Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung

memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan darah, semakin

sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah

sangat rendah merupakan bagian suatu penyakit).5)

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung

oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan keseluruh bagian tubuh

melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar

bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil hingga

berukuran mikroskopik, yang akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari

pembuluh-pembuluh darah yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini

mengalirkan darah ke sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan

energi yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang tidak

beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan dipompa kembali

ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.

Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke

seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal sebagai tekanan sistolik.

Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling

rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini

diukur ketika Anda memeriksakan tekanan darah.

Universitas Sumatera Utara


Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun, secara

≥18( tahun) adalah


umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa

120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik.

Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan normal. Jika

melebihi nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi.

Sebaliknya, jika kurang dari nilai normal, orang tersebut menderita tekanan darah

rendah/hipotensi.5)

2.1.2 Faktor yang Mempertahankan Tekanan Darah

a) Kekuatan memompa jantung

Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi atau sistol dan

pengendoran atau diastol. Kontraksi dari kedua atrium terdiri serentak dan disebut

sistol atrial, pengendorannya adalah diastol atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan

pengendoran ventrikel disebut juga sistol dan diastol ventrikel.

Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan

lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus mendorong

darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri sistemik.

Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah yang sama, tetapi tugasnya

hanya mengirimkannya ke sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah.

b) Viskositas (kekentalan) darah

Viskositas disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah yang

berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan merubah

tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap dinding

tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin pekat

Universitas Sumatera Utara


cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui

pembuluh.

c) Elastisitas dinding pembuluh darah

Di dalam arteri tekanan lebih besar dari yang ada dalam vena sebab otot yang

membungkus arteri lebih elastis daripada yang ada pada vena.

d) Tahapan tepi (resistensi perifer)

Ini adalah tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam

pembuluh. Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di

dalam arteriol. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriol juga

menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak

kelihatan di dalam kapiler dan vena.

e) Keadaan pembuluh darah kecil pada kulit

Arteri-arteri kecil di kulit akan mengalami dilatasi (melebar) kalau kena panas

dan mengadakan kontraksi (mengecil) apabila kena dingin, sehingga bekerja seperti

termostat yang mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. Kalau arteri-arteri

kecil ini mangalami dilatasi, tekanan darah akan turun, oleh karena itu panas akan

menurukan tekanan darah. Apabila tekanan darah turun, sel-sel otak menjadi kurang

aktif karena sel-sel ini tidak mendapatkan cukup oksigen dan glukose yang biasanya

tersedia.6)

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Pengukuran Tekanan Darah

Kebanyakan orang memeriksakan tekanan darahnya paling sedikit sekali

seumur hidupnya, baik dilakukan oleh dokter, bidan ataupun sendiri dengan

menggunakan alat khusus.

Meskipun metode yang ideal adalah mengukur tekanan darah di dalam arteri,

hal ini tidak dapat dilakukan secara mudah karena menggunakan jarum. Namun,

gambaran tekanan yang akurat saat darah sedang dipompakan dapat diperoleh dengan

pendekatan yang kurang invasif.

Biasanya seseorang diminta untuk duduk dan pada lengan akan dililitkan

manset karet, kira-kira sama tingginya dengan jantung pasien. Pasien harus benar-

benar rileks dan lengan akan bertopang pada siku yang diletakkan di atas meja.

Karena gerakan mengangkat tangan dapat menghasilkan pengukuran yang tidak tepat.

Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Tekanan darah akan dapat

meningkat jika seseorang merasa cemas atau stres. Jadi cobalah untuk serileks

mungkin ketika dilakukan pengukuran.

Orang yang memeriksa tekanan darah akan melilitkan semacam manset karet,

bagian dari alat yang disebut sphygmomanometer, di lengan dan memompanya

dengan menggunakan sebuah pompa tangan kecil untuk menghentikan sebentar aliran

darah di lengan. Stetoskop di tempelkan pada arteri tepat di bawah manset tersebut

untuk mendengarkan suara saat manset dikempiskan secara perlahan-lahan dan darah

mengalir kembali ke lengan.

Ketika manset dipompa sampai pada tekanan di antara tekanan sistolik dan

diastolik, darah dalam arteri mengalir dengan cepat pada tiap detak jantung. Aliran

Universitas Sumatera Utara


inilah yang menimbulkan suara. Tekanan dalam manset ketika terdengar pertama kali

berkaitan dengan tekanan darah sistolik. Hilangnya suara berkaitan dengan tekanan

darah diastolik yang terjadi ketika jantung rileks.

Suara yang di dengar melalui stetoskop ditimbulkan oleh pergolakan darah di

dalam arteri di depan engsel siku (denyut pada lengan atas), dan disebut suara

Korotkoff sebagai penghargaan kepada dokter tentara Rusia Nicholas Korotkoff,

yang pertama kali menggunakan cara ini pada tahun 1905.

Sebuah pengukur merkuri yang ditempelkan di manset tersebut membuat ke dua

tekanan tersebut dapat diukur dan dicatat. Tekanan dalam manset tersebut diukur

dengan satuan milimeter merkuri (mmHg), yang merupakan tinggi merkuri yang

dapat dipompa dalam tabung kaca.5)

2.1.4 Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal dimana tekanan darah seseorang

jauh lebih dari pada biasanya. Yang dapat menyebabkan gejala pusing/tidak bisa

berpikir secara jernih atau bergerak dengan mantap (light headedness). Jika tekanan

darah terlampau rendah, aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya tidak

cukup.

Penyebab tekanan darah rendah antara lain ”hipotensi ortostatik”. Seharusnya

pembuluh darah berespon terhadap gravitasi dengan kontraksi (menyempit), dan

dengan demikian dapat meningkatkan tekanan darah, jika kita berdiri dari posisi

duduk atau berbaring. ”Hipotensi ortostatik” berarti bahwa pembuluh darah tidak

disesuaikan diri terhadap posisi berdiri, sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

Universitas Sumatera Utara


Penyebab ”hipotensi orostatik” meliputi: penyakit sistem saraf, seperti

neuropati, istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama , irama jantung yang tidak

teratur, penyakit kencing manis, dimana kerusakan saraf mengganggu refleks yang

mengontrol tekanan darah. Penyebab tekanan darah rendah lainnya adalah dehidrasi

(kekurangan cairan), reaksi tubuh terhadap panas, sehingga darah berpindah ke

pembuluh kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan jantung,

perubahan irama jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak aman/nyeri),

anafilaksis (reaksi alergi yang menancam jiwa), donor darah, perdarahan di dalam

tubuh, kehilangan darah, kehamilan, etherosklerosis (pengerasan dinding arteri).7)

2.1.5 Tekanan Darah Tinggi

Ukuran tekanan darah merupakan peramal harapan hidup yang sangat akurat :

semakin tinggi tekanan darah akan semakin besar resikonya. Bahkan mereka yang

memiliki tekanan darah rata-rata pada suatu populasi memiliki resiko menderita

penyakit jantung yang agak lebih besar daripada mereka yang memiliki tekanan darah

yang lebih rendah. Karena itu sulit sekali untuk mencari definisi hipertensi yang

sederhana.

Hipertensi disebut sebagai ’pembunuh bisu’ karena biasanya tidak

menimbulkan gejala-gejala sampai pada tahap lanjut penyakit. Satu-satunya cara

untuk mengetahui apakah tekanan darah meningkat adalah dengan mengukurnya

menggunakan alat pengukur tekanan darah.

Pembuluh darah mirip dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus

menerus ke manapun dibutuhkan. Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari

jantung, harus menahan tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan ke luar. Jika

Universitas Sumatera Utara


tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya selama bertahun-tahun, seperti pada

hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut menjadi rusak. Lapisan pada

arteri dapat menjadi kasar dan tebal, dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan

sehingga menjadi kurang lentur daripada sebelumnya. Hal ini dikenal sebagai

arteriosklerosis. Jika arteri menjadi terlalu sempit, darah tidak dapat melaluinya

dengan benar, dan bagian tubuh yang bergantung pada arteri tersebut untuk

mendapatkan darah mengalami kekurangan darah dan oksigen yang dibutuhkan.

Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan kecenderungan darah membeku

(trombosis), yang dapat menyebabkan penyumbatan total pada areteri sehingga

bagian tubuh yang dilayaninya menjadi mati. Jika jantung atau otak yang terkena

dampaknya, bagian yang mati disebut infark.5)

2.2 Tekanan Panas

2.2.1 Definisi Tekanan Panas

Menurut Suma’mur (1996) cuaca kerja adalah kombinasi dari: a. Suhu udara, b.

Kelembaban udara, c. Kecepatan gerakan, dan d. Suhu radiasi. Kombinasi keempat

faktor itu dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas.

Tekanan panas (heat stress) adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh

manusia. Tubuh manusia selalu menghasilkan panas sebagai akibat dari proses

pembakaran zat makanan dengan oksigen (metabolisme). Apabila proses pengeluaran

panas tubuh selalu saling terjadi pertukaran panas, proses pertukaan (pemindahan)

panas ini tergantung dari suhu lingkungan (iklim kerja).8)

Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Pertukaran Panas

Tubuh manusia merubah energi kimia menjadi energi mekanis dan panas.

Tubuh tersebut menggunakan panas ini untuk menjaga temperatur inti/utama agar

tetap konstan dan mengurangi keluarnya panas yang berlebihan pada sekeliling di

luar tubuh.

Oleh karenanya, ada suatu pertukaran panas yang tetap dari panas antara tubuh

dan sekelilingnya. Hal itu adalah dimaksudkan untuk mengetahui pengendalian panas

secara fisiologi dan fisika. Grandjean (1986) dalam Nurmianto (2004) membagi

proses fisika tersebut menjadi empat bagian yaitu konduksi, konveksi, evaporasi,

radiasi.

1. Konduksi

Konduksi ialah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda sekitar

dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas dari

tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya dan dapat menambah panas

kepada tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari pada manusia.

2. Konveksi

Konveksi adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui

kontak udara dengan tubuh. Udara adalah penghantar panas yang kurang baik, tetapi

dengan kontak dengan tubuh dapat terjadi pertukaran panas dengan tubuh.

Tergantung dari suhu udara dan kecepatan angin, konveksi memainkan peranan

dalam pertukaran panas. Konveksi dapat mengurangi atau menambah panas kepada

tubuh manusia.3)

Universitas Sumatera Utara


3. Evaporsi keringat

Hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat terjadi karena keringat di

bagian kulit tersebut menguap/evaporasi. Pada kondisi yang normal setiap orang akan

menguapkan sebanyak satu liter perhari. Berarti akan kehilangan 600 kcal atau sekitar

satu seperempat dari total panas yang hilang perharinya. Akan tetapi jika temperatur

sekeliling melebihi batas ambang kenyamanan maka kulit akan merefleksikannya

berupa proses keluarnya keringat yang disertai dengan hilangnya panas.

Selanjutnya proses hilangnya panas yang dikarenakan penguapan keringat

tersebut tergantung dari luasan kulit yang bersangkutan dan juga pada perbedaan

tekanan uap keringat yang berada antara udara dan kulit.

Faktor yang diduga penting adalah aliran udara sekeliling yang disatukan pihak

akan meningkatkan gradient tekanan uap keringat, tetapi di pihak yang lain akan

mendinginkan kulit dengan proses konveksi, yang nantinya akan menurunkan jumlah

penguapan keringat.

Pada emperatur sekeliling di atas 250C, kulit manusia mampu untuk kehilangan

panas melalui proses konveksi atau radiasi, dan keluarnya keringat adalah merupakan

satu-satunya mekanisme yang ada. Dari segi hilangnya panas karena proses

penguapan keringat akan meningkat secara drastis setelah dicapai temperatur krisis

tertentu.

4. Radiasi panas

Tubuh manusia yang panas menurut Grandjean (1986) dalam Nurmianto (2004)

akan meradiasikan gelombang elektomagnetik dengan panjang gelombang yang

relatif panjang, yang diabsorbsi oleh benda lain dan dikonversikan lagi dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara


panas. Hal itu tidak tergantung sama sekali pada medium material tertentu untuk

mentransmisikannya.

Radiasi panas banyak dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan aliran

udara. Hal itu terganung sekali pada perbedaan temperatur diantara kulit dan medium

yang berdekatan dengan kult. Di negara-negara klim tropis, permukaan objek yang

ada di sekeliling biasanya lebih dingin dari kulit tubuh manusia, sehingga tubuh

manusia akan kehilangan sejumlah panas radiant dalam aktivitasnya sehari-hari.

2.2.3 Parameter Tekanan Panas

Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut3) :

1. Suhu effectif. Suhu effektif, yaitu indeks sensori dari tingkat panas yang

dialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi

suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. Kelemahan penggunaan suhu

effektif ialah tidak memperhitungkan dan panas metabolisme tubuh sendiri.

Untuk menyempurnakan pemakaian suhu effektif dengan memperhatikan panas

radiasi, dibuatlah Skala Suhu Effektif Dekoreksi. Namun tetap ada

kekurangannya yaitu tidak diperhitungkannya panas hasil metabolisme.

2. Indeks suhu basah dan bola, (= wet bulb-globe temperatura index), yaitu

rumus-rumus sebagai berikut :

I.S.B.B (untuk bekerja dengan sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu

bola + 0,1 x suhu kering.

I.S.B.B ( untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari ) = 0,7 x suhu basah

+ 0,3 x suhu bola.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/ MEN/ 1999

tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja, ISBB adalah

parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan

suhu udara kering, suhu basah alami, dan suhu bola dan ditetapkan pengaturan

waktu kerja dengan metode ISBB.

Tabel 1. Pengaturan Waktu Kerja dengan ISBB


ISBB (0C)
Pengaturan Waktu Kerja
Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus (8 jam/hari) - 30,0 26,7 25,0
75 % kerja 25 % istirahat 30,6 28,0 25,9
50 % kerja 50 % istirahat 31,4 29,4 27,9
25 % kerja 75 % istirahat 32,2 31,1 30,0
Sumber : Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : Kep-51/ MEN/ 1999.

3. Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam ( = predicated-4-hour sweetrate

disingkat P4SR), yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat

kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas radasi.

Dapat pula dikoreksi dengan pakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan-pekerjaan.

4. Indeks Belding-Hatch, dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari orang

standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond, dalam

keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, serta berakimatisasi terhadap

panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat

adalah terpenting untuk keseimbangan termis. Maka dari itu, Belding-Hacth

mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan

untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat.

Untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran-pengukuran suhu

Universitas Sumatera Utara


kering dan basah, suhu globetermometer, kecepatan aliran udara, produksi

panas akibat kegiatan dalam pekerjaan.

2.2.4 Pengaruh Fisiologis Akibat Tekanan Panas

Tekanan panas memerlukan upaya tambahan pada anggota tubuh untuk

memelihara keseimbangan panas. Menurut Pulat (1992) dalam Tarwaka (2004)

bahwa reaksi fisiologis tubuh ( heat strain) oleh karena peningkatan temperatur udara

di luar comfort zone adalah sebagai berikut :

1. Vasodilatasi

2. Denyut jantung meningkat

3. Temperatut kulit meningkat

4. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat, dll.

Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas

yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan,

sering melakukan istirahat curian.

2. Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan

yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun

karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan caran tubuh < 1,5 % gejalanya

tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai kering.

3. Heat rash. Keadaan seperti biang keringat/ keringat buntat, gatal kulit akibat

kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beistiraat

pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak dan penghilang

keringat.

Universitas Sumatera Utara


4. Heat cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat

keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh

yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan

sedikit garam natrium.

5. Heat syncope atau fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke

otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan

kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.

6. Heat exhaustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu

banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejala mulut kering, sangat haus,

lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja

yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.2)

7. Heat stroke, terjadi bila sistem pengaturan tubuh gagal dan temperatur tubuh

meningkat sampai tingkat kritis. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi

berbagai faktor, dan keterjadiannya sulit diprediksi. Heat stroke adalah

keadaan darurat medis. Tanda dan gejala utama dari heat stroke adalah

bingung, perilaku irasional, hilang kesadaran, sawan, kurang berkeringat

(biasanya), kulit panas dan keringat dan temperatur tubuh sangat tinggi.

Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi beban kerja dan

beban panas lingkungan, yang keduanya turut memberi pengaruh terhadap

heat stroke, juga sangat bervariasi dan sulit memprediksinya.

Universitas Sumatera Utara


2.2.5 Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai oleh

pengeluaran keringat yang meningkat, denyut jantung menurun, dan suhu tubuh

menurun. Proses ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari. Aklimatisasi dapat pula

menghilang ketika orang yang bersangkutan tidak masuk kerja selama seminggu

berturut-turut. Untuk menimbulkan aklimatisasi, faktor pembebanan dan lama kerja

peru diperhatikan dengan cara sebagai berikut :

1. Hari pertama masuk kerja, pembebanan fisik dan lama bekerja usahakan

tidak melebihi 50 % dari beban lama bekerja yang sebenarnya.

2. Hari kedua kerja, beban kerja dan lama kerja di tambah 10 % (=60 %).

3. Hari ketika kerja dan seterusnya hingga hari ke enam pembebanan fisik dan

lama bekerja akan mencapai 100 %.8)

2.3 Penilaian Beban Kerja Fisik

Menurut Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004) denyut nadi untuk

mnegestimasi indeks beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Denyut nadi istirahat : adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai

2. Denyut nadi kerja : adalah rerata denyut nadi selama bekerja

3. Nadi kerja : adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.

Berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja NO : 51 tahun 1999 menetapkan

kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut :

1. Beban kerja ringan : 100 – 200 kilo kalori/jam

2. Beban kerja sedang : >200 – 350 kilo kalori/jam

3. Beba kerja berat : >350 – 500 kilo kalori/jam

Universitas Sumatera Utara


Faktor yang mempengaruhi beban kerja, menurut Manuaba (2000) dalam

Tarwaka (2004) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal maupun

faktor internal.

Beban kerja oleh faktor Eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar

tubuh pekerja, yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri,

organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stresor

antara lain :

1. Tugas-tugas (tasks) yang dilakukan baik yang bersifat fisik seperti, stasiun

kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja,

sikap kerja, cara angkat angkut, beban yang diangkat-angkut, alat bantu kerja,

sarana informasi termasuk displai dan kontrol, alur kerja dan lainnya.

Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan

atau tingkat emosi pekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan lain-lain.

2. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya

waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan,

sistem kerja, musik kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan

wewenang, dan lain-lain.

3. Lingkungan kerja yang dapat memberikan tambahan kepada pekerja adalah :

- Lingkungan kerja fisik seperti ; mikroklimat (suhu udara ambien,

kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi), intensitas

penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi dan tekanan udara.

Universitas Sumatera Utara


- Lingkunan kerja kimiawi seperti; debu, gas-gas pencemar udara, uap

logam fume dalam udara dan lain-lain.

- Lingkungan kerja psikologis seperti ; pemilihan dan penempatan tenaga

kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan,

pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang

berdampak kepada performansi kerja di tempat kerja.

Beban kerja oleh faktor internal adalah yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut

dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif

maupun subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis.

Sedangkan penilaian subjekif dapat dilakukan mealui perubahan reaksi psikologis dan

perubahan prilaku. Karena itu strain secara subjektif erat dengan harapan keinginan

kepuasan dan penilaan subjektif lainnya. Secara ringkas faktor internal meliputi :

a. Faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status

gizi)

b. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan lain-

lain.).

Menurut Astrand (1977) dan Rodahl (1989) dalam Tarwaka (2004) bahwa

penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan metode secara objektif, yaitu

metode penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung

yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan

oksigen selama bekerja. Semakin berat badan kerja akan semakin banyak energi yang

diperlkan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen

Universitas Sumatera Utara


lebih akurat, namun hanya dapat mengukur waktu untuk waktu kerja yang singkat

dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak

langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja.

Lebih lanjut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) dalam Tarwaka (2004)

menjelaskan behwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban

kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi

paru dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau

pekerjaan yang dilakukan. Kemudian Kronz (1996) mengemukakan bahwa denyut

jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan

emosi dan vasodilatasi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada

metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991)

dapat dilihat pada :

Tabel 2. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu


Tubuh dan Denyut Jantung
Kategori Beban Konsumsi Ventilasi Paru Suhu Rektal Denyut
Kerja Oksigen (l/mm) (0C) Jantung
(l/mm) (denyut/min)
Ringan 0,5 – 1,0 11 – 20 37,5 75 – 100
Sedang 1,0 – 1,5 20 – 31 37,5 – 38,0 100 – 125
Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 – 150
Sangat Berat 2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 – 175
Sangat berat sekali 2,5 – 4,0 60 – 100 >39 >175
Sumber : Ergonomy untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Tarwaka (2004)

Universitas Sumatera Utara


Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat

digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan

aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang

bersangkutan.2)

2.4 Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan tekanan darah

terdiri dari faktor resiko yang dapat dihindari dan faktor resiko yang tidak dapat

dihindari. Faktor resiko yang dapat dihindari antara lain : obesitas, konsumsi garam

berlebih, merokok, kopi dan alkohol. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat

dihindari antara lain : Faktor genetik.

Konsumsi garam yang tinggi selama bertahun-tahun dapat meningkatkan

tekanan darah karena meningkatkan kadar sodium dalam sel-sel otot halus pada

dinding arteriol. Kadar sodium yang tinggi ini memudahkan masuknya kalsium ke

dalam sel-sel tersebut. Hal ini kemudian menyebabkan arteriol berkontraksi pada dan

menyempit pada lingkar dalamnya.

Mereka yang memiliki berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan

darah yang lebih tinggi daripada mereka yang kurus. Hal ini sebagian disebabkan

karena tubuh orang yang memiliki berat badan yang berlebih harus bekerja lebih

keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi. Sebagian lainnya

karena mereka cenderung mengkonsumsi garam yang lebih banyak.

Jika kedua orang tua menyandang tekanan darah tinggi ataupun rendah, maka

kemungkinan anaknya akan menyandangnya juga. Penelitian menunjukkan bahwa

tekanan darah seorang anak lebih mendekati tekanan darah orang tuanya

Universitas Sumatera Utara


dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan,

dan bukan hanya faktor lingkungan yang berperan besar dalam menentukan tekanan

darah.4)

2.5 Kerangka Konsep

TKBM
Karakteristik Tenaga
Kerja Bongkar Muat
o Umur
o Pendidikan
o Lama Kerja
o Status Gizi

Tekanan Darah Pekerja


Sebelum Bekerja

Beban Kerja

Tekanan Panas

Tekanan Darah Pekerja


Sesudah Bekerja

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai