Mektan
Mektan
Tanah Non Kohesive : butiran tanah saling bergeser → tanah lebih padat
GRAFIK PENURUNAN
waktu
S Smin
penurunan
pasir
Smin
lempung
Mekanika Tanah II 49
Untuk perencanaan Bangunan :
• Penurunan perlu di hitung
B = lebar bangunan
2.B Baik
B 2.B B
Tanah kohesive lunak
Lunak/medium
Silinder
Mekanika Tanah II 50
Perilaku
1. Silinder kosong ( tanpa air ) > Piston turun seketika & berhenti
2. Silinder ada air lubang di sumbat, P. ada > tak terjadi penurunan, P menambah
tekanan hidrostatis
U = z. γw → ditambah P
U = z. γw + P
3. Ada air, lubang besar, P ada > Air keluar lewat lubang, piston turun proses cepat
(tak seketika).
4. Ada air, lubang kecil, P ada :
• Tekanan berlebih u = P
• Air keluar dengan P kecil p → tekanan lebih pada air
→ ditahan oleh pir
p = u+σ
u = berangsur turun
σ = berangsur naik
pada suatu saat u = o tidak turun lagi
p=σ (kons. selesai)
Asumsi :
Pasir → pir kaku
Lempung → pir lemah
Keadaan 1 : Keadaan 4 :
• Pasir kering • lempung kenyang air
• Beban • Beban
Akibat :
Keadaan 3 : → proses lambat
• Pasir kenyang air → sittlement besar
• Beban
waktu
Smin
pasir
Sittlemen
Smin
lempung
Mekanika Tanah II 51
1. Berapa penurunan total yang terjadi :
→ dipengaruhi oleh : tebal tanah, compresibility
Catatan :
1. m.a.t. turun → tekanan efektif naik
karena P1 = z. γ’ → m.a.t. turun
P2 = z. γsat
• Adanya aliran air ke bawah → penambahan tekanan efektif akibat rembesan
• Konsolidasi akibat berat tanah sendiri
S = Si + Sp + Ss
hvo S
H hv1 Dianggap tanah dengan
X
hs H1 tampang datar = 1
hs
Vvo hvo
Mula2 : e0 = = S = H – H1
Vs hs
hv1 S = hvo – hv1……(gambar)
Setelah turun : e1 =
hs
→ S = H – H1
= hvo – hv1 (gambar)
Mekanika Tanah II 52
hvo hv1
−
S hvo − hv1
= = hs hs = eo − e1
H hs + hvo hv 1 − eo
1+ o
hs
jadi :
eo − e1 eo − e1
S = H. S = H
1 + eo 1 + eo
4. Persentasi konsolidasi = u
• U = proses konsolidasi teoritis
• Praktis : U perbandingan antara St & S. αcos %
St
U = x 100 %
S
St = penurunan pada saat t.
S = penurunan max.
Misal : S = 30 cm St
Pada saat 10 th 8 cm U = x 100%
S max
8
U = x 100 %
30
U 0% 10 % 20 % 30 %
T …. …. …. …..
Mekanika Tanah II 53
PERCOBAAN CONSOLIDASI LABORATORIUM
P = beban
Jalan Percobaan
a. Beban diberikan secara bertahap selama 24 jam 0,25 kg/cm2, 0,5, 1,2, 4,8 dst
b. Setiap tahap beban dibiarkan 24 jam, dan selama 24 jam penurunan di amati
Waktu pengamatan (dalam menit) yang dapat diambil akarnya.
t
(0,25), 1, (2,25), 4, (6,25) dst → 1440
S
t menit
1 1440 1440 1440 1440 1440
S1 S2 S3 S4
2
¼ kg/cm 2
penurunan 3
0,5 kg/cm2
4
1 kg/cm2
5
6
dst
Mekanika Tanah II 54
Titik 1 : awal percobaan → 0,25 % kg/cm2 (24 jam) → 1 – 2
Hasil : ada 2 grafik
1. Hubungan antara penurunan & waktu beban skala log
2. Hubungan ant. Beban dan penurunan
0,25 kg/cm2 = S1
0,5 = S2
S
1,0 = S3
skala
biasa
Hubungan antara beban & penurunan Skala semi. Log
Ordinat → penurunan → skala biasa
Absis → Beban → skala log.
Mekanika Tanah II 55
4. Under Consolidated
Tanah teoritis P & e
S
e −e ↑
Cc = 1 2
1,5 P linier
log 2
1,4 P1
e 1,3
1,2
dst
0,25 0,5 1 2 4 0,25 0,5 1 2 4
→ P : skala log
→ P : skala log
Consolidasi
Compresibility index = Cc
Cc = kemiringan garis
= Perbadingan antara e dengan perubahan log. p.
Grafik curam → tanah makin compressible
∆ (e) − (e1 − e2 ) e1 − e2
Cc = - = = +
∆(log p ) log P1 − log P2 log P2 − log P1
e1 − e2
Cc = Untuk kondisi
P
log 2 Tanah teoritis
P1
5
4
7
6
0,25 0,5 1 2 4 8 16
→ P
Mekanika Tanah II 56
Mula-mula beban diberikan bertahap 0,25 ; 0,5 ; 1; dst (1 – 2)
Beban diturunkan secara bertahap (2 – 3)
Beban dinaikkan lagi (3 – 4), ternyata garis tidak memotong (2), tetapi
membentuk garis lurus dengan garis 1 – 2.
1 + eo 2,38
RENDON & HERRERO (1983) → Cc = 0,014. Gs1,2 ( )
Gs
LL(%)
NAGARAJ & MURTY (1985) → Cc = 0,2343 [ ]Gs
100
Nilai Cc
1. Batu, cadas = 0
2. Pasir padat = 0,005 – 0,01
3. Pasir tidak padat = 0,025 – 0,05
4. Lempung agak keras = 0,03 – 0,06
5. Lempung stff = 0,06 – 0,015
6. Lempung lunak = 0,015 – 0,1
7. Tanah humus / organik = 1 – 4,5
Mekanika Tanah II 57
OVER CONSOLIDATED
Tanah pernah mengalami tekanan >> dengan tekanan efektif lapangan → dulu Pc
→ sekarang Po
Wn < WL
Kadar di (kenyang air) mendekati harga WL. Berapa tekanan Pra Consolidation ?
Percobaan di lab.
OC atau tidak
F F’ Tolak ukur : wkenyang air ≈ wL
eo
F’ jauh dari F → over
Po
eo F
•
A •
B’ • •H a
D
B• c Antara garis AB
AB′ → beban ulangan dari 0 – Po
b B′B → beban ulangan dari dulu - sekarang
•
C
Po Pc
Tanah OC :
- Grafik AB ==> AB’ + B’B
Mekanika Tanah II 58
- Garis BC lurus (sebagai garis tanah teoritis)
- Seolah-olah ada dua garis BC dan FH
Sehingga ada 2 Compression index
∆e
1. Cc untuk garis teoritis (BC) → Cc =
∆ log p
∆e
2. Cr untuk garis FH → Cr =
∆ log p
D=2B
B
lunak H
Rumus umum :
eo − e1
S= . H
1 + eo
eo − e1 P1
Cc = → e o −e1 = Cc log
P1 Po
log
Po
P1
Cc log
Po Cc P + ∆P
Jadi S = . H S = . H. log o
1 + eo 1 + eo Po
Cc P
= .H . log 1
1 + eo Po
Mekanika Tanah II 59
Contoh.
q t/m2
Langkah :
Tanah yang ditinjau 2B
D
Lihat lap. Compressible
Clay ; Silty Clay Claying silt
B
Selama tanah lunak berada
diantara 2B, maka setllement
harus dihitung.
H tengah-tengah
2B
Urutan Kerja :
1. Menghitung Po :
Po = dihitung dengan menghitung tekanan efektif mula-mula sebelum ada fondasi,
di bag. tengah tanah Compressible. (dalam hal ini tengah2 H).
n
Jadi Po = ∑h
i =1
i . γi γ dibawah air tanah diambil γ’
Mekanika Tanah II 60
Misal digunakan cara 2 : 1
qtnh galian dihitung
q → Perlu di perhitungkan
- ∑ tanah galian
- beban yang ada
2:1 - ∆P. diketahui
∆P
Bila tanah sangat tebal, maka diagram dibagi menjadi beberapa lapis dengan tebal
lapisan (3 m – 5 m).
S1
Dicari
S2 Po & ∆P
S = S1 + S2 + S3
S3
Po P1 Pc P1
Sehingga ada kemungkinan hasil & rumus yang digunakan berbeda → P1 = Po + ∆P.
Ada 2 kemungkinan :
1. P1 < Pc → atau Po < P1 < Pc
Cr P
S= . H. log 1
1 + eo Po
Mekanika Tanah II 61
2. P1 > Pc dihitung dua tahap “
Po ke Pc Cr P
S1 = . H. log 1
1 + eo Po
Pc ke P1 Cc P
S2 = . H1. log 1
1 + eo Po
1 H → Po & eo (mula-mula)
ec C
2 H1 → Pc & ec
e1 1 3 P1
Po Pc P1
S1 S2
H H1 H2 S = S1 + S2
Rumus Umum:
Cc P
S = . H. log 1 Grafik cours lab.
1 + eo Po
S2 didapat dari H1 = H – S1
H2 = H1 – S2
H2 = H – S1 – S2
Rumus Umum :
eo − e1
S = H.
1 + eo eo dapat dihitung atau ec dapat dihitung dari grafik
eo − e c
S1 = H 1 .
1 + eo
Mekanika Tanah II 62
Catatan :
Berat tanah yang digali : makin banyak ---> penurunan makin kecil arena P1 & ∆P
diperhitungkan dalam galian
→ fungsi q = q1 - γ .D
Bila q1 = γ.D tidak terjadi penurunan Aplikasi Basement.
Cara ini tergantung pada kondisi data yang tersedia, adapaun cara tersebut adalah :
1. Bila diketahui grafik e & P
eo
eo − e1
Rumus : S = H
1 + eo
ec
Data : - Tebal tanah (H)
- angka pori tanah
• mula-mula ==> (eo)
Po Pc • susudah ada tekanan ==> (e1)
2. Bila data yang ada, grafik hubungan antara S dan beban (P)
Po P1 Skala log
Bila di lapangan
Tebal tanah : H → dicari S
∆h h
=
s H
∆h
S = . H
h
Mekanika Tanah II 63
3. Bila data yang ada hubungan antara tekanan (P) dan angka pari (e)
Hasil pendataan :
P 0 ¼ ½ 1 3 4 8
e 1,42 1,4 1,36 1,3 1,6 1,0 0,9
e
Skala biasa Garis tanah teoritis tdk terlihat
Ada beberapa koef.
1,42 − 1,4
aV =
1
−0
4
P
1 2 4 8 skala biasa
Yaitu kemiringan grafik yang harganya tidak konstan antara tahap-tahap pembebanan
∆e
av = (cm2/kg)
∆p
Maksud : Adanya perubahan angka pori akibat adanya tambahan angka pori terhadap
tambahan tekanan.
Rumus :
e1 − e2
S = . H → e1 − e2 = ∆e
1 + e1
∆e ∆e 1
= . H → = . . H. ∆p.
1 + e1 ∆p 1 + e1
aV
= . H. ∆p.
1 + e1
Mekanika Tanah II 64
S = mV. H. ∆p ⇒ mv tidak konstan pada setiap pembebanan
p 1 2 ⇒ ∆p =2–1=1
e 1,308 1,172 ∆e = 1,308 – 1,172
= 0,136
∆e 0,136
av = = = 0,136
∆p 1
av 0,136
mv = → mv = = 0,0589 cm2/kg.
1 + e1 1 + 1,308
S = mv. H. ∆p
= 0,0589 x 600. x .1
= 35,34 cm
Konsolidasi
Kecepatan konsolidasi (waktu proses cons)
1
St = Smax → U = 50, waktu t50
2
Mekanika Tanah II 65
TEORI CONSOLIDASI TERZAGHI
Derajat consolidasi
Hubungan
waktu
Skema : ∆p
d
H
d
Mula-mula sudah ada tekanan hidrostatis didalam pori-pori akibat ∆p, maka pada
permulaan t = 0, ∆p seluruhnya akan menaikkan tekanan hidrostatis (ada tambahan
tekanan air pori U) t = 0 ==> ∆p = u
Berjalannya waktu, ada drain air keluar sehingga u akan turun dan sebagian ∆p akan
terpakai untuk menaikkan tekanan efektif yang diterima oleh butir-butir tanah sehingga
menjadi tekanan efektif =∆p’
σ’ = σ - U
t = terus jalan
Ada drain U akan berkurang, sehingga ∆p akan digunakan untuk
∆p tetap menaikan tekanan efektif tanah
Mekanika Tanah II 66
Suatu saat tercapai kondisi sebagai berikut :
• u berangsur-angsur berkurang
• ∆p ' berangsur-angsur bertambah ∆p = ∆p ' + u
• ∆p tetap
∆p
∆p ∆p ∆p
d z z
H ∆z
d u + du
∆p u ∆p u
pasir
t=0 Setiap saat (t) Kons. Selesai
∆p = 0 ∆p = ∆p+ u U=o
u = ∆p ∆p = ∆p
Rumus DARCY : ν = k. i
Debit Q = A. ν
= A. k.i
Vol air dalam waktu (t) → Vol. = q. t.
u
Tekanan air pori = tidak hidrostatis → U = h. γ w tinggi tekanan ⇒ h =
γw
dh
Gradient hidroulic → i =
dl
Aplikasi pada tanah :
∂h 1 ∂u ∂u
i= =− . = => = kemiringan dari garis singgung pada setiap titik di
∂z ∂w ∂z ∂z parabola
Mekanika Tanah II 67
ν = k. i
k ∂u
= -
∂w ∂z
Q = A. ν , untuk A = 1 → Q =ν
dQ = dν
− k ∂u
dQ = . x dz
∂w ∂z
Dalam waktu dt, maka Vol. yang keluar (meninggalkan prisma):
dν = dQ. dt
k ∂ 2u
dν = − . . dz . dt ………………………………………………(1)
∂w ∂ z 2
Perlu diketahui, bahwa pengurangan vol. air pori = pengurangan vol. tanah
S = mv. H. ∆p
Penambahan tek. Eff. Selalu diikuti oleh pengurangan tekanan air pori.
∆p = - du → dimana u = f (t, z)
Perubahan p dengan waktu, menghasilkan
dp ∂u ∂u
=− → dp = − dt
dt ∂t ∂t
∂u
shg dν = + mv. dz. (- . dt)
∂t
∂u
dν = - mv. dz. . dt……………………………………….(2)
∂t
pers. 1 = pers. 2
k ∂ 2u ∂u
- . 2 . dz . dt = - mv. dz. . dt
γw ∂z ∂t
∂u k ∂ 2u
=( ) ……………………………………………..(3)
∂t γ w mV ∂ z 2
Mekanika Tanah II 68
k
Bila = Cv (koef. Consolidasi)
mV .γ w
∂u ∂ 2u
Shg pers. 3 menjadi : = CV …………………………………………..(4)
∂t ∂ z2
~ ( 2 n + 1)
T
1 1 π2
U =
4
π ∆p ∑
n=0 2n + 1 sin 2d e
− ( 2 n + 1) 2 4
…………………….(5)
1
d= H. (H : tebal tanah) Cv
2 T = . t
Cv d2
T = 2 . t. (faktor waktu, tanpa satuan)
d
z
Bila ∆p tetap → u = f ( , T)
d
Jika digunakan t → setiap tanah berbeda : harga T → berlaku untuk semua tanah
∆p = ∆p + U
∆p1 u1 ∆p2 u2
(∆p − u )
4
luas yang diarsir
U=
luas segi 4
= ∫
0
2.d .∆p
dz
∆p
Uz = x 100%
∆p
∆p − u
= x 100%
∆p
~
8 − ( 2 n + 1) 2 π 2 T
U = 1 − ∑ ( 2 n + 1) 2 π 2
e 4
n = 0
Faktor waktu (time factor) = T
Cv
T = .t
d2
Mekanika Tanah II 70
Hubungan antara U & T dapat beberapa
• grafik
• tabel
1. Tabel U - T
U 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
(%)
T 0,008 0,031 0,071 0,126 0,197 0,287 0,405 0,565 0,848 ∞
parabola
(a). (b)
0
0 1. 0 %s/d 50 % parabola
Pada awal cepat 2. 50% s/d 85 % lurus
kemudian makin lambat X
3. 85 % s/d 100 % lengkung
lurus
U% 50 U 50%
(c) Terzaghi
0 U = 0% s/d U = ± 70% → garis lurus
U = ± 70% → garis lengkung
↑ • Tarik garis lurus melalui garis
U% singgung/meluruskan grafik dari awal,
BC = 0,15 OC hingga didapat B
50 - OC = 1,15 OB
70
90
100
√t90
O B C → (√T)
Mekanika Tanah II 71
Anggapan Teori TERZAGHI
1. Dalam teori konsolidasi Terzaghi, harga d dan H dapat dihitung sbb :
a. Drainasi dua arah (Two Way Drainage)
pasir
d
H = 2d
lempung d
pasir
pasir
1
d = H
CV 2
Rumus : T = .t nilai d
d2
d = H
Cc P
S = .H . log 1
1 + eo Po P1 = Po + ∆P
H : tebal total tanah, entah drainasi dua arah atau satu arah, sehingga dihitung
seluruhnya.
Untuk
d2 • Drainasi satu arah d = H
t= .T
Cv 1
• Drainasi dua arah d = H
2
Mekanika Tanah II 72
3. Prediksi beban pada tanah lunak
Bila tanah compresible berupa tanah lempung, beban di atas akan mempengaruhi
tanah lunak dengan menganggap terbagi rata.
Cara menghitung dapat menggunakan pendekatan :
• Perbandingan 2 : 1
• Fadum
• Newmark
• Boussinesg
h.γ
Diagram tekanan seperti gambar, terjadi pada daerah timbunan
batu atau bendungan batu, yaitu tanah akan mengalami
konsolidasi karena berat sendiri. Makin dalam, berat makin besar
d.
Berat fondasi – berat galian
galian
Banyak terjadi di lapangan
Mekanika Tanah II 73
Yang banyak terjadi keadaan a
0
1 2 3
↑ Grafik Hub. Ant.
U% U&T
50 T
3
U% 1 2 3
1 50 0,197 0,092 0,294
90 2 90 0,848 0,721 0,940
0,5 1
T
Cv
T= .t
d2
d2
t= T
Cv
Contoh Aplikasi :
• Sampel Undisturb diuji konsolidasinya, tebal sampel 2 cm (pengujian di lakukan di
Lab). Sistem drainasi 2 arah, untuk mencapai derajat konsolidasi (u) = 60%
dibutuhkan waktu (t) = 5′.
Hitung : a. Cv
b. t50 dilapangan bila tebal tanah 4 m drainasi dua arah
c. t60 dilapangan bila tebal tanah 4 m drainasi satu arah
Jwb :
a. Drainasi 2 arah, H = 2 cm → d = 1 cm
Untuk U = 60% → di daftar T = 0,287. dari tabel
t = 5′
d2 1
Cv = T60 → Cv = (0,287)
t 5
Cv = 0,00096 cm2/dt
Mekanika Tanah II 74
b. Tebal tanah dilapangan = 4 m
Drainasi 2 arah, → d = 2 m, = 200 cm
Cv = 0,00096 cm2/dt
T50 = 0,197
d2
t50 = . T50
Cv
200
= .(0,197)
0,00096
= 8208333,33 dt
= 95,00 hari
Misal ditanyakan t60 = ? → t60 → T60 → U = 60%
200 2
t60 = . (0,287)
0,00096
= 11958333,33 dt
untuk tanah sama, maka Cv & T sama juga
Cv
di lab: → t 60 = 2 .t 60 .
d
d Cv
di lap. → t 60 = . . T60 .
Cv d 2
d 2 lap
t 60 = 2 t 60 lab
d lab
Kesimpulan
Waktu konsolidasi dilapangan adalah berbanding kuadrat tebal tanah/sampel kali
waktu di lab.
d 2 lap
t lap = 2 t lab
d lab
400 2 1
t60 = .5
12
= 800.000 menit
= 555,6 hari
Mekanika Tanah II 75
MENENTUKAN Cv di laboratorium.
Sampel diberi drainasi 2 arah, diberi beban bertahap dan setiap tahap dibiarkan selama
24 jam. Pembebanan dimulai dari 0,25 kg/cm2, 0,5 kg/cm2, 1 kg/cm2. Sehingga didapat
hubungan antara penurunan (S) dan waktu (t).
Nilai Cv tidak sama untuk setiap tahap pembebanan Test Lab. ---> Cv banyak
1. Cara CASAGRANDE
a0
penurunan
↑ as awal
S (mm) A z
•
z
B •
a50
•D primer
a100
sekunder
C
¼t t t50 t100 → t menit
skala log
T50 2
Cv = d
t 50
Mekanika Tanah II 76
T50 dari daftar Terzaghi
T50 = 0,197
Contoh : H 4 cm → d = 2 cm
0,197
Misal t50 = 2,6 → Cv = x 22. cm2/m
2,6
Ada persamaan & perbedaan grafik Lab. dan grafik teoritis Terzaghi
2. Cara TAYLOR
Mencari Cv menggunakan grafik hub. Ant. S & √t
↑ A•
S
E•
•B
A B’ = lurus pendek
B’ B = lengkung pendek
BC = lurus
C • C’ C” CD = lengkung
OF’ = 1,15 OF
a90 •
O F √t90 F’
→ √t
Mekanika Tanah II 77
Untuk mencari Cv digunakan t90
Cara :
1. Perpanjang garis lurus BC hingga memotong sumbu vertikal di E
Titik E dianggap sebagai awal konsolidasi.
2. Tarik garis horizontal (misal melalui C) sehingga didapat C’C” = 1,15 C’C
Tarik garis lurus dari E lewat C”, garis ini akan memotong grafik di D.
3. Tarik garis Vertikal ke bawah dari D hingga di dapat t90
= 23,041
0,848
Cv = x 22 = 0,147 cm2/menit
23,04
Catatan khusus :
1. Pada percobaan konsolidasi terdapat pembebanan yang bertahap 0,25, 0,5, 1,0, 2, 4
dst, sehingga dimungkinkan terdapat nilai Cv berbeda misal nilai Cv pada percobaan
di dapat seperti tabel di bawah :
0,142
3,1
Mekanika Tanah II 78
Bagaimana cara memilih Cv yang digunakan dalam perencanaan.
Cv yang diambil harus sesuai dengan beban lapangan
Misal P1 = Po + ∆P
P1 = 3,1 kg/cm2 → Cv = 0,142 cm2/mnt
k
Cv = → k = Cv . mv . γ w
mv . γ W
3. Kondisi tanah dilapangan sangat tidak menentu sering kali terdiri atas tanah lempung
berlapis dengan sifat berbeda.
pasir
Lempung tidak homogen
H=?→ d = H
→ H1 ; Cv1
1
→ H2 ; Cv2 d= .H
2
→ H3 ; Cv3
Cv2
H1 ' = H1 H hom ogen = H1 ' + H 2 ' + H 3 '
Cv1
Tu
Cv2 Tunifor = tu = . d2
H2' = H2 Cv
Cv2
1
Cv2 d = H → two way drainasi
H3' = H3 2
Cv3
d = H → one way drainasi
Mekanika Tanah II 79
1. Pendekatan 2 : 1
B
2 :1 2:1
∆p
[ - (Df + Z) ]
1 B 1
Z Z
2 2
B+z
0,00
w = 10% Pasir : G = 2,65
- 0,5 2 e = 0,68
- 1,5 q = 1,5 kg/cm
diatas m.a.t, w = 12 %
-2,5
3 x 3m
Z = 6,75 -6,5
Lempung : G = 2,72
w = 52 %
-8,25 Cv = 0,142 cm2/dt
Cc = 0,416
-10,0
rapat air
Mekanika Tanah II 80
Hitung : a. Besarnya settlement yang terjadi
b. Waktu untuk mencapai derajat konsolidasi 90% ⇒ U = 90 %
Jawab :
Rumus :
Pasir :
G
γW = Diatas m.a.t
1+ e
G 2,65
γ b = γ h (1 + w) γk = = = 1,577
1 + e 1 + 0,68
G +e
γ sat = γ b = γ k (1 + w)
1 +e
= 1,577 (1 + 0,12)
G −1
γ' = = 1,767 t / m 3
1+ e
dibawah m.a.t
G − 1 2,65 − 1
γ' = =
1 + e 1 + 0,68
n
e = = 0,982
1+ n
G −1 2,72 − 1
γ' = = = 0,712 t / m 3
1 + e 1 + 1,414
Tebal lapisan lempung 3,5 m, untuk perhitungan diambil tengah2 nya (± pada elevasi
- 8,25 m).
Jadi tekanan awal = Po
Po = h . γb + h . γ’ + h . γ’
= (2,5). (1,767) + (4). (0,982) + (1,75). (1,127)
Po = 10,318 t/m2
Mekanika Tanah II 81
q = q1 - q2
q = 15 - 1,767
= 13,233 t/m2
3 x3
∆p = x 13,233
(3 + 6,75)(3,0 + 6,75)
∆p = 1,253 t/m2
Catatan :
1. Penyebaran tekanan dengan cara Fadum, ada sedikit perbedaan bila ditinjau pada
ujung fondasi atau pada tengah2 fondasi
Contoh 4 1
Tekanan di sudut : B = 4 m m = =
L = 4m 8 2
Z = 8m 4 1
n = =
B=4m 8 2
Dari grafik didapat I = 0,084
∴ ∆p = I . q
L=4m = 0,084 . 13,233
Z=8m = 1,1115 t/m2
Mekanika Tanah II 82
Tekanan di tengah-tengah
2m 1
Untuk segi 4
4
2
2m B = L = 2 m → m.n = = 0,25
8
I = 0, 01575
Untuk segiempat penuh → 4 . I
4 . I = 4 x 0,01575
8m
= 0,063
∆p tengah = 0,063 x 13,233
= 0,8337 t / m 2
Tampak ada perbedaan, sehingga agar hitungan dapat lebih tinggi dan fondasi dianggap
KAKU.
Disarankan :
∆ptepi → S1
S + S2
Srata-rata = 1
2
∆ptengah → S2
1,0
Beton
-2,5
Data :
A = 9 m2
γbeton = 2,4 T/m3
γtnh = 1,7 T/m3
Mekanika Tanah II 83
Dianggap P = 100 T akibat kolom saja
Sesudah ada fondasi →
P
q = + selisih berat beton dan tanah
A
100
= + (1,0) (2,4 – 1,7)
9
q1 = 11,811 t/m2
2;1
2;1
Mekanika Tanah II 84