TIM PENYUSUN
KELOMPOK B
PARALEL 2
NIM :
040001800110 - 040001800127
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
TIM PENYUSUN
Rubini 040001800122
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ II
diskusi 3 ................................................................................................................................. 1
bab I........................................................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
3. Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
BAB III...................................................................................................................................... 8
DISKUSI 4 ............................................................................................................................. 9
BAB I ......................................................................................................................................... 9
3. tujuan ..................................................................................................................... 10
BAB II ..................................................................................................................................... 11
4. pendekatan yang paling tepat untuk merubah perilaku Ny. Siti ............................ 19
II
5. Penjelasan permasalahan komunikasi yang terjadi pada kasus ............................. 20
BAB III.................................................................................................................................... 22
III
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya kami dapat membuat makalah dari skenario diskusi 3 dan 4 dan diselesaikan sesuai
harapan. Makalah ini dibuat khusus sebagai syarat untuk mengikuti seminar pertama. Makalah
ini memuat materi-materi dari modul 214.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada 4 dan dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sadar
bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami memohon maaf dan meminta kritik
dan saran dari pembaca.
Makalah ini dibuat khusus untuk Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti dan diharapkan bermanfaat
bagi para pembaca
IV
DISKUSI 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bapak Budi berusia 40 tahun dan berprofesi sebagai pengacara di sebuah firma hukum
ternama di Jakarta. Beberapa waktu yang lalu ia mengalami sakit nyeri berdenyut pada gigi
geraham bawah kanan sepanjang hari yang membuatnya tidak bisa konsentrasi dalam bekerja.
Bapak Budi sebelumnya tidak pernah pergi berobat ke dokter gigi, karena ia memiliki
pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil. Ia melihat kakaknya menangis dan meronta-
ronta saat dilakukan tindakan pencabutan oleh dokter gigi. Kakaknya pun sejak saat itu
menghindari kunjungan ke dokter gigi.
Untuk mengatasi rasa sakit yang tak tertahankan tersebut, akhirnya Bapak Budi
memberanikan diri untuk pergi ke dokter gigi yang direferensikan oleh rekan kerjanya.
Menurut rekan kerjanya tersebut, dokter gigi ini sangat baik dan tidak terasa sakit ketika
mendapatkan perawatan. Namun Bapak Budi tetap merasa cemas terkait pengalaman masa
kecilnya tersebut.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Pendekatan psikologi pada kasus bapak Budi meliputi :
b. Faktor eksternal
3. Jelaskan faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku Bapak Budi berdasarkan teori
motivasi Maslow!
1
3. TUJUAN
1. Mengetahui pendekatan psikologi pada kasus bapak Budi baik Faktor internal
(Interpersonal) maupun Faktor eksternal
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Bapak Budi terkait keinginannya
berobat ke dokter gigi
3. Menjelaskan faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku Bapak Budi berdasarkan teori
motivasi Maslow
4. Menjelaskan pendekatan perilaku Bapak Budi menurut Health Belief Model
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENDEKATAN PSIKOLOGI
3
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BAPAK BUDI
Terdapat dua jenis kebutuhan yaitu kebutuhan primer dan sekunder.Kebutuhan primer
mencakup berbagai kebutuhan fisiologis untuk kelangsungan hidup misalnya kebutuhan fisik
dan rasa aman, sedangkan kebutuhan sekunder mencakup berbagai kebutuhan psikologis
misalnya kebutuhan sosialisasi, aktualisasi dan pengakuan. Pembagian lain dari kebutuhan
menurut A.H. Maslow yaitu kebutuhan pokok, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan dihargai dan dihormati dan kebutuhan penampilan diri. Saat tidak ada kebutuhan
seseorang berada dalam suatu harmoni, tidak ada ketegangan, namun ketika dia menyadari
adanya kebutuhan akan barang dan jasa akan timbul ketegangan yang jika tidak dipenuhi
maka akan menimbulkan rasa frustasi dan konflik dalam dirinya. Upaya seseorang baik
secara sadar atau tidak untuk mengurangi ketegangan melalui perilaku yang diduga bisa
memenuhi kebutuhannya akan membebaskannya dari perasaan stress dan ketegangannya.
Inilah yang dimaksud dengan motivasi, motivasi dapat mengakibatkan konsumen terlibat
dalam proses atau perilaku beli terutama dalam proses mencari dan mengevaluasi.17
2. Kepribadian
Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis dalam diri seseorang yang membedakan seorang
dari yang lain, dengan demikian tidak ada pribadi yg sama persis. Kepribadian bersifat
konsisten dan bertahan dalam waktu yang lama. Respon seseorang terhadap bermacam-
macam stimulus akan konsiten namun perilaku tidak dapat diramalkan berdasarkan
kepribadiannya. Kepribadian dapat berinteraksi dengan situasi, misalnya dalam situasi
pembelian orang yang dogmatik tidak akan seberani orang yang inofativ dalam membeli
produk baru. Ciri-ciri kepribadian juga mengungkapkan tentang ciri yang bersifat sosial. Ada
orang yang dalam mengevaluasi sesuatu berdasarkan nilai-nilai dan patokannya sendiri dan
ada orang yang mengandalkan orang lain. Yang pertama lebih mengutamakan kegunaan
untuk dirinya, sedangkan yang lain mengutamakan nilai sosial agar setelah menggunakan
produk atau jasa itu ia bisa diterima di lingkungan sosialnya. Ada ciri kepribadian yang
senang dengan sesuatu yang tenang, sederhana, tetap dan bisa diramalkan, mereka tidak suka
berganti-ganti merek, dan sudah merasa puas dan aman menggunakan produk yang pernah
mereka gunakan.Adapula ciri kepribadian yang menyukai pengalaman baru, mencoba sesuatu
yang baru dan tertarik pada informasi baru.18
4
3. Psikografi
Psikografi adalah kajian tentang apa yang membentuk konsumen ecara psikologis. Ada
2 konsep dalam psikografik yaitu konsep diri dan gaya hidup. Kosep diri adalah keseluruhan
pemikiran dan perasaan yang berkenaan dengan diri sendiri sebagai obyek. Dengan kata lain
konsep diri merupakan cara seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan
hal yang penting bagi seseorang.Konsep diri menyebabkan orang memilih produk atau jasa
yang sesuai dengan konsep diri yang diinginkannya.Gaya hidup konsumen adalah pola
aktivitas, minat dan pendapat konsumen yang konsisten dengan kebutuhan dan nilai-nilai
yang dianutnya. Dalam menggambarkan gaya hidup konsumen, dapat dilihat bagaimana
mereka hidup dan mengekspresikan nilai-nilai yang dianutnya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
4. Persepsi
Persepsiadalah proses dimana sensasi yang diterima seseorang dipilah dan dipilih,
kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan. Sensasi yang datang dan diterima melalui
panca indera akan diseleksi dan akhirnya membentuk persepsi seseorang mengenai produk
atau jasa. Persepsi ditentukan oleh mind set dan environmental setting. Mind set adalah pola
penalaran individual yang menghasilkan pesepsi, mencakup penilaian, kepercayaan, harapan,
imajinasi dan fantasi. Environmental settingbersifat eksternal dan merupakan tuntutan
lingkungan fisik, sosial dan budaya. Reaksi individu terhadap stimulus akan sesuai dengan
persepsinya yang terbentuk oleh beberapa faktor diatas.19
5. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus yang melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang berperan penting dalam
menentukan sikap yaitu pengetahuan, pikiran, emosi dan keyakinan. Contohnya seorang ibu
mendengar atau mengetahui penyakit demam berdarah, pengetahuan ini membawa ibu
berpikir bagaimana agar anak dan keluarganya tidak terkena penyakit tersebut. Dalam
berpikir komponen emosi dan keyakinan bekerja sehingga ibu tersebut mengambil sikap
yaitu melakukan 3M agar anak dan keluarganya tidak teserang penyakit demam berdarah dan
membawa keluarganya berobatapabila sudah terserang demam berdarah.20
5
3. MOTIVASI YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BAPAK BUDI
Menurut Sarafino (2006) perilaku kesehatan adalah setiap aktivitas individu yang
dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan tanpa memperhatikan
status kesehatan. Sedangkan menurut Taylor (2003) mengatakan bahwa perilaku kesehatan
adalah tindakan yang dilakukan individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi
kesehatan mereka.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) perilaku kesehatan ini ditentukan
oleh 3 (tiga) faktor utama, yakni:
6
4. PENDEKATAN PERILAKU BAPAK BUDI MENURUT HEALTH
BELIEF MODEL
Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh
kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk
menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) pada awalnya
dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog sosial di Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untuk menjelaskan kegagalan secara luas
partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Kemudian, model
diperluas untuk melihat respon masyarakat terhadap gejala-gejala penyakit dan bagaimana
perilaku mereka terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama berhubungan dengan
pemenuhan penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model ini telah
menjadi salah satu model yang paling berpengaruh dan secara luas menggunakan pendekatan
psikososial untuk menjelaskan hubungan antara perilaku dengan kesehatan.
7
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pendekatan dengan bapak budi perlu dilihat faktor-faktor intrinsic seperti: usia,
jenis kelamin pengalaman, kepribadian, dan kecemansan terhadap dokter. Juga perlu dilihat
faktor-faktor ekstrinsik yaitu hubungan dengan dokter dan lingkungan. Faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku pak budi ialah kebutuhan, motivasi, psikografi, persepsi, dan sikap.
Motivasi pak budi untuk ke dokter adalah: faktor pendorong, faktor pemungkin, dan faktor
penguat. Pendekatan yang sesuai dengan Health Belief Model ialah psikososial
8
DISKUSI 4
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ibu Siti datang ke Puskesmas untuk membawa anak balitanya berobat ke poli gigi. Pada
saat pendaftaran, Ibu Siti harus berdesakan untuk menyerahkan kartu BPJS. Pada saat
menunggu antrian, orang yang datang sesudah kedatangannya dipanggil lebih dulu dibanding
dirinya. Koordinasi antara bagian pendaftaran dengan petugas lain tampaknya tidak berjalan
baik, sehingga urutan pemanggilan tidak sesuai dengan urutan antrian. Setelah mendapatkan
perawatan dari Dokter, Ibu Siti diminta membawa kembali anaknya 1 minggu pasca perawatan.
Dalam perjalanan pulang, Ny. Siti bertemu dengan kader Posyandu. Kader tersebut
menyapa ibu Siti dengan ramah, dan mengingatkannya untuk datang ke Posyandu hari Rabu
minggu depan. Ibu Siti sudah tidak pernah lagi membawa anaknya ke Posyandu sejak
imunisasinya sudah lengkap, selain itu pengalaman antrian di Puskesmas membuatnya semakin
enggan untuk datang ke Posyandu. Sebetulnya Ibu Siti juga sudah merasa enggan untuk
kembali ke Puskesman, namun ia menyadari bahwa dirinya masih harus membawa anaknya
berobat kembali agar sakit giginya bisa sembuh total
2. RUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kasus diatas!
2. Sebutkan perilaku-perilaku Ny. Siti berkaitan proses pengobatan sakit anaknya!
3. Jelaskan proses perubahan perilaku individual yang terjadi pada Ny. Siti berdasarkan
teori yang telah anda pelajari!
4. Apakah pendekatan yang paling tepat untuk merubah perilaku Ny. Siti pada kasus di
atas!
5. Jelaskan permasalahan komunikasi yang terjadi pada kasus tersebut di atas (pelayanan
puskesmas)!
6. Apa Teknik Komunikasi yang Diterapkan pada Tenaga Kesehatan dan Masyarakat di
Skenario
9
3. TUJUAN
1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kasus diatas
2. Menjelaskan perilaku Ny. Siti berkaitan proses pengobatan sakit anaknya
3. Menjelaskan perubahan perilaku individual yang terjadi pada Ny. Siti
4. Mengetahui pendekatan yang paling tepat untuk merubah perilaku Ny. Siti
5. Menjelaskan permasalahan komunikasi yang terjadi pada kasus
6. Mengetahui Teknik Komunikasi yang Diterapkan pada Tenaga Kesehatan dan
Masyarakat di Skenario
10
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA KASUS DIATAS
11
2. PERILAKU NY. SITI BERKAITAN PROSES PENGOBATAN SAKIT
ANAKNYA
KLASIFIKASI
PERILAKU
NO KORELASI TERHADAP SKENARIO
KESEHATAN
12
3. PERUBAHAN PERILAKU INDIVIDUAL YANG TERJADI PADA NY.
SITI
Proses perubahan perilaku terdiri di dasarkan pada tiga teori yaitu Health Believe
Model, Theory of Planned Behavior atau Theory of Reason Action (TRA), dan Stages Of
Change.
13
Theory of Planned Behavior atau Theory of Reason Action (TRA)
(Ajzen 1985, 1991; Ajzen dan Madden 1986) berevolusi dari teori reasoned action
(Fishbein dan Ajzen 1975) yang berfungsi sebagai pengukur perilaku.Pengukuran tersebut
adalah hasil dari kombinasi sikap terhadap suatu perilaku atau tindakan. Itu adalah evaluasi
positif atau negatif dari perilaku dan hasil yang diharapkan, dan norma subyektif, yang
merupakan tekanan sosial yang diberikan pada individu yang dihasilkan dari persepsi mereka
tentang apa yang orang lain pikir harus mereka lakukan dan kecenderungan mereka untuk
mematuhinya.
jadi secara singat TRA adalah hasil secara langsung dari suatu motivasi yang terdiri
dari tiga komponen, yaitu :
a. sikap terhadap suatu tindakan
b. norma subjektif mengenai tindakan yang terkait
c. penilaian dalam pengendalian perilaku tertentu
pada dasarnya teori ini dapat terjadi berdasarkan sikap dan kepercayaan seseorang akan
hal-hal yang akan terjadi dari suatu tindakan dan evaluasi dari akibat tersebut.
Keyakinan Sikap
akan akibat terhadap
Niat
Perilaku
untuk
Keyakinan Norma
normatif akan subjektif
14
Stages Of Change (Model Tahapan Perubahan)
Model tahapan perubahan atau disebut juga sebagai model Transtheoretical
secara luas menerapkan model kognitif yang membagi individu antara lima kategori yang
mewakili tonggak yang berbeda, atau 'tingkat kesiapan motivasi' sepanjang perubahan perilaku
yang berkelanjutan. Terdapat lima tahapan yaitu prekontemplasi, kontemplasi, persiapan,
tindakan, dan pemeliharaan. Gerakan atau transisi antar tahap didorong oleh dua faktor utama
yaitu (i) self-efficacy (kemanjuran diri) dan (ii) keseimbangan keputusan (yaitu, hasil penilaian
individu dari pro dan kontra suatu perilaku). Relaps, bergerak mundur melalui tahapan itu
umum. Pertanyaan tentang bagaimana diskritnya tahap sebenarnya dan apakah seseorang harus
bergerak melalui setiap tahap (dan tidak melompat tahap) adalah umum. Kemudian, model
tidak jelas tentang bagaimana individu berubah atau mengapa beberapa berubah lebih efektif
atau cepat daripada yang lain.
Table. The Stages of Change Model in a Health Psychotherapy Context, di adaptasi dari
(Prochaska et al. 1992).
Individu Observasi,
Meningkatkan
tidak Meningkatny konfrontasi,
informasi diri
menyadari a kesadaran. interpretasi,
dan masalah
masalah; biblioterapi.
15
yang akan Menilai
datang. bagaimana
masalah
Evaluasi seseorang Melatih
ulang mempengaruhi empati,
lingkungan. fisik dokumenter.
lingkungan
hidupnya.
Menilai
Individu
bagaimana
sadar akan Klasifikasi
perasaan dan
masalah; nilai,
Mengevaluasi pemikiran
Pertimbanga perumpamaan,
Kontemplasi ulang diri mengenai diri
n serius akan pengalaman
sendiri. sendiri dengan
perubahan korektif
hormat
tingkah laku. emosional.
terhadap
masalah.
Terapi
Memilih dan pengambilan
Individu komitmen keputusan,
berencana untuk bertindak resolusi tahun
Pembebasan
Persiapan untuk atau percaya baru, teknik
diri.
mengambil akan logoterapi,
tindakan. kemampuan teknik
untuk berubah. meningkatkan
komitmen.
16
dan / atau diri yang
lingkungan positif.
untuk
mengatasi
masalah. merestrukturis
asi lingkungan
seseorang
(mis.,
Menghindar
menghapus
atau melawan
alkohol atau
stimulus
Kontrol makanan yang
terhadap
stimulus menggemukkan
kelakuan
), menghindari
bermasalah
isyarat
yang muncul.
berisiko tinggi,
teknik
memudar.
Menjadi
aliansi
terbuka dan
terapeutik,
percaya
dukungan
Membantu tentang
sosial,
hubungan. masalah
kelompok
kepada
swadaya.
seseorang yang
diperdulikan.
Menghadiahi kontrak
diri sendiri kontingensi,
Penguatan
atau dihadiahi terbuka dan
manejemen.
oleh orang lain penguatan
karena rahasia,
17
membuat penghargaan
perubahan. diri.
Individu
bekerja
untuk
Meningkat advokasi untuk
mencegah
alternatif untuk hak ditekan,
kembali ke
Pembebasan perilaku yang memberdayaka
Pemeliharaan kebiasaan
sosial. tidak n, intervensi
buruk dan
bermasalah di kebijakan.
mengkonsoli
masyarakat.
dasikan
keuntungan.
Berdasarkan teori ini, Ibu Siti hanya mencapai tahap persiapan karena beliau
tidak berusaha untuk melakukan suatu tindakan ataupun mencari alternaltif penyelesaian
masalah yang dialaminya. Ibu Siti hanya mengevaluasi dirinya sendiri dengan menyadari dan
mempertimbangkan keputusannya untuk tetap mambawa anaknya untuk berobat hingga
sembuh walaupun beliau enggan karena pelayanan di Puskersmas yang kurang efisien.
18
4. PENDEKATAN YANG PALING TEPAT UNTUK MERUBAH
PERILAKU NY. SITI
Salah satu pendekatan yang tepat untuk mengubah perilaku Ibu Siti adalah dengan
menggunakan pendekatan persuasif. Pendekatan persuasif bertujuan untuk mengubah perilaku
sasaran melalui pendidikan berkesinambungan. Pendekatan persuasif ini dilakukan dengan
cara pemberian pendidikan. Metode pendekatan ini ditujukan kepada Ibu Siti yang berperan
sebagai wakil dari anaknya. Sebenarnya, Ibu Siti sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang
positif terhadap perilaku kesehatan yang terkait. Namun, karena pelayanan posyandu yang
kurang baik, Ibu Siti merasa enggan untuk membawa anaknya kembali untuk datang ke
posyandu. Disini pendidikan yang diberikan bertujuan untuk menguatkan pengetahuan dan
terutama sikap dari Ibu Siti terhadap perilaku kesehatan terkait untuk meningkatkan
kemampuan Ibu Siti untuk membuat keputusan yang terkait dengan kesehatannya dan juga
keluarganya.
19
5. PENJELASAN PERMASALAHAN KOMUNIKASI YANG TERJADI
PADA KASUS
Pertama, terjadi permasalahan antara bagian administrasi dengan petugas lain yaitu
terjadi kesalahpahaman antara apa yang disampaikan oleh bagian pendaftaran dengan yang
ditangkap oleh petugas lain sehingga terjadi kesalahan pemanggilan urutan pasien.
Kesalahpahaman tersebut mungkin saja disebabkan oleh padatnya pasien yang datang ke
puskesmas sehingga petugas pun menjadi kewalahan (adanya noise yang membuat petugas
tidak fokus menjalankan tugasnya dan mengganggu jalannya komunikasi), kurangnya jumlah
petugas puskesmas, atau petugas puskesmas yang acuh tak acuh terhadap pasien sehingga
mereka tidak peduli pasien mengantri lama dan mereka pun kurang teliti dalam menjalankan
tugasnya.
Kedua, kesalahan komunikasi juga terjadi di antara petugas dengan Ibu Siti,
dimana dalam kasus tidak disebutkan bahwa Ibu Siti mencoba untuk bertanya atau protes
kepada petugas mengapa urutan pemanggilan tidak sesuai dengan urutan antrian, sehingga
masalah itu pun tidak bisa diselesaikan dan petugas mungkin saja tidak menyadari apa
kesalahannya. Dalam hal ini, komunikasi antara Ibu Siti dan petugas pun menjadi tidak lancar
karena Ibu Siti tidak mengungkapkan apa keinginannya (bersifat pasif) kepada petugas.
Ketiga, permasalahan komunikasi antara kader posyandu dengan Ibu Siti (masyarakat).
Faktor penunjang komunikasi yang efektif (faktor pada komunikator) yaitu: kepercayaan, daya
tarik, kekuasaan, keahlian. Faktor yang hilang yaitu ibu siti sudah kurang kepercayaan kepada
pelayanan kesehatan akibatnya Ibu Siti sudah ragu untuk datang kembali ke posyandu.
Kepercayaan yang hilang dari Ibu Siti yaitu kepercayaan untuk dilayani dengan baik dan adil.
20
6. TEKNIK KOMUNIKASI YANG DITERAPKAN PADA TENAGA
KESEHATAN DAN MASYARAKAT DI SKENARIO
● B (Background)
Informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi hasil terbaru
pengkajian dan tanda-tanda vital pasien; hasil labor, dengan tanggal dan waktu
pengambilan serta hasil dari tes labor sebagai pembanding; informasi klinik
lainnya; dan terapi dan/atau tindakan (intervensi) yang telah dijalankan dan
diterapkan, waktu pelaksanaan dan memberikan nomor dari setiap tindakan
sesuai dengan SOP yang ada. Background merupakan informasi penting tentang
apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
● A (Assessment/Pengkajian)
Assessment merupakan masalah keperawatan dan dapat ditulis lebih dari satu
apabila ditemukan masalah keperawatan yang lainnya.
● R (Recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang diperlukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.
21
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan skenario, terjadi berbrapa permasalahan yang mengakibatkan perubahan
perilaku pada Ibu Siti. Pada dasarnya, Ibu Siti sudah memiliki perilaku kesehatan yang cukup
baik karena ia sadar bahwa harus memberi anaknya imunisasi lengkap dan ketika anaknya sakit
ia membawanya ke poli klinik. Tetapi karena terjadi komunikasi yang tidak efektif antara
petugas kesehatan dan Ibu Siti yang mengakibatkan pelayanan kurang baik, Ibu Siti merasa
enggan untuk kembali berobat. Oleh karena itu, dapat dilakukan pendekatan persuasif untuk
mengubah perilaku Ibu Siti dan petugas kesehatan dapat melakukan evaluasi terhadap
kinerjanya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Marya, CM. A Textbook of Public Health Dentistry. India. Jaypee Brothers Medical Publishers
(P) LTD. 2011
23