Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325986943

Saluran Cerna yang Sehat : Anatomi dan Fisiologi

Chapter · June 2018

CITATIONS READS

0 21,430

3 authors, including:

Ray Wagiu Basrowi Chairunita Chairunita


University of Indonesia Nestlé S.A.
54 PUBLICATIONS   13 CITATIONS    26 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Maternal, Infant and Young Children Nutrition & Health View project

All content following this page was uploaded by Ray Wagiu Basrowi on 26 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


HAL
1

PROFIL

Mohammad Juffrie

Profesor Juffrie meraih gelar Ph.D. (Doctor of Philosophy) dari Vrije


Universiteit di Belanda pada tahun 2002 serta meraih gelar guru
besar di bidang kedokteran anak di Universitas Gadjah Mada
pada tahun 2010. Beliau menyelesaikan pendidikan dokter anak
pada tahun 1990 dan sepanjang kariernya beliau melakukan
banyak penelitian di bidang gastrohepatologi, nutrisi, imunologi,
virology, prebiotic, probiotik serta tropical medicine. Profesor
Juffrie merupakan visiting professor di beberapa universitas
ternama di luar negeri seperti Institut Tropical Medicine
Antwerpen, Belgia dan University van Amsterdam, Amsterdam,
Belanda. Sejak tahun 2016, Profesor Juffrie menjabat sebagai
Direktur Program Doktoral sekaligus Presiden Senat di Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
SALURAN CERNA YANG SEHAT:

1 ANATOMI DAN FISIOLOGI


Mohammad Juffrie
HAL
3

Saluran Cerna yang Sehat:


Anatomi dan Fisiologi

Saluran cerna atau traktus digestifus 2. Lapisan submukosa yang terdiri dari
merupakan sistem organ yang berfungsi jaringan ikat elastis serta pembuluh
untuk mengambil berbagai zat dari luar darah dan limfa. Pada lapisan ini, juga
tubuh (air, mineral, nutrien, vitamin), terdapat pleksus saraf Meissner yang
memecah partikel-partikel besar menjadi berfungsi untuk mempersarafi lapisan
partikel kecil, dan mentransfer partikel- epitel dan mukularis mukosa.
partikel tersebut dari lingkungan luar ke 3. Tunika muskularis yang tersusun
dalam darah, untuk selanjutnya digunakan dari jaringan otot polos sirkuler dan
atau disimpan dalam sel. Secara umum, longitudinal. Di antara lapisan otot
struktur anatomi sistem pencernaan terdiri sirkuler dan longitudinal usus halus,
atas saluran yang berkesinambungan terdapat kumpulan sel ganglion yang
dan terhubung satu sama lain (rongga disebut dengan plexus Auerbach’s
mulut, faring, esofagus, lambung/gaster, 4. Tunika serosa, yaitu jaringan ikat terluar
usus besar, usus halus, anus) serta organ- yang menghasilkan cairan serous.
organ aksesoris, yaitu kelenjar ludah, liver,
Meskipun memiliki struktur umum yang
pankreas, serta kelenjar empedu (Gambar 1.1).
serupa, masing-masing segmen saluran
Secara mikroskopis atau histologis, dinding cerna memiliki karakteristik histologis
saluran cerna terdiri dari empat lapisan tersendiri sesuai dengan fungsinya pada
(Gambar 1.2), yaitu: proses digestif, yaitu fungsi motilitas
(pergerakan makanan melalui traktus
1. Tunika mukosa, terdiri dari lapisan epitel
digestifus), sekresi (pelepasan zat tertentu
yang membatasi lumen saluran cerna,
untuk membantu proses pencernaan
lamina propria, dan tunika muskularis
makanan), digesti (pemecahan makanan
mukosa yang memisahkan mukosa
secara fisik maupun kimia), atau absorpsi
dengan submukosa. Berbagai segmen
(pemindahan berbagai zat ke lingkungan
saluran cerna memiliki bentuk epitel yang
dalam tubuh). Pada bagian selanjutnya,
berlainan, tergantung pada fungsinya
akan dijelaskan mengenai fisiologi digesti
masing-masing. Pada umumnya, sel
secara umum dan struktur serta proses
epitel memiliki banyak fungsi, yaitu
spesifik yang berlangsung pada masing-
absorbsi (pertukaran air, elektrolit, serta
masing segmen saluran cerna.
nutrien), sekresi enzim, serta sebagai
barier yang banyak mengandung sel
imun. Lamina propria merupakan lapisan
dibawah lapisan epitel yang banyak
mengandung saluran limfa, pembuluh
darah, dan ujung-ujung saraf aferen
maupun eferen.
HAL
4

Kesehatan Pencernaan Awal


Tumbuh Kembang yang Sehat

Salivary Glands
Parotid
Submandibular
Sublingual
Pharynx
Oral cavity Tounge

Esophagus

Colon Stomach
Transverse colon Esophagus
Ascending colon
Descending colon Pancreatic duct
Ileum (small intestine)
Cecum
Appendix
Rectum
anus

Sistem pencernaan manusia Fisiologi saluran cerna (Digestive system diagram: Gut
Gambar 1.1 anatomy [picture] Retrieved from <http://www.healthhype.com/> on January 3rd 2013)

2 1 9 2
3
Epithelium
1
3 1 10
11 1 3 Mucosa Lamina Propria
4
1 Muscularis Mucosa
5 4
Submucosa Meissner’s (Submucosal) Plexu
6
5 4
5
7 Circular Muscle
8
6 Muscularis Propria Auebach’s (Myenteric) Plexu

Longitudinal Muscle
SMALL INTESTINE LARGE INTESTINE
Serosa or Adventitia
1. Intestinal Villi 1. Intestinal Crypts -> NO Villi!
2. Muscularis Mucosae 2. Muscularis Mucosae
3. Glands in the Submucosa 3. Tunica Submucosa
4. Tunica Submucosa 4. Tunica Muscularis Externa Struktur histologis saluran cerna (Diambil
Gambar 1.2 dari: Digestive system project - histological
5. Tunica Muscularis Externa 5. Myenteric Nerve Plexus
6. Lymphatic Nodulesin the Submucosa 6. Tunica Serosa (Peritoneum) structure [picture] Retrieved from: <http://
histology-group28.wikispaces.com/
7. Myenteric Nerve Plexus
DigestiveSystemProject> on January 3rd 2013.
8. Tunica Serosa (Peritoneum) General organization of the gastrointestinal
tract. [picture] Retrieved from: <http://upload.
wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fb/GI_
Organization.svg> on January 3rd 2013)

Seperti telah dijelaskan di atas, fungsi mendorong makanan melalui saluran cerna
saluran cerna dapat dibagi menjadi empat dan mencampur makanan dengan jus
komponen, yaitu motilitas, sekresi, digesti, digesti guna memfasilitasi proses digesti
dan absorpsi. Fungsi motilitas melibatkan serta absorpsi. Secara berurutan, motilitas
kontraksi otot polos yang bertujuan untuk saluran cerna mencakup proses ingesti
HAL
5

Saluran Cerna yang Sehat:


Anatomi dan Fisiologi

(memasukkan makanan ke dalam mulut), amilase dan disakaridase, pemecahan


mastikasi (mengunyah), deglutisi (menelan), protein menjadi asam amino dengan
gerakan peristaltik (gerakan ritmis bantuan berbagai enzim protease (pepsin,
saluran cerna), dan segmentasi (proses tripsin, kemotripsin), dan pemecahan
pencampuran di dalam usus). lemak menjadi asam lemak dan gliserol
dengan bantuan lipase. Proses digesti
Sekresi saluran cerna, disebut juga dengan
akan dilanjutkan dengan absorpsi, yaitu
jus digestif, terdiri atas enzim, garam
proses pemindahan atau transfer zat
empedu, mukus, cairan, serta elektrolit
makanan terdigesti dari lumen usus melalui
yang dihasilkan dan dilepaskan oleh
epitel untuk selanjutnya masuk ke dalam
kelenjar eksokrin ke dalam saluran cerna.
pembuluh darah dan limfa.
Pada umumnya, molekul makanan terlalu
besar untuk diserap secara langsung Selain fungsi terkait percernaan, saluran
sehingga perlu diuraikan dengan bantuan cerna juga memiliki peran besar dalam
enzim. Dalam menjalankan fungsinya, sistem kekebalan tubuh. Hal ini selanjutnya
kerja enzim dapat dibantu oleh zat-zat dijelaskan pada Bab 2 yang membahas
lain, seperti asam klorida yang dihasilkan struktur/fungsi saluran cerna terkait dengan
lambung, garam empedu ataupun natrium kekebalan tubuh.
bikarbonat yang dihasilkan oleh kelenjar
Rongga mulut
pankreas. Sekresi asam klorida dan natrium
bikarbonat terjadi melalui pertukaran Setelah seseorang melakukan seleksi
ion antara sel dan lumen saluran cerna. makanan dengan bantuan indra
Adapun mukus atau musin diproduksi penglihatan dan penciuman, proses
oleh kelenjar ludah dan berfungsi dalam pencernaan dimulai di dalam mulut dan
sistem pertahanan tubuh non-spesifik, diawali dengan ingesti, yaitu memasukkan
asimilasi, dan sebagai pemicu pelepasan makanan ke dalam rongga mulut. Pada
neurotransmiter (asetilkolin), neuropeptida, saat makanan kontak dengan lidah, taste
dan sitokin. bud akan mendeteksi komposisi kimia zat
makanan. Proses ingesti dilanjutkan dengan
Proses digesti adalah pemecahan atau
mastikasi atau gerakan mengunyah, yaitu
penguraian nutrien secara fisik dan kimia
digesti fisik oleh gigi dan lidah serta proses
menjadi bentuk atau unit yang dapat
digesti kimia oleh saliva.
diserap. Digesti secara fisik mencakup
proses pengunyahann dan pencampuran, Gigi merupakan organ pertama yang
sedangkan digesti kimia adalah penguraian melakukan digesti mekanis. Pertama,
makanan dengan bantuan atau katalisasi makanan digigit oleh gigi depan (incisura),
enzim. Contoh proses digesti kimia kemudian gigi taring (kanina) memecah
adalah penguraian polisakarida menjadi makanan menjadi bagian kecil. Selanjutnya,
monosakarida dengan bantuan enzim makanan dipotong menjadi bagian lebih
HAL
6

Kesehatan Pencernaan Awal


Tumbuh Kembang yang Sehat

kecil lagi oleh gigi premolar. Setelah itu, mulut, lidah akan memindahkan bolus-bolus
gigi molar menggiling makanan sebagai makanan ke dalam faring sebagai langkah
akhir dari proses digesti mekanis di rongga awal menelan.
mulut. Gigi geligi sangat kuat, gigi depan
Faring dan Esofagus
yang memecah dan menggiling makanan
bisa mengeluarkan kekuatan sampai 40 kg, Faring merupakan saluran antara faring
sedangkan gigi molar mempunyai kekuatan dan esofagus yang menjadi tempat
menggilas hingga 50 - 125 kg. transisi pergerakan makanan secara
volunter (di bawah kendali sadar) menjadi
Kunyahan gigi meningkatkan luas
gerakan involunter. Refleks menelan
permukaan makanan sehingga penetrasi
atau deglutisi yang terjadi di faring akan
enzim digesti yang terkandung dalam saliva
mendorong makanan melalui esofagus
menjadi lebih mudah. Selain itu, lidah turut
menuju lambung. Selain berfungsi untuk
membantu gerakan ke depan, belakang,
mentranspor makanan dan air ke dalam
dan samping untuk mengoptimalkan
lambung, faring dan esofagus dan juga
pencampuran makanan dengan saliva.
mensekresi mukus.
Tidak hanya memecah makanan, digesti
mekanis juga merangsang impuls saraf Proses pemindahan makanan sejak ditelan
yang memicu sekresi cairan lambung dan hingga mencapai lambung membutuhkan
mempersiapan proses menelan. waktu kurang-lebih selama 8 detik.
Sebagian besar waktu tersebut dihabiskan
Bersamaan dengan proses mengunyah,
untuk proses turunnya makanan melewati
tiga pasang kelenjar ludah di mulut
esofagus, sedangkan cairan murni dapat
menghasilkan saliva. Dalam sehari, tubuh
turun ke esofagus hanya dalam waktu
kurang-lebih menghasilkan 1-1,5 kuarta
satu detik atau delapan kali lebih cepat
saliva yang berfungsi untuk menjaga
dibandingkan makanan lunak. Makanan
kelembapan mulut, melarutkan makanan
turun melewati esofagus dengan bantuan
agar dapat dirasakan oleh indra pengecap,
gerakan peristaltik. Peristaltik merupakan
membilas gigi agar tetap bersih, dan
gelombang gerakan yang cukup kuat dan
melumasi makanan dengan musin agar
bekerja seperti gaya gravitasi. Bahkan,
mudah ditelan. Selain itu, saliva juga
dalam kondisi tanpa gravitasi, manusia
mengandung enzim amilase atau ptyalin
masih dapat menelan kurang-lebih
yang berfungsi untuk memecah zat tepung
setengah ons makanan. Hal ini menjadi
menjadi maltosa serta mengandung lisozim
alasan mengapa astronot dapat makan
(lysozyme) yang dapat mencerna dinding
dalam posisi jungkir balik atau dalam
sel bakteri sehingga berfungsi dalam
gravitasi nol dan dalam kondisi tersebut
pertahanan tubuh terhadap kuman. Setelah
mereka harus makan dalam jumlah kurang
proses digesti mekanis dan kimia di rongga
dari 0,5 ons per sekali telan.
HAL
7

Saluran Cerna yang Sehat:


Anatomi dan Fisiologi

Lambung dengan memecah lemak menjadi asam


lemak dan gliserol dan enzim rennin
Lambung merupakan organ muskular yang yang berfungsi untuk mencerna susu.
berbentuk seperti kantong. Secara anatomis, 4. Sel G yang menghasilkan hormon
lambung dapat dibagi menjadi beberapa gastrin. Hormon dilepaskan segera
segmen, yaitu kardia yang membatasi setelah makanan masuk ke lambung
lambung dengan esofagus, fundus, korpus, dan berfungsi untuk memicu sekresi jus
dan pilorus (Gambar 1.3). Makanan masuk digesti oleh kelenjar gaster.
ke dalam lambung dengan membukanya 5. Sel D yang berfungsi menghasilkan
orifisium kardia. Di dalam lambung, terjadi hormon somatostatin (bekerja untuk
proses digesti fisik dan kimia yang akan menghambat asam).
menghasilkan chyme atau kimus. Selain itu 6. Enterochromaffin-like cell, berfungsi
lambung juga berfungsi untuk menyimpan memproduksi substansi mirip histamin.
makanan sebelum dilepaskan sedikit demi
sedikit ke dalam usus halus. Ketiga enzim yang terkandung di dalam
cairan lambung (gastric juice) bercampur
Permukaan bagian dalam lambung dilapisi dengan makanan melalui proses mekanis,
oleh rugae. Lapisan mukosa terdiri atas yaitu kontraksi dan relaksasi lambung.
beberapa jenis sel (Gambar 1.3), yaitu: Normalnya, lambung mengalami
1. Sel goblet, disebut juga dengan kontraksi sebanyak tiga kali per menit dan
mucous neck cell, yang berfungsi untuk mempunyai kapasitas untuk menampung
mensekresi mukus. Mukus, bersama- kurang-lebih dua pertiga volume makanan.
sama dengan HCO3, membentuk sistem Pada saat puasa, volume aktual lambung
pertahanan nonspesifik lambung (gastric kurang dari dua ons. Kontraksi dan
mucosal barrier) yang berfungsi untuk relaksasi lambung ini diinisiasi oleh pikiran,
melindungi epitel lambung. penglihatan, penciuman, serta pengecapan
2. Sel parietal berfungsi untuk makanan. Produksi cairan lambung dapat
memproduksi asam klorida (HCl). Asam ditekan jika makanan tidak tampak menarik,
ini berfungsi untuk membunuh bakteri memiliki bau tidak sedap, atau dikonsumsi
dan denaturasi protein dan membuat dalam suasana tidak nyaman. Sekresi juga
suasana lambung menjadi asam dengan akan menurun dengan jumlah makanan
PH 1,5 sampai dengan 3. yang besar, kandungan lemak tinggi, atau
3. Sel chief memproduksi pepsinogen proses mengunyah yang kurang. Dalam
yang kemudian diaktifkan oleh HCl keadaan sakit, takut, atau depresi, produksi
menjadi pepsin. Pepsin berfungsi untuk cairan lambung dapat tertekan lebih dari
memecah protein. Selain itu, sel ini 24 jam. Hal ini menerangkan mengapa
juga memproduksi enzim lipase yang konsumsi makanan dapat berkurang saat
berperan dalam proses hidrolisis lemak perasaan kecewa atau tidak senang.
HAL
8

Kesehatan Pencernaan Awal


Tumbuh Kembang yang Sehat

Pengosongan makanan dari lambung limfa (central lacteal) yang memiliki peran
memerlukan waktu antara 2 – 6 jam. Setiap sentral dalam proses absorbsi. Selain itu, vili
gerakan peristaltik dapat mengosongkan juga bergerak seperti tentakel gurita yang
3/100 ons isi lambung. Jika lambung membantu proses pergerakan zat makanan
berkontraksi dengan frekuensi tiga kali per di dalam rongga usus halus.
menit, maka pengosongan satu kilogram
Digesti Kimia: Usus Halus dan
makanan memakan waktu sekitar 5 jam.
Pankreas
Proses digesti dan pengosongan lambung
tergantung pada jenis makanan. Protein Brush border banyak mengandung enzim
dicerna dalam suasana asam, sedangkan yang berikatan dengan membran sel epitel
lemak membutuhkan suasana netral. Air dan berfungsi dalam proses digesti kimia.
dan cairan meninggalkan lambung paling Enzim-enzim tersebut berperan dalam
cepat. Pengosongan karbohidrat paling proses hidrolisis disakarida, polipeptida,
cepat dibandingkan protein atau lemak, dan lain sebagainya. Salah satu jenis enzim
sedangkan protein meninggalkan lambung yang terdapat pada brush border adalah
lebih cepat dibandingkan lemak. Dalam enterokinase. Enzim ini berfungsi untuk
jangka waktu 5 menit setelah lemak masuk mengaktifkan enzim tripsin yang diproduksi
ke dalam lambung, hormon enterogastron oleh pankreas. Tripsin selanjutnya berfungsi
masuk ke dalam darah dan kemudian dalam proses pemecahan polipeptida
menuju lambung. Hormon ini menghambat menjadi peptida rantai pendek dan asam
gerakan lambung dan menyebabkan amino. Adapun enzim disakaridase
pengosongan lambung menjadi lebih berfungsi untuk memecah disakarida
lambat. Waktu pengosongan lambung untuk menjadi monosakarida, seperti sukrase
berbagai jenis karbohidrat juga berbeda. yang memecah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa serta laktase yang memecah
Usus Halus
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Usus halus merupakan tabung yang
Kelenjar eksokrin pankreas mensekresi
memiliki panjang kurang-lebih 6 – 7 meter
jus pankreas ke dalam duodenum. Jus
dan terdiri atas duodenum (20 cm), jejunum
tersebut mengandung beberapa enzim dan
(1.8 m), serta ileum. Sebagian besar proses
elektrolit, yaitu (1) amilase yang berfungsi
digesti kimia dan absorpsi terjadi di dalam
untuk memecah karbohidrat/zat tepung; (2)
usus halus.
tripsinogen yang diaktifkan menjadi tripsin
Usus halus memiliki permukaan yang luas oleh enterokinase; (3) lipase dan ko-lipase
dengan adanya plika (lipatan mukosa), vili yang berfungsi untuk mencerna trigliserida;
(tonjolan mukosa seperti jari atau jonjot (4) enzim-enzim protease serta nuklease;
usus), serta mikrovili atau brush border. Vili dan (4) natrium bikarbonat (alkali) yang
mengandung banyak kapiler dan pembuluh berfungsi untuk menetralisir asam lambung.
HAL
9

Saluran Cerna yang Sehat:


Anatomi dan Fisiologi

Digesti Kimia: Liver partikel-partikel tersebut akan ditranspor


ke permukaan epitel oleh ko-transporter.
Pada proses digesti kimia, liver memiliki Monosakarida dan asam amino/peptida
fungsi utama untuk mensekresi cairan rantai pendek diserap melalui proses
empedu dan memetabolisme zat-zat coupling dengan ion Na+ atau H+ ke dalam
yang telah diabsorbsi. Cairan empedu sel epitel dan kemudian masuk ke dalam
yang dihasilkan oleh liver disimpan di kapiler darah menuju sistem porta hepatik.
dalam kandung empedu (gall bladder)
untuk kemudian disekresikan ke dalam Absorpsi Lemak
duodenum. Garam empedu berguna dalam
Sebelum diserap dan dipecah, lemak (lipid)
proses emulsi/absorbsi lemak. Selain itu,
mengalami proses emulsifikasi oleh garam
cairan empedu juga mengandung bilirubin
empedu. Pada proses ini, lipid berinteraksi
yang merupakan hasil pemecahan sel
dengan garam empedu untuk membentuk
darah merah dan akan dibuang melalui
droplet. Selanjutnya, enzim lipase yang
saluran cerna.
dihasilkan oleh pankreas akan memecah
Berbagai proses metabolisme terjadi di lemak teremulfikasi menjadi asam lemak
dalam hati. Darah kaya nutrien mengalir bebas dan monogliserida yang kemudian
dari vili usus ke sistem porta hepatik. diserap oleh epitelium. Di dalam sel
Berbagai nutrien tersebut akan diproses epitel, asam lemak dan monogliserida
terlebih dulu di dalam liver sebelum masuk tersebut menjalani proses re-sintesis
ke sirkulasi umum. Selain itu, liver juga untuk kembali membentuk trigliserida.
berfungsi dalam proses degradasi sampah Trigliserida kemudian berikatan dengan
metabolisme, hormon, obat, dan lain protein untuk membentuk chylomicron yang
sebagainya. Organ ini juga mensintesis dilepaskan ke dalam submukosa melalui
protein plasma dan menjadi tempat proses eksositosis. Selanjutnya, chylomicron
penyimpanan kelebihan glukosa dalam memasuki sistem limfatik lakteal sentral dan
bentuk glikogen, penyimpanan cadangan ditranspor ke dalam sirkulasi darah.
lemak, mineral, dan vitamin. Glikogen akan
Usus Besar
dipecah kembali menjadi glukosa untuk
mempertahankan kadar gula darah dalam Usus besar terdiri dari kolon, sekum,
rentang normal dan menyuplai kebutuhan apendiks, dan rektum yang keseluruhannya
energi saat tubuh memerlukannya. memiliki panjang kurang-lebih 5 kaki.
Kolon terdiri dari tiga segmen, yaitu kolon
Absorpsi Karbohidrat dan Protein
asenden, transversum, serta desenden.
Karbohidrat dan protein dipecah berturut-
Usus besar terhubung dengan usus halus
turut menjadi monosakarida dan asam
melalui katup ileosekal yang berfungsi
amino/peptida rantai pendek. Selanjutnya,
untuk mengendalikan kecepatan masuknya
HAL
10

Kesehatan Pencernaan Awal


Tumbuh Kembang yang Sehat

makanan dari usus halus ke usus besar simpatis (ganglia prevertebral), sistem ini
dan mencegah refluks sisa makanan dari mampu menjalankan fungsi secara otonom,
usus besar ke usus halus. Katup ileosekal seperti melakukan koordinasi berbagai
membuka ke bagian usus besar yang refleks secara independen.
disebut sekum (caecum), yaitu segmen
Sistem saraf enterik terdiri dari neuron
yang berfungsi menerima sisa makanan.
aferen, neuron aferen, dan interneuron.
Bagian sekum yang menonjol disebut
Neuron aferen atau sensorik berfungsi untuk
apendiks. Posisi apendiks yang eksentrik
meneruskan rangsang mekanis ataupun
mengakibatkan sisa makanan mudah
kimia, sedangkan neuron eferen berperan
berakumulasi di rongga tersebut dan
dalam mengontrol gerakan peristalsis
dapat mengakibatkan peradangan atau
usus dan sekresi enzim. Fungsi tersebut
apendisitis.
melibatkan berbagai neurotransmiter yang
Fungsi utama usus besar adalah untuk juga ditemukan pada sistem saraf pusat,
menampung zat-zat yang tidak terdigesti seperti asetilkolin (ACH), dopamine, dan
dan tidak diabsorpsi (feses). Sebagian kecil serotonin.
garam dan air sisa pencernaan juga diserap
Proses pencernaan melibatkan tiga fase
di dalam usus besar. Apabila sisa makanan
persarafan, yaitu fase sefalik, gastrik, dan
bergerak terlalu lambat atau berada di kolon
intestinal. Fase sefalik berawal proses
terlalu lama, akan terjadi absorpsi air yang
sensorik yang diperantarai oleh nervus
berlebihan sehingga feses menjadi keras
vagus. Rangsangan terhadap nervus vagus
dan mengakibatkan konstipasi. Kurang-
oleh penglihatan, penciuman, dan kontak
lebih 30% berat kering feses mengandung
makanan akan memicu sekresi asetilkolin
bakteri E. coli. Bakteri ini hidup di dalam
(ACH). Asetilkolin selanjutnya merangsang
usus besar dan memproduksi vitamin K.
sel chief, sel parietal, dan sel G di dalam
Mekanisme Persarafan dan lambung untuk berturut-turut menghasilkan
Endokrin Saluran Cerna asam, pepsinogen, dan gastrin. Selain
itu, nervus vagus juga berfungsi untuk
Sistem persarafan saluran cerna merupakan
memperantarai sekresi pankreas. Fase
bagian dari sistem saraf otonom yang terdiri
gastrik diawali dengan masuknya makanan
dari jaring-jaring neuron yang mengatur
ke dalam lambung yang menstimuli reseptor
fungsi saluran cerna. Sel-sel serta serabut
karbohidrat dan protein. Adapun fase
saraf terkumpul dalam dua jenis ganglia,
intestinal adalah kontrol saraf terhadap
yaitu pleksus mienterikus Auerbach’s yang
pergerakan usus dan sekresi enzim.
terletak di tunika muskularis dan plekus
Mekanisme stimuli melibatkan dua jenis
submukosa Meissner. Selain fungsi yang
refleks, yaitu refleks pendek (stimulasi
dikendalikan otak dan korda spinalis melalui
efektor secara langsung oleh makanan) dan
nervus parasimpatis (nervus vagus) dan
HAL
11

Saluran Cerna yang Sehat:


Anatomi dan Fisiologi

refleks panjang (makanan menstimulasi atau usus. Informasi dari reseptor dan
nervus vagus yang selanjutnya merangsang integrator selanjutnya diteruskan ke saraf
efektor untuk mengeluarkan ACH). eferen untuk merangsang sekresi hormon
gastrointestinal. Hormon gastrointestinal
Refleks endokrin juga berperan dalam
kemudian merangsang efektor di sel otot
proses pencernaan. Jika ada stimulus
polos, kelenjar eksokrin, dan sistem saraf
berupa makanan, lambung akan
untuk melakukan kontraksi, sekresi atau
mengalami distensi dan mensekresi
sintesis, dan memicu rasa lapar.
asam lambung yang memicu reseptor
dan integrator di sel endokrin lambung

Lumen of
stomach Substance
Cell Types
Secreted

Mucus Fundus

1. Mucous (protects lining)


neck cell
Intrinsic
Bicarbonate factor
Pariental cells
1
2. Parietal Gastric acid (HCl)
HCl
2 cells
Intrinsic factor
2 (Ca++ absorption) Body
3 Pepsinogen
4 3. Enterochromaffin- Histamine
Chief
like cell (stimulates acid) cells
Pepsin (ogen)
5 4. Chief cells
Gastric lipase
5
G cells
Somatostatin Gastrin
5. D cells
(inhibits acid)
Antrum

6 Gastrin
6. G cells
(stiumlates acid)

Struktur anatomi dan histologi lambung


Gambar 1.3 (Diambil dari: Gastric Glands [picture] Retrieved from <http://anatomytopics.files.wordpress.com/2008/12/
gastric-glands.jpg?w=490> Accessed January 3rd 2013 and picture from <http://www.newchronicles.
webs.com/f/tmp249E-8.jpg> Accessed January 3rd 2013)
HAL
12

Kesehatan Pencernaan Awal


Tumbuh Kembang yang Sehat

Referensi 8. General organization of the


gastrointestinal tract. [picture] Retrieved
1. Carol LB, et al. Clinical Response to from: <http://upload.wikimedia.
Commonly Used Switch Formulas Occurs org/wikipedia/commons/f/fb/GI_
within 1 day. Clin Pediatr. 2009:48:58 Organization.svg > on January 3rd 2013.
2. Cotran, Kumar, Collins 6th edition. 9. Kim E. Barrett, Susan M. Barman, Scott
Robbins Pathologic Basis of Disease. WB Boitano, Heddwen Brooks (2012).
Saunders Company. 1999. 10. Martini 5th edition. Fundamentals of
3. David A. Warrell (2005). Oxford textbook Anatomy & Physiology. Prentice Hall.
of medicine: Sections 18-33. Oxford 2001.
University Press. pp. 511–.ISBN 978-0-19- 11. Moore, Dalley 4th edition. Clinically
856978-7. Oriented Anatomy. Lippencott Williams &
4. Digestive system diagram: Gut anatomy Wilkins. 1999.
[picture] Retrieved from 12. Moore, Dalley 4th edition. Clinically
<http://www.healthhype.com/> on Oriented Anatomy. Lippencott Williams &
January 3rd 2013. Wilkins. 1999.
5. Ganong’s Review of Medical Physiology.
24th Edition. McGraw Hill Professional
6. Gastric Glands [picture] Retrieved
from <http://anatomytopics.files.
wordpress.com/2008/12/gastric-glands.
jpg?w=490> Accessed January 3rd 2013.
7. Gastric Cells [picture] retrived from <
http://www.newchronicles.webs.com/f/
tmp249E-8.jpg > Accessed January 3rd
2013

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai