Anda di halaman 1dari 33

TUGAS STUDI KELAYAKAN BISNIS

“MENDIRIKAN PROYEK SPBU DI JALAN RAYA KETAWANG, GONDANGLEGI”

Disusun oleh :
BIBIANA BUDE 201612015
DANIEL MANGGALA A. 201612019
YOSHUA RENALDO 201612075
EVAN MILYADI SALIM 201612880

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan berkat-Nya kami dapat menyelesaikan proposal Studi Kelayakan Bisnis yang berjudul
“Mendirikan Proyek SPBU di Jalan Raya Ketawang, Gondanglegi” tepat pada waktunya. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Galuh Budi Astuti, S.E., M.M. selaku dosen pengampu
serta seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan proposal kami.

Adapun tujuan penulisan dari proposal ini untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester enam
dalam mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Di dalam modul ini, kami membahas tentang Aspek Pasar
dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Teknologi, Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia, Aspek
Hukum dan Lingkungan, serta Aspek Keuangan yang memuat teori dan aplikasinya. Sehingga dari
teori dan aplikasi dalam proposal tersebut, kami berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Selain itu, kami menyadari bahwa di dalam proposal ini terdapat banyak kekurangan baik dari
segi fisik maupun segi isinya. Oleh karena itu, dengan sikap kerendahan hati, kritik dan saran sangat
diperlukan bagi kami yang kami harapkan dari pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan proposal pada waktu mendatang. Kami memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kata yang kurang berkenan di hati para pembaca. Sekian dan terima kasih.

Malang, 19 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………........................................ 1
B. Prospek Usaha……………………………………………………………………………. 2

BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN………………………………………………… 4


A. Jenis Pasar dan Strategi Bisnis…………………………………………………………… 4
B. Analisis SWOT…………………………………………………………………………… 4
C. Analisis Segmenting, Targeting dan Positioning………………………………………… 6
D. Bauran Pemasaran…………………...…………………………………………………… 6
E. Ramalan Penjualan……………………………………………………………………….. 6

BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI………………………………………………. 8


A. Lokasi…………………………………………………………………………………….. 8
B. Teknologi………………………………………………………………………………… 8
C. Perencanaan Jumlah Produksi…………………………………………………………… 10
D. Tata Letak…………………………...…………………………………………………… 10

BAB IV ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA………………………. 12


A. Jenis Badan Usaha……………………………………………………………………….. 12
B. Struktur Organisasi………………………………………………………………………. 12
C. Fungsi Manajemen………………………………………………………………………. 12
D. Sumber Daya Manusia…………...……………………………………………………… 14
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja………………………………………………………. 17

BAB V ASPEK HUKUM DAN LINGKUNGAN HIDUP……………………………………. 19


A. Badan Hukum………………………..…………………………………………………… 19
B. Dokumen Perizinan Usaha……………………...………………………………………... 19
C. Prosedur Perizinan Usaha………………………………………………………………… 20
D. Dampak terhadap Lingkungan dan Solusinya……………………………………………. 22

BAB VI ASPEK KEUANGAN…………………………………………………………………. 24


A. Modal Kerja………………………..……………………………………………………... 24
ii
B. Sumber Dana…………….……………………...……………………………………….... 25
C. Proyeksi Arus Kas………………………………………………………………………… 25
D. Penilaian Kelayakan Investasi………………………………………………………….…. 28

BAB VII PENUTUP………..……………………………………………………………………. 29


A. Kesimpulan………………………..…………………………………………………….... 29
B. Saran……….…………….……………………...……………………………………….... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan yang akhir-akhir ini dapat dilihat
dalam keseharian. Bahkan menggunakan kendaraan dan memliki kendaraan sudah menjadi
kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan fenomena seperti ini menunjukkan bahwa
kebutuhan akan bahan bakar kendaraan menjadi hal yang suplemental bagi para pemilik
kendaraan. Dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai para pengguna kendaraan sering kali
mengalami kecemasan tersendiri mengenai kendaraan yang kehabisan bahan bakar. Dalam
hal ini stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sangat diperlukan demi kemudahan
dalam mengunakan kendaraan untuk kegitan sehari-hari. Di sisi lain, stasiun pengisian
bahan bakar umum masih perlu diperbanyak supaya dapat mempermudah distribusi bahan
bakar ke konsumen.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka lokasi di Jalan Raya Ketawang, Gondanglegi,
Kabupaten Malang untuk mendirikan SPBU baru menjadi tempat yang dipilih. Alasan
pemilihan lokasi tersebut karena di daerah sekitar lokasi sasaran ini masih jarang ditemui
tempat pengisian bahan bakar secara resmi dan selama ini mayoritas masyarakat
mengandalkan penjualan bahan bakar eceran yang harganya relatif mahal dibandingkan
dengan SPBU yang ada di perkotaan serta pengukuran jumlah bahan bakar yang terisi tidak
dapat diukur secara akurat. Hal ini disebabkan karena jarak dari SPBU ke daerah tersebut
yang jauh. Selain itu, volume kendaraan yang melintasi daerah tersebut menuju
Gondanglegi didominasi oleh kendaran angkutan bermuatan banyak, beberapa kendaraan
umum dan pribadi. Menurut data dari BPS pada tahun 2015-2017, pertumbuhan volume
kendaraan di Kabupaten Malang mengalami peningkatan yang signifikan. Terbukti pada
tahun 2015, jumlah kendaraan besar khususnya bis dan alat berat yang sebelumnya 721 bis
dan tidak ada data mengenai alat berat dan tahun 2016 menjadi 2.155 bis dan 63 alat berat.
Hal ini membuktikan bahwa di Kabupaten Malang terdapat perkembangan yang sangat
pesat dalam hal pariwisata dan industri. Mengingat kendaraan besar sangat membutuhkan
bahan bakar solar, tentu dalam hal ini para pedagang eceran tidak memungkinkan untuk
menyediakan fasilitas bagi kendaraan besar terutama solar.
Jumlah wisatawan dan jumlah perusahaan yang tercatat pada Badan Pusat Statistik
Kabupaten Malang. Pada tahun 2015 jumlah wisatawan baik manacanegara maupun
domestic sebesar 3.654.482 pengunjung ,pada tahun 2016 jumlah wisatawan dosmestik dan
mancanegara tercatat sebesar 5.849.544 pengunjung. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya
1
peningkatan jumlah pengunjung wisata dari tahun 2015-2016. Sedangkan, jumlah
perusahaan pada tahun 2016 di Kecamatan Gondanglegi yang tercatat sebanyak 10.836
perusahaan.
Perusahaan ini bermanfaat untuk memperluas dan memperbanyak lokasi pom bensin,
terutama untuk daerah yang jauh dari pom bensin lainnya, sehingga masyarakat umum tidak
akan mengalami kesulitan dalam membeli bahan bakar. Di samping itu, kehidupan
masyarakat akan lebih makmur dengan adanya pom bensin yang lebih dekat, dan
memungkinkan agar masyarakat yang sebelumnya hanya bisa membeli bahan bakar melalui
pedagang eceran, bisa pindah ke SPBU ini, dan pedagang eceran yang kesusahan dalam
mencari bahan bakarnya, biaya dan tenaganya bisa terkurangi sehingga distribusi kebutuhan
masyarakat dalam segi bahan bakar bisa terpenuhi. Tentu akan berpengaruh juga bagi segi
finansial perusahaan ini sendiri. Prediksi keuntungan dari SPBU ini akan diperoleh banyak
dari kendaraan besar yang sedang beroperasi pada hari kerja. Dikarenakan bahan bakar solar
tidak dijual di pedagang eceran, sedangkan di daerah tujuan yang lebih dibutuhkan adalah
bahan bakar jenis solar.
Selain memberikan keuntungan, ternyata pembangunan SPBU ini jika telaah lebih
lanjut akan memiliki pengaruh terhadap perekonomian setempat, sehingga dapat memenuhi
membantu kemakmuran masyarakat dengan cara menyediakan pekerjaan yang bisa
menggunakan tenaga kerja dari warga sekitar. Ketika SPBU dibangun, maka secara perlahan
kesejahteraan masyarakat akan berkembang dengan mendirikan usaha kecil di daerah
tersebut. Melihat kondisi di sana masih tergolong area agraris, SPBU ini diperlukan oleh
masyarakat setempat yang dalam pengolahan lahan menggunakan mesin sehingga
diharapkan dengan adanya SPBU ini, para pekebun bisa menggunkan mesin-mesin mereka
dalam mengolah kebun mereka secara optimal.Membantu dalam pemanfaatan sumber daya
alam dengan IPTEK yang lebih modern supaya beberapa waktu mendatang.

B. Prospek Usaha
Permintaan akan bahan bakar semakin hari semakin meningkat dikarenakan
meningkatnya juga volume kendaraan. Terlebih lagi saat ini semua kegiatan sehari-hari juga
membutuhkan transportasi untuk memperlancar pekerjaannya, khususnya di daerah
Ketawang karena di sana masih mengandalkan pedagang eceran untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar dan semakin hari semakin banyak. Hal ini membuktikan bahwa permintaan
akan bahan bakar tersebut terus meningkat. Tidak jarang juga, ditemukan kendaraan besar
yang mogok di sana sehingga dapat mengganggu kelancaran dalam perjalanan. Berdasarkan

2
hasil temuan tersebut perlu adanya pembangunan SPBU di Jalan Raya Ketawang,
Gondanglegi.
Pembangunan SPBU Ketawang diharapkan prospek ke depannya mencapai
keuntungan yang maksimum dan terus mengalami profit yang berkelanjutan bagi investor
karena di daerah tersebut semakin banyak volume kendaraan besar yang beroperasi
melewati jalur tersebut apalagi jalan tersebut merupakan jalan provinsi.
Net margin Setiap liter BBM subsidi sebesar Rp280 per liter. Sedangkan untuk BBM
nonsubsidi, marginnya sekitar Rp375 hingga Rp420 per liter. Misalkan pada saat tahun 2016
terdapat 5.849.544 wisatawan (sekitar 16.248 wisatawan per hari) dan 10.836 perusahaan,
maka setiap hari SPBU ini bias saja menjual sekitar 27.000 liter (jika 1 kendaraan beli 1
liter). Maka profit yang akan diterima perharinya adalah Rp7.560.000 - Rp11.340.000 (tentu
profit lebih dari ini, karena tiap orang bias saja beli lebih dari 1 liter).
Selain itu juga, SPBU ini juga dapat menciptakan usaha maupun lapangan pekerjaan
baru bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Masyarakat di sekitar sana bisa
membuka pertamini atau yang lebih dikenal dengan mini pom bensin. Saat ini masyarakat di
sekitar sana mayoritas berkerja sebagai petani musiman, yang tentu penghasilannya tidak
menentu & cenderung kurang. Masyarakat yang jual bensin eceranpun perlu biaya yang
besar, tenaga, dan waktu yang banyak untuk bisa menjual bensin. Bensin eceran yang dijual
di sanapun harganya jauh lebih mahal. Pembangunan SPBU Ketawang diharapkan agar
masyarakat di sekitar sana bisa diajak untuk bekerjasama dalam usaha kecil-kecilan ini.

3
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Jenis Pasar dan Strategi Bisnis


Jenis pasar dari SPBU PT Pertamina Cabang Ketawang ini adalah pasar monopoli
karena hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar dan tidak memiliki barang
substitusi yang sangat dekat dalam melayani semua konsumen. Produsen atau penjual di
dalam pasar ini umumnya tidak memerlukan sebuah promosi terhadap produk utamanya
dijual karena barang yang telah dijual sudah dikenal konsumen secara luas. Supaya dapat
bertahan dan menguasai pasar, maka produsen pada pasar monopoli harus selalu
menyediakan produk yang bermutu tinggi, pelayanan yang baik, menentukan harga yang
sesuai dengan produk dan terus melakukan inovasi terhadap produknya agar konsumen
tertarik.
SPBU Ketawang memiliki beragam inisiatif strategi bisnis, antara lain dengan
mengembangkan infrastruktur, memperkuat jaringan, dan memberikan pelayanan yang
terbaik kepada konsumen. Pertamina tidak hanya menjual bahan bakar minyak saja, tetapi
akan menyajikan layanan non-fuel retail seperti Bright Store, ATM, pelayanan energi
terpadu yakni LPG, Pelumas, Air dan Nitrogen supaya kebutuhan masyarakat akan
terpenuhi dengan baik.
B. Analisis SWOT
Kekuatan (Strength): Kelemahan (Weaknesses):
1. Daerah wisata & industri. 1. Harga produknya rendah.
2. Sistem pengendaliannya 2. Sering terjadi antrian
baik. panjang di waktu tertentu.
3. Banyak kendaraan yang 3. Jarak dari industri jauh,
lewat di jalan tersebut, memakan waktu & biaya
karena lokasinya berada yang besar.
di jalan raya. 4. Hanya tergantung dari 1
4. Belum ditemukan pom pemasok.
bensin di sekitar daerah
tersebut.
5. SDM yang berkualitas
Peluang (Opportunity): 1. Setiap hari volume 1. Permintaan terus
1. Permintaan terus kendaraan terus meningkat karena

