Disusun oleh :
1
PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS
TEORI : Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Kerapatan merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive, dengan demikian
dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat.
RUMUS :
CONTOH PERHITUNGAN :
Penimbangan piknometer dengan air digunakan untuk mengetahui volume air/volume piknometer
sehingga diketahui volume zat, sehingga bisa dihitung kerapatan zat
Mair 24,9031 g
Vzat = =
Ρair
0,997074 g/ml
= 24,2762 ml
KERAPATAN
Mzat 21,5217
Ρzat = =
Vzat 24,9762
= 0,861688
BOBOT JENIS ZAT
Ρzat 0,861688
BJ zat = =
Ρair 0,997074
= 0,864217
2
PENENTUAN KADAR ETANOL DENGAN CARA DESTILASI
TUJUAN :
1. Mengetahui prinsip- prinsip destilasi dan kegunaannya
2. Menentukan kadar etanol dalam campuran/ minuman
I. DASAR TEORI
Destilasi atau Penyulingan adalah teknik pemisahan berdasarkan titik didih.
Titik didih itu sendiri didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan cairan sama
dengan tekanan luar, atau suhu dimana cairan mendidih pada tekanan normal.
Destilat yang diperoleh ditentukan kadar etanolnya dengan cara fisik, yaitu
melalui perhitungan bobot jenis dan indeks bias.
Bobot jenis suatu ceiran/ padatan adalah bobot per satuan volume dari bahan
tersebut, biasanya ditentukan dengan cara membandingkan bobot jenis relatif
dengan bobot jenis air suling pada suhu yang sama.
RUMUS :
Lihat faktor koreksi , hitung factor koreksi Rumus : (factor koreksi x (suhu ukur -200C)
Lihat data bobot jenis di FI ed III hal 189 – 200, lihat kadar etanol sesuai BJ terhitung
3
CONTOH PERHITUNGAN :
Penimbangan piknometer dengan air digunakan untuk mengetahui volume air/volume piknometer
sehingga diketahui volume zat, sehingga bisa dihitung kerapatan zat
Mair 24,9031 g
Vzat = =
Ρair 0,997074 g/ml
= 24,2762 ml
KERAPATAN
Mzat 21,5217
Ρzat = =
Vzat 24,9762
= 0,861688
Ρzat 0,861688
BJ zat = =
Ρair 0,997074
= 0,864217
Berdasarkan Farmakope Indonedia edisi III Hal 819 – 820, diketahui etanol dengan BJ
0,864217 ~ 0,864 memiliki faktor koreksi 0,00085
= 0,8642177-0,00425
4
MENHITUNG VISCOSITAS CAIRAN
Dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu (Bird,1993)
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu.
Fluida baik zat cair maupun gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda, viskositas merupakan gaya gesekan antara molekul- molekul yang
menyusun suatu fluida
Pada zat cair viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
molekul sejenis, Pada zat gas viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul
(Bird,1993)
V. CARA KERJA
1. Siapkan etanol 70% dan aquadest tetapkan suhu pada suhu ruang
2. Masukkan 15ml etanol 70% kedalam viscometer mengunakan pipet ukur
3. Pasang pada tiang penyangga, sedot dengan bola hisap sampai melewati batas
paling atas
4. Siapkan stopwatch, lepaskan bola hisap hitung waktu yang diperlukan larutan
untuk turun melewati jarak 2 tanda pada viskometer
5. Ulangi langkah yang sama untuk aquadest
6. Tentuan bobot cairan dengan piknometer
7. Hitung volume dan kerapatan cairan sehingga bisa dihitung viskositas cairan
VI. RUMUS
Menghitung viskositas
ȵzat Ρzat x tzat
=
ȵair Ρair x tair
Ρzat x tzat x ȵai
ȵzat =
Ρair x tair
Menghitung volume zat
5
VII. DATA PERCOBAAN
B. Viskometer Ostwald
Volume sampel (V) = 15 ml
Suhu saat ambil (t) = 250C (ȵair pada suhu 250C = 0,899cp)
Mair 26,4158 g
Vzat = =
Ρair 0,997074 g/ml
= 26,4933 ml
KERAPATAN ZAT
Mzat 23,3486 g
Ρzat = =
Vzat 24,2933 ml
= 0,881302 g/ml
VISCOSITAS ZAT
6
PENENTUAN TITIK LEBUR
TUJUAN : menentukan titik lebur zat padat dan menggunakannya sebagai kriteria dalam
identifikasi dan pemeriksaan kemurnian.
A. TEORI
Titik lebur suatu zat padat adalah suhu pada saat di mana fase padat dan fase cairberada dalam
kesetimbangan pada tekanan luar sama dengan satu atmosfer.
B. CARA KERJA
1. Siapkan alat penentuan titik lebur yang digunakan ( Melting Point Apparatus)
2. Sejumlah sampel dihaluskan lalu dituang ke dalam kaca arloji. Sejumlah tertentu sampel
dimasukkan ke dalam tabung kapiler kering, dimampatkan dengan cara mengetuk-ngetuk
tabung kapiler sehingga diperoleh kolom sampel setinggi kurang lebih 3 mm.
3. Masukkan tabung kapiler ke dalam penangas melalui lubang kecil di bagian atas alat.
4. Panaskan penangas dengan laju pemanasan sekitar 10 ° C per menit dan pada sekitar titik
lebur laju pemanasan diatur sekitar 1 ° C per menit.
5. Catat suhu pada termometer, pada saat sampel mulai melebur dan suhu pada saat
peleburan sempurna (fase padat menghilang).
6. Pengamatan melalui kaca pembesar di bagian atas alat
Senyawa dapat dikatakan murni jika mempunyai rentang antara 0.3˚ sampai 0.5˚ dan hasil
pada percobaan ini lebih dari 0.5˚.
Adanya jarak lebur ini disebabkan oleh adanya pengotor atau oleh pengurai pada saat melebur
dan juga oleh pengalihan panas yang tidak memadai.
Pada percobaan ini kita menggunakan gliserin sebagai kapasitor karena gliserin mempunyai
titik didih lebih tinggi dari air.
7
TEGANGAN PERMUKAAN
TEORI : Tegangan permukaan dapat dodefinisikan debagai gaya yang terjadi pada
permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi tersebut.
Molekul – molekul zat cair mendapat gaya tarik molekul – molekul lain di
sekitrarnya, tetapi molekul –molekul yang terletak di permukaan hanya mendapat
gaya tarik dari molekul-molekul yang terletak dibawah dan sekitarnya tidak dari
molekul diatasnya.
CARA KERJA :
8
PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DENGAN METODE PENGAYAKAN
1) Ayakan No 20,30,50,100
2) Sampel zat (Laktosa,As.salicylat,Granul)
3) Nampan
CARA KERJA :
DATA PERCOBAAN :
1) ASAM SALICYLAT
Kumulatif
= jumlah prosen - % atas ayakan
Bawah
Contoh hitung = 100 - 0,09
= 99,91
DATA PERHITUNGAN :
9
2) Laktosa
DATA PERHITUNGAN :
3) GRANUL
DATA PERHITUNGAN :
10