Nama Mahasiswa :
SEMESTER 4
NUR LAILI (G41171616/C)
FARADILA SETYANIGRUM (G41171774/C)
TAMAMI ALIFIA ANNISA (G41172130/C)
DELIA KHOYUM SEPTYANIDA (G41172166/C)
DINDA MEIDY HERDAYANTI (G41172190/C)
SEMESTER 6
RESTI APRILIA TRI HENDARYANTI (G41160393/A)
SEPTIN DIAH TRIWARDHANI (G41160576/A)
NURUL KAMILIA (G41160590/A)
AISYAH FAJRI FILANI (G41161300/B)
FIDA MAHFIRAH RAMADHANI (G41161937/C)
SAFIRA MARAHASTADARTA (G41162008/C)
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan keterampilan bidang rekam medis
dan informasi kesehatan di Rumah Sakit
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2) Pasien lama
a) Pasien mengambil nomor antrian.
b) Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju loket dan
meyerahkan KIB serta membayar administrasi yang berada di unit
rawat jalan.
c) Pasien dipersilakan menunggu ke poliklinik yang dituju.
d) Petugas memasukkan data kunjungan pasien ke komputer.
3) Pasien BPJS
Ketentuannya adalah pasien membawa kartu BPJS dan rujukan dari
fasilitas kesehatan tingkat I ke poliklinik yang dituju.
a) Pasien mengambil nomor antrian.
b) Setelah nomor antrian pasien dipanggil, pasien menuju loket dan
menyerahkan KIB apabila pasien lama dan menyerahkan kartu
identitas apabila pasien baru.
c) Pasien menyerahkan kartu BPJS dan surat rujukan.
d) Pasien dipersilakan menunggu ke poliklinik yang dituju.
e) Petugas memasukkan data kunjungan pasien ke computer
a. Alfabetik murni
Artinya berkas diurutkan menurut urutan abjad dari A menuju Z. Dalam
metode alfabetik murni terdapat pedoman file nothing before something yang
maksudnya yaitu bahwa spasi atau ruang kosong didahulukan sebelum abjad yang
lain,misalnya : Rafi Ihsan, Rafa Mahindra, Rafael RM, Rafie Nabil maka urutan
yang benar adalah Rafa Mahindra, Rafael RM, Rafi Ihsan, Rafie Nabil. Hal ini
bisa diperjelas dengantabel berikut ini.
b. Fonetik
Istilah fonetik berasal dari kata phono/phone yang berarti suara. Dalam
metode ini berkas rekam medis dikelompokkan menurut kesamaan bunyi dari
nama pasien. Berkas pasien dengan nama Eni, Enny, Enie, Enik, Enni, Ennie
disimpan dalam kelompok Eni.Berkas pasien dengan nama Lie, Liu, Lee, Lew,
Leu bisa disimpan menjadi kelompok Li.Dalam metode ini, urutan dalam suatu
kelompok tidak terlalu penting lagi.
c. Soundex fonetik
Metode ini merupakan pengembangan dari metode fonetik. Dalam metode
ini, huruf dari nama pasien yang bunyinya sama diberi kode angka yang sama.
Dengan membagi seluruh lemari yang tersedia menjadi 100 section maka
tidak lagi terjadi ketidakseimbangan isi lemari seperti pada metode SNF. Seluruh
section akan terisi relatif sama dan aktifitas petugas juga relatif menyebar merata
keseluruh section.Dengan demikian tidak terjadi penumpukan dan kepadatan
aktifitas hanya dibagian tertentu saja.Karena berkas rekam medis tidak ditata
menurut urutan angka apa adanya, maka orang yang tidak memahami konsep TDF
akan kesulitan dan bahkan tidak bisa menemukan berkas rekam medis walaupun
tahu nomornya. Jadi kerahasiaan rekam medis menjadi lebih terjaga dari orang
yang tidak berhak. Memang pada awalnya petugas yang sebelumnya
menggunakan metode SNF harus belajar dan menyesuaikan apabila sistem
penjajarannya diganti menjadi TDF. Namunbiasanya proses belajar dan
penyesuaian ini tidak lama dan setelah terbiasa, petugas justru menjadi lebih cepat
waktu menyimpan dan mencari kembali berkas rekam medis.Kejadian misfile
juga berkurang dengan menggunakan metode TDF.
Seperti ditunjukkan dalam skema diatas. Dengan posisi digit seperti ini
maka dalam metode MDF berkas nomor 65-27-98 akan disimpan dalam section
27 sesuai dengan digit primernya. Jadi dalam metode MDF ini dibutuhkan 100
section juga yaitu section 00sampai section 99. Jumlah lemari tidak menjadi
masalah utama, yang lebih penting lemari yang ada harus bisa dibagi menjadi 100
section.Perbandingan posisi digit primer, sekunder, dan tersier antara metode TDF
dan MDF adalah sebagai berikut :Sama seperti dalam metode TDF, maka dalam
metode MDF-pun urutan penataan berkas dalam satu section mengikuti digit
sekunder dan tersiernya. Misalnya, setelah berkas rekam medis nomor 65-27-98
maka dibelakangnya adalah nomor 65-27-99, lalu nomor 66-27-00, diikuti nomor
66-27-01, dan seterusnya seperti ditunjukkan dalam gambar berikut ini
Keuntungan dan kelemahan metode MDF adalah seperti pada metode TDF.
Jika diberi kode warna, maka kode warnanya tetap mengikuti angka pada digit
primernya.
2.5 Struktur organisasi di UKRM
Jadwal Semester 6
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FIDA MAHFIRAH P P S S P P L S S P P S S L P P S S P P
AISYAH FAJRI F S S P P S S L P P S S P P L S S P P S S
RESTI APRILIA T P P S S P P L S S P P S S L P P S S P P
SEPTIN DIAH T S S P P S S L P P S S P P L S S P P S S
NURUL KAMILIA S S S P P P L P P P S S S L S S S P P P
SAFIRA M P P P S S S L S S S P P P L S S S P P P
4.8.2 Bulanan
a. RL2a.1 ke Dinkes Kabupaten Data Morbiditas, Surveilans terpadu
rumah sakit. Data jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup/mati)
diperinci menurut pengelompokan jenis penyakit, golongan umur dan
jenis kelamin
b. RL2b.1 ke Dinkes Kabupaten Data Morbiditas, Surveilans terpadu
rumah sakit. Data jumlah kasus baru rawat jalan, diperinci menurut
pengelompokkan jenis penyakit, golongan umur dan jenis kelamin
c. RL 5 ke Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten
d. Laporan Persalinan/KIA ke Dinkes Kabupaten
e. Rekapan Laporan P2 : Laporan Diare, Typhoid Fever, Pneumonia,
Hepatitis, DHF, HIV ke Dinkes kabupaten
f. Laporan Internal Rumah Sakit (Performance Rumah Sakit, Data
kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap, data pasien operasi, data
kunjungan pasien laboratorium dan radiologi, data 10 besar penyakit
rawat jalan dan rawat inap, data kunjungan pasien)
4.8.3 Tahunan
a. RL 1 – RL 4
b. Laptah Rumah Sakit
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA