Anda di halaman 1dari 130

MAKALAH PANCASILA

Dosen pengajar :
Bagdawansyah alqadri S.pd.,M.pd.
Kelas : ITP GENAP 2019

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri
UNIVERSITAS MATARAM
September 2019
Jalan Majapahit No. 62 , Gomong, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
83115
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas
anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk-Nya sehingga kami
diberikan kemampuan dan kemudahan dalam penyusunan Makalah Pancasila.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik, kami menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga menyadari bahwa kami masih banyak
mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi
kami pula untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita
agar dapat lebih luas lagi.

Mataram, 11 September 2019

Dosen Pengajar Penyusun Makalah

Bagdawansyah alqadri S.pd.,M.pd. Multazam Lewatris


MAKALAH
FILSAFAT PANCASILA

Dosen Pengajar :
Bagdawansyah Alqadri, S.Pd., M.Pd.

Di Susun Oleh KELOMPOK 1 :


 Irena Dwi Mulyaningtias (J1A019048)
 Mar’atun Sholihah (J1A019056)
 Riris Shafira Mahabbah (J1A019096)
 Rani Aulia Windari (J1A019092)
 Ahmad Sohibul Kahfi (JIA019002)
 Viedya Yada Variza (J1A019114)

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri
UNIVERSITAS MATARAM
September 2019
Jalan Majapahit No. 62 , Gomong, Kec. Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
83115
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas
anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk-Nya sehingga kami
diberikan kemampuan dan kemudahan dalam penyusunan Makalah Filsafat Pancasila.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik, kami menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga menyadari bahwa kami masih banyak
mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi
kami pula untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita
agar dapat lebih luas lagi.

Mataram, 11 September 2019

Penyusun Makalah
DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan....................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertan Filsafat Secara Umum...............................................................................
B. Pengertian Filsafat Secara Etimologi........................................................................
C. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli......................................................................
D. Pengertian Pancasila Secara Umum...........................................................................
E. Pengertian Pancasila Secara Etimologi......................................................................
F. Pengertian Pancasila Secara Tertimologis.................................................................
G. Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum..............................................................
H. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Para Ahli.......................................................
I. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat..............................................................................
J. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia...........................................................

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang.
Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 74 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah
konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang
merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap
bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan
kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai
pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah
diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka
yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-
sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12
tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah itu adalah :
1. Pengertian Filsafat Secara Umum
2. Pengertian Filsafat Secara Etimologi
3. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli
4. Pengertian Pancasila Secara Umum
5. Pengertian Pancasila Secara Etimologis
6. Pengertian Pancasila Secara Tertimologis
7. Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum
8. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Para Ahli
9. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
10. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
pancasila, serta untuk mengetahui tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara pada
umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Secara Umum
Pengertian filsafat secara umum bisa diartikan sebagai suatu kebijaksanaan hidup (filosofia)
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas
pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah.

Filsafat bias juga diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio.Filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Filsafat sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem.Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh karena
memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.

Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi
tertentu.

Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi,
harus dan mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.Logika adalah sebuah ilmu yang
sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat.

Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak
disamping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan
ketertarikan.Filsafat juga berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tertsentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptic yang mempertanyakan
segala hal. Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat
sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau
setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

B. Pengertian Filsafat Secara Etimologi


Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa
Arab atau kata philosophy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshopie dalam bahasa Prancis dan
Belanda, atau philoshophier dalam bahasa Jerman. Semua kata tersbut berasal dari kata Latin
philosophia sebuah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan philoshopien sebagai kata
kerjanya.

Kata philosphia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia
(persahabatan, atau tertarik kepada…) dan sophos (kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman
praktis, dan intelgensi). Kata yang hamper sama dengan philien atau philia dan sophos tersebut
juga dijumpai dalam bahasa Latin, yaitu :philos (teman atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan)

Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau
kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau dapat
diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-dalamnya
akan kearifan atau cinta secara sungguh-sungguh terhadap pandangan, kebenaran (love of
wisdom or love of the vision of truth).

Jadi secara etimologis, kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan
kebijaksanaan.

C. Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli


Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:
 Socrates (469-399 s.M.)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat
dikembangkan bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu
dan mau melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi terhadap diri
secara obyektif

 Plato (472 – 347 s. M.)


Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta
pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap pengetahuan
mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian
yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat
Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif.
 Aristoteles (384 SM - 322SM)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda;

D. Pengertian Pancasila Secara Umum

Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai Nirwana
diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah

E. Pengertian Pancasila Secara Etimologis


Perkataan Pancasil mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu dalam Kitab
Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai
nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J [idem].

F. Pengertian Pancasila Secara Termitologis


Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI untuk melengkapai alat2
Perlengkapan Negara PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan berhasil
mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4 Alinea didalamnya
tercantum rumusan Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut secara Konstitusional sah dan benar
sebagai dasar negara RI yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh Rakyat Indonesia.

G. Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum


Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat,
karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the
founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam suatu sistem (Abdul Gani, 1998).
Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-
dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan,
norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan
kepribadian bangsa Indonesia.

H. Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Ahli

Filsafat Pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa,
sehingga Pancasila berbeda dari waktu ke waktu.
a. Filsafat Pancasila
Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di
BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat
barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme,
rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan
nasionalisme.
b. Filsafat Pancasila versi Soekarno
Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya
kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan
filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India
(Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli
berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak
pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.

c. Filsafat Pancasila versi Soeharto


Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang disponsori
Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya
Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila
adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf
Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia
antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin
Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto
Poespowardojo, dan Moerdiono.
Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil
berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
Selanjutnya filsafat Pancasila mengukur adanya kebenran yang bermacam-macam dan
bertingkat-tingkat sebgai berikut:
1. Kebenaran indra (pengetahuan biasa),
2. Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan),
3. Kebenaran filosofis (filsafat),
4. Kebenaran religius (religi).
Menurut Hegel hakikat filsafatnya ialah suatu sintese pikiran yang lahir dari antitese pikiran.
Dari pertentangan pikiran lahirlah paduan pendapat yang harmonis. Dan ini adalah tepat. Begitu
pula denga ajaran Pancasila suatu sintese negara yang lahir dari antitese.

d. Filsafat pancasila menurut RuslanAbdulgani

Ruslan Abdul gani berpendapat bahwa Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideology kolektif (cita-citabersama) seluruh bangsa Indonesia.

e. Filsafat pancasila menurutNotonagoro

Notonagoro mengartikan bahwa Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

I. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik. Kesatuan Sila-sila Pancasila yang
bersifat organis. Pancasila suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan
isi Pancasila adalah Manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani –
rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri,
yaitu makhluk Tuhan YME. Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis
sebagai kesatuan organis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ditinjau dari aspek ontologis, epistemologis dan
aksiologis
a. Aspek Ontologis
Ontologi ialah penyelidikan hakikat ada (esensi) dan keberadaan (eksistensi) segala sesuatu:
alam semesta, fisik, psikis, spiritual, metafisik, termasuk kehidupan sesudah mati, dan Tuhan.
Ontologi Pancasila mengandung azas dan nilai antara lain:

 Tuhan yang mahaesa adalah sumber eksistensi kesemestaan. Ontologi ketuhanan bersifat
religius, supranatural, transendental dan suprarasional;

 Ada – kesemestaan, alam semesta (makrokosmos) sebagai ada tak terbatas, dengan wujud
dan hukum alam, sumber daya alam yang merupakan prwahana dan sumber kehidupan
semua makhluk: bumi, matahari, zat asam, air, tanah subur, pertambangan, dan
sebagainya;

 Eksistensi subyek/ pribadi manusia: individual, suku, nasional, umat manusia (universal).
Manusia adalah subyek unik dan mandiri baik personal maupun nasional, merdeka dan
berdaulat. Subyek pribadi mengemban identitas unik: menghayati hak dan kewajiban
dalam kebersamaan dan kesemestaan (sosial-horisontal dengan alam dan sesama
manusia), sekaligus secara sosial-vertikal universal dengan Tuhan. Pribadi manusia
bersifat utuh dan unik dengan potensi jasmani-rohani, karya dan kebajikan sebagai
pengemban amanat keagamaan;

b. Aspek Epistemologis
Epistemologi menyelidiki sumber, proses, syarat-syarat batas, validitas dan hakikat ilmu.
Epistemologi Pancasila secara mendasar meliputi nilai-nilai dan azas-azas:
 Mahasumber ialah Tuhan, yang menciptakan kepribadian manusia dengan martabat dan
potensi unik yang tinggi, menghayati kesemestaan, nilai agama dan ketuhanan.
Kepribadian manusia sebagai subyek diberkati dengan martabat luhur: pancaindra, akal,
rasa, karsa, cipta, karya dan budi nurani. Kemampuan martabat manusia sesungguhnya
adalah anugerah dan amanat ketuhanan/ keagamaan.

 Sumber pengetahuan dibedakan dibedakan secara kualitatif, antara:


 Sumber primer, yang tertinggi dan terluas, orisinal: lingkungan alam, semesta, sosio-budaya,
sistem kenegaraan dan dengan dinamikanya;
 Sumber sekunder: bidang-bidang ilmu yang sudah ada/ berkembang, kepustakaan,
dokumentasi;
 Sumber tersier: cendekiawan, ilmuwan, ahli, narasumber, guru.

 Wujud dan tingkatan pengetahuan dibedakan secara hierarkis:


 Pengetahuan indrawi;
 Pengetahuan ilmiah;
 Pengetahuan filosofis;
 Pengetahuan religius.
c. Aspek aksiologis
Aksiologi menyelidiki pengertian, jenis, tingkatan, sumber dan hakikat nilai secara
kesemestaan. Aksiologi Pancasila pada hakikatnya sejiwa dengan ontologi dan epistemologinya.
Pokok-pokok aksiologi itu dapat disarikan sebagai berikut:

 Tuhan yang mahaesa sebagai mahasumber nilai, pencipta alam semesta dan segala isi
beserta antarhubungannya, termasuk hukum alam. Nilai dan hukum moral mengikat
manusia secara psikologis-spiritual: akal dan budi nurani, obyektif mutlak menurut ruang
dan waktu secara universal. Hukum alam dan hukum moral merupakan pengendalian
semesta dan kemanusiaan yang menjamin multieksistensi demi keharmonisan dan
kelestarian hidup.
 Subyek manusia dapat membedakan hakikat mahasumber dan sumber nilai dalam
perwujudan Tuhan yang mahaesa, pencipta alam semesta, asal dan tujuan hidup manusia
(sangkan paraning dumadi, secara individual maupun sosial).

 Nilai-nilai dalam kesadaran manusia dan dalam realitas alam semesta yang meliputi:
Tuhan yang mahaesa dengan perwujudan nilai agama yang diwahyukan-Nya, alam
semesta dengan berbagai unsur yang menjamin kehidupan setiap makhluk dalam
antarhubungan yang harmonis, subyek manusia yang bernilai bagi dirinya sendiri
(kesehatan, kebahagiaan, etc.) beserta aneka kewajibannya. Cinta kepada keluarga dan
sesama adalah kebahagiaan sosial dan psikologis yang tak ternilai. Demikian pula dengan
ilmu, pengetahuan, sosio-budaya umat manusia yang membentuk sistem nilai dalam
peradaban manusia menurut tempat dan zamannya.

J. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan dalam beberapa
dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini :
a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.
Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan
naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta).
b. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.
c. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945,
alinea IV.
d. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950.
e. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.
Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis dan
perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan fundamennya
adalah tetap sama sebagai berikut :

1. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat Negara Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh Ir.
Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertamakalinya mengusulkan
falsafah negara Indonesia dengan perumusan dan tata urutannya sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
c. Mufakat atau Demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ketuhanan.

2. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik Yang Bersejarah (Piagam
Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan (BPPK) yang Istilah Jepangnya Dokuritsu Jumbi
Cosakai, telah membentuk beberapa panitia kerja yaitu :
a. Panitia Perumus terdiri atas 9 orang tokoh, pada tanggal 22 Juni 1945, telah berhasil menyusun
sebuah naskah politik yang sangat bersejarah dengan nama Piagam Jakarta, selanjutnya pada
tanggal 18 Agustus 1945, naskah itulah yang ditetapkan sebagai naskah rancangan Pembukaan
UUD 1945.
b. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang kemudian
membentuk Panitia Kecil Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo, Panitia ini
berhasil menyusun suatu rancangan UUD-RI.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, yang diketuai oleh Abikusno Tjokrosujoso.
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik
tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
d. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
simpulan sebagai berikut:
1. Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia.
2. Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
3. Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-Undangan negara
Indonesia seperti di bawah ini :

a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian
dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam
Jakarta).

c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV.

d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember


1945, alinea IV.

e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus
1950.

f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.

B. Saran
Warga negara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara
Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau
mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal
yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila
adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini
dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://rinastkip.wordpress.com/2012/12/19/makalah-pkn-filsafat-pancasila/

http://ervawahyu.blogspot.com/2015/09/makalah-filsafat-pancasila.html
http://seramoe-printstation.blogspot.com/2013/01/makalah-filsafat-pancasila_20.html
MAKALAH
LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

KELOMPOK 2
1. BAIQ DIANA ZAHRAENI RAMDANI (J1A019026)
2. DINI SURYANINGSIH (J1A019030)
3. DWI SAGITA (J1A019032)
4. FAWAIDUL IZZIL ASNA (J1A019036)
5. NUR AINUL FEBRIYANTI (J1A019076)
6. OLIVIA RAHAYU (J1A019086)
7. SALSABILLA ALONG KESTURI (J1A019100)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul
Landasan Dan Tujuan Pendidikan Pancasila bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat.......................................................................................................................... 5

BAB II : ISI
2.1 Landasan Pendidikan Pancasila..................................................................................... 6
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila......................................................................................... 7

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 9
3.2 Saran.............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Akhir-akhir
ini bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini
semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk di kotak-
kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan
Yang Maha Esa.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr.
Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini,
yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan
siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Dengan demikian Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia bertujuan agar warga
negara Indonesia menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk
kemerdekaan negara Indonesia. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini
Pancasila sebagai dasar negara kesatuan RI, pandangan hidup bangsa Indonesia, fisafat
bangsa dan sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Pembelajaran pancasila secara lebih mendalam sangat penting untuk memajukan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu kelompok kami sangat tertarik untuk menggali lebih dalam
tentang landasan dan tujuan pendidikan pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat landasan pendidikan pancasila yang meliputi landasan historis,


landasan kultural, landasan yuridis, landasan filosofis ?
2. Apakah tujuan pendidikan pancasila?

1.3 Tujuan

Memberi pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa mengenai landasan dan tujuan
pendidikan pancasila yang meliputi landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis,
landasan filosofis, tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan pancasila,kompetensi yang
diharapkan dari kuliah pendidikan pancasila.

1.4 Manfaat
Dengan membaca makalah yang kami susun, diharapkan kita bisa mengambil manfaat
yang kemudian akan mengarahkan kita kepada pemahaman yang baik mengenai landasan
dan tujuan pendidikan pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari,
mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.
Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan intrepetasi sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa
rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-
satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat.
Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan ideologi
bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat
pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998 dengan
Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar Negara dari Negara kesatuan RI harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara
a. Landasan Kultural
Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus
diwariskan kegenerasi penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada
adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan
pada negara Indonesia secara umum.
Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai
pandangan hidup adalah bangsa yang tidak mempunyai kepribadian dan jati diri
sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkembang dari
luar negerinya.
b. Landasan Yuridis
Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara
sejak dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Didalam UU
No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional digunakan sebagai dasar
penyelenggaraan pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi
kurikulum pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum
Bersifat Nasioanal.
c. Landasan Filosofis
Pembahasan di dalam Pancasila berwujud dan bersifat filosofis secara praktis
nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa.
Mempengaruhi alam pikiran manusia berupa filsafat hidup, filsafat negara, etika,
logika dan sebagainya, sehingga memberikan watak (kepribadian dan identitas)
bangsa. Berdasarkan filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang pada sila-sila
Pancasila merupakan Filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara Republik
Indonesia. Pancasila yang merupakan filsafat Negara harus menjadi sumber bagi
segala tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan
yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam
menghadapi tantangan kehidupan bangsa yang memasuki globalisasi, bangsa
Indonesia harus tetap mempunyai nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber nilai
dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang
politik, ekonomi, social-budaya dan pertahanan serta keamanan.

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila

Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan, bahwa pendidikan nasional


yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kebudayaa bangsa
Indonesia, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan, dan
beraneka ragam kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan. Dengan demikian,
perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan diatasi melalui keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
1. Tujuan Nasional
Tujuan sebagaimana ditegaskan pembukaan tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan
penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar 1945.
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
3. Misi pendidikan pancasila
Misi pendidikan pancasila menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan
program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya.
4. Visi pendidikan pancasila
Bertujuan agar mahasiswa mampu mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaa serta
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menenrapkan ilmu pengetahuan, teknologi.
5. Kompetensi pendidikan Pancasila
Mencakup unsur filsafat pancasila, dengan kompetnsinnya bertujuan menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah sebagai berikut.
a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
b. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup
dan kesejahteraan, serta cara pemecahannya.
Melalui pendidikan pancasila , warga Negara Indonesia diharapkan mampu memahami,
menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya
sevara berkesinabungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional, seperti yang
digariskan dalam pembukaan UUD 1945, sehingga dapat menghayati filsafat dan ideology
pancasila, serta menjiwai tingkah lakunya selaku warga negar republik Indonesia dala
melaksanakan profesinya.
6. Dasar substansi kajian pendidikan Pancasila
Berdasarkan landasan pendidikan pancasila sebagaimna yang diuraikan di atas, maka
substansi kajian pendidikan pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut.
1. Pancasila sebagai filsafat
2. Pancasila sebagai etika politk
3. Pancasila sebagai ideologi pancasila
4. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Landasan pendidikan pancasila terdiri dari :
a. Landasan kultural Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa
itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan terkandung dalam sila-sila
pancasila bukan hanya merupakan hasil konseptual seorang saja tetapi merupakan hasil
karya besar bangsa Indonesia melalui proses repleksi filosofis para pendiri Negara.
b. Landasan yuridis diatur dalam pasal 39 UU nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan
nasional menyatakan bahwa isi kurikulum jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
pendidikan pancasila, pendidikn agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
c. Landasan filosofis pancasila sebagai dasar fisafat Negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia, oleh karena sudah menjadi keharusan moral untuk secara konsisten
merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d. Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiaanya serta dapat membantu mewujudkan
nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila
juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.

3.2 Saran
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami landasan dan tujuan
pendidikan pancasila karena sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya menjadi
tanggung jawab kita bersama untuk selalu mengkaji dan mengembangkan pancasila dlam
berkehidupan bermasyarakat karena pancasila merupakan dasar Negara sebagai pedoman
dalam tata berkelakuan.
DAFTAR PUSTAKA
 Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Stimulas Pendidikan Bercorak Indonesia.
 Jakarta. Rineka.
 Subiyakto, Gatot. 2005. Pendidikan Pancasila Bab I. Retrieved :
 http://gatot_sby.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17755/BAB+I.pdf (10
September 2016 )
 Setijo, Pandji, 2006. Pendidikan Pancasila: perspektif sejarah perjuangan bangsa,
Edisi kedua, Jakarta: PT Grasindo.
 Miswary. 2015. Landasan Historis Pancasila. Retrieved
http://francescomiswary.blogspot.co.id ( 11 September 2016 )
MAKALAH
Sejarah Pancasila Dalam Kontek Perjuangan Bangsa Indonesia

Disusun oleh KELOMPOK 3 :

 ANDIKA SUKMA SATRIA (J1A019008)

 AINUNNISA AZZAHRA (J1A019004)

 ASTINI (J1A019014)

 DENDA WIYANA PUTRI (J1A019028)

 FIRDA ZAHWANA SOFIA (J1A019038)

 NIQEN ANGGOLA SAPUTRI (J1A019072)

 YURICO PRASTICA OKTAVIA BAHRI (JIA019120)

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

PRODI ILMU TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka Penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Pancasila yang membahas tentang Sejarah Pancasila Dalam Kontek
Perjuangan Bangsa Indonesia dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu
menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan baik dalam isi maupun penulisan.Terima
kasih.

06 September 2019

Penulis,
JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...…..1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………3

1.3 Tujuan………………………………………………………………………..3

1.4 Manfaat…………………………………………………………………....…3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila Pada Masa Kerajaan………………………………………4

2.2 Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan…………………….…..10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………..………………………….………………….…..18

3.2 Saran………...…….……………………………………..…………….….….19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………..………………….…….20
LAMPIRAN (SUSUNAN PETUGAS)…………………………………………….……21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak terlepas dari sejarah masa
lalu. Demikian pula, terbentuknya Negara Republik Indonesia dengan pancasila sebagai
dasar negaranya tidak luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa lalu, kini, dan
masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak akan terpisahkan. Realitas
kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu, dan kehidupan yang akan
datang merupakan kelanjutan dari kehidupan sekarang. Masa lalu bangsa Indonesia yang
penuh dengan kepahitan, kesusahan, kesengsaraan, dan perjuangan yang disertai
pengorbanan harta maupun jiwa merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri oleh
generasi sekarang. Bahkan pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai era reformasi
sekarang. Sejarah suram bangsa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk
menuju masa depan yang lebih baik serta mencapai Negara Indonesia baru yang dicita-
citakan.1 Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara.

Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke
IV, ke V.

Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu
ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan

1Elly M. Setiadi, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005, hlm.15
Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara
lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.2

Sebagai bangsa Indonesia, penting bagi kita untuk memahami nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Karena sejatinya jati diri bangsa Indonesia terletak pada nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Perlu bagi kita memiliki pemahaman mengenai sejarah
perjuangan bangsa Indonesia sehingga negara kita akan paham betul mengenai nilai-nilai apa
yang telah tumbuh dan menjadi jati diri bangsa sehingga menjadikan negara Indonesia
menjadi negara yang berdasarkan Pancasila. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa Pancasila
selain sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup
bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia pada
waktu mendirikan negara.3

Pentingnya kita mempelajari Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa


Indonesia karena Pancasila bertujuan untuk menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal
rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran
pada sejarah bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa
depan.4

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan, dalam makalah ini akan diangkat dua
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi :

1. Bagaimanakah sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajahan?

2Kaelan dan Achmad Zubaidin, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paragdigma, Yogyakarta,
hlm.9
3A. Rahmat H.I, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarganegara,
Salemba, Jakarta, hlm.21
4Elly M. Setiadi, op.cit. hlm.3
2. Bagaimanakah perumusan pancasila dan proklamasi kemerdekaan Indonesia serta
proses pengesahan pancasila sebagai dasar negara?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk :

1. Menjelaskan bagaimana sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan


perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

2. Menjelaskan bagaimana perumusan pancasila dan saat di proklamasikan


kemerdekaan Indonesia serta prosesnya pengesahan pancasila sebagai dasar negara
kita.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dibuat makalah ini untuk :

1. Mengetahui bagaimana sejarah pancasila pada masa kejayaan nasional dan


perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan.

2. Mengetahui bagaimana perumusan pancasila dan saat di proklamasikan kemerdekaan


Indonesia serta prosesnya pengesahan pancasila sebagai dasar negara kita.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan

Menurut sejarah, pada kira-kira sekitar abad VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan
Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan
pula Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karena
pada waktu itu bangsa Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang
mempunyai Negara baik Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu merupakan
kerajaan-kerajaan yang berdaulat, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara
ini. Pada zaman itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah- ripah loh jinawi,
tata-tentram, kerta-raharja.5

Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


tata pemerintahan atas dasar musyawarah, dan keadilan social telah terdapat sebagai asas-
asas yang menjiwai bangsa Indonesia yang dihayati namun, hanya saja belum dirumuskan
secara kongkret. Dokumen yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur itu ialah prasasti-
prasasti Telaga Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo dan Kota Kapur. Juga
didalam Nagarakartagama karangan Mpu Prapaca di uraikan susunan pemerintahan
Majapahit yang mencerminkan unsur musyawarah disamping hal-hal lain misalnya tentang
hubungan antara Majapahit dan negara-negara tetangga, wilayah kekuasaan Majapahit dan
sebagainya.

5 Santiaji, Pancasila suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional, Usaha Nasional, Surabaya, hlm.21
Kehidupan dua agama, yakni Hindu Budha secara berdampingan yang membuktikan
sifat toleransi bangsa Indonesia, pada zaman itu dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam
kitabnya Sutasoma. Itulah sebabnya maka kedua zaman itu kita jadikan pula sebagai tonggak
sejarah perjuangan bangsa kita dalam mencapai cita-citanya.6

a. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan

1. Masa Kerajaan Kutai


Nilai Pancasila yang terkandung:

a. Sila Pertama : Memeluk agama Hindu


b. Sila Ketiga : Wilayah kekuasaannya meliputi hampir
seluruh . kawasan Kalimantan Timur
c. Sila Keempat : Rakyat pada masa kerajaan Kutai hidup
sejahtera dan makmur

2. Masa Kerajaan Sriwijaya


Nilai Pancasila yang terkandung:

a. Sila pertama : Agama Budha dan Hindu hidup


berdampingan secara damai pada masa Kerajaan Sriwijaya.
b. Sila kedua : Terjalinnya hubungan antara Sriwijaya
dengan India (Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar
ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang
bebas aktif.
c. Sila ketiga : Sebagai Negara Maritim, Kerajaan
Sriwijaya telah menerapkan konsep Negara kepulauan sesuai dengan
konsep wawasan nusantara.
d. Sila keempat : Tercermin dalam cita-cita Kesejahteraan
bersama Kerajaan Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan
“Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra Subhika” (suatu cita-cita negara
yang adil dan makmur).
e. Sila kelima : Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat
pelayanan dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat
makmur.

3. Masa Kerajaan Majapahit

6 Ibid., hlm.22
Nilai Pancasila yang terkandung:

a. Sila pertama : Terbukti, agama Hindu dan Budha hidup


berdampingan secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam
bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional
yang berbunyi”Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang
artinya, walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua dan tidak ada
agama yang memiliki tujuan berbeda.
b. Sila kedua : Terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk
dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping
itu juga menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga.
c. Sila ketiga : Terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya
dalam Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada
dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331.
d. Sila keempat : Terdapat semacam penasehat dalam tata
pemerintahan Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah
mufakat. Menurut Prasasti Kerajaan Brambang (1329), dalam tata
Pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat
kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti
memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong royong dalam
kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk
mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
e. Sila kelima : Terwujud dengan berdirinya kerajaan selama
beberapa abad yang ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.
A. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan

Pada awal abad ke XV mulai dapat suasana baru diperairan Indonesia yaitu munculnya
para pelaut berkulit putih dari eropa yang di awali oleh orang-orang Portugis. Sejak
kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV ketenangan perdagangan di Indonesia mulai
terganggu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil
menguasi Bandar Malaka pada tahun 1511. Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di
Demak, Aceh, dan Ternate, mereka berjuang dengan gigih melawan Portugis.

a. Perjuangan Rakyat Demak Melawan Portugis

Pada tahun 1518 sampai 1521, Pati Unus memerintahkan Demak menggantikan
ayahnya selama memerintah ia selalu memusuhi portugis karena Malaka selalu
mengimpor beras dari demak. Demak selalu berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan
pantai utara jawa seperti banten, sunda kelapa, dan Cirebon dibawah pimpinan
demak untuk menghadapi portugis dan menghalau kembali ke Malaka.7

b. Perlawanan Aceh melawan Portugis

Dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda rakyat Aceh berjuang mempertahankan


kedaulatan Aceh dan mengusir kekuasaan Portugis dari semenanjung Malaka pada
tahun 1607 sampai 1636. Pada tahun 1629 armada besar Aceh menyerang Malaka
yang dikuasai portugis. Berkat persatuan dan kesatuan, Aceh dapat menggagalkan
usaha penjajahan portugis di wilayahnya.

c. Perlawanan Rakyat Ternate melawan Portugis

Dibawah pimpinan Sultan Hairun rakyat Ternate menentang kekuasaan Portugis.


Portugis terdesak lalu menawarkan perdamaian dan mengajak Sultan Hairun
berunding di benteng Portugis. Dalam perundingan tersebut Sultan Hairun itu
dihianati dan dibunuh kemarahan rakyat Maluku pun berkobar. Dibawah Sultan
Baabullah, putra sultan Hairun, rakyat Maluku menghantam Portugis. Benteng
portugis di kepung dan akhirnya mereka menyerah dan diusir dari ternate.8

B. Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang dipelopori
Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908.Gerakan ini merupakan awal gerakan
kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah bermunculan Indische Partij dan
sebagainya.9Dan munculah PNI (1927) yang dipelopori oleh Soekarno. Mulailah perjuangan
bangsa Indonesia menitik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu
Indonesia merdeka.

Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu
Indonesia Raya.10

7 Elly M. Setiadi, loc.cit, hlm.20


8 Ibid, hlm.21
9 Ibid, hlm.22
10Santiaji, op.cit, hlm. 24
a. Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, yaitu dengan di bomnya Pearl
Harbour oleh Jepang. Dalam waktu singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan
sekutu (Amerika,Ingris dan Belanda) di daerah Fasifik.

Demikianlah maka pada tanggal 9 maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia menghalau
penjajah Belanda. Pada waktu itu Jepang mengetahui apa yang di inginkan bangsa Indonesia
yakni kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia.

Untuk mendapatkan bantuan rakyat Indonesia, Jepang mempropagandakan bahwa


kehadirannya dibumi Indonesia adalah justru untuk membebaskan bangsa dan tanah air
Indonesia dari penjajahan Belanda.

Tipu muslihat Jepang yang demikian itu berhasil tetapi kenyataan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia pada waktu itu ialah bahwa sesungguhnya Jepang pun merupakan penjajah
yang tak kurang kejamnya dibandingkan dengan penjajah Belanda. Maka timbullah
perlawanan terhadap Jepang baik secara legal maupun illegal (pemberontakan PETA di
Blitar, dll). Perang Pasifik menunjukan tanda-tanda akan berakhir dengan kekalahan Jepang
dimana-mana.

Jepang berada diujung kekalahannya mencoba menarik hati bangsa Indonesia dengan
mengumumkan janji Indonesia merdeka dikelak kemudian hari apabila perang telah usai.11

C. Badan Penyidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepang disebut Dokoritsu
Junbi Choosakai (selanjutnya disebut Badan Penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada
tanggal 29 April 1945, tetapi baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja
pada tanggal 29 Mei 1945.

2.2 Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


11
Ibid, hlm.25
11
A. Sidang BPUPKI Pertama

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu :

a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)

Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr. Muh.Yamin
mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang
lengakap Badan Penyelidik. Pidato Mr. Muh. Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan itu, yakni :

1) Peri Kebangsaan

2) Peri Kemanusian

3) Peri Ketuhanan

4) Peri Kerakyatan

5) Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD


Republik Indonesia. Didalam pembukaan rancangan UUD itu tercantum perumusan lima
asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kebangsaan persatuan indonesia

3) Rasa kemanusian yang adil dan beradab

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia


Perlu dicatat bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan , baik
perumusan kata-katanya maupun sistematikanya.Mr. Muh. Yamin itu dapatlah menyakinkan
kita bahwa pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni 1945 karena pada tanggal 29 Mei itu
Mr. Muh. Yamin telah mengucapkan pidato serta menyampaikan usul Rancangan UUD
Negara Repubik Indonesia yang berisi lima asas dasar negara. Perumusan dan sistematika
yang dikemukakan Mr. Muh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan
Pancasila yang sekarang ini (pembukaan UUD 1945).12

b. Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)

Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan pidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungan dasar negara sebagai berikut :
1) Paham negara persatuan

2) Penghubungan antara negara dan agama

3) Sistem badan permusyawaratan

4) Sosialime negara

5) Hubungan antarbangsa

Ia tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa kelima hal tersebut diusulkan sebagai
dasar negara. Ia mengajukan keterangan itu sebagai bahan masukan dalam perumusan
dasar negara Indonesia merdeka.

c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip
yang rumusannya yaitu:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.

12 Ibid, hlm.27
Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian diusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa sidang
tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia. Sidang
berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa berikutnya, Sembilan anggota
BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno, terdiri dari:13

1. Ir. Soekarno

2. Drs. Moh. Hatta

3. Mr. A.A. Maramis

4. Abikusno Cokrosuyoso

5. Abdul Kahar Muzakkir

6. Haji Agus Salim

7. Mr. Achamad Soebarjo

8. K.H.A. Wachid Hasyim

9. Mr. Moh. Yamin

Panitia kecil (panitia Sembilan) bekerja keras merumuskan rancangan pembukaan


Undang-Undang Dasar yang nantinya harus mengandung asas dan tujuan negara Indonesia
merdeka. Akhirnya tugas itu terselesaikan pada tanggal 22 Juni 1945 dan hasil rumusannya
disebut Piagam Jakarta sesuai dengan nama yang diberikan oleh Mr. Muh. Yamin.

Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah negara Indonesia
merdeka sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan menjalakan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

13 Elly M. Setiadi, op.cit, hml.28


4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan Pancasila


kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945.

B. Sidang BPUPKI Kedua (10 Juli-17 Juli 1945)

Sidang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar beserta pembukaannya.


Panitia perancangan UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno menyetujui bahwa Pembukaan
UUD diambil dari Piagam Jakarta.

Untuk merumuskan UUD, panitia perancang membentuk lagi panitia kecil yang diketuai
oleh Prof. Dr. Hussein. Pada tanggal 14 Juli 1945 Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja sama
Panitia perancangan UUD kepada sidang sebagai berikut :

1) Pernyataan Indonesia Merdeka

2) Pembukaan Undang-Undang Dasar

3) Undang-Undang Dasar (batang tubuh)14

Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuk Panitia Pesiapan Kemedekaan Indonesia ( PPKI) pada tanggal 9 Agustus
1945.
1. Proklamasi Kemerdekaan

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman dipanggil
oleh Panglima tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara,
yakni Marsakal Darat Hisaici, ke markas besarnya di Dalat (Vietnam Selatan). Marsekal
Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin itu bahwa pemerintahan itu bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Sesuai dengan BPUPKI, para anggota PPKI, kecuali yang berkewarganegaraan Jepang,

14 Ibid, hlm.29
bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai wakilnya.
Berita penyerangan Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah diketahui
oleh sebagian pemimpin Indonesia terutama para pemimpin muda. Golongan pemuda
menghendaki agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa
campur tangan Jepang, sementara Soekarno-Hatta ingin berbicara lebih dulu dengan pihak
Jepang lalu merapatkanya dalam PPKI. Golongan pemuda tetap memaksakan kehendaknya
dan rencana itu dilaksanakan oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih. Pada
tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa ke Renggasdenglok, sebuah kota
kewedanaan di sebelah utara Karawang yang telah diambil alih dari kekuasaan jepang dan
merupakan tempat kedudukan sebuah kompi tentara Peta dibawah Syudanco Subeno.
Berdasarkan perundingan dan tercapainya kata sepakat antara Mr. Ahmad Subarjo dari
golongan tua dan Syudanco Subeno dari golongan pemuda, Mr. Ahmad Subarjo menjamin
bahwa proklamasi akan dirumuskan keesokan harinya.15

Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdenglok, Soekarno dan Hatta langsung dibawa ke
rumah Laksamana Muda Maeda, seorang kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta
tempat Achmad Subarjo bekerja sebagai stafnya. Di rumah Maeda, Mr. Subarjo memohon
agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di rumahnya untuk membicarakan
persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia keesokan harinya. Laksamana Maeda
memberikan izin dan menjamin keselamatan mereka di rumahnya yang berlokasi di jalan
Imam Bonjol No.1 Jakarta. Pada malam itu, Soekarno-Hatta menemui kepala pemerintahan
umum, Mayor Jenderal Nisyimura untuk menjajaki sikapnya. Ternyata Nisyimura takut
disalahkan oleh sekutu.

Dengan demikian, proklamasi kemerdekaan memang harus dilakukan terlepas dari


campur tangan Jepang. Malam itu juga musyawarah dilaksanakan. Pembicaraan tentang
perumusan Teks Proklamasi yang baru dimulai pada pukul 23:00 dihadiri oleh para tokoh : Ir.
Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. Achmad Soebarjo, para anggota PPKI, dan para tokoh
pemuda, antara lain Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Mbah Sudiro. Ir. Soekarno yang
dengan pena dan secarik kertas ditangannya merumuskan teks proklamasi bersama Drs. Moh.
Hatta dan Mr. Achmad Subarjo menyampaikan kalimat pertama yang berbunyi, “kami
bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Moh. Hatta

15 Ibid, hlm.30
menyempurnakan dengan kalimat kedua : “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-
singkatnya”.

Teks proklamasi yang telah disusun lalu dibawa ke ruang depan untuk dimusyawarahkan. Saat
itu timbul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut. Chaerul
Saleh menyatakan tidak setuju jika teks proklamasi itu ditandatangani oleh anggota-anggota
PPKI sebab badan itu dibentuk oleh pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar
teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia.16Seluruh hadirin pun setuju dan setelah itu konsep teks proklamasi diserahkan kepada
Sayuti Melik untuk diketik. Dalam pengetikan, Sayuti mengadakan perubahan sedikit yaitu kata
“tempoh” dan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia” .
Penulisan tanggal juga dirubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.Tahun 05 adalah
tahun showa (Jepang), yaitu 2605 yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta.
Naskah inilah yang dianggap sebagai naskah autentik. Perumusan Teks Proklamasi hingga
penandatanganan baru selesai pukul 04:00 tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga telah
diputuskan bahwa proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan
Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10:00 WIB.

Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi tersebut mengandung makna yang
sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang sebelumnya terjajah
menjadi bangsa yang merdeka. Tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan adalah
ibu Fatmawati karena beliaulah yang membuat Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada
upacara Proklamasi 17 Agustus 1945.

2. Proses Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI


mengadakan sidang yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilkan beberapa
keputusan penting antara lain:17

16 Ibid, hlm.31
17 Ibid, hml.32
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh
BPUPKI yang sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.

b. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.

c. Dalam masa peralihan, Presiden oleh sementara waktu akan dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.

Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945, badan
ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada tanggal 10 Juli
sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan Undang-Undang Dasar. Setelah
mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah yang kemudian disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir Pancasila yang benar dan berlaku
sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.18

BAB III

PENUTUP

18Ibid, hml.33
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas yang telah menjadi jawaban dari permasalahan yang ada
pada makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa :

1. Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan, Menurut sejarah pada kira-kira sekitar abad
VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan,
dan kemudian pada sekitar abad XIII-XVI didirikan pula Kerajaan Majapahit di Jawa
Timur. Kedua zaman itu kita jadikan tonggak sejarah karna pada waktu itu bangsa
Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara. baik
Sriwijaya maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara yang
berdaula, bersatu serta mempunyai wilayah yang meliputi nusantara ini. Pada zaman
itu Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah-ripah loh jinawi, tata-tentram,
kerta-raharja. Dan sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV ketenangan
perdagangan di Indonesia mulai tergangu. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia
makin besar setelah Portugis berhasil menguasi Bandar Malaka pada tahun 1511.
Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh, dan Ternate, mereka
berjuang dengan gigih melawan Portugis.

2. Kebangkitan Nasional Indonesia diawali dengan berdirinya Budi Utomo yang


dipelopori Dr. Wahidin Sudirihusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Dan munculah PNI
(1927) yang dipelopori oleh Soekarno.

Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak
kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air
yaitu Indonesia Raya. Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokoritsu Junbi Choosakai (selenjutnya disebut Badan
Penyelidik). Badan ini kemudian terbentuk pada tanggal 29 April 1945, tetapi baru
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945.

3. Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang di awali dengan


sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945, badan ini
membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil dari
pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada tanggal
10 Juli sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan undang-undang
dasar.Setelah mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah yang
kemudian disahkan sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir Pancasila
yang benar dan berlaku sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.

3.2 Saran

Adapun saran dari kelompok kami dengan dibuatnya makalah tentang Sejarah
Pancasila dalam Kontek Pejuangan Bangsa Indonesia ini bisa menumbuhkan
kesadaran pada diri kita bahwa pentingnya kita mempelajari sejarah pancasila karena
dapat menumbuhkan jiwa patriotik, dan mempertebal rasa cinta tanah air,
menikatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah
bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

A.Rahmat H.I. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi


Mengembangkan Etika Berwarganegara. Jakarta: Salemba
M. Setiadi, Elly. 2005. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama
Santiaji.P. 1988.Pancasila Suatu Tinjauan Filosofis, Historis Dan Yuridis
Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional
Zubaidin, Achmad. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paragdigma

TUGAS PANCASILA
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM
KETATANEGARAAN INDONESIA”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
ANGGI SUSANTI (JIA019010)
ANNISA SURYANI (JIA019012)
AURA MAHADEWI (JIA019016)
AYULIZ ROHMATIKA (JIA019018)
HERLINA TRI KOMALA DEWI (JIA019042)
RIA IRMAYANI (JIA019094)
SUMITA NURSARI (JIA019110)

UNIVERSITAS MATARAM
TP. 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar Negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
banyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas Negara dan ketatanegaraan
Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan
penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara
Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan
nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat sistem
ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia”.

B. Rumusan masalah

Dalam makalah ini, kami merumusakan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa definisi, kedudukan, sifat, dan fungsi Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia?

2. Bagaimana bentuk negara kedaulatan dan bentuk negara hukum di Indonesia?

3. Bagaimana sistem pemerintahan Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kami Bapak
Bagdawansyah Alqadri, S.Pd.,M.Pd. serta menyusun dan menjelaskan makalah ini sesuai dengan
rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu:
1. Mengetahui definisi, kedudukan, sifat, dan fungsi Pancasila dalam ketatanegaraan RI

2. Mengetahui bentuk negara kedaulatan dan bentuk negara hukum di Indonesia

3. Mengetahui sistem pemerintahan di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi, Kedudukan, Sifat, dan Fungsi Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik


Indonesia

a) Definisi

Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang
merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga
negaramempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki
kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.

Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain
sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti
rakyat,wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu
kenegaraan disebut sebagai dasar filsafat Negara ( Philosofische Sronslag ). Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik
Indonesia.Konsekuensinya seluruh peraturan peraturan perundang-undangan serta
pernjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Dalam konteks inilah maka Pancasila merupakan suatu asas kerohanian Negara, sehingga
merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam Negara
Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan fungsinya
yang pokok sebagai dasar Negara Republik Indonesia , yang manifestasinya dijabar dalam
suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu Pancasila merupakan sumber hukum
dasar Negara baik yang tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara maupun hukum dasar
tidak tertulis convensi.

Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum, oleh karena
itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem
peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik
Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban,
keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Dalam pembahasan ini
tidak dapat dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan UUD 1945,yang merupakan deklarasi
bangsa dan negar Indonesia yang memuat Pancasila sebagai dasar Negara, tujuan Negara
serta bentuk Negara Republik Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena
merupakan suatu staasfundamentalnorm, dan berada pada hierarki tertib hukum tertinggi
Negara Indonesia.

b) Kedudukan

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Setiap
produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta
hukum positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta
idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah
namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua
sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang,
Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah),
Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus
berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai
dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila
diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai
sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua
produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari
segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir.Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa
diubah dan tidak boleh diubah.

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam
sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap
dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila
telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat
baik sebagai perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa
c) Sifat

1) Terbuka

a. Nilai-nilai dan cita-cita digali dari kekayaan adat istiadat, budaya, dan religius
masyarakatnya

b. Menerima reformasi

c. Penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban amanah rakyat

2) Komprehensif

a. Mengakomodasi nilai-nilai dan cita-cita yang bersifat menyeluruh tanpa berpihak


pada golongan tertentu atau melakukan transformasi sosial secara besar-besaran
menuju bentuk tertentu.

b. Negara mengakomodasi berbagai idealism yang berkembang dalam masyarakat yang


bersifat majemuk

3) Objektif

a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukan adanya sifat-sifat yang umum, universal, dan abstrak karena merupakan
suatu nilai

b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasa, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan
c. Pancasila yang tergantung dalam pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
Negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia

d) Fungsi

1) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia

Panacasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia, yang berwujud
dalam tertib hukumnya. Yang dimaksud dengan tertib hukum, ialah keseluruhan
daripada peraturan-peraturan hukum yang memenuhi syarat-syarat:

a. Kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum tersebut, yang


untuk Indonesia ialah pemerintahan Republik Indonesia

b. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan


hukum itu, yang untuk Indonesia ialah Pancasila

c. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan tersebut,


yang untuk Indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945

d. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-peraturan


tersebut, yang untuk Indonesia ialah seluruh wilayah bekas daerah Hindia
Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke

2) Pancasila sebagai sumber hukum dasar Negara Indonesia

Pengertian UUD 1945 terdiri dari dua kelompok yaitu : pembukaan, batang
tubuhyang memuat pasal-pasal dan terdiri 16 bab, 37 pasal, 3 pasal aturan
peralihan dan aturan tambahan 2 pasal. Mengenai kedudukan UUD 1945 sebagai
sumber hukum tertinggi, pancasila merupakan segala sumber hukum. Dilihat dari
tata urutan peraturan perundang undangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000,
tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan

B. Bentuk Negara Kedaulatan dan Bentuk Negara Hukum


a) Bentuk Negara Kedaulatan

Kata kedaulatan dalam bahasa Latin adalah “supremus”, dalam bahasa Arab berasal dari kata
“daulah” yang artinya kekuasaan. Dalam bahasa Inggris, kedaulatan berasal dari kata
“sovoreignty” yang artinya tertinggi. Kedaulatan berarti kekuasaan yang tertinggi atau
kekuasaan yang tidak berada di bawah kekuasaan lain. jadi kedaulatan adalah kekuasaan yang
tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang
tersedia.
Ada dua jenis kedaulatan Menurut Jean Bodin (1500 - 1590), yaitu:

1. Kedaulatan kedalam (intern), yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur
fungsinya. Pemerintah berhak mengatur segala kepentingan rakyat melalui berbagai
lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain. Kedaulatan ke
dalam merupakan kedaulatan yang dimiliki suatu negara untuk mengatur dan
menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di
negara tersebut, dan rakyat harus patuh dan tunduk dengan apa yang digariskan
pemerintah.

2. Kedaulatan ke luar (ekstern), yaitu kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk


mengadakan hubungan dengan negara lain serta mempertahankan wilayah dari berbagai
ancaman dari luar. Negara berhak mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara
lain guna kepentingan nasionalnya. Kedaulatan ke Iuar merupakan kedaulatan yang
berkaitan dengan wewenang untuk mengatur pemerintahan dan menjaga keutuhan
wilayah suatu negara yang sepatutnya juga dihormati negara lain. Pelaksanaan konsep
kedaulatan keluar seperti adanya hubungan diplomatik, perjanjian antarnegara, hubungan
dagang dan sosial budaya.

Sifat sifat kedaulatan yaitu sebagai berikut :

1. Absolut atau Asli

Artinya tidak berasal atau tidak dilahirkan oleh kekuasaan lain. Kekuasaan yang
berasal dari rakyat adalah asli karena kekuasaan tersebut tertinggi. Sementara itu
kekuasaan presiden berasal dari kekuasaan rakyat yang memilihnya.

2. Permanen (tetap)
Artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri, sekalipun pemegang
kedaulatan sudah berganti ganti. Sifat kedulatan itu permanent berarti bahwa
walaupun suatu negara mengadakan reorganisasi di dalam strukturnya, kedaulatan
tersebut tidak berubah. Pelaksanaannya mungkin berganti atau badan yang
memegang kedaulatan itu berganti, tetapi kedaulatan itu tetap.

3. Tidak terbatas

Artinya kedaulatan itu tidak dibatas oleh kekuasaan lain. Apabila pelaksanaanya
dibatas, kedaulatan tidak lagi mencerminkan kekuasaan tertinggi. Sifat kedaulatan
itu tidak terbatas yang berarti meliputi setiap orang dan golongan yang berada dalam
negara tanpa ada kecualinya.

4. Tidak terbagi-bagi.

Artinya kekuasaan itu merupakan satu satunya kekuasaan tertinggi dalam negara
yang tidak diserahkan atau dibagi bagikan kepada badan badan lainnya. Sifat
kedaulatan itu tidak terbagi-bagi maksudnya bahwa kedaulatan itu tidak boleh dibagi-
bagi kepada beberapa badan tertentu. Sebab dalam hal ini akan timbul pluralisme
(keadaan masyarakat yang majemuk) di dalam kedaulatan.

Tercermin Secara yuridis formal, bahwa Indonesia menganut kedaulatan rakyat yang
tertuang dalam :

 Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat. Kalimat ini secara tegas menyatakan bahwa
negara Indonesia menganut prinsip kedaulatan rakyat.

 Pancasila sila keempat, berarti adanya pengakuan bangsa Indonesia bahwa asas
kerakyatan atau kedaulatan rakyat merupakan asas dalam bernegara.

 Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 menyatakan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang dasar

Dalam negara yang menganut kedaulatan rakyat terdapat ciri-ciri sebagai berikut.

1. Adanya lembaga perwakilan rakyat atau dewan perwakilan rakyat sebagai badan atau
majelis yang mewakili dan mencerminkan kehendak rakyat,
2. Untuk mengangkat dan menetapkan anggota majelis tersebut, pemilihan dilaksanakan
untuk jangka waktu tertentu. Rakyat yang telah dewasa secara bebas dan rahasia
memilih wakil atau partai yang disenangi atau dipercayai.

3. Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan perwakilan rakyat, yang
bertugas mengawasi pemerintah.

4. Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan dalam undang-undang negara.

b) Bentuk Negara Hukum

Arti negara hukum pada hakikatnya berasal dari teori kedaulatan hukum. Teori kedaulatan
hukum menghendaki kekuasaan tertinggi di sebuah negara adalah hukum dan hukum disebut
sebagai panglima, oleh sebab itu setiap aktivitas penguasa termasuk warga negaranya harus
tunduk dan patuh pada aturan hukum.

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.

Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni
pada Bab XIV tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian
negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional

2) Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi

3) Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi

4) Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945)

5) Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR)

6) Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil

7) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)


8) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

9) tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

10) kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

11) kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

12) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD1945)

Secara umum dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
“Negara Hukum Pancasila” atau Negara hukum yang berdasarkan Pancasila, dengan ciri-ciri:

1. NKRI yang berbhineka bukan Negara Sekuler, bukan Negara

2. Agama dan bukan Negara Atheis, melainkan Negara yang

3. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang bersifat universal menurut macam-macam
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

4. NKRI adalah Negara yang menjunjung tinggi persamaan hak dan menghormati
perbedaan, serta cinta perdamaian atas dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab;

5. NKRI berdasarkan Persatuan Indonesia yang ber Bhineka Tunggal Ika dan melindungi
seluruh bangsa Indonesia serta tumpah darah Indonesia;

6. NKRI adalah Negara demokratis yang selalu mengutamakan musyawarah mufakat atas
dasar kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan tidak menganut demokrasi liberal yang mengutamakan pemungutan
suara (voting) dalam pengambilan keputusan;

7. NKRI ingin mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, damai, adil, makmur, dan
sejahtera atas dasar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Penjabaran Nilai-nilai
Pancasila sebagaimana tersebut diatas, diatur dalam peraturan Per-Undang Undangan
sesuai dengan Tata Urutan Peraturan Per-Undang Undangan Republik Indonesia
sebagaimana terakhir diatur dalam Undang Undang Nomor 12 tahun 2011.
C. Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur
yang terdiri dari organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan
hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun horisontal untuk
mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan
adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga
Negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.
Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

Pemerintahan Indonesia menganut sistem Presidensil, dimana kepala Pemerintahan dan kepala
negara dipegang oleh satu orang. Kepala pemerintah dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden
karena presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Ciri-ciri Pemerintahan Presidensial

1. Presiden adalah penyelenggara negara

2. Presiden menjabat dua jabatan sekaligus yaitu kepala negara dan kepala pemerintahan

3. Parlemen tidak memilih presiden, tetapi dipilih langsung oleh rakyat

4. Menteri-menteri dipilih langsung oleh presiden menjadi sebuah kabinet yang


bertanggungjawab kepada presiden

5. Presiden tidak bertaggungjawab kepada parlemen

6. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer

7. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakila. Anggota parlemen
dipilih oleh rakyat

8. Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan


antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan
negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita negara yang terdapat pada pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea IV.
Dalam ketatanegaraan Indonesia, terdapat 3 pembagian kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

Kekuasaan Legislatif dipegang oleh MPR, DPR, dan DPD

Kekuasaan Eksekutif dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden

Kekuasaan Yudikatif dipegang oleh MA, MK, dan KY

Sistem Pemerintahan Indonesia

1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah


Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah

Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem pertanggung


jawaban menteri.

2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950

UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur
dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik


bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-
sendiri.

3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

a. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

b. DPR sebagai pembuat UU.

c. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

d. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.


e. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

f. BPK pengaudit keuangan.

4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen

a. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.

c. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

d. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

e. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan
popular disebut sebagai filsafat Negara. Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai
dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai sumber tertib
hukum di Negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan
serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.

Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan
dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan
yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia dengan
ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya
bangsa Indonesia.

B. Saran

Kepada semua pembaca khususnya mahasiswa Universitas Mataram atau siapa saja yang
menyempatkan membaca makalah ini bila mendapat kekeliruan terhadap materi kami harap bisa
meluruskannya dan memakluminya. Maka kami banyak berharap kepada para pembaca untuk
tidak segan memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://arkalalandshary.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

https://www.academia.edu/5154223/Pancasila_dalam_konteks_ketatanegaraan_republik_indonesia

http://muhamad-yogi.blogspot.com/2013/04/makalah-kedudukan-pancasila-dalam.html

https://www.academia.edu/6349349/5._Bahan_ajar_Pkn-
Pancasila_sebagai_ideologi_bangsa_dan_negara_Indonesia
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

KELOMPOK 5

1. ALSA MUHARINA (J1A019006)


2. BAIQ RIZA SAADATUL SEPTIA (J1A019024)
3. KIRANA AYU SETYOWATI (J1A019050)
4. LALU YANDI DANUR AMRI (J1A019054)

5. MULTAZAM LEWATRIS (J1A019066)


6. NOPITA MALASARI (J1A019074)
7. PINA OKTAVIANI HIDAYATI (J1A019088)
KATA PENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhan Yang
MahaEsaatassegalarahmatnyasehinggamakalahinidapattersusunhinggaselesai.Tidaklupa kami
jugabanyakmengucapkanterimakasihatasbantuanBapakBagdawansyah Al Qadri, S.pd.,M.pd.
yang telahmembimbing kami untukmenyusunmakalahini.
Dan harapan kami
semogamakalahinidapatmenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapembaca. Kami
memohonmaafbilaadakekuranganpadamakalahini,
karenaketerbatasanpengetahuanmaupunpengalaman kami. Olehkarenaitu kami
sangatmengharapkan saran dankritik yang membangundaripembaca demi
kesempurnaanmakalahini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah............................................................................................2
1.3 TujuanPenelitian..............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1Pancasilasebagaiideologibangsadan Negara..............................................3
2.2 PengertianIdeologiMenurut Para Ahli.........................................................4
2.3 Jenis-JenisIdeologi......................................................................................5

2.4 FungsiPancasilaSebagaiIdeologi Negara Indonesia..................................6

2.5 SifatIdeologi.............................................................................................7

2.6 MaknadariPancasilaSebagaiIdeologi Negara Di MasaKini......................9

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iii
LAMPIRAN.........................................................................................................iv
ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak jaman
Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia. Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta
memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa.
Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul cirri khas, sifat dan karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa yang lain, yang oleh pendiri Negara dirumuskan dalam suatu rumusan
yang sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip yang kemudian diberinama
Pancasila.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di
tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan kata lain, bangsa Indonesia harus memiliki
nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu
kekuasaan atau hegemoni ideology melainkan suatu kesadaran berbangsa dan bernegara yang
berakar pada sejarah bangsa.Secara historis,nilai-nilai Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.

Sebaga iideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana
ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia
sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga
bangsa ini merupakan Kausa Materialis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Dengan
demikian, sebagai ideologi, Pancasila berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan
mengambil dari ideologi bangsa lain. Oleh karena itu seharusnya Pancasila memiliki kesesuaian
dengan bangsa Indonesia.
1

Pembukaan UUD 1945 dengan jelas menyatakan bahwa Pancasila adalah Dasar Negara.
Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar yang normatif terhadap seluruh
penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila merupakan
Dasar Falsafah Negara atau Ideologi Negara karena memuat norma-norma yang paling
mendaasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk penyelenggaraan negara
serta kebijakan-kebijakan penting yang diambil dalam proses pemerintahan.

1.2 Rumusan masalah :

1. Apa definisi pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara?


2. Apa saja fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara?
3. Apa saja sifat-sifat pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara?
4. Apa saja faktor pendukung keterbukaan ideologi pancasila?
5. Apa makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara?

1.3 Tujuan penelitian :

1.Menjelaskan definisi, fungsi, sifat,serta makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan
Negara.
2.Menjelaskan apa saja faktor pendukung keterbukaan ideologi pancasila.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara

Sebenarnya, apa itu ideologi? Secara umum, Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar,
gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang sifatnya sistematis sesuai dengan arah dan tujuan
yang ingin dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.

Ada yang menganggap pengertian ideologi adalah visi yang komprehensif, sebagai cara pandang
terhadap semua hal secara umum dan beberapa arah filosofi yang diajukan oleh kelas dominan
pada seluruh anggota masyarakat.

Istilah ideologi sangat erat hubungannya dengan berbagai bidang kehidupan manusia,
diantaranya:

 Politik (Hukum, Pertahanan dan Keamanan)


 Sosial
 Kebudayaan
 Agama
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Destutt de Tracy, seorang filsuf asal Perancis. Secara
etimologis kata “Ideologi” berasal dari bahasa Perancis, yaitu:

 Idéo yang artinya ide, cita-cita, melihat, memandang.


 Logie yang artinya logika atau rasio.
Sehingga arti ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang membentuk
keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia.
3

2.2 Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti ideologi, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli.
Berikut ini adalah pengertian ideologi menurut para ahli:

1. Francis Bacon

Menurut Francis Bacon, pengertian ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu
konsep hidup.

2. Alfian

Menurut Alfian, pengertian ideologi adalah sebuah pandangan ataupun sistem nilai yang
menyeluruh dan juga mendalam mengenai bagaimana cara yang sebaiknya, yakni secara moral
dianggap benar dan juga adil, mengatur tingkah laku bersama dalam beragam segi dan bidang
kehidupan.

3. Gunawan Setiardjo

Menurut Gunawan Setiardjo, arti ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah
‘aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.

4. C. C. Rodee

Menurut C. C. Rodee, pengertian ideologi adalah sekumpulan ide yang secara logis berkaitan
dan mengindentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan juga pelakunya.

5. Ali Syariati
Menurut Ali Syariati, pengertian ideologi adalah suatu keyakinan-keyakinan dan gagasan-
gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau ras tertentu.

6. Drs. Moerdiono

Menurut Drs. Moerdiono, ideologi adalah a system of ideas yang akan mensistematisasikan
seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan
dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam filsafat yang menjadi induknya.

2.3 Jenis-Jenis Ideologi

Sebenarnya ada banyak sekali ideologi di dunia ini, namun ada beberapa jenis ideologi yang
cukup populer. Berikut ini adalah beberapa jenis ideologi tersebut:

1. Ideologi Kapitalisme

Gagasan utama dalam kapitalisme adalah kebebasan individu untuk melakukan akumulasi
kapital individual. Dalam ideologi ini, negara tidak diperbolehkan untuk ikut campur dalam
upaya memperkaya diri yang dilakukan oleh seseorang.

2. Ideologi Liberalisme

Gagasan utama dalam liberalisme adalah kebebasan individu dan menjunjung tinggi kesetaraan
di dalam masyarakat suatu negara. Hak-hak dasar setiap orang harus dilindungi oleh negara.

3. Ideologi Marxisme

Ideologi Marxisme merupakan hasil pemikiran Karl Marx. Karl Marx menyusun suatu teori
besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik.
4. Ideologi Sosialisme

Gagasan utama dari ideologi ini adalah kesetaraan sosial dimana pemerintah memiliki peran
dominan atas individu. Dalam ideologi sosialisme, tidak ada pengakuan atas hak milik pribadi.

5. Ideologi Nasionalisme

Gagasan utama dari paham Nasionalisme adalah kesadaran dan semangat cinta tanah air dan
bangsa yang ditunjukkan melalui sikap individu dan masyarakat.

6. Ideologi Feminisme

Gagasan utama feminisme adalah perjuangan kesetaraan hak dan tanggungjawab bagi
perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik.

2.4 FungsiPancasilaSebagai Ideologi Negara Indonesia

Pancasila merupakan ideologi Negara Indonesia, karena Pancasila yang disepakati sebagai
ideologinasionaladalahPancasilasebagaimanadirumuskansecaradefinitifdalamPembukaan UUD
1945.
SebagaiIdeologi Negara, Pancasila setidaknya memiliki empat fungsi pokok dalam kehidupan
bernegara, yaitu:

 mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu.


Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk
sering kali terancam perpecahan.
6
 membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila memberi
gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad
perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila.
 memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa. Pancasila
memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi dorongan bagi nation
and character building berdasarkan Pancasila.
 menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai
keadaan Bangsa dan Negara.
Demikian tadi fungsi Pancasila sebagai ideology Negara, semoga bisa memberi masukan bagi
kita mengenai pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
tambahan informasi, Anda juga bisa membaca artikel lain yang berkaitan dengan Pancasila pada
postingan berikut:
 Garuda Pancasila, Lambang Negara Indonesia
 Hari Kesaktian Pancasila Tanggal 1 Oktober
 Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

2.5 Sifat Ideologi


Ideologi suatu bangsa dapat bersifat terbuka maupun tertutup. Hal ini tergantung bagaimana
bangsa yang bersangkutan menerapkannya.

1. ideologi tertutup
Ideologi tertutup merupakan ideologi yang tidak dapat menerima pandangan baru, bersifat beku,
dan kaku sehingga sifatnya statis dan tidak berubah. Adapun ciri-ciri penerapan ideologi
tertutup antara lain sebagai berikut.

 Pemerintahan akan cenderung totaliter.

 Pengorbanan dibebankan kepada masyarakat.

 Adanya ketaatan secara mutlakterhadap ideologi tersebut.

 Ideologi bukan cita-cita yang selalu hidup dalam masyarakat, namun cita-cita dari
sekelompok orang yang mendasari program pembaruan masyarakat.

 Penanaman ideologi dalam masyarakat akan dilakukan secara paksa.


 Ideologi ditempatkan sebagai suatu hal yang sakral dan ditempatkan sebagai penguat
kekuasaan.

2. ideologi terbuka

Ideologi terbuka merupakan ideologi yang bersumber dari pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai
yang menjadi ide, gagasan, dan cita-cita yang terkandung didalamnya digali dari budaya dan
kepribadian bangsa. Ideologi ini dibangun bersama seluruh rakyat dengan bersumberkan pada
nilai-nilai budaya bangsa maka ideologi ini menjadi milik bersama, bukan menjadi milik
kelompok tertentu.

Penerapannya pun tidak perlu dipaksakan. Seiring dengan berkembangnya kehidupan bangsa dan
kemajuan zaman maka ideologi ini akan peka dan menyesuaikan terhadap perkembangan yang
ada. Adapun ciri-ciri penerapan ideologi terbuka antara lain sebagai berikut:

 Ideologi terbuka biasanya hanya memuat pokok-pokok saja. untuk melaksanakannya


diperlukan pemahaman dari setiap peristiwa sesuai dengan kondisi dan situasinya.

 Ideologi terbuka bersifat reformatif dalam arti mampu mengadaptasi perubahan-


perubahan sesuai dengan aspirasi yang muncul.

 Keterbukaan dalam ideologi terbuka terbatas pada instrumennya (perundang-undangan


dan aturan pelaksanaannya) bukan pada nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya.

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah :


1.Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang
secara cepat.
2.Kenyataan menunjukkan, bahwa hilangnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3.Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola
pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern memiliki tiga nilai, yaitu nilai dasar yang
tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah
sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksaan secara nyata yang sesungguhnya.
Fungsi Pancasila untuk memberikan orientasi ke depan telah menuntu bangsa Indonesia untuk
menyadari situasi yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan
teknologi, dan sarana komunikasi yang semakin modern membuat dunia semakin kecil dan
menguatnya interpendensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia. Bangsa Indonesia yang sedang
sibuk membangun dan berupaya memecahkan masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial, mau
tidak mau harus terlibat dalam jaringan politik dunia yang semakin dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan ekonomi raksasa.

Globalisasi ekonomi jelas memberikan dampak yang cukup luas baik dalam bentuk ancaman
kebergantungan yang mempersulit usaha bangsa menuju kemandirian, maupun dalam bentuk
pemupukan modal dikalangan elit yang tidak sejalan dengankebijaksanaan pemerataan
kesejahetraan. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan, yaitu
tantangan untuk meiliki cara hidup serta tingkat kehidupan yang wajar secara manusiawi dan
adil.
Dalam menjawab tantangan tersebut Pancasila harus tampil sebagai ideologi terbuka karena
ketertutupan hanya membawa pada kemandegan. Keterbukaan bukan berarti mengubah nila-nilai
Pancasila, melainkan mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkret sehingga memiliki
kemamuan untuk memecahkan masalah-masalah baru

2.6 Makna dari Pancasila Sebagai Ideologi Negara Di Masa Kini

Pancasila adalah ideologi yang unik dan khas dari bangsa Indonesia. selain itu, Pancasila juga
sangat bermakna bagi bangsa Indonesia. Tidak heran jika warga negara Indonesia
membanggakan keunggulan Pancasila, bahkan di forum internasional. Baru – baru ini,
perwakilan Indonesia untuk ajang Miss Internasional, Kevin Lilliana, menyampaikan pidatonya
tentang Pancasila. Acara yang digelar pada 14 November 2017 di Tokyo Jepang tersebut dihadiri
lebih dari 60 perwakilan negara lain. Dan di kesempatan tersebut, Kevin Lilliana yang berasal
dari Bandung menyampaikan keunggulan Pancasila dan salah satu kekuatan dari nilai Pancasila.
Nilai Pancasila tersebut adalah Bhineka Tunggal Ika. Kevin menyatakan bahwa ia lahir dan
dibesarkan di negara yang emmpunyai perbedaan agama, budaya, dan bahasa. Akan tetapi hal
tersebut membuat ia lebih menghargai makna dari perbedaan. Selain itu, ia juga mengungkapkan
seandainya ia terpilih menjadi Miss Internasional, ia akan pro aktif menggalang persatuan
Internasional dengan memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam tingkat Internasional.
Ia pun menyadari bahwa dunia tidak akan indah tanpa adanya perbedaan.

Hal itu mendapat sambutan hangat dari para hadirin, dan sekaligus membawa Kevin menjadi
juara dalam kompetisi kecantikan internasional tersebut. Tidak hanya itu, pidato dari Kevin
mengenai Pancasila tersebut menjelaskan bahwa makna dari Pancasila sebagai ideologi negara
masih dipegang erat oleh generasi muda saat ini. Meskipun begitu, banyak sekali pro dan kontra
yang hadir dari kalangan warganet di Indonesia. banyak yang mengkritik salah satu penampilan
dari Kevin Liliana tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa. Hal itu karena pada salah satu sesi
acara, ia mengenakan bikini yang terdiri dari dua potong pakaian yang memperlihatkan sebagian
besar tubuhnya. Tapi diatas semua itu, banyak juga yang memuji penampilannya sebagai wujud
profesionalisme dan perwujudan dari kebhinekaan itu sendiri. Kevin juga telah menjadi putri
kebanggan bangsa Indonesia karena berhasil membawa pulang mahkota Miss Internasioanal, dan
untuk pertama kalinya menyematkan nama Indonesia menjadi pemenang ajang kecantikan
tersebut. Kemenangannya tersebut juga tidak lepas dari bagaimana ia menjunjung tinggi makna
dari Pancasila sebagai ideologi negara.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN :
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu,suatu negara membutuhkan suatu ideologi
sebagai alat pemersatu bangsa.karena dalam suatu negara memiliki keanekaragaman
suku,budaya,ras,dan agama,salah satunya Indonesia.oleh karena itu Indonesia menjadikan
pancasila sebagai idologi negara yang kokoh
3.2 SARAN :
Makalah ini kami susun untuk membantu kita lebih memahami materi pancasila sebagai ideologi
Bangsa dan Negara .oleh karena itu kami mohon permakluman jika makalah ini masih banyak
kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.dan disarankan kepada mahasiswa agar memahami
materi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ini lebih mendalam.
Karena sangat penting sebuah negara memiliki ideologi yang digunakan sebagai alat pemersatu
bangsa untuk menjaga kerukunan,ketentraman,keamanan,kedamaian,dan kesatuan.
10

DAFTAR PUSAKA
https://www.google.com/search?
q=makna+pancasila+sebagai+ideologi+bangsa&oq=makna+pancasila+sebagai+ideologi+bangsa&aqs=ch
rome..69i57j0l5.32654j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-ideologi.html
https://www.google.com/search?
q=sifat+ideologi+terbuka&oq=sifat+ideologi&aqs=chrome.2.69i57j0l5.20649j0j8&sourceid=chrome&ie
=UTF-8
https://www.slideshare.net/AbdAsis4/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan-negara-82307593
iii

LAMPIRAN

1. ALSA MUHARINA (J1A019006)


= 1.membuat,rumusan masalah dan tujuan penelitian
2.mencari materi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara dan membantu
membuat makalah

2. BAIQ RIZA SAADATUL SEPTIA (J1A019024)


= 1.mencari materi jenis-jenis ideologi
2.membantu membuat powerpoint

3. KIRANA AYU SETYOWATI (J1A019050)


= 1.membuat powerpoint dan menyusundan mengedit makalah
2.membuat latar belakang,daftar pusaka,lampiran

4. LALU YANDI DANUR AMRI (J1A019054)


= 1.mencari materi fungsi pancasila sebagai ideologi negara indonesia
2.membantu mengedit powerpoint dan makalah

5. MULTAZAM LEWATRIS (J1A019066)

= 1.mencari materi sifat ideologi


2.membantu mengedit powerpoint
6. NOPITA MALASARI (J1A019074)
= 1.mencari materi makna pancasla sebagai ideologi negara di masa kini
2.membuat saran dan kesimpulan

7. PINA OKTAVIANI (J1A019088)


= 1.mencari materi pengertian ideologi menurut para ahli
2.membantu mengedit makalah

iv
MAKALAH
KONSEP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Kelompok 6:
1. Embun Yuliana (J1A019034)
2. Ika Irma Octaviani (J1A019044)
3. Lalu Muhammad Zaenuri (J1A01952)
4. Maulinda Sukmawati (J1A019058)
5. Namira Putri (J1A019068)
6. Ni Komang Sanca Dara Dahnitha (J1A019070)
7.Nurihwani (J1A019080)
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan
Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak
akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan rampung tepat
pada waktu yang ditentukan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bagdawansyah Al Qadri,


S.Pd.,M.Pd. selakudosen pengampu mata kuliah Pancasila yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada temna-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini.Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Konsep
Pancasila sebagai Dasar Negara.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui.Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan
kritikan teman-teman maupun dosen.Demi tercapainya makalah yang
sempurna di masa mendatang.

Mataram, 14 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………... ii

DAFTAR ISI ………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN …..………………... 1

1.1 Latar Belakang ………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah …………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan …………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN……………………… 5

2.1 Fungsi Pancasila ……………………… 5


2.2 Makna Pancasila ……………………… 10
2.3 Penerapan Pancasila ………………….. 12

BAB III PENUTUP…………………...………. 13

3.1 Kesimpulan …………………………... 13


3.2 Saran …………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………… 16

LAMPIRAN …………………………………... 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara


yaitu pancasila yang memiliki sebuah arti penting memiliki
ideologi.Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, tidak
mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia.Negara
yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara
yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan oleh
sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan
tekhnologi yang sangat canggih.

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa


seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila yang
telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah
diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada
satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila
dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah.Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa dan negara Indonesia.Mempelajari Pancasila lebih
dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara ?


2. Apa makna Pancasila sebagai Dasar Negara ?
3. Apa saja penererapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara.
2. Untuk mengetahui makna dari Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Untuk menerapkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Fungsi Pancasila yang pertama adalah sebagai dasar Negara.Dasar
negara di sini diartikan sebagai dasar falsafah atau filosofi negara.
Sehingga Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintahan negara.Dengan kata lain, Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang
sesuai dengan bunyi dan isi yang tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kedua adalah sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia. Dalam hal ini Pancasila berperan sebagai petunjuk hidup
sehari-hari, yang juga merupakan satu kesatuan yang tidak akan bisa
dipisah-pisah antara satu dengan yang lain. Artinya bersatu dalam satu
Negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3. Kepribadian Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang ketiga adalah sebagai kepribadian bangsa
Indonesia. Fungsi yang satu ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
sikap mental maupun tingkah lalu atau perilaku beserta amal perbuatan
dari sikap mental tersebut.Kepribadian yang dimaksudkan adalah ciri
khas masyarakat bangsa Indonesia. Artinya suatu sikap mental dan
tingkah laku yang mempunyai ciri khas tersendiri sehingga mampu
dibedakan dengan bangsa lainnya di seluruh dunia.Itulah yang
dinamakan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Jiwa Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang keempat adalah sebagai jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila dijelaskan berdasarkan teori Von Savigny yang artinya adalah
setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut dengan
Volkgeist yang berarti jiwa bangsa atau jiwa rakyat.Pancasila merupakan
jiwa bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya atau terbentuknya
bangsa Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit.Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Prof. Mr.
A. G. Pringgodigdo dalam tulisannya yang berjudul Pancasila. Dalam
tulisan tersebut, juga menyebutkan Pancasila sendiri sudah ada sejak
adanya bangsa Indonesia berdiri dan berkembang di zaman kerajaan.
Meskipun istilah atau nama Pancasila baru dikenal pada 1 Juni 1945.
5. Sumber dari Segala Sumber Hukum
Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai sumber dari segala hukum.
Pancasila merupakan sumber hukum bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).Sumber hukum Indonesia ini bermakna sebagai
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum beserta cita-cita moral
yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia.Cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa atau Negara, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan
perdamaian Nasional yang merupakan hak dan kewajiban warga
negara.Cita-cita hukum atau politik ialah tentang sifat, bentuk dan tujuan
Negara Indonesia. Dan terakhir cita-cita moral adalah hukum tentang
kehidupan rakyat yang terkait dengan keagamaan dan kemasyarakatan.

6. Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia. Perjanjian luhur di sini adalah menyangkut ikrar yang telah
dibuat saat memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia bersama
sama oleh para pendiri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memutuskan
untuk merdeka menjadi sebuah Negara pada tanggal 17 Agustus 1945.18
Agustus 1945 disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI pada saat itu merupakan wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia
yang mengesahkan perjanjian luhur yang tertulis tersebut (UUD 1945)
untuk membela Pancasila sebagai dasar Negara selama-lamanya.

7. Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa


Fungsi Pancasila yang ketujuh adalah sebagai falsafah hidup yang
mempersatukan bangsa. Indonesia negara yang kaya akan budaya dan
etnis yang berbeda.Pancasila di sini merupakan sarana atau alat yang
sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia agar tidak
terjadinya penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan
multikultural.Pancasila merupakan falsafah hidup dan kepribadian
bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma luhur
serta diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan tepat bagi bangsa
Indonesia untuk bisa mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

8. Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia


Fungsi Pancasila yang kedelapan adalah sebagai cita cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Cita-cita luhur bangsa Indonesia termuat tegas dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Hal ini dikarenakan
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan media penuangan
jiwa proklamasi, yaitu jiwa Pancasila yang tertulis di
dalamnya.Sehingga Pancasila dapat dikatakan sebagai cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia. Cita-cita luhur inilah yang kelak akan dicapai
oleh bangsa Indonesia selaku bangsa atau Negara.
9. Ideologi Bangsa Indonesia
Fungsi Pancasila yang kesembilan adalah sebagai ideologi bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif dalam
proses penyelenggaraan Negara.Secara lebih luas, pengertian Pancasila
sebagai Ideologi negara dapat diartikan sebagai visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dengan terwujudnya suatu kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan,
dan menjunjung tinggi nilai keadilan, termasuk keadilan sosial. Dalam
artian semua nilai-nilai luhur Pancasila ada di dalamnya, di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.2Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar Negara mengandung makna bahwa nilai nilai
yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi
masyarakat Indonesia. Nilai pancasila dasarnya adalah nilai nilai filsafat
yang mendasar yang d jadikan peraturan dan dasar dari norma norma
yang berlaku dalam Indonesia. Nilai dasar pancasila bersifat normatif
dan abstrak yang bisa d jadikan landasan dalam kegiatan bernegara.
Pancasila sebagai dasar Negara berarti pancasila di jadikan sebagai
pedoman dalam penyelenggarakan segala norma norma hokum dan
dalam penyelenggarakan Negara Makna pancasila merupakan esensi
nilai-nilai pancasila yang berfungsi sebagai inspirasi, pedoman dan
panduan tingkah laku segenap masyarakat Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Di sini kita bisa pahami bahwa makna
pancasila meliputi arti nilai yang menjadi pedoman hidup dan
kehidupan, khususnya kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemaparan singkat di atas sudah menjelaskan bahwa
pancasila bukan sekadar simbol dan lambang.Pancasila adalah
nilai, lebih dari itu, esensi nilai yang memiliki makna.Sebagai
sebuah entitas yang menjadi dasar negara, pancasila berperan
penting bagi bangsa Indonesia.Peranannya tak sekadar simbolik,
melainkan esensial.
Penjelasan berurutan dilakukan dalam rangka menjelaskan
secara sistematis materi ini agar pembaca lebih mudah memahami.
Berikut ini paparannya:

1.Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa


a).Pengakuan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa
b).Negara mengakui keberadaan agama yang berketuhanan dan
membebaskan penduduk untuk memilih agamanya.
c).Negara menjamin penduduk untuk beribadah sesuai agamanya
masing-masing.
d).Kehidupan sosial berlangsung dengan terjaganya kehidupan
beragama.
e).Toleransi antara pemeluk agama terjaga
f).Negara hadir ketika timbul konflik antar agama.
2.Makna sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a). Setiap manusia Indonesia mengakui dan menghormati adanya
martabat manusia lain.
b). Memanusiakan manusia dan melihat manusia lain sebagai makhluk
Tuhan.
c). Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam berhubungan dengan
manusia lain.
d). Menerapkan perilaku yang beradab.
e). Menjaga adab dan sopan santun dalam berhubungan sosial.

3.Makna sila Persatuan Indonesia


a). Setiap manusia indonesia cinta tanah airnya.
b). Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotism.
c). Bersikap dan bertindak dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa.
d). Antirasis dan antidiskriminasi.
e). Menjunjung tinggi rasa persaudaraan se-tanah air.
f). Kemanapun kaki melangkah, dimanapun tubuh berada, jiwanya tetap
merah-putih.

4.Makna sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
a). Bersikap pro-dialog, pro-musyawarah, pro-demokrasi.
b). Antikekerasan dalam menyelesaikan masalah atau konflik.
c). Mengambil keputusan dengan musaywarah mufakat.
d). Selalu mengambil kebijaksanaan di atas persengketaan atau
perbedaan pendapat.
e). Musyawarah dilandasi dengan kejujuran bersama.

5.Makna sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a).Pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.


b). Kebijakan berorientasi pada pengurangan kesenjangan masyarakat.
c). Redistribusi kekayaan secara adil kepada masyarakat banyak.
d).Negara berpihak pada mayoritas rakyat jelata yang lemah.
e). Negara melindungi setiap warga negara untuk mendapat penghidupan
yang layak.

2.3 Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari- hari

1. Ketuhanan yang Maha Esa.


Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada
Tuhannya.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai
ajaran agama yang dianut masing-masing,
b. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut
masing-masing,
c. Saling menghormati antarumat beragama,
d. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada
hakikatnya semuanya sama didunia ini.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku,
agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat
pendidikan,
b. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan,
c. Membela kebenaran dan keadilan,
d. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajibanyang
sama,
e. Tidak melakukan diskriminatif.
3. Persatuan Indonesia.
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai warga Negara
Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Cinta pada tanah air dan bangsa,
b. Menjaga nama baik bangsa dan Negara,
c. Tidak membangga banggakan bangsa lain dan
merendahkan bangsa sendiri,
d. Ikut serta dalam ketertiban dunia,
e. Menjunjung tinggi persatuan bangsa,
f. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah
dalam menyelesaikan masalah.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam menyelesaikan masalah,
b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain,
c. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan
Negara,
d. Menghormati hasil musyawarah,
e. Ikut serta dalam pemilihan umum.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada
semua orang.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
a. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan,
b. Menghargai hasil karya orang lain,
c. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita,
d. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan,
e. Menghormati hak dan kewajiban orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk.Pancasila juga merupakan rangkaian
kesatuan dan kebulatan yang tidak dapat terpisahkan karena setiap sila
dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari
masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau
dipindah-pindahkan.Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat
sistematis yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan
suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap sila
mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindahkan.Begitu banyak hal yang bermanfaat
untuk negara ini karena adanya pancasila di Indonesia.Selain itu,
didalam setiap sila yang ada pada pancasila, terdapat pula makna yang
harus kita amalkan di kehidupan sehari-hari guna mewujudkan
Indonesia menjadi negara yang makmur, aman dan nyaman untuk kita
rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.2 Saran
Berdasarkan wacana diatas kita dapat menyadari betapa pentingnya
Pancasila sebagai dasar negara. Maka kita harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila- sila yang terdapat dalam pancasila tersebut
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/dionisiusfarrellian/5c00118f6ddcae28480f
b204/penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all

https://brainly.co.id/tugas/3079803

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3876704/9-fungsi-pancasila-
sebagai-dasar-negara-dan-pedoman-masyarakat-indonesia

https://misbahusurur24.blogspot.com/2018/01/makalah-pancasila-
sebagai-dasar-negara.html
LAMPIRAN
1. Embun Yuliana (J1A019034)
- Membuat cover makalah
- Mencari materi Fungsi Pancasila
2. Ika Irma Octaviani (J1A019044)
- Membuat Powerpoint
- Membuat kesimpulan
3. Lalu Muhammad Zaenuri (J1A019052)
- Membuat rumusan masalah dan tujuan penelitian
- Membantu membuat powerpoint
4. Maulinda Sukmawati (J1A019058)
- Membantu membuat makalah
- Mencari Materi Konsep Pancasila

5. Namira Putri (J1A019068)


- Mengedit Powerpoint
- Membuat Latar Belakang dan Daftar Pustaka

6. Ni Komang Sanca Dara Dahnitha (J1A019070)


- Mengetik makalah, mengedit makalah.
- Mencari materi Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

7. Nurihwani (J1A019080)
- Membuat Kata Pengantar
- Membantu membuat powerpoint
MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI SISTEM, ETIKA, DAN MORAL BANGSA”


 Dosen pengampu : Baqdawansyah Al Qadri, S.Pd,M.Pd

Disusun oleh Kelompok 7 :


1. Indra Darwansah Putra (J1A019046)
2. Muhammad Saiful Anwar (J1A019164)
3. Nurul Yani (J1A019084)
4. Verawati (J1A019112)
5. Yulia Anggraini (J1A019118)
6. Zakiya Khaerunnisa’ (J1A019122)
Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pancasila dengan judul “Pancasila Sebagai
Sistem, Etika, dan Moral Bangsa”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen pengampu
Pancasila Universitas Mataram yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Mataram, 10 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian etika, moral, norma, dan moral bangsa ………………
2.2 Prinsip dasar etika pancasila……………………………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang memegang peranan penting dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia salah satunya adalah “Pancasila Sebagai Sistem,
Etika, dan Moral Bangsa” Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk, tunggal, setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling
bertentangan. Inti dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur
susunan kodrat (jasmani–rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat
sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa Indonesia
sehingga bangsa Indonesia dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab di dunia.
Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat
ditinggalkan dan di tinggalkan, karena pancasila wajib diamalkan oleh warga Negara Indonesia.
Alasan lain karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukan
hal yang susah dan gampang untuk dilakukan, karena etika berasal dari tingkah laku, perkataan,
perbuatan, serta hati nurani kita masing-masing.
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia
tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etik yang merupakan kesadaran relational akan
tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini
kebenarannya, kesadaran etik juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu
dapat di breakdownkedalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .
Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu
pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif
(menyeluruh) dan sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu suatu pemikiran
filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu
tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yang bersifat mendasar.
Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik
meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut
dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun
kebangsaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi Etika, Moral, Norma, dan Nila.

1.2.2 Prinsip Dasar Etika Pancasila

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diberikan oleh Dosen Pembimbing.

1.3.2 Dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

1.3.3 Untuk mengetahui Definisi Etika, Moral, Norma, dan Nilai dalam konteks pancasila.

1.3.4 Dapat memahami tentang prinsip dasar etika pancasila.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ETIKA, MORAL, NORMA, DAN NILAI.

2.1.1 Pengertian Etika

Berasal dari bahasa Yunani “ethos”.Artinya: “custom” atau kebiasaan


yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Istilah Etika
digunakan untuk menyebut ilmu dan prinsip dasar penilaian baik buruknya
perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran moral.
Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan
baik atau buruk manusia dalam mencapai kebahagiaan.
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana kita dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral.
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang
dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika
membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan
moral. Etika sebagai ilmu dibagi dua yaitu :
1. Etika umum, membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-asas dari tindakan
dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.

2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial.

a. Etika indvidual, membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan


dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya,
kewajibannya dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

b. Etika sosial, membahas kewajiban serta norma-norma social yang seharusnya


dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.
Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika
keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika
kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik. Etika politik
sebagai cabang dari etika sosial dengan demikian membahas kewajiban dan
norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam
suatu masyarakat kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu)
berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain.

2.1.2 Pengertian Moral

Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada aturan-aturan,
kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya ,dianggap sesuai
dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya, terjadi sesuatu yang
melanggar, pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang
benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap
nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama,
moral, filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat
dalam berbagai aspeknya.

2.1.3 Pengertian Norma

Norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat


warga masyarakat atau kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan,
pandangan dan pengendali sikap dan tingkah laku manusia. Oleh sebab itu,
norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk
dapat dipatuhi, yang dikenal dengan sanksi, misalnya:

a. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan ,

b. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri
sendiri,

c. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan


masyarakat,
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang
dipaksakan oleh alat Negara

Fungsi Norma
Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut :
Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan
seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai
orang lain.
Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan sanksi-sanksi
untuk mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai dan
mewujudkan nilai-nilai social.
Norma-norma merupakan aturan-aturan yang tumbuh dan dan hidup
dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup
masyarakat.
2.1.4 Pengertian Nilai

Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,
namun bukan objek itu sendiri. Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia, yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi
dalam bersikap dan berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan
harga untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran, kemanusiaan
(Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Nilai akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan
tingkah laku manusia, maka harus lebih di kongkritkan lagi secara objektif, sehingga
memudahkannya dalam menjabarkannya dalam tingkah laku, misalnya kepatuhan dalam
norma hukum,norma agama, norma adat istiadat dll.
Ciri-ciri Nilai

a. Bersifat abstrak yang ada dalam kehidupan manusia.

b. Memiliki sifat normative.

c. Berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.

2.2 Prinsip Dasar Etika Pancasila

Pancasila sebagai sistem etika mempunyai lima prinsip, yaitu : pluralisme, hak asasi manusia,
solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial.
1. Pluralisme
Pluralisme Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya, untuk hid-up
dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang berbeda
pandangan hidup, agama, budaya, adat (Kaelan, 2004). Plural-isme mengimplikasikan
pengakuan terhadap kebebasan beragama
2. Hak asasi manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena
hak-hak asasi manusia menyatakan bagaimana ma-nusia wajib diperlakukan dan wajib tidak
diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya
sebagai manusia. Karena itu, hak-hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual
dalam pengertian sebagai berikut.
a. Mutlak karena manusia memilikinya bukan karena pemberian negara, mas-yarakat, melainkan
karena ia manusia, jadi dari tangan Sang Pencipta.
b. Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari, di ambang
modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi, dan sebaliknya diancam oleh
negara modern.
3. Solidaritas bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan juga demi
orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup menurut
harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang sesuatu pada hidup
manusia-ma-nusia lain. Sosialitas manusia berkembang secara melingkar: keluarga, kampung,
kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan, solidaritas sebagai manusia (Toy-ibin Aziz, M.,
1997). Maka di sini termasuk rasa kebangsaan
4. Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada manusia, atau sebuah elit, atau
sekelompok ideology, atau sekelompok pendeta/pastor/ulama berhak untuk menentukan dan
memaksakan (menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang lain harus atau boleh hidup.
Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang
memimpin mereka dan kemana mereka mau dipimpin.Demokrasi hanya dapat berjalan baik atas
dua dasar:
a) Pengakuan dan jaminan terhadap HAM; perlindungan terhadap HAM menja-di prinsip
mayoritas tidak menjadi kediktatoran mayoritas.
b) Kekuasaan dijalankan atas dasar, dan dalam ketaatan terhadap hukum (Nega-ra hukum
demokratis). Maka kepastian hukum merupakan unsur hakiki dalam demokrasi (karena
mencegah pemerintah yang sewenang-wenang).
5. Keadilan social
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam kehidupan mas-yarakat. Keadilan social
mence-gah bahwa masyarakat pecah ke dalam dua bagian; bagian atas yang maju terus dan
bagian bawah tertinggalkan.Keadilan social adalah keadilan yang terlaksa-na. Dalam kenyataan,
keadilan social diusahakan dengan membongkar ketida-kadilan- ketidakadilan yang ada dalam
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umumdan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-
prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-
prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala
hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut
Pancasila sebagai sistem etika mempunyai lima prinsip, yaitu : pluralisme, hak asasi
manusia, solidaritas bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial. Pancasila dapat menjadi sistem etika
yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan
aplikatif
Dengan berpedoman pada etika kehidupan berbangsa tersebut, penyelenggara Negara dan
warga Negara berprilaku secara baik bersumber pada nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya.
Etika kehidupan berbangsa tidak memiliki sanksi hukum. Namun sebagai semacam kode etik,
pedoman etik berbangsa memberikan sanksi moral bagi siapa saja yang berprilaku menyimpang
dari norma-norma etik yang baik. Etika kehidupan berbangsa ini dapat kita pandang sebagai
norma etik Negara sebagai perwujudan dari nilai-nilai dasar Pancasila.
3.2 Saran
Indonesia sebagai masyarakat yang warganya menganut ideologi pancasila sudah seharusnya
menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar dan pijakan serta nilai-
nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia.
Etika, norma, nilai dan moral harus senantiasa diterapkan dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter
bangsa Indonesia.
Daftar pustaka

http://septistarr.blogspot.com/2016/06/etika-pancasila.html
http://sintadevi597.blogspot.co.id/2016/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem-etika.html

http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-sebagai-sistem-etika.html

http://septianludy.blogspot.co.id/2014/07/pancasila-sebagai-sistem-etika_8.html

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna (Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
1. Indra Darwansah Putra (J1A019046) : Mencari materi
2. Muhammad Saiful Anwar (J1A019164) : mengedit dan
melengkapi makalah
3. Nurul Yani (J1A019084) : membuat makalah
4. Verawati (J1A019112) : mengedit power point
5. Yulia Anggraini (J1A019118) : mencari materi dan refrensi
refrensi lainnya
6. Zakiya Khaerunnisa’ (J1A019122) : membuat power point
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK

DOSEN:
BAGDAWANSYAH ALQADRI, S.Pd.,M.Pd.
Disusun oleh Kelompok 8 :
1. Baiq Alya Fakhira Riswandi (J1A019020)
2. Baiq Mutiara Astagina ( J1A019022 )

3. Mifta Hulhidayat ( J1A019062 )


4. Nurhasanah ( J1A019078 )

5. Nurul Aulia Shafira ( J1A019082 )


6.Sakinah Aulya Rizki ( J1A019098 )

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN ( GENAP )


UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila “PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN IPTEK”
makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila.Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada: Bapak Bagdawansyah Alqadri, S.pd.,M.pd. Orang tua yang telah
memberikan dukungan dan semangat serta teman-teman yang telah sama-sama menyelesaikan makalh
ini. Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf yng sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan mohon kritikan dan saran yang membangun.

Mataram, 16 September 2019

Penyusun :
kelompok 8
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi IPTEK
B. Faktor perkembangan IPTEK
C. Dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK
D. Nilai-nilai pancasila sebagai dasar perkembangan IPTEK
E. Peranan pancasila dalam IPTEK
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dangan
perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu
Negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia
bangsa kita. Oleh karena itu sebagai warga Negara Indonesia seharusnya manusia itu memiliki pedoman
dan peganggan dalam bersikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Perkembangan iptek telah membuat dunia menjadi sempit, tidak ada lagi batas ruang dan waktu antara
Negara didunia. Benturan, pergeseran, dan penggoyahan nilai-nilai yang ingin dikembangkan
berdasarkan budaya pancasila, tidak dapat dihindari.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi IPTEK
IPTEK adalah singakatan dari ‘Ilmu pengetahuan dan teknologi’, yaitu suatu sumber informasi yang dapat
meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dalam bidang teknologi.Dapat juga dikatakan,
definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik penemuan yang
terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.

a. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan IPTEK


1. Arus Globalisasi, Membuka peluang Masuknya Budaya Baru Kedalam Suatu Negara
Pada era globalisasi, terjadi ledakan iptek yang begitu dapat dirasakan hampir diseluruh
sendi kehidupan bangsa, perubahan gaya hidup juga mendorong perkembangan teknologi
guna memenuhi setiap kehidupan manusia modern.
1. Munculnya Penemuan Baru dan Teori Teori Baru
Penemuan baru berupa alat alat yang mampu mempermudah kehidupan manusia membuat
IPTEK semakin berkembang.Dalam hal ini penemuan baru berupa alat alat yang dapat
menambah gudang teknologi yang ada di suatu Negara.
2. Gaya Hidup Instan
Untung mewujudkan gaya hidup instan dapat dilakukan dengan teknologi yang ada,
sehingga baik sarana prasarana dam infrastuktur untuk menunjang gaya hidup instan dapat
terpenuhi.
3. Peran pemerintah lewat setiap kebijakn terkait perkembangan IPTEK
Setiap pemerintah dalam suatu Negara tentunya tidak akan mau Negara yang dipimpinnya
tertinggal oleh karena itu, setiap pemerintah berpikir keras bahkan menyusun srategi guna
memajukan negaranya, mengeluarkan kebijakan kebijakan terkait IPTEK baik itu peguncian
IT, perbaikan saran prasarana pendidikan dan meningkatnya kualitas SDM yang baik.
4. Munculnya kaum kaum modernis yang berintelek dan trampil.
Kaum kaum yang berintelek hadir dari seragkaian penerapan IPTEK yang terintegrasi dari
segi pendidikan maupun standar pekerjaan.Di era globalisasi, hasil dari segi pendidikan
diharapkan adalah orang orag yang mampu bersaig dalam dunia kerja ynag mempunyai
sandarisasi yang tinggi.
5. Persaiangan antar Negara dalam bidang pertahanan dan keamanan
Negara yang memiliki teeeknologi perang dan fasilitas pertahanan yang memadai mampu
mempertahankan dan menentukan eksistensi suatu bangsa.
6. Kesejahteraan sosial masyarakat
Tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi, kesejahteraan masyarakat dirasa kurang lengkap dan
kurang optimal.Oleh Karen itu, untuk meningkatkan kesejahteraan social masyarakat
dibutuhkan teknologi untuk hasil yang maksimal.

B. Faktor penghambat IPTEK


1. Kebudayaan Etnosentris
Merupakan sebuah faktor penghambat internal yang mana suatu kehidupan kesukuan yang
cenderung menutup diri dari segala perkembangan global yang ada dengan tujuan untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya asli.
2. Kurangnya Daya Kreatif dan Inofatif Sumber Daya Manusia
Merupakan sebuah faktor penghambat internal yang turut berdampak pada perkembangan
IPTEK.Faktor ini diakibatkan oleh kurangnya swadaya SDM dan minimnya kualitas SDM,
dalam hal ini kapasitas kreatif dan inofatif yang kurang memadai dapat memperlambat
perkembangan IPTEK.
3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Pendidikan merupakan suatu sarana penting yang bermanfaat bagi perkembangan IPTEK di
suatu negara, karena lewat pendidikannlah ilmu pengetahuan dan juga penerapannya
sampai ke tangan individu maupun kelompok orang. Oleh karena itu, pendidikan dapat
menjadi sebuah penghambat perkembangngan IPTEK apabila taraf pendidikan rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah dapat memperlambat transfer ilmu pengetahuan yang
berakibat pada perkembangan IPTEK.
4. Sarana-prasarana Penelitian (Observasi) yang Kurang Memadai
Sarana-prasarana dan infrastruktur juga turut berperan dalam perkembangan IPTEK. Seperti
yang telah diketahui bahwa suatu penilitian(observasi) adalah suatu dasar untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan atau dengan kata lain, lewat sebuah penilitian, ilmu
pengetahuan dapat dirumuskan sesui fakta empiris yang ada. Penilitian juga merupakan
indikator dari perkembangan ilmu pengetahuan dalam suatu peradaban.Apakah peradaban
itu kaya akan ilmu pengetahuan dapat dihitung dari tingkat populasi yang melakukan
penelitian terhadap sebuah teori. Oleh karena itu, sarana-prasarana penelitian yang buruk
dapat menghambat perkembangan IPTEK.
5. Belum adanya Budaya Industrialis dan juga Kesadaran untuk berobservasi
Budaya industrialis merupakan manifestasi dan IPTEK atau lebih khusus mencakup
teknologi.Semakin tinggi tingkat kegiatan industrialis di dalam suatu negara,
mengindikasikan progres yang baik dari penerapan IPTEK di negara tersebut.Kurangnya
budaya industrialis atau bahkan belum adanya budaya industrialis ini menunjukan bahwa
suatu negara tertinggal secara IPTEK yang ada.Selain itu, kesadaran untuk berobservasi yang
masih kurang dapat menghambat dan mematikan penyebaran dan perkembangan IPTEK di
suatu negara.
6. Kurangnya Tenaga Ahli/Profesional, Pemikiran yang Sempit dan Statis
Kurangnya tenga ahli/profesional diakibatkan dari kurangnya pemberdayaan manusia
khususnya secara kemampuan, nalar, maupun mental.Hal ini dapat mengakibatkan,
kurangnya tenaga yang berkompeten dan terampil dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ditambah lagi sebuah paradigma yang sempit dan statis menjadi penunjang
yang paling baik dari faktor ini.oleh karena itu, kurangnya tenaga ahli dapat secara nyata
menghambat perkembangan IPTEK.
7. Mental Budak(Mentalitas Inlanders)
Faktor ini merupakan faktor yang paling tua dan telah mendarah daging dalam kehidupan
bangsa indonesia. Mentalitas inlanders merupakan warisan dari kisah penjajahan dan
peristiwa sejarah Indonesia. Meskipun mentalitas inlanders merupakan sebuah faktor
historikal, namun dampaknya begitu terasa dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sesuai
dengan sebutannya “mental budak”, Indonesia seakan sulit maju dan kehilangan orientasi
kedepan. Dampaknya begitu dirasakan, bahkan hingga saat ini bangsa Indonesia lebih suka
menjadi seorang pengguna atau seorang penonton bahkan bisa dibilang dapat dengan
mudah dikendalikan oleh pihak lain. Akibatnya Indonesia menjadi negara yang tertinggal
dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. Dampak Positif dan Negatif Perkembangan IPTEK
Dampak positifnya antara lain:
1. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan
kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek
jenis produksi
2. Pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi
3. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
pengetahuan yang dimiliki.
4. Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan
5.Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah
kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk
6. Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses internet tidak
dibatasi tempat dan waktu
7. Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi
8. Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak
9. Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah
10. Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah transaksi-
transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan
11. Pemanfaatan teknologi untuk membuat layanan baru dalam perekonomian dan bisnis antara
lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce

Dampak negatifnya antara lain:


1. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai
dengan yang dibutuhkan
2. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan
generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan
pintas yang bermental instant
3. Adanya aksi tipu menipu dalam proses jual beli online yang dapat merugikan beberapa pihak;
4. Dengan jaringan yang tersedia seperti yang terdapat pada beberapa situs yang menyediakan
perjudian secara online, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi
keinginannya
5. Membeli Secara Online. Bagi orang awam yang belum pernah bertransaksi secara online,
Resistensi akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau melihat
penjualnya. Belum lagi ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak diterima. Atau barang
tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima

a. Bidang Sosial
Dampak positifnya antara lain:
1. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antar manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain
2. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada
masyarakat
3. Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan
diterima oleh masyarakat
Dampak negatinya antara lain:
1.Dengan makin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang asalnya
face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa
2.Seseorang yang terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis
3.Dengan pesatnya teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi,pornoaksi,maupun kekerasan makin
mudah
4.Interaksi anak dan computer yang bersifat satu (orang) menhadap satu (mesin)
mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial
5.Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi
"kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani
b.Bidang Budaya
Dampak Posiifnya antara lain:
1. Mempermudah seseorang di suatu Negara mengetahui berbagai macam budaya yang
ada di belahan bumi yang lain
2.Mempermudah adanya pertukaran pelajar antar negara
3.Mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti
musik, film, fashion maupun furnitureke Negara-negara tetangga maupun Negara-negara
berbeda benua yang mana akan memperkuat identitas Negara serta membuat Negara
semakin dikenal oleh dunia
Dampak negatifnya antara lain:
1. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa
2. Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa
3. Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit
4. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
5. Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal
6. Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
7. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotism
8. Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant
9.Bidang Politik

c. Bidang
Dampak positifnya antara lain:
1. Memberikan dorongan yang besar bagi konsolidasi demokrasi di banyak negara
2. Meningkatnya hubungan diplomatik antar negara
3. Kerjasama antar negara jadi lebih cepat dan mudah
4. Menegakan nilai-nilai demokrasi
5. Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama Internasional
6. Partisipasi aktif dalam percaturan politik untuk menuju perdamaian dunia
7. Adanya peranan besar masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Contohnya dengan
e-government maka hal ini bisa tercapai. Bayangkan saja jika ada anggota DPR yang dapat
berinteraksi dengan rakyat yang telah memilihnya, kegiatan tanya jawab, melakukan
voting, saran dan kritik akan dapat tersalurkan dengan cepat, langsung, dan nyaman
8. Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi informasi
menyebabkan sampainya berita lebih cepat, dilakukan secara efisien, dan nyaman.
Misalnya jika ada masyarakat yang ingin mengajukan pendapatnya ke wakil rakyat maka
cukup dengan menggunakan e-mail surat dapat sampai dengan segera.
Dampak negatifnya antara lain:
1. Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan
2.Timbulnya gelombang demokratisasi (dambaan akan kebebasan)
3.Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
4. Semakin meningkatnya nilai-nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktator mayoritas
atau tirani minoritas
5. Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum & organisasi
6. Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadang mengabaikan kepentingan
umum
7. Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik
8. Internasional selalu mengarah kepada persekongkolan
9. Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah
mufakat, dan gotong royong.
D. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis,
dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai
menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan
suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992).
Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:

a. Dimensi Reality.

Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam
hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarahnya.

b. Dimensi Idealisme.

Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan
berbagai dimensinya.

c. Dimensi Fleksibility.

Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan


dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi
bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung
dalam nilai-nilai dasarnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan
teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan datang itu sangat cepat.
Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model manapun
dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam
arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan
dalam pola-pola yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau
tradisional. Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan mendasari
akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai
Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia
itu, sejak dini masayarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta
berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK
tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin
dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia
Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan.
Dalam masyarakat modern yang berbasisi IPTEK, terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan
keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap
imperative moral, dan konsep mengenai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban, adalah keimanan dan
ketakwaan. Dari dalam dan dari luar bangsa Indonesia akan menghadapi tantangan-tantangan terhadap
sistem demokrasi yang dianut dan ingin ditegakkan, yang sesuai dengan kondisi sosialkultural bangsa
yang demikian majemuk dan latar belakang historis bangsa.

E.Peranan Pancasila dalam IPTEK


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan hasil kreatifitas rohani
manusia.Unsur rohani (jiwa) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak.Tujuan yang esensial
dari IPTEK adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga IPTEK pada hakikatnya tidak bebas
nilai namun terikat oleh nilai pancasila.Perkembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus di
dasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila-sila pancasila yang
harus menjadi system etika dalam pengembangan IPTEK yaitu :
a.Sila Ketuhanan yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,
keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila
ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan tetapi juga
dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya.
b.Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersifat beradab. Artinya IPTEK adalah sebagai
hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral.
c.Sila Persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat
mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian
dari umat manusia.
d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau
Perwakilan, mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap ilmuwan harus
memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain dan harus memiliki sifat yang terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan penemuan ilmuwan lainnya.
e.Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengkomplementasikan pengemangan
IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan diri sendiri, manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa, dan Negara serta
manusia dengan alam an lingkungannya.

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK

Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif,
dinamis, dan antisipatif.Dengan demikian Pancasila mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat.Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai
menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih).Kekuatan
suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)
(dalam internet).

Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:

a. Dimensi Reality.

Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam
hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari
budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.

Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan
berbagai dimensinya.

c. Dimensi Fleksibility.

Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan


dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi
bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung
dalam nilai-nilai dasarnya.

Denganmemasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu
dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :

a. Aspek ontologi

Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam
upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus
dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :

1. Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatuacademiccommunity yang dalam hidup


keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi,
spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari
dan menemukan kebenaran dan kenyataan.

3. Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya – karya
ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.

b. Aspek Epistemologi

Nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai metode berfikir, sebagai dasar dan arah dalam
mengembangkan iptek.

c. Aspek Askiologi

Dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalampancasila sebagai metode berpikir,


maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak
bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan
nilai-nilai ideal pancasila.

T.Jacob (2000) (dalam internet) berpendapat bahwa Pancasila mengandung hal-hal yang penting
dalam pengembangan iptek, yaitu:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk Tuhan yang
mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia
tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat berada tanpa manusia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan
cara-cara yang berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan tidak
merugikan umat manusia zaman sekarang maupun yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh
terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai perikemanusiaan.

3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek untuk seluruh
tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk
dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau terutama untuk
kepentingan bangsa lain.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan, membuka kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mengembangkan iptek,
dan mengenyam hasilnya, sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing.

5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam
pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-
kelompok minimum dalam pemanfaatan pengembangan teknologi.

Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam tatanan
pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK.Pentingnya keselerasandiantara keduanya
menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun,
pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam
menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia.Tidak setiap
tingkah laku itu memberikan jaminan.Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu
tingkah laku yang bertanggung jawab.Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan
perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan
keberadaannya.

Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya
dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian,
dan kebahagiaan negara itu sendiri.Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek) seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam
menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.

Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) merupakan salah
satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern.Pengembangan
dan penguasaan IPTEK menjadi sangat penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai
dengan persaingan.Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan
material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus
diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai, kerangka pikir
serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK.Sehingga bangsa yang memiliki pengembangan hidup
pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan atas paradigma
Pancasila. Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :

a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang
menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur bahwa
disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.

c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka
wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-
bidang yang berbeda

Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa
depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan Pancasila sebagai roh bagi
perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini Pancasila mampu berperan memberikan beberapa
prinsip etis pada iptek sebagai berikut.

1) Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.

2) Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.

3) Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.

4) Harus dihindari adanya monopoli iptek.

5) Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus
memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman.Hal ini sesuai
dengan ucapan Einstein, yaitu withoutreligionisblind, religionscienceislame (ilmu tanpa agama adala
buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam perkembangan iptek, pancasila di jadikan sebagai tolak ukur, sebagai penyaring
budaya asing yang masuk ke Indonesia, dan sebagai alat control. Pancasila juga dijadikan
sumber motivasi serta dijadikan dasar dalam pengembangan IPTEK dan ini sudah
dibuktikan. Pancasila dalam perkembangan IPTEK memiliki nilai-nilai yang mengandung
tiga dimensi yaitu dimensi ontologism, dimensi epistemologis, dan dimensi aksiologis.

B. SARAN

Untuk mengembangkan IPTEK seharusnya ada dukungan penuh dari pemerintah,


masyarakat harus berani mengenal ilmu-ilmu baru. Masyarakat jangan
menyalahgunakan kemajuan IPTEK untuk hal-hal negative. Dalam pengembangan IPTEK
ahrus sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/perkembangan IPTEK

http://kristiarjati.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai -landasan-pengembangan.html?m=1

http://www.kompasiana.com/ampandrewchristian/5c03f34c43322f66a05c9f37/dampak-positif -dan-
negatif-teknologi-terhsdsp-4-aspek-ekonomi-sosial-budaya-dan-politik

http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-IPTEK-atau-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-
lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai