Anda di halaman 1dari 5

ISSN: 2339-2592

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK


(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN GELATIN SEBAGAI PENGIKAT

Deni Noviza*, Elfi Sahlan Ben, Rizky Oktavianus


Fakultas Farmasi Universitas Andalas,Kampus Unand Limau Manis Padang
e-mail:deninoviza@yahoo.com*

ABSTRAK

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) telah diteliti memiliki aktifitas sebagai anti
oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kadar larutan gelatin terhadap mutu
dan rasa dari tablet hisap temu lawak. Ekstrak temu lawak dibuat dengan metode remaserasi
dengan menggunakan etanol 70%. Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah dengan
variasi kadar larutan gelatin FI (5%) , F2 (10%) dan F3 (15%). Tablet dievalusai sifat
fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan rasa. Hasil pemeriksaan
tablet hisap ekstrak temulawak menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar bahan pengikat gelatin menyebabkan
peningkatan kekerasan tablet hisap dan penurunan kerapuhan. Hasil uji rasa menunjukkan
bahwa tablet yang memiliki rasa yang paling diterima responden adalah tablet Formula 3
dengan gelatin 15%.

Kata kunci: Curcuma xanthorrhiza Roxb, gelatin, tablet hisap

PENDAHULUAN kulit manusia. Xanthorrhizol merupakan anti


bakteri spectrum luas yang dapat melawan
Rimpang Curcuma xanthorrhiza bakteri penyebab gigi berlubang ataupun
Roxb. memiliki aktivitas antimikrobial bakteri penyebab jerawat sehingga mulai
dalam menghambat aktivitas beberapa banyak digunakan dalam sediaan farmasi
bakteri seperti Streptococcus mutans, seperti losio, sabun, pasta gigi, atau krim
Staphylococcus aureus dan Salmonella (Anthony, 2004; Aguilar, Delgado &
(Husein, Parhusip & Romasi, 2009). Hasil Villareal, 2001; Anonim, 2000). Oleh sebab
penelitian menunjukkan bahwa efek sebagai itu, pengembangan teknologi sediaan
antimikroba tersebut berasal dari berbahan baku temulawak perlu dilakukan.
xanthorrhizol yang terkandung dalam Salah satu contohnya pembuatan tablet hisap
minyak atsiri dari rimpang. Hanya dengan dari ekstrak temulawak.
dua mikrogram per milliliter, xanthorrhizol Tablet hisap adalah bentuk sediaan
berhasil menghambat aktivitas Streptococcus obat tablet yang diberi penambah rasa untuk
mutans dalam semenit. Xanthorrhizol juga dihisap (dikulum) dan didiamkan (ditahan) di
membasmi Actinomyces viscosus dan dalam mulut atau faring (Charles, 2010).
Porphyromonas gingivalis penyebab Tablet hisap atau yang disebut dengan
penyakit periodontitis (gigi berdarah dan lozenges merupakan salah satu bentuk
lepasnya gigi) (Hwang, Shim, In & Pyun, sediaan padat yang mengandung zat
2000). tambahan, yang diharapkan untuk lepas
Senyawa xanthorrhizol merupakan secara lambat pada mulut dan bertujuan
komponen utama dari minyak atsiri yang untuk pengobatan lokal (Allen, 2002). Tablet
termasuk golongan fenolik sesquiterpen yang hisap mempunyai kekerasan yang lebih
berkhasiat sebagai anti jamur dan anti tinggi daripada tablet biasa, yaitu 7 – 14 kg
bakteri. Xanthorrhizol ini stabil pada (Cooper dan Gunn, 1975). Untuk
temperatur tinggi dan aman digunakan pada memperoleh kekerasan itu, maka diperlukan

16
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

bahan pengikat yang sesuai. Bahan pengikat Tujuan dari penelitian ini adalah
yang digunakan pada penelitian ini adalah untukmelihat pengaruh konsentrasi dari
gelatin. Dalam penelitian ditunjukkan bahwa bahan pengikat (gelatin) terhadap sifat fisika
peningkatan kandungan gelatin dalam tablet dan rasa dari tablet hisap temu lawak.
menyebabkan peningkatan kekerasan dan
waktu hancur, dan memperlambat laju
disolusi (Charles, 2010).

METODOLOGI PENELITIAN

Alat plat KLT 60 F245 (Merck), aerosil, gelatin,


Alat-alat yang digunakan adalah alat- manitol.
alat gelas, alat pencetak tablet Single Punch
(STC-93674, Single Punch Tablet Press), Ekstraksi Temulawak
timbangan digital (Denver Instrumen®), Ekstraksi sampel dilakukan dengan
timbangan gram (Ohaus Triple Beam metoda maserasi (perendaman). Sebanyak
Balance US.PAT.No.2.729,439), alat ukur 500 g rimpang kering dimaserasi dengan
kekerasan tablet (Stokes-Monsanto®), alat pelarut etanol 70 % selama 5 hari sambil
ukur waktu hancur (Pharma Test PT2-E), sekali-sekali diaduk. Sarinya disaring dan
alat uji granul (fluidity tester®), alat ukur ampasnya dimaserasi kembali dengan
kerapuhan tablet (Roche Friabilator®), tap perlakuan yang sama sebanyak 3 kali
volumeter (Bulk Density teste®), jangka pengulangan. Maserat dikumpulkan lalu
sorong, lemari pengering, timbangan diuapkan dengan destilasi vacum dan
analitik, dan stopwatch. dikentalkan dengan rotary evaporate hingga
diperoleh ekstrak kental dengan berat
Bahan konstan.
Rimpang temu lawak, xanthorrhizol
essential oil, kloroform, heksan, etanol 70%,

Tabel I. Formula tablet hisap ekstrak temulawak


Formula
Nama Bahan 1 2 3
Gelatin 5% Gelatin 10% Gelatin 15%
Ekstrak temulawak (mg) 120 120 120
Manitol (mg) 441 435 429
Aerosil (mg) 30 30 30
Gelatin (mg) 23 23 23
Aerosil (mg) 2,9 2,98 2,97
Total bobot tablet (mg) 600 600 600

Formulasi Tablet Hisap tablet dari masing-masing formula diatur


Masing-masing formula tablet hisap menjadi 600 mg. Granulasi dilakukan
menggunakan ekstrak temu lawak sebanyak dengan metode granulasi basah mengunakan
120 mg dengan menggunakan manitol (429- aerosil sebagai adsorben dan lubrikan. Tablet
441 mg) sebagai pengisi dan gelatin (5 – hisap dicetak menggunakan mesin cetak
15%) sebagai pengikat. Kekuatan cetak tablet single punch.
masing-masing formula dibuat sama. Berat

17
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Evaluasi bobot (DepKes RI, 1995). Pengukuran


Granul yang dihasilkan dievaluasi kekerasan tablet dilakukan dengan
sifat fisiknya. Kandungan air dilakukan menggunakan alat Stokes Monsato terhadap
terhadap 5 g granul menggunakan alat Infra 10 tablet. Uji kerapuhan menggunakan alat
Red Moisture Balance. Sifat alir dari granul Friabilator Roche. Pengukuran keseragaman
dilakukan terhadap 30 g granul dan bobot dilakukan terhadap 20 tablet yang
ditentukan sudut lonsornya. Bobot jenis diambil secara acak, tablet ditimbang satu
benar dan mampat dari granul menggukan persatu kemudian dirata-ratakan. Waktu larut
alat tap volumeter kemudian dihitung faktor dan uji tanggapan rasa dikakukan terhadap
hausnernya. Sedangkan tablet hisap yang responden.
dihasilkan dievaluasi sifat fisikanya antara
lain kekerasan, kerapuhan, keseragaman

HASIL DAN DISKUSI

Rendemen dari ekstrak yang dengan menghitung kecepatan alir dan sudut
dihasilkan adalah 15,28%. Sifat alir dari lonsor. F1 dan F2 memenuhi syarat
ekstrak kering tidak terlalu bagus maka kecepatan alir yaitu < 10 g/detik sedangkan
digunakan metode granulasi basah sehingga F3 tidak memenuhi syarat. Semakin besar
dapat memperbaiki sifat alir dan konsentrasi gelatin yang digunakan maka
memperpanjang waktu larut dari zat. semakin besar kecepatan alirnya tapi sudut
Tabel 3 menunjukan sifat fisika dari lonsornya semakin kecil walaupun secara
granul yang dihasilkan, dimana semua umum sudut lonsor yang dihasilkan
formula granul memenuhi syarat kandungan menggambarkan kalau granul yang
air (3-5%), dimana kandungan air ini dihasilkan dapat mengalir dengan bebas (25
berfungsi untuk mengaktifkan bahan – 30o).
pengikat. Sifat alir dari granul dievaluasi

Tabel 2. Evaluasi dari granul yang mengandung ektrak temu lawak


Kandungan air Kecepatan Alir Faktor
Formula Sudut lonsor
(%) (g/detik) Hausner
F1 3,36 9,80 ± 0,000 29,22° ± 0,9644 1,21
F2 3,42 9,92 ± 0,744 29,18° ± 1,3027 1,27
F3 3,72 10,26 ± 0,357 29,14° ± 0,0809 1,29

Hasil evaluasi dari tablet hisap temu konsentrasi gelatin yang digunakan semakin
lawak menunjukkan bahwa semua formula meningkatkan kekerasan dari tablet hisap
memiliki bobot yang seragam , yang terlihat temu lawak, yang pada akhirnya
dari nilai keseragam bobotnya < 5%. mengakibatkan diperlamanya waktu melarut
Keseragam bobot merupakan parameter dari tablet hisap. Walaupun terjadi
penting untuk mengontrol kualitas dari peningkatan dari kekerasan dari tablet hisap
tablet, dimana dapat memastikan bahwa temu lawak tapi pengingkatan yang terjadi
bahan pembantu dan zat aktif tidak hanya tidak signifikan, hal ini mungkin disebabkan
ditimbang dengan akurat tapi juga tercampur oleh gaya intragranular dan intergranular
secara homogen dalam masa granul. Seperti yang disebabkan oleh gelatin tidak terlalu
juga terlihat pada tabel 3, semakin besar besar.

18
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Tabel 3. Evaluasi dari tablet hisap yang mengandung ektrak temu lawak

Keseragaman Kerapuhan Waktu Melarut


Formula Kekerasan (kg)
Bobot (%) (%) (menit)
F1 0,992 9,6 ± 0,51 0,2831 ± 5,710 ± 1,2395
0,0008
F2 0,993 9,9 ± 0,316 0,1536 ± 6,0750 ± 1,1829
0,0035
F3 0,995 10,8 ± 1,3152 0,1121 ± 0,011 6,365 ± 0,5664

Tablet hisap harus memiliki kekerasan antara diperlambat (5-10 menit). Sifat fisika dari
10–14 kg dan akan melarut dengan lambat, tablet hisap akan mempengaruhi pelepasan
seragam dan waktu melarut yang dari zat aktif.

Diagram Uji Tanggapan Rasa


6
Jmlah Responden

5
4 Paling Enak
3 Enak
2
Cukup Enak
1
Kurang Enak
0
FI FII FIII Tidak Enak
Formula

Gambar 1. Diagram Uji Tanggapan Rasa

Hasil uji tanggapan rasa dari tablet hisap enak. Hal ini disebabkan oleh karena rasa
temu lawak menunjukkan bahwa rata-rata pahit dari temu lawak tidak tertutupi oleh
responden menilai semua formula tablet manitol yang digunakan.
hisap yang dihasilkan kurang enak atau tidak

KESIMPULAN

Dengan peningkatan konsentrasi gelatin bobot tablet tapi memperlama waktu melarut
yang digunakan sebagai pengikat dari tablet. Semua formula dinilai tidak enak
meningkatkan kekerasan, menurunkan oleh rata-rata responden.
kerapuhan, dan memperbaiki keseragaman

DAFTAR PUSTAKA

Aguilar, M. I., Delgando, G. & Villareal, M. Allen, L.V. (2002). The Art, Science, and
L. (2001). New bioactive derivates of Technology of Pharmaceutical
xanthorrhizol. Revista de la sociedad Compounding. Washington, D.C: American
quinica de mexico, 45, 56-59 Pharmaceutical Association

19
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Ben, E.S. (2008). Teknologi Tablet. Padang: Departemen Kesehatan RI. (1995).
Andalas University Press Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta

Charles, J.P., Siregar & Saleh Wikarsa. Hwang, J.K., Shim, J.S., In, B.N., & Pyun,
(2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Y.R. (2000). Antibacterial activity of
Jakarta: EGC xantorrhizol from Curcuma xanthorrhiza
against oral pathogens. Journal of Fitoterapia
Cooper, J.W., Gunn, C. (1975). Dispensing 71, 321-323
for Pharmaceutical Students, Twelfth Ed, 10;
186 – 187. Pitman Medical Publishing Co. Parrot, E. L. (1971). Pharmaceutical
Ltd, London Technology. The United States of America:
Burgers Publishing Company

20

Anda mungkin juga menyukai