Dosen pengajar :
Bagdawansyah alqadri S.pd.,M.pd.
Kelas : ITP GENAP 2019
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik, kami menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga menyadari bahwa kami masih banyak
mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi
kami pula untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita
agar dapat lebih luas lagi.
Dosen Pengajar :
Bagdawansyah Alqadri, S.Pd., M.Pd.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik, kami menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga menyadari bahwa kami masih banyak
mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi
kami pula untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita
agar dapat lebih luas lagi.
Penyusun Makalah
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan....................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertan Filsafat Secara Umum...............................................................................
B. Pengertian Filsafat Secara Etimologi........................................................................
C. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli......................................................................
D. Pengertian Pancasila Secara Umum...........................................................................
E. Pengertian Pancasila Secara Etimologi......................................................................
F. Pengertian Pancasila Secara Tertimologis.................................................................
G. Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum..............................................................
H. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Para Ahli.......................................................
I. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............................................................................
J. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia...........................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 74 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah
konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka
yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-
sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12
tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah itu adalah :
1. Pengertian Filsafat Secara Umum
2. Pengertian Filsafat Secara Etimologi
3. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli
4. Pengertian Pancasila Secara Umum
5. Pengertian Pancasila Secara Etimologis
6. Pengertian Pancasila Secara Tertimologis
7. Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum
8. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Para Ahli
9. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
10. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
pancasila, serta untuk mengetahui tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara pada
umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Secara Umum
Pengertian filsafat secara umum bisa diartikan sebagai suatu kebijaksanaan hidup (filosofia)
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas
pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah.
Filsafat bias juga diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem.Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh karena
memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.
Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu.
Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi,
harus dan mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.Logika adalah sebuah ilmu yang
sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat.
Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak
disamping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan.Filsafat juga berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tertsentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptic yang mempertanyakan
segala hal. Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat
sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau
setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.
Kata philosphia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia
(persahabatan, atau tertarik kepada…) dan sophos (kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman
praktis, dan intelgensi). Kata yang hamper sama dengan philien atau philia dan sophos tersebut
juga dijumpai dalam bahasa Latin, yaitu :philos (teman atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan)
Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau
kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau dapat
diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-dalamnya
akan kearifan atau cinta secara sungguh-sungguh terhadap pandangan, kebenaran (love of
wisdom or love of the vision of truth).
Jadi secara etimologis, kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan
kebijaksanaan.
Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai Nirwana
diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah
Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa,
sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
a. Filsafat Pancasila
Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di
BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat
barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme,
rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan
nasionalisme.
b. Filsafat Pancasila versi Soekarno
Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya
kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan
filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
(Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli
berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak
pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.
Ruslan Abdul gani berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideology kolektif (cita-citabersama) seluruh bangsa Indonesia.
Notonagoro mengartikan bahwa Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.
Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik. Kesatuan Sila-sila Pancasila yang
bersifat organis. Pancasila suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan
isi Pancasila adalah Manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani –
rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri,
yaitu makhluk Tuhan YME. Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis
sebagai kesatuan organis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ditinjau dari aspek ontologis, epistemologis dan
aksiologis
a. Aspek Ontologis
Ontologi ialah penyelidikan hakikat ada (esensi) dan keberadaan (eksistensi) segala sesuatu:
alam semesta, fisik, psikis, spiritual, metafisik, termasuk kehidupan sesudah mati, dan Tuhan.
Ontologi Pancasila mengandung azas dan nilai antara lain:
Tuhan yang mahaesa adalah sumber eksistensi kesemestaan. Ontologi ketuhanan bersifat
religius, supranatural, transendental dan suprarasional;
Ada – kesemestaan, alam semesta (makrokosmos) sebagai ada tak terbatas, dengan wujud
dan hukum alam, sumber daya alam yang merupakan prwahana dan sumber kehidupan
semua makhluk: bumi, matahari, zat asam, air, tanah subur, pertambangan, dan
sebagainya;
Eksistensi subyek/ pribadi manusia: individual, suku, nasional, umat manusia (universal).
Manusia adalah subyek unik dan mandiri baik personal maupun nasional, merdeka dan
berdaulat. Subyek pribadi mengemban identitas unik: menghayati hak dan kewajiban
dalam kebersamaan dan kesemestaan (sosial-horisontal dengan alam dan sesama
manusia), sekaligus secara sosial-vertikal universal dengan Tuhan. Pribadi manusia
bersifat utuh dan unik dengan potensi jasmani-rohani, karya dan kebajikan sebagai
pengemban amanat keagamaan;
b. Aspek Epistemologis
Epistemologi menyelidiki sumber, proses, syarat-syarat batas, validitas dan hakikat ilmu.
Epistemologi Pancasila secara mendasar meliputi nilai-nilai dan azas-azas:
Mahasumber ialah Tuhan, yang menciptakan kepribadian manusia dengan martabat dan
potensi unik yang tinggi, menghayati kesemestaan, nilai agama dan ketuhanan.
Kepribadian manusia sebagai subyek diberkati dengan martabat luhur: pancaindra, akal,
rasa, karsa, cipta, karya dan budi nurani. Kemampuan martabat manusia sesungguhnya
adalah anugerah dan amanat ketuhanan/ keagamaan.
Tuhan yang mahaesa sebagai mahasumber nilai, pencipta alam semesta dan segala isi
beserta antarhubungannya, termasuk hukum alam. Nilai dan hukum moral mengikat
manusia secara psikologis-spiritual: akal dan budi nurani, obyektif mutlak menurut ruang
dan waktu secara universal. Hukum alam dan hukum moral merupakan pengendalian
semesta dan kemanusiaan yang menjamin multieksistensi demi keharmonisan dan
kelestarian hidup.
Subyek manusia dapat membedakan hakikat mahasumber dan sumber nilai dalam
perwujudan Tuhan yang mahaesa, pencipta alam semesta, asal dan tujuan hidup manusia
(sangkan paraning dumadi, secara individual maupun sosial).
Nilai-nilai dalam kesadaran manusia dan dalam realitas alam semesta yang meliputi:
Tuhan yang mahaesa dengan perwujudan nilai agama yang diwahyukan-Nya, alam
semesta dengan berbagai unsur yang menjamin kehidupan setiap makhluk dalam
antarhubungan yang harmonis, subyek manusia yang bernilai bagi dirinya sendiri
(kesehatan, kebahagiaan, etc.) beserta aneka kewajibannya. Cinta kepada keluarga dan
sesama adalah kebahagiaan sosial dan psikologis yang tak ternilai. Demikian pula dengan
ilmu, pengetahuan, sosio-budaya umat manusia yang membentuk sistem nilai dalam
peradaban manusia menurut tempat dan zamannya.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan dalam beberapa
dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :
a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan
naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta).
b. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
c. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945,
alinea IV.
d. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950.
e. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.
Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis dan
perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan fundamennya
adalah tetap sama sebagai berikut :
1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh Ir.
Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya mengusulkan
falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
c. Mufakat atau Demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ketuhanan.
2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang Bersejarah (Piagam
Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah Jepangnya Dokuritsu Jumbi
Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja yaitu :
a. Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah berhasil menyusun
sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, naskah itulah yang ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan
UUD 1945.
b. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang kemudian
membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini
berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik
tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
simpulan sebagai berikut:
1. Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia.
2. Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
3. Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-Undangan negara
Indonesia seperti di bawah ini :
b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian
dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam
Jakarta).
e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus
1950.
f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.
B. Saran
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara
Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau
mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila
adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini
dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://rinastkip.wordpress.com/2012/12/19/makalah-pkn-filsafat-pancasila/
http://ervawahyu.blogspot.com/2015/09/makalah-filsafat-pancasila.html
http://seramoe-printstation.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pancasila_20.html
MAKALAH
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
KELOMPOK 2
1. BAIQ DIANA ZAHRAENI RAMDANI (J1A019026)
2. DINI SURYANINGSIH (J1A019030)
3. DWI SAGITA (J1A019032)
4. FAWAIDUL IZZIL ASNA (J1A019036)
5. NUR AINUL FEBRIYANTI (J1A019076)
6. OLIVIA RAHAYU (J1A019086)
7. SALSABILLA ALONG KESTURI (J1A019100)
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul
Landasan Dan Tujuan Pendidikan Pancasila bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat.......................................................................................................................... 5
BAB II : ISI
2.1 Landasan Pendidikan Pancasila..................................................................................... 6
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Akhir-akhir
ini bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini
semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk di kotak-
kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan
Yang Maha Esa.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr.
Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini,
yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan
siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Dengan demikian Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia bertujuan agar warga
negara Indonesia menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk
kemerdekaan negara Indonesia. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini
Pancasila sebagai dasar negara kesatuan RI, pandangan hidup bangsa Indonesia, fisafat
bangsa dan sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Pembelajaran pancasila secara lebih mendalam sangat penting untuk memajukan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu kelompok kami sangat tertarik untuk menggali lebih dalam
tentang landasan dan tujuan pendidikan pancasila.
1.3 Tujuan
Memberi pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai landasan dan tujuan
pendidikan pancasila yang meliputi landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis,
landasan filosofis, tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan pancasila,kompetensi yang
diharapkan dari kuliah pendidikan pancasila.
1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah yang kami susun, diharapkan kita bisa mengambil manfaat
yang kemudian akan mengarahkan kita kepada pemahaman yang baik mengenai landasan
dan tujuan pendidikan pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Landasan pendidikan pancasila terdiri dari :
a. Landasan kultural Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan terkandung dalam sila-sila
pancasila bukan hanya merupakan hasil konseptual seorang saja tetapi merupakan hasil
karya besar bangsa Indonesia melalui proses repleksi filosofis para pendiri Negara.
b. Landasan yuridis diatur dalam pasal 39 UU nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan
nasional menyatakan bahwa isi kurikulum jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan pancasila, pendidikn agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
c. Landasan filosofis pancasila sebagai dasar fisafat Negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia, oleh karena sudah menjadi keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiaanya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
3.2 Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami landasan dan tujuan
pendidikan pancasila karena sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya menjadi
tanggung jawab kita bersama untuk selalu mengkaji dan mengembangkan pancasila dlam
berkehidupan bermasyarakat karena pancasila merupakan dasar Negara sebagai pedoman
dalam tata berkelakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Stimulas Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta. Rineka.
Subiyakto, Gatot. 2005. Pendidikan Pancasila Bab I. Retrieved :
http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17755/BAB+I.pdf (10
September 2016 )
Setijo, Pandji, 2006. Pendidikan Pancasila: perspektif sejarah perjuangan bangsa,
Edisi kedua, Jakarta: PT Grasindo.
Miswary. 2015. Landasan Historis Pancasila. Retrieved
http://francescomiswary.blogspot.co.id ( 11 September 2016 )
MAKALAH
Sejarah Pancasila Dalam Kontek Perjuangan Bangsa Indonesia
ASTINI (J1A019014)
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Pancasila yang membahas tentang Sejarah Pancasila Dalam Kontek
Perjuangan Bangsa Indonesia dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.Terima
kasih.
06 September 2019
Penulis,
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..3
1.4 Manfaat…………………………………………………………………....…3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………..………………………….………………….…..18
3.2 Saran………...…….……………………………………..…………….….….19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………..………………….…….20
LAMPIRAN (SUSUNAN PETUGAS)…………………………………………….……21
BAB I
PENDAHULUAN
Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak terlepas dari sejarah masa
lalu. Demikian pula, terbentuknya Negara Republik Indonesia dengan pancasila sebagai
dasar negaranya tidak luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa lalu, kini, dan
masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak akan terpisahkan. Realitas
kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu, dan kehidupan yang akan
datang merupakan kelanjutan dari kehidupan sekarang. Masa lalu bangsa Indonesia yang
penuh dengan kepahitan, kesusahan, kesengsaraan, dan perjuangan yang disertai
pengorbanan harta maupun jiwa merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh
generasi sekarang. Bahkan pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai era reformasi
sekarang. Sejarah suram bangsa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk
menuju masa depan yang lebih baik serta mencapai Negara Indonesia baru yang dicita-
citakan.1 Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara.
Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke
IV, ke V.
Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu
ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan
1Elly M. Setiadi, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005, hlm.15
Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara
lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.2
Sebagai bangsa Indonesia, penting bagi kita untuk memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Karena sejatinya jati diri bangsa Indonesia terletak pada nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Perlu bagi kita memiliki pemahaman mengenai sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sehingga negara kita akan paham betul mengenai nilai-nilai apa
yang telah tumbuh dan menjadi jati diri bangsa sehingga menjadikan negara Indonesia
menjadi negara yang berdasarkan Pancasila. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa Pancasila
selain sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup
bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara.3
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan, dalam makalah ini akan diangkat dua
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi :
1. Bagaimanakah sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajahan?
2Kaelan dan Achmad Zubaidin, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paragdigma, Yogyakarta,
hlm.9
3A. Rahmat H.I, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarganegara,
Salemba, Jakarta, hlm.21
4Elly M. Setiadi, op.cit. hlm.3
2. Bagaimanakah perumusan pancasila dan proklamasi kemerdekaan Indonesia serta
proses pengesahan pancasila sebagai dasar negara?
PEMBAHASAN
Menurut sejarah, pada kira-kira sekitar abad VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan
Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan
pula Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karena
pada waktu itu bangsa Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang
mempunyai Negara baik Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu merupakan
kerajaan-kerajaan yang berdaulat, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara
ini. Pada zaman itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah- ripah loh jinawi,
tata-tentram, kerta-raharja.5
5 Santiaji, Pancasila suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional, Usaha Nasional, Surabaya, hlm.21
Kehidupan dua agama, yakni Hindu Budha secara berdampingan yang membuktikan
sifat toleransi bangsa Indonesia, pada zaman itu dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam
kitabnya Sutasoma. Itulah sebabnya maka kedua zaman itu kita jadikan pula sebagai tonggak
sejarah perjuangan bangsa kita dalam mencapai cita-citanya.6
6 Ibid., hlm.22
Nilai Pancasila yang terkandung:
Pada awal abad ke XV mulai dapat suasana baru diperairan Indonesia yaitu munculnya
para pelaut berkulit putih dari eropa yang di awali oleh orang-orang Portugis. Sejak
kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV ketenangan perdagangan di Indonesia mulai
terganggu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil
menguasi Bandar Malaka pada tahun 1511. Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di
Demak, Aceh, dan Ternate, mereka berjuang dengan gigih melawan Portugis.
Pada tahun 1518 sampai 1521, Pati Unus memerintahkan Demak menggantikan
ayahnya selama memerintah ia selalu memusuhi portugis karena Malaka selalu
mengimpor beras dari demak. Demak selalu berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan
pantai utara jawa seperti banten, sunda kelapa, dan Cirebon dibawah pimpinan
demak untuk menghadapi portugis dan menghalau kembali ke Malaka.7
B. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang dipelopori
Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908.Gerakan ini merupakan awal gerakan
kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah bermunculan Indische Partij dan
sebagainya.9Dan munculah PNI (1927) yang dipelopori oleh Soekarno. Mulailah perjuangan
bangsa Indonesia menitik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu
Indonesia merdeka.
Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu
Indonesia Raya.10
Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, yaitu dengan di bomnya Pearl
Harbour oleh Jepang. Dalam waktu singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan
sekutu (Amerika,Ingris dan Belanda) di daerah Fasifik.
Demikianlah maka pada tanggal 9 maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau
penjajah Belanda. Pada waktu itu Jepang mengetahui apa yang di inginkan bangsa Indonesia
yakni kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia.
Tipu muslihat Jepang yang demikian itu berhasil tetapi kenyataan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia pada waktu itu ialah bahwa sesungguhnya Jepang pun merupakan penjajah
yang tak kurang kejamnya dibandingkan dengan penjajah Belanda. Maka timbullah
perlawanan terhadap Jepang baik secara legal maupun illegal (pemberontakan PETA di
Blitar, dll). Perang Pasifik menunjukan tanda-tanda akan berakhir dengan kekalahan Jepang
dimana-mana.
Jepang berada diujung kekalahannya mencoba menarik hati bangsa Indonesia dengan
mengumumkan janji Indonesia merdeka dikelak kemudian hari apabila perang telah usai.11
Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dokoritsu
Junbi Choosakai (selanjutnya disebut Badan Penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada
tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja
pada tanggal 29 Mei 1945.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu :
Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr. Muh.Yamin
mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang
lengakap Badan Penyelidik. Pidato Mr. Muh. Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan itu, yakni :
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusian
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan pidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungan dasar negara sebagai berikut :
1) Paham negara persatuan
4) Sosialime negara
5) Hubungan antarbangsa
Ia tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa kelima hal tersebut diusulkan sebagai
dasar negara. Ia mengajukan keterangan itu sebagai bahan masukan dalam perumusan
dasar negara Indonesia merdeka.
12 Ibid, hlm.27
Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian diusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa sidang
tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia. Sidang
berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa berikutnya, Sembilan anggota
BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno, terdiri dari:13
1. Ir. Soekarno
4. Abikusno Cokrosuyoso
Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah negara Indonesia
merdeka sebagai berikut :
3. Persatuan Indonesia
Untuk merumuskan UUD, panitia perancang membentuk lagi panitia kecil yang diketuai
oleh Prof. Dr. Hussein. Pada tanggal 14 Juli 1945 Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja sama
Panitia perancangan UUD kepada sidang sebagai berikut :
Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuk Panitia Pesiapan Kemedekaan Indonesia ( PPKI) pada tanggal 9 Agustus
1945.
1. Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman dipanggil
oleh Panglima tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara,
yakni Marsakal Darat Hisaici, ke markas besarnya di Dalat (Vietnam Selatan). Marsekal
Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin itu bahwa pemerintahan itu bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Sesuai dengan BPUPKI, para anggota PPKI, kecuali yang berkewarganegaraan Jepang,
14 Ibid, hlm.29
bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai wakilnya.
Berita penyerangan Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah diketahui
oleh sebagian pemimpin Indonesia terutama para pemimpin muda. Golongan pemuda
menghendaki agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa
campur tangan Jepang, sementara Soekarno-Hatta ingin berbicara lebih dulu dengan pihak
Jepang lalu merapatkanya dalam PPKI. Golongan pemuda tetap memaksakan kehendaknya
dan rencana itu dilaksanakan oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih. Pada
tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa ke Renggasdenglok, sebuah kota
kewedanaan di sebelah utara Karawang yang telah diambil alih dari kekuasaan jepang dan
merupakan tempat kedudukan sebuah kompi tentara Peta dibawah Syudanco Subeno.
Berdasarkan perundingan dan tercapainya kata sepakat antara Mr. Ahmad Subarjo dari
golongan tua dan Syudanco Subeno dari golongan pemuda, Mr. Ahmad Subarjo menjamin
bahwa proklamasi akan dirumuskan keesokan harinya.15
Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdenglok, Soekarno dan Hatta langsung dibawa ke
rumah Laksamana Muda Maeda, seorang kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta
tempat Achmad Subarjo bekerja sebagai stafnya. Di rumah Maeda, Mr. Subarjo memohon
agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di rumahnya untuk membicarakan
persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia keesokan harinya. Laksamana Maeda
memberikan izin dan menjamin keselamatan mereka di rumahnya yang berlokasi di jalan
Imam Bonjol No.1 Jakarta. Pada malam itu, Soekarno-Hatta menemui kepala pemerintahan
umum, Mayor Jenderal Nisyimura untuk menjajaki sikapnya. Ternyata Nisyimura takut
disalahkan oleh sekutu.
15 Ibid, hlm.30
menyempurnakan dengan kalimat kedua : “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-
singkatnya”.
Teks proklamasi yang telah disusun lalu dibawa ke ruang depan untuk dimusyawarahkan. Saat
itu timbul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut. Chaerul
Saleh menyatakan tidak setuju jika teks proklamasi itu ditandatangani oleh anggota-anggota
PPKI sebab badan itu dibentuk oleh pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar
teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia.16Seluruh hadirin pun setuju dan setelah itu konsep teks proklamasi diserahkan kepada
Sayuti Melik untuk diketik. Dalam pengetikan, Sayuti mengadakan perubahan sedikit yaitu kata
“tempoh” dan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia” .
Penulisan tanggal juga dirubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.Tahun 05 adalah
tahun showa (Jepang), yaitu 2605 yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta.
Naskah inilah yang dianggap sebagai naskah autentik. Perumusan Teks Proklamasi hingga
penandatanganan baru selesai pukul 04:00 tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga telah
diputuskan bahwa proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan
Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10:00 WIB.
Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi tersebut mengandung makna yang
sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang sebelumnya terjajah
menjadi bangsa yang merdeka. Tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan adalah
ibu Fatmawati karena beliaulah yang membuat Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada
upacara Proklamasi 17 Agustus 1945.
16 Ibid, hlm.31
17 Ibid, hml.32
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh
BPUPKI yang sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
b. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
c. Dalam masa peralihan, Presiden oleh sementara waktu akan dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.
Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945, badan
ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada tanggal 10 Juli
sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan Undang-Undang Dasar. Setelah
mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah yang kemudian disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir Pancasila yang benar dan berlaku
sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.18
BAB III
PENUTUP
18Ibid, hml.33
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas yang telah menjadi jawaban dari permasalahan yang ada
pada makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan, Menurut sejarah pada kira-kira sekitar abad
VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan,
dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan pula Kerajaan Majapahit di Jawa
Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karna pada waktu itu bangsa
Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara. baik
Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara yang
berdaula, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara ini. Pada zaman
itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah-ripah loh jinawi, tata-tentram,
kerta-raharja. Dan sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV ketenangan
perdagangan di Indonesia mulai tergangu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia
makin besar setelah Portugis berhasil menguasi Bandar Malaka pada tahun 1511.
Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh, dan Ternate, mereka
berjuang dengan gigih melawan Portugis.
Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air
yaitu Indonesia Raya. Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokoritsu Junbi Choosakai (selenjutnya disebut Badan
Penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945, tetapi baru
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945.
3.2 Saran
Adapun saran dari kelompok kami dengan dibuatnya makalah tentang Sejarah
Pancasila dalam Kontek Pejuangan Bangsa Indonesia ini bisa menumbuhkan
kesadaran pada diri kita bahwa pentingnya kita mempelajari sejarah pancasila karena
dapat menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal rasa cinta tanah air,
menikatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah
bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS PANCASILA
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM
KETATANEGARAAN INDONESIA”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
ANGGI SUSANTI (JIA019010)
ANNISA SURYANI (JIA019012)
AURA MAHADEWI (JIA019016)
AYULIZ ROHMATIKA (JIA019018)
HERLINA TRI KOMALA DEWI (JIA019042)
RIA IRMAYANI (JIA019094)
SUMITA NURSARI (JIA019110)
UNIVERSITAS MATARAM
TP. 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan dan dasar Negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
banyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas Negara dan ketatanegaraan
Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan
penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara
Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan
nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat sistem
ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia”.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi, kedudukan, sifat, dan fungsi Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kami Bapak
Bagdawansyah Alqadri, S.Pd.,M.Pd. serta menyusun dan menjelaskan makalah ini sesuai dengan
rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu:
1. Mengetahui definisi, kedudukan, sifat, dan fungsi Pancasila dalam ketatanegaraan RI
BAB II
PEMBAHASAN
a) Definisi
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga
negaramempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki
kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain
sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti
rakyat,wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.
Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu
kenegaraan disebut sebagai dasar filsafat Negara ( Philosofische Sronslag ). Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik
Indonesia.Konsekuensinya seluruh peraturan peraturan perundang-undangan serta
pernjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Dalam konteks inilah maka Pancasila merupakan suatu asas kerohanian Negara, sehingga
merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam Negara
Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan fungsinya
yang pokok sebagai dasar Negara Republik Indonesia , yang manifestasinya dijabar dalam
suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu Pancasila merupakan sumber hukum
dasar Negara baik yang tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara maupun hukum dasar
tidak tertulis convensi.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, oleh karena
itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem
peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik
Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban,
keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Dalam pembahasan ini
tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan UUD 1945,yang merupakan deklarasi
bangsa dan negar Indonesia yang memuat Pancasila sebagai dasar Negara, tujuan Negara
serta bentuk Negara Republik Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena
merupakan suatu staasfundamentalnorm, dan berada pada hierarki tertib hukum tertinggi
Negara Indonesia.
b) Kedudukan
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Setiap
produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta
hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta
idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah
namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua
sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang,
Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah),
Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus
berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai
dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila
diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai
sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua
produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari
segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir.Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa
diubah dan tidak boleh diubah.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam
sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap
dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila
telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat
baik sebagai perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa
c) Sifat
1) Terbuka
a. Nilai-nilai dan cita-cita digali dari kekayaan adat istiadat, budaya, dan religius
masyarakatnya
b. Menerima reformasi
2) Komprehensif
3) Objektif
a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukan adanya sifat-sifat yang umum, universal, dan abstrak karena merupakan
suatu nilai
b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasa, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan
c. Pancasila yang tergantung dalam pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
Negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia
d) Fungsi
Panacasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia, yang berwujud
dalam tertib hukumnya. Yang dimaksud dengan tertib hukum, ialah keseluruhan
daripada peraturan-peraturan hukum yang memenuhi syarat-syarat:
Pengertian UUD 1945 terdiri dari dua kelompok yaitu : pembukaan, batang
tubuhyang memuat pasal-pasal dan terdiri 16 bab, 37 pasal, 3 pasal aturan
peralihan dan aturan tambahan 2 pasal. Mengenai kedudukan UUD 1945 sebagai
sumber hukum tertinggi, pancasila merupakan segala sumber hukum. Dilihat dari
tata urutan peraturan perundang undangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000,
tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan
Kata kedaulatan dalam bahasa Latin adalah “supremus”, dalam bahasa Arab berasal dari kata
“daulah” yang artinya kekuasaan. Dalam bahasa Inggris, kedaulatan berasal dari kata
“sovoreignty” yang artinya tertinggi. Kedaulatan berarti kekuasaan yang tertinggi atau
kekuasaan yang tidak berada di bawah kekuasaan lain. jadi kedaulatan adalah kekuasaan yang
tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang
tersedia.
Ada dua jenis kedaulatan Menurut Jean Bodin (1500 - 1590), yaitu:
1. Kedaulatan kedalam (intern), yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur
fungsinya. Pemerintah berhak mengatur segala kepentingan rakyat melalui berbagai
lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain. Kedaulatan ke
dalam merupakan kedaulatan yang dimiliki suatu negara untuk mengatur dan
menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di
negara tersebut, dan rakyat harus patuh dan tunduk dengan apa yang digariskan
pemerintah.
Artinya tidak berasal atau tidak dilahirkan oleh kekuasaan lain. Kekuasaan yang
berasal dari rakyat adalah asli karena kekuasaan tersebut tertinggi. Sementara itu
kekuasaan presiden berasal dari kekuasaan rakyat yang memilihnya.
2. Permanen (tetap)
Artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri, sekalipun pemegang
kedaulatan sudah berganti ganti. Sifat kedulatan itu permanent berarti bahwa
walaupun suatu negara mengadakan reorganisasi di dalam strukturnya, kedaulatan
tersebut tidak berubah. Pelaksanaannya mungkin berganti atau badan yang
memegang kedaulatan itu berganti, tetapi kedaulatan itu tetap.
3. Tidak terbatas
Artinya kedaulatan itu tidak dibatas oleh kekuasaan lain. Apabila pelaksanaanya
dibatas, kedaulatan tidak lagi mencerminkan kekuasaan tertinggi. Sifat kedaulatan
itu tidak terbatas yang berarti meliputi setiap orang dan golongan yang berada dalam
negara tanpa ada kecualinya.
4. Tidak terbagi-bagi.
Artinya kekuasaan itu merupakan satu satunya kekuasaan tertinggi dalam negara
yang tidak diserahkan atau dibagi bagikan kepada badan badan lainnya. Sifat
kedaulatan itu tidak terbagi-bagi maksudnya bahwa kedaulatan itu tidak boleh dibagi-
bagi kepada beberapa badan tertentu. Sebab dalam hal ini akan timbul pluralisme
(keadaan masyarakat yang majemuk) di dalam kedaulatan.
Tercermin Secara yuridis formal, bahwa Indonesia menganut kedaulatan rakyat yang
tertuang dalam :
Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat. Kalimat ini secara tegas menyatakan bahwa
negara Indonesia menganut prinsip kedaulatan rakyat.
Pancasila sila keempat, berarti adanya pengakuan bangsa Indonesia bahwa asas
kerakyatan atau kedaulatan rakyat merupakan asas dalam bernegara.
Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 menyatakan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang dasar
Dalam negara yang menganut kedaulatan rakyat terdapat ciri-ciri sebagai berikut.
1. Adanya lembaga perwakilan rakyat atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau
majelis yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat,
2. Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis tersebut, pemilihan dilaksanakan
untuk jangka waktu tertentu. Rakyat yang telah dewasa secara bebas dan rahasia
memilih wakil atau partai yang disenangi atau dipercayai.
3. Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan perwakilan rakyat, yang
bertugas mengawasi pemerintah.
4. Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan dalam undang-undang negara.
Arti negara hukum pada hakikatnya berasal dari teori kedaulatan hukum. Teori kedaulatan
hukum menghendaki kekuasaan tertinggi di sebuah negara adalah hukum dan hukum disebut
sebagai panglima, oleh sebab itu setiap aktivitas penguasa termasuk warga negaranya harus
tunduk dan patuh pada aturan hukum.
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni
pada Bab XIV tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian
negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
4) Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945)
10) kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
12) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD1945)
Secara umum dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
“Negara Hukum Pancasila” atau Negara hukum yang berdasarkan Pancasila, dengan ciri-ciri:
3. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersifat universal menurut macam-macam
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. NKRI adalah Negara yang menjunjung tinggi persamaan hak dan menghormati
perbedaan, serta cinta perdamaian atas dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab;
5. NKRI berdasarkan Persatuan Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika dan melindungi
seluruh bangsa Indonesia serta tumpah darah Indonesia;
6. NKRI adalah Negara demokratis yang selalu mengutamakan musyawarah mufakat atas
dasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan tidak menganut demokrasi liberal yang mengutamakan pemungutan
suara (voting) dalam pengambilan keputusan;
7. NKRI ingin mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, damai, adil, makmur, dan
sejahtera atas dasar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Penjabaran Nilai-nilai
Pancasila sebagaimana tersebut diatas, diatur dalam peraturan Per-Undang Undangan
sesuai dengan Tata Urutan Peraturan Per-Undang Undangan Republik Indonesia
sebagaimana terakhir diatur dalam Undang Undang Nomor 12 tahun 2011.
C. Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur
yang terdiri dari organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan
hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun horisontal untuk
mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan
adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga
Negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Pemerintahan Indonesia menganut sistem Presidensil, dimana kepala Pemerintahan dan kepala
negara dipegang oleh satu orang. Kepala pemerintah dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden
karena presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
2. Presiden menjabat dua jabatan sekaligus yaitu kepala negara dan kepala pemerintahan
7. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakila. Anggota parlemen
dipilih oleh rakyat
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur
dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan
popular disebut sebagai filsafat Negara. Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai
dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib
hukum di Negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan
serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.
Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan
dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan
yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia dengan
ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya
bangsa Indonesia.
B. Saran
Kepada semua pembaca khususnya mahasiswa Universitas Mataram atau siapa saja yang
menyempatkan membaca makalah ini bila mendapat kekeliruan terhadap materi kami harap bisa
meluruskannya dan memakluminya. Maka kami banyak berharap kepada para pembaca untuk
tidak segan memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://arkalalandshary.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
https://www.academia.edu/5154223/Pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia
http://muhamad-yogi.blogspot.com/2013/04/makalah-kedudukan-pancasila-dalam.html
https://www.academia.edu/6349349/5._Bahan_ajar_Pkn-
Pancasila_sebagai_ideologi_bangsa_dan_negara_Indonesia
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
KELOMPOK 5
PujisyukurkehadiratTuhan Yang
MahaEsaatassegalarahmatnyasehinggamakalahinidapattersusunhinggaselesai.Tidaklupa kami
jugabanyakmengucapkanterimakasihatasbantuanBapakBagdawansyah Al Qadri, S.pd.,M.pd.
yang telahmembimbing kami untukmenyusunmakalahini.
Dan harapan kami
semogamakalahinidapatmenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapembaca. Kami
memohonmaafbilaadakekuranganpadamakalahini,
karenaketerbatasanpengetahuanmaupunpengalaman kami. Olehkarenaitu kami
sangatmengharapkan saran dankritik yang membangundaripembaca demi
kesempurnaanmakalahini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah............................................................................................2
1.3 TujuanPenelitian..............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1Pancasilasebagaiideologibangsadan Negara..............................................3
2.2 PengertianIdeologiMenurut Para Ahli.........................................................4
2.3 Jenis-JenisIdeologi......................................................................................5
2.5 SifatIdeologi.............................................................................................7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii
LAMPIRAN.........................................................................................................iv
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak jaman
Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta
memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.
Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul cirri khas, sifat dan karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa yang lain, yang oleh pendiri Negara dirumuskan dalam suatu rumusan
yang sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip yang kemudian diberinama
Pancasila.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di
tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan kata lain, bangsa Indonesia harus memiliki
nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu
kekuasaan atau hegemoni ideology melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang
berakar pada sejarah bangsa.Secara historis,nilai-nilai Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Sebaga iideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana
ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga
bangsa ini merupakan Kausa Materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Dengan
demikian, sebagai ideologi, Pancasila berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan
mengambil dari ideologi bangsa lain. Oleh karena itu seharusnya Pancasila memiliki kesesuaian
dengan bangsa Indonesia.
1
Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara.
Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh
penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila merupakan
Dasar Falsafah Negara atau Ideologi Negara karena memuat norma-norma yang paling
mendaasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan negara
serta kebijakan-kebijakan penting yang diambil dalam proses pemerintahan.
1.Menjelaskan definisi, fungsi, sifat,serta makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara.
2.Menjelaskan apa saja faktor pendukung keterbukaan ideologi pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara
Sebenarnya, apa itu ideologi? Secara umum, Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar,
gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang sifatnya sistematis sesuai dengan arah dan tujuan
yang ingin dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Ada yang menganggap pengertian ideologi adalah visi yang komprehensif, sebagai cara pandang
terhadap semua hal secara umum dan beberapa arah filosofi yang diajukan oleh kelas dominan
pada seluruh anggota masyarakat.
Istilah ideologi sangat erat hubungannya dengan berbagai bidang kehidupan manusia,
diantaranya:
Agar lebih memahami apa arti ideologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli.
Berikut ini adalah pengertian ideologi menurut para ahli:
1. Francis Bacon
Menurut Francis Bacon, pengertian ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu
konsep hidup.
2. Alfian
Menurut Alfian, pengertian ideologi adalah sebuah pandangan ataupun sistem nilai yang
menyeluruh dan juga mendalam mengenai bagaimana cara yang sebaiknya, yakni secara moral
dianggap benar dan juga adil, mengatur tingkah laku bersama dalam beragam segi dan bidang
kehidupan.
3. Gunawan Setiardjo
Menurut Gunawan Setiardjo, arti ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah
‘aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.
4. C. C. Rodee
Menurut C. C. Rodee, pengertian ideologi adalah sekumpulan ide yang secara logis berkaitan
dan mengindentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan juga pelakunya.
5. Ali Syariati
Menurut Ali Syariati, pengertian ideologi adalah suatu keyakinan-keyakinan dan gagasan-
gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau ras tertentu.
6. Drs. Moerdiono
Menurut Drs. Moerdiono, ideologi adalah a system of ideas yang akan mensistematisasikan
seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan
dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam filsafat yang menjadi induknya.
Sebenarnya ada banyak sekali ideologi di dunia ini, namun ada beberapa jenis ideologi yang
cukup populer. Berikut ini adalah beberapa jenis ideologi tersebut:
1. Ideologi Kapitalisme
Gagasan utama dalam kapitalisme adalah kebebasan individu untuk melakukan akumulasi
kapital individual. Dalam ideologi ini, negara tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam
upaya memperkaya diri yang dilakukan oleh seseorang.
2. Ideologi Liberalisme
Gagasan utama dalam liberalisme adalah kebebasan individu dan menjunjung tinggi kesetaraan
di dalam masyarakat suatu negara. Hak-hak dasar setiap orang harus dilindungi oleh negara.
3. Ideologi Marxisme
Ideologi Marxisme merupakan hasil pemikiran Karl Marx. Karl Marx menyusun suatu teori
besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik.
4. Ideologi Sosialisme
Gagasan utama dari ideologi ini adalah kesetaraan sosial dimana pemerintah memiliki peran
dominan atas individu. Dalam ideologi sosialisme, tidak ada pengakuan atas hak milik pribadi.
5. Ideologi Nasionalisme
Gagasan utama dari paham Nasionalisme adalah kesadaran dan semangat cinta tanah air dan
bangsa yang ditunjukkan melalui sikap individu dan masyarakat.
6. Ideologi Feminisme
Gagasan utama feminisme adalah perjuangan kesetaraan hak dan tanggungjawab bagi
perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik.
Pancasila merupakan ideologi Negara Indonesia, karena Pancasila yang disepakati sebagai
ideologinasionaladalahPancasilasebagaimanadirumuskansecaradefinitifdalamPembukaan UUD
1945.
SebagaiIdeologi Negara, Pancasila setidaknya memiliki empat fungsi pokok dalam kehidupan
bernegara, yaitu:
1. ideologi tertutup
Ideologi tertutup merupakan ideologi yang tidak dapat menerima pandangan baru, bersifat beku,
dan kaku sehingga sifatnya statis dan tidak berubah. Adapun ciri-ciri penerapan ideologi
tertutup antara lain sebagai berikut.
Ideologi bukan cita-cita yang selalu hidup dalam masyarakat, namun cita-cita dari
sekelompok orang yang mendasari program pembaruan masyarakat.
2. ideologi terbuka
Ideologi terbuka merupakan ideologi yang bersumber dari pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai
yang menjadi ide, gagasan, dan cita-cita yang terkandung didalamnya digali dari budaya dan
kepribadian bangsa. Ideologi ini dibangun bersama seluruh rakyat dengan bersumberkan pada
nilai-nilai budaya bangsa maka ideologi ini menjadi milik bersama, bukan menjadi milik
kelompok tertentu.
Penerapannya pun tidak perlu dipaksakan. Seiring dengan berkembangnya kehidupan bangsa dan
kemajuan zaman maka ideologi ini akan peka dan menyesuaikan terhadap perkembangan yang
ada. Adapun ciri-ciri penerapan ideologi terbuka antara lain sebagai berikut:
Globalisasi ekonomi jelas memberikan dampak yang cukup luas baik dalam bentuk ancaman
kebergantungan yang mempersulit usaha bangsa menuju kemandirian, maupun dalam bentuk
pemupukan modal dikalangan elit yang tidak sejalan dengankebijaksanaan pemerataan
kesejahetraan. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan, yaitu
tantangan untuk meiliki cara hidup serta tingkat kehidupan yang wajar secara manusiawi dan
adil.
Dalam menjawab tantangan tersebut Pancasila harus tampil sebagai ideologi terbuka karena
ketertutupan hanya membawa pada kemandegan. Keterbukaan bukan berarti mengubah nila-nilai
Pancasila, melainkan mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkret sehingga memiliki
kemamuan untuk memecahkan masalah-masalah baru
Pancasila adalah ideologi yang unik dan khas dari bangsa Indonesia. selain itu, Pancasila juga
sangat bermakna bagi bangsa Indonesia. Tidak heran jika warga negara Indonesia
membanggakan keunggulan Pancasila, bahkan di forum internasional. Baru – baru ini,
perwakilan Indonesia untuk ajang Miss Internasional, Kevin Lilliana, menyampaikan pidatonya
tentang Pancasila. Acara yang digelar pada 14 November 2017 di Tokyo Jepang tersebut dihadiri
lebih dari 60 perwakilan negara lain. Dan di kesempatan tersebut, Kevin Lilliana yang berasal
dari Bandung menyampaikan keunggulan Pancasila dan salah satu kekuatan dari nilai Pancasila.
Nilai Pancasila tersebut adalah Bhineka Tunggal Ika. Kevin menyatakan bahwa ia lahir dan
dibesarkan di negara yang emmpunyai perbedaan agama, budaya, dan bahasa. Akan tetapi hal
tersebut membuat ia lebih menghargai makna dari perbedaan. Selain itu, ia juga mengungkapkan
seandainya ia terpilih menjadi Miss Internasional, ia akan pro aktif menggalang persatuan
Internasional dengan memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam tingkat Internasional.
Ia pun menyadari bahwa dunia tidak akan indah tanpa adanya perbedaan.
Hal itu mendapat sambutan hangat dari para hadirin, dan sekaligus membawa Kevin menjadi
juara dalam kompetisi kecantikan internasional tersebut. Tidak hanya itu, pidato dari Kevin
mengenai Pancasila tersebut menjelaskan bahwa makna dari Pancasila sebagai ideologi negara
masih dipegang erat oleh generasi muda saat ini. Meskipun begitu, banyak sekali pro dan kontra
yang hadir dari kalangan warganet di Indonesia. banyak yang mengkritik salah satu penampilan
dari Kevin Liliana tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa. Hal itu karena pada salah satu sesi
acara, ia mengenakan bikini yang terdiri dari dua potong pakaian yang memperlihatkan sebagian
besar tubuhnya. Tapi diatas semua itu, banyak juga yang memuji penampilannya sebagai wujud
profesionalisme dan perwujudan dari kebhinekaan itu sendiri. Kevin juga telah menjadi putri
kebanggan bangsa Indonesia karena berhasil membawa pulang mahkota Miss Internasioanal, dan
untuk pertama kalinya menyematkan nama Indonesia menjadi pemenang ajang kecantikan
tersebut. Kemenangannya tersebut juga tidak lepas dari bagaimana ia menjunjung tinggi makna
dari Pancasila sebagai ideologi negara.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN :
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu,suatu negara membutuhkan suatu ideologi
sebagai alat pemersatu bangsa.karena dalam suatu negara memiliki keanekaragaman
suku,budaya,ras,dan agama,salah satunya Indonesia.oleh karena itu Indonesia menjadikan
pancasila sebagai idologi negara yang kokoh
3.2 SARAN :
Makalah ini kami susun untuk membantu kita lebih memahami materi pancasila sebagai ideologi
Bangsa dan Negara .oleh karena itu kami mohon permakluman jika makalah ini masih banyak
kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.dan disarankan kepada mahasiswa agar memahami
materi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ini lebih mendalam.
Karena sangat penting sebuah negara memiliki ideologi yang digunakan sebagai alat pemersatu
bangsa untuk menjaga kerukunan,ketentraman,keamanan,kedamaian,dan kesatuan.
10
DAFTAR PUSAKA
https://www.google.com/search?
q=makna+pancasila+sebagai+ideologi+bangsa&oq=makna+pancasila+sebagai+ideologi+bangsa&aqs=ch
rome..69i57j0l5.32654j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-ideologi.html
https://www.google.com/search?
q=sifat+ideologi+terbuka&oq=sifat+ideologi&aqs=chrome.2.69i57j0l5.20649j0j8&sourceid=chrome&ie
=UTF-8
https://www.slideshare.net/AbdAsis4/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara-82307593
iii
LAMPIRAN
iv
MAKALAH
KONSEP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Kelompok 6:
1. Embun Yuliana (J1A019034)
2. Ika Irma Octaviani (J1A019044)
3. Lalu Muhammad Zaenuri (J1A01952)
4. Maulinda Sukmawati (J1A019058)
5. Namira Putri (J1A019068)
6. Ni Komang Sanca Dara Dahnitha (J1A019070)
7.Nurihwani (J1A019080)
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan
Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak
akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan rampung tepat
pada waktu yang ditentukan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN……………………… 5
LAMPIRAN …………………………………... 17
BAB I
PENDAHULUAN
3.2 Saran
Berdasarkan wacana diatas kita dapat menyadari betapa pentingnya
Pancasila sebagai dasar negara. Maka kita harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila- sila yang terdapat dalam pancasila tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/dionisiusfarrellian/5c00118f6ddcae28480f
b204/penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all
https://brainly.co.id/tugas/3079803
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3876704/9-fungsi-pancasila-
sebagai-dasar-negara-dan-pedoman-masyarakat-indonesia
https://misbahusurur24.blogspot.com/2018/01/makalah-pancasila-
sebagai-dasar-negara.html
LAMPIRAN
1. Embun Yuliana (J1A019034)
- Membuat cover makalah
- Mencari materi Fungsi Pancasila
2. Ika Irma Octaviani (J1A019044)
- Membuat Powerpoint
- Membuat kesimpulan
3. Lalu Muhammad Zaenuri (J1A019052)
- Membuat rumusan masalah dan tujuan penelitian
- Membantu membuat powerpoint
4. Maulinda Sukmawati (J1A019058)
- Membantu membuat makalah
- Mencari Materi Konsep Pancasila
7. Nurihwani (J1A019080)
- Membuat Kata Pengantar
- Membantu membuat powerpoint
MAKALAH
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila dengan judul “Pancasila Sebagai
Sistem, Etika, dan Moral Bangsa”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen pengampu
Pancasila Universitas Mataram yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian etika, moral, norma, dan moral bangsa ………………
2.2 Prinsip dasar etika pancasila……………………………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang memegang peranan penting dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia salah satunya adalah “Pancasila Sebagai Sistem,
Etika, dan Moral Bangsa” Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk, tunggal, setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling
bertentangan. Inti dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur
susunan kodrat (jasmani–rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat
sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa Indonesia
sehingga bangsa Indonesia dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.
Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat
ditinggalkan dan di tinggalkan, karena pancasila wajib diamalkan oleh warga Negara Indonesia.
Alasan lain karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukan
hal yang susah dan gampang untuk dilakukan, karena etika berasal dari tingkah laku, perkataan,
perbuatan, serta hati nurani kita masing-masing.
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia
tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran relational akan
tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini
kebenarannya, kesadaran etik juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu
dapat di breakdownkedalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .
Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu
pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif
(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu suatu pemikiran
filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu
tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yang bersifat mendasar.
Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik
meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut
dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun
kebangsaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi Etika, Moral, Norma, dan Nila.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diberikan oleh Dosen Pembimbing.
1.3.3 Untuk mengetahui Definisi Etika, Moral, Norma, dan Nilai dalam konteks pancasila.
2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.
Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada aturan-aturan,
kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya ,dianggap sesuai
dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya, terjadi sesuatu yang
melanggar, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang
benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap
nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama,
moral, filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat
dalam berbagai aspeknya.
b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri
sendiri,
Fungsi Norma
Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut :
Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan
seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai
orang lain.
Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan sanksi-sanksi
untuk mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai dan
mewujudkan nilai-nilai social.
Norma-norma merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan dan hidup
dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup
masyarakat.
2.1.4 Pengertian Nilai
Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,
namun bukan objek itu sendiri. Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia, yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi
dalam bersikap dan berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan
harga untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran, kemanusiaan
(Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Nilai akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan
tingkah laku manusia, maka harus lebih di kongkritkan lagi secara objektif, sehingga
memudahkannya dalam menjabarkannya dalam tingkah laku, misalnya kepatuhan dalam
norma hukum,norma agama, norma adat istiadat dll.
Ciri-ciri Nilai
c. Berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Pancasila sebagai sistem etika mempunyai lima prinsip, yaitu : pluralisme, hak asasi manusia,
solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial.
1. Pluralisme
Pluralisme Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya, untuk hid-up
dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda
pandangan hidup, agama, budaya, adat (Kaelan, 2004). Plural-isme mengimplikasikan
pengakuan terhadap kebebasan beragama
2. Hak asasi manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena
hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana ma-nusia wajib diperlakukan dan wajib tidak
diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya
sebagai manusia. Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual
dalam pengertian sebagai berikut.
a. Mutlak karena manusia memilikinya bukan karena pemberian negara, mas-yarakat, melainkan
karena ia manusia, jadi dari tangan Sang Pencipta.
b. Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari, di ambang
modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi, dan sebaliknya diancam oleh
negara modern.
3. Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi
orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut
harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup
manusia-ma-nusia lain. Sosialitas manusia berkembang secara melingkar: keluarga, kampung,
kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia (Toy-ibin Aziz, M.,
1997). Maka di sini termasuk rasa kebangsaan
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia, atau sebuah elit, atau
sekelompok ideology, atau sekelompok pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan
memaksakan (menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus atau boleh hidup.
Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang
memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin.Demokrasi hanya dapat berjalan baik atas
dua dasar:
a) Pengakuan dan jaminan terhadap HAM; perlindungan terhadap HAM menja-di prinsip
mayoritas tidak menjadi kediktatoran mayoritas.
b) Kekuasaan dijalankan atas dasar, dan dalam ketaatan terhadap hukum (Nega-ra hukum
demokratis). Maka kepastian hukum merupakan unsur hakiki dalam demokrasi (karena
mencegah pemerintah yang sewenang-wenang).
5. Keadilan social
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan mas-yarakat. Keadilan social
mence-gah bahwa masyarakat pecah ke dalam dua bagian; bagian atas yang maju terus dan
bagian bawah tertinggalkan.Keadilan social adalah keadilan yang terlaksa-na. Dalam kenyataan,
keadilan social diusahakan dengan membongkar ketida-kadilan- ketidakadilan yang ada dalam
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umumdan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-
prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-
prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala
hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut
Pancasila sebagai sistem etika mempunyai lima prinsip, yaitu : pluralisme, hak asasi
manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial. Pancasila dapat menjadi sistem etika
yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan
aplikatif
Dengan berpedoman pada etika kehidupan berbangsa tersebut, penyelenggara Negara dan
warga Negara berprilaku secara baik bersumber pada nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya.
Etika kehidupan berbangsa tidak memiliki sanksi hukum. Namun sebagai semacam kode etik,
pedoman etik berbangsa memberikan sanksi moral bagi siapa saja yang berprilaku menyimpang
dari norma-norma etik yang baik. Etika kehidupan berbangsa ini dapat kita pandang sebagai
norma etik Negara sebagai perwujudan dari nilai-nilai dasar Pancasila.
3.2 Saran
Indonesia sebagai masyarakat yang warganya menganut ideologi pancasila sudah seharusnya
menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar dan pijakan serta nilai-
nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia.
Etika, norma, nilai dan moral harus senantiasa diterapkan dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter
bangsa Indonesia.
Daftar pustaka
http://septistarr.blogspot.com/2016/06/etika-pancasila.html
http://sintadevi597.blogspot.co.id/2016/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem-etika.html
http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-sebagai-sistem-etika.html
http://septianludy.blogspot.co.id/2014/07/pancasila-sebagai-sistem-etika_8.html
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna (Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
1. Indra Darwansah Putra (J1A019046) : Mencari materi
2. Muhammad Saiful Anwar (J1A019164) : mengedit dan
melengkapi makalah
3. Nurul Yani (J1A019084) : membuat makalah
4. Verawati (J1A019112) : mengedit power point
5. Yulia Anggraini (J1A019118) : mencari materi dan refrensi
refrensi lainnya
6. Zakiya Khaerunnisa’ (J1A019122) : membuat power point
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK
DOSEN:
BAGDAWANSYAH ALQADRI, S.Pd.,M.Pd.
Disusun oleh Kelompok 8 :
1. Baiq Alya Fakhira Riswandi (J1A019020)
2. Baiq Mutiara Astagina ( J1A019022 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila “PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK”
makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila.Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada: Bapak Bagdawansyah Alqadri, S.pd.,M.pd. Orang tua yang telah
memberikan dukungan dan semangat serta teman-teman yang telah sama-sama menyelesaikan makalh
ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf yng sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan mohon kritikan dan saran yang membangun.
Penyusun :
kelompok 8
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi IPTEK
B. Faktor perkembangan IPTEK
C. Dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK
D. Nilai-nilai pancasila sebagai dasar perkembangan IPTEK
E. Peranan pancasila dalam IPTEK
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dangan
perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu
Negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia
bangsa kita. Oleh karena itu sebagai warga Negara Indonesia seharusnya manusia itu memiliki pedoman
dan peganggan dalam bersikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Perkembangan iptek telah membuat dunia menjadi sempit, tidak ada lagi batas ruang dan waktu antara
Negara didunia. Benturan, pergeseran, dan penggoyahan nilai-nilai yang ingin dikembangkan
berdasarkan budaya pancasila, tidak dapat dihindari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi IPTEK
IPTEK adalah singakatan dari ‘Ilmu pengetahuan dan teknologi’, yaitu suatu sumber informasi yang dapat
meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dalam bidang teknologi.Dapat juga dikatakan,
definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik penemuan yang
terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
a. Bidang Sosial
Dampak positifnya antara lain:
1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antar manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain
2. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada
masyarakat
3. Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan
diterima oleh masyarakat
Dampak negatinya antara lain:
1.Dengan makin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang asalnya
face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa
2.Seseorang yang terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis
3.Dengan pesatnya teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi,pornoaksi,maupun kekerasan makin
mudah
4.Interaksi anak dan computer yang bersifat satu (orang) menhadap satu (mesin)
mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial
5.Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi
"kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani
b.Bidang Budaya
Dampak Posiifnya antara lain:
1. Mempermudah seseorang di suatu Negara mengetahui berbagai macam budaya yang
ada di belahan bumi yang lain
2.Mempermudah adanya pertukaran pelajar antar negara
3.Mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti
musik, film, fashion maupun furnitureke Negara-negara tetangga maupun Negara-negara
berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas Negara serta membuat Negara
semakin dikenal oleh dunia
Dampak negatifnya antara lain:
1. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa
2. Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa
3. Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit
4. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
5. Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal
6. Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
7. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotism
8. Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant
9.Bidang Politik
c. Bidang
Dampak positifnya antara lain:
1. Memberikan dorongan yang besar bagi konsolidasi demokrasi di banyak negara
2. Meningkatnya hubungan diplomatik antar negara
3. Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah
4. Menegakan nilai-nilai demokrasi
5. Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama Internasional
6. Partisipasi aktif dalam percaturan politik untuk menuju perdamaian dunia
7. Adanya peranan besar masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Contohnya dengan
e-government maka hal ini bisa tercapai. Bayangkan saja jika ada anggota DPR yang dapat
berinteraksi dengan rakyat yang telah memilihnya, kegiatan tanya jawab, melakukan
voting, saran dan kritik akan dapat tersalurkan dengan cepat, langsung, dan nyaman
8. Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi informasi
menyebabkan sampainya berita lebih cepat, dilakukan secara efisien, dan nyaman.
Misalnya jika ada masyarakat yang ingin mengajukan pendapatnya ke wakil rakyat maka
cukup dengan menggunakan e-mail surat dapat sampai dengan segera.
Dampak negatifnya antara lain:
1. Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan
2.Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan)
3.Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
4. Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas
atau tirani minoritas
5. Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum & organisasi
6. Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan
umum
7. Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik
8. Internasional selalu mengarah kepada persekongkolan
9. Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah
mufakat, dan gotong royong.
D. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis,
dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai
menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan
suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992).
Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam
hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan
berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan
teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan datang itu sangat cepat.
Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model manapun
dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam
arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan
dalam pola-pola yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau
tradisional. Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan mendasari
akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai
Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia
itu, sejak dini masayarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta
berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK
tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin
dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia
Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan.
Dalam masyarakat modern yang berbasisi IPTEK, terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan
keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap
imperative moral, dan konsep mengenai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban, adalah keimanan dan
ketakwaan. Dari dalam dan dari luar bangsa Indonesia akan menghadapi tantangan-tantangan terhadap
sistem demokrasi yang dianut dan ingin ditegakkan, yang sesuai dengan kondisi sosialkultural bangsa
yang demikian majemuk dan latar belakang historis bangsa.
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif,
dinamis, dan antisipatif.Dengan demikian Pancasila mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat.Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai
menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih).Kekuatan
suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)
(dalam internet).
a. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam
hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan
berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
Denganmemasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu
dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a. Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam
upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus
dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :
2. Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi,
spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari
dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
3. Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya – karya
ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.
b. Aspek Epistemologi
Nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai metode berfikir, sebagai dasar dan arah dalam
mengembangkan iptek.
c. Aspek Askiologi
T.Jacob (2000) (dalam internet) berpendapat bahwa Pancasila mengandung hal-hal yang penting
dalam pengembangan iptek, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk Tuhan yang
mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia
tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat berada tanpa manusia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan
cara-cara yang berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan tidak
merugikan umat manusia zaman sekarang maupun yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh
terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai perikemanusiaan.
3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek untuk seluruh
tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk
dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau terutama untuk
kepentingan bangsa lain.
5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam
pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-
kelompok minimum dalam pemanfaatan pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam tatanan
pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK.Pentingnya keselerasandiantara keduanya
menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun,
pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam
menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia.Tidak setiap
tingkah laku itu memberikan jaminan.Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu
tingkah laku yang bertanggung jawab.Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan
perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan
keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya
dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian,
dan kebahagiaan negara itu sendiri.Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam
menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) merupakan salah
satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.Pengembangan
dan penguasaan IPTEK menjadi sangat penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai
dengan persaingan.Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan
material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus
diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai, kerangka pikir
serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK.Sehingga bangsa yang memiliki pengembangan hidup
pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan atas paradigma
Pancasila. Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :
a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang
menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur bahwa
disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka
wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-
bidang yang berbeda
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa
depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan Pancasila sebagai roh bagi
perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini Pancasila mampu berperan memberikan beberapa
prinsip etis pada iptek sebagai berikut.
5) Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus
memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman.Hal ini sesuai
dengan ucapan Einstein, yaitu withoutreligionisblind, religionscienceislame (ilmu tanpa agama adala
buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam perkembangan iptek, pancasila di jadikan sebagai tolak ukur, sebagai penyaring
budaya asing yang masuk ke Indonesia, dan sebagai alat control. Pancasila juga dijadikan
sumber motivasi serta dijadikan dasar dalam pengembangan IPTEK dan ini sudah
dibuktikan. Pancasila dalam perkembangan IPTEK memiliki nilai-nilai yang mengandung
tiga dimensi yaitu dimensi ontologism, dimensi epistemologis, dan dimensi aksiologis.
B. SARAN
www.google.com/perkembangan IPTEK
http://kristiarjati.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai -landasan-pengembangan.html?m=1
http://www.kompasiana.com/ampandrewchristian/5c03f34c43322f66a05c9f37/dampak-positif -dan-
negatif-teknologi-terhsdsp-4-aspek-ekonomi-sosial-budaya-dan-politik
http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-IPTEK-atau-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-
lengkap.html