Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE THINK


PAIR SQUARE SISWA KELASIV C SD NEGERI JETIS BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Fiona Puspitasari
NIM.836909017
FionaPuspita@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep melalui


Model Cooperative Tipe Think Pair Square Siswa Kelas IV C SD Negeri Jetis Bantul
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan pada bulan Maret. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV C yang
berjumlah 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Data penelitian ini
diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi
keterlaksanaan belajar, dan tes pemahaman konsep. Data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
Model Cooperative Tipe Think Pair Square dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa kelas IV C SD Negeri Jetis Bantul Tahun Pelajaran 2018/2019.
Peningkatan Nilai rata-rata setiap indikator pemahaman konsep siswa siklus I ke siklus II
yaitu: (1) Menyatakan ulang sebuah konsep 46,88 (rendah) meningkat menjadi 89,06
(tinggi), (2) menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis 90,63 (tinggi)
meningkat menjadi 100 (tinggi), (3) mengkasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya 89,06 (tinggi) meningkat menjadi 92,19 (tinggi), (4) memberikan
contoh dan bukan contoh dari objek 82,81 (tinggi) meningkat menjadi 92,19 (tinggi), (5)
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep 85,94 (tinggi)
meningkat menjadi 92,19 (tinggi), (6) menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur
tertentu 84,38 (tinggi) meningkat menjadi 96,88 (tinggi), dan (7) mengaplikasikan konsep
atau algoritma ke pemecahan masalah 80,47 (tinggi) meningkat menjadi 96,35 (tinggi).
Keterlaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru mengajar pada siklus I sebesar 84,09%
(tinggi) meningkat menjadi 95,45% (tinggi) pada siklus II dan keterlaksanaan belajar
yaitu kegiatan siswa pada siklus I sebesar 78,41% (tinggi) meningkat menjadi 95,45%
(tinggi) pada siklus II.

Kata kunci: Pemahaman Konsep Matematika, Model Cooperative Tipe Think Pair Square.

1
PENDAHULUAN hafalan sehingga konsep dari materi
Latar Belakang Masalah tidak dipahami dengan baik bahkan
Undang-undang sistem tidak dikembangkan.
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun Berdasarkan hasil pretest yang
2003 merupakan undang-undang yang terdiri dari 2 soal uraian tentang segi
mengatur sistem pendidikan yang ada banyak yang dilakukan dikelas IV C
di Indonesia. Pada hakikatnya didapatkan bahwa: (1) menyatakan
pembelajaran merupakan kegiatan ulang sebuah konsep 45,31 (rendah),
yang dilakukan untuk menciptakan (2) menyajikan konsep dalam bentuk
suasana atau memberikan pelayanan representasi matematis 53,13 (cukup),
agar siswa dapat belajar. (3) mengkasifikasikan objek menurut
Berdasarkan observasi yang sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
dilakukan di kelas IV C SD Negeri 51,56 (cukup), (4) memberikan contoh
Jetis Bantul dengan jumlah siswa 32 dan bukan contoh dari objek 56,25
orang yang terdiri dari 16 perempuan (cukup), (5) mengembangkan syarat
dan 16 laki-laki ditemukan beberapa perlu atau syarat cukup dari suatu
permasalahan yaitu saat pembelajaran konsep 37,50 (rendah), (6)
berlangsung, beberapa siswa ramai, menggunakan, memanfaatkan dan
kurang konsentrasi dan kurang memilih prosedur tertentu 53,52
responsif terhadap hal yang belum (cukup), dan (7) mengaplikasikan
diketahuinya. Guru masih konsep atau algoritma ke pemecahan
menggunakan model pembelajaran masalah 32,81 (rendah).
konvensional. Guru kurang Salah satu model pembelajaran
komunikatif dalam menyampaikan untuk meningkatkan pemahaman
materi pembelajaran. konsep adalah Model Cooperative tipe
Dari hasil wawancara, sebagian Think Pair Square karena memberikan
besar siswa kurang memahami konsep kesempatan kepada siswa untuk
materi yang diberikan oleh guru. Siswa mendiskusikan ide-ide mereka dan
hanya memahami materi itu sebagai memberikan suatu pengertian bagi

2
mereka untuk melihat cara lain dalam Sesuai dengan rumusan masalah
menyelesaikan masalah. Model tersebut di atas, tujuan dari penelitian
Cooperative tipe Think Pair Square ini ini adalah untuk: 1) Meningkatkan
digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam
kemampuan berfikir, berkomunikasi, pembelajaran matematika melalui
dan mendorong siswa untuk berbagi model Cooperative tipe Think Pair
informasi dengan siswa lain sehingga Square siswa kelas IV C SD Negeri
dapat membantu dalam pemahaman Jetis Bantul tahun pelajaran 2018/2019
konsep. pada materi keliling dan luas gabungan
Berdasarkan alternatif dan bangun datar. 2) Model Cooperative
prioritas pemecahan masalah, maka tipe Think Pair Square dapat
masalah di dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep
sebagai berikut: 1) Bagaimana siswa kelas IV C SD Negeri Jetis
meningkatkan pemahaman konsep Bantul tahun pelajaran 2018/2019 pada
dalam pembelajaran matematika materi keliling dan luas gabungan
melalui model Cooperative tipe Think bangun datar.
Pair Square siswa kelas IV C SD Peningkatan
Negeri Jetis Bantul tahun pelajaran Peningkatan berasal dari kata dasar
2018/2019 pada materi keliling dan “tingkat” yang kemudian ditambah
luas gabungan bangun datar? 2) dengan imbuhan pe-an sehingga
Apakah melalui model Cooperative menjadi kata peningkatan. Sugono
tipe Think Pair Square pemahaman (2008) mendefinisikan peningkatan
konsep siswa kelas IV C SD Negeri sebagai “proses, perbuatan, cara
Jetis Bantul tahun pelajaran 2018/2019 meningkatkan”.
pada materi keliling dan luas gabungan Pembelajaran Matematika
bangun datar dapat ditingkatkan? Pembelajaran adalah suatu kombinasi
Tujuan Penelitian Perbaikan yang tersusun meliputi unsur-unsur
Pembelajaran manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang

3
saling mempengaruhi mencapai tujuan g) Mengaplikasikan konsep atau
pembelajaran (Oemar Hamalik, 2007: algoritma pemecahan masalah.
57). Dalam Kamus Besar Bahasa Pembelajaran cooperative Tipe
Indonesia (2002: 723), matematika Think Pair Square
diartikan sebagai ilmu tentang Model pembelajaran kooperatif tipe
bilangan, hubungan antara bilangan, Think Pair Square merupakan
dan prosedur operasional yang modifikasi dari model pembelajaran
digunakan dalam penyelesaian kooperatif tipe Think Pair Share dan
masalah mengenai bilangan. dikembangkan oleh Spancer Kangan
Pemahaman Konsep pada tahun 1933. Think Pair Square
Berdasarkan Peraturan Dirjen memberikan kesempatan kepada siswa
Dikdasmen Nomor mendiskusikan ide-ide mereka dan
506/C/Kep/PP/2004 tentang rapor memberikan suatu pengertian bagi
pernah diuraikan bahwa indikator mereka untuk melihat cara lain dalam
pemahaman konsep matematika adalah menyelesaikan masalah. Jika sepasang
sebagai berikut: siswa tidak dapat menyelesaikan
a) Menyatakan ulang sebauah konsep, permasalahan tersebut, maka sepasang
b) Mengklasifikasikan objek-objek siswa yang lain dapat menjelasakan
menurut sifat-sifat tertentu sesuai cara menjawabnya. Akhirnya, jika
dengan konsepnya, permasalahan yang diajukan tidak
c) Memberikan contoh dan bukan memiliki suatu jawaban yang benar,
contoh dari konsep, maka dua pasang dapat
d) Menyajikan konsep dalam berbagai mengkombinasikan hasil mereka dan
bentuk representasi matematis, membentuk suatu jawaban yang lebih
e) Mengembangkan syarat perlu dan menyeluruh.
syarat cukup suatu konsep, Kerangka Berpikir
f) Menggunakan, memanfaatkan, dan Dalam pembelajaran matematika di
memilih prosedur atau operasi kelas IV C SD Negeri Jetis Bantul
tertentu, Tahun Pelajaran 2018/2019

4
pemahaman konsep masih belum maka sepasang siswa yang lain dapat
maksimal. Untuk itu harus dilakukan menjelaskan cara menjawabnya.
perbaikan dalam proses pembelajaran Akhirnya, jika permasalahan yang
yang dapat membantu siswa dalam diajukan tidak memiliki suatu jawaban
memahami konsep. Salah satunya benar, maka dua pasang dapat
seorang guru harus dapat menerapkan mengkombinasikan hasil mereka dan
model pembelajaran yang sesuai membentuk suatu jawaban yang lebih
dengan materi yang diberikan kepada menyeluruh.
siswa. Dengan demikian pembelajaran
Model pembelajaran Cooperative matematika melalui model
Tipe Think Pair Square merupakan Cooperative tipe Think Pair Square
model pembelajaran yang memberikan diharapkan dapat meningkatkan
kesempatan kepada siswa untuk pemahaman konsep keliling dan luas
mendiskusikan ide-ide yang mereka gabungan bangun datar pada
miliki. Jika sepasang siswa tidak dapat pembelajaran matematika.
menyelesaikan suatu permasalahan,

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir


METODE PENELITIAN menggunakan model yang
Penelitian ini merupakan Penelitian dikembangkan Kemmis dan Mc
Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini Taggart yang meliputi perencanaan

5
(planning), tindakan (acting), menggunakan Cara menghitung
observasi (observing) dan refleksi Persentase skor yaitu:
(reflecting). Data diperoleh dari: (1) 𝑆
𝑃= × 100%
lembar observasi, (2) pedoman 𝑇
Keterangan:
wawancara guru, (3) lembar tes
P = persentase skor tiap pertemuan
pemahaman konsep, (4) dokumentasi.
S = jumlah skor yang diperoleh tiap
Data yang diperoleh dari lembar
pertemuan
observasi kemudian di analisis
T =jumlah skor maksimal tiap
pertemuan
Tabel 11.
Kualifikasi Hasil Persentase Skor Observasi
Persentase Skor Kriteria
66,67 < x ≤ 100 Tinggi
33,33 < x ≤ 66,67 Sedang
0 ≤ x ≤ 33,33 Rendah
Keterangan:
x =rata-rata persentase skor observasi tiap siklus
(Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin A.J, 2004:18-19)
Menghitung skor rata-rata indikator Adapun rumus matematis yang
pemahaman konsep dengan rumus digunakan adalah:
sebagai berikut: ∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 (Sudjana, 2006: 67)
=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
× 100
Keterangan:

Untuk mengetahui nilai individu setiap 𝑋̅ = rata-rata/ mean


siswa, menggunakan perhitungan ∑ 𝑥𝑖 = jumlah nilai semua siswa
sebagai berikut: 𝑛 = banyak siswa
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁= × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

6
Tabel 12.
Kriteria Nilai Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Rentang Nilai Kriteria
75 < 𝑃 ≤ 100 Tinggi
50 < 𝑃 ≤ 75 Cukup
25 < 𝑃 ≤ 50 Rendah
0 < 𝑃 ≤ 25 Sangat rendah
(Sugiyono, 2010: 144)
HASIL PENELITIAN DAN Negeri Jetis Bantul. Permasalahan
PEMBAHASAN tersebut akan diperbaiki dengan
Setelah dilakukan pengambilan data, menggunakan pembelajaran
maka diperoleh hasil penelitian dan cooperative tipe Think Pair Square.
pembahsan sebagai berikut: 1. Siklus I
Pra Siklus a. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan observasi, wawancara, Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
dan pretest di kelas IV C SD Negeri adalah guru mempersiapkan silabus
Jetis Bantul didapatkan bahwa siswa dan Rencana Pelaksanaan
ramai saat proses pembelajaran Pembelajaran (RPP), LKS, soal tes
berlangsung, kurang berkonsentrasi yang akan digunakan untuk mengukur
saat proses pembelajaran berlangsung, kemampuan pemahaman konsep, dan
kurang responsif terhadap hal yang lembar observasi keterlaksanaan
belum diketahuinya, hanya menghafal pembelajaran untuk siswa dan guru
materi yang diajarkan, kurangnya b. Tindakan (Acting)
kemampuan pemahaman konsep siswa 1) Pertemuan Pertama
karena persentase nilai per indikator Pertemuan pertama dilaksanakan pada
belum mencapai kriteria tinggi. hari Rabu, 12 Maret 2019 dengan
Hasil observasi, wawancara dan alokasi waktu 3 X 35 menit pada pukul
pretest di atas merupakan masalah 07.00-08.45. Pembelajaran dimulai
dalam kegiatan pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan,
matematika siswa kelas IV C SD kemudian, kemudian dilanjutkan

7
dengan mengerjakan LKS 1 yang Lalu dengan bimbingan guru, siswa
berisi tentang keliling bangun datar membuat kesimpulan.
kepada pasangan kelompok. Kemudian c) Pengamatan (Observing)
dua pasang kelompok bergabung (1) Berdasarkan pengamatan
menjadi satu untuk saling berdiskusi. peneliti pada keterlaksanaan
Dilanjutkan masing-masing pembelajaran dengan model
kelompoknya mempresentasikan hasil Cooperative tipe Think Pair Square
diskusinya. Kemudian siswa dengan pada siklus I guru masih terlihat
bimbingan guru membuat kesimpulan. canggung dalam melaksanakan
2) Pertemuan Kedua pembelajaran. Guru tidak
Pertemuan kedua dilaksanakan pada menyampaikan tujuan pembelajaran,
hari Kamis, 13 Maret 2019 dengan tidak menjelaskan kompetensi yang
alokasi waktu 3 X 35 menit dengan 20 harus dicapai oleh siswa, pada
menit terakhir digunakan untuk tes pertemuan pertama tidak menggali
Siklus 1. Pembelajaran dimulai dengan pengetahuan awal siswa, dan guru
kegiatan pendahuluan, kemudian, tidak menginformasikan materi
kemudian dilanjutkan dengan selanjutnya.
mengerjakan LKS 2 yang berisi (2) Berdasarkan pengamatan 1
tentang luas bangun datar kepada observer pada keterlaksanaan belajar
pasangan kelompok. Kemudian dua dengan model Cooperative tipe Think
pasang kelompok bergabung menjadi Pair Square pada siklus I siswa kurang
satu untuk saling berdiskusi. mendengarkan dan memperhatikan
Dilanjutkan masing-masing aturan main, batasan waktu tiap
kelompoknya mempresentasikan hasil kegiatan dan pembagian kelompok.
diskusinya. Kemudian 20 menit Siswa juga belum dapat memanfaatkan
terakhir digunakan untuk tes siklus kegiatan diskusi dengan baik. Ada
tentang keliling dan luas bangun datar. siswa dalam kelompok yang
membicarakan hal-hal diluar
pembelajaran. Siswa terlihat pula

8
canggung dalam mempresentasikan d) Refleksi (Reflecting)
hasil diskusi mereka. (1) Observasi keterlaksanaan
(3) Tes pemahaman konsep pembelajaran pembelajaran dengan
matematika yang pertama model Cooperative tipe Think Pair
dilaksanakan pada pertemuan terakhir Square terlaksana dengan baik dengan
siklus I. Hasil tes pemahaman konsep rata-rata persentase mencapai 84,09%
matematika ini digunakan sebagai dengan kriteria tinggi.
acuan tindakan siklus II. Pada (2) Observasi keterlaksanaan belajar
pelaksanaannya suasana kelas kurang dengan model Cooperative tipe Think
kondusif karena ada beberapa siswa Pair Square terlaksana dengan baik
yang masih saling bertanya kepada dengan rata-rata persentase mencapai
teman lain. 78,41% dengan kriteria tinggi.

Tabel 20.
Nilai rata-rata Siklus 1

No Indikator Pemahaman Konsep Nilai Rata-rata Kriteria


1 Menyatakan ulang sebuah konsep 46,88 Rendah
2 Menyajikan konsep dalam bentuk representasi 90,63 Tinggi
matematis
3 Mengklasifikasikan objek menurut sifat 89,06 Tinggi
tertentu sesuai dengan konsepnya
4 Memberikan contoh dan bukan contoh dari 82,81 Tinggi
objek
5 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup 85,94 Tinggi
dari suatu konsep
6 Menggunakan, memanfaatkan dan memilih 84,38 Tinggi
prosedur tertentu
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke 85,94 Tinggi
pemecahan masalah

9
Hasil analisis pemahaman konsep matematika siswa pada tes siklus I dapat disajikan
dalam bentuk grafik di bawah ini

Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Matematika Siswa


Siklus I

100

50
Nilai

0
1 2 3 4 5 6 7

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus I


Pada siklus I nilai rata-rata indikator Pertemuan pertama dilaksanakan pada
pemahaman konsep matematika siswa hari Rabu, 19 Maret 2019 dengan
ada yang belum sesuai dengan alokasi waktu 3 X 35 menit pada pukul
keberhasilan yang diharapkan, 07.00-08.45. Pembelajaran dimulai
sehingga penelitian tindakan kelas ini dengan kegiatan pendahuluan,
dilanjutkan ke siklus II. kemudian, kemudian dilanjutkan
2. Siklus 2 dengan mengerjakan LKS 3 yang
a. Perencanaan (Planning) berisi tentang keliling gabungan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan bangun datar kepada pasangan
adalah guru mempersiapkan silabus kelompok. Kemudian dua pasang
dan Rencana Pelaksanaan kelompok bergabung menjadi satu
Pembelajaran (RPP), LKS, soal tes untuk saling berdiskusi. Dilanjutkan
yang akan digunakan untuk mengukur masing-masing kelompoknya
kemampuan pemahaman konsep, dan mempresentasikan hasil diskusinya.
lembar observasi keterlaksanaan Kemudian siswa dengan bimbingan
pembelajaran untuk siswa dan guru guru membuat kesimpulan.
b. Tindakan (Acting) 2) Pertemuan Kedua
1) Pertemuan Pertama

10
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Cooperative tipe Think Pair Square
hari Kamis, 20 Maret 2019 dengan hanya saja pada pertemuan pertama
alokasi waktu 3 X 35 menit dengan 20 guru tidak menyampaikan tujuan
menit terakhir digunakan untuk tes pembelajaran. Guru dalam
Siklus 2. Pembelajaran dimulai dengan memberikan bimbingan dan arahan
kegiatan pendahuluan, kemudian, dalam mengerjakan sudah baik.
kemudian dilanjutkan dengan 2) Berdasarkan hasil observasi
mengerjakan LKS 4 yang berisi keterlaksanaan belajar dengan model
tentang luas bangun datar kepada Cooperative tipe Think Pair Square
pasangan kelompok. Kemudian dua telah mengalami peningkatan. Siswa
pasang kelompok bergabung menjadi saling bekerjasama dan diskusi
satu untuk saling berdiskusi. kelompok. Siswa mau bergabung
Dilanjutkan masing-masing dalam kelompok dan menyampaikan
kelompoknya mempresentasikan hasil pendapatnya dalam kelompok dengan
diskusinya. Kemudian 20 menit baik serta mampu membantu temannya
terakhir digunakan untuk tes siklus yang mengalami kesulitan dalam
tentang keliling dan luas gabungan materi pelajaran. Beberapa siswa
bangun datar. Lalu dengan bimbingan sudah berani mempresentasikan
guru, siswa membuat kesimpulan. jawaban LKS tanpa disuruh oleh guru
c. Pengamatan (Observing) dan tidak merasa malu lagi.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada 3) Tes pemahaman matematika siklus
keterlaksanaan pembelajaran dengan II pada materi luas gabugan bangun
model Cooperative tipe datar dilaksanakan pada pertemuan
1) Think Pair Square pada siklus II terakhir siklus II, yaitu pertemuan
guru mengalami peningkatan dalam kedua pada jam terakhir saat
melakukan pembelajaran. Guru sudah pembelajaran matematika. Pada
melaksanakan sesuai dengan langkah- pelaksanaannya, suasana kelas sudah
langkah pembelajaran dengan model semakin kondusif.

11
d. Refleksi (Reflecting) 2) observasi keterlaksanaan belajar
1) Observasi keterlaksanaan dengan model Cooperative tipe Think
pembelajaran pembelajaran dengan Pair Square terlaksana dengan baik
model Cooperative tipe Think Pair dengan rata-rata persentase mencapai
Square terlaksana dengan baik dengan 95,45% dengan kriteria tinggi.
rata-rata persentase mencapai 95,45%
dengan kriteria tinggi.
Tabel 21.
Hasil analisis kemampuan pemahaman konsep siklus II

No Indikator Pemahaman Konsep Rerata Kriteria


1 Menyatakan ulang sebuah konsep 89,06 Tinggi
2 Menyajikan Konsep dalam bentuk representasi 100 Tinggi
matematis
3 Mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai 92,19 Tinggi
dengan konsepnya
4 Memberikan contoh dan bukan contoh dari objek 92,19 Tinggi
5 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari 92,19 Tinggi
suatu konsep
6 Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur 96,88 Tinggi
tertentu
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan 96,35 Tinggi
masalah

Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis pemahaman konsep matematika siswa pada tes
siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini:

Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II


105
100
95
90 Nilai
85
80
1 2 3 4 5 6 7

Gambar 6. Grafik Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus II

12
Berdasarkan hasil analisis konsep matematika siswa, sehingga
pemahaman konsep matematika, tidak perlu dilanjutkan tindakan ke
secara keseluruhan nilai rata-rata siklus berikutnya.
setiap indikator pemahaman konsep Perbandingan Hasil Tes
matematika siswa pada materi luas Pemahaman Konsep Siklus I dan
gabungan bangun datar mengalami Siklus II
peningkatan dan tergolong dalam Berdasarkan hasil tes pemahaman
kriteria tinggi. Oleh karena itu dapat konsep matematika siswa
disimpulkan bahwa pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan nilai
matematika melalui model rata-rata pemahaman konsepyang
Cooperative tipe Think Pair Square ditunjukkan pada grafik berikut:
dapat meningkatkan pemahaman
Nilai Rata-rata Setiap Indikator Pemahaman Konsep

150
100
Siklus I
50
Siklus II
0
1 2 3 4 5 6 7

Gambar 9. Grafik nilai rata-rata Setiap Indikator Pemahaman Konsep

Dapat disimpulkan bahwa


KESIMPULAN
pembelajaran matematika dengan
Berdasarkan hasil penelitian
Model Cooperative tipe Think Pair
tindakan kelas (PTK) yang
Square dapat meningkatkan
dilaksanakan secara partisipatif dan
pemahaman konsep matematika siswa
kolaboratif di kelas IV C SD Negeri
kelas IV C SD Negeri Jetis Bantul
Jetis Bantul dengan menggunakan
pada materi luas gabungan bangun
model Cooperative tipe Think Pair
datar.
Square pada materi keliling dan luas

13
gabungan bangun datar dapat Menyatakan ulang sebuah konsep
disimpulkan bahwa: 1) Pembelajaran 46,88 (rendah) meningkat menjadi
matematika menggunakan model 89,06 (tinggi), (2) menyajikan konsep
Cooperative tipe Think Pair Square dalam bentuk representasi matematis
dapat meningkatkan pemahaman 90,63 (tinggi) meningkat menjadi 100
konsep matematika siswa. Hal ini (tinggi), (3) mengkasifikasikan objek
dapat dilihat dari pembelajaran dengan menurut sifat tertentu sesuai dengan
menggunakan model Cooperative tipe konsepnya 89,06 (tinggi) meningkat
Think Pair Square dapat meningkatkan menjadi 92,19 (tinggi), (4)
pemahaman konsep matematika siswa memberikan contoh dan bukan contoh
dengan persentase hasil observasi dari objek 82,81 (tinggi) meningkat
keterlaksanaan pembelajaran (kegiatan menjadi 92,19 (tinggi), (5)
guru mengajar) pada siklus I sebesar mengembangkan syarat perlu atau
84,09% dengan kriteria tinggi syarat cukup dari suatu konsep 85,94
meningkat menjadi 95,45% dengan (tinggi) meningkat menjadi 92,19
kriteria tinggi pada siklus II dan hasil (tinggi), (6) menggunakan,
observasi keterlaksanaan belajar memanfaatkan dan memilih prosedur
(kegiatan siswa) pada siklus I sebesar tertentu 84,38 (tinggi) meningkat
78,41% dengan kriteria tinggi menjadi 96,88 (tinggi), dan (7)
meningkat menjadi 95,45% dengan mengaplikasikan konsep atau
kriteria tinggi pada siklus II. 2) Hasil algoritma ke pemecahan masalah
penelitian menunjukkan bahwa 80,47 (tinggi) meningkat menjadi
penerapan Model Cooperative Tipe 96,35 (tinggi).
Think Pair Square dapat meningkatkan SARAN
pemahaman konsep matematika siswa Berdasarkan hasil penelitian yang
kelas IV C SD Negeri Jetis Bantul. dilakukan di SD Negeri Jetis Bantul,
Peningkatan nilai rata-rata setiap ada beberapa saran yang perlu
indikator pemahaman konsep siswa diperhatikan antara lain:
siklus I ke siklus II yaitu: (1)

14
1. Guru disarankan menggunakan Panca Estiyanti. 2009. Upaya
model Cooperative tipe Think Meningkatkan Pemahaman
Pair Square dan menggunakan Konsep Matematika Pada
LKS dalam pembelajaran untuk Materi Sistem Persamaan
meningkatkan pemahaman konsep Linear Dua Variabel Melaui
matematika siswa. Model Pembelajaran
2. Kepala Sekolah disarankan untuk Kooperatif Tipe TAI (Teams
memfasilitasi pembelajaran Assisted Individualization)
dengan menggunakan model Siswa Kelas VIIIA SMP 4
Cooperative tipe Think Pair Banguntapan. Skripsi
Square Universitas PGRI Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Tidak diterbitkan.
Anas Sudjono. 2012. Evaluasi Sri Wardhani. 2008. Analisis SI dan
Pendidikan. Jakarta: PT Raja SKL Mata Pelajaran
Grafindo Pustaka. Matematika SMP/ MTs Untuk
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Optimalisasi Tujuan Mata
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pelajaran Matematika.
Balai Pustaka. Yogyakarta: Pusat
Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengembangan Dan
Pengajaran dan Pembelajaran. Pemberdayaan Pendidik Dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tenaga Kerja Kependidikan
Miftahul Huda. 2015. Cooperative Matematika.
Learning Metode, Teknik, Sugiyono. 2012. Statistik Untuk
Struktur, dan Model Terapan. Penelitian.Bandung:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ALFABETA.15.
Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Suherman, dkk. 2003. Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Pembelajaran Matematika
Aksara. Kontenporer. Bandung: UPI.

15
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatf, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: ALFABETA.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2012.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-
dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin.
2004. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suherman, dkk. 2003. Strategi
Pembelajaran Kontenporer.
Bandung: UPI
Winkel, W.S. 2004. Psikologi
Pengajaran. Yogyakarta:
Media Abadi.

16
17

Anda mungkin juga menyukai