Bindo
Bindo
html (berbicara)
“ MENULIS “
Dosen Pengampu :
Oleh:
LINDA HARAHAP
D1B016084
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
“ MENULIS”
LINDA HARAHAP
D1B016084
Makalah
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UNJA
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR....................................................................................................................................................
3
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Rumusan
Masalah.................................................................................................................................................... 6
1.3. Tujuan
Penulisan.................................................................................................................................................... 6
1.4. Manfaat
Penulisan.................................................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Menulis....................................................................................................................................................
7
2.2.
Makalah.................................................................................................................................................... 7
3.1.
Kesimpulan....................................................................................................................................................
17
3.2. Saran....................................................................................................................................................
18
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya
(Suparno dan Yunus, 2005:1.4). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu
dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik. Para sivitas akademik adalah
kaum intelektual yang harus mampu mengembangkan ilmu penngetahuan, teknologi dan seni (ipteks)
demi kemajuan bangsa. Segala bentuk pengembangan ipteks yang dihasilkan tidak akan ada artinya
apabila tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehebat apapun mahakarya yang dihasilkan
seseorang, bila tidak didokumtasikan dalam bentuk tulisan, hanya akan menjadi cerita lisan sesaat yang
akan segera dilupakan pada masa-masa berikutnya. Oleh sebab itulah, kemampuan menulis menjadi hal
yang sangat penting.
Pada kenyataanya banyak orang yang tidak mampu atau bahkan sama sekali tidak menyukai kegitan
menulis. Kenyataan buruk itu dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah
ketidaktahuan tentang seluk-beluk menulis, khususnya menulis karya ilmiah.
Agar dapat menulis suatu karya ilmiah, perlu diketahui hal-hal mengenai karya ilmiah dan mengenai
tahap-tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal-hal yang terkait dengan karya ilmiah secara umum
telah dibahas pada bagian terdahulu. Oleh sebab itu, pada bagian ini pembahasan yang terkait dengan
karya ilmiah hanya akan dikhususkan pada karya ilmiah jenis kajian pustaka yang terbentuk yang
berbentuk makalah sedangkan hal-hal yang terkait dengan tahap-tahap penulisan karya ilmiah akan
dibahas secara rinci.
Dalam perkuliahan saat ini banyak sekali dijumpai Mata Kuliah yang mengharuskan untuk membuat
makalah. Diharapkan melalui pembuatan makalah ini pembaca bias memahami tahap-tahap menulis
makalah yang baik dan benar. Permasalahannya diantaranya sebagai berikut
4. Apa yang dimaksud dengan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dan resensi?
5. Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik, serta membuat resensi?
1.3. Tujuan
3. Untuk dapat memahami pengertian dan cara dari rangkuman/ringkasan dan resensi
1.4. Manfaat
1. Menulis dapat membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2. Dalam makalah ini kita dapat lebih memahami kaidah sistematis pembuatan makalah sehingga
berguna untuk pembelajaran dewasa ini.
3. Dapat memahami pengertian dan cara merangkum dan meresensi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa.
Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah
bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Dengan berdasar pada betapa pentingnya
keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan
menulis ini sesuai dengan pandapatnya masing-masing.
Menurut Djuharie,menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini
senada dengan apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan
menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara dibina dan dilatihkan. Mengenai pengertian
menulis, Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam
bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat
diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata
lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
2.2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dalam bidang tertentu yang
pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di lapangan, yang penyajiannya mengikuti proses
berpikir deduktif atau induktif.
2.3. Tahap-Tahap Menulis
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada
khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
- Tahap Persiapan
- Tahap Penyutingan
- Tahap Penyajian
1. Tahap Persiapan
Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu adanya persiapan yang baik, begitu pula pada kegiatan
menulis, khususnya menulis karya ilmiah. . Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan, antara lain adalah
a) menentukan pokok bahasan, b) menentukan judul, dan c) membuat kerangka tulisan.
Pokok bahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah tema. Tema perlu ditentukan terlebih dahulu agar
pembahasan yang dilakukan dapat mengarah pada masalah utama. Sehubungan dengan penetuan tema
itu, penulis hendaknya mempertimbangkan factor:
a) ketersedian waktu,
b) Menentukan Judul
Jika tema sudah diperoleh tahap berikutnya adalah menetukan judul. Dalam penentuan judul ini ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain, a) judul hendaknya orisinil, b) judul haruslah
sesuai dengan tema, c) judul dapat mencerminkan isi karya ilmiah, d) judul sedapat mungkin singkat dan
menarik.
Pada tahap ini semua bahan yang diperlukan dikumpulkan untuk diolah dan disusun lebih lanjut. Bahan-
bahan itu dapat diperoleh dari studi pustaka, pengamatan, kuesioner, dan wawancara. Studi pustaka
merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis. Pengamatan merupakan suatu
kegiatan mengamati objek yang dapat dilakukan secara langsung dilapangan atau dilakukan secara tidak
langsung melalui media-media tertentu. Kuesioner merupakan suatu alat berupa daftar pertanyaan yang
harus dijawab secara tertulis oleh responden untuk menjaring data. Sementara itu, wawancara
merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada orang
yang memiliki autoritas.
Setelah bahan-bahan yang terkumpul memadai, pada tahap ini bahan-bahan itu diolah dengan cara
mengklasifikasinnya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, kemudian dianalisis untuk disusun lebih
lanjut.
4. Tahap Penyutingan/Revisi
Pada tahap ini konsep karya ilmiah yang telah disusun diperiksa kembali untuk melihat kekurangan-
kekurangannya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada, akan dilakukan perbaikan, baik berupa
penambahan, pengurangan atau pengubahan.
5.Tahap Penyajian
Pada tahap ini tulisan yang sudah disunting selanjutnya ditulis secra baik dan tepat. Penyajian karya
ilmiah dalam bentuk tulisan ini dapat pula dilanjutkan dengan penyajian secara lisan pada suatu
kesempatan.
2.4. Rangkuman dan Ringkasan
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau
memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam
bentuk singkat.Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu
karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap
dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang.
Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat.
Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada
keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan
sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat
dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) -
nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau
menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang
dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam
alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan
meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian dan seterusnya.
Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang.
Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus memilah-milah mana gagasan
utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan
mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar
dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan
menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan
utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan
membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian
panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya
tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk
memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah
melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak
akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan bahasa yang
digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa
asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide
pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan
merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok
yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang
berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide
pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang
baik dan benar antara lain :
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus
membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan
umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud
pengarang dan sudut pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan
dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan
juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka
dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah
untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat
dalam karangan.
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka
sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya
adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-
gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan penulis
pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu
menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar
tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan, maka dalam
pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran
pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk
memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk
mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea
yang dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya
lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari
rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan
atau dirangkai menjadi satu kalimat.
3. Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh
dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman
(ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah
asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman
(ikhtisar) diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan
dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat gagasan
yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman
(ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat
penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu
dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan
sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan
dapat ditulis dengan baik, diantaranya:
a) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) mempergunakan dalam kalimat
tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih
yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat
tunggal.
b) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang
panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya
merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
c) Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang
akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat
dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena
dianggap penting, harus pula dipersingkat atau digeneralisasi.
d) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang
sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat
dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan
asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat
oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam
ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap
orang, terutama bagi sivitas akademik.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada
khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
4. Tahap Penyutingan
5. Tahap Penyajian
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang
ditulis secara sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif suatu masalah
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau
bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus berurutan,
boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana.
Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas, kelebihan dan
kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul buku; nama pengarang;
nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi
buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap buku.
3.2. Saran
• Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari menulis dan makalah
agar dalam penyusunan makalah dan tahap menulis sesuai dengan kaidahnya dan sistematis.
• Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penyusunan
makalah agar dapat menyusun makalah yang sistematik
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta.
http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan.
Soekarto, Muhammad.2000.Menulis.
(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_053597_chapter2.pdf). (Diakses 080ktober 2016)
BAB II
PEMBAHASAN
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan(huruf) ke dalam kata-
kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan
sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Secara linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan
dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pmbacaan sandi
adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan
tulisan/cetakan menjadi bunti yang bermakna. (Anderson 1972 : 209-210).
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.(Farida
Rahim,2009) Tujuan membaca mencakup:
1. Kesenangan
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
Menurut Waples (1967), dalam eksperimennya ia menemukan tujuan membaca itu meliputi :
1. Mendapat alat tertentu (Instrumental effect), yaitu membaca untuk tujuan memperoleh
sesuatu yang bersifat praktis, misalnya cara membuat masakan, cara membuat bola , dan
sebagainya.
2. Mendapat hasil yang berupa prestise (prestifge effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin
mendapat rasa lebih (self image) dibandingkan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
Misalnya, seseorang akan merasa lebih bergengsi bila bacaannya majalah-majalah yang terbit
diluar negeri.
3. Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan, misalnya membaca untuk mendapat kekuatan
keyakinan pada partai politik yang kita anut, memperkuat keyakinan agama, mendapat nilai-nilai
baru dari sebuah buku filsafat, dan sebgainya.
4. Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, misalnya membaca untuk tujuan mendapat
sensai-sensai baru melalui penikmatan emosional bahan bacaan (buku cerita, novel, roman,
biografi, dan sebagainya).
5. Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar, karena hampir semua kemampuan untuk
mendapatkan informasi bergantung pada kemampuan tersebut.
1. Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita.
Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya ilmiah, tesis, skrifsi , dll. (Amir, 1996:4)
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakan diri kita untuk berkarya didukung oleh keluasan
wawasan dan pemilihan kosa kata.Contoh buku ilmiah, bacaan sastra.
3. Fungsi praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misal :
teknik memotret, cara merawat tanaman, resep membuat masakan dan minuman, dll.
4. Fungsi religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan
mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Fungsi informative
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.Contoh : dengan membaca
majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur diri, mengadakan tamasya yang mengasyikan.Contoh :
novel-novel, cerita humor, karya sastra, dll.
7. Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempuyai fungsi sosial yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring.
Dengan demikian, kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain
mengarahkan sikap berucap, berbuat dan befikir. Contoh : pembacaan berita, pengumuman, dll.
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu
luang.Contoh : membaca majalah, surat kabar, dll.(Amir, 1996:5)
1. Membaca Nyaring
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang
lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut
harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga
dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang
terkandung dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat
oleh orang-orang yang mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring
sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18) mengatakan bahwa saya membaca
nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
Membaca dalam hati atau membaca diam, memang tidak ada suara yang keluar, yang aktif bekerja
adalah mata dan otak saja, Tampubolon (1998:21). Ikhwal diamnya alat ucap ini saat melakukan
membaca dalam hati perlu perlu dicermati oleh guru, sebab hingga saat ini masih banyak siswa saat
mereka membaca dalam hati, tetapi pada saat yang sama alat ucap mereka turut aktif. Misalnya,
membaca sambil bersuara seperti berbisik, atau dengan bibir bergerak-gerak, atau membaca dengan
kepala bergerak mengikuti baris bacaan, atau membaca sambil menunjuk baris bacaan dengan jari,
pensil, atau alat ucap lainnya. Hal-hal semacam ini secara perlahan harus segera dihilangkan karena
akan menghambat lancarnya membaca dalam hati.
3. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada siswa diberikan kebebasan
dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya.
Program membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas
kepada para siswa yang mengikutinya.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yakni:
1) Membaca Survey
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum
ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam
perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja.
Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau
daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah
membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
2) Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak
dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan
tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32). Soedarso (1998:32)
mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien.
3) Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya
dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis
bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan.. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan
sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.
4. Membaca Intensif
Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Dalam
membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada.
Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah
kemampuan membaca secara kritis.
1) Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam terks bacaan
tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.Pembaca
dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan anatara gagasan yang
ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun maupun dalam setiap paragraf.
2) Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola
fiksi.
3) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
4) Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca
idemerupakan kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari
suatu bacaan: (a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang
dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan
oleh sang tokoh.
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya
kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk
mencapai kefasihan.
6) Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan
kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan
pengkajian.
Efisiensi membaca akan lebih baik, jika informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan lebih dahulu.
Konsentrasi perhatian dan pikiran dapat diarahkan pada informasi itu.
Yaitu membaca dengan loncat-loncatan. Maksudnya, bagian-bagian yang dianggap tidak relevan dengan
keperluan atau bagian-bagian yang sudah dikenal/difahami tidak dihiraukan. Bagian bacaan yang
demikian dilompati untuk mencapai efektivitas dan efesiensi membaca.
Lebih dikenal dengan istilah membaca sekilas, yaitu membaca dengan cepat atau menjelajah untuk
memperoleh gambaran umum isi buku atau bacaan laiannya secara menyeluruh. Selain itu, teknik ini
juga dapat diterapkan sebagai dasar memprediksi apakah suatu bacaan atau bagian-bagian tertentu dari
bacaannya itu berisi informasi tertentu. Seorang pembaca yang menggunakan teknik skimming hanya
memetik ide-ide pokok bacaan atau hal-hal penting atau intisari suatu bacaan. Teknik ini dipergunakan
untuk (1) mengenali topik, (2) mengetahui pendapat orang (opini), (3) mengetahui bagian penting tanpa
harus membaca seluruh bacaan, atau (4) menyegarkan apa yang pernah dibaca, misalnya dalam
persiapan ujian atau ceramah.
d) Teknik baca-tatap atau scanning atau dikenal juga dengan istilah sepintas
Yaitu suatu teknik pembacaan sekilas cepat, tetapi teliti dengan maksud untuk memperoleh informasi
khusus/tertentu dari bacaan. Membaca yang menggunakan teknik ini akan langsung membaca bagian
tertentu dari bacaan yang berisi informasi/fakta yang diperlukannya tanpa menghiraukan bagian-bagian
lain yang dianggapnya tidak relevan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan
sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan,
cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan
membaca mencakup:Kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu,
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan suatu informasi baru dengan
informasi yang telah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur
teks, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Jenis-Jenis Membaca antara lain: Membaca nyaring, membaca dalam hati,membaca ekstensif, dan
membaca intensif. Untuk menemukan informasi fokus dengan efisien ada beberapa teknik membaca
yang digunakan, yaitu:
DAFTAR RUJUKAN
Rahim, Farida. 2009. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Ismail, Asri. dalam (http://lifeiseducation09.blogspot.com) , diakses pada tanggal 06 April 2014 pukul
16.00
Dwi, Neng. dalam (http://nengdwicokstr.blogspot.com), diakses pada tanggal 14 Mei 2014 pukul 13.00
Sobarudin. Dalam (http://sobarudin.blogspot.com), diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 15.18