4
meningkat seiring meningkat, karena harganya yang rendah,
meningkatnya volume semakin banyak menyebabkan terjadi
kendaraan. kendaraan yang melewati antrian panjang di waktu
2. Berkembangnya daerah jalur tersebut, sedangkan tertentu seperti jam
pabrik & wisata, harganya sangat berangkat kerja & pulang
sehingga makin banyak terjangkau bagi kerja, maka perlu dibuka
kendaraan yang masyarakat, tentu akan Pertamini demi
melintasi jalur tersebut. meningkatkan permintaan menghindari antrian
3. Bekerja sama dengan produk. (S4, S2 & O1) panjang. (W1,W3 & O1,
masyarakat sekitar 2. Di daerah tersebut tidak O2, O3)
untuk membuka usaha ada distributor bahan 2. Petugas harus bisa lebih
di rest area. bakar selain Pertamina, teliti dengan keamanan &
maka mau tidak mau keselamatan guna
konsumen hanya bisa menghindari kebakaran di
membeli bahan bakar di SPBU, terutama bagi
Pertamina saja. (S1, S4& masyarakat yang ingin
O2) mengecer. (W2, W4 &
3. Karena sistem S3)
pengendaliannya baik,
maka permintaan
meningkat tidak menjadi
hambatan perusahaan
dalam distribusi
produknya. (S3 & O1)
4. Menjadi tempat yang tepat
bagi banyak pengendara
untuk beristirahat (S3 &
O3).
Ancaman (Threats): 1. Memberikan perlengkapan 1. Perlu training & seminar
1. Konsumen yang dan peralatan pemadam motivasi guna
melakukan aktivitas kebakaran. (S2 & T1) peningkatan kualitas
yang menyebabkan 2. Memperhitungkan SDM. (W1,W2, W3, W4
kebakaran di SPBU. pengiriman pemasokan & T1, T2)
2. Keterlambatan dari jauh hari. (S4&T2) 2. Perlu penyimpanan

5
pemasok dalam barang produksi yang
mengirim produk. lebih dan perhitungan
stok secara tepat (W4 &
T2).

C. Analisis Segmenting, Targeting dan Positioning


Segmentasi :
 Umur : Remaja, Dewasa
 Penghasilan : 0-2 juta, 2-5 juta, 5 juta ke atas
 Gol. ekonomi : bawah, menengah, atas
 Lokasi : Pinggiran dan Kota

Targeting : konsumen yang ditarget adalah orang-orang yang mempunyai kendaraan baik
itu kemdaraan pribadi maupun umum dengan penghasilan 0-5 juta, dari golongan ekonomi
bawah maupun menengah karena sudah bersubsidi, dan bertempat tinggal di pinggiran kota.

Positioning :

 Membangun di tempat & lokasi yang mudah diakses bagi pengendara.


 Harga jual yang minimal, fasilitas yang maksimal misalnya membangun mushola,
minimarket, ATM, tempat peristirahatan yang nyaman buat para pengunjung.
 Plang SPBU di tempat yang mudah diperhatikan pengendara.

D. Bauran Pemasaran
Produk Bahan bakar sesuai kendaraan (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax
Turbo, Solar).
Price 6.500 – 12.000
Place Jalan raya, tempat yang sangat mudah diperhatikan pengendara.
Promotion Banner atau plang di 2 jalur kendaraan yang mudah dilihat pengendara.
Penyebaran kabar pembukaan SPBU di media massa. Event di acara
pembukaan SPBU baru.

E. Ramalan Penjualan
Dalam peramalan penjualan, data yang digunakan mengacu pada data badan pusat statistik
Kabupaten Malang dengan tahun data 2012-1017. Volume kendaraan yang melintasi daerah
tersebut menuju Gondanglegi didominasi oleh pengguna sepeda motor ,disusul dengan
6
pengguna kendaraan roda empat seperti kendaraan umum dan pribadi. Menurut data dari
BPS pada tahun 2015-2017, pertumbuhan volume kendaraan di Kabupaten Malang
mengalami peningkatan yang signifikan. Terbukti pada tahun 2015, jumlah kendaraan besar
khususnya bis dan alat berat yang sebelumnya 721 bis dan tidak ada data mengenai alat
berat dan tahun 2016 menjadi 2.155 bis dan 63 alat berat. Dengan adanya data seperti yang
dilampirkan maka didapatkan estimasi penjualan produk yang akan dijual yakni pertalite,
pertamax, bio solar, premium dan pertamax turbo. Dengan estimasi penjualan untuk tiap
bahan bakar untuk setiap bulannya : premium sebanyak 3.000 liter, pertalite terjual sebanyak
5.250 liter, pertamax terjual sebanyak 5.250 liter, pertamax turbo terjual sebanyak 5.250
liter, bio solar terjual sebanyak 7.500 liter.

Penjualan
Bulan X X² XY
(dalam liter) Y
Januari 26.250 -11 121 - 288.750
Februari 25.830 -9 81 - 232.470
Maret 31.300 -7 49 - 219.100
April 28.650 -5 25 - 143.250
Mei 24.500 -3 9 - 73.500
Juni 37.510 -1 1 - 37.510
Juli 29.560 1 1 29.560
Agustus 28.760 3 9 86.280
September 26.500 5 25 132.500
Oktober 27.000 7 49 189.000
November 27.580 9 81 248.220
Desember 32.550 11 121 358.050
Jumlah 345.990 0 572 49.030

7
BAB III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

A. Lokasi
Dalam hal pemlihan lokasi pendirian bahan SPBU baru adalah di Jalan Ketawang,
Kabupaten Malang. Hal yang mendasari pemilihan lokasi tersebut adalah daerah yang
banyak dilalui oleh kendaraan bermotor serta dekat dengan pemukimam warga. Dengan
alasan tersebut dapat menambah kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang cukup
melalui pengguna kendaraan pribadi, kendaraan umum maupun kendaraan bermuatan besar.
Dengan membangun SPBU ini, setidaknya bisa membuat para pengemudi kendaraan
bermotor terutama untuk para pengemudi kendaraan besar bisa lebih mudah untuk
mendapatkan bahan bakar untuk kendaraan mereka.

B. Teknologi
Teknologi yang dipilih berdasarkan standarisasi yang sudah ditetapkan oleh pihak PT
Pertamina. Mesin yang digunakan untuk memompa bahan bakar menggunakan pompa
mesin. Pemilihan mesin seperti pada umumnya yang dipakai maupun yang
direkomendasikan oleh PT Pertamina. Dalam hal ini akan menggunakan mesin flow sensor
dengan 2 nozle atau 2 selang bensin. Penggunaan mesin nantinya akan ditanam pada pos-pos
pengisian bahan bakar. Mesin tersebut berspesifiaksi sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Berbahan plat besi dengan tebal
1.2mm.

Dimensi kotak 195cm x 95cm x


40cm untuk sistem tanam.

8
Elektronik controller dual kalibrasi
dengan tampilan LCD.

Cover window custom dan Sign oil


indikator dan Boat nozzle swift
custom.

Alat ukur Flow Aichi Sensor dan


menggunakan alat ukur asimeter / E
Meter merek Tatsuno.

Selenoid Dualvalve guna mengatur


kecepatan minyak.

Instalasi pipa galpanis ukuran 3/4


inchi dan selang baja standar mesin
SPBU dengan Hose Swiple 4
meter.

