Anda di halaman 1dari 22

PHYLUM ARTHROPODA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata
Dosen pengampu:
Dra. Ammi Syulasmi, MS.
Dr. Yayan Sanjaya, M.Si.

oleh:
Kelompok 6
Biologi C 2017
Dwi Aryani 1700778
Ghiffary Zaka Taftazani 1505693
M.Fachriza Imanditya 1704355
Nisa Sholihatul Ummah 1703301
Sarah Fauziah Akbari 1700616

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul
Phylum Arthropoda

B. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Arthropoda.
2. Observasi morfologi dan struktur hewan-hewan Arthropoda.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Arthropoda ke dalam classis yang
berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.

C. Waktu dan Tempat


Waktu : Selasa, 11 Desember 2018
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan, FPMIPA UPI

D. Landasan Teori
Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani yaitu arthros, sendi dan podos,
kaki. Oleh karena itu ciri utama hewan yang termasuk dalam phylum ini
adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah species ini anggota
phylum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan phylum lainnya yaitu
lebih dari 800.000 species. Contoh anggota phylum ini antara lain kepiting,
udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta
species-species lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. (Kastawi, 2003,
hlm. 212).
Habitat hewan anggota phylum Arthropoda di air dan darat. Di air dapat
mencapai kedalaman lebih dari 6000 meter, sedangkan di darat dapat
mencapi ketinggian lebih dari 7000 meter. Sifat hidup Arthropoda
bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasite pada
organisme lain. (Kastawi, 2003, hlm.212).
Ciri umum yang dimiliki anggota phylum Arthropoda adalah:
1. Tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling
berhubungan di
2. bagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal (germ layers) sehingga
merupakan hewan triploblastik;
3. Tubuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta
perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu;
4. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada;
5. Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trachea, atau dengan
insang. Pada species terestrial menggunakan trachea atau pada
arachnida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya
yaitu paru-paru buku dan trachea;
6. Ekskresi dengan menggunakan tubulus Malpighi atau kelenjar koksal;
Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus;
7. Sistem peredaran darah berupa sistem peredaran darah “terbuka”,
beredar melalui jantung → organ dan jaringan → hemocoel (sinus) →
ke jantung lagi;
8. Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali: Berkelamin terpisah,
fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
9. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui
stadium larva.

Phylum Arthropoda terbagi menjadi lima classis, yaitu: crustacea,


chilopoda, diplopoda, insecta, dan arachnida :

a. Crustacea
Sebagain besar crustacea bertahan di lingkungan laut dan perairan
tawar. Crustacea biasanya memiliki tonjolan yang sangat terspesialisasi.
Lobster dan udang karang, misalnya, memiliki seperangkat tonjolan
berjumlah 19 pasang.
Tonjolan yang paling anterior adalah antena; crustacea adalah satu-
satunya arthropoda dengan dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan
atau lebih termodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk mandibular
yang keras. Kaki jalan terdapat pada toraks, dan tidak seperti serangga,
crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya. Tonjolan yang
hilang dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya.
(Campbell, 2010, hlm. 265).
Crustacea kecil melakukan pertukaran gas melalui bagian kutikula
yang tipis; species yang lebih besar memiliki insang. Zat sisa
bernitrogen juga berdifusi melalui area kutikula yang tipis, namun
sepasang kelenjar meregulasi keseimbangan garam dari hermolimfe.
Jenis kelamin terpisah pada sebagian besar crustacea. Pada kasus
lobster dan udang karang, jantan menggunakan sepasang tonjolan
abdominal terspesialisasi untuk mentransfer sperma ke pori-pori
reproduktif betina selama kopulasi. Kebanyakan crustacean akuatik
mengalami satu atau lebih tahap larva yang berenang. (Campbell, 2010,
hlm. 265).

b. Arachnida
Anggota classis ini antara lain laba-laba, kalajengking, tungau.
Hewan-hewan tersebut tidak memiliki antenna juga rahang
sesungguhnya. Tubuh memiliki sebuah cephalotorax dan abdomen,
serta pasangan pertama apendik adalah kelisera. Terdapat sebelah ordo.
Tubuh laba-laba terdiri atas cefalotorak yang tidak terbagi dan
abdomen yang biasanya lunak, dan tidak bersegmen. Pada cefalotorak
terdapat 6 pasang apendik. Antena tidak ada, sehingga fungsi sensori
dikerjakan oleh kaki jalan. Pasangan pertama apendik disebut kelisera
dan pada beberapa species terdiri atas dua bagian yaitu mandibular
(terletak di bagian basal) dan kuku (di bagian ujung). Sekresi dari
kelenjar racun bermuara pada kelisera, dapat membunuh insecta dan
menyebabkan sakit pada hewan besar. Pasangan kedua apendik adalah
pedipalpus, dengan bagian dasar yang disebut maksila yang berfungsi
sebagai pemotong makanan. Pada hewan jantan pedipalpus memiliki
fungsi tambahan yaitu sebagai organ kopulasi. (Kastawi, 2003, hlm.
223).
Terdapat 4 pasang kaki yang terletak di belakang pedipalpus.
Setiap kaki terdiri atas 7 bagian yaitu (1) koksa, (2) trochanter, (3)
femur, (4) patella, (5) tibia, (6) metatarsus, (7) tarsus dan berakhir
dengan 2 cakar dan juga terdapat (pad) rambut yang membantu laba-
laba bergantung pada dinding. Dasar kaki tertentu kadang-kadang
berfungsi sebagai rahang. (Kastawi, 2003, hlm 223-224).
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung
penghisap yang digerakkan oleh otot yang meluas dari permukaan
dorsal, lambung utama terdapat di cefalotoraks dengan lima pasang
seka atau kantung yaitu satu terletak di dorsal dan lainnya menuju ke
masing-masing kaki, usu yang terletak di abdomen yang berhubungan
dengan saluran dari kelenjar pencernaan (hati) dan berlanjut ke rektum
dimana terdapat kantung sterkoral dan berakhir anus. (Kastawi, 2003,
hlm. 224).

c. Diplopoda
Milipedes disebut juga Diplopoda. Tubuh millipedes berbentuk
subslindrik, terdiri atas 25 sampai 100 segmen, dan jumlah tersebut
tergantung speciesnya. Hampir setiap segmen tubuh membawa dua
pasang apendik yang kemungkinan berasal dari fusi dua segmen, dua
pasang spirakel, ostia, dan ganglia saraf.
Pada hewan jantan salah satu atau kedua pasang kaki pada segmen
ketujuh mengalami modifikasi menjadi organ kopulasi. Di daerah mulut
terdapat sepasang mandibular dan sepasang maksila. Pada kepala
terdapat sepasang antena pendek dan sepasang mata masing-masing
terdiri atas sekolompok mata sederhana. Pada antenna terdapat rambut-
rambut olfaktori dan setiap segmen tubuh memiliki kelenjar bau atau
repugnatorial gland yang mensekresikan cairan berisi asam
hidrosianik. Akibat sekseri cairan yang dihasilkan oleh repugnatorial
gland tersebut dari species yang hidup di daerah tropical dapat
menyebabkan kebutaan pada anak-anak.
Trachea tidak bercabang dan bermuara pada lubang yang terletak
di sebelah depan bagian kaki. Jantung merupakan pembuluh dorsal
dengan ostia yang terletak di sisi lateral. Hewan memiliki dua atau
empat organ ekskresi yang berbentuk tabung seperti benang (Tubulus
Mapight) yang akan bermuara pada usus. (Kastawi, 2003, hlm. 236).

d. Chilopoda
Tubuh pipih dorso-ventral dan terdiri atas 15 sampai 173 segmen,
yang setiap segmen tubuh membawa sepasang kaki kecuali dua segmen
teakhir dan satu segmen tepat di belakang kepala. Segmen tersebut
membawa sepasang cakar racun yang disebut maksilapoda untuk
membunuh mangsanya. Di daerah kepala terdapat sepasang antena
panjang dengan sedikitnya tersusun atas 12 segmen, sepasang
mandibular dan dua pasang maksila.
Saluran pencernaan luru dengan tiga pasang kelenjar ludah
bermuara ke mulut dan dua tubulus Malpighi yang panjang untuk
ekskresi. Trachea bercabang-cabang seperti pada serangga dan
bermuara pada stigmata yang terletak di setiap segmen tubuh. Jantung
terdapat dalam rongga perikardiukm dengan sepasang ostia dan arteri
lateral pada setiap segmen tubuh. (Kastawi, 2003, hlm. 235).
Berkelamin terpisah, setiap jenis kelamin memiliki gonad yang
terletak di sebelah dorsal dan sepasang kelenjar asesori yang
dihubungkan ke lubang kelamin yang terletak di ventral tubuh pada
ujung posterior tubuh. Telur biasanya di letakkan di tanah, dan pada
Lithobius telurnya satu dan ditutup dengan tanah. (Kastawi, 2003, hlm.
235-236).

e. Insecta
Berdasarkan jumlah species, jumlah individu, dan rentangan
habitatnya, insecta memiliki keberhasilan yang sangat besar. Hasil
penelitian Terry Erwin (1983) tentang penggunaan insektida yang
bersifat biodegradasi di dalam hutan Amazon, memperlihatkan bahwa
ditemukan banyak species insecta baru yang keluar dari kanopi hutan
Amazon dan diperkirakan jumlah total species insecta mencapai 50
juta.
Keadaan ini kira-kira 35 kali jumlah species yang telah
dideskripsikan dari semua organisme yang hidup. Sampai saat ini lebih
dari 750.000 species insecta telah diberi nama, namun jumlah species
insecta yang belum bernama jauh lebih banyak. Setiap tahun para ahli
mendeskripsikan ratusan species insecta baru. (Kastawi, 2003, hlm.
248).
Classis insecta merupakan kelompok yang melimpah pada
lingkungan terestrial dan air tawar. Walaupun beberapa diantaranya
merupakan insecta berbahaya, namun ada juga yang berguna dalam
mengontrol hama dan penyerbukan tenaman.
Beberapa gamabaran khusus yang berperanan dalam keberhasilan
insecta terestrial adalah sebagai berikut :
1. Pelindung eksosekeleton yang memungkinkan untuk gerak
dan terbang.
2. Sistem respirasi tracheal yang menghambat hilangnya air.
3. Tubulus malphigi, berfungsi mengeluarkan sisa nitrogen
berupa asam urat yang bercampur dengan fases yang
mengandung sedikit air.
4. Adaptasi perilaku, biokimia, dan anatomi.
5. Mekanisme reproduksi, termasuk tingginya potensial
biotik.

E. Alat dan Bahan


Tabel E.1 Alat-alat Praktikum
No Alat Jumlah
1. Mikroskop 1 unit
2. Buku tulis 1 buah
3. Alat tulis 1 buah
4. Kamera 1 buah
5. Bak Bedah 1 buah
6. Lup 1 buah

Tabel E. 2 Bahan-bahan Praktikum


No Bahan Jumlah
1. Udang Jantan Satu buah
2. Udang Betina Satu buah
3. Belalang Secukupnya
4. Awetan Basah Awetan Basah 30 buah
F. Langkah Kerja

Udang dicuci Amati bagian


Siapkan bak bedah,
dengan air dan udang yang
pinset, dan udang
letakan diatas bak membedakan
yang akan diamati
bedah jantan dan betina

Hasil pengamatan
dicatat

Diagram F.1. Langkah kerja pengamatan Udang

Spesimen awetan Spesimen Diamati dan


Alat dan Bahan
kering /basah disimpan Diidentifikasi oleh
Disiapkan di atas meja kelompok

Spesimen
Hasil pengamatan
didokumentasikan
digambar dalam buku
sebagai bahan
gambar
membuat laporan

Diagram F.2. Langkah Kerja Mengamati Awetan Kering dan Awetan Basah
Arthropoda
G. Hasil Pengamatan
Tabel G.1 Tabel Identifikasi Karakteristik

Alat Pernapasan
Simetri Jumlah Paru-
No Nama Spesies Bagian Tubuh Classis
Tubuh Kaki Insang Trachea paru
buku
Chepalothorax,
1. Pagurus sp Bilateral 5 pasang  Crustacea
abdomen
Chepal, Thorax,
2. Cicada sp Bilateral 3 pasang  Insecta
abdomen
Chepalothorax,
3. Penaeus sp. Bilateral 5 pasang  Crustacea
abdomen
Chepalothorax,
4. Squilla mantis Bilateral 5 pasang  Crustacea
abdomen
Dynastes Chepal, Thorax,
5. Bilateral 3 pasang  Insecta
neptunus Abdomen
Chepal, Thorax,
6. Valanga sp Bilateral 3 pasang  Insecta
Abdomen
Limulus Chepalothorax,
7. Bilateral 4 pasang  Arachnida
polyphemus abdomen
Chepalothorax,
8. Nephila sp Bilateral 4 pasang  Arachnida
abdomen
Cephal,
1 pasang
Scolopendra abdomen &
9. Bilateral tiap  Chilopoda
sp. thorax tidak bisa
segmen
dibedakan
Cephal,
2 pasang
abdomen & 
10. Spirobolus sp. Bilateral tiap Diplopoda
thorax tidak bisa
segmen
dibedakan
Tabel G.2 Tabel Pengamatan Karakteristik

No Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Referensi

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
1. Ordo : Decapoda
Familia : Paguruidae
Genus : Pagurus
Species : Pagurus sp.
Gambar 1a. Pugurus sp Gambar 1b. Pagurus sp
(Dok.Kelompok 6, 2018) (Emmanuel Lates, 2018)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
2. Ordo : Hemiptera
Familia : Cicadidae
Genus : Cicada Gambar 2b. Cicada sp
Species : Cicada sp.
Gambar 2a. Cicada sp (Philippe, 2006)
(Dok.Kelompok 6, 2018)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Panaeuidae
Genus : Panaeus Gambar 3a. Panaeus sp

Species : Panaeus sp (Dok. Kelompok 6, 2018) Gambar 3b. Panaeus sp


3.
(Felder, 2007)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
4. Ordo : Stomatopoda
Familia : Squillidae
Genus : Squilla
Species : Squilla mantis
Gambar 4a. Squilla mantis Gambar 4b. Squilla mantis
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Chan alan, 2010)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Coleoptera
5.
Familia : Scarabidae
Genus : Dynastes
Species : Dynastes
Gambar 5a. Dynastes Gambar 5b. Dynastes
neptunus
neptunus neptunus
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Linneaus, 2014)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
6. Ordo : Orthopera
Familia : Locustidae
Genus : Valanga
Species : Valanga sp. Gambar 6a. Valanga sp Gambar 6b. Valanga sp
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Fredi 2017)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Xyphosura
7.
Familia : Limulidae
Genus : Limulus
Species : Limulus Gambar 7a. Limulus Gambar 7b. Limulus
polyphemus polyphemus polyphemus
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Tracy, 2018)
Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
8. Ordo : Araneae
Familia : Nephilidae
Genus : Nephila
Species : Nephila sp.
Gambar 8a. Nephila sp Gambar 8b. Nephila sp
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Mike, 2008)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Chilopoda
Ordo : Scoloropendro
9. morphia
Familia:Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Species : Scolopendra
Gambar 9a. Scolopendra sp Gambar 9b. Scolopendra sp
sp.
(Dok. Kelompok 6, 2018) (David, 2018)

Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Diplopoda
10. Ordo : Spirobolida
Familia : Spirobolidae
Genus : Spirobolus
Species : Spirobolus sp.
Gambar 10a. Spirobolus sp Gambar 10b. Spirobolus sp
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Hans, 2011)
Tabel G.3 Pengamatan Preparat

No. Gambar Preparat Keterangan

Preparat Trakea dengan


1.
perbesaran 100x

Gambar G.3.1 Preparat Trakea


(Dok. Kelompok 6, 2018)

Preparat Insang dengan


2.
perbesaran 100x

Gambar G.3.2. Preparat Insang


(Dok. Kelompok 6, 2018)

H. Pembahasan
a. Classis Crustacea
a. Pagurus sp.
Pagurus sp. Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuh terdiri atas
cephalotorax dan abdomen, hewan ini memiliki cangkang untuk
melindungi tubuhnya, hewan ini memiliki 5 pasang kaki, termasuk
sepasang penjepit. Salah satu penjepit memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan penjepit lainnya..Memiliki insang sebagai alat
respirasinya. Ia juga memilki sepasang antenna dan antennule.
b. Penaeus sp.
Memiliki nama lain udang harimau raksasa yang merupakan suatu
binatang laut berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk
dikonsumsi. memiliki tubuh khas termasuk kepala, ekor, lima pasang kaki
renang (pleopods) dan lima pasang kaki jalan (pereopods, dan karapaks
(hard exoskeleton) membungkus cephalothorax. Udang ini dapat
diidentifikasi oleh garis-garis hitam dan putih yang berbeda di punggung
dan ekor mereka, mereka berukuran cukup besar dan dapat mencapai
330mm.
c. Squilla mantis
Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu
cephalothorax dan abdomen, mempunyai 5 pasang kaki, dan bernafas
dengan insang. Hewan ini dapat mencapai ukuran 200mm dan banyak
ditemukan di laut mediterrania.

b. Classis Insecta
a. Cicada sp.
Cicada dewasa berukuran 2 cm sampai 5 cm, pada species megapomponia
dan tagua memiliki panjang tubuh mencapai 4,7 cm sampai 7 cm dengan
spesies terbesar memiliki lebar sayap mencapai 20 cm. Ditemukan
disetiap benua didunia kecuali di antartika. Berhubungan erat dengan
daun, pohon. Cicada menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam
bentuk nimfa.
b. Dynastes neptunus
Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu
cephal, thorax dan abdomen, mempunyai 3 pasang kaki, dan bernafas
dengan trakea. Dynastes jantan memiliki tanduk yang digunakan untuk
mengalahkan musuh maupun mangsanya. Dynastes betina memiliki
memiliki sebuah tuberkulum kecil dan kasar. Pada bagian tubuhnya
berwarna hitam terlihat bintik-bintik berwarna putih dengan susunan
tertentu.
c. Valanga sp.
Memiliki simetri tubuh bilateral, tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu
cephal, thorax dan abdomen, mempunyai 3 pasang kaki, dan bernafas
dengan trakea. Tubuhnya memiliki eksoskeleton yang berfungsi untuk
melindungi organ dalamnya dan memiliki dua pasang sayap. Memiliki
tiga pasang kaki dimana kaki belakang mempunyai ukuran yang lebih
besar dibandingkan dengan kaki lainnnya. Bagian kepala dilengkapi
dengan antena dan memiliki tiga buah mata sederhana (ocelli).
c. Classis Arachnida
a. Limulus Polyphemus
Biasa disebut sebagai horshoe crab, banyak ditemukan di daerah pesisir
pantai dan bentuknya mirip organisme dari kelas crustacea. Karapak
berbentuk seperti tapal kuda, dan warna abu-abu kehijauan sampai coklat
gelap. Hewan ini mempunyai dua mata majemuk dan dua mata
sederhana, terdapat lima pasang kaki berjalan yang disebut pedipalpus
(kaki makan), pasangan kaki pertana termodifikasi menjadi capit
(pedipalpus). Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku dan insang.

b. Nephila sp.
Hewan ini memiliki simetri tubuh bilateral dan memiliki tubuh yang
terdiri atas cephalothorax dan abdomen. Memiliki 4 pasang kaki yang
terletak pada cephalothorax. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku.
Memiliki spinneret yang digunakan untuk membuat sarang atau
menangkap mangsa. Nephila sp. memiliki struktur tubuh beruas-ruas,
pada umumnya hewan ini hidup di darat

d. Classis Chilopoda
a. Scolopendra sp.
Hewan ini memiliki tubuh berbentuk simetri bilateral, tubuhnya terdiri
atas cephalothorax dan abdomen, Bagian torax dan abdomen sulit untuk
diidentifikasi karena kemiripan struktur morfologi yang dimilikinya .
hewan ini memiliki sepasang kaki yang terletak pada setiap segmen
dari tubuhnya.. Hewan ini memiliki Eksoskeleton yang berfungsi
sebagai pelindung dari predator. Memiliki kaki belakang yang berduri
digunakan untuk menangkap predator, dan kaki pada segmen pertama
termodifikasi sebagai taring beracun. Hewan ini memiliki banyak segmen
dan bernapas dengan paru-paru buku.

e. Classis Diplopoda
a. Spirobolus sp.
Spirobolus sp sering juga disebut kaki seribu merupakan hewan yang
memiliki tubuh yang terdiri atas Cephal, thorax, dan abdomen.
mempunyai dua pasang kaki bersegmen, dan bernafas dengan paru-
paru buku. Memiliki kepala dengan sepasang antena dan tiga pasang
tonjolan yang termodifikasi sebagai mulut, kaki seribu menggulung
menjadi suatu lingkaran dengan kaki berada didalam untuk
perlindungan jika dia merasa di sekitarnya terdapat gangguan.
Spirobolus hidup di lembab seperti di bawah kayu, batu, daerah
rerumputan, dan harus memiliki kelembaban air yang tinggi. Tidak
seperti Scolopendra sp. Yang memiliki racun, hewan ini hanya
mengeluarkan bau sebagai alat perlindungan.

I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies
yang anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban:
Memiliki simetris tubuh bilateral, tripoblastik, tubuh dan embelan
tubuhnya bersegmen, memiliki eksoskeleton), sistem peredaran darah
terbuka, sistem pencernaan lengkap, sistem saraf dengan tiga pasang
ganglia supra esophageal.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies
tersebut sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan
perbedaan-perbedaannya!
Jawaban:
a. Sebagian besar Filum Arthropoda hidup di darat, tetapi pada kelas
Crustacea habitat hidupnya di air.
b. Pada Crustacea jumlah pasang kaki tiap segmen adalah lima pasang,
pada Arachnida empat pasang, pada Insecta terdapat tiga pasang
kaki tiap segmen, Diplopoda memiliki dua pasang kaki pada tiap
segmen dan Chilopoda hanya memiliki satu pasang kaki tiap
segmennya.
c. Kelas Crustacea memiliki alat respirasi berupa insang karena habitat
hidupnya di perairan, pada Insecta bernapas dengan trakea, dan
pada kelas Arachnida, Diplopoda serta Chilopoda bernapas dengan
paru-paru buku.
d. Sistem ekskresi Filum Arthopoda pada umumnya berupa saluran
Malpighi, tetapi pada kelas Crustacea tidak memiliki saluran
Malpighi pada sistem ekskresinya.
e. Sistem reproduksi Filum Arthropoda umumnya berumah dua tetapi
pada kelas Crustacea terdapat beberapa ordo yang parthenogenesis.
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:

Classis Ciri Khas


- Kepala dan dada bersatu (Cephalothorax).
- Hidup di perairan, bernapas dengan insang.
- Memiliki lima pasang kaki tiap segmen.
Crustacea
- Memiliki dua pasang antena di kepala.
- Tidak memiliki saluran Malphigi pada sistem ekskresi.
- Terdapat beberapa ordo yang parthenogenesis.
- Kepala dan dada bersatu (Cephalothorax).
- Hidup di darat, bernapas dengan paru-paru buku.
- Memiliki empat pasang kaki pada tiap segmen.
Arachnida
- Tidak memiliki antena di kepala.
- Beberapa species memiliki kelenjar racun.
- Berumah dua.
- Kepala, dada dan abdomennya jelas.
- Hidup di darat, bernapas dengan trakea.
- Memiliki tiga pasang kaki tiap segmen.
Insecta
- Memiliki satu pasang antena di kepala.
- Beberapa memiliki sayap pada thoraxnya.
- Berumah dua
- Kepala, dada dan abdomen jelas.
- Hidup pada tempat lembab dan gelap, bernapas
dengan paru-paru buku.
Diplopoda
- Memiliki dua pasang kaki pada tiap segmen.
- Bentuk tubuh silindris dengan segmen 9-100 buah.
- Memiliki sepasang antena pendek dan mata majemuk.
- Memiliki kelenjar bau pada tiap segmen.
- Berumah dua.
- Kepala, dada dan abdomen jelas.
- Hidup di darat, bernapas dengan paru-paru buku.
- Memiliki sepasang kaki pada tiap segmen.
- Memiliki sepasang antena panjang.
Chilopoda
- Bentuk tubuhnya memanjang dengan segmen dan
pipih dorsoventral.
- Memiliki kelenjar racun pada ruas pertama.
- Berumah dua.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Arthropoda yang


anda temukan!
Jawaban:
a. Dapat dijadikan sebagai bahan makanan yang kaya akan
kandungan protein pada Crustacea.
b. Produsen obat seperti madu, pada Insecta.
c. Dapat membantu penyerbukan pada tanaman dan merupakan
musuh alami hama, pada Insecta.
d. Dapat menjadi penyeimbang dalam ekosistem.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
Filum Arthropoda, lengkapilah tabel berikut ini:

Filum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Saraf Reproduksi


Makanan
Arthropoda Holozoik atau Sistem eksresi Alat respirasi Sistem saraf Sistem
saprozoik. Alat umumnya pada filum ini berupa ganglia reproduksinya
pencernaan melalui berbeda. Ada supra secara
makanan saluran yang bernapas esophageal generatif :
lengkap. Malpighi, dengan insang yang umumnya
tetapi pada (Crustacea), dihubungkan berumah dua,
Crustacea trakea ke tali saraf fertilisasi
tidak memiliki (Insecta), dan (nerve cord) internal dan
saluran paru-paru yang meluas tidak memiliki
Malpighi. buku disepanjang bentuk larva.
(Arachnida, tubuhnya Tetapi pada
Diplopoda, dengan Crustacea ada
Chilopoda). ganglion dan beberapa yang
sepasang tali patherogenesis.
saraf lateral
disetiap ruas,
organ
sensorisnya
berupa
antenna,
rambut, mata
majemuk dan
statocyst.

J. Kesimpulan
1. Classis dari phylum Arthropoda yang dibahas adalah classis Crustacea,
classis Chilopoda, classis Arachnida, classis Diplopoda, dan classis
Insecta.
2. Ciri umum dari hewan ini, tubuhnya simetris bilateral, tubuh dan
embelan tubuh (appendage) bersegmen. Mempunyai eksoskeleton.
Pada umumnya tubuh terbagi atas tiga bagian: kepala (cephal), dada
(thorax), dan perut (abdomen). Untuk beberapa classis, kepala dan
badan bersatu (cephalothorax).
3. Setiap kelas memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya
diantaranya:
a. Kelas Crustacea habitat hidupnya di air, sementara classis yang
lain memiliki habitat di darat.
b. Pada Crustacea jumlah pasang kaki tiap segmen adalah lima
pasang, pada Arachnida empat pasang, pada Insecta terdapat
tiga pasang kaki tiap segmen, Diplopoda memiliki dua pasang
kaki pada tiap segmen dan Chilopoda hanya memiliki satu
pasang kaki tiap segmennya.
c. Kelas Crustacea memiliki alat respirasi berupa insang karena
habitat hidupnya di perairan, pada Insecta bernapas dengan
trakea, dan pada kelas Arachnida, Diplopoda serta Chilopoda
bernapas dengan paru-paru buku.
d. Sistem ekskresi Filum Arthopoda pada umumnya berupa
saluran Malpighi, tetapi pada kelas Crustacea tidak memiliki
saluran Malpighi pada sistem ekskresinya.
e. Sistem reproduksi Filum Arthropoda umumnya berumah dua
tetapi pada kelas Crustacea terdapat beberapa ordo yang
parthenogenesis.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N., dkk. (2010). Biologi. (edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.


Campbell, Dana. (2011). Brief Summary. [online]. Diakses dari:
http://eol.org/data_objects/15595515 [15 Desember 2018].
Kastawi, Y., dkk. (2003). Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri
Malang.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1b. Pagurus sp.


Lates, Emmanuel. (2018). Common hermit crab. [online]. Diakses dari :
http://www.arkive.org/common-hermit-crab/pagurus-bernhardus/image-
A21854.html [15 Desember 2018].

Gambar 2b. Cicada sp.


Philippe, Clement. (2006) Cicada sp. [Online]. Diakses dari:
https://www.alamy.com/stock-photo-cicada-cicada-sp-on-fig-tree-in-
rainforest-carara-national-park-costa-27508447.html [15 Desember 2018].

Gambar 3b. Panaeus sp.


Felder. (2007). Panaeus monodon. [Online]. Diakses dari:
http://nas.er.usgs.gov/queries/specimenviewer.aspx?SpecimenID=240320
[15 Desember 2018].

Gambar 4b. Squilla mantis


Alan, Chan. (2010). Squilla mantis. [online]. Diakses dari :
http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2012/chan_alan/ [15 Desember 2018].

Gambar 5b. Dynastes neptunus


Linneaus. (2014). Neptune Beetle. [online]. Diakses dari :
http://carnivoraforum.com/topic/9677023/1/ [15 Desember 2018].

Gambar 6b. Valanga sp.


Kurniawan, Fredi. (2107). Klasifikasi dan morfologi bwlalang kayu. [online].
Diakses dari : http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-
belalang-kayu/ [15 Desember 2018].

Gambar 7b. Limulus polyphemus


Barabaro, Tracy. (2018). NEMESIS Database Summary. [online]. Diakses dari :
https://invasions.si.edu/nemesis/calnemo/SpeciesSummary.jsp?TSN=8270
[15 Desember 2018].

Gambar 8b. Nephila sp.


Mike, Bug Guide. (2008). Golden Silk Orbweaver. [online]. Diakses dari :
https://bugguide.net/node/view/226176 [15 Desember 2018].

Gambar 9b. Scolopendra sp.


David. (2018). Scolopendra. [online]. Diakses dari :
https://www.arkive.org/scolopendra/scolopendra-morsitans/image-
G139640.html [15 Desember 2018].

Gambar 10b. Spirobolus sp.


Field, Hans Forum. (2011). Ivert forum. [online]. Diakses dari :
http://fieldherpforum.com/forum/viewtopic.php?f=36&t=5497&start=75
[15 Desember 2018].

Anda mungkin juga menyukai