08121596086
MAPPI : 97 – S- 01019
Ijin Penilai Publik: P-1.09.00104
STTD Bapepam: 20/PM/STTD-P/A/2006
Email: uswatunkh@gmail.com
Secara umum, terdapat 3 pendekatan yg
dapat digunakan untuk menilai suatu
properti
Ketiga pendekatan tsb adalah:
Pendekatan data pasar (sales comparison
approach)
Pendekatan kalkulasi biaya (cost approach)
Pendekatan kapitalisasi pendapatan
(income capitalization approach)
Pendekatan kapitalisasi pendapatan
diterapkan untuk properti yang
menghasilkan pendapatan (income
producing property)
Contoh properti yg menghasilkan
pendapatan:
Ruko/toko yg disewakan
Rumah tinggal yg dikontrakkan
Hotel
Gedung perkantoran
Apartemen yg disewakan
Perkebunan kelapa sawit
Nilai (V, value) dari suatu properti
tergantung pada pendapatan (I, income)
yang akan dihasilkannya di masa
mendatang
Nilai merupakan fungsi dari pendapatan
V = (I)
Nilai suatu properti dapat diperkirakan
dari pendapatan yang akan dihasilkannya,
yang dikonversi menjadi nilai dengan
menggunakan metode-metode tertentu
GROSS INCOME MULTIPLIER (GIM)
INCOME CAPITALIZATION
DISCOUNTED CASH FLOW
LAND RESIDUAL TECHNIQUE
Jika suatu properti…
dapat menghasilkan pendapatan kotor
sebesar Rp 50 jt/thn
dijual dengan harga Rp 400 jt
Maka…
SP
GIM
GI
Rp 400 jt
GIM
Rp 50 jt
GIM 8
Dari contoh di slide sebelumnya, GIM
sebesar 8 berarti harga jual properti
tsb adalah 8x (8 kali) pendapatan kotor
per tahunnya
Istilah lain.. GRM (gross rent
multiplier/pengali sewa kotor):
GIM:utk semua jenis pendapatan
(umumnya per tahun)
GRM: utk sewa saja (umumnya per bulan)
Nilai suatu properti diperoleh dgn
mengalikan pendapatan kotor tahunan
yg diharapkan (expected annual gross
income) dgn GIM yg diperoleh dari data
penjualan properti pembanding
Atau, jika dinyatakan dlm rumus:
V = GI X GIM
Anda harus menilai properti X (sebuah ruko yg
disewakan)
Properti X diperkirakan dpt menghasilkan
penghasilan kotor per thn sebesar Rp 60 jt
GIM dari data pembanding (ruko-ruko yg disewakan)
adalah sbb:
Ruko GI SP GIM
A 65.000 395.000 6,03
B 55.000 340.000 6,18
C 72.000 425.000 5,7
D 44.000 256.000 4,9
E 90.000 445.000 5,7
Rata-rata 5,7
Berdasarkan analisis data
pembanding di slide sebelumnya,
diperoleh rata-rata GIM = 5,76
Maka nilai properti X adalah:
V = GI x GIM
= Rp 60 jt x 5,76
= Rp 345 jt
Kesimpulan: dengan menggunakan
GIM, nilai properti X adalah Rp 345 jt
Ada 2 jenis pendapatan kotor…
PGI (potential gross income atau pendapatan kotor
potensial)
EGI (effective gross income atau pendapatan kotor efektif)
PGI: seluruh pendptan yg diperoleh pd saat tingkat
hunian (occupancy rate) 100% (rental, service
charge, misc. income), sebelum dikurangi beban
operasional
EGI: seluruh pendapatan yang diperoleh setelah
dikurangi VCL, sebelum dikurangi beban-beban
operasional (atau PGI dikurangi dgn VCL)
VCL: pengurangan pada PGI yang disebabkan karena
kekosongan sewa dan karena adanya sewa yang tak
dibayar oleh penyewa (tenant)
Baik PGI maupun EGI dapat
digunakan, namun penggunaannya
harus konsisten (tidak boleh
dicampurbaurkan)
Jika PGI yang digunakan sebagai
dasar penilaian: GIM harus dihitung
dari PGI properti pembanding
Jika EGI yang digunakan sebagai
dasar penilaian: GIM harus dihitung
dari EGI properti pembanding
Merupakan bagian dari pendekatan
kapitalisasi pendapatan yang didasarkan
pada konsep nilai kini (present value)
Digunakan untuk properti yang
menghasilkan pendapatan yang bersifat
lebih rumit (hotel, perkantoran)
Hanya dapat digunakan untuk properti yg
sdh mapan dan dlm keadaan perekonomian
yg stabil
SKEMA DISCOUNTED CASH FLOW METHOD
NI1 NI2 NI3 NI4 NI5 NIn-2 NIn-1 NI
1 2 3 4 5 .......………….. n -1 n
@ i1
@ i2
@ i3
@ i4
@ i5
@ in-2
@ in-1
@ in
Value
Value of
of
Property
Property
V = PV NOI + PV TV
Dengan 2 asumsi:
Pendapatan konstan (I1 = I2 = I3 = In)
Umur properti tak terhingga (n = )
Maka rumus:
I1 I2 I3 I n 1 In
V ...
