Anda di halaman 1dari 3

Biografi Hayam Wuruk Sang Raja Ke Empat Kerajaan Majapahit

Nama Lengkap : Hayam Wuruk


Tempat Tahun Lahir : Majapahit,1334
Nama Ayah : Sri KertaWardhana (Chakra
Dhara)
Nama Ibu : Tribhuwana Tunggadewi
Nama Istri : Sri Sudewi bergelar
Padukasori
Nama Anak : Kusumawardhani
Kedudukan : Raja keempat Kerajaan
Majapahit yang memerintah pada tahun
1351 - 1389

Hayam Wuruk dilahirkan tahun 1334.


Peristiwa kelahirannya diawali dengan gempa bumi di Pabanyu Pindah dan meletusnya Gunung
Kelud. Pada tahun itu pula Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Hayam Wuruk memiliki
adik perempuan bernama Dyah Nertaja alias Bhree Pajang,dan adik angkat bernama Indudewi
alias Bhree Lasem,yaitu putri Rajadewi,adik ibunya.
Permaisuri Hayam Wuruk bernama Sri Sudewi bergelar Padukasori putri Wijayarajasa
Bhre Wengker. Dari pernikahan itu lahir lah Kusumawardhani yang menikah dengan
Wikramawardhana putra Bhre Pajang.

Hayam Wuruk juga memiliki putra dari selir yang menjabat sebagai Bhre Wirabhumi
yang menikah dengan Nagarawardhani putri Bhre Lasem.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk,Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian
bernama Deli,dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan kerajaan Sriwijaya di
Palembang,
Peristiwa Bubat
Tahun 1351,Hayam Wuruk hendak menikahi puteri Raja Galuh (di Jawa Barat),Dyah Pitaloka
Citraresmi.
Pajajaran setuju asal bukan maksud Majapahit untuk mengambil alih kerajaan Galuh.
Ketika dalam perjalanan menuju upacara
pernikahan,Gajah Mada mendesak kerajaan Galuh untuk menyerahkan puteri sebagai upeti dan
tunduk kepada Majapahit. Kerajaan Galuh menolak, akhirnya pecah pertempuran,Perang Bubat.
Dalam peristiwa menyedihkan ini seluruh rombongan kerajaan Galuh tewas,dan dalam beberapa
tahun Galuh menjadi wilayah Majapahit.
"Kecelakaan sejarah" ini hingga sekarang masih dikenang terus oleh masyarakat Jawa Barat
dalam bentuk penolakan nama Hayam Wuruk dan Gajah Mada bagi pemberian nama jalan di
wilayah ini.
Tahun 1389 , Hayam Wuruk meninggal dengan dua anak:
Kusumawardhani (yang bersuami Wikramawardhana ),serta Wirabhumi yang merupakan anak
dari selirnya. Namun yang menjadi pengganti Hayam Wuruk adalah
menantunya,Wikramawardhana
Tahu kah kamu ?
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk lah Semboyan Bhineka tunggal Ika di cetuskan
Kitab Kakawin Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma
Mangrwa) digubah oleh Mpu Tantular,dan kitab Nagarakretagama digubah oleh Mpu Prapanca
pada tahun 1365
GAJAH MADA MAHAPATIH MAJAPAHIT

Gajah Mada : Mahapatih Majapahit


Masa jabatan : k.1334 – k.1359
Penguasa monarki : Tribhuwana Wijayatunggadewi, Hayam Wuruk
Didahului oleh : Arya Tadah (Mpu Krewes)
Digantikan oleh : 6 mahamantri agung
Informasi pribadi
Meninggal : 1364 (Belum teridentifikasi)
Kebangsaan : Majapahit
Agama : Hindu

Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat
berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan
prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah
peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya
sebagai Patih.[1] Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi,
dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke
puncak kejayaannya.[4]

Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam
Pararaton.[5] Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan
Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan
sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Wajah sesungguhnya dari tokoh Gajah Mada, saat ini
masih kontroversial.[6] Pada masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai
salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme[7] dan persatuan Nusantara.
[8]

Sebuah arca yang diduga menggambarkan rupa Gajah Mada. Kini disimpan
di museum Trowulan, Mojokerto.
Purnawarman, Sang Maharaja Tarumanagara

Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja yang tertera pada beberapa prasasti pada abad V. Ia
menjadi raja di Kerajaan Tarumanagara. Ia mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu.

Di Naskah Wangsakerta, Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanagara yang


memerintah antara 395 – 434. Ia membangun ibu kota kerajaan baru dalam tahun 397 yang
terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh
Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 untuk menyebut ibu kota kerajaan yang didirikannya.

Raja Purnawarman membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat
ke pantai yang dinamainya Sundapura. Pada masanya, kekuasaan Tarumanagara mencakup
wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah bagian barat. Prasasti lain yang memberitakan
Purnawarman, yakni Prasasti Cidanghiyang atau disebut juga Prasasti Lebak karena ditemukan di
Kampung Lebak di tepi Sungai Cidanghiyang, Kec. Munjul, Pandeglang, Banten. Hal ini
membuktikan bahwa daerah Banten dan pantai Selat Sunda juga termasuk wilayah kekuasaan
Tarumanagara.

Di naskah Wangsakerta juga disebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48


raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada,
Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah. [1] Secara
tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa
Barat pada masa silam.

Anda mungkin juga menyukai