Anda di halaman 1dari 18

“CRITICAL BOOK REPORT”

BIO KIMIA

DOSEN PENGAMPU : RINI SELLY,S.Pd.M.Sc

DISUSUN OLEH :

NAMA : SYARIF MAULANA HARAHAP

NIM : 4183321016

KELAS : FISIKA DIK B 2018

PROGRAM : S1

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018
IDENTITAS BUKU

1. Buku 1

A. Judul : Biokimia vol. 3 Edisi 4

B. Nama Penulis : Lubert Stryer

C. Jumlah Halaman : 787 – 1018 halaman

D. Penerbit/Kota : Buku kedokteran EGC

E. Tahun Terbit : Cetakan pertama, 2000

F. ISBN : 979-448-501-2
2. BUKU 2

A. Judul Buku : Dasar- dasar biokimia

B. .Nama penulis : Titin supriyanti

C. Jumlah Halaman : 255 Halaman

D. Penerbit / Kota : universitas Indonesia

E. Tahun terbit : Cetakan Kelima, Mei 2001

F. ISBN : 979-421-197-4

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimia merupakan ilmu yang memepelajari struktur dan
fungsi komponen selular, seperti protein,karbohidrat,lipid,asa, nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini
biokimia lebih terfokus secara khusus terhadap kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari genetika
hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali
barangkali adalah dalam pembuatan roti khamir, sekitar 4000 tahun yang lalu. Kebangkitan biokimia
diawali dengan penemuan pertama molekul enzim,diastase, pada tahun 1828, Freedrich wohler
menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat
dibuat secara mandiri.
Penemuan ini bertolak belakang dengan dengan pemahaman umum pada waktu itu yang
menyakini bahwa senyawa organic hanya bisa dibuat dengan organisme. Istilah biokimia pertama kali
dikemukakan pada tahun 1903 olej Karl Neuber, seorang kiamiawan Jerman. Sejak saat itu, biokimia
semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke 20, dengan penemuan teknik teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar x, elektroforesis, RMI ( nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan
radioisotope, mikroskop electron, dan simulasi dinamika molecular.
Teknik – teknik ini memungkinkan pemuan dari dan analisi yang lebih mendalam bebagai
molekul dan jalur metabolic sel, seperti glikolisis dan siklus krebs. Penemuan lain di bidang biokimia
adalah penemuan gen dan perannya dalam mentransfer informasi di dalam sel. Bagian biokimia ini
terkadang juga disebut dengan biologi molecular. Pada tahun 1950-an James D. Watson , Francis Crick,
Rosalind Franklin, dan Maurice Wilkins menemukan bagaimana struktur DNA dan mencoba mencari
hubungannya dengan transfer informasi genetic. Pada tahun 1958, George Beadle dan Edward Tatum
behasil memenangkan Nobel akibat penelitian mereka mengenai jamur yang menunjukkan bahwa satu
gen memproduksi satu enzim. Pada tahun 1988, Colin pitchfork adalah orang pertam yang terbukti
melakukan criminal melalui bukti DNA . Andrew Z. Fire dan Craig C. Mello memenagkan hadiah nobel
apada tahun 2006 atas penemuan tentang fungsi dari RNA interferensi (RNAi).

B. TUJUAN

Penulisan Critical Book Review ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun penulis
mengenai biokimia

C. MANFAAT

Penulisan Critical Book Review ini diharapkan daoat memberikan manfaat secara praktis maupun secara
teoritis dalam biokimia.

BAB II
ISI BUKU I

Bakteri dapat mendeteksi dan menghancurkan molekul DNA asing, seperti DNA virus-virus yang
menyerang. Bakteri mempunyai enzim restriksi yang dapat memotong DNA asing, akan tetapi tidak
dapat merusak DNA nya sendiri yang termetilasi pada situs pengenalan yang potensial. Enzim restriksi
mengenali suatu urutan basa sasaran berupa heksanulekleotida spesifik yang bersifat palindrome,
artinya mempunyai simetris rotasi ganda. Kebanyakan sasaran enzim restriksi bersifat palindrome.
Kedua untai dipotong pada tempat yang ideal dan yang mempunyai posisi simetri terhadap sumbu
ganda .Perubahan pada satu pasangan basa pada urutan pengenalan akan menurunkan kecepatan
pemotongan lebih dari satu juta kali lipat. Karena itu dapat diperkirakan bahwa enzim tersebut seperti
halnya dengan sasarannya yang bersifat simetris pula.

