Anda di halaman 1dari 51

6

BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Kondisi Sekolah Sendiri (SMPN 4 Kota Bima )


SMPN 4 Kota Bima berlokasi di Jalan Soekarno-Hattaa No. 60 Raba
Kecamatan Raba Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang dibangun pada tahun
1956 di atas lahan seluas 5,872 M2 dengan jumlah siswa sebanyak 484
dengan 21 rombongan belajar.
1. Visi, Misi dan tujuan Sekolah
Adapun Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di SMPN 4 Kota Bima
sebagai berikut.
a. Visi Sekolah
“Mewujudkan SDM berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berprestasi
akademik dan berwawasan lingkungan”
b. Misi Sekolah
1. Meningkatkan keterlaksanaan iman dan taqwa
2. Meningkatkan keterlaksanaan karakter dan budaya
3. Meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran bermutu
4. Meningkatkan keterlaksanaan pendidikan berwawasan lingkungan
hidup
c. Tujuan Strategis
Dalam rangka pencapaian visi dan misi SMP Negeri 4 Kota Bima
memiliki tujuan strategis sebagai berikut:
1. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan karakter.
2. Terjaminnya pendidikan berwawasan lingkungan hidup.
3. Tersedia dan terjangkaunya pembelajaran yang berkelanjutan,
bermutu dan relevan dengan kebutuhan era global.
4. Tersedianya system manajemen yang handal dalam menjamin
terselenggaranya layanan pendidikan.
5. Terjaminnya pendidikan ramah sosial.

6
7

d. Sasaran strategi untuk mencapai T1


Seluruh guru mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam mata
pelajaran yang diampu, meliputi 31 macam karakter, yaitu:
1) Religius
2) Percaya diri
3) Patuh pada aturan-aturan sosial
4) Menghargai keberagaman
5) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
6) Mandiri
7) Nasionalis
8) Menghargai karya dan prestasi orang lain
9) Bertanggungjawab
10) Bergaya hidup sehat
11) Santun
12) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
13) Jujur
14) Disiplin
15) Kerja keras
16) Demokratis
17) Peduli social dan lingkungan
18) Ingin tahu
19) Cinta ilmu
20) Berjiwa wirausaha
21) Konasi (kemauan untuk bertindak)
22) Cermat dan teliti
23) Sederhana
24) Objektif
25) Tekun
26) Skeptis
27) Terbuka
28) Mampu bekerjasama
8

29) Empati
30) Empiris
31) Peduli terhadap keselamatan kerja

e. Sasaran strategi untuk mencapai T2


1. Sekurang-kurangnya 50% guru mengintegrasikan pendidikan lingkungan
hidup ke dalam mata pelajaran yang diampu, meliputi kegiatan pelestarian
lingkungan, pencegahan kerusakan lingkungan, dan pencegahan
pencemaran, dengan isu lokal tentang keanekaragaman hayati di Kota
Bima, dan pemanasan global sebagai iso global.
2. Sekurang-kurangnya 4 macam penghematan sumber daya alam.
3. Sekurang-kurangnya 3 jenis kegiatan 3 R dilaksanakan oleh warga
sekolah.
4. Sekurang-kurangnya menjalin kerjasama dengan 3 pihak lain dalam
melaksanakan kegiatan penyelamatan lingkungan dan penyediaan sarana
prasarana ramah lingkungan.
5. Sekurang-kurangnya 4 sarana prasarana yang ramah lingkungan.

f. Sasaran strategi untuk mencapai T3


1. Sekurang-kurangnya 79% guru telah bersertifikat pendidik.
2. Sekurang-kurangnya 50% guru telah melibatkan orang tua siswa dalam
pembelajaran.
3. Sekurang-kurangnya 50% guru telah memanfaatkan sarana prasarana
yang ada di sekolah sebagai sumber belajar.
4. Sekurang-kurangnya 50% guru telah membahas isu lokal dan isu global
dalam pembelajaran yang diampu.
5. Sekurang-kurangnya 50% guru telah menerapkan pembelajaran
menggunakan pendekatan CTL dengan metode PAIKEM GEMBROT
(Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira
dan berbobot).
9

g. Sasaran strategi untuk mencapai T4


Akuntabilitas kinerja sekolah sekurang-kurangnya baik.
Penjaminan mutu sekurang-kurangnya dilakukan sekolah bekerjasama
dengan pihak lain yang berkompeten.

h. Sasaran strategi untuk mencapai T5


1. Menjamin keberpihakan terhadap masyarakat miskin untuk
memperoleh akses pendidikan bermutu seluas-luasnya di SMP Negeri 4
Kota Bima.
2. Sekurang-kurangnya 30% anggaran operasional untuk membantu
peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi dan atau berprestasi.

i. Gambaran Umum
j. Identitas Sekolah
Tabel 2.1 Identitas sekolah SMPN 4 Kota Bima
IDENTITAS SEKOLAH
NPSN : 50204744
Nama Sekolah : SMPN 4 Kota Bima
Alamat : Jl. Soekarno-Hatta No. 60 Raba
Kelurahan/Desa : Rabangodu Utara
Kecamatan : Raba
Kabupaten/Kota : Kota Bima
Provinsi : NUSA TENGGARA BARAT
Telepon / HP : 0374-43535
Jenjang : SMP
Status (Negeri/Swasta) : Negeri
Tahun Berdiri : 1956
Kepala Sekolah : Hj. Hafsah M. Saleh, S.Pd
10

1. Data Siswa
Tahun pelajaran 2017/2017 siswa SMPN 4 Kota Bima berjumlah 484
orang dengan jumlah rombongan belajar 21, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2.1berikut.

Tabel 2.2 Data Siswa SMPN 4 Kota Bima Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Rombel Siswa
VII 7 145
VIII 7 167
IX 7 172
Jumlah 21 484

2. Data Pendidik dan tenaga Kependidikan


SMPN 4 Kota Bima Memiliki 65 tenaga pendidik dan 17 tenaga
kependidikan dengan perincian dapat dilihat tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 4 Kota Bima
Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Kepala Sekolah 1 Orang
Kepala Tata Usaha 1 orang
Tenaga Pendidik :
 Guru Mapel/BK 64Orang
Tenaga Kependidikan : 11 Orang
Penjaga perpustakaan 2 orang
Satpam 1 orang
Kebersihan 3 orang
83 orang

3. Data Sarana Prasarana


SMPN 4 Kota Bima memiliki gedung berlantai 1 dan 2 (dua) terdiri dari
ruang teori dan praktek, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.4 Data Sarana dan Prasarana SMPN 4 Kota Bima
11

KlasifikasiGedung dan Bangunan


Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
Ruang Tata Usaha 1 Ruang
Ruang Guru 1 Ruang
Ruang belajar 21 Ruang
Laboratorium IPA 1 Ruang
BP/BK 1 Ruang
UKS 1 Ruang
Mushala/Masjid 1 Ruang
Ruang Toilet 12 Ruang
Ruang Gudang 1 Ruang

4. Penataan 8 Standar Nasional Pendidikan


a. Standar Isi
Struktur dan muatan KTSP dan Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok
mata pelajaran sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.Cakupan
setiap kelompok mata pelajaran disajikan sebagai berikut :

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran

1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak


Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
12

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

Kesadaran akan hasil penciptaan Tuhan yang


Maha Esa dan kesadaran akan keberadaan
manusia sebagai bagian dari lingkungan hidup,
oleh karenanya harus taat kepada keteraturan
lingkungan hidup di sekitarnya dan kecintaan
terhadap kekayaan alam yang ada di bumi hasil
ciptaan Tuhan.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
2. Kewarganegaraan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
dan Kepribadian
kesadaran dan wawasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan


kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kesadaran akan keberadaan manusia sebagai


bagian dari lingkungan hidup, oleh karenanya
harus taat kepada keberadaan lingkungan hidup
di sekitarnya dan kecintaan terhadap kekayaan
13

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
alam yang ada di tanah air, bangsa dan negara.

3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


dan Teknologi teknologi pada SMP Negeri 4 Kota Bima
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Kemampuan berpikir ilmiah
juga diarahkan dalam kaitannya dengan cara-
cara pelestarian lingkungan hidup, pencegahan
pencemaran, dan pencegahan kerusakan alam.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
4. Estetika
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
14

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis. Termasuk di dalamnya adalah sikap
peduli dan berbudaya lingkungan, yang
didalamnya mencakup cara-cara pelestarian
lingkungan hidup, pencegahan pencemaran, dan
pencegahan kerusakan alam.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
5. Jasmani, Olahraga
kesehatan pada SMP Negeri 4 Kota Bima
dan Kesehatan
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap
terhadap cara-cara pelestarian lingkungan hidup,
pencegahan pencemaran, dan pencegahan
kerusakan alam, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

b. Standar Proses
Pada dasarnya, penerapan standart proses di SMPN 4 Kota Bima dalam
pembelajaran di tingkatsatuan pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan
standart lain, seperti pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Pada tahapan ini, Standar Kompetensi Lulusan menjadi semacam kerangka
konseptual tentang sebuah proses dan sasaran pembelajaran yang harus dicapai
oleh lembaga pendidikan. Sementara Standar Isi memberikan menjadi kerangka
15

konseptual tentang bagaimana proses kegiatan belajar dan pembelajaran


berlangsung, yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi,
sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diklaborasi
untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Komptensi Sikap diperoleh melalui
aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Kompetensi Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Sementara
Kompetensi Keterampilan di peroleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karena itu pada Kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan
untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan
mengupayakan agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Beberapa tahapan proses pembelajaran tersebut, jauh berbeda dengan
tahapan proses yang terteta dalam PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menjadi rujukan Kurikulum KTSP dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Dalam PP. No. 19 tahun 2005, Standar proses dijabarkan sebagaikan
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Dari beberapa
jabaran itu, masih bersifat konseptual sehingga ada banyak guru yang belum
mampu menerjemahkan dalam tindakan nyata saat proses pembelajaran
berlangsung.
16

Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan


pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem
kredit semester.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Terkait hal tersebut diatas, kami mencoba untuk membandingkan tugas
seorang guru dalam melaksanakan standart proses dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah terkait dengan standart lulusan yang menjadi tujuan akhir
dalam proses pembelajaran tersebut.
c. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Standar Kompetensi Lulusan SMPN 4 Kota Bima merujuk pada standar
Kelulusan sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
17

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan


kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi


sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat
kompetensi tersebut selanjutnya disebut kompetensi inti.Kompetensi inti Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) yang harus
dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas. Kompetensi
inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat
dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata
pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Kompetensi inti yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual
dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi
yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang dituangkan dalam Kompetensi Inti.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
18

Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;


Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran
yang dianutnya. yang dianutnya. agama yang dianutnya.

Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan


menghayati perilaku jujur, menghayati perilaku jujur,
menghayati perilaku
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,jujur, disiplin, tanggung
peduli (toleransi, gotong peduli (toleransi, gotongjawab, peduli (toleransi,
royong), santun, percaya royong), santun, percaya gotong royong), santun,
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi percaya diri, dalam
secara efektif dengan secara efektif dengan berinteraksi secara
lingkungan sosial dan alam lingkungan sosial dan alam
efektif dengan
dalam jangkauan pergaulan dalam jangkauan pergaulanlingkungan sosial dan
dan keberadaannya. dan keberadaannya. alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya.
Memahami pengetahuan Memahami dan Memahami dan
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan (faktual, konseptual, dan
rasa ingin tahunya tentang prosedural) berdasarkan prosedural) berdasarkan
ilmu pengetahuan, rasa ingin tahunya tentang rasa ingin tahunya
teknologi, seni, budaya ilmu pengetahuan, tentang ilmu
terkait fenomena dan teknologi, seni, budaya pengetahuan, teknologi,
kejadian tampak mata. terkait fenomena dan seni, budaya terkait
kejadian tampak mata. fenomena dan kejadian
tampak mata.

d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
19

ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-


undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik,
Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional, dan Kompetensi sosial.
Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan
pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
Jumlah guru SMPN 4 Kota Bima sebanyak 83 orang dengan PNS
sebanyak 36 orang dan Non PNS sebanyak 29 orang. Kualifikasi guru SMPN 4
Kota Bima 97% berijazah S1. Jumlah tenaga administrasi sebanyak 17 orang
terdiri dari 3 orang pegawai tetap dan 14 orang pegawai tidak tetap.
e. Standar Sarana dan Prasarana
SMPN 4 Kota Bima memiliki lahan sendiri seluas 2,355M2, dengan 21
ruang belajar, Lab IPA 1 ruang, Perpustakaan 1 ruang, UKS 1 ruang, ruang guru
1, ruang TU 1 ruang, Kamar mandi/WC guru 4 ruang, WC siswa 8 ruang, gudang
1 ruang, mushollah 1.
f. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan
oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah.
Pengelolaan SMP menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas dalam perencanaan program, penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasana pendidikan, penilaian kemajuan hasil belajar, dan
pengawasan.
Pada satuan pendidikan SMP kepala satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan
pendidikan. Keputusan akademik pada satuan pendidikan ditetapkan oleh rapat
dewan pendidik. Rapat dewan pendidik dilaksanakan atas dasar prinsip
20

musyawarah mufakat yang berorientasi pada mutu, dan apabila keputusan dengan
prinsip musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan ditetapkan
atas dasar suara terbanyak.
Pada jenjang pendidikan SMP melibatkan Komite Sekolah. Komite
Sekolah sekurang-kurangnya terdiri dari anggota masyarakat yang mewakili orang
tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, praktisi pendidikan, dan pendidik, yang
memiliki wawasan, kepedulian dan komitmen terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman atau aturan yang
sekurang-kurangnya mengatur tentang: Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus; Kalender kegiatan pendidikan, yang menunjukkan seluruh kategori
aktifitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran,
bulanan, dan mingguan; Struktur organisasi satuan pendidikan; Pembagian tugas
di antara pendidik; Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; Peraturan
akademik; Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana; Kode etik hubungan antara sesama warga di
dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan
pendidikan dengan masyarakat.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan.
Rencana kerja tahunan merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Rencana kerja meliputi sekurang-kurangnya: kalender pendidikan atau
akademik yang meliputi sekurang-kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur; jadwal penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya; mata pelajaran yang ditawarkan
pada semester gasal, semester genap, dan semester pendek bila ada; penugasan
pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya; buku teks pelajaran yang
dipakai pada masing-masing mata pelajaran; jadwal penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran; pengadaan, penggunaan, dan
persediaan minimal bahan habis pakai; program peningkatan mutu pendidik dan
21

tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan


penyelenggara program; jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan
pendidikan dengan orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan
dengan komite sekolah; rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan
pendidikan untuk masa kerja satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas
dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir.
Rencana kerja harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.
Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan berpedoman kepada rencana
kerja tahunan. Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara
mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel. Untuk jenjang SMP, pelaksanaan
pengelolaan satuan pendidikan yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan
harus mendapat persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
Pelaksanaan kegiatan yang perlu atau mendesak tetapi tidak diprogramkan di
dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan secara ad-hoc dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan kegiatan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah dan kemudian
dipertanggungjawabkan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pemimpin satuan pendidikan
dan komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Pemantauan dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan. Supervisi dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala
satuan pendidikan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik.
Supervisi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Pedoman
Program Penjaminan Mutu yang diterbitkan oleh Departemen. Pelaporan
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pemimpin satuan pendidikan, dan
pengawas atau penilik satuan pendidikan.
22

Pada jenjang pendidikan SMP laporan oleh pendidik ditujukan kepada


pemimpin satuan pendidikan dan orang tua/wali peserta didik, berisi hasil evaluasi
dan penilaian dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Laporan
oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada pemimpin satuan pendidikan, berisi
pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing dan dilakukan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester.
Untuk pendidikan SMP, laporan oleh pemimpin satuan pendidikan
ditujukan kepada komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-
pihak yang berkepentingan, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, berisi hasil
evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan
dengan Standar Pengelolaan ada;ah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Visi dan misi yang sudah ditetapkan di SMPN 4 Kota Bima sudah
disosialisasikan ke seluruh warga sekolah melalui tulisan yang ditempel di ruang
guru dan ruang publik lainnya. Dengan demikian visi dan misi sekolah sudah
dipahami dan diupayakan untuk diwujudkan oleh seluruh warga sekolah.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) dan rencana
kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan ke seluruh warga, rapat
dinas jarang dilaksanakan. Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS)
disosialisasikan kepada seluruh ketua program keahlian dan waka belum ke
seluruh warga sekolah (hanya sekilas pada saat rapat pleno).
Pengumpulan dan pengolahan data sudah menggunakan sistem informasi
berbasis data ICT. Sebagian penyampaian materi pembelajaran menggunakan
sistem on line, yang dikembangkan melalui program sekolah rujukan,
pembelajaran juga menggunakan sistem quipper dan etmodo. Namun tidak semua
guru dapat menerapkan proses pembelajaran dengan sistem tersebut. Untuk unjian
nasional tahun 2015 dilaksanakan dengan sistem ujian nasional computer based
tes (CBT), juga ujian sekolah berbasis nasional.
23

g. Standar Pembiayaan
SMPN 4 Kota Bima menyusun RKAS belum melibatkan seluruh
komponen yang ada di sekolah. Dalam penyusunan RKAS terlebih dahulu
dilakukan penjaringan daftar kebutuhan masing-masing berdasarkan petunjuk
teknis penggunaan dana BOS, sehingga penggunaannya tidak menyimpang dari
petunuk tersebut. Sumber-sumber dana yang dapat mendukung keberlangsungan
sistem hanya bersumber dari BOS. Pelaporan keuangan cukup dilaporkan dengan
mengirim laporan ke Dinas.
h. Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Standar penilaian pendidikan terbaru didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Ada berbagai definisi dasar dalam standar penilaian yang wajib diketahui
oleh sekolah dan stakeholder, antara lain:
1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Peserta didik dalam hal ini
adalah peserta didik dari SMP, dan sekolah lainnya.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lingkungan belajar dalam hal ini adalah SMP, dan sekolah lainnya.
3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik. Ulangan
diselenggarakan di SMP, dan sekolah lainnya.
4. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar
24

dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian ditempuh oleh


peserta didik SMP dan sekolah lainnya.
5. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu
pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
KKM dipergunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar peserta didik
SMP, dan sekolah lainnya.

SMP Negeri 4 Kota Bima menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)


dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Penentuan KKM dilakukan oleh guru mata
pelajaran yang dikoordinir oleh koordinator mata pelajaran yang selanjutnya
diusulkan ke sekolah untuk disahkan. Adapun KKM untuk semua mata pelajaran
disajikan dalam tabel sebagai berikut:

1. KKM untuk Kelas VII (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 B 75 B

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 B 75 B

3 Bahasa Indonesia 75 B 75 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 75 B 75 B


75
7 Bahasa Inggris 75 B B
75
8 Seni Budaya 75 B B
25

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan


9 75 B 75 B
Kesehatan

10 Prakarya 75 B 75 B

KKM untuk Kelas VIII (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 B 75 B

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 B 75 B

3 Bahasa Indonesia 75 B 75 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 75 B 75 B


75
7 Bahasa Inggris 75 B
75
8 Seni Budaya 75 B B

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan


9 75 B 75 B
Kesehatan

10 Prakarya 75 B 75 B

KKM untuk Kelas IX (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 B 75 B

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 B 75 B


26

3 Bahasa Indonesia 75 B 75 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 75 B 75 B


75
7 Bahasa Inggris 75 B
75
8 Seni Budaya 75 B B

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan


9 75 B 75 B
Kesehatan

10 Prakarya 75 B 75 B
Kriteria Kenaikan Kelas :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang di
tetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Nilai ekstra kurikuler pendidikan kepramukaan minimal baik.
d. Tidak memiliki lebih dari dua mapel yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan / atau kompetensi keterampilannya di bawah KBM/KKM.
e. KBM/KKM adalah rerata dari semester ganjil dan semester genap.
f. KBM /KKm sekurang-kurangnya = 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan
lebih dari 60.
Ketuntasan untuk aspek pengetahuan jika RP ≥ KKM aspek pengetahuan
mata pelajaran.
2 HPH  HPTS  HPAS
HPA 
4
Ketuntasan untuk aspek ketrampilan jika RK ≥ KKM aspek ketrampilan
mata pelajaran. Ketuntasan untuk aspek sikap adalah jika RS ≥ B
SB : 86– 100 C : 56 – 70
B : 71– 85 K : <55
KET :
27

HPA : Hasil Penilaian Akhir


HPH : Hasil Penilaian Harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester

g. Memiliki minimal 1 nilai extrakurikuler dengan nilai sekurang-kurangnya


B (Baik)
h. Rata-rata nilai kepribadian B (Baik)

Kriteria Kelulusan:
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan
Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah Pada SMP
telah diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2017.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 disebutkan
bahwasannya hasil dari Ujian Nasional digunakan untuk pemetaan mutu program
dan/atau Satuan Pendidikan, pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya, dan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian
bantuan kepada Satuan Pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Sedangkan mengenai Kriteria Pencapaian Kompetensi Lulusan
Berdasarkan Hasil UN (Ujian Nasional) tertuang dalam pada POS UN SMP 4
Kota Bima Tahun Pelajaran 2017/2018 pada bagian Kriteria Pencapaian
Kompetensi Lulusan Berdasarkan Hasil UN sebagai berikut :
1. Ketentuan kelulusan peserta didik ditentukan dalam rapat pleno yang dihadiri
oleh semua guru dengan merujuk pada kriteria kelulusan SMPN 4 Kota Bima
tahun 2017/2018.
2. Kriteria kelulusan peserta didik SMPN 4 Kota Bima adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/prillaku minimum baik, dan
c. Lulus Ujian Satuan Pendidikan/program pendidikan
3. Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan.
28

B. Kondisi Sekolah Magang 2 (SMPN 8 Kota Bima )


SMP Negeri 8 Kota Bima berdiri sejak tahun 1991, dengan nama SMP
Negeri 8 Bima dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1998 di bawah naungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bima waktu itu. Dalam
perkembangannya, SMP Negeri 8 Kota Bima yang semula bernama SMP Negeri
8 Bima pernah berganti nama menjadi SLTP Negeri 5 Raba dari tahun 1998
sampai dengan tahun 2002. Kemudian sejak tahun 2002 berganti nama menjadi
SMP Negeri 8 Kota Bima sampai sekarang. Pada umumnya keadaan sarana dan
prasarana SMPN 8 Kota Bima sangat baik dengan gedung tersendiri, sehingga
kegiatan belajar mengajar sangatlah nyaman.

1. Visi, Misi dan tujuan Sekolah


Adapun Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di SMPN 8 Kota Bima sebagai
berikut.
a. Visi
"Terwujudnya SMPN 8 Kota Bima yang tangguh dalam IMTAQ dan
budaya serta mampu bersaing dan perduli terhadap lingkungan hidup"
b. Misi
Misi SMPN 8 Kota Bima adalah sebagai berikut.
1. Menerapkan pembinaan IMTAQ melalui praktek keagamaan
2. Menerapkan pembiasaan 3S (Salam, Sapa dan Senyum)
3. Menerapkan pendidikan karakter secara terintegrasi dengan mata pelajaran,
melalui muatan lokal dan pengembangan diri
4. Menerapkan proses PKB secara PAIKEM (Praktis, Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan)
5. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik yang bertaraf lokal,
nasional, regional dan internasional
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, rindang dan sejuk
29

c. Gambaran Umum
1. Identitas Sekolah

Tabel 2.5 Identitas Sekolah SMPN 8 Kota Bima

NPSN : 50204724
Nama Sekolah : SMPN 8 KOTA BIMA
Alamat : JLN. PEMUDA
Kelurahan/Desa : PENATO'I
Kecamatan : MPUNDA
Kabupaten/Kota : KOTA BIMA
Provinsi : NTB
Telepon / HP : (0374) – 42572
Jenjang : SMP
Status (Negeri/Swasta) : NEGERI
Tahun Berdiri : 1991
Hasil Akreditasi : A

2. Data Siswa
Jumlah siswa yang selalu stabil merupakan modal dasar proses pendidikan
dan latihanya itu sepuluh rombongan belajar pada masing-masing tingkat atau
sejumlah 17 rombel tiap tahunnya dengan perincian sebagai berikut.
30

Tabel 2.6 Data Siswa SMPN 8 Kota Bima


KELAS TOTAL
VII VIII IX
ROMBEL 6 6 5 17
LAKI-LAKI 58 63 53 174
PEREMPUAN 60 47 61 168
TOTAL 118 110 114 342
SISWA/ROMBEL 23,6 22 22,8 22,8

3. Data Pendidik dan tenaga Kependidikan


SMPN 8 Kota Bima Memiliki 58 tenaga pendidik yang terdiri dari 32 orng
berstatus PNS dan 26 orang berstatus Non PNS. SMP 8 Memiliki tenaga
kependidikn sebanyak 14, terdiri dari 4 orang berstatus PNS dan 10 Non PNS.
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMPN 8 Kota Bima dapat dilihat
tabel berikut:

Tabel 2.7 Data PTK SMPN 8 Kota Bima

JUMLAH
No INDIKATOR KRITERIA PERSENTASE
(Orang)
1 Kualifikasi <= SMA Sederajat 1 1,72
Pendidikan D1 1 1,72
Guru D2 1 1,72
D3 0,00
S1 52 89,66
S2 3 5,17
S3 0,00
Jumlah 58
2 Sertifikasi Sudah 26 41,51
Belum 32 58,49
Jumlah 58
IV a 28 50,00
IV b 1 1,79
Diatas IV b 0,00
Non PNS 24 42,86
Jumlah 56
31

4. Data Sarana Prasarana


SMPN 8 Kota Bima memiliki gedung berlantai 2 (dua) terdiri dari ruang
teori dan praktek/workshop, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.8 Data Sarana Prasarana SMPN 8 Kota Bima


Kriteria Satuan Data Kategori SNP
Luas bangunan m2 1914 Standar
Jumlah lantai bangunan tingkat 2
Jumlah rombel rombel 17
Jumlah siswa orang 342
Rasio lantai bangunan thd siswa orang/m2 5,60
Jumlah daya Watt 4400 Standar

5. Penataan 8 Standar Nasional Pendidikan


i. Standar Isi
Struktur dan muatan KTSP dan Kurikulum 2013 di sekolah magang 2
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.Cakupan
setiap kelompok mata pelajaran disajikan sebagai berikut :

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran

1. Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak


Mulia mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
32

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

Kesadaran akan hasil penciptaan Tuhan yang


Maha Esa dan kesadaran akan keberadaan
manusia sebagai bagian dari lingkungan hidup,
oleh karenanya harus taat kepada keteraturan
lingkungan hidup di sekitarnya dan kecintaan
terhadap kekayaan alam yang ada di bumi hasil
ciptaan Tuhan.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
2. Kewarganegaraan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
dan Kepribadian
kesadaran dan wawasan peserta didik akan
status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan


kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kesadaran akan keberadaan manusia sebagai


33

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
bagian dari lingkungan hidup, oleh karenanya
harus taat kepada keberadaan lingkungan hidup
di sekitarnya dan kecintaan terhadap kekayaan
alam yang ada di tanah air, bangsa dan negara.

3. Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


dan Teknologi teknologi pada SMP Negeri 4 Kota Bima
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Kemampuan berpikir ilmiah
juga diarahkan dalam kaitannya dengan cara-
cara pelestarian lingkungan hidup, pencegahan
pencemaran, dan pencegahan kerusakan alam.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan
4. Estetika
untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis. Termasuk di dalamnya adalah sikap
peduli dan berbudaya lingkungan, yang
didalamnya mencakup cara-cara pelestarian
lingkungan hidup, pencegahan pencemaran, dan
34

Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
pencegahan kerusakan alam.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
5. Jasmani, Olahraga
kesehatan pada SMP Negeri 4 Kota Bima
dan Kesehatan
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap
terhadap cara-cara pelestarian lingkungan hidup,
pencegahan pencemaran, dan pencegahan
kerusakan alam, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

j. Standar Proses
Pada dasarnya, penerapan standart proses di SMPN 8 Kota Bima dalam
pembelajaran di tingkatsatuan pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan
standart lain, seperti pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Pada tahapan ini, Standar Kompetensi Lulusan menjadi semacam kerangka
konseptual tentang sebuah proses dan sasaran pembelajaran yang harus dicapai
oleh lembaga pendidikan. Sementara Standar Isi memberikan menjadi kerangka
konseptual tentang bagaimana proses kegiatan belajar dan pembelajaran
berlangsung, yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi,
sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diklaborasi
untuk setiap satuan pendidikan.
35

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses


psikologis) yang berbeda. Komptensi Sikap diperoleh melalui
aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Kompetensi Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Sementara
Kompetensi Keterampilan di peroleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karena itu pada Kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan
untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan
mengupayakan agar para guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Hal ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Beberapa tahapan proses pembelajaran tersebut, jauh berbeda dengan
tahapan proses yang terteta dalam PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menjadi rujukan Kurikulum KTSP dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Dalam PP. No. 19 tahun 2005, Standar proses dijabarkan sebagaikan
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Dari beberapa
jabaran itu, masih bersifat konseptual sehingga ada banyak guru yang belum
mampu menerjemahkan dalam tindakan nyata saat proses pembelajaran
berlangsung.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem
kredit semester.
36

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan


proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Terkait hal tersebut
diatas, kami mencoba untuk membandingkan tugas seorang guru dalam
melaksanakan standart proses dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah terkait
dengan standart lulusan yang menjadi tujuan akhir dalam proses pembelajaran
tersebut.
k. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Standar Kompetensi Lulusan SMPN 8 Kota Bima merujuk pada standar
Kelulusan sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
37

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


kejadian yang tampak mata.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan


kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi


sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat
kompetensi tersebut selanjutnya disebut kompetensi inti.Kompetensi inti Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) yang harus
dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas. Kompetensi
inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat
dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata
pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Kompetensi inti yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual
dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi
yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan yang dituangkan dalam Kompetensi Inti.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.
38

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan
menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama menghayati ajaran
yang dianutnya. yang dianutnya. agama yang dianutnya.

Menghargai dan Menghargai dan Menghargai dan


menghayati perilaku jujur, menghayati perilaku jujur,
menghayati perilaku
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,jujur, disiplin, tanggung
peduli (toleransi, gotong peduli (toleransi, gotongjawab, peduli (toleransi,
royong), santun, percaya royong), santun, percaya gotong royong), santun,
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi percaya diri, dalam
secara efektif dengan secara efektif dengan berinteraksi secara
lingkungan sosial dan alam lingkungan sosial dan alam
efektif dengan
dalam jangkauan pergaulan dalam jangkauan pergaulanlingkungan sosial dan
dan keberadaannya. dan keberadaannya. alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya.
Memahami pengetahuan Memahami dan Memahami dan
(faktual, konseptual, dan menerapkan pengetahuan menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan (faktual, konseptual, dan
rasa ingin tahunya tentang prosedural) berdasarkan prosedural) berdasarkan
ilmu pengetahuan, rasa ingin tahunya tentang rasa ingin tahunya
teknologi, seni, budaya ilmu pengetahuan, tentang ilmu
terkait fenomena dan teknologi, seni, budaya pengetahuan, teknologi,
kejadian tampak mata. terkait fenomena dan seni, budaya terkait
kejadian tampak mata. fenomena dan kejadian
tampak mata.

l. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik,
Kompetensi kepribadian, Kompetensi profesional, dan Kompetensi sosial.
39

Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan


pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
Jumlah guru SMPN 8 Kota Bima sebanyak 58 orang dengan PNS
sebanyak 32 orang dan Non PNS sebanyak 26 orang. Kualifikasi guru SMPN 8
Kota Bima 97% berijazah S1. Jumlah tenaga administrasi sebanyak 17 orang
terdiri dari 3 orang pegawai tetap dan 14 orang pegawai tidak tetap.
m. Standar Sarana dan Prasarana
SMPN 8 Kota Bima memiliki lahan sendiri seluas 2,355M2, dengan 21
ruang belajar, Lab IPA 1 ruang, Lab komputer 1 ruang, ruang Multi Media 1,
Perpustakaan 1 ruang, UKS 1 ruang, ruang guru 1, ruang TU 1 ruang, Kamar
mandi/WC guru 3 ruang, WC siswa 15 ruang, gudang 1 ruang, masjid 1.
n. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan
oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah.
Pengelolaan SMP menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas dalam perencanaan program, penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan tenaga kependidikan,
pengelolaan sarana dan prasana pendidikan, penilaian kemajuan hasil belajar, dan
pengawasan.
Pada satuan pendidikan SMP kepala satuan pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan
pendidikan. Keputusan akademik pada satuan pendidikan ditetapkan oleh rapat
dewan pendidik. Rapat dewan pendidik dilaksanakan atas dasar prinsip
musyawarah mufakat yang berorientasi pada mutu, dan apabila keputusan dengan
prinsip musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan ditetapkan
atas dasar suara terbanyak.
Pada jenjang pendidikan SMP melibatkan Komite Sekolah. Komite
Sekolah sekurang-kurangnya terdiri dari anggota masyarakat yang mewakili orang
40

tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, praktisi pendidikan, dan pendidik, yang
memiliki wawasan, kepedulian dan komitmen terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman atau aturan yang
sekurang-kurangnya mengatur tentang: Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus; Kalender kegiatan pendidikan, yang menunjukkan seluruh kategori
aktifitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran,
bulanan, dan mingguan; Struktur organisasi satuan pendidikan; Pembagian tugas
di antara pendidik; Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; Peraturan
akademik; Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana; Kode etik hubungan antara sesama warga di
dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan
pendidikan dengan masyarakat.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan.
Rencana kerja tahunan merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Rencana kerja meliputi sekurang-kurangnya: kalender pendidikan atau
akademik yang meliputi sekurang-kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur; jadwal penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya; mata pelajaran yang ditawarkan
pada semester gasal, semester genap, dan semester pendek bila ada; penugasan
pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya; buku teks pelajaran yang
dipakai pada masing-masing mata pelajaran; jadwal penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran; pengadaan, penggunaan, dan
persediaan minimal bahan habis pakai; program peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan
penyelenggara program; jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan
pendidikan dengan orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan
dengan komite sekolah; rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan
41

pendidikan untuk masa kerja satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas
dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir.
Rencana kerja harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.
Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan berpedoman kepada rencana
kerja tahunan. Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara
mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel. Untuk jenjang SMP, pelaksanaan
pengelolaan satuan pendidikan yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan
harus mendapat persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
Pelaksanaan kegiatan yang perlu atau mendesak tetapi tidak diprogramkan di
dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan secara ad-hoc dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan kegiatan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah dan kemudian
dipertanggungjawabkan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolah.
Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pemimpin satuan pendidikan
dan komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Pemantauan dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan. Supervisi dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala
satuan pendidikan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik.
Supervisi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Pedoman
Program Penjaminan Mutu yang diterbitkan oleh Departemen. Pelaporan
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pemimpin satuan pendidikan, dan
pengawas atau penilik satuan pendidikan.
Pada jenjang pendidikan SMP laporan oleh pendidik ditujukan kepada
pemimpin satuan pendidikan dan orang tua/wali peserta didik, berisi hasil evaluasi
dan penilaian dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Laporan
oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada pemimpin satuan pendidikan, berisi
42

pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing dan dilakukan sekurang-kurangnya


setiap akhir semester.
Untuk pendidikan SMP, laporan oleh pemimpin satuan pendidikan
ditujukan kepada komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-
pihak yang berkepentingan, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, berisi hasil
evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan
dengan Standar Pengelolaan ada;ah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Visi dan misi yang sudah ditetapkan di SMPN 8 Kota Bima sudah
disosialisasikan ke seluruh warga sekolah melalui tulisan yang ditempel di ruang
guru dan ruang publik lainnya. Dengan demikian visi dan misi sekolah sudah
dipahami dan diupayakan untuk diwujudkan oleh seluruh warga sekolah.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) dan rencana
kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan ke seluruh warga, rapat
dinas jarang dilaksanakan. Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS)
disosialisasikan kepada seluruh ketua program keahlian dan waka belum ke
seluruh warga sekolah (hanya sekilas pada saat rapat pleno).
Pengumpulan dan pengolahan data sudah menggunakan sistem informasi
berbasis data ICT. Sebagian penyampaian materi pembelajaran menggunakan
sistem on line, yang dikembangkan melalui program sekolah rujukan,
pembelajaran juga menggunakan sistem quipper dan etmodo. Namun tidak semua
guru dapat menerapkan proses pembelajaran dengan sistem tersebut. Untuk unjian
nasional tahun 2015 dilaksanakan dengan sistem ujian nasional computer based
tes (CBT), juga ujian sekolah berbasis nasional.
o. Standar Pembiayaan
SMPN 8 Kota Bima menyusun RKAS belum melibatkan seluruh
komponen yang ada di sekolah. Dalam penyusunan RKAS terlebih dahulu
dilakukan penjaringan daftar kebutuhan masing-masing berdasarkan petunjuk
teknis penggunaan dana BOS, sehingga penggunaannya tidak menyimpang dari
43

petunuk tersebut. Sumber-sumber dana yang dapat mendukung keberlangsungan


sistem hanya bersumber dari BOS. Sekolah Magang 2 Selain dana BOS juga
memiliki sumber dana suadaya dari hasil usaha jasa dan produksi seperti hasil
sewa Kantin dan penyewaan sawah produktif. Pelaporan keuangan cukup
dilaporkan dengan mengirim laporan ke Dinas.
p. Standar Penilaian Pendidikan
1. Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap
a. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga
menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang
dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari
suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu
standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama
penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
kemajuan sikap peserta didik secara individual.
b. Cakupan Penilaian Sikap
Kompetensi sikap dalam Kurikulum 2013 terdiri atassikap spiritual yang
terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman, bertakwa, dan bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan
peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Sikap spiritual merupakan perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan
Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial merupakan perwujudan eksistensi
kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada
Kompetensi Inti (KI)-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai
44

dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,


gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang
SMP/MTs mencakup hal-hal seperti pada tabel berikut:
Tabel 1: Cakupan Penilaian Sikap
No. Sikap Butir-butir Nilai Sikap
1. Penilaian sikap spiritual 1. Menghargai ajaran agama
yang dianut
2. Menghayati ajaran agama
yang dianut.
2. Penilaian sikap social 1. Kejujuran
2. Kedisiplinan
3. Tanggung jawab
4. Kepedulian
5. Toleransi
6. Gotong royong
7. Kesantunan
8. Percaya diri

Sikap spiritual pada KI-1 dan sikap sosial pada KI-2 merupakan
kompetensi sikap yang akan dicapai oleh peserta didik pada setiap tingkat/ kelas
pada jenjang SMP/MTs. Oleh karena itu, sikap ini bersifat generik, artinya
berlaku untuk seluruh materi pokok. Pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) pada
KI-3 dan KD pada KI-4 memberikan hasil pada tumbuh dan berkembangnya
sikap-sikap generik pada KI-1 dan KI-2, sehingga proses pembelajaran KD pada
KI-3 dan KD pada KI-4 dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
menumbuhkan dan membiasakan sikap-sikap tersebut pada peserta didik.
Selain sikap dalam KI-1 dan KI-2 yang bersifat generik, terdapat juga
sikap yang termuat dalam KD pada KI-1 dan KD pada KI-2. KD pada KI-1 (aspek
sikap spiritual) untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku
45

untuk seluruh KD (materi pokok), dan pada mata pelajaran yang lain ada yang
langsung ditunjukkan oleh KD (materi pokok) tertentu. Kompetensi Dasar pada
KI-2 (aspek sikap sosial) untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, dan pada
pada mata pelajaran yang lain ada yang langsung ditunjukkan oleh KD (materi
pokok) tertentu. Kompetensi sikap yang ada dalam KD-KD tersebut merupakan
sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 atau penjabaran lebih lanjut dari sikap pada
KI-1 dan KI-2. Sikap pada KD-KD khusus (tidak generik) diarahkan untuk
tercapainya sikap pada KI-1 dan KI-2 yang generik. Misalnya,pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sikap menunaikan shalat wajib
merupakan penjabaran dari sikap bertakwa pada KI-1, pada mata pelajaran PPKn
sikap menghargai perilaku sesuainorma merupakan penjabaran dan diarahkah
pada pencapaian sikap disiplin pada KI-2, dan pada mata pelajaran PJOK sikap
menghargai perbedaan merupakan penjabaran sikap peduli pada KI-2. Semua
sikap yang terkandung dalam KD pada dasarnya merupakan penjabaran sikap
pada KI-1 dan KI-2.
Pendidik dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan
cakupan penilaian sikap sesuai KD pada KI-1 dan KI-2. Perluasan cakupan
penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2 setiap
mata pelajaran. Berikut disajikan tabel contoh sikap spiritual dan sosial di KD
pada KI-1 dan KI-2 yang secara spesifik ada pada mata pelajaran tersebut. Perlu
diperhatikan bahwa sikap yang ada padatabel berikut adalah tambahan atau rician
sikap yang ada dalam KI-1 dan KI-2. Sikap yang perlu dibiasakan adalah sikap
pada KI-1 dan KI-2, ditambah sikap yang ada pada KD pada KI-1 dan KD pada
KI-2. Sikap yang memiliki makna sama atau merupakan rincian dari sikap pada
KI-1 dan KI-2 tidak dicantumkan karena sudah terintegrasi dengan KI-1 dan KI-2.
Tabel 2: Sikap-sikap Khusus dari KD pada KI-1 dan KI-2 Mata Pelajaran
Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran
No. Mata Pelajaran
Spiritual Sosial
1. Pendidikan 1. Sikap-sikap spiritual di 1. Sikap-sikap
Agama dan Budi sini dapat diambilkan sosial dapat
Pekerti dari KD-KD yang ada di diambilkan dari
mata pelajaran KD-KD yang ada
46

Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran


No. Mata Pelajaran
Spiritual Sosial
Pendidikan Agama di mata pelajaran
(Islam. Kristen, dll.). Pendidikan
2. Misalnya dalam Islam: Agama (Islam.
beriman kepada Allah, Kristen, dll.).
menunaikan shalat 2. Misalnya dalam
wajib, dst.; dalam Islam: hormat
Kristen: menerima hanya dan patuh pada
Allah yang dapat orang tua, ikhlas,
mengampuni, sabar, dan
menghayati nilai-nilai pemaaf, dst.;
Kristiani, dst.; dll. dalam Kristen:
bersedia
mengampuni
orang lain,
rendah hati, dst.

2. Pendididikan 1. Menghargai perilaku 1. Taat norma dan


Pancasila dan beriman dan bertakwa hukum (disiplin)
Kewarganegaraan kepada Tuhan YME dan 2. Sikap-sikap
berakhlak mulia dalam sesuai nilai-nilai
kehidupan di: sekolah, Pancasila
masyarakat, bangsa, 3. Semangat
negara, dan pergaulan kebangsaan dan
antarbangsa. kebernegaraan
4. Persatuan dan
kesatuan
5. Kebersamaan
(peduli, toleransi)
6. Semangat
Sumpah Pemuda
3. Bahasa Indonesia 1. Mensyukuri keberadaan 1. Kreatif
bahasa Indonesia sebagai 2. Cinta tanah air
anugerah Tuhan untuk 3. Semangat
mempersatukan bangsa kebangsaan
Indonesia dan untuk 4. Demokratis
memahami serta 5. Semangat ilmiah
menyajikan informasi
lisan dan tulis.
4. Matematika 1. Menghargai ajaran 1. Logis
agama yang dianutnya. 2. Kritis
3. Analitik
4. Konsisten
5. Ketelitian
47

Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran


No. Mata Pelajaran
Spiritual Sosial
6. Responsif
7. Tidak mudah
menyerah
8. Rasa ingin tahu
9. Objektif
10. Terbuka
5. Ilmu Pengetahuan 1. Mengagumi keteraturan 1. Rasa ingin tahu
Alam dan kompleksitas ciptaan 2. Objektif
Tuhan 3. Teliti
4. Cermat
5. Tekun
6. Hati-hati
7. Terbuka
8. Kritis
9. Kreatif
10. Inovatif
11. Bijaksana
6. Ilmu Pengetahuan 1. Menghargai karunia 1. Rasa ingin tahu
Sosial Tuhan YME yang telah 2. Terbuka
menciptakan waktu, 3. Kritis
manusia, dan 4. Menghargai
lingkungannya. pendapat
2. Menghargai ajaran 5. Cinta tanah air
agama dalam berfikir
dan berperilaku sebagai
penduduk Indonesia.
7. Bahasa Inggris 1. Mensyukuri kesempatan 1. Cinta damai
dapat mempelajari
bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar
komunikasi
internasional.
8. Seni Budaya 1. Bersyukur kepada Tuhan 1. Motivasi internal
dengan menerima, 2. Peduli
menanggapi, dan lingkungan dalam
menghargai keragaman berkarya seni
dan keunikan karya seni
rupa.
48

Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran


No. Mata Pelajaran
Spiritual Sosial
9. Pendidikan 1. Pembiasaan perilaku 1. Sportif
Jasmani, Olah berdoa. 2. Menghargai
Raga, dan 2. Selalu berusaha secara perbedaan
Kesehatan maksimal. 3. Menerima
3. Tawakal dengan hasil kekalahan dan
akhir. kemenangan
4. Membiasakan 4. Berperilaku
berperilaku baik dalam hidup sehat
berolahraga dan latihan.
10. Prakarya 1. Menghargai 1. Rasa ingin tahu
keberagaman produk 2. Ketelitian
kerajinan sebagai 3. Kerapian
anugerah Tuhan

c. Perumusan dan Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap


Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda
tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian
sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik yang
dapat diamati atau diobservasi oleh guru, teman, dan disadari oleh peserta didik
sebagai representasi dari sikap yang dinilai.
Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang
tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.
Tabel 3:Contoh IndikatorSikap pada KI-1 dan KI-2

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator


Sikap Spiritual
Beriman kepada Tuhan  Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan
Yang Maha Esa setiap perbuatan.
 Menerima semua pemberian dan keputusan
Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas.
 Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih
hasil atau prestasi yang diharapkan (ikhtiar).
 Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan Yang
Maha Esa setelah selesai melakukan usaha
maksimal (ikhtiar).
49

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator


Bertakwa kepada Tuhan  Menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
Yang Maha Esa agama yang dianutnya.
 Memberi salam pada saat awal dan akhir
pembelajaran.
 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah
tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat.
 Memelihara hubungan baik dengan sesama
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
 Menghormati orang lain dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya.

Bersyukur kepada Tuhan  Mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan


Yang Maha Esa Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya.
 Memanfaatkan kesempatan belajar dengan
sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan
dalam pendidikan.
 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia dengan
memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Sikap Sosial
1. Jujur  Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.
adalah perilaku dapat  Tidak mengambil/menyalin karya orang lain
dipercaya dalam tanpa menyebutkan sumbernya.
perkataan, tindakan, dan  Mengungkapkan perasaan apa adanya
pekerjaan.  Menyerahkan barang yang ditemukan kepada
yang berhak
 Membuat laporan berdasarkan data atau
informasi apa adanya
 Mengakui setiap kesalahan yang diperbuat
 Mengakui kekurangan yang dimiliki
 Menyampaikan informasi sesuai dengan fakta
yang ada.
2. Disiplin  Datang ke sekolah dan pulang dari sekolah
adalah tindakan yang tepat waktu
menunjukkan perilaku  Patuh pada tata tertib atau aturan sekolah
tertib dan patuh pada  Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
berbagai ketentuan dan  Mengumpulkan tugas tepat waktu
peraturan.  Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan
benar
 Memakai seragam sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
 Membawa perlengkapan belajar sesuai
dengan mata pelajaran
50

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator


3. Tanggung Jawab  Melaksanakan setiap pekerjaan yang menjadi
adalah sikap dan tanggung jawabnya.
perilaku seseorang untuk  Melaksanakan tugas individu dengan baik
melaksanakan tugas dan  Menerima resiko dari setiap tindakan yang
kewajiban yang dilakukan
seharusnya dilakukan  Tidak menyalahkan/menuduh orang lain
terhadap diri sendiri, tanpa bukti yang akurat
masyarakat, lingkungan  Mengembalikan barang yang dipinjam
(alam, sosial dan  Membayar semua barang yang dibeli
budaya), negara, dan
 Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan
Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan
 Menepati janji
4. Peduli  Membantu orang yang membutuhkan
adalah sikap dan  Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu
tindakan yang selalu dan merugikan orang lain
berupaya mencegah dan  Melakukan aktivitas sosial untuk membantu
memperbaiki orang-orang yang membutuhkan
penyimpangan dan  Memelihara lingkungan sekolah
kerusakan (manusia,  Membuang sampah pada tempatnya
alam, dan tatanan) di  Mematikan kran air yang mengucurkan air
sekitar dirinya
 Mematikan lampu yang tidak digunakan
 Tidak merusak tanaman di lingkungan
sekolah
5. Toleransi  Tidak mengganggu teman yang berbeda
adalah sikap dan pendapat
tindakan yang  Menerima kesepakatan meskipun berbeda
menghargai dengan pendapatnya
keberagaman latar  Dapat menerima kekurangan orang lain
belakang, pandangan,  Dapat memaafkan kesalahan orang lain
dan keyakinan  Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa
pun yang memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan keyakinan
 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan
pada orang lain
 Menerima perbedaan dengan orang lain
dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku,
bahasa, dan agama.
6. Gotong Royong  Terlibat aktif dalam bekerja bakti
adalah bekerja bersama- membersihkan kelas atau sekolah
sama dengan orang lain  Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan
untuk mencapai tujuan bersama
bersama dengan saling  Bersedia membantu orang lain tanpa
berbagi tugas dan mengharap imbalan
51

Butir Nilai Sikap Contoh Indikator


tolong-menolong secara  Aktif dalam kerja kelompok
ikhlas.  Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
 Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
 Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan
orang lain
Santun atau Sopan  Menghormati orang yang lebih tua.
adalah sikap baik dalam  Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan tidak
pergaulan baik dalam menyakitkan.
berbicara maupun  Tidak meludah di sembarang tempat.
bertingkah laku. Norma  Tidak menyela pembicaraan orang lain pada
kesantunan bersifat waktu yang tidak tepat
relatif, artinya yang  Mengucapkan terima kasih kepada orang
dianggap baik/santun yang membantunya
pada tempat dan waktu  Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
tertentu bisa berbeda
 Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan
pada tempat dan waktu orang lain atau menggunakan barang milik
yang lain. orang lain
 Memperlakukan orang lain sebagaimana
memperlakukan dirinya sendiri.
7. Percaya Diri  Berpendapat atau melakukan tindakan tanpa
adalah kondisi mental ragu-ragu.
atau psikologis  Mampu membuat keputusan dengan cepat
seseorang yang memberi  Berani presentasi di depan kelas
keyakinan kuat untuk  Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
berbuat atau bertindak pertanyaan di hadapan guru dan teman-
temannya

Indikator sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan dari KD-KD pada
KI-1 dan KI-2 dapat dicontohkan seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Contoh Indikator Sikap Spiritual dan Sosial dari KD-KD pada KI-1 dan
KI-2

Butir Nilai Sikap Spiritual


Contoh Indikator
dan Sosial
Sikap Spiritual
Menghargai karunia Tuhan  Menerima pemberian Tuhan
YME  Memanfaatkan pemberian Tuhan secara
benar
 Bersyukur kepada Tuhan atas karunia-
Nya sebagai bangsa Indonesia
52

Tawakal  Menyerahkan segala keputusan kepada


Tuhan setelah berusaha secara
maksimal.
 Menerimahasil apa pun sesuai dengan
kehendak Tuhan.
 Menggantungkan segala sesuatu kepada
Tuhan.
Sikap Sosial
Rasa ingin tahu  Suka bertanya
 Suka mengamati sesuatu
 Tidak puas pada jawaban yang ada
Kreatif  Menyusun gagasan baru
 Menciptakan karya baru
 Mampu memecahkan masalah
Persatuan dan kesatuan  Menyukai kebersamaan.
 Bergaul tanpa membeda-bedakan
kepentingan, agama, atau yang lainnya.
 Tidak suka bertengkar.
Demokratis  Melibatkan warga sekolah dalam setiap
pengambilan keputusan.
 Menciptakan suasana sekolah yang
menerima perbedaan.
 Mengambil keputusan secara bersama-
sama
Rendah hati  Tidak sombong.
 Tidak suka pamer.
 Menghargai kelebihan orang lain.

Setiap mata pelajaran dapat mengembangkan indikator sikap sesuai


dengan karakter mata pelajaran masing-masing.
SMP Negeri 8 Kota Bima menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran serta tuntutan perguruan Tinggi pada proses
penjaringan mahasiswa jalur PMDK/sejenis. Penentuan KKM dilakukan oleh
guru mata pelajaran yang dikoordinir oleh koordinator mata pelajaran yang
selanjutnya diusulkan ke sekolah untuk disahkan.Adapun KKM untuk semua mata
pelajaran disajikan dalam tabel sebagai berikut:
53

2. KKM untuk Kelas VII (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

Pendidikan Agama dan Budi


1 75 B 75 B
Pekerti

Pendidikan Pancasila dan


2 78 B 78 B
Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 75 B 75 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 76 B 76 B


76
7 Bahasa Inggris 76 B B
78
8 Seni Budaya 78 B B

Pendidikan Jasmani, Olah Raga,


9 75 B 75 B
dan Kesehatan

10 Prakarya 77 B 77 B

KKM untuk Kelas VIII (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

Pendidikan Agama dan Budi


1 76 B 76 B
Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan 77 B 77 B


54

Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 75 B 75 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 76 B 76 B


75
7 Bahasa Inggris 75 B
78
8 Seni Budaya 78 B B

Pendidikan Jasmani, Olah Raga,


9 75 B 75 B
dan Kesehatan

10 Prakarya 77 B 77 B

KKM untuk Kelas IX (Kurikulum 2013)

ASPEK YANG DINILAI

NO MATA PELAJARAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN

ANGKA HURUF ANGKA ANGKA

Pendidikan Agama dan Budi


1 75 B 75 B
Pekerti

Pendidikan Pancasila dan


2 78 B 78 B
Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 78 B 78 B

4 Matematika 75 B 75 B

5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 B 75 B

6 Ilmu pengetahuan Sosial 78 B 78 B


79
7 Bahasa Inggris 79 B
78
8 Seni Budaya 78 B B

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, 77 B 77 B


55

dan Kesehatan

10 Prakarya 77 B 77 B

Kriteria Kenaikan Kelas :


i. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
j. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya baik sesuai dengan kriteria yang di
tetapkan oleh satuan pendidikan.
k. Nilai ekstra kurikuler pendidikan kepramukaan minimal baik.
l. Tidak memiliki lebih dari dua mapel yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan / atau kompetensi keterampilannya di bawah KBM/KKM.
m. KBM/KKM adalah rerata dari semester ganjil dan semester genap.
n. KBM /KKm sekurang-kurangnya = 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan
lebih dari 60.
Ketuntasan untuk aspek pengetahuan jika RP ≥ KKM aspek pengetahuan
mata pelajaran.
2 HPH  HPTS  HPAS
HPA 
4
Ketuntasan untuk aspek ketrampilan jika RK ≥ KKM aspek ketrampilan
mata pelajaran. Ketuntasan untuk aspek sikap adalah jika RS ≥ B
SB : 86– 100 C : 56 – 70
B : 71– 85 K : <55
KET :
HPA : Hasil Penilaian Akhir
HPH : Hasil Penilaian Harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester

o. Memiliki minimal 1 nilai extrakurikuler dengan nilai sekurang-kurangnya


B (Baik)
p. Rata-rata nilai kepribadian B (Baik)
56

Kriteria Kelulusan:
1. Ketentuan kelulusan peserta didik ditentukan dalam rapat pleno yang dihadiri
oleh semua guru dengan merujuk pada kriteria kelulusan SMPN 8 Kota Bima
tahun 2017/2018.
2. Kriteria kelulusan peserta didik SMPN 8 Kota Bima adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/prilaku minimum baik, dan
c. Lulus Ujian Satuan Pendidikan/program pendidikan
3. Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai