Anda di halaman 1dari 39

NPC

NPC (NON PHARMACEUTICAL CONTROL)

1. Bahan baku
2. Obat jadi
3. Pemeriksaan air  kandungan mikroba air (aquadest - SWFI)
4. Ruang produksi
5. Riset
NPC BAHAN BAKU DAN PRODUK JADI

1. TAMC
pour plate  media
padat dicairkan,
didinginkan,
kemudian
ditambahkan produk,
masukkan dalam
plate, inkubasi

hasilnya :
Colony foming unit
(cfu/g atau cfu/ ml)
NPC BAHAN BAKU DAN PRODUK JADI

• Identifikasi keberadaan microba tertentu


tidak boleh ada microba patogen
co : E coli, C albicans, Salmonella, dll

• Potensi antibiotik  difusi cawan petri

• Uji sterilitas  u/ produk steril


NPC RUANG PRODUKSI

• Jumlah mikroba dalam udara :


• Slit to agar
(alat penyedot udara, didalamnya diletakkan media, inkubasi)
• Settling plate (media diletakkan diruang produksi)

• Jumlah microba permukaan


• Swab test
????
Apabila terdapat keluhan bahwa produk obat tertentu mengakibatkan kematian maka surat jawaban wajib
dikeluarkan maksimal 3x 24 jam SEBAB Kematian merupakan kategori kritis sehingga perlu tindakan cepat

Setelah Surat Pemberitahuan Pembekuan Distribusi dibuat, Industri diijinkan melakukan penarikan obat tanpa
perintah dari Badan POM SEBAB Surat Pemberitahuan Pembekuan Distribusi dikeluarkan oleh QA

Salah satu contoh dari mayor finding adalah tercemarnya WFI SEBAB Apabila WFI tercemar maka akan
mempengaruhi mutu obat dan berdampak fatal bagi konsumen
COMPLAINT
BUVANES CASE...
....kasus obat suntik produksi PT Kalbe Farma bermula dari meninggalnya dua
pasien Rumah Sakit Siloam Tangerang pada pertengahan Februari lalu.
Keduanya tewas setelah disuntik obat bius Buvanest Spinal...(TEMPO, 2015)

.....pihak Kalbe Farma, kata Nila, telah mengakui ada kekeliruan dengan label
Buvanest Spinal, yang kemudian diketahui mengandung asam
tranexamat...(TEMPO, 2015)

..Selain membatalkan langsung izin edar dari Buvanest, kami juga beri
teguran ke direksi Siloam. Kami ingin mereka melaporkan kejadian itu secara
segera... (CNN,2015)

...Produksi obat bius oleh Kalbe dilakukan secara massal, satu kali produksi
14.000-an buah, kemudian didistribusikan ke rumah sakit yang terafiliasi
dengan Kalbe...(TEMPO, 2015)
Lakukan line clearance
KESIAPAN JALUR PROSES
(LINE CLEARANCE)
• Periksa bahwa semua bahan/ produk/ dokumen yang
berasal dari kegiatan sebelumnya telah benar-benar tidak
ada di jalur/ ruangan yang akan digunakan, untuk
mencegah terjadinya mix-up

• Periksa bahwa bahan/produk yang akan diproses telah


diluluskan, benar dan siap dipakai

• Pastikan kebersihan jalur produksi

• Pastikan kebersihan dan kesiapan peralatan yang akan


digunakan
Risiko potensial jika GMP tidak dilaksanakan:
1. kontaminasi silang ( khususnya kontaminan yang tak
terduga/unexpected contamination )

2. Mix up contamination, misalnya kesalahan dalam pemberian


label pada container
COMPLAINT

• Penanggung Jawab : Kepala Bagian QA,

• Jika bukan : personil yang ditunjuk telah


mendapat pelatihan dan mampu melakukan
penanganan keluhan
COMPLAINT

• Merupakan keluhan + informasi kerusakan obat, dari


dalam/luar industri, perlu penanganan & pengkajian

Dalam industri : produksi, QC, gudang dan


pemasaran
Luar industri : pasien, dokter, paramedis, klinik, RS,
apotek, distributor dan BPOM.
Pihak lain yang bertanggung jawab

1. Marketing department :
a. menangani keluhan farmakologis dan ESO yang merugikan
b. Memberi jawaban kepada pelanggan / konsumen.

2. Kabag Pengawasan Mutu :


melakukan pemeriksaan dan / atau pengujian sampel produk

3. Kabag Produksi :
a. melakukan pemeriksaan catatan bets
b. membuat laporan hasil penelitian dan penyelidikan yang beraspek
teknis.

4. Kabag R & D :
memberi dukungan dalam melakukan penelitian, penyelidikan serta
evaluasi kualitas produk
PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN PRODUK

1. Catat keluhan : Formulir Keluhan Produk

2. Kabag Pemasaran memisahkan keluhan, di laporkan ke Kabag QA


a. Teknis  kualitas produk : fisis, kimia, mikro, penampilan
produk.
b. Farmakologis dan efek samping merugikan: alergi, tidak
manjur, dan reaksi yang membahayakan kesehatan.

3. Kabag QA  koordinasi penyelidikan bila perlu pemeriksaan


contoh pertinggal

4. Pembuatan laporan penyelidikan oleh bag2 terkait


PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN PRODUK

5. Penetapan keputusan oleh Kabag QA


Kategori Kritis:
a. Pimpinan Perusahaan melapor ke BPOM
b. menarik produk / bets produk berkaitan

6. Lakukan CAPA sesuai rekomendasi Kabag QA

7. Kabag Pemasaran membuat surat jawaban :


a. Kategori kritis (berdampak pada kesehatan dan sub-
standar) : < 2 kali 24 jam
b. Non kritis (di luar dari a) : < 10 hari kerja
misal label miring atau tidak lengkap.
COMPLAINT

• Evaluasi keluhan mencakup:


a. pengkajian informasi keluhan
b. Inspeksi / pengujian sampel keluhan, bila perlu,
pengujian sampel pertinggal bets yang sama
c. Pengkajian catatan bets, catatan distribusi dan
laporan pengujian produk yang dikeluhkan.
COMPLAINT

• Tindak lanjut hasil evaluasi (tindakan perbaikan) :


a. perubahan formula (eksipien, komposisi, bentuk
sediaan)
b. perubahan prosedur pembuatan
c. perubahan bahan pengemas
d. perubahan kondisi penyimpanan.
PRODUCT RECALLS
(Penarikan Kembali Product)

• Merupakan proses penarikan kembali satu /beberapa/


seluruh bets produk tertentu dari peredaran/ distribusi
karena keputusan produk tidak layak lagi untuk diedarkan.

• Keputusan bersumber dari Badan POM atau industri.

• Penyebab :
1. design kemasan tidak sesuai
2. kecacatan produk yang berakibat pada keamanan, efikasi,
kemurnian produk atau aturan pemerintah.
PROSEDUR PENARIKAN PRODUK

• Setelah ada Surat Perintah Penarikan Produk :


1. Bag. Pemasaran membuat Surat Pemberitahuan Pembekuan
Distribusi (embargo) dan mengembalikan produk dalam 10 hari
kerja kepada:
a. distributor,
b. rumah sakit,
c. poliklinik,
d. apotik,
e. toko obat

Embargo : Produk berisiko tinggi terhadap kesehatan  SEGERA


recall
PROSEDUR PENARIKAN PRODUK

Maka :
Bag. Pemasaran harus memiliki Catatan distribusi :
a. Distributor : dalam/luar negeri u/ produk ekspor & sampel
medis.
b. Pelanggan yang dipasok secara langsung (alamat, nomor
telp., fax pada saat jam kerja dan di luar jam kerja, nomor
bets dan jumlah yang dikirim),
PROSEDUR PENARIKAN PRODUK

2. Kabag Gudang menerima product recall & melapor ke Kabag


QA
Produk recall diberi identifikasi, disimpan terpisah
(karantina) u/ menunggu keputusan QA

3. Pimpinan Perusahaan mengirim Laporan Hasil Penarikan


Kembali Produk ke BPOM selambat-lambatnya 30 hari sejak
embargo

4. Setelah rekonsiliasi penarikan produk selesai, dilakukan


pemusnahan Produk
SELF INSPECTION
AND QUALITY AUDIT
SELF INSPECTION
Tujuan :
 evaluasi semua aspek produksi dan QC sesuai ketentuan CPOB
 mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB
 menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Pelaksanaan :
 Rutin
 Situasi khusus : recall atau terjadi penolakan yang berulang
 dilaksanakan per bagian/ sesuai kebutuhan namun inspeksi diri menyeluruh
minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
Finding
Critical Finding
Adalah kekurangan yang mempengaruhi mutu obat & mengakibatkan reaksi fatal
terhadap kesehatan konsumen hingga kematian

Mayor Finding
Mayor= berdampak besar
Adalah kekurangan yg mempengaruhi mutu obat tp tidak berdampak fatal
terhadap kesehatan konsumen

Minor Finding
Minor = berdampak kecil
Adalah kekurangan yang kecil pengaruhnya terhadap mutu obat dan tidak
berdampak terhadap kesehatan konsumen
Finding
1. Peralatan ukur tidak dikalibrasi/ diluar batas kalibrasi
2. Pengisian batch record tidak lengkap
3. pencemaran silang bahan / produk
4. Catatan ditulis dengan pensil
5. Produk steril diletakkan terbuka di daerah non aseptis
6. WFI tercemar
7. Seragam kerja tidak dipakai secara benar
8. Salah penandaan
9. Karyawan yang belum terlatih bekerja di daerah steril/aseptis
10. Inspeksi tidak dilakukan terhadap perusahaan penerima kontrak
11. Pembersihan gudang tidak sesuai jadwal
12. Permukaan dinding retak (non steril)
13. Penyimpangan proses tidak didokumentasi dengan benar
SELF INSPECTION TEAM
Penanggung jawab : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Anggota :
• Manajer QC
• Manajer Produksi
• Staff senior Pemastian Mutu
Konsultan dari luar??

dilakukan minimal 2 -3 orang dari Tim Inspeksi Diri.


SELF INSPECTION
Cakupan inspeksi diri :
1. Personalia
2. Sanitasi dan Higiene
3. Bangunan
4. Peralatan
5. Produksi
6. Pengawasan Mutu
7. Keluhan dan Penarikan Kembali Produk
8. Dokumentasi
SELF INSPECTION
Daftar pemeriksaan :
1. Meliputi perubahan, peraturan pemerintah & kebijakan
perusahaan
2. Tindak lanjut audit sebelumnya
3. Hasil Pengkajian Mutu Produk
4. Pengkajian penyimpangan bagian terkait
5. Pengkajian keluhan
6. Penarikan kembali produk, bila ada.
CAPA
Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif
(Corrective Action Preventive Action)

• Tindakan untuk menghilangkan & mencegah penyebab


ketidaksesuaian atau situasi yang potensial yang tidak diinginkan.

• Pelaksanaan berdasar tingkat kekritisan temuan


Beberapa industri penerima tol tidak bersedia u/ diaudit.
Bagaimana menyikapi hal ini?

• Penerima Kontrak harus bersedia diaudit oleh Pemberi Kontrak 


penunjukan/ rutin pasca penunjukan  untuk menentukan
kapasitas (penyimpanan, produksi dll.) dan kompetensi pembuatan
produk sesuai CPOB dan standar Pemberi Kontrak.

• Penanggung jawab mutu produk : Pemberi Kontrak.

• Penerima Kontrak tidak bersedia diaudit ??


QUALITY AUDIT (AUDIT MUTU)
• Merupakan inspeksi / penilaian sistem mutu untuk peningkatan
performa sistem mutu :
a. Audit mutu pemasok
b. Audit penerima kontrak.

• Pelengkap self inspection

• Audit pemasok :
a. Saat awal penentuan pemilihan supplier
b. dilakukan secara rutin terhadap supplier yang dipilih (mis : 6 bulan)
AUDIT SUPPLIER
Cakupan audit pemasok :

• Mutu bahan yang dipasok : sering ditolak, sering ditemukan,


penyimpangan mutu
• Kecepatan tanggapan bila ada masalah, keluhan atau
pertanyaan
• Ketepatan waktu pengiriman
• Ketepatan jumlah pengiriman
• Harga.
Cpob 7.23

Validasi supplier minimal mencakup aspek – aspek berikut:


a. sifat dan status industri pembuat dan pemasok serta
pemahaman mereka tentang ketentuan CPOB
b. sistem Pemastian Mutu industri pembuat bahan awal
c. kondisi pembuatan pada saat bahan awal tersebut
diproduksi dan diperiksa;
d. sifat bahan awal dan produk jadi yang akan menggunakan
bahan awal tersebut.
Pada Audit eksternal vendor, apakah pemasok perlu diberi
sosialisasi sehingga tidak menolak untuk diinspeksi?

• Biasanya pemasok bahan (yang baik) mengerti dan tidak menolak


untuk diaudit.

• Adalah tugas dan tanggung jawab calon pembeli – bukan


Pemerintah /BPOM - untuk memberi penerangan (“sosialisasi”), bila
perlu

Anda mungkin juga menyukai