Pada tahun 1967, para ilmuwan di bebrapa laboratorium secara bersamaan menemukan DNA
ligase. Enzim ini mengkatalis pembentukan suatu ikatan fosfodiester antara gugus 3’-OH pada ujung
rantai daru suatu rantai DNA dan gugus 5’-fosfat pada ujung rantai yang lainnya . Dibutuhkan suatu
sumber energy untuk menggerakkan reaksi endergonik ini. Pada E.coli dan bakteri-bakteri lainnya, NAD
berperan sebagai sumber energy sedangkan pada sel hewan dan bakteriofaga, ATP seperti yang akan
dibicarakan selanjutnya, proses penyambungan ini adalah esensial untuk sintesis DNA.

DNA ligase tidak dapat menyambungkan dua molekul DNA untai tunggal atau membuat DNA
untai tunggal menjadi sirkuler. Ligase menyambungkan potongan-potongan DNA untai ganda. Enzim
ligase pada E.Coli biasanya membentuk jembatan fosfodiester hanya bila ada sedikitnya beberapa basa
yang berpasanagn dekat dengan pasangan Ini. Ligase pada bakteriofaga T$ dapat menyambungkan dua
fragmen heliks ganda yang berujung tumpul, suatu kemampuan yang dimanfaatkan pada teknologi DNA
rekombinan.

Dalam rekombinan genetic, suatu molekul DNA dibentuk dnegan suatuurutan nukleotida yang
sebagian berasal dari salah sat DNA induk dan sebagian lainnya dari induk DNA yang lain. Penyeledikan
penting telah dilakukan tahun 1961dengan menggunakan tekik sedimentasi seimbang berdasarkan dari
gradient densitas.

PERBEDAAN UNSUR, SENYAWA DAN MOLEKUL


1. Unsur
Apabila dikaji, semua zat terbentuk dari bagian-bagian yang paling sederhana yang
disebut unsur. Air dapat diuraikan lagi menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gula dapat
diuraikan lagi menjadi karbon, oksigen, dan hidrogen. Dengan reaksi kimia biasa karbon,
oksigen, dan hidrogen tidak dapat diuraikan lagi. Karbon, hidrogen, dan oksigen tergolong
unsur. Unsur didefinisikan sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat
lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa.
Pada kondisi normal, banyak di antara unsur ini berupa benda padat, seperti tembaga, emas,
besi, dan timbal. Merkuri atau yang lebih dikenal dengan nama air raksa dan brom merupakan
contoh unsur yang berwujud cair. Oksigen dan nitrogen adalah contoh unsur yang berupa gas.
2. Senyawa
Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung
secara kimia dengan perbandingan massa tertentu.
Air dan garam dapur merupakan salah satu contoh senyawa. Air dan garam dapur dikatakan
senyawa karena tersusun atas dua unsur atau lebih. Air tersusun atas dua jenis unsur, yaitu
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massa tertentu dan tetap. Garam dapur juga
tersusun atas dua jenis unsur, yaitu natrium dan klorin dengan perbandingan massa tertentu
dan tetap. Contoh lainnya, nitrogen dan hidrogen bergabung membentuk amoniak.
3. Molekul
Molekul adalah sebuah kumpulan yang dibentuk dari dua atom atau lebih yang saling
berikatan. Pengertian lainnya Molekul yaitu Gabungan dari beberapa atom unsur, bisa dua atau
lebih. Artinya ketika berbicara molekul maka yang dibayangkan adalah gabungan atom atom
(bukan 1 atom). Molekul merupakan partikel terkecil dari suatu zat yang masih memiliki sifat-
sifat zat tersebut. Molekul tersusun dari dua atom atau lebih. Molekul dapat tersusun dari
atom-atom yang berbeda, tetapi dapat pula tersusun dari atom-atom yang sama.
Jika gabungan dari atom unsur yang sama jenisnya maka disebut Molekul Unsur,
Contohnya: O2, H2, O3, S8
Jika gabungan dari atom unsur yang berbeda jenisnya maka disebut Molekul Senyawa,
Contohnya: H2O, CO2, C2H5
Molekul diatomik adalah molekul yang hanya terdiri dari dua atom. Kedua atom tersebut
dapat berupa unsur yang sama maupun berbeda. Awalan di- pada kata diatomik berasal dari
bahasa Yunani yang artinya dua. Contoh N2, O2, H2.

ISI BUKU II
Pengertian Biokimia

Biokimia merupakan salah satu cabang sains yang menemuka dua bidang yang sama penting yaitu
biologi dan kimia. Biokimia menunjuk mengenai bahan kimia yang dihasilkan oleh benda hidup,
kesannya kegunaannya dan cara memanfaatkan bahan aktif tersebut bagi meningkatkan taraf hidup
manusia. Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu kimia kehidupan yaitu ilmu yang mempelajari
tentang dasar kimia kehidupan (kata Yunani, bios berarti “kehidupan”). Sel merupakan unit struktural
dan fungsional dari system hidup. Hal ini membawa kita kepada definisi fungsional biokimia sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari unsure-unsur kimia pembentuk sel hidup dan dengan reaksi serta
proses yang dijalaninya.

Berdasarkan definisi ini, biokimia mencakup erbagai bidang pengetahuan biologi sel, biologi molekuler,
dan genetika molekurar yang luas. Jadi biokimia adalah meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat
senyawa serta reaksi yag terjadi didalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organism
hidup serta energi yang diperlukan untuk kehidupan.

2.2 Asal Mula Timbulnya Biokimia

Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Neuberg, seorang ahli kimia Jerman pada tahun 1903,
namun satu setengah abad sebelumnya, yaitu pada pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Scheele
seorang ahli kimia Swedia telah melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan
dan hewan. Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi asal oksalat, asam laktat, asam sitrat serta
beberapa ester dan kasein dari bahan alam.

Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal abad XIX, dengan
dipelopori oleh penelitian yang dilakukan oleh Friedrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa
organism hidup itu terdiri dari zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat ternate dapat dibuat dalam
laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat dengan gram ammonium. Mula-mula ia meman
mengharapkan akan terjadi ammonium sianat, tetapi ia memperoleh berbeda dengan zat yang terdapat
pada benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada tahun 1828 Wohler menunjukan
bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine, urea.

Meskipun telah dapat ditunjukan atau dibuktikan bahwa suatu senyawa yang berasal dari dalam tubuh
manusia atau organisme hidup dapat juga dibuat dalam laboratorium dari zat-zat yang berasal dari
benda mati, namun masih ada orang yang percaya bahwa suatu senyawa dalam organisme hidup
tentulah terbentuk dalam sel hidup melalui suatu proses yang melibatkan “kekuatan hidup”. Pendapat
ini dapat dihilangkan oleh penemuan dua bersaudara Eduard dan Hans Buchner. Mereka menyatakan
bahwa ekstrak dari sel-sel ragi yang telah dirusak atau telah mati, tetap dapat menyebabkan terjadinya
proses peragian atau proses fermentasi gula menjadi alkohol. Penemuan mereka merupakan pembuka
kemungkinan dilakukannya analisis reaksi-reaksi biokimia dan proses-proses biokimia dengan alat-alat
laboratoriu (in virto) dan bukan sel hidup (in vivo). Selanjutnya metabolism yang terjadi dalam sel dapat
pula dilakukan dalam laboratorium, termasuk reaksi-reaksi yang menggunakan enzim, yaitu biokatalis
yang mempercepat berlangsungnya reaksi biokimia tersebut.

2.3 Ruang lingkup Biokimia

Diatas telah dibahas mengenai pengertian biokimia yaitu merupakan salah satu cabang sains menunjuk
mengenai bahan kimia yang dihasilkan oleh benda hidup yang memanfaatkan bahan aktif untuk
meningkatkan taraf hidup manusia.

Antara kelas bahan kimia yang dikaji dalam bidang yang termasuk biokimia yaitu:

2.3.1 Komposisi dan stuktur makhluk hidup

Sebagian besar zat kimia yang ada dalam tubuh manusia berbentuk senyawa, yang terbagi menjadi dua
kelompok utama: senyawa organik dan senyawa anorganik.

1. Senyawa anorganik tidak mengandung karbon. Sebagian besar zat kimia dalam tubuh tidak
termasuk zat organik.

a. Air, sekitar 70% dari total berat badan, adalah senyawa anorganik terpenting dalam tubuh
manusia.

b. Senyawa anorganik penting lainnya merupakan senyawa kecil dan sederhana seperti asam, basa,
dan garam

c. Karbon dioksida (CO2) dan senyawa yang mengandung karbonat diklasifikasikan sebagai senyawa
anorganik, walaupun mengandug karbon.

2. Senyawa organik mengandung atom karbon dan terkandung dalam ribuan senyawa kimia yang
ditemukan di organisme hidup. Ilmu kimia mengenal kehidupan disebut kimia karbon.
2.3.2 Senyawa anorganik

2.3.2.1 Sifat air, air memiliki sifat fisik dan kimia berikut ini:

a. Kohesif dan adhesif. Karena ikatan hidrogennya, maka molekul air memiliki kecenderungankuat
untuk tetap berkaitan (kohesi) dan juga kecenderungan untuk berkaitan dengan zat lain (adhesi).
Karena kedua sifat tersebut, maka air memiliki:

1) Tegangan permukaan yang tinggi. Karena sifat kohesifnya, maka molekul air membentuk suatu
lapisan permukaan yang kuat.

2) Gaya kapilar. kecenderungan air untuk naik secara kapilar (pada selang yang sangat kecil) karena
sifat adhesif dan kohesifnya.

b. Kalor jenis yang tinggi.

1) Air dapat menyerap atau melepas sejumlah besar panas hanya dengan sedikit perubahan dalam
suhunya.

2) Karena sifat tersebut, maka perubahan suhu tubuh yang tiba-tiba akibat factor eksternal atau
internal dapat dicegah.

c. Kalor uap yang tinggi.

1) Jika air mengalami evaporasi (perubahan bentuk dari cair ke gas), maka panas yang dibutuhkan
hamir dua kali lipat panas yang dipakai untuk menguapkan alkohol atau cairan lainnya.

2) Saat keringat berevaporasi dari kulit, maka saat itu pula sejumlah besar panas dkeluarkan dari
tubuh ke lingkungan, memberikan suatu mekanisme pendinginan yang efisien.

d. Air sebagai solven.

1) Karena polaritas molekul air dan kecenderungannya yang membentuk ikatan hydrogen, air
merupakan solven (zat pelarut) untuk sebagai jenis molekul ion, dan molekul non-ion polar (molekul
hidrofilik).

a) Molekul-molekul air membentuk kulit solven (hidrasi) yang terarah disekitat molekul dan atom
bermuatan negative, dengan cara mendekatkan kutub positifnya (hidrogen) ke ion negatif.

b) Kutub negatif okesigen pada molekul air mengarah keluar dan menarik kutub positif molekul air
lain.

c) Disekitar ion muatan positif, arah molekul air menjadi terbalik. Bergantung pada arah molekul,
kulit solven dapat menarik kutub positif maupun negatif dari molekul air yang banyak.
d) Dengan demikian, jika gaya tarik antar partikel terlarut melemah, maka suatu larutan akan
terbentuk.

2.3.2.2 Asam, basa, dan derajat keasaman (pH)

a. Ionisasi air

1) Molekul air memiliki sedikit kecenderungan untuk berionisasi; yaitu, untuk pecah menjadi ion
hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-).

2) Ada satu per sepuluh juta mol ion hidrogen dalam setiap liter air murni, dan satu per sepuluh juta
mol ion hidroksida.

b. Asam dan Basa

1) Larutan akan bersifat asam jika larutan tersebut mengandung konsentrasi ion hidrogen yang lebih
tinggi dari konsentrasi ion hidroksida. Asam adalah zat yang melepas ion hindrogen (pro-ton) saat larut
dalam air.

2) Larutan akan bersifat basah jika konsentrasi ion hidrogen yang terkandung lebih rendah dari
konsentrasi ion hidroksida. Basa adalah suatu zat yang melepas ion hidroksida dan menerima ion
hidrogen, memisahkan ion-ion hidrogen dari larutan saat larut dalam air.

c. Skala pH dipakai untuk menggambarkan kadar keasaman atau alkalinitas (kebasaan) satu larutan.

1) Skala pH, berkisar dari 0 sampai 14 (0 adalah asam terkuat, 14 adalah basa terkuat, dan 7 bersifat
netral) memperlihatkan rentan konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksida dalam satu larutan.

2) Kadar keasaman (pH) dari suatu ion larutan adalahlogaritma negative (dengan angka dasar 10) dari
konsentrasi ion hidrogen yang dinyatakan dalam mol per liter.

3) Perhatikan bahwa pH akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi ion hidrogen. Larutan
dengan pH 2mengandung konsentrasi ion hidrogen 10 kali lebih besar dari larutan dengan pH 3.

2.3.3 Senyawa Organik

2.3.3.1 Komponen. Karbon merupakan komponen inti dari senyawa organic.

a. Atom karbon dengan empat elaktron dalam kulit terluarnya dapat mencapai stabilitas dengan cara
membagi empat elektronnya dengan atom karbon lain atau dengan unsure lain untuk membentuk
empat ikatan kovalen tunggal, atau dengan membentuk sedikit ikatan ganda atau tripel. Dengan cara
ini, karbon dapat membentuk rantai yang panjang atau cabang rantai.
b. Karbon umumnya berkaitan dengan unsure karbon juga, atau dengan hidrogen, oksigen, atau
nitrogen.

c. Gugus fungsional (yaitu gugus atom yang menentukan karakteristik, solubilitas (daya larut), dan
reaktivitas molekul organik yang terkandung dalam gugus) terikat pada rantai karbon. Sebagian besar
senyawa organik mengandung dua gugus fungsional atau lebih. Gugus fungsional yang ada dalam
molekul biologis meliputi :

1) Hidrogen (-H) ditemukan di hampir semua molekul organik. Ikatan anatara karbon dan hidrogen
membentuk gugus fungsional nonpolar seperti gugus metil, -CH3

2) Gugus hidroksil (-OH) ditemukan dalam karbohidrat, asam nukleat, beberapa asam organik, alkohol
dan steroid. Senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil merupakan zat polar dan dapat larut
dalam air.

3) Gugus karbonil (-CO atau –COOH) terdiri dari satu atom yang bergabung dalam atom oksigen
dalam ikatan ganda. Senyawa organik yang kita kenal sebagai gula mengandung gugus karbonil dan
gugus hidroksil.

4) Gugus karboksil (-C-O-O-H atau –COOH) terdiri dari satu atom oksigen yang berkaitan ganda
dengan satu atom karbon yang juga terikat dengan gugus hidroksil. Gugus ini ditemukan dalam asam
organik seperti asam amino dan asam lemak.

5) Gugus amino (-NH2) mengandung satu atom nitrogen yang terikat pada dua ataom hidrogen dan
pada rantai karbon. Gugus ini ditemukan dalam senyawa organik yang disebut amina, yang merupakan
bagian dari protein dan asam nukleat.

6) Gugus fosfat (-PO4) ditemukan dalam asam nukleat, fosfolipid, dan fosfat organik. Fosfat organik
meyimpan enargi yang dapat dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya dengan cara
memindahkan satu gugus fosfat.

7) Gugus sulfhidril (-SH) terdiri dari satu atom sulfur yang berkaitan dengan satu atom hidrogen.
Senyawa yang mengandung sulfhidril disebut thiol.

2.3.3.2 Karbohidrat (gula dan zat tepung) adalah senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan
oksigen. Ciri khasnya adalah molekul mengandung atom hidrogen yang dua kali lebih banyak daripada
atom oksigen, sama dengan proporsinya dalam molekul air. Karbohidrat diklasifikasikan
sebagai monosakarida, disakarida,dan polisakarida.

a. Monosakarida (gula sederhana) merupakan molekul karbohidrat dasar. Sebagian monosakarida


mengandung sedikitnya tiga atom karbon (triosa); lainnya mengandung lima (pentose) atau enam
(heksosa) atom karbon.

1) Semua gula sederhana mengandung satu gugus karbonil. Jika O ikatan ganda teah berkaitan
dengan atom karbon utama dari rantai kabon (atom karbon bagian ujung), gula tersebut adalah
gula aldehid; jika O ikatan ganda berkaitan dengan atom karbon di bagaian selain ujungnya, maka gula
tersebut dinamakan gula keton.

2) Glukosa, fruktosa, dan galaktosa (semuanya heksosa) adalah gula sederhana yang memiliki jumlah
dan jenis atom yang sama (C6H12O6), tetapi berbeda dalam pengaturan stuktur tiga dimensi dan
sifatnya. Senyawa yang demikian disebutisomer.

b. Disakarida (gula ganda)

1) Disakarida dibentuk dengan penggabungan dua monosakarida melalui sintesin dehidrasi (juga
dekenal sebagai reaksi kondensasi), yang melibatkan pemindahan satu molekul air.

2) Disakarida dapat diurai menjadi sub-unit monosakarida dengan menambah satu molekul air, reaksi
yang terjadi disebut hidrolisis.

3) Contoh-contoh disakarida, meliputi ;

a) Sukrosa, atau gula meja, mengandung unit glukosa dan fruktosa.

b) Laktosa, atau gula susu, mengandung unit glukosa dan galaktosa.

c) Maltose, ditemukan dalam gandum, disusun dari dua molekul glukosa.

c. Polisakarida adalah polimer, molekul berantai panjang yang tersusun dari unit yang sama.
Polisakarida terbentuk dari monosakarida yang saling berkaitan melalui proses dehidrasi untuk
membentuk zat tepung (pada tumbuhan) atau glikogen (pada binatang), yang merupakan senyawa
struktural dan simpanan energi yang penting. Contoh-contoh polisakarida meliputi :

1) Amilase dan amilopektin adalah zat tepung tumbuhan yang dapat dicerna yang menjadi sebagian
makanan manusia.

2) Selulosa, yang merupakan polisakarida paling banyak dialam, adalah suatu kompenen struktural
pada dinding sel. Selulosa adalah salah satu komponen “kasar” atau serat yang tidak dapat dicerna
dalam makanan manusia.

3) Gilkogen adalah simpanan glukosa-polisakarida yang ditemukan di hepar dan otot rangka.

2.3.3.3 Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam; semuanya tidak dapat larut dalam air, namun
dapat larut dalam zat pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform. Lipid biologis yang penting meliputi
lemak netral, zat lilin, fosfolipid dan steroid.

a. Minyak sayur dan lemak binatang termasuk lemak netral, atau disebut juga trigliserida. Lemak
netral dan zat lilin hanya mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen.

1) Lemak netral adalah persenyawaan asam lemak dengan gliserol. Tiga molekul asam lemak (rantai
panjang atom karbon dan hidrogen dengan satu gugus karboksil disalah satu ujungnya) berikatan
kovalen dengan satu molekul gliserol(satu molekul terdiri dari tiga karbon dengan tiga sisi gugus
hidroksil)

a) Lemak cenderung memadat pada suhu kamar. Molekul asam lemak memiliki rantai panjang
dengan atom-atom karbon berikatan kovalen tunggal dan dengan atom hidrogen yang menempati
seluruh posisi ikatan yang ada pada atom karbon. Lemak tersebut disebut lemak saturasi (jenuh) karena
memiliki atom hidrogen sebanyak yang dapat diikatnya.

b) Minyak cenderung tetap berbentuk cair pada suhu kamar. Pada minyak yang mengalami beragam
derajatunsaturasi (ketak-jenuhan) dan polisaturasi(ketakjenuhan ganda), sebagian ikatan antar karbon
merupakan ikatan kovalen ganda, dan akibatnya jumlah atom hidrogen lebih kecil jika dibandingkan
dengan jumlah hidrogen pada lemak jenuh.

c) Minyak dapat diubah ke bentuk lemak melalui proses hidrogenasi; yaitu, dengan memecah ikatan
ganda antar atom karbon dan menggantinya dengan ikatan kovalen tunggal serta dengan menambah
atom karbon kedalam posisi ikatan yang tersisa. Contoh lemak dihidrogenasi (lemak padat) adalah
lemak sayur padat, selai kacang padat, dan margarine.

d) Sebagian besar asam lemak yang termasuk lemak dan minyak yang dapat dimakan memiliki rantai
karbon utama yang panjang. Asam lemak yang paling umum adalah asam stearat dan oleat, yang
masing-masing mengandung 18 atom karbon, dan asam palmitat yang mengandung 16 atom karbon.

2) Zat lilin sama dengan lemak dan minyak, terkecuali bahwa asam lemak yang ada dalam zat lilin
mengikat rantai karbon alkohol, bukannya gliserol.

b. Fosfolopid adalah unsure pokok dari membrane sel.

1) Dari segi struktur, fosfolipid serupa dengan trigliserida, terkecuali bahwa satu dari tiga molekul
asam lemaknya diganti dengan gugus fosfat yang memiliki gugus nitrogen yang pendek dan polar disalah
satu ujungnya.

a) Nitrogen yang berisi bagian kepala molekul, bersifat polar, hidrofilik (menarik air), dan larut dalam
air.

b) Ujung lain molekul berisi dua bagian ekor asam lemak, jenuh dan tak jenuh, yang hidrofobik (anti-
air) dan tidak larut dalam air.

2) Secara fungsional, sifat ganda fosfolipid tersebut merupakan factor penting dalam struktur
membrane sel.

a) Bagian kepala molekul fosfolipid bersentuhan dengan larutan yang mengandung air pada
permukaan membran sel.

b) Ekor mengarah ke pusat membrane, dan interaksi hidrofobik antar hidrokarbon membantu dalam
mempertahankan kebersamaan molekul membrane tersebut, yang membentuk ikatan antar sel dan
lingkungan eksternal.
c. Steroid adalah molekul lipid yang besar, susunannya bukan terdiri dari rantai hidrokarbon
melainkan dari empat cincin yang bergabung (inti steroid) yang mengikat beragam gugus fungsional.

1) Kolesterol, komponen umum dalam membran sel hewan adalah suatu steroid yang penting;
sebagian besar steroid lainnya merupakan hasil sintetis kolesterol

2) Contoh steroid dalam tubuh meliputi hormone pria dan wanita (misalnya; testosterone, estrogen,
dan progesterone), hormone adrenal kortikoid dan garam empedu.

2.3.3.4 Protein secara kimia lebih kompleks lagi, tetapi seperti karohidrat dan lipid, protein juga
tersusun dari senyawa gabungan yang sederhana. Semua protein mengandung atom karbon, oksigen,
hidrogen, dan nitrogen serta protein-protein yang mengandung sulfur dan fosfor.

a. Asam amino adalah unit molekular dasar yang membentuk polimer protein panjang. Ada 20 jenis
asam amino dalam protein yang menjadi dasar struktur dan fungsi tubuh manusia.

1) Setiap asam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu
gugus amino (-NH2). Kedua gugus tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap asam amino
mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R.

a) Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya, yang member ciri khas dan
mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.

b) Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatiftidak larut dalam air. Gugus R yang polar atau
bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.

2) Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi)
antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lain.

a) Air yang terbentuk sebagai ikatan kovalen dihasilkan diantara dua jenis asam amino.

b) Ikatan itu disebut ikatan peptida dan senyawa yang terbentuk disebut peptide.

c) Dua asam amin yang bergabung dalam ikatan peptide disebut dipeptida, tiga asam amino
membentuktripeptida, dan sepuluh asam amino atau lebih membentuk polipeptida.

d) Rantai panjang mengandung sampai 100 asam amino disebut rantai polipeptida. Rantai polipeptida
membentuk struktur primer protein.

b. Struktur protein

1) Rantai polipeptida memilin, melipat, dan membungkus diri kedalam model yang khas untuk
membentuk protein dengankesesuaian bentuk (conformation) yang berbeda-beda.

a) Protein struktural atau fibrosa disusun dari makromolekul linear yang panjang. Contohnya meliputi
kolagen, myosin (protein otot), fibrin, dan keratin pada rambut, kuku, dan kulit.
b) Protein globular adalah protein yang sangat terpilin dan terlipat dalam bentuk yang hampir
sferikal, atau mirip gulungan benang kusut. Contohnya meliputi enzim, hormon, dan protein darah.

2) Ada empat tingkat organisasi struktur protein.

a) Struktur primer adalah rantai polipeptida dan jumlah serta urutan asam amino dalam setiap rantai.

b) Struktur skunder adalah lilitan rantai peptida yang menyerupai spiral helix atau jenis kesesuaian
bentuk lainnya.

(i) Alpha helix adalah lilitan geometris yang seragam dengan 3,6 asam amino menempati setiap
lekuk heliks, terbentuk saat terjadi ikatan higrogen antar asam amino pada lekukan yang berurutan dari
spiral. Bentuk tersebut merupakan bentuk dasar struktur protein pada rambut, kulit, dan kuku.

(ii) Struktur lembaran terlipat terbentuk dari ikatan hidrogen untuk mempertahankan kedekatan
rantai-rantai dalam konfigurasi yang berbentuk zig-zag. Lembaran terlipat seperti itu menjadi inti dari
protein globular.

c) Struktur tersier berada diatas struktur sekunder biasa dengan sedikit mengubah, melipat dan
mengusut rantai peptida biasa untuk membentuk model tiga dimensi yang kompleks.

d) Struktur kuarter adalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai polipeptida atau lebih, yang
setiap rantainya bersama dengan struktur primer, skunder, dan tersier membentuk satu molekul protein
yang besar dan aktif secara biologis.

c. Denaturasi protein. Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan


fisik dan kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah, maka protein dapat terurai atau mengalami
perubahan sifat (denaturasi); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier, dan kuaternya
sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.

1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat sensitif
terhadap perubahan pH dan suhu.

2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi (diatas 60’C) atau paparan pada asam atau basa kuat dalam
periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena ikatan hidrogen rupture.

a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa harus
menjadi insoluble (tidak dapat larut). Contoh, setelah pemanasan ringan, protein dapat kembali
kebentuk aslinya jika kembali ke suhu normal.

b) Perbedaan panas yang besar dpat menyababkandenaturasi yang menetap. Putih telur (albumin)
akan menadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan

(i) Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular.

(ii) Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41’C atau 42’C, maka degenerasi sel, terutama otak, mulai
terjadi akibat denaturasi protein.
2.3.3.5 Asam nukleat adalah struktur molekular kompleks yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan fosfor. Asam nukleat adalah molekul turunan dan mengatur fungsi protein dalam sel.

a. Ada dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).

1) DNA dapat ditemukan dalam kromosom semua makhluk hidup dan memiliki kemampuan untuk
menggandakan dirinya.

2) RNA berfungsi dalam sintesis protein dibawah perintah DNA.

b. Struktur asam nukleat. DNA dan RNA terdiri dari rantai-rantai sub-unit yang disebut nukleotida,
yang disatukan melalui proses sintesis dehidrasi.

1) Setiap nuklotida terdiri dari tiga bagian: nukleotida mengandung basa nitrogen yang bergabung
dengan satupentosa (gula lima karbon), yang kemudian terikat pada satu gugus fosfat.

a) Ada dua jenis basa nitrogen dalam nuklotida.

(i) Primidin adalah molekul bercincin tunggal yang mengandung karbon, hidrogen, dan nitrogen.
Primidin pada asam nukleat adalah sitosin (C) dantimin (T), dan urasil (U). Sitosin ditemukan dalam DNA
dan RNA, timin hanya ada dalam DNA, dan urasil hanya ditemukan didalam RNA.

(ii) Purin adalah molekul bercincin ganda. Yang termasuk purin adalah adenine (A) dan guanine(G),
dan keduanya dapat ditemukan dalam DNA dan RNA.

b) Pentosa yang terikat dengan basa nitrogen adalahdioksiribosa dalam DNA dan ribosa dalam RNA.

2) Dalam polimer DNA, nukleotida disambung secara berurutan (satu diatas yang lain) kedalam dua
rantai yang berlawanan untuk membentuk double helix.

3) Dalam polimer RNA, nukleotidanya juga bertumpang tindih, tetapi karna RNA berantai tunggal,
maka double helix tidak terbentuk.

c. Fungsi asam nukleat. Beberapa nukleotida ada dalam sel hidup sebagai bagian dari molekul lain.
Contohnya:

1) Nukleotida siklik, merupakan pembawa pesan intraselular.

2) Adenosine trifosfat, molrkul berenergi tinggi yang dapat menyimpan energi untuk dilepaskan
kemudian.

3) Dan koenzim, membantu enzim dalam menjalankan fungsinya sebagai katalis biologis.
2.4 Prinsip-prinsip biokimia

Dalam prosesnya system biokimia memiliki aturan ataupun prinsip kerja. Adapun prinsip-prinsip
biokimia antara lain yaitu:

1) Struktur kimia dari komponen makhluk hidup dan hubungan antara struktur kimia dengan fungsi
biologis.

2) Mempelajari metabolisme yaitu keseluruhan reaksi kimia dalam makhluk hidup.

3) Proses kimia dan subtansi yang menyimpan dan mengirimkan informasi biologis, serta molekul
genetis (sifat genetis)

2.5 Manfaat biokimia

Sebagai disiplin ilmu, biokimia mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para
ahli biokimia. Maanfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut.

Pada dasarnya penerapan biokimia banyak dalam bidang pertanian dan kedokteran. Sebagai contoh
biokimia mempunyai peranan dalam mencegah masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi
terutama pada anak-anak. Biokimia juga dapat menjelaskanhal-hal dalam bidang farmakologi dan
toksikologi karena dua bidang ini berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap
metabolism. Obat-obatan biasanya mempengaruhi jalur metabolic tertentu, misalnya antibiotic
penisilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding sel
bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tidak dapat membentuk dinding sel.

Diatas telah dijelaskan tentang manfaat biokimia sebagai suatu disiplin ilmu. Manfaat apakah yang
dapat kita peroleh bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain dengan mempelajari biokimia ini ?
Dengan mempelajari biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam
sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi didalam tubuh. Dengan demikian
diharapkan kita akan mampu menghindari hal-hal dari luar yang akan mempengaruhi proses dalam sel-
sel tubuh, misalnya kita akan dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita akan mampu
menghindari dampak dari suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah membahayakan kesehatan.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organism hidup. Biokimia mengatur semua
organism hidup dan proses hidup. Dengan mengontrol arus informasi melaluli sinyal biokimia dan aliran
energi kimia melalui metabolisme, proses biokimia menimbulkan fenomena yang tampaknya magis
kehidupan. Sebagian besar biokimia berkaitan dengan struktur dan fungsi komponen selular seperti
protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Biokimia juga dapat diartikan sebagai
ilmu pengetahuan yang meliputi studi tentang susunan kimia sel, senyawa-senyawa yang menunjang
aktivitas organism hidup serta energi yang diperlukanatau dihasilkan (Poedjiadi, 1994). Biokimia
berkenaan dengan keseluruhan sprektrum bentuk kehidupan, mulai dari virus dan bakteri sederhana
hingga manusia yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai