dan merupakan salah satu yang paling penting dan sering mengutip istilah kebajikan.

Definisi disiplin kerja

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma social yang berlaku. Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat untuk
bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan untuk
pekerjaan mereka, tindakan yang tidak sopan ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan yang
tidak pantas. Disiplin karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang
bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan
disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap
seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya. Sehingga seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika
yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya.
Para ahli mengemukakan pengertian disiplin kerja di antaranya adalah :

1. Siswanto (1989) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati,


menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi
apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

2. Jerry Wyckoff dan Barbara C. Unel, (1990) mendefinisikan disiplin sebagai suatu proses
bekerja yang mengarah kepada ketertiban dan pengendalian diri.

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan di atas tampak bahwa disiplin pada dasarnya
merupakan tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi dapat memenuhi
berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang di dalamnya
mencakup:

1. Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan,

2. Adanya kepatuhan para pengikut,

3. Adanya sanksi bagi pelanggar

2.2 Tujuan Pengintegrasian dan Disiplin kerja

 Tujuan Integrasi

Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan
berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya
kebutuhan karyawan. Sedangkan Prinsip Integrasi

Menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.


 Tujuan Disiplin Kerja

Disiplin kerja sebenarnya di maksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan dari disiplin kerja itu
sendiri sehingga pelaksanaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Pada dasarnya disiplin kerja
bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib, dan pelaksanaan pekerjaan dapat
terlaksana sesuai dengan rencana sebelumnya.

Disiplin kerja yang di lakukan secara terus-menerut oleh manajemen di maksudkan agar para
pegawai memiliki motivasi untuk mendisiplinkan diri, bukan karena adanya sanksi tetapi timbul
dari dalam dirinya sendiri.

Sementara Reza Aryanto dalam Republika ( 2003:32) yang di kutip dari Rusmiati Ernawati
(2003:32) mengemukakan tujuan di laksanakannya disiplin kerja, sebagai berikut

a. Pembentukan sikap kedali diri yang Positif.

Sebuah organisasi sangat mengharpakan para pegawainya memiliki sikap kendali yang positif,
sehingga ia akan berusaha untuk mendisiplinkan dirinya sendiri tanpa harus ada aturan yang
akan memaksanya dan ia pun akan memiliki kesadaran untuk menghasilkan produk yang
berkualitas tanpa perlu banyak di atur oleh atasanya.

b. Pengendalian kerja.

Agar pekerjaan yang di lakukan oleh para pegawai berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan daro
organisasi, maka di lakukan pengendalian kerja dalam bentuk standar dan tata tertib yang di
berikan oleh organisasi.

c. Perbaikan sikap.

Perubahan sikap dapat di lakukan dengan memberikan orentasi, pelatihan, pemberlakuan sanksi
dan tindakan-tindakan lain yang di perlukan pegawai.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka disiplin kerja bertujuan untuk memperbaiki


efektivitas dan mewujudkan kemampuan kerja pegawai dalam nrangka mencapai sasaran yang
telah di tetapkkan oleh organisasi.
2.3 Karakteristik Integrasi

Ada sepuluh karakteristik integritas yaitu :

a. Akan menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting.

Agar memiliki keunggulan integritas, maka kita tidak boleh berbohong dalam hal kecil. Dan
sebagai hasilnya, anda tidak akan tergoda akan hal-hal yang lebih besar, seperti kekuasaan,
prestise, atau uang. Hal yang penting juga, sebagai seorang yang berintegritas, kita akan setia
pada nilai moral internal kita, bahkan bila hal itu tidak terjadi, berarti kita harus berhadapan
dengan resiko kehilangan tempat ternyaman di dunia.

b. Akan menemukan yang benar ( saat yang lain belum menemukannya)

Untuk mendapatkan keunggulan integritas, kita tidak boleh mengambil keputusan sendiri. Kita
juga harus mengajukan pertanyaan, menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh kedepan.
Pastikan bahwa kita mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas
pribadi.

c. Bertanggung jawab

Untuk memiliki keunggulan integritas, kita harus sadar bahwa pencarian integritas merupakan
bagian ynag integral dari kepemimpinan. Kita harus bersikap terbuka dan jujur. Menceritakan
yang baik maupun yang buruk secara lengkap. Kita berbagi semua informasi yang penting, tidak
hanya informasi yang menguntungkan kita. Kita juga harus mengaku jika berbuat salah, meminta
maaf dan memperbaikinya.

d. Menciptakan budaya kepercayaan

Dengan memiliki keunggulan integritas, kita akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang
benar, yakni lingkungan yang tidak menguji integritas pribadi karyawan atau rekan kerjanya.
Kita akan memperkuat integrasi itu melalui prinsip, contoh dan teladan pribadi.

e. Menepati janji

Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak mereka percayai. Atasan tidak
akan mempekerjakan atau mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak akan
mengambil produk dari pemasok yang tidak mereka percayai. Maka untuk memperoleh
keunggulan integritas, kita perlu berlaku penuh dengan integritas guna memperoleh kepercyaan.

f. Kita perlu mendapatkan kebaikan yang lebih besar

Untuk memiliki keunggulan integritas, kita harus berkomitmen sangat keras untuk memberikan
keuntungan terhadap organisasi tempat kita bekerja. Kita harus memperdulikan perusahaan,
produk serta layanan kita, dan khususnya teman satu tim kita. Karena melalui kerja , kita akan
memperoleh perasaan tentang adanya tujuan yang lebih dalam.

g. Jujur namun tetap rendah hati

Untuk memiliki keunggula integritas, anda tidak perlu memproklamasikan kebaikan dan
kejujuran anda. Itu seperti menyombongkan kerendahan hati anda. Anda harusnya mebuat
tindakan yang lebih keras dari pada kata-kata anda.

h. Bertindak seperti sedang diawasi

Untuk memiliki keunggulan integritas, kita perlu berfikir bahwa setiap tindakan kita itu selalu
diawasi. Kita perlu memastikan bahwa integritas kita itu diteruskan ke generasi-generasi
mendatang melalui teladan yang kita berikan.

i. Mempekerjakan integritas

Untuk memiliki keunggulan integritas, kita perlu mempekerjakan dsn mengelilingi diri dengan
orang-orang yang berintegritas tinggi. Kita harus mempromosikan orang yang memperlihatkan
kemampuannya kepada kita untuk dipercaya.

j. Konsisten

Untuk memiliki kemampuan integritas, kita harus memiliki konsistensi dan keterdugaan etis.
Hidup kita mencerminkan keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakan.
2.4 Pentingnya Integrasi

a. Integritas membina kepercayaan

Dengan integritas yang ditemukan dalam diri seorang pemimpin yang bukan hanya kata-kata
belaka tetapi juga disertai tindakan akan menumbuhkan kepercayaan dalam diri pengikutnya
(Maxwell.1995:41).

b. Integritas punya nilai pengaruh tinggi.

Integritas merupakan kualitas manusia yang diperlukan untuk sukses bisnis. Dengan integritas
yang dipunyai oleh seorang pemimpin akan memperbesar pengaruhnya, karena pengikut melihat
adanya sesuatu yang bisa dipercayai dalam diri pemimpin (Maxwell.1995 :42).

c. Integritas memudahkan standar tinggi.

Pemimpin harus hidup dengan standar yang lebih tinggi dari pada pengikutnya. Dengan adanya
watak yang baik (integritas) memungkinkan pemimpin untuk melaksanakan semua tanggung
jawabnya, kalau watak seorang pemimpin rendah, maka standarnya pun rendah
(Maxwell.1995:43).

d. Integritas menghasilkan reputasi yang kuat, bukan hanya citra.

Citra adalah apa yang dipikirkan orang lain tentang diri seseorang. Integritas adalah apa diri
seseorang yang sesungguhnya. Kadang-kadang kehidupan menjepit seseorang pada saat-saat
mengalami tekanan seperti itu, apa yang ada di dalamnya akan ketahuan, dengan demikian akan
menentukan bagaimana reputasi seseorang (Maxwell.1995:44)

e. Integritas berarti menghayati diri sebelum memimpin orang lain.

Sebelum memimpin orang lain seorang pemimpin harus menghayati dirinya sendiri, karena
pemimpin tidak bisa memimpin siapa pun lainnya lebih jauh dari pada tempat pemimpin sendiri
berada. Oleh karena itu perlu dipastikan apakah pemimpin sudah memiliki integritas terlebih
dahulu sebelum memimpin orang lain karena orang akan cenderung mengikuti pemimpin
(Maxwell.1995:45).
f. Integritas membantu seorang pemimpin dipercaya bukan hanya pintar.

Kepercayaan adalah keyakinan bahwa pemimpin sungguh-sungguh dengan apa yang


dikatakannya. Kepemimpinan yang efektif tidak hanya berdasarkan sifat pintar, tetapi juga
berdasarkan sikap konsisten (Maxwell.1995:46).

g. Integritas adalah prestasi yang dicapai dengan susah payah.

Integritas bukan sebuah faktor yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah hasil dari
disiplin pribadi, kepercayaan batin, dan keputusan untuk jujur sepenuhnya dalam segala situasi
dalam kehidupan pemimpin. Untuk memperoleh integritas diperlukan suatu proses yang terus
berlangsung (Maxwell.1995:47).

Dari uraian di atas dapat dilihat pentingnya integritas sabagai karakter yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin karena integritas mengandung pengertian apa yang dikatakan pemimpin
itu juga yang harus diperbuatnya. Sehingga pemimpin dapat memberi teladan kepada para
pengikutnya.

2.5 Tipe-tipe disiplin kerja

1. Tipe – tipe kegiatan pendisiplinan ada tiga tipe yaitu :

Disiplin preventif yaitu kegiatan yang mendorong pada karyawan untuk mengikuti berbagai
standart dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokok dari kegiatan ini
adalah untuk mendorong disiplin diri dari diantara para karyawan/pegawai. Dengan cara ini para
karyawan/pegawai bekerja dengan ikhlas, bukan karena paksaan manajemen.

2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang dilakukan
karyawan / pegawai terhadap peraturan yang berlaku dan mencegah terjadinya pelanggaran lebih
lanjut. Kegiatan korektif sering berupa bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan.
Contohnya dengan tindakan skorsing terhadap karyawan.

3. Disiplin progresif yaitu tindakan memberi hukuman berat terhadap pelanggaran yang
berulang. Contoh dari tindakan disiplin progresif antara lain:
a. Teguran secara lisan oleh atasan.

b. Teguran tertulis.

c. Skorsing dari pekerjaan selama beberapa hari.

d. Diturunkan pangkatnya.

e. Dipecat. (T. Hani Handoko, 1990 : 129-130).

Cara Menegakkan Disiplin SDM

Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin
kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat
atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak
kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum
dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang, caranya adalah:

a) Disiplin harus dutegakkan seketika


Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran. Jangan sampai
terlambat,karena jika terlambat akan kurang efektif.
b) Disiplin harus didahului peringatan dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan harus benar-benar tahu
secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c) Disiplin harus konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman
yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian,mungkin karena alasan masa kerja telah
lam,punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu
sendiri.
d) Disiplin harus impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau
emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar
rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir
pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positf guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
e) Disiplin harus setimpal
Hukuman itu harus setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak
pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat,jika hukman
terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu
berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.

2.6 Fungsi disiplin kerja

Disiplin kerja sangat di butuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi prasyarat bagi
pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai
mendapat kemudahan dalam bekerja. Dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang
kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.

Pendapat tersebut di pertegas oleh pernyataan Tulus Tu’u (2004:38) yang mengemukakan
beberapa fungsi disiplin, antara lain :

a. Menata kehidupan bersama

b. Membangaun kepribadian

c. Melatih kepribadian

d. Hukuman

e. Menciptakan lingkungan kondusif.

Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok tertentu atau dalam
masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara individu satu dengan lainnya menjadi
lebih baik dan lancar.

Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan yang memiliki
disiplin yang baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi
yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tenteram, sangat berperan dalam membanguan
kepribadian yang baik.

2.7 Faktor-faktor dan hambatan yang mempengaruhi disiplin kerja

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu
perusahaan. Menurut Gouzali Saydan (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

b. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

c. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.

d. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat di jadikan pegangan.

e. Keberatan pimpinan dalam mengambil tindakan.

f. Tidak adanya perhatian kepada pada karyawan.

g. Di ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Hambatan disiplin kerja

Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin kerja, terdapat pula faktor-
faktor yang menghambat terbentuknya disiplin kerja dalam diri seseorang, faktor penghambat
tersebut berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.

Menurut Dolet Unaradjan (2003:30:32) faktor-faktor penghambat disiplin di antaranya :

1. Masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada atasan atau
pimpinan

2. Masyarakat yang selalu terbuka dan bersikap permisif.

3. Keadaan fisik atau biologis yang tidakk sehat.


4. Keadaan psikis atau mental yang tidak sehat.

5. Sikap perfeksionis.

6. Perasaan rendah diri atau inferior.

7. Perasaan takut dan kuatir.

8. Perasaan tidak mampu.

9. Kecemasan.

10. Suara hati dan rasa bersalah yang keliru.

11. Kelekatan-kelekatan yang tidak teratur.

Dengan demikian faktor-faktor penghambat disiplin kerja berasal dari lingkungan sebagai faktor
eksternal yaitu masyarakat yang menekankan ketaatan yang utuh dan loyalitas penuh kepada
atasan atau pimpinan dan masyarakat yang terlalu terbuka dan bersikap permisif. Sedangkan
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorangg, seperti : keadaan fisik dan psikis yang
tidak sehat; sikap perfeksionis; perasaan rendah diri; perasaan takut dan kuatir; perasaan tidak
mampu; kecemasan; suara hati dan rasa bersalah yang keliru; dan kelekatan-kelekatan yang tidak
teratur.

2.8 Sanksi pelanggar Disiplin Kerja

Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar
peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi. Sedangkan sanksi pelanggaran
adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar
peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.

Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu
oranisasi yaitu:

1) Sanksi Pelanggaran Ringan, dengan jenis:


Teguran Lisan

Teguran Tertulis

Pernyataan tidak puas secara tertulis

2) Sanksi Pelanggaran Sedang, dengan rincian :

Penundaan kenaikan gaji

Penurunan gaji

Penundaan kenaikan jabatan

3) Sanksi Pelanggaran Berat, dengan rincian :

Penurunan pangkat

Pembebasan dari jabatan

Pemberhentian

Pemecatan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Integrasi meliputi usaha menciptakan kondisi integrasi atau persamaan kepentingan


antara tenaga kerja dengan organisasi, yang telah menyangkut masalah motivasi, konflik dan
konseling. Integrasi merupakan fungsi operasional SDM dan kunci keberhasilan perusahaan
yaitu, memanfaatkan sumber daya manusia agar bersedia bekerja dengan sungguh-sungguh
berpartisipasi dalam mencapai tujuan organisasi / perusahaan dan memperhatikan kebutuhan
karyawan.

Disiplin dapat meningkatkan integritas yang ditujukan kepada karyawan agar membentuk
kepribadian yang jujur, rendah hati. Perkembangan disiplin ditujukan kepada pemantapan diri
yang menyangkut SDM dan organisasi dalam rangka mewujudkan kwalitas yang memiliki
integritas kepribadian luhur dan berakhlak mulia.

3.2 Penutup

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat untuk para pembaca dan dapat
memberikan pemahaman kepada pemakalah.

Sekian dari kami, apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam hal penulisan makalah
ini, kritik serta saran yang membangun sangat kami butuhkan dari anda. Dari kami, selaku
pemakalah meminta maaf yang sebesar-besarnya dan atas perhatian saudara kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Sofyandi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia. ( Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2013).

Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua.
(Yogyakarta: BPFE.1987).

Hasibuan, Malayu S.P, Edisi Revisi, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksar

Anda mungkin juga menyukai