Rekayasa Transportasi Modul 2 PDF
Rekayasa Transportasi Modul 2 PDF
Rekayasa
Transportasi
Konsep Arus Lalu Lintas Jalan
Raya dan Persimpangan
02
Teknik Teknik Sipil 11020 Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi mengenai pengenalan Mahasiswa mampu menjelaskan
umum lalu lintas, dasar hukum konsep persimpangan jalan dan arus
pengaturan lalu lintas dan hirarki jalan, lalu lintas jalan raya
faktor-faktor yang mempengaruhi arus
lalu lintas dan uninterrupted flow dan
interrupted flow
Parameter Lalu Lintas
Interaksi antara kendaraan dan pengemudinya, dan juga dengan kendaraan-kendaraan
lainnya adalah suatu proses yang sangat kompleks. Terdapat 3 pendekatan utama untuk
memahami dan menghitung arus lalu-lintas. Pendekatan pertama adalah pendekatan
makrokopis yang melihat arus lalu-lintas secara keseluruhan. Pendekatan kedua adalah
pendekatan mikroskopis yang melihat respon dari setiap kendaraan secara terpisah-pisah.
Di sini kombinasi pengemudi-kendaraan individu akan dikaji. Pendekatan ketiga adalah
pendekatan faktor-manusia, pada dasarnya pendekatan ini berusaha mendefinisikan
mekanisme bagaimana seorang pengemudi (dan kendaraannya) menempatkan dirinya
terhadap kendaraan lainnya dan terhadap jalan raya atau system pengarah lainnya.
Salah satu cara untuk menggabungkan ketiga pendekatan di atas adalah dengan mengambil
asumi awal bahwa aliran lalu-lintas tersusun atas kendaraan-kendaraan dan pengemudi-
pengemudi yang identik, sehingga akan mempermudah pengintegrasian berbagai
pendekatan tersebut. Kombinasi yang paling sederhana juga mengasumsikan bahwa
kendaraan bergerak pada kecepatan yang sama dan bahwa jarak antar kendaraan
bergantung pada kecepatan.
Paling tidak terdapat delapan variable atau ukuran dasar yang digunakan untuk menjelaskan
arus lalu-lintas, sementara itu beberapa karakteristik aliran lainnya diturunkan dari variable-
variable ini.
Tiga variable utama adalah kecepatan (v), volume (q), dan kepadatan (k). Tiga variable
lainnya yang digunakan dalam analisis arus lalu lintas adalah headway (h), spacing (s), dan
occupancy (R). Yang berhubungan dengan spacing dan headway adalah dua parameter lain,
yaitu clearance (c) dan gap (g).
1. Kecepatan (speed)
Kecepatan atau speed (v) adalah jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan pada
suatu ruas jalan per satuan waktu. Tiap individu kendaraan di dalam aliran lalu-lintas
mempunyai kecepatan yang berbeda, maka untuk keperluan kuantifikasi digunakan
Contoh:
Tiga kendaraan melalui ruas sepanjang 1 mil pada sebuah jalan raya, pengamatan berikut
telah dilakukan:
Kecepatan tempuh rata-rata yang dihitung di atas merupakan kecepatan tempuh rata-rata
ruang (space mean speed). Disebut kecepatan rata-rata ”ruang” karena penggunaan waktu
tempuh rata-rata pada dasarnya memperhitungkan rata-rata berdasarkan panjang waktu
yang dipergunakan ssetiap kendaraan di dalam ”ruang”.
Cara lain untuk menentukan kecepatan rata-rata dari sebuah aliran lalu lintas adalah dengan
menentukan kecepatan rata-rata waktu (vt), yang merupakan rata-rata aritmetik dari
kecepatan yang diukur pada seluruh kendaraan yang melintasi, katakanlah, suatu titik yang
tetap di tepi jalan dalam rentang waktu tertentu, di mana dalam kasus ini kecepatan
individualnya dikenal sebagai kesepatan spot (spot speed).
Contoh:
3 kendaraan melewati sebuah penunjuk jarak dengan kecepatan 50, 40 dan 35,3 mil/jam.
Berapa kecepatan rata-rata waktu dari ketiga kendaraan tersebut?
Jawaban:
- Free flow speed: kecepatan pada saat lalu lintas rendah (lengang), dimana pengendara
cenderung tanpa adanya hambatan oleh kendaraan lain.
- Running speed: kecepatan di mana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh
bergerak, tidak termasuk waktu berhenti
- Travel speed: kecepatan di mana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh
perjalanan termasuk waktu berhenti
- Time mean speed: kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung secara aritmetik) yang
melintasi titik di ruas jalan.
- Space mean speed: kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen di ruas
jalan (waktu tempuh diukur setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung
secara statistik)
Sehingga, suatu volume dari 200 kendaraan yang diamati dalam periode 10 menit sama
dengan tingkat arus dari (200 x 60)/10 = 1200 kendaraan per jam. Artinya, bukan 1200
kendaraan melalui titik pengamatan selama jam pengamatan tersebut, tetapi betul bahwa
kendaraan-kendaraan yang diamati tersebut melintas di titik ini pada tingkat tersebut untuk
10 menit.
Jawaban:
Meskipun volume = 3147 kendaraan/jam, namun tingkat arus dalam tiga kali periode waktu
masing-masing adalah 2800, 3248 dan 3270 kendaraan/jam
Volume lalu lintas mempunyai nama khusus berdasarkan bagaimana data tersebut
diperoleh:
1. ADT (Average Daily Traffic) atau LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata) yaitu total volume
lalu lintas rata-rata harian berdasarkan pengumpulan data selama X hari dengan
ketentuan 1 < x < 365.
2. AADT (Average Annual Daily Traffic) atau LHRT (Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan),
yaitu total volume rata-rata harian (seperti ADT) akan tetapi pengumpulan datanya
harus > 365 hari (X > 365).
3. AAWT (Average Annual Weekday Traffic) yaitu volume rata-rata harian selama hari
kerja berdasarkan pengumpulan data >365 hari.
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝐻𝐹 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
3. Kepadatan (Density)
Kepadatan, atau beberapa literatur menyebut sebagai kerapatan (d) adalah jumlah
kendaraan yang menempati suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, dirata-rata
terhadap waktu. Kerapatan tinggi menunjukkan jarak antar kendaraan cukup dekat,
kerapatan rendah berarti jarak antar kendaraan cukup jauh. Perhitungan langsung untuk
kepadatan dapat diperoleh melalui foto udara, tetapi umumnya dihitung dengan persamaan
berikut ini apabila kecepatan dan tingkat arus diketahui:
q=vXk
di mana:
Sehingga, suatu ruas jalan raya dengan tingkat arus 1350 kendaraan/jam dan kecepatan
tempuh rata-rata 45 mil/jam akan memiliki kepadatan k =...... kendaraan/mil
Jarak antar kendaraan di dalam aliran lalu lintas dinyatakan dengan kepadatan, yang
merupakan parameter penting dalam menggambarkan kebebasan bermanuver dari
kendaraan (freedom of maneuerability).
5280,𝑓𝑡 /𝑚𝑖𝑙
Kepadatan rata-rata (k), kendaraan/mil =
𝑠𝑝𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠 ,𝑓𝑡 /𝑘𝑒𝑛𝑑
Maka R dapat dibagi dengan panjang rata-rata dari kendaraan untuk memperoleh perkiraan
kepadatan (k).
Contoh:
Empat kendaraan dengan panjang 18, 20, 21 dan 22 ft, berada di jalan tol yang panjangnya
500 ft. Berapakah pengisian lajur dan kepadatan jalan tol tersebut?
𝑐 =𝑔 ×𝑣
g = gap rata-rata (detik)
L = panjang kendaraan rata-rata (ft)
c = spacing rata-rata (ft)
h = headway rata-rata (ft)
v = kecepatan rata-rata (ft/detik)
q=vXd
di mana:
q = arus lalu lintas
v = kecepatan
Hubungan antara besarnya arus/ volume lalu lintas dengan kecepatan(dalam hal ini
kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas secara grafis pada gambar sebagai berikut
Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin
tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan ruang bebas yang lebih besar antar
kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan perkilometer menjadi lebih kecil.
Hubungan kecepatan dan arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin
besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola
tercapai kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga akan
semakin mengecil.
Hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin tinggi kepadatan
arus akan semakin tinggi sampai suatu titik di mana kapasitas terjadi, setelah itu
semakin padat maka arus akan semakin kecil.