1 r 1 r 1 r
1 2 3
1 r n 1
1 r n
R menjadi R
(capitalization rate)
PGI (Potential Gross Income)
- VCL (Vacancy & Collection Loss)
= EGI (Effective Gross Income)
- OE (Operating Expenses)
= NOI (Net Operating Income)
Inilah “I” yg
- DS (Debt Service) digunakan utk
penilaian
= Pre-tax Cash Flow (Equity Dividend)
- Income Tax on Operation
= After-tax Cash Flow
PGI: seluruh pendapatan yang diperoleh pada saat
tingkat hunian (occupancy rate) 100% (rental,
service charge, misc. income), sebelum dikurangi
beban-beban operasional
VCL: pengurangan pada PGI yang disebabkan karena
kekosongan sewa dan karena adanya sewa yang tak
dibayar oleh penyewa (tenant)
EGI: seluruh pendapatan yang diperoleh setelah
dikurangi VCL, sebelum dikurangi beban-beban
operasional
OE: seluruh beban yang harus dikeluarkan untuk
mendukung pengoperasian properti
NOI: pendapatan bersih hasil operasi, atau EGI
setelah dikurangi beban-beban operasional
Beban variabel (variabel expenses): beban
yang bervariasi dan jumlahnya tergantung
pada tingkat hunian gaji, bonus karyawan,
biaya listrik, gas & air, biaya alat kantor,
pemasaran dll
Beban tetap (fixed expenses): dapat
bervariasi atau tidak, tetapi jumlahnya tidak
tergantung pada tingkat hunian PBB,
asuransi
Cadangan penggantian (replacement
allowance): beban yg disisihkan untuk
mengganti bagian bangunan dan peralatannya
perbaikan sistem pendingin, perbaikan lift,
penggantian atap, karpet dll
Ada 4 jenis beban/biaya yang tidak termasuk
beban operasional, yaitu:
Biaya pendanaan (financing costs)
bunga pinjaman, biaya pencarian dana,
angsuran pokok pinjaman
Pajak penghasilan perusahaan (income
tax): beban untuk pemilik, tapi bukan
beban untuk properti PPh ps. 25
Penyusutan/depresiasi (akuntansi)
Penambahan investasi (capital
improvements)
Data dari suatu gedung perkantoran yang
disewakan adalah sebagai berikut:
Pendapatan kotor potensial = Rp 1,5 milyar/thn
Tingkat kekosongan = Rp 50 juta/thn
Biaya cadangan = Rp 50 juta/thn
Biaya variabel = Rp 300 juta/thn
Biaya asuransi = Rp 100 juta/thn
PBB = Rp 40 juta/thn
Depresiasi bangunan = Rp 150 juta/thn
Tingkat kapitalisasi keseluruhan = 12,5%
Berapakah nilai gedung perkantoran tersebut?
Cap rate merupakan suatu angka,
dinyatakan dlm %, yang digunakan untuk
mengkonversi “one income figure” menjadi
nilai melalui proses kapitalisasi
RO = overall cap rate, RL = cap rate tanah, RB
= cap rate bangunan, RM = cap rate untuk
pinjaman, RE = cap rate untuk modal sendiri
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk
menentukan cap rate:
Metode perbandingan data transaksi (comparative
sales method)
Metode rata-rata tertimbang (band of investment
method)
Metode penjumlahan (summation method)
Cap rate ditentukan dari data harga jual dan
NOI properti yang sebanding
Misalnya diperoleh data sebagai berikut:
A B C
Harga jual 600.000 635.000 595.000
NOI 67.500 72.300 70.100
Cap rate 11,2 5% 11,39% 11,78%
Maka cap rate properti yang dinilai adalah
antara 11,25% – 11,78%
EGIM (effective gross income multiplier)
P Harga jual
EGIM
EGI
NIR (net income ratio)
NOI
NIR
EGI
OER (operating expense ratio)
OER 1 NIR
Maka cap rate dapat dihitung dgn rumus:
1 OER Jika data NOI tidak
R ada, tapi P, EGI & OER
EGIM ada
Menggunakan rata-rata dari cap rate
tiap-tiap komponen (pendanaan atau
fisik) properti yang diberi bobot
berdasarkan proporsi nilai tiap-tiap
komponennya
Contoh (dgn komponen pendanaan):
Proporsipinjaman 75%, bunga 10% p.a., masa
angsuran 25 thn
Cap rate modal sendiri 12% (dari data pasar)
Perhitungan di slide berikut…
i
RM 10%
1
1 1
1 i n 1
1 10% 25
Dari pre-tax CF
dibagi dgn equity
investment
Cap rate diperoleh dari tingkat bunga bebas risiko
+ risiko - keunggulan investasi dlm properti
Contoh:
Tingkat bunga bebas risiko......... 6,0%
Reliability of net income.............. 2,0% (+)
Problems of liquidity.................... 1,5% (+)
Burden of management.............. 1,0% (+)
Appreciation............................... 1,0% (–)
Tax benefits................................ 0,5% (–)
Hypothecation............................ 0,5% (–)
Development
Development Period
Period (n)
(n)
Gross
Gross Development
Development Value
Value (GDV)
(GDV)
minus
minus
Development
Development Cost
Cost (DC)
(DC)
minus
minus
Developer
Developer Profit
Profit (DP)
(DP)
Value
Value of
of Discounting
Discounting Factor
Factor (i)
(i) Residual
Residual
Property
Property 1/ (1+I)
1/ (1+I) nn
(GDV
(GDV –– DC
DC -- DP)
DP)
TAHAPAN PELAKSANAAN PENILAIAN DENGAN
METODE “LAND RESIDUAL TECHNIQUES”
R = Tingkat Kapitalisasi
= ( Rp. 26,4 / Rp. 240 ) X 100 % = 11 %
2. Metode Perhitungan Tingkat Pengembalian
Modal Pinjaman dan Modal Sendiri ( Band of
Investment Method)
Rumus umum :
Komponen Pinjaman M X Rm = A
Komponen Modal Sendiri ( 1 – M ) X RE = B
R = A+B
- Hipotek ( Hypothecation )
CONTOH
Safe Rate 16.0 %
Penyesuaian
Reliability of net income + 3.0 %
Liquiditas + 0.5 %
Burden of management + 0.5 %
Apresiasi – 5.7 %
Tax benefits – 1.9 %
Hipotek – 1.5 %
+
Tingkat Kapitalisasi 10.9 %
Teknik Kapitalisasi untuk Properti ada 3 teknik :
1 . Teknik Penyisaan Properti ( Property residual
technique ).
2 . Teknik Penyisaan Bangunan ( Building residual
technique ) .
3 . Teknik Penyisaan Tanah ( Land residual technique ) .
Contoh :
Pendapatan bersih Properti = Rp 9.000.000,00 / tahun
Tingkat kapitalisasi untuk properti tsb = 12 % .
Indikasi Nilai Pasar Properti = Rp 9.000.000,00 / 12 % =
= Rp 75.000.000,00 .
Teknik Penyisaan Bangunan .
Teknik Penyisaan bangunan digunakan bila Nilai tanah telah
dapat diketahui dan Nilai bangunan sulit untuk ditentukan .
OBYEK
PEMILIK
URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
REVENUE #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
I SALEABLE AREA
Penjualan Kios 24.248.195.292 48.586.879.636 43.895.890.152 37.788.600.040 31.583.362.670 20.233.711.880 11.180.642.160 3.792.091.200 -
II RENTABLE AREA 1.356.750.000 10.951.299.000 12.687.003.600 14.782.156.200 15.536.568.600 15.536.568.600 16.313.397.030 16.313.397.030 16.313.397.030 17.129.066.882
III SERVICE CHARGE 119.360.700 2.837.733.600 3.349.654.800 4.092.839.226 4.562.113.626 4.840.582.446 5.341.259.391 5.341.259.391 5.341.259.391 5.608.322.361
Revenue 43.593.952.821 64.800.394.380 80.917.024.784 64.915.064.656 57.887.282.266 51.960.513.716 41.888.368.301 32.835.298.581 25.446.747.621 22.737.389.242
Other Revenue
> Billboard 20.160.000 21.600.000 25.704.000 30.240.000 30.240.000 31.752.000 31.752.000 31.752.000 33.339.600
> ATM 32.000.000 36.000.000 42.000.000 42.000.000 42.000.000 44.100.000 44.100.000 44.100.000 46.305.000
> Parkir 262.800.000 306.600.000 344.925.000 344.925.000 344.925.000 362.171.250 362.171.250 362.171.250 380.279.813
Total Other Revenue - 314.960.000 364.200.000 412.629.000 417.165.000 417.165.000 438.023.250 438.023.250 438.023.250 459.924.413
Total Revenue 43.593.952.821 65.115.354.380 81.281.224.784 65.327.693.656 58.304.447.266 52.377.678.716 42.326.391.551 33.273.321.831 25.884.770.871 23.197.313.655
EXPENSES
> Operational Expenses 100,0% 119.360.700 2.837.733.600 3.349.654.800 4.092.839.226 4.562.113.626 4.840.582.446 5.341.259.391 5.341.259.391 5.341.259.391 5.608.322.361
> General administrasi 5,0% 2.179.697.641 3.255.767.719 4.064.061.239 3.266.384.683 2.915.222.363 2.618.883.936 2.116.319.578 1.663.666.092 1.294.238.544 1.159.865.683
> Marketing Fee 2,5% 1.089.848.821 1.627.883.859 2.032.030.620 1.633.192.341 1.457.611.182 1.309.441.968 1.058.159.789 831.833.046 647.119.272 579.932.841
> Reserve for Replacement 2,0% 871.879.056 1.302.307.088 1.625.624.496 1.306.553.873 1.166.088.945 1.047.553.574 846.527.831 665.466.437 517.695.417 463.946.273
> PBB 2,5% 88.000.000 90.200.000 92.455.000 94.766.375 97.135.534 99.563.923 102.053.021 104.604.346 107.219.455 109.899.941
Total Expenses 54.348.786.218 9.113.892.266 11.163.826.154 10.393.736.498 10.198.171.651 9.916.025.847 9.464.319.609 8.606.829.312 7.907.532.079 7.921.967.099
NET OPERATING IN (OUT) CASH FLOW (10.754.833.397) 56.001.462.114 70.117.398.629 54.933.957.157 48.106.275.615 42.461.652.869 32.862.071.942 24.666.492.520 17.977.238.792 15.275.346.555
BEFORE TAX CASH IN (OUT) CASH FLOW (10.754.833.397) 56.001.462.114 70.117.398.629 54.933.957.157 48.106.275.615 42.461.652.869 32.862.071.942 24.666.492.520 17.977.238.792 213.634.476.834
Discount Rate 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0% 18,0%
Present Value (Discounted Cash Flow) (9.114.265.591) 40.219.378.134 42.675.613.518 28.334.323.970 21.027.696.430 15.729.135.428 10.316.227.025 6.562.228.376 4.053.077.625 44.339.651.167
Data dari suatu gedung perkantoran berlantai 9 adalah
sebagai berikut:
Luas lantai I 500 m², luas lantai II s/d VIII masing-masing
350 m², luas lantai IX 250 m² (lantai IX adalah ruang
pertemuan yang disewakan)
Luas ruang kantor efektif yg dpt disewakan = 80% dari total
luas ruang kantor
Tingkat hunian = 85%
Tarif sewa ruang pertemuan = US$ 300/hari, dlm 1 tahun
disewakan selama 150 hari
Tarif sewa kantor = US$ 16/m²/bulan
Service charge = US$ 4,5/m²/bulan
Biaya operasional = 30% dari pendapatan kotor efektif
Berapakah nilai gedung perkantoran tersebut (dalam US$)
jika tingkat kapitalisasi keseluruhan = 9%?
Obyek penilaian adalah gedung perkantoran ABC (30
lantai), memenuhi prinsip HBU, di Jl. Jend.
Sudirman, Jakarta. Datanya adalah sebagai berikut:
Luas lantai dasar: 1.250 m², luas lantai 2: 1.000 m², luas
lantai 3 s/d 30: masing-masing 600 m²
Luas efektif lantai dasar 70%, lantai lainnya 85%
Fasilitas parkir (outdoor dan indoor) 180 mobil, pendapatan
parkir rata-rata Rp 25 ribu/mobil/hari kerja
Tarif sewa gedung Rp 110 ribu/m²/bulan (lantai dasar) dan
Rp 90 ribu/m²/bulan (lantai lainnya)
Service charge Rp 50 ribu/m²/bulan
Tingkat hunian rata-rata 90% per tahun
Lanjutan data:
Jumlah mobil yang masuk per hari rata-rata 85%
dari kapasitas parkir (1 minggu = 5 hari kerja)
Seluruh (100%) pendapatan service charge akan
digunakan untuk menutup biaya operasional
Data perbandingan gedung sejenis (diperoleh dari
pasar) adalah sebagai berikut: