Anda di halaman 1dari 3

BAB 11

FLEKSIBILITAS MEMBACA
11.1. Arti Fleksibilitas Membaca

Pembaca dapat dibandingkan dengan sopir. Jika seorang sopir mengemudikan mobilnya dengan
kecepatan dan cara yang sama di semua jalan, baik di jalan lebar maupun sempit, di jalan mendaki
maupun menurun, maka dia bukanlah supir yang baik, bahkan dapat disebut supir berbahaya. Demikian
juga halnya dengan pembaca. Pembaca yang mempergunakan kecepatan, metode, teknik, dan gaya
(misalnya dengan tidur-tidur, jalan-jalan dan sebagainya) yang sama dalam membaca semua jenis bacaan
bukanlah pembaca yang efisien dan efektif. Dia tidak akan dapat memperoleh banyak dari bacaan, dan
mungkin tidak akan dapat memperoleh apapun yang berguna.

Pembaca yang efisien dan efektif ialah pembaca yang fleksibel (kenyal). Dia harus dapat mengatur
kecepatan, dan menentukan teknik, metode, dan gaya pembaca sesuai dengan semua faktor yang berkaitan
dengan bacaan. Faktor-faktor dimaksud ini secara umum ialah tujuan membaca, informasi fokus, den
materi bacaan. Jika kecepatan, teknik, metode dan gaya membaca disebut strategi membaca, dan faktor-
faktor dimaksud tadi disebut kondisi baca, maka fleksibilitas membaca dapat didefinisikan sebagai
kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca. pembaca yang efisien dan efektif
harus memiliki fleksibilitas membaca yang baik.

11.2. Kondisi Baca

Di atas telah disebut bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan bacaan, yang juga disebut kondisi
baca, secara umum ialah tujuan membaca, informasi fokus, dan materi bacaan. Apa yang dimaksud
dengan masing-masing faktor ini?

Tujuan umum membaca dapat dibagi atas tiga jenis: (a) untuk studi; (b) untuk usaha; (c) untuk
kesenangan. Membaca untuk studi telah dibicarakan pada bab 9. Secara garis besar dapat dikatakan
bahwa membaca untuk studi ialah membaca untuk menemukan informasi informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah-masalah studi, yang pada akhirnya akan memperkaya pengetahuan dalam
bidang ilmu atau disiplin yang dituntut. Dapat dipahami bahwa pembaca untuk studi memerlukan
konsentrasi yang sepenuhnya dan ketelitian yang sungguh-sungguh sehingga tercapai pengertian yang
benar tentang isi bacaan. Oleh karena itu, sebagaimana telah diuraikan pada bab 9, membaca untuk studi
memerlukan metode, teknik dan gaya tertentu, serta memerlukan waktu yang lebih banyak. Kecepatan
membaca untuk study sudah tentu bervariasi, dengan kata lain fleksibel, sesuai dengan materi bacaan.
membaca materi yang sukar tentu harus lebih lambat daripada membaca materi yang mudah atau yang
sudah diketahui. Namun, dapat dikatakan bahwa kecepatan membaca untuk studi umumnya lebih rendah
daripada kecepatan membaca untuk kesenangan.

Membaca untuk usaha ialah membaca untuk menemukan dan memahami berbagai informasi yang
berkaitan dengan usaha yang dilaksanakan, seperti pekerjaan kantor, kegiatan perusahaan atau dagang,
organisasi, dan lain-lain. Membaca bakteri materi bacaan yang berkaitan dengan usaha-usaha sering juga
memerlukan konsentrasi yang penuh, terutama jika bacaan itu berupa surat-surat atau dokumen-dokumen
penting yang menuntut ketelitian pengertian. Dalam hal ini, kecepatan membaca pun tentu lebih rendah
daripada membaca bahan-bahan lain. Namun demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa membaca
untuk studi masih lebih banyak memerlukan waktu dan konsentrasi daripada membaca untuk usaha.
teknik baca lompat dan baca layap sangat banyak dipakai dalam membaca untuk usaha.

Membaca untuk kesenangan ialah membaca untuk mengisi waktu senggang dan memuaskan
perasaan serta imajinasi. Bahan-bahan bacaan untuk membaca jenis ini pada umumnya ialah novel,
cerpen, artikel ringan, dan bacaan-bacaan umum lainnya seperti surat kabar. Gaya membaca dalam hal ini
pun jauh lebih santai daripada gaya dalam membaca untuk studi dan usaha. Membaca untuk kesenangan
dapat dilakukan hampir ditempat mana saja dan pada waktu mana saja, seperti di tempat tidur, di dalam
bus, dan lain-lain. Pada umumnya, konsentrasi pun tidak diperlukan sebanyak konsentrasi dalam
membaca untuk studi atau usaha. Kecepatan membaca dalam hal ini biasanya lebih tinggi daripada
kecepatan membaca untuk studi dan usaha. Membaca untuk kesenangan adalah kegiatan yang sangat
bermanfaat, karena dapat memperluas pandangan dan cakrawala pengetahuan. Membaca jenis ini dapat
membuat manusia semakin manusiawi.

Informasi fokus, sebagai komponen kedua dari kondisi baca, berkaitan erat dengan tujuan
membaca yang dikemukakan di atas. sesungguhnya dapat juga dikatakan bahwa jika tujuan umum
membaca adalah untuk studi, usaha, dan kesenangan maka tujuan khusus ialah informasi fokus. Dalam
membaca untuk study, sebagaimana yang dibicarakan pada bab 9, yang menjadi informasi fokus ialah
pikiran pokok dan pikiran jabaran. Dalam membaca untuk usaha umumnya, informasi fokus adalah kedua
jenis pikiran tersebut. Dalam membaca untuk kesenangan, informasi fokus pada umumnya ialah isi
bacaan secara umum. Namun dalam membaca fiksi terutama novel, sebagaimana yang telah dikemukakan
secara singkat pada bab 9, informasi fokus umumnya ialah pesan yang hendak disampaikan oleh
pengarang melalui penarasian peristiwa-peristiwa dan karakter karakter dalam cerita bersangkutan. teknik,
metode, gaya, dan kecepatan membaca juga harus disesuaikan oleh pembaca dengan jenis informasi fokus
yang perlu ditemukannya dalam bacaan.

Komponen kondisi baca yang ketiga ialah materi bacaan atau bahan bacaan. ini pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan dari kedua komponen kondisi baca yang telah dikemukakan di atas. Sebagaimana
telah dibicarakan pada bab 9, materi bacaan untuk studi pada umumnya adalah bahan-bahan yang berupa
nonfiksi yang terdiri dari berbagai jenis. Sudah tentu bahwa fiksi juga dijadikan materi bacaan untuk
studi, jika bidang disiplin bersangkutan adalah kesusastraan. materi bacaan untuk usaha pada umumnya
adalah surat-surat, dokumen-dokumen, buku-buku, majalah-majalah, surat surat kabar, dan lain-lain, yang
berkaitan dengan dunia usaha. Sebagaimana halnya dengan kedua komponen kondisi baca yang telah
diuraikan di atas, membaca juga harus menyesuaikan strategi membacanya dengan jenis-jenis dan tingkat
keterbacaan materi bacaan tersebut.

Dengan uraian di atas kiranya sudah jelas apa yang dimaksud dengan tujuan membaca, informasi fokus
dan materi bacaan, tiga komponen kondisi baca. setiap pembaca yang efisien dan efektif selalu
menyesuaikan strategi membacanya dengan kondisi baca yang dihadapinya.
11.3. Keterbacaan

Dalam pembicaraan tentang materi bacaan sebagai komponen ketiga kondisi baca pada bagian dua
di atas, telah dipergunakan istilah "keterbacaan", tetapi artinya tidak dijelaskan. Oleh karena itu, arti
istilah ini akan dijelaskan dengan singkat di bawah ini.

Secara umum dapat dikatakan bahwa keterbacaan ialah sesuai tidaknya suatu bacaan bagi
pembaca tertentu dilihat dari segi tingkat kesukarannya. Jika bacaan terlalu sukar, maka pembaca terpaksa
membacanya dengan lambat, atau bahkan berulang-ulang agar dapat mengerti. dalam keadaan ini,
pembaca mungkin sekali tidak sabar, atau bahkan frustasi, sehingga tidak dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Sebaliknya, bacaan yang terlalu mudah akan membuat pembaca bosan, karena tidak
mengandung tantangan bagi kemampuannya. Bagaimanakah caranya menentukan bacaan yang sesuai?

Para ahli telah menawarkan berbagai cara atau rumus untuk mengukur keterbacaan, antara lain,
rumus Spache, Amoy, dan Tes Kloz. Sebegitu jauh belum ada cara yang memuaskan, karena untuk
mengukur keterbacaan berbagai faktor perlu dipertimbangkan, seperti struktur bahasa, jenis isi bacaan,
tipografi, dan minat pembaca. cara-cara yang telah ada pada umumnya mengukur keterbacaan hanya dari
segi struktur bahasa. Tampaknya, yang kemungkinan besar dapat lebih memuaskan ialah Tes Kloz, karena
telah dapat mencakup faktor jenis isi bacaan. Namun, tes tersebut tidak akan dibicarakan di sini, karena
tujuan pembicaraan ialah untuk sekedar memberi pengertian tentang keterbacaan dalam hubungannya
dengan fleksibilitas membaca.

Sekedar pedoman praktis, agaknya apa yang dikatakan sebagai kaidah ibu jari dapat secara praktis
dipergunakan untuk mengetahui keterbacaan suatu bacaan. Menurut cara ini, keterbacaan secara umum
dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Apakah kata-kata dalam bacaan itu mudah atau sukar? b. apakah kalimat-kalimat bacaan itu sederhana
atau kompleks? c. apakah isi bacaan itu menarik hati pembaca atau tidak. jika jawaban pertanyaan-
pertanyaan itu berturut-turut (a) sukar (b) kompleks dan (c) tidak, maka secara umum dapat dikatakan
bahwa tingkat keterbacaan bacaan itu rendah, dan karena itu sukar dibaca. jika jawaban-jawaban adalah
sebaliknya, maka bacaan itu dapat dikatakan mudah. bacaan yang sesuai agaknya ialah yang kira-kira
diantara kedua tingkatan tersebut.

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian 1 dan 2 terdahulu pembaca perlu memiliki
fleksibilitas membaca. ini berarti bahwa dia harus mampu menyesuaikan strategi membacanya dengan
tingkat keterbacaan bacaannya. namun, jika tingkat keterbacaan suatu bacaan hatan terlalu tinggi atau
terlalu rendah barangkali pembaca lebih baik mengganti bacaan itu dengan yang lebih sesuai.

Anda mungkin juga menyukai