9
C. Perencanaan Jumlah Produksi
Berdasarkan pemilihan teknologi, direncanakan penjualan bahan bakar sebesar 26.250 liter
bahan bakar terjual. Hal ini perlu ditunjang dengan jumlah pompa bensin sebanyak 4 tempat
pengisian. Produk yang akan dijual yakni pertalite, pertamax, bio solar, premium dan
pertamax turbo. Dengan estimasi penjualan untuk tiap bahan bakar untuk setiap bulannya :
premium sebanyak 3.000 liter, pertalite terjual sebanyak 5.250 liter, pertamax terjual
sebanyak 5.250 liter, pertamax turbo terjual sebanyak 5.250 liter, bio solar terjual sebanyak
7.500 liter. Hal ini berdasarkan volume kendaraan yang melintas yang dihimpun oleh badan
pusat statistik dengan tahun data 2012-2017.

D. Tata Letak
Dalam hal perencanaan tata ruang, penempatan Mesin pompa secara bersub dengan jumlah
4. Penempatan alat pengaman pada jika terjadi kebakaran pada saat pengisian bahan bakar
pada titik berdekatan dengan pompa pengisian untuk alat pemadam berukuran kecil.
Sedangkan untuk alat pemadam yang berukuran yang besar yang jumlah 2 buah ditempatkan
pada titik tengah pompa pengisian agar dapat bisa menjangkau area yang cukup luas.
Kemudian tangki penyimpanan bahan bakar diletakkan agak berjauhan dengan letak pompa
bensin agak jika terjadi hal yang tidak diinginkan masih ada kesempatan untuk
mengantisipasinya. Tangki penyimpanan bahan bakar ini dipasang dengan posisi tertanam

10
dibawah tanah. Dibagian dekat jalur keluar dibiarkan kosong, hal ini disengaja agar para
pengendara bisa beristirahat untuk sementara waktu.

11
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

A. Jenis Badan Usaha


Bentuk badan usaha Pertamina adalah Perseroan Terbatas (PT). PT adalah suatu organisasi
bisnis berbadan hukum yang dimiliki oleh sedikitnya dua orang penanggungjawab yang
hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi yang ada di dalamnya.
Tujuan dari PT ini untuk menjalankan usaha dengan modal yang terbagi atas saham-saham,
yang dimana para pemegang saham ikut serta mengambil satu saham atau lebih dan
melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang dibuat secara bersama-sama.

B. Struktur Organisasi

PEMILIK SPBU

Manajer Operasional

Bagian Bagian Bagian


Admin Keuangan Pengawas

Office Operator Security


Boy

C. Fungsi Manajemen
Berikut ini adalah uraian tugas masing-masing pengelola SPBU yang ada di daerah
Ketawang, antara lain :
1. Pemilik SPBU
Bertanggungjawab dalam menginvestasikan dananya untuk kegiatan perusahaan,
menerima hasil “return on investment” yang tertentu dari perusahaan, menerima
laporan-laporan perusahaan yang akan datang dan yang sekarang dari Kepala SPBU,
dan menyetujui kepala spbu dalam menggunakan optimum dan rencana-rencana jangka
panjang.

12
2. Manajer Operasional
Bertanggungjawab dalam memimpin perusahaan dan menciptakan hubungan kerja yang
serasi antar kepala-kepala divisi atau bagian-bagian untuk kelancaran perusahaan.
Manajer Operasional bertanggungjawab langsung kepada pemilik SPBU atas
pelaksanaan tugas operasional.
3. Bagian Administrasi
Bertanggungjawab dalam hal melaksanakan administrasi perusahaan yang menyangkut
kepegawaian, penjualan, dan perusahaan, memberikan saran kepada SPBU atas
masalah-masalah yang menyangkut administrasi perusahaan, mempersiapkan dan
mengatur surat-surat, pengisian laporan-laporan dan formulir-formulir untuk bagian
lain, serta bertanggungjawab atas pelaksanaan administrasi secara umum, pemakaian
dan pemeliharaan peralatan yang digunakan dan penggunaan bahan-bahan yang
diterimanya. Bagian Administrasi bertanggungjawab kepada Manajer Operasional
SPBU.
4. Bagian Keuangan
Bertanggungjawab dalam hal mengadakan penilaian dan penelitian terhadap ketepatan
serta penerapan dari sistem prosedur keuangan termasuk pengadministrasian dalam
peningkatan efektifitas pengawasan terhadap kegiatan perusahaan, mengadakan
penilaian dan penelitian terhadap segenap harta perusahaan, menyelenggarakan dan
mengawasi penyimpanan dokumen yang menyangkut masalah finansial perusahaan
serta menyusun laporan keuangan SPBU. Bagian keuangan bertanggungjawab kepada
manajer operasional.
5. Bagian Pengawas
Bertanggungjawab atas kegiatan operasi penjualan BBM dan perawatan alat dan
fasilitas, menyelesaikan kegiatan administrasi umum, melakukan koordinasi dan diskusi
baik pihak internal maupun eksternal perusahaan, serta mengawasi kinerja operator.
Selain itu, pengawas bertugas mewakili bagian keuangan untuk menyetor uang ke bank.
Bagian pengawas bertanggungjawab kepada Manajer Operasional SPBU.
6. Security
Bertanggungjawab dalam hal keamanan dan ketertiban SPBU, mengawasi
kelangsungan penjualan BBM kepada konsumen. Security bertanggungjawab kepada
bagian pengawas.
7. Office Boy
Bertanggungjawab dalam hal pembersihan rutin seluruh fasilitas dalam kompleks SPBU
dan menjaga kebersihan lingkungan dan alat.
13
8. Operator
Bertanggungjawab dalam hal transaksi langsung dengan konsumen, melaporkan hasil
penjualan BBM kepada bagian pengawas dan melayani konsumen dengan baik dan
sepenuh hati.

D. Sumber Daya Manusia


1. Rekruitmen, Seleksi, Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
1. Rekruitmen
Rekruitmen adalah proses pencarian calon tenaga kerja sesuai dengan lowongan
pekerjaan yang tersedia. Proses rekruitmen bisa dari internal dan eksternal
perusahaan. Di sini pemilik perusahaan akan mengadakan pengumuman di sosial
media, poster-poster, dan media yang lainnya untuk pencarian karyawan sehingga
masyarakat dapat dengan mudah mengetahui lowongan pekerjaan yang tersedia.
Apabila masyarakat berminat untuk menjadi pekerja di perusahaan, maka harus
memenuhi dahulu kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
 Manajer Operasional : Lulusan minimal Diploma atau S1 (diprioritaskan S-1
Jurusan Manajemen), pria atau wanita, umur maksimal 35 tahun, pengalaman
handling operasional SPBU dan administrasinya minimal 2 tahun, memiliki
SIM A/C dan kendaraan pribadi, memiliki semangat kerja yang tinggi dan
kemampuan marketing serta lobbying yang baik, mampu bekerja dalam team,
bersedia bekerja dalam sistem shift, bersedia untuk mobile dan siap
ditempatkan di SPBU Ketawang.
 Bagian Administrasi: Lulusan minimal Diploma atau S1 (diprioritaskan S-1
Jurusan Ilmu Administrasi), pria atau wanita, umur maksimal 35 tahun,
pengalaman bekerja di bidang administrasi minimal 1 tahun, memiliki
semangat kerja yang tinggi, memiliki SIM A/C dan kendaraan pribadi,
mampu bekerja dalam team dan tekanan, bersedia lembur jika dibutuhkan,
dapat mengoperasikan Microsoft Office Word, Excel, dan Power Point dan
bersedia ditempatkan di SPBU Ketawang.
 Bagian Keuangan : Lulusan minimal Diploma atau S1 (diprioritaskan S-1
Jurusan Akuntansi), pria atau wanita, umur maksimal 35 tahun, pengalaman
bekerja di bidang akuntansi minimal 1 tahun, mampu bekerja dalam team,
memiliki SIM A/C dan kendaraan pribadi, bersedia lembur jika dibutuhkan,

14
memiliki semangat kerja yang tinggi, teliti dan cekatan, dan bersedia
ditempatkan di SPBU Ketawang.
 Bagian Pengawas : Lulusan minimal Diploma atau S1 (diprioritaskan S-1
Jurusan Teknik Mesin atau Listrik), pria atau wanita, umur maksimal 35
tahun, pengalaman bekerja minimal 1 tahun, jujur, berjiwa kepemimpinan,
memiliki SIM A/C dan kendaraan pribadi, memiliki semangat kerja yang
tinggi, dan bersedia ditempatkan di SPBU Ketawang.
 Security : Lulusan minimal SMA atau sederajat, pria, umur maksimal 30
tahun, memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, memiliki semangat
kerja yang tinggi, mampu bekerja dalam tekanan, teliti dan cekatan, mampu
beradaptasi dengan lingkungan kerja, dan bersedia ditempatkan di SPBU
Ketawang.
 Office Boy : Lulusan minimal SMA atau sederajat, pria atau wanita yang
masih single, umur maksimal 30 tahun, memiliki SIM A/C dan kendaraan
pribadi, bersedia kerja shift dan mampu bekerja dalam team, teliti dan
cekatan, memiliki semangat kerja yang tinggi dan bersedia ditempatkan di
SPBU Ketawang.
 Operator : Lulusan minimal SMA atau sederajat, pria atau wanita yang masih
single, umur maksimal 30 tahun, memiliki SIM A/C dan kendaraan pribadi,
mampu bekerja dalam team, bersedia kerja shift dan ditempatkan di SPBU
Ketawang dan memiliki semangat kerja yang tinggi.
2. Seleksi
Seleksi adalah pemilihan tenaga kerja yang telah tersedia dengan tujuan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi kriteria dan jumlah yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Di SPBU Ketawang, ada 3 tahapan seleksi yang harus
dilalui oleh calon pekerja, antara lain :
a. Seleksi administrasi
Merupakan tahapan awal dalam melamar pekerjaan. Seleksi administrasi
didasarkan pada kelengkapan berkas yang dikirimkan melalui email
perusahaan. Kelengkapan berkas mencakup CV, Identitas diri, Surat
Keterangan Berkelakuan Baik, SKCK, Ijazah dan Transkrip Nilai, serta Foto
Pribadi terbaru. Selain itu, seleksi administrasi juga melihat kesesuaian data
dari CV (baik softcopy atau CV online via email pada saat melakukan
pendaftaran) dengan persyaratkan yang ditetapkan oleh perusahaan dalam
posisi yang dilamar.
15
b. Seleksi kesehatan
Jika pada tahap administrasi sudah terpenuhi, maka seluruh calon karyawan
akan dicek kesehatannya, baik secara psikis maupun fisik. Secara psikologis,
calon karyawan akan diwajibkan mengikuti tes IQ, sedangkan untuk fisik
adalah tes urine (apakah calon karyawan tersebut mengonsumsi narkoba atau
tidak).
c. Seleksi wawancara
Ini adalah tahap terakhir dalam menentukan apakah calon karyawan layak
diterima di perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tersebut. Apabila
calon karyawan yang bersangkutan memenuhi syarat yang sudah ditentukan
oleh perusahaan, maka calon karyawan akan dihadapkan dengan
pewawancara yang merupakan atasannya apabila diterima nantinya, apakah
itu manajer operasional, kepala divisi, dan sebagainya. Di tahap ini,
pertanyaan yang diberikan tentunya berkaitan dengan mental dan
pengetahuan calon karyawan tersebut.
3. Orientasi
Orientasi atau magang adalah tahap dimana tenaga kerja baru diperkenalkan
kepada situasi kerja dan kelompok kerja yang baru. Di sini calon karyawan akan
dilihat pekerjaannya dalam segi apapun, kedisiplinan, ketepatan, dan
kreativitasnya. Dalam tahap ini, diharapkan seluruh tenaga kerja baru bisa
menunjukkan kinerjanya dengan baik karena dalam tahap ini adalah tahap
penentuan apakah tenaga kerja baru akan terus dipertahankan di perusahaan atau
sebaliknya.
4. Pelatihan dan Pengembangan
Setelah menjalani orientasi, agar karyawan dapat bekerja dengan semaksimal
mungkin maka pemilik SPBU akan mengadakan pelatihan dan pengembangan.
Dengan adanya pelatihan dan pengembangan tersebut, maka karyawan akan
memiliki hardskill dan softskill yang baru. Pemilik juga akan melakukan pelatihan
safety man sehingga para operator bisa lebih berhati-hati dalam melakukan proses
pengisian BBM dan mengajarkan karyawannya supaya dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen, sehingga konsumen merasa nyaman
dengan para karyawan di SPBU tersebut. Tidak hanya operator saja yang
diberikan pelatihan, melainkan manajer dan kepala bagian juga akan ditambahkan
pelatihan supaya mereka lebih professional dalam melakukan pekerjaan di
bidangnya bisa berupa workshop yang mendatangkan ahli.
16
2. Kompensasi Prestasi Kerja, Pola Gaji atau Upah
Kompensasi adalah suatu imbalan atau penghargaan kepada setiap karyawan
di suatu perusahaan dan kompensasi ini penting adanya demi mencapai tujuan yang
diinginkan yang bertalian langsung dengan keberlangsungan karyawan yang bekerja.
Umumnya kompensasi ini berupa kompensasi finansial sperti upah, gaji, komisi,
bonus dan asuransi. Ada juga yang non finansial berupa rasa aman, pujian dan
pengakuan, fleksibilitas karier dan peluang untuk kenaikan penghasilan. Kompensasi
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawannya, dengan pemberian
kompensasi karyawan merasa bersemangat dan lebih giat dalam bekerja.
Pemberian upah yang diterapkan oleh perusahaan SPBU disesuaikan
berdasarkan struktur dan skala upah yang ditentukan oleh Undang-undang
Ketenagakerjaan Pasal 92 dan juga dilihat atas dasar pekerjaan yang telah
dicurahkan oleh si pekerja pada usaha yang dijalankan oleh pengusaha. Di mana
jumlah upah yang diberikan sesuai dengan standar kebutuhan hidup layak karyawan
dan harus bersifat adil.
Kompensasi untuk manajer dan karyawan SPBU pasti berbeda, untuk
kompensasi manajer operasional sebesar Rp 500.000 sedangkan untuk para
karyawan tergantung dari lama ia bekerja mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 300.000.
Sistem kerja yang diterapkan pada SPBU dengan cara menerapkan shift
yakni pembagian jam kerja. Mengenai sistem pengupahan pada umunya dipandang
sebagai suatu perangkat mekanisme untuk mendistribusikan upah kepada karyawan.
Sistem pengupahan ini merupakan suatu perangkat mekanisme yang penting untuk
memberikan upah karyawan sesuai dengan jam kerja yang telah mereka tempuh.
Pemberian upah ini wujud penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan untuk menjamin dan meningkatkan kesejahteraan masyakat. Penggajian
pada SBPU ini berdasarkan dari Upah Minimun Kabupaten Malang pada tahun 2019
yang sebesar Rp 2.781.000, Besar gaji untuk tiap jabatan berbeda-beda mulai dari
manajer dengan gaji Rp 7.500.000; administrasi SPBU Rp 5.000.000; keuangan
SPBU Rp 5.000.000; pengawas SPBU Rp 5.000.000; operator SPBU Rp 3.000.000;
untuk Security & OB menerima gaji sebesar Rp3.000.000.
E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kedua hal ini adalah suatu hal yang terpenting dalam bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuannya adalah untuk melindungi para pekerja, keluarga pekerja,
konsumen dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan pekerjaan.
Selain itu juga pada saat bekerja di SPBU, para karyawan harus terus menerus menghirup
17
uap bensin saat melayani konsumen. Menghirup uap gas yang terjadi selama mengisi bahan
bakar dapat menimbulkan masalah kesehatan pada orang yang bersangkutan. Masalah
kesehatan tersebut bisa menyebabkan penyakit yang memakan waktu singkat maupun waktu
yang lama.
Menurut Pasal 86 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dijelaskan bahwa setiap karyawan berhak memperoleh perlindungan, khususnya adalah hak
atas kesehatan dan keselamatan kerja. PT Pertamina sangat memperhatikan keselamatan
para karyawannya, maka dari itu kewajiban yang sudah diamanatkan tersebut telah
berkembang menjadi komitmen kuat yang membuat perusahaan melakukan upaya
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bukan hanya sekedar dilakukan oleh
perusahaan saja, melainkan juga seluruh karyawan. Perusahaan perlu memberikan jaminan
asuransi kepada semua karyawan yang bekerja di SPBU Ketawang. Selain itu, perusahaan
juga perlu memikirkan keamanan dari segala aspek. Training juga harus diberikan untuk
karyawan sehingga karyawan itu bisa memahami betul tata tertib dari SPBU tersebut.

18
BAB V
ASPEK HUKUM DAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Badan Hukum (PT)


SPBU PT Pertamina yang berada di Jalan Raya Ketawang, Gondanglegi, Kabupaten
Malang merupakan bentuk perusahaan waralaba dengan jenis Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) atau Perseroan Terbatas (PT), perusahaan ini aktif di sektor hulu dan hilir industri
minyak dan gas bumi. Sektor hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan energi
panas bumi, sedangkan kegiatan hilir mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan
pengiriman. Perusahaan ini memproduksi banyak komoditas seperti bahan bakar minyak
(pertalite dan pertamax), LPG (bahan bakar gas cair), LNG (gas bumi cair), dan petrokimia.

B. Dokumen Perizinan Usaha


Dari segi legalitas usaha, perlu disiapkan beberapa dokumen badan hukum untuk
melaksanakan usaha distribusi ini sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar
di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah besar. Beberapa dokumen hukum yang
dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
a. Tanda daftar perusahaan dan surat izin usaha
Usaha distribusi bahan bakar minyak memiliki izin usaha dari dinas perindustrian
dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha. Sesuai dengan Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Perusahaan adalah setiap
bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus
didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan
memperoleh profit.
b. NPWP
NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dimanfaatkan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
c. Izin Mendirikan Bangunan
Karena unit usaha distribusi bahan bakar minyak ini akan didirikan di atas sebidang tanah
2.000m2 demi kelancaran usaha, maka pemilik perusahaan akan melakukan perizinan
untuk pengeringan tanah. Artinya bahwa kami melakukan pengalihfungsian lahan yang
semula untuk pertanian menjadi bangunan untuk tempat usaha.

19
C. Prosedur Perizinan Usaha
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui beserta perizinan yang diperlukan dalam
mendirikan sebuah perusahaan berbentuk PT.
 Tahap 1 : Persiapan (Konsultasi pengisian Formulir Pendirian PT dan Surat Kuasa)
Konsultasi diperlukan untuk mengetahui ruang lingkup pendirian PT, biaya dan cara
pembayaran, prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran dan perizinan
serta berbagai aspek terkait dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan perseroan.
 Tahap 2 : Pemeriksaan formulir, Surat kuasa dan Pengecekan nama PT
Pemeriksaan formulir dan surat kuasa dilakukan untuk memastikan kebenaran data
yang disampaikan. Pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah nama perseroan yang
dipilih sudah dimiliki persahaan lain atau belum, jika belum nama tersebut langsung bisa
didaftarkan oleh notaris melalui SISMINBAKUM, jika nama perseroan sudah dimiliki
maka harus mengganti dengan nama lain. Persyaratan:
o Melampirkan formulir asli dan surat kuasa pendirian CV.
o Melampirkan copy KTP para pendiri dan pengurus.
o Melampirkan copy KK pimpinan perusahaan (pesero aktif / direktur
perseroan).
Lama proses 1 (satu) hari kerja setelah formulir & surat kuasa diterima.
 Tahap 3 : pendaftaran dan persetujuan pemakaian nama PT
Proses pendaftaran dilakukan oleh notaris untuk mendapatkan persetujuan dari instansi
terkait (Menteri Hukum dan HAM RI) sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007
tentang PT dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1998 tentan “Pemakaian Nama
perseroan Terbatas”. Lama proses persetujuan 5 (lima) hari kerja setelah permohonan
diajukan.
 Tahap 4 : Pembuatan Draf/Notulen Anggaran Dasar PT
Draf/Notulen anggaran dasar dibuat berdasarkan informasi yang dibuat oleh para pendiri
perseroan didalam formulir pendirian PT dan Surat Kuasa Lama proses 1 (satu) hari kerja
setelah permohonan diajukan. Persyaratan yang dibutuhkan sama dengan tahap 2.
 Tahap 5 : Pembuatan Akta Pendirian PT oleh notaris yang berwenang
Proses pembuatan Akta Pendirian dilakukan setelah nama PT disetujui. Akta pendirian PT
akan dibuat dan ditandatangani oleh notaris yang berwenang dan dibuat dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan
Terbatas”. Lama proses 1(satu) hari kerja setelah permohonan diajukan. Persyaratan:
melampirkan copy KTP Pendiri Perseroan.

20
 Tahap 6 : Surat Keterangan Domisili Perseroan
Permohonan Surat Keterangan Domisili diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan
setempat sesuai dengan alamat kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan dan
keberadaan alamat perusahaan. Lama proses 2 (dua) hari kerja setelah permohonan
diajukan. Persyaratannya:
o Copy kobtrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tepat usaha.
o Surat keterangan dari pemilik gedung apabila berdomisili di gedung
perkantoran.
o Copy PBB tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan yag
berdomisili di RUKO/RUKAN.
 Tahap 7 : NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan sebagai Wajib Pajak.
Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. Lama proses NPWP 2 hari
kerja setelah permohonan diajukan. Lama proses SKT wajib pajak 2 hari kerja setelah
permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan :
o Bukti PPN atas pembangunan tempat usaha bagi yang berdomisili di gedung
perkantoran.
 Tahap 8 : Pengesahan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
Permohonan ini diajukan oleh notaris kepada Menteri Hukum dan HAM RI untuk
mendapatkan pengesahan anggaran dasar perseroan (akta pendirian) sebagai badan hukum
PT sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang “perseroan terbatas”. Lama
proses 25 hari kerja setelah permohonan diajukan. Persyaratan lain yang dibutuhkan:
Melampirkan bukti setor bank senilai modal disetor dalam Akta pendirian.
 Tahap 9 : UUG/SITU-Surat Izin Tempat Usaha.
UUG/SITU ini diperlukan untuk proses Izin Usaha Industri atau SIUP (Surat Izin
Usaha Perdagangan) atau untuk Izin kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya
UUG/SITU berdasarkan Undang-undang Gangguan.
 Tahap 10 : SIUP – Surat Izin Usaha Perdagangan
Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota atau Kabupaten atau
Provinsi sesuai dengan keberadaan domisili Perusahaan. Lama proses 10 (sepuluh) hari
kerja setelah permohonan diajukan.
Penggolongan SIUP terdiri dari SIUP Besar, Menengah, dan Kecil dengan
ketentuan sebagai berikut :
o SIUP Besar untuk Modal disetor diatas 500 juta.
o SIUP Menengah untuk Modal disetor diatas 200 juta s.d. 500 juta.
21
o SIUP Kecil untuk Modal disetor s.d. 200 juta.
 Tahap 11 : TDP – Tanda Daftar Perusahaan
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kantor Dinas Perindustrian &
Perdagangan Kota/Kabupaten. Kantor pendaftaran perusahaan sesuai dengan domisili
perusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) sebagai bukti bahwa Perusahaan atau Badan Usaha telah melakukan
Wajib Daftar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 37/MDAG/PER/9/2007 tentang “Penyelenggaraan Pendaftaran
Perusahaan”. Lama proses, 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diajukan.
 Tahap 12 : Pengumuman Dalam Berita Acara Negara RI
Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan pengesahan
dari Menteri Kehakiman & HAM RI, maka harus diumumkan dalam berita negara dan
perusahaan yang telah diumumkan dalam berita negara, maka perusahaan tersebut telah
sempurna statusnya sebagai Badan Hukum. Lama proses 90 (sembilan puluh) hari kerja.

D. Dampak terhadap Lingkungan dan Solusinya


a. Dampak Lingkungan Hidup
Dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan SPBU baru di
kawasan Jalan Raya Ketawang membuat masyarakat mulai beralih menggunakan
bensin melalui SPBU dan bisa memberikan sedikit tempat kerja bagi masyarakat
sekitar. Masyarakat akan mendapat jaminan mutu secara presisi mengenai pengisian
bahan bakar kendaraan mereka serta bisa menambah pendapatan bagi sebagian
masyarakat sekitar. Dampak negatif yang ditimbulkan berupa maraknya pada
pedagang bensin eceran. Hal ini terjadi sebagai akibat dari dipermudahkannya akses
para pedagang eceran untuk mendapatkan bensin. Akses yang dimaksud adalah
dekatnya jarak untuk membeli bensin.
Dalam lingkungan sosial ada juga pengaruh dari budaya organisasi. Budaya
organisasi yang kuat dapat menjadi personal nilai tersendiri bagi masing karyawan.
Budaya organisasi tersebut telah ditanamkan dalam diri para karyawan sehingga
apapun yang dilakukan oleh karyawan dalam pekerjaannya dapat sesuai dengan norma
dan budaya disekitar. Budaya yang kuat akan mempengaruhi kinerja organisasi,
terutama bagi para karyawan agar dapat berinovasi dan bersosialisasi. Jika karyawan
sudah termotivasi, komitmen atau loyalitas akan terbentuk dengan sendirinya secara
perlahan.

22
b. Dampak Lingkungan Sosial
Pendirian bangunan yang membutuhkan izin yang berkaitan dengan lingkungan agar
dapat beroperasi. Izin-izin tersebut antara lain Upaya Kelola Lingkungan Hidup
(UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), dan Uji Lalu Lintas. UKL dan
UPL dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup, sedangkan Uji Lalu Lintas
dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan. Kegiatan operasional SPBU dalam pengisian
dan distribusi bahan bakar kendaraan mempunyai dampak terhadap komponen
lingkungan hidup yakni penurunan kualitas air tanah maupun air permukaan yang
berasal dari tumpahan, bocoran bahan bakar akibat dari lalainya pekerja. Operasioal
SPBU juga akan berpotensi menambah kemacetan sebagi akibat dari adanya
penumpukan antrian pada saat jam sibuk.

23
BAB VI
ASPEK KEUANGAN
A. Modal Kerja

Keterangan Kuantitas Jumlah (Rp) Total (Rp)


1. Biaya Pembuatan Studi Kelayakan
Analisis Tanah 1 orang 10.000.000 10.000.000
2. Biaya Pengurusan Izin
Notaris 1 Orang 25.000.000 25.000.000
Kepala Desa 1 orang 2.000.000 2.000.000
Total 37.000.000

Keterangan Kuantitas Jumlah (Rp) Total (Rp)


1. Aset Tetap Berwujud
Tanah 2.000 m² 1.000.000.000 1.000.000.000
Mesin 8 pc 10.000.000 80.000.000
Bangunan 10 pc 250.000.000 2.500.000.000
Peralatan 42 pc 5.000.000 210.000.000
Inventaris Kantor 20 pc 3.000.000 60.000.000
2. Aset Tetap Tak Berwujud
Hak Cipta 1 kali 50.000.000 50.000.000
Lisensi 1 kali 100.000.000 100.000.000
Total 4.000.000.000

Keterangan Kuantitas Jumlah (Rp) Total (Rp)


Upah & Gaji Manajer Operasional 1 orang 7.500.000 7.500.000
Upah & Gaji Bagian Administrasi 2 orang 5.000.000 10.000.000
Upah & Gaji Bagian Keuangan 2 orang 5.000.000 10.000.000
Upah & Gaji Bagian Pengawas 2 orang 5.000.000 10.000.000
Upah & Gaji karyawan 20 orang 3.000.000 60.000.000
Biaya Listrik 1 Bulan 10.000.000 10.000.000
Biaya Telepon & Air 1 Bulan 8.500.000 8.500.000
Biaya Pemeliharaan 1 Bulan 14.000.000 14.000.000
Biaya Pemasaran 1 Bulan 3.000.000 3.000.000
Pajak 1 Bulan 7.000.000 7.000.000
Premi Asuransi 1 Bulan 4.000.000 4.000.000
Total 144.000.000

24
Keterangan Jumlah (Rp)
1. Biaya Pra Investasi 37.000.000
2. Biaya Aset Tetap 4.000.000.000
3. Biaya Operasi 144.000.000
Modal Kerja 4.181.000.000

B. Sumber Dana
Sumber pendanaan SPBU Ketawang berasal dari 75% modal sendiri dan 25% hutang bank, dimana
hutang bank dibayar dengan angsuran 12x dengan bunga sebesar 1%.
Sumber Dana
Modal Sendiri 75% Rp 3.108.750.000
Hutang Bank 25% Rp 1.036.250.000

Rincian Pembayaran Hutang Bank


Bunga per tahun (1% x total pinjaman) Rp 10.362.500
Pinjaman Pokok Rp 86.354.167
Bunga 1% per bulan Rp 863.542
Yang harus dibayar tiap bulan Rp 87.217.708

C. Proyeksi Arus Kas

Bulan
Keterangan
1 2 3
Uang di tangan -
Penerimaan Uang Tunai:
Uang Tunai Lain-Lain
Penjualan Tunai - 232.470.000 281.700.000
Modal Sendiri 3.135.750.000
Hutang Bank 1.045.250.000
Jumlah Uang Tunai Yang Tersedia 4.181.000.000 232.470.000 281.700.000
Biaya Pra Investasi 37.000.000
Biaya Investasi Tetap 4.000.000.000
Biaya Operasional 144.000.000 144.000.000 144.000.000
Biaya Bayar Hutang 87.975.208 87.975.208

Uang Tunai Yang Dibayarkan 4.181.000.000 231.975.208 231.975.208


Arus Kas (surplus/defisit) - 494.792 49.724.792

25
Bulan
Keterangan
4 5 6
Uang di tangan
Penerimaan Uang Tunai:
Uang Tunai Lain-Lain
Penjualan Tunai 257.850.000 220.500.000 337.590.000
Modal Sendiri
Hutang Bank
Jumlah Uang Tunai Yang Tersedia 257.850.000 220.500.000 337.590.000
Biaya Pra Investasi
Biaya Investasi Tetap
Biaya Operasional 144.000.000 144.000.000 144.000.000
Biaya Bayar Hutang 87.975.208 87.975.208 87.975.208

Uang Tunai Yang Dibayarkan 231.975.208 231.975.208 231.975.208


Arus Kas (surplus/defisit) 25.874.792 (11.475.208) 105.614.792

Bulan
Keterangan
7 8 9
Uang di tangan
Penerimaan Uang Tunai:
Uang Tunai Lain-Lain
Penjualan Tunai 266.040.000 258.840.000 23.850.000
Modal Sendiri
Hutang Bank
Jumlah Uang Tunai Yang Tersedia 266.040.000 258.840.000 23.850.000
Biaya Pra Investasi
Biaya Investasi Tetap
Biaya Operasional 144.000.000 144.000.000 144.000.000
Biaya Bayar Hutang 87.975.208 87.975.208 87.975.208

Uang Tunai Yang Dibayarkan 231.975.208 231.975.208 231.975.208


Arus Kas (surplus/defisit) 34.064.792 26.864.792 (208.125.208)

26
Bulan
Keterangan
10 11 12
Uang di tangan
Penerimaan Uang Tunai:
Uang Tunai Lain-Lain
Penjualan Tunai 243.000.000 248.220.000 292.950.000
Modal Sendiri
Hutang Bank
Jumlah Uang Tunai Yang Tersedia 243.000.000 248.220.000 292.950.000
Biaya Pra Investasi
Biaya Investasi Tetap
Biaya Operasional 144.000.000 144.000.000 144.000.000
Biaya Bayar Hutang 87.975.208 87.975.208 87.975.208

Uang Tunai Yang Dibayarkan 231.975.208 231.975.208 231.975.208


Arus Kas (surplus/defisit) 11.024.792 16.244.792 60.974.792

Rekapitulasi Arus Kas Selama 1 Tahun


Bulan Cash Flow
Januari -
Februari 494.792
Maret 49.724.792
April 25.874.792
Mei (11.475.208)
Juni 105.614.792
Juli 34.064.792
Agustus 26.864.792
September (208.125.208)
Oktober 11.024.792
November 16.244.792
Desember 60.974.792
Jumlah 111.282.708

27
D. Penilaian Kelayakan Investasi
1. PP
PP = Investasi Awal = 4.181.000.000 = 38
Arus Kas 111.282.708

2. NPV
NPV = Aliran Kas Neto
(1+k)
NPV = 0 + 494.792 + 49.724.792 + 25.874.792 + (11.475.208) + 105.614.792 +
2 4 8 16 32 64
34.064.792 + 26.864.792 + (208.125.208) + 11.024.792 + 16.244.792 + 60.974.792
128 256 512 1.024 2.048 4.096
NPV = 0 + 123.698 + 6.215.599 + 1.617.174 + (358.600) + 1.650.231 +
266.131 + 104.941 + (406.495) + 10.766 + 7.932 + 14.886
NPV = 9.246.264
3. BEP
a) BEP dalam Unit = FC
P-V
= 2.500.000.000
9.500 – 8.333
= 2.500.000.000
1.167
= 2.142.245,073 = 2.142.245 unit
b) BEP dalam Rupiah = FC
1- V/P
= 2.500.000.000
1.167 / 9.500
= Rp 20.351.328.192

28
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan Bakar minyak masih menjadi sebuah komoditas yang diperlukan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Masyarakat dapat dimudahkan dalam mendapatkan bahan bakar kendaraan
dengan pembangunan SPBU di daerah Jalan Raya Ketawang.Bisnis yang dijalankan ini
memiliki nilai investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan. Persaingan pasar masih
dimenangkan oleh PT Pertamina dalam distribusi bhan bakar kendaraan lain jika
dibandingakna dengan para kompetitor yang ada di lapangan. Kekuatan pasar ini menjadikan
peluang bisnis yang dapat memanejemen risiko kerugian dalam menjalankan bisnis ini.
B. Saran
Pembangunan SPBU ini akan berdampak baik bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat
setempat yang mayoritas para pekerja pabrik dan pengusaha mikro seperti petani dan industri
rumahan. Perlu dilakukan upaya suplai ulang bahan bakar kendaraan ini dari Pertamina agar
suplai barang tidak sampai kekurangan maupun kehabisan stok BBM sehingga SPBU pun
selalu terkendala dalam operasionalnya.

29

Anda mungkin juga